Macam Macam Baja
Macam Macam Baja
Macam Macam Baja
PEMBAHASAN
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh
pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales
yang dibangun pada 1846 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar gelagar
tubular yang membentang sepanjang 230 460 460 230 ft (70 140 140
70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat
besi tuang dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang batang
mulai dicanai pada skala industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai
sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk I menjelang tahun 1870-an.
Macam-macam baja terdiri dari baja karbon, baja paduan, baja khusus, dan
baja tempa atau baja cor.
Tabel sifat-sifat baja dapat dipengaruhi oleh campuran logam yang lain.
Campuran Pengaruh terhadap sifat-sifat baja
Varadium Daya tahan lama, kekerasan dan Daya tahan suhu tinggi
(V) keuletan
Tabel 1. Sifat-sifat baja dapat dipengaruhi oleh campuran logam yang lain.
Baja karbon dibagi menjadi 3 jenis: baja karbon rendah, baja karbon sedang, baja
karbon tinggi.
Baja karbon rendah merupakan bukan baja yang keras karena kadar
karbonnya tidak cukup untuk membentuk struktur martensite. Baja karbon rendah
yaitu 0,05% - 0,30 %, sering disebut juga baja ringan (mild steel). Baja karbon
rendah sifatnya mudah ditempa dan mudah dibentuk dengan mesin.
Baja ini dapat dijadikan rangka mobil, pipa, rantai paku keeling sekrup dan
paku pada kadar karbon 0,05%-0,20%, sedangkan pada kadar karbon 0,20%-
0,30% dapat digunakan sebagai roda gigi, poros, baut,dll. Baja jenis karbon
rendah mempunyai sifat tidak terlalu keras, cukup kuat, ulet, mudah dibentuk dan
ditempa, tetapi karena kurangnya kadar karbon maka tidak dapat disepuh keras.
Baja ini mempunyai sifat mekanis dan ketahanan korosi yang lebih baik bila
dibandingkan dengan baja paduan rendah biasa. Baja ini dibuat melalui
pengerasan baik dalam keadaan diannealing atau normalizing. Baja ini kadar
karbonnya rendah sehingga relatif lunak dan liat, sehingga mudah dalam
pembentukan dan pengelasan. Unsur-unsur seperti Si, Mn, Ni, Cr, Mo,
ditambahkan dalam baja ini. Sebagai unsur-unsur paduan (alloying element)
dengan jumlah total tidak lebih dari 5%. Unsur-unsur ini membentuk solid
solution dengan ferrite sehingga menambah kekuatan baja.
Biasanya baja ini mengandung paling sedikit 0,3% C, yang berarti mudah
untuk dikeraskan karena adanya unsur-unsur Ni, Cr, Mn, Mo, berarti baja ini
mempunyai sifat hardenability yang baik bila mana baja ini diannealing dan
distempering sampai kekuatan tertentu atau bilamana seluruh stuktur martensite,
maka baja ini mempunyai gejala yang menunjukkan sifat mekanis yang sama
dengan baja karbon biasa yang mengandung unsur C yang sama. Dalam ukuran-
ukuran baja yang besar, baja karbon tidak dapat dikeraskan secara sempurna,
sehingga unsur-unsur paduan diperlukan untuk sifat-sifat pengerasan yang lebih
baik, maka untuk baja dengan ukuran-ukuran besar. Alloy steel cocok untuk
memperolah kekuatan maksimum dengan proses heat treatment.
Baja listrik atau baja silisium banyak dipakai dalam bidang elektronika.
Bila arus bolak-balik melalui suatu kumparan yang meliliti suatu batang besi
terjadilah medan magnit dalam batang besi tersebut.
Baja tempa disebut juga dengan baja aduk karena proses peleburannya
dilakukan didalam dapur aduk. Paduan dasarnya terdiri dari besi murni kurang
lebih 99%, karbon 0.02%-0,25% dan bercampur dengan unsure Si, Mn, P, S dan
sebagainya. Besi tempa memiliki sifat-sifat yang kenyal, keras, tahan karat, dan
mudah dilas. Besi tempa banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
rantai, rel kereta api dan peralatan yang tahan terhadap guncangan.
Baja cor adalah logam yang merupakan besi (Fe) degan karbon (C)
sebagia komposisi utama dan proses pembentukannya dengan cara pengecoran
yaitu cara pembentukan benda langsung diperoleh bentuknya melalui proses
penuangan pada cetakan. Ada beberapa cara pengecoran baja antara lain dengan
cetakan pasir, cetakan permanen, pengecoran sentrifugal, invesmen, dan
pengecoran kontinu.
Kelas baja ditentukan oleh bentuk dan pemakaian atau kegunaan. Baja ketel
digunakan untuk pembuatan ketel, baja tahan panas untuk peralatan tahan panas,
baja perkakas untuk alat pemotong baja, baja mesin untuk pembuatan bagian-
bagian mesin motor, baja konstruksi yang berbentuk profil dipakai untuk
jembatan dan bangunan, baja pegas, baja rel, baja pipa, kawat, pelat, baja keras,
dan baja-baja khusus.
Tingkat baja ditentukan oleh kadar karbon. Baja karbon biasanya terdapat
unsur paduan lainnya yang tidak memegang peranan penting dalam menentukan
sifat-sifatnya. Baja yang mengandung unsur karbon 0,3% termasuk dalam baja
karbon rendah. Baja yang mengandung unsur karbon antara 0,3%-0,6% termasuk
dalam baja karbon sedang. Sedangkan baja yang mengandung unsur karbon lebih
dari 0,6% termasuk dalam baja karbon tinggi. Baja selain dibedakan berdasarkan
unsur karbonnya baja juga dapat dibedakan berdasarkan strukturnya seperti, baja
hipereutectoid mengandung lebih dari 0,8% C. Baja hipereutectoid mengandung
kurang dari 0,8% C, dan baja eutectoid mengandung 0,8%C
Menurut Murdanto, ada berbagai macam klasifikiasi dari baja paduan, diantaranya
adalah DIN (Deutsche Industrie Norm) Jerman, BS (British Standard) Inggris ,
ASTM (American Sosiety for Testing dan Materials) Amerika, SAE (Society of
Automotive Engineers) Amerika, AISI (American Iron and Steel Institute)
Amerika, dan JIS (Japan Industrial Standard). (Murdanto, P. 2016: 51).
Selain itu dipakai huruf TS yaitu baja yang masih dalam penentuan pilihan.
Sebagai contoh C 1008 adalah tipe baja karbon dengan sub tipe baja karbon biasa
yang dibuat pada tanur konvertor basa yang mengandung rata rata 0,08% C. Ada
kalanya huruf B dan BV disisipkan yang menunjukkan golongan baja boron
contohnya 51 B 60 atau baja boron vanadium. TS 43 BV 12, TS 43 BV 14.
: 1,65 Mn 15XX
3,5% Ni 23XX
5,0% Ni 25XX
C, Mo 40XX
Cr, Mo 41XX
1% Cr 61XX
Baja Ni-Cr-Mo: -
2% Si 92XX
Baja Boron: -
2.4.1 Menurut AISI (Americal Iron and Steel Institute) dan SAE (Society of
Automotive Engineers)
Baja menurut standarisasi AISI dan SAE merupakan spesifikasi dengan loxx
digunakan untuk paduan yang sangat minimal. Contoh baja AISI, SAE 1445, ini
berarti kandungan karbonnya adalah 0,4% dengan paduan uranium (0,4%-1,4%).
2.4.2 Menurut UNS (United Numbering System)
Baja menurut standar UNS hampir sama dengan standar AISI dan SAE,
hanya saja menggunakan huruf di depan ditambah lima digit untuk jenis tambahan
lainnya misalnya baja AISI, SAE A 0,70% UNS menjadi G41070 di mana
awalnya G untuk baja karbon paduan rendah.
Digit kedua sampai digit kelima adalah adaptasi dari sistem penomoran
AISI/SAE. Sedangkan digit terakhir sebagai informasi tambahan untuk proses
perlakuan panas, contohnya seperti tempering, atau proses manufaktur.
Dalam pemilihan baja yang ekonomis baja karbon dapat diambil sebagai
bahan pilihan pertama, selama memenuhi persyaratan penggunaan. Baja karbon
rendah diperdagangkan dalam bentuk plat, strip, batang atau profil. Baja plat
untuk bahan kendaraan biasannya mengandung 0,05%C. Baja untuk kontruksi
jembatan, bangunan dan lain-lain mengandung 0,15-0,025%C. Baut dan paku
keling dari kontruksi tersebut dan SAE 1020 dan 1035 baja treemachining
adalah baja yang mudah di mesin karena pengaruh kelebihan belerang dan Pb.
Baja karbon medium dipakai untuk bahan alat-alat dan bagian-bagian mesin,
diantaranya: baut, poros, engkol, batang torak, poros terbuat dari C1040
sedangkan roda gigi yang mengandung 0,55-0,83%. Baja karbon tinggi C1095
banyak dipakai untuk pegas, dan perkakas pahat, baut, palu, dan gergaji. Sedang
kikir, gergaji, pisau cukur, dan peluru-peluru terbuat dari baja dengan kadar
karbon yang lebih tinggi 1-1,5%C.