9.1.1.1 SK Tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu Klinis Dan Keselamatan Pasien

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA SORONG

DINAS KESEHATAN KOTA


PUSKESMAS REMU
Jln. SelatKabu No. 1 KelurahanRemu Selatan DistrikSorongManoi e-mail : [email protected]

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS REMU


NOMOR : C/IX/SK-PKMREMU/02/17/001

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS REMU,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu layanan klinis dan


keselamatan pasien merupakan tanggung jawab tenaga klinis yang
melakukan asuhan pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Remu
tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu Klinis
dan Keselamatan Pasien;

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS REMU TENTANG


KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU
KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

Kesatu : Semua tenaga klinis mempunyai kewajiban dalam peningkatan mutu


klinis dan keselamatan pasien.

Kedua : Tenaga klinis adalah dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lain
yang bertanggung jawab dalam melakukan asuhan pasien.

Ketiga : Panduan peningkatan mutu klinis mutu klinis dan keselamatan pasien
segaiman tertera dalam lampiran keputusan ini harus dijadikan acuan
dalam melakukan peningkatan mutu klinis dan keselamtan pasien di
Puskesmas Remu.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan
diubah kembali sebegaimana mestinya jika ditemukan kekeliruan dalam
penetapannya.
DI TETAPKAN DI : SORONG
PADA TANGGAL: 17 MEI 2016

Plt. KEPALA PUSKESMAS REMU

JOHANNES M. T. PIETER PA

Plt.K
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS REMU
NO.
TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS
DALAM PENINGKATAN MUTU DAN
KESELMATAN PASIEN

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN


KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS REMU

1. Menentukan indikator mutu layanan klinis keselamatan pasie.


2. Menentukan indikaator perilaku pemberi layanan klinis.
3. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan yang jelas dan
dapat dipertanggung jawab.
4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP layanan klinis yang
telah disusun bersama.
5. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk mencegah
timbulnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan
Kejadian Potensial Cedera (KPC).
6. Berperan aktif dalam melakukan identifikasi permasalahan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
7. Berperan aktif dalam melakukann analisis terhadap permasalahan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien.
8. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien. Perencanaan mutu harus ditetapkan berdasarkan prioritas
pelayanan Puskesmas Remu.
9. Berperan aktif Dallam melaksanakan program perbaikan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien yang sudah direncanakan.
10. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien.
11. Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib
berpartisipasidalam program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien mulai
dari pencernaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
12. Seluruh tenaga medis wajibmelakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien diselanggarakan di seluruh jajaran
Puskesmas Remu.
13. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Remu
dengan pendekatan multi displlin dan dikoordinasikan oleh Ketua Manajemen Mutu.
14. Perencanaan mutu berisi paling tidak :
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evauasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempetimbangkan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderunganterjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien.
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien
yang terkordinasi dari semua unit kerja dan unit layanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti
dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator UKM, indikator klinis yang
meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upayan-upaya peningkataan mutu klinis fdan keselamatan pasien untuk
standarisasi, perencangam sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen resiko pada semua lini pelayanan baik pelayana klinis
maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian
tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut yang dilakukan.
k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
15. Perencanaan system/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini :
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai dan penceranaan Puskesmas
Remu.
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga dan staf.
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dab berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari kementrian kesehatan.
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
e. Mempertimbangkan innfotmasi dari manajemen resiko.
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
puskesmas.
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik.
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait.
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanaan.
16. Seluruh kegiatan mutu dan kekselamatana pasien harus didokumentasikan.
17. Ketua manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Kepala Pusksemas tiap triwulan.
18. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, resiko tinggi dan potensial bermasalah, maka area
prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamtan
pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan farmasi
d. Pelayanan gawat darurat

Anda mungkin juga menyukai