Fisika Lingkungan Tugas 5
Fisika Lingkungan Tugas 5
Fisika Lingkungan Tugas 5
A. LATAR BELAKANG
Cuaca dan iklim merupakan gejala alamiah yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
dengan mengetahui pola cuaca dan iklim seperti periode musim hujan dan kemarau, maka para
petani dapat menentukan musim tanam yang tepat agar produksi pertaniannya baik. Selain itu,
kondisi cuaca dan iklim seperti arah dan kecepatan angin sangat diperlukan bagi para nelayan
untuk menentukan saat-saat yang tepat pergi ke laut mencari ikan serta masih banyak sektor-sektor
kehidupan yang berkaitan dengan kondisi cuaca dan iklim.
Seperti halnya gejala gejala alam yang lain, cuaca dan iklim tak lepas dari konsep
konsep fisika yang terjadi di dalamnya. Misalnya, angin terjadi karena adanya aliran udara dari
tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Hal ini sesuai
dengan konsep konsep yang dipelajari dalam fisika. Udara terdiri dari berbagai macam gas
(fluida) yang tentu saja mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah.
Ini hanya salah satu contoh bahwa cuaca dan iklim dapat dipelajari melalui fisika. Contoh lainnya
seperti perbedaan iklim di daerah ekuator dan kutub karena perbedaan sudut penyinaran matahari
yang mengakibatkan daerah ekuator lebih banyak menerima sinar sehingga beriklim tropis yang
panas dan daerah kutub menerima sinar jauh lebih sedikit dari daerah ekuator sehingga daerah
kutub beriklim dingin dan dipenuhi es.
Dengan fakta bahwa fisika mempunyai andil dalam keadaan cuaca dan iklim, maka penulis
terdorong untuk membuat makalah mengenai cuaca dan iklim dan hubungannya dengan kehidupan
manusia dengan tidak melupakan bahwa di dalamnya terjadi proses proses fisika yang
mempengaruhinya.
PEMBAHASAN
Saat mendaki gunung maka suhu udara akan terasa dingin setelah mencapai ketinggian
bertambah. Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa tiap kenaikan bertambah 100
meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,60C. Penurunan suhu seperti ini disebut gradient
temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1oC. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
1) Lama penyinaran matahari.
2) Sudut datang sinar matahari.
3) Relief permukaan bumi.
4) Banyak sedikitnya awan.
5) Perbedaan letak lintang.
Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
h = tinggi tempat (x)
Contoh:
Temperatur di daerah Lembang 200C. Ketinggian tempat 700 m di atas permukaan laut.
Berapakah temperatur rata-rata di Kota Bandung?
Jawab:
To = 200 C
H = 700 m dpl
Udara akan menjadi panas karena adanya penyinaran matahari. Dari penyinaran matahari
permukaan bumi menerima panas pertama. Udara akan menerima panas dari permukaan bumi
yang dipancarkan kembali setelah diubah dalam bentuk gelombang panjang. Radiasi yang
dipancarkan matahari tidak seluruhnya diterima oleh bumi. Bumi menyerap radiasi sebesar 51%,
selebihnya mengalami proses pembauran 7%, pemantulan kembali oleh awan 20% dan oleh bumi
4%, dan diserap oleh awan sekitar 3%, serta molekul udara dan debu atmosfre sebesar 19%.
Di Indonesia, keadaan suhu udara relatif bervariasi. Data rata-rata suhu udara di beberapa kota di
Indonesia, dapat di lihat pada tabel 2.2.
Rata-rata suhu tahunan, di Indonesia sekitar 26,8oC. Dalam peta, daerah daerah yang suhu
udaranya sama dihubungkan dengan garis isotherm.
2. Tekanan Udara
Udara mempunyai berat dan tekanan. Lapisan udara mulai dari permukaan bumi hingga ke
atas, memberi tekanan tertentu. Tekanan udara adalah berat massa udara di atas suatu wilayah.
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Pada setiap bidang yang luasnya 1 cm2 dengan tinggi kira-kira 10.000 km di
atas permukaan bumi memberi tekanan dengan berat 1033,3 gram atau satu atmosfer. Kalau orang
mengambil suatu kolom udara dari 1 m2 penampang, maka beratnya sudah mencapai 10.333 kg.
Semakin tinggi suatu tempat semakin berkurang tekanannya karena tiang udara semakin
berkurang. Tekanan udara diatas permukaan laut akan lebih besar daripada di puncak gunung
karena tinggi tiang udara di permukaan laut lebih panjang tiangnya daripada di puncak gunung.
Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer.
Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Alat yang
digunakannya adalah barometer raksa. Satuan dalam ukuran tekanan udara adalah bar. 1 (satu) bar
= 1000 milibar (mb). Jenis barometer ada dua yaitu Barometer air raksa dan Barometer kotak
(aneroid).
Barometer air raksa terdiri atas sebuah bejana kaca yang ujung atasnya tertutup hingga
hampa udara. Bejana terisi air raksa, ukuran penampangnya 1 cm2 dengan panjang 1 m. Ujung
bawahnya terbuka dan berdiri dalam sebuah bak yang berisikan air raksa pula. Juluran tinggi air
pada tabung di atas udara hampa adalah 760 mm, walaupun dimiringkan tinggi air raksa tetap 760
mm. Suatu kolom air raksa dari 760 mm menyebabkan tekanan yang besarnya 1,013 bar atau 1013
mb.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut
isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi
perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak menerima
panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Karena itu, daerah tersebut bertekanan
udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan
angin.
3. Angin
Secara sederhana, angin adalah udara yang bergerak. Angin merupakan fenomena
keseharian yang selalu kamu rasakan. Angin merupakan gerakan udara mendatar atau sejajar
dengan permukaan bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu tempat
dengan tempat lainnya. Perbedaan tekanan tersebut disebabkan karena kedua tempat memiliki
suhu yang berbeda sebagai akibat radiasi matahari yang berbeda pula. Angin bergerak dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Jika telah mencapai keseimbangan, maka udara tersebut cenderung diam
atau tenang.
Gambar 2.2. Bentuk angin sebagai hasil dari perbedaan temperatur lokal
Dari mana dan menuju ke manakah angin itu bergerak? Tiupan angin terjadi apabila di suatu
daerah ada perbedaan tekanan udara, yaitu tekanan udara maksimum dan tekanan udara minimum.
Angin bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke minimum. Misalnya, pada bulan
Desember matahari sedang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS), contohnya Benua Australia.
Karena pengaruh sinar matahari, udara di Benua Australia akan memuai sehingga tekanannya
menjadi rendah (minimum). Adapun di Belahan Bumi Utara (BBU), contohnya Benua Asia, pada
bulan Desember sedang mengalami musim dingin sehingga tekanan udaranya tinggi (maksimum).
Karena perbedaan tekanan udara tersebut, bergeraklah massa udara (angin) dari Benua Asia ke
Benua Australia. Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu: kekuatan angin, arah
angin, dan kecepatan angin.
a. Kekuatan Angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya.
Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada
tiap jarak 15 meridian (111 km)
Gambar 2.3. Kekuatan angin A dan P terletak pada isobar 1000 mb. B dan Q pada isobar 990
mb. Jarak AB = 80 km, Jarak PQ = 150 km
Jadi angin yang bertiup dari A ke B lebih kuat daripada angin yang bertiup dari P ke Q.
b. Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin disebut derajat (o). 1 derajat untuk arah
angin dari utara. 90 derajat untuk arah angin dari timur. 180 derajat untuk arah angin dari selatan.
270 derajat untuk arah angin dari barat. Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan
ke mana angin itu bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang
bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara
berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.
Gambar 2.4. Kompas yang menunjukkan 16 arah mata angin
Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: gradient barometrik, rotasi bumi, dan kekuatan
yang menahan (rintangan). Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya.
Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang
bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol).
Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90o sehingga
sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim
sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh,
pada saat melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas.
c. Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke
arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier.
Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah
kutub. Lihat tabel 2.3. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer.
a) Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke
daerah ekuator (khatulistiwa). Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara. Sedangkan
Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin
passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut
dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan
Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi.
Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya
daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
b) Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum
subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat
Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar
lintang 200 300 LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang
kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk
gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di
Australia. Di daerah Subtropik (300 400 LU/LS) terdapat daerah teduh subtropik yang
udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 100 LU
100 LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah Teduh Ekuator atau daerah Doldrum.
c) Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir
ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di
belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan
pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin
Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
d) Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara
maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Angin
ini disebut angin Timur, bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.
e) Angin Muson (Monsun)
Angin muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober April, matahari berada di belahan
langit selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua
Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia
terdapat pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua
Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan Angin Musim Timur Laut di belahan
bumi utara dan Angin Musim Barat di belahan bumi Selatan. Karena melewati Samudra Pasifik
dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi
musim penghujan. Musim penghujan meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, hanya saja
persebarannya tidak merata. Makin ke Timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap
airnya makin sedikit.
f) Angin Lokal
Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu sebagai berikut:
4. Kelembaban Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama).
Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh- tumbuhan, dan sebagainya.
Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin
lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer. Ada
dua macam kelembaban udara:
1) Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada
suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m udara.
2) Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara
(kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung
oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
Contoh:
Dalam 1 m udara yang suhunya 20o C terdapat 14 gram uap air (basah absolut=14
gram), sedangkan uap air maksimum yang dapat dikandungnya pada suhu 20o. C =
20 gram.
Jadi kelembaban relatif udara itu =
5. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat
untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian,
bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:
1) bentuk medan/topografi
2) arah lereng medan
3) arah angin yang sejajar dengan garis pantai
4) jarak perjalanan angin di atas medan datar
Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari
atmosfer ke permukaan bumi.Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet. Berdasarkan ukuran butirannya, hujan
dibedakan menjadi:
1) hujan gerimis/drizzle, diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm;
2) hujan salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya
berada di bawah titik beku;
3) hujan batu es, merupakan curahan batu es yang turun di dalam cuaca panas
dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku; dan
4) hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya
di atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.
Sedangkan berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan atas:
1) Hujan Frontal, adalah hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh
pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya. Massa udara
panas/lembab bertemu dengan massa udara dingin/pada sehingga berkondensasi
dan terjadilah hujan. Lihat gambar 2.7.
6. Awan
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena adanya
kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang menempel di permukaan
bumi disebut kabut. Awan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Musim
Keadaan musim di Propinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari dua musim yakni musim kemarau
dan musim hujan. Musim hujan terjadi antara bulan November s.d bulan Maret, dan musim
kemarau terjadi antara bulan Mei s.d bulan Oktober. Khusus pada bulan April, arah angin tidak
menentu demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal sebagai bulan/musim
pancaroba.
2. Curah hujan
Curah hujan di Propinsi Sulawesi Tenggara umumnya tidak merata. Hal ini menimbulkan
adanya wilayah daerah basah dan wilayah daerah semi kering. Wilayah daerah basah mempunyai
curah hujan lebih dari 2.000 mm/tahun, daerah ini meliputi wilayah sebelah utara garis Kendari -
Kolaka, dan bagian utara pulau Buton dan pulau Wawonii. Sedangkan wilayah daerah semi kering
mempunyai curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun, meliputi wilayah sebelah selatan garis
Kendari - Kolaka dan wilayah kepulauan disebelah Selatan dan Tenggara jazirah Sulawesi
Tenggara.
3. Suhu udara
Karena wilayah daratan Sulawesi Tenggara mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000
meter dari permukaan laut dan berada disekitar daerah khatulistiwa, maka propinsi ini beriklim
tropis.
KESIMPULAN
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit
dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka
waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan
keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Sedangkan iklim
merupakan keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan
dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Iklim dan cuaca tak lepas dari konsep konsep fisika yang terjadi di dalamnya. Misalnya
suhu udara, tekanan udara, kecepatan angin, intensitas penyinaran matahari dan sebagainya,
semuanya merupakan konsep konsep fisika yang berpengaruh penting dalam keadaan cuaca dan
iklim.
Iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian,
transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata. Tetapi akhir akhir ini keadaan
iklim makin tak menentu dengan adanya fenomena pemanasan global atau global warming yang
membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia. Dengan meningkatnya suhu bumi, akan
mencairkan es di kutub yang mengakibatkan peningkatan permukaan laut dan membahayakan
lingkungan pantai, mengganggu keadaan iklim dan cuaca seperti terganggunya curah hujan yang
tentu saja sangat merugikan bagi berbagai sektor kehidupan seperti pertanian dan perhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs, Amir Syarifudin, dkk. 1996. Sains geografi 1. Jakarta: Bumi Aksara
Marvin, Chris, dkk. 2008. Cuaca dan iklim. www.scribd.com
Drs, Sarjani. 2009. Cuaca dan iklim. www.fisikarudy.com
fisikalingkungan.blogspot.co.id/2015/04/ cuaca.html Di akses
3 November 2017 (11 :42).
sulawesitenggaraprov.go.id Di akses 3 November 2017 (11 :42).
` Tugas :
KELOMPOK III