(Bionut) Makalah Phitopharmaka
(Bionut) Makalah Phitopharmaka
(Bionut) Makalah Phitopharmaka
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penusun mampu
menyelesaikaan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah nutrisi ternak.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bawa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak kain berkat bantuan, dorongan, dari dosen pengajar dan teman-
teman, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Phitopharmaka dalam Produksi Ternak. Makalah ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khuusnya para mahasiswa
Universitas Padjajaran. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, untuk itu , kepada dosen pembimbing kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Hal .
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
BAB III. PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
3.1. Definisi Phitopharmaka ........................................................................................ 6
3.2. Macam-macam Phitopharmaka ................................................................... 8
3.3. Potensi Phitofarmaka dalam Produksi Ternak ............................... .........10
BAB IV. PENUTUP ............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
ii
I
PENDAHULUAN
1
II
TINJAUAN PUSTAKA
2
III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Phitopharmaka
Komposisi:
Komposisi:
3
Khasiat: pengobatan nyeri sendi ringan
4. Tensigard Agromed (POM FF 031 300 031, POM FF 031 300 041)
Komposisi:
Khasiat: Membantu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita
hipertensi ringan hingga sedang
Komposisi:
4
Kelima produk fitofarmaka ini merupakan produk Indonesia yang
membanggakan. Melalui berbagai penelitian, prosedur, dan biaya yang tidak sedikit
akhirnya produk ini dapat secara aman dikonsumsi masyarakat sesuai dengan
indikasinya. Dengan berkembangnya fitofarmaka maka akan meningkatkan
kepercayaan konsumen dalam menggunakannya, jelas karena fitofarmaka adalah
grade tertinggi dari produk herbal di Indonesia. Fitofarmaka juga dalam proses
produksinya sudah terstandardisasi dimulai sejak budi daya melalui adanya GAP
(Good Agricultural Practice).
5
kasus kanker payudara, kolon dan prostat yang lebih rendah. Isoflavon kedelai juga
terbukti, melalui penelitian in vitro dapat menghambat enzim tirosin kinase, oleh
karena itu dapat menghambat perkembangan sel-sel kanker dan angiogenesis. Hal
ini berarti suatu tumor tidak dapat membuat pembuluh darah baru, sehingga tidak
dapat tumbuh.
Polifenol adalah antioksidan kuat, yang akan melindungi tubuh kita dari
kerusakan sel akibat radikal bebas. Dengan demikian akan memberikan manfaat
6
anti penuaan, anti inflamasi, anti kanker, dan antipatogen. Karena begitu banyaknya
manfaat antioksidan bagi kesehatan, maka meningkatkan asupan polifenol bisa
meningkatkan kualitas hidup kita. Polifenol termasuk quercetin, resveratrol,
catechin (keluarga flavonoid), dan butein secara alami terdapat dalam berbagai
makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, dan makanan laut. Mengkonsumsi rutin
makanan ini adalah cara terbaik untuk meningkatkan asupan antioksidan polifenol.
Senyawa polifenol ini juga dapat diperoleh melalui sumber suplemen. Namun,
asupan suplemen antioksidan tidak diperlukan, jika makanan Anda sehari-hari
sudah mengandung antioksidan jenis ini.
Sejumlah senyawa dapat diekstrak dari bawang putih, antara lain : a) Air,
protein, lemak, karbohidrat, b) Vitamin B1 dan vitamin C, c) Kalsium, fosfor,
magnesium dan kalium. Reynold (1982) juga menambahkan bawang putih
mengandung zat-zat kimia aktif aktif, yaitu :
A. Allicin
Allici merupakan senyawa kimia yang dibentuk ketika allin, yaitu salah
satu komponen kimia bawang putih berupa asam amino yang kaya akan sulfur
(cysteine) kontak dengan enzim allinase ketika bawang putih dirajang atau digerus
(Fulder dkk., 1999). Allinase adalah komponen protein yang ditemukan pada semua
jenis bawang dan dapat ditemui di vakuola tanaman dengan jumlah tertinggi
terletak pada umbi bawang yang masih muda. Penelitian tentang bawang putih yang
dilakukan Garlic Centre, Sussex Selatan, Inggris membuktikan bahwa allicin
mempunyai aktivitas farmakologis, antara lain sebagai antibiotik, antibakteri,
antioksidan, antikanker, antitrombotik, antiradang, anti aging, antikoagulan,
antiviral, antiparasitik, antihipertensi, detoksifikasi logam berat, menurunkan
kolesterol darah serta imunomodulator (Josling, 2007).Bawang putih diduga dapat
mengoptimalkan fungsi metabolisme bahan makanan sehingga dapat meningkatkan
7
efisiensi penggunaan pakan. Komponen bioaktif yang terdapat pada bawang putih
(allicin) mempunyai efek farmakologi yang luas, yaitu kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhimurium sehingga populasi bakteri tersebut
menurun.
B. Saponin
Saponin berasal dari kata sapo (bahasa latin = sabun) merupakan senyawa
permukaan kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air. Pada beberapa
tahun saponin tertentu menjadi penting karena dapat diperoleh dari tumbuhan
dengan hasil yang baik sebagai bahan baku hormon steroid yang digunakan dalam
bidang kesehatan. Kandungan saponin dalam bubuk bawang putih dapat
menyebabkan sel-sel cacing menjadi terhidrolisis. Kandungan saponin dalam
bubuk bawang putih dapat menyebabkan sel-sel cacing menjadi terhidrolisis.
Saponin mudah larut dalam air dan larut dalam eter.
C. Diallyl sulfida
D. Methilaliltrisulfida
E. Skordinin
8
F. Allil (Propenyl alanina)
Senyawa yang memberi bau khas pada bawang putih dan berfungsi sebagai
antiseptik dan antioksidan.
9
IV
KESIMPULAN
Phitopharmaka merupakan
Macam-macam Phitopharmaka yang ada di Indonesia diantarannya adalah
Nodiar, Rheumaneer, Stimuno, Tensigard Argomed, dan X-Gra
Potensi Phitopharmaka bagi produksi ternak yaitu bisa menurunkan resiko
terkena penyakit bagi ternak.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ferrer R, Planas JL, Moreto M. 1995. Cell apical surface area in enterocites from
chicken small and large intestine during development. Poult Sci 74:1995-
2002.
Sarmoko, 2009, Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka, UGM
Press : Yogyakarta
11
MAKALAH BIOKIMIA NUTRISI
PHITPOPHATMAKA DALAM PRODUKSI TERNAK
Oleh :
Kelas:B
Kel: 6
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016