Tugas Dane Ja Ni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS DEVIASI VOLUME OVERBURDEN

ANTARA METODE SURVEY DAN METODE TRUCK


COUNT DI PT. ADARO INDONESIA HULU UTARA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH :

DANIEL EKA PRATAMA


NIM : DBD 114 064

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
2017

1
ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia dan izin-
Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Syukur kepada-Nya senantiasa
penulis ucapkan atas Puji Syukur segala Berkat yang diBerikan.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak / ibu dosen
Program Studi Teknik Pertambangan yang telah membimbing, memberi arahan
dan pengajaran demi terselesaikannya proposal ini.
Didalam proposal ini, penulis membahas mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan produktivitas alat gali muat dan alat angkut. Penulis menyadari bahwa
didalam proposal yang dibuat ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran tentunya sangat penulis
perlukan demi perubahan yang lebih baik.
Dan akhirnya penulis berharap agar proposal yang dibuat ini bisa
dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Semoga proposal yang dibuat ini dapat
bermanfaat.

Palangka Raya, Oktober 2017

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................. 2
1.2.1 Maksud ..................................................................... 2
1.2.2 Tujuan ...................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.4 Batasan Masalah .................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 4
2.1.1 Metode Survey ............................................................ 4
2.1.2 Truck Count ................................................................ 5
2.2 Landasan Teori .................................................................... 6
2.2.1 Proses Penambangan Batubara ................................... 6
a. Over Burden (OB) Removal .................................. 7
b. Coal Getting........................................................... 7
c. OB Dumping .......................................................... 8
2.2.2 Joint Survey Tambang ................................................ 9
2.2.3 Faktor Pengisian Bucket............................................ 10
2.2.4 Alat survey yang digunakan ..................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 26
3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ............................... 14
3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah ............................... 14
3.1.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan .............................. 15
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan................................ 16
3.2 Kondisi Geologi ................................................................. 16
3.2.1. Kondisi Geologi Regional ........................................ 16
3.2.2. Kondisi Geologi Daerah Penelitian ......................... 21
3.3 Alat dan Bahan................................................................... 22
3.4 Tata Laksana ...................................................................... 22
3.4.1. Langkah Kerja .......................................................... 22
3.4.2. Metode ...................................................................... 23
3.4.3. Bagan Alir ................................................................ 24
3.4.4. Waktu Penelitian ...................................................... 25

BAB IV PENUTUP ............................................................................... 26


DAFTAR PUSTAKA
iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Contoh data joint survey dengan truck count ........................... 5
Tabel 2.2 Faktor Pengisian Bucket .......................................................... 11
Tabel 3.1. Koordinat geografis letak perusahaan .................................... 16
Tabel 3.2. Klasifikasi Satuan Morfologi ................................................. 18
Tabel 3.3. Waktu kegiatan penelitian ...................................................... 25
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kondisi lahan Progress ......................................................... 4


Gambar 2.2 Langkah-langkah Penambangan Marmer.............................. 6
Gambar 2.3 Proses Pengambilan Overburden (OB) ................................. 7
Gambar 2.4 Proses Coal Getting............................................................... 8
Gambar 2.5 Proses OB Dumping .............................................................. 8
Gambar 2.6 Lahan Original ...................................................................... 9
Gambar 2.7 Total Station ........................................................................ 13
Gambar 2.8 Prisma sebagai Backsight .................................................... 14
Gambar 2.9 Ilustrasi kedudukan alat Total Station ................................. 14
Gambar 3.1. Rute Perjalanan .................................................................. 15
Gambar 3.2. Struktur Organisasi PT. Adaro ........................................... 17
Gambar 3.3. Diagram Alir ..................................................................... 25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Adaro Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dalam bidang pertambangan BatuBara HULU UTARA PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN Dalam melaksanakan kegiatan penambangannya

PT.ADARO INDONESIA .

Lokasi daerah rencana tambang PT.Adaro Indonesia meliputi daerah

seluas 24.050 Ha yang terletak dalam Wilayah Perjanjian Kerjasama

Perusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Sistem penambangan yang

diterapkan perusahaan ini adalah sistem penambangan terbuka dengan metode

open pit mine.

Salah satu kegiatan yang paling mendasar pada proses penambangan

adalah kegiatan survey. Kegiatan survey atau pemetaan dalam dunia

pertambangan memegang peranan sangat penting karena tugas-tugasnya

untuk melakukan kegiatan pengukuran atau pengambilan data secara

langsung pada lokasi penambangan.

Salah satu tujuan dari kegiatan tersebut yaitu sebagai perhitungan

volume galian yang sudah tergali pada setiap minggunya. Hal ini juga

diterapkan dalam perhitungan volume overburden, yang dapat dijadikan

sebagai data pembanding untuk perhitungan volume overburden dengan

metode truck count. Hal ini dilakukan karena perhitungan volume overburden

1
2

antara kedua metode ini sering berbeda dengan perbedaan yang cukup besar.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap ongkos produksi. Oleh karena itu, perlu

dianalisis hal-hal apa saja yang menyebabkan hal itu terjadi.

Selain hal itu, hal lain yang penting dalam kegiatan survey area

tambang yaitu melakukan pengukuran topografi original serta pengukuran

progress kemajuan tambang. Pengukuran topografi original biasanya

dilakukan setelah kegiatan pembersihan lahan dan merupakan suatu data

topografi awal (asli) dari suatu daerah penambangan sebelum penambangan

dimulai, dan ini dijadikan titik awal untuk perhitungan progress selanjutnya.

Sedangkan pengukuran progress adalah suatu pengukuran pada lokasi

penambangan yang dilakukan pada pertengahan dan akhir bulan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan

volume overburden antara metode survey dan metode truk count serta

penyebab terjadinya pebedaan tersebut.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penetian ini adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung volume overburden dengan metode survey pada PT.

Adaro Indonesia.

2. Menghitung volume overburden dengan menggunakan metode

truk count pada PT. Adaro Indonesia.


3

3. Mengetahui apa saja hal-hal yang menyebabkan terjadinya

perbedaan volume overburden antara metode survey dan metode

truk count di PT. Adaro Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan pemaparan latar belakang tersebut diatas, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian di PT.Adaro Indonesia

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perhitungan volume overburden dengan metode survey pada

PT. Adaro Indonesia?

2. Bagaimana perhitungan volume overburden dengan menggunakan

metode truk count pada PT. Adaro Indonesia?

3. Apa saja penyebab terjadinya perbedaan volume overburden antara

metode survey dan metode truk count di PT. Adaro Indonesia?

1.4 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, masalah yang disajikan hanya membahas tentang

masalah sebagai berikut ini:

1. Perbedaan volume yang dihitung hanya volume overburden.

2. Perhitungan perbedaan volume overburden hanya dalam satu front kerja.

3. Perhitungan volume overburden yang dibandingkan hanya dilakukan

dalam jangka waktu 5 minggu.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


2.1.1 Metode Survey
Metode Survey merupakan metode perhitungan volume galian

yang telah tertambang, baik mar maupun overburden. Perhitungan

volume dengan metode ini menggunakan data survey progress. Survey

progress adalah survey yang dilakukan setiap bulan yang bertujuan

untuk menghitung berapa volume overburden yang telah tergali sampai

akhir bulan. Dalam pengukuran progress biasanya juga ada pengukuran

weekly yaitu pengukuran atau pengambilan data yang dilakukan setiap

minggunya. Adapun tujuan pengukuran weekly intinya adalah sama

yaitu untuk mengetahui hasil dari kegiatan pemindahan tanah (earth

moving) atau penggalian (excavating) overburden maupun interburden

setiap minggunya.

Gambar 2.1 Kondisi lahan Progress


(Sumber : Ariyanto, 2012)

4
5

2.1.2 Truck Count


Pengertian truck count adalah perkiraan total volume yang

tertambang baik batubara maupun overburden (dalam kasus ini

berbicara masalah OB) berdasarkan perkalian antara jumlah ritasi alat

angkut dengan standar volume (BCM) vessel yang telah disepakati.

Standar vessel itu biasanya didapat dari volume bucket alat muat yang

digunakan dikalikan dengan berapa bucket OB yang perlu di loading

sampai bak alat angkut penuh. Secara matematis dirumuskan :

= .................. (2.1)

= .................. (2.2)

Dengan :

TC = Truck Count (bcm)

Ret = Ritase

Vvessel = Standar volume bak alat angkut

Vbucket = Standar volume bucket alat muat

X = Jumlah OB (dalam bucket) untuk satu bak alat angkut

Tabel 2.1 Contoh data joint survey dengan truck count

(Sumber : Muhammad Dicky, 2010)


6

Pada pelaksanaannya sering terjadi deviasi Joint Survey terhadap

Truck Count, adalah besarnya deviasi antara Joint Survey terhadap

Truck Count yang ditunjukkan dalam persentase. Besarnya deviasi

diperoleh dengan proses pembagian antara data Joint Survey terhadap

data Truck Count.

Untuk mengantisipasinya biasanya dilakukan prediksi deviasi

Joint Survey atau proses pendugaan dini terhadap besarnya deviasi

Joint Survey terhadap Truck Count. Pendugaan dilakukan dengan

pendekatan sampling terhadap volume vessel.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Proses Penambangan BatuBara

Gambar 2.2 Langkah-langkah Penambangan Batubara


(Sumber : Muhammad Dicky, 2011)
7

a. Over Burden (OB) Removal

Pada tahap ini dilakukan pengambilan material batuan selain

batubara atau yang disebut OverBurden (OB). Material ini yang

nantinya diambil dan dipindahkan dan ditaruh di tempat

pembuangan OverBurden yang disebut disposal. Material ini juga

nantinya dapat dipergunakan untuk penimbunan kembali pit setelah

batubara selesai di eksploitasi. Proses pengambilan OverBurden ini

melibatkan alat-alat mekanis, seperti excavator dan dump truck,

yang tujuannya untuk mempermudah proses penggalian dan

menghemat waktu pengerjaannya.

Gambar 2.3 Proses Pengambilan OverBurden (OB)


(Sumber : Muhammad Dicky, 2011)

b. Coal Getting

Pada tahap ini dilakukan pengambilan batubara pada seam-

seam yang terdapat didaerah tersebut. Sebelum diambil, daerah

batubara di cleaning terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa-sisa


8

material overburden, setelah dirasa sudah cukup bersih barulah

batubara tersebut siap ditambang.

Gambar 2.4 Proses Coal Getting


(Sumber : Muhammad Dicky, 2011)

c. OB Dumping

Pada proses ini over burden yang didapatkan dari tambang

dibuang (dumping) di daerah tertentu, biasanya berupa pit yang

telah habis masa berlakunya atau telah habis batubaranya.

OverBurden disini digunakan untuk menutupi atau menutupi

daerah bekas tambang yang tidak terpakai lagi.

Gambar 2.5 Proses OB Dumping


(Sumber : Muhammad Dicky, 2011)
9

2.2.2 Joint Survey Tambang


Kegiatan Survey tambang dalam proses penambangan memegang

sangat penting karena tugas-tugasnya bertujuan untuk mengambil data

lapangan baik itu jarak suatu areal maupun data suatu elevasi

permukaan yang kemudian digambarkan, menghitung volume galian

dan timbunan serta luas lapangan yang akan di tambang.

a. Pengukuran Topografi Original

Pengukuran topografi original adalah suatu proses

pengukuran atau pengambilan data lahan yang sudah dibersihkan

dari pepohonan atau sudah diland clearing, bertujuan untuk

menggambarkan keadaan permukaan tanah yang belum berubah

karena belum ada kegiatan penambangan dan juga sebagai acuan

dalam perhitungan volume.

Gambar 2.6 Lahan Original


(Sumber : Ariyanto, 2012)
10

b. Pengukuran Roof dan Floor

Roof adalah permukaan atas dari suatu jenis deposit tambang

sedangkan floor adalah permukaan bawah dari suatu jenis deposit

tambang. Data pengukuran roof dan floor bertujuan untuk acuan

perhitungan volume batubara.

c. Pengukuran Stake Out

Pengukuran Stake out adalah suatu model pengukuran yang

digunakan untuk menentukan lokasi koordinat suatu titik di

lapangan. Prinsipnya adalah terbalik dengan konsep pengambilan

data lapangan. Kalau pengambilan data lapangan yaitu

mencari/mengukur koordinat titik dari lapangan, sedangkan stake

out adalah mencari koordinat di lapangan dari desain. Ada banyak

cara dalam pekerjaan stake out salah satunya yaitu stake out

berdasarkan koordinat, yaitu menentukan posisi suatu titik di

lapangan berdasarkan data koordinat.

Data-data yang di stake out diantaranya :

- Boundary

- Crest dan toe

2.2.3 Faktor Pengisian Bucket


Faktor pengisian adalah angka perbandingan antara volume nyata

atau kapasitas nyata mangkuk alat muat dengan volume atau kapasitas

teoritis bucket alat muat sesuai dengan spesifikasi alat muat yang

digunakan. Faktor pengisian ini dinyatakan dalam persen (%). Faktor


11

pengisian bucket alat muat dapat dinyatakan dalam rumus sebagai

berikut:

Vn
BF x100% ................. (2.3)
Vt
dimana :

Ff = Faktor pengisian bucket alat muat (%)

Vn = Kapasitas nyata atau volume nyata bucket alat muat (m3 atau

ton).

Vt = Kapasitas atau volume teoritis bucket alat muat (m3 atau ton)

Tabel 2.2 Faktor Pengisian Bucket


FILL FACTOR
MATERIAL
(%)
Loose Material
Mixed Moist Aggregates 95-100
Uniform Aggregates up to 3 mm 95-100
(1/8) 90-95
3 mm-20 mm (1/8- 3/8) 85-90
12 mm- 20 mm (1/2 3/4 ) 85-90
24 mm 1 and Over
Blasted Rock 80-95
Well Blasted 75- 90
Average Blasted 60- 75
Poorly Blasted
Other 100- 120
Rock and Mixture 100- 110

(Sumber: http://masdorysaputro.blogspot.com)

2.2.4 Alat-alat Survey Yang Digunakan


12

Kegiatan survey ditambang pada umumnya menggunakan alat-

alat elektronik, yang penuh dengan kemajuan teknologi. Penggunaan

alat ini dilakukan sehingga dapat mempercepat proses pengambilan dan

pengolahan data, dimana hal ini juga berpengaruh kepada target

produksi. Ada beberapa alat yang digunakan oleh tim survey dalam

melakukan pengambilan data, yaitu Total Station dan berupa perangkat

lunak seperti Surpac.

a. Total Station

Total Station adalah alat pengukur sudut yang sudah

dilengkapi dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengan sistem

elektrolis atau dengan kata lain total station adalah theodolit yang

sudah dilengkapi dengan EDM (electric distance meter). Kalau

sebelumnya alat sudut terpisah dengan alat pengukur jarak, untuk

total station kedua fungsi ini sudah terintegrasi menjadi satu

kesatuan.

Prinsip operasional total station sama dengan theodolit pada

umumnya, bedanya hanya pada tayangan angka bacaan lingkaran

horizontal dan penggerak halusnya, tidak mempunyai limbus,

karena bacaan lingkaran secara digital, maka tidak ada bacaan yang

diestimasi sebagimana pada skala garis. Sudut horizontal dapat

diukur kearah kanan maupun kiri, bacaan sudut dapat dilihat pada

layer display monitor, layer ini ada yang dua muka sehingga

memudahkan pembacaan, namun adapula yang hanya satu saja.


13

Satuan sudut ada yang sistem sexagesimal (dalam derajat)

adapula yang sentisimal (grade/gon). Sumber tenaga menggunakan

baterai, serta dilengkapi tombol monitoring kondisi baterainya,

adapun tingkat ketelitian bacaan bervariasi. Total station juga

dilengkapi piringan horisontal, piringan vertikal dan komponen

pengukur jarak. Dari ketiga data primer ini (Sudut horisontal, sudut

vertikal dan jarak) bisa didapatkan nilai X,Y,Z. Biasanya format

data hasil pengukuran total station ini adalah format sdr.

Komposisi peralatan dan kelengkapan yang diperlukan untuk

pengukuran :

- Main unit TS dan tripod

- Prisma 2 buah

a. 1 buah untuk Backsight (BS) + Tripod


b. 1 buah untuk Foresight (FS) + Tripod
- Prisma untuk detil minimal 1 buah + Pole dan meteran

Gambar 2.7 Total Station


(Sumber : Herbin, 2015)
14

Gambar 2.8 Prisma sebagai Backsight


(Sumber : Herbin, 2015)

Berikut diilustrasikan kedudukan alat total station (disimbolkan

dengan STA) terhadap backsight (BS) dan foresight (FS) :

Gambar 2.9 Ilustrasi kedudukan alat Total Station


(Sumber : Muhammad Dicky, 2011)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

3.1.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Gambar 3.1 Rute Perjalanan Menuju Lokasi Penelitian


(Sumber : www.googlemap.com)

PT. ADARO INDONESIA merupakan perusahaan kontraktor

yang dinaungin oleh Coal Cooperation Agreement (CCA)

bekerjasama dengan pemerintah Indonesia.

15
16

3.1.2. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Daerah tambang PT. ADARO memiliki iklim tropis dengan

suhu rata-rata 28 - 35 C, dan suhu tahunan rata-rata 29 oC hal ini

dimungkinkan karena posisi dari tambang PT. KPP yang dekat dengan

garis khatulistiwa sehingga daerah ini dipengaruhi oleh 2 musim, yaitu

musim kemarau dan musim hujan. Daerah Kalimantan Selatan

termasuk daerah yang beriklim tropis.

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Adaro.


(Sumber : PT. ADARO INDONESIA)
17

3.2 Kondisi Geologi

3.2.1. Kondisi Geologi Regional

3.2.1.1 Fisiografi

Ada beberapa klasifikasi satuan morfologi yang

digunakan untuk menentukan kondisi morfologi suatu daerah,

salah satu di antaranya adalah Klasifikasi Satuan Morfologi

menurut Van Zuindam, 1985. Adapun klasifikasinya adalah

sebagai berikut ini:

Tabel 3.2. Klasifikasi Satuan Morfologi

Kemiringan Perbedaan
Kelas Relief
Lereng (%) Ketinggian

Datar Hampir datar 02 <

Berombak 37 5

Berombak-Bergelombang 813 2575

BergelombangBerbukit 1420 75200

BerbukitPegunungan 2155 200500

Pegunungan Curam 55140 500-1.000

Pegunungan sangat Curam >140 >1.000


(Sumber : Van Zuindam,1985)

Secara regional Kabupaten Kutai Timur memiliki 4

(empat) satuan morfologi yaitu morfologi daratan, dataran

bergelombang, perbukitan dan pegunungan.

3.2.1.2 Stratigrafi
18

Secara regional berdasarkan Peta Gologi Lembar

Sangatta, Skala 1:250.000, formasi batuan yang berada di

dalam konsesi Izin Usaha Pertambangan yang dikerjakan PT.

Multi Marmer Alamia dan sekitarnya adalah sebagai berikut :

a. Alluvium (Qa)

Formasi ini terdiri atas lempung dan lanau, pasir dan

kerikil yang merupakan endapan pantai dan sungai.

b. Formasi Golok (Tmpg)

Formasi ini disusun oleh napal bersisipan lempung dan

batugamping. Napal berwarna coklat kekuningan,

setempat pasiran, lunak, berbutir halus sampai sedang.

Lempung dan batugamping banyak mengandung fosil

Globigerina. Formasi ini berumur Miosen Akhir Plio

Plistosen.

c. Formasi Kampungbaru (Tmpk)

Formasi ini disusun oleh lempung pasiran, batupasir

dengan sisipan batubara dan tufa. Setempat mengandung

lapisan tipis oksida besi dan bintal limonit. Umur Miosen

Akhir Plio Plistosen dengan lingkungan pengendapan

delta sampai laut dangkal.

d. Formasi Balikpapan (Tmbp)


19

Formasi ini terdiri atas pasir, lempung, lanau, tufa dan

batubara. Pada perselingan antara batupasir kuarsa,

lempung dan lanau memperlihatkan struktur silang silur

dan perairan. Setempat mengandung sisipan batubara

dengan ketebalan antara 20 40 cm. lempung berwarna

kelabu, getas, mengandung muskovit, bitumen dan oksida

besi. Tebal formasi sekitar 2000 meter dengan lingkungan

pengendapan dataran delta. Formasi ini tertindih selaras

oleh formasi Kampungbaru.

e. Formasi Menumbar (Tmme)

Formasi ini disusun oleh perselingan batulumpur

gampingan dengan batugamping di bagian bawah dan

dibagian atas batupasir massif mengandung glaukonit

yang memperlihatkan perlapisan silang silur.

Batulumpur gampingan berwarna kelabu, lunak,

mengandung fosil foraminifera. Umur formasi ini Miosen

Tengah bagian atas Miosen Akhir bagian bawah

(Schuyleman dan Buchan, 1971) dengan lingkungan

pengendapan pada neritic dalam luar. Ketebalan

mencapai 1000 meter. Formasi ini dapat dikorelasikan

dengan formasi Domaring dan formasi Tendehhantu.

f. Formasi Tendehhantu (Tmt)


20

Formasi ini terdiri atas batugamping terumbu muka,

batugamping koral dan batugamping terumbu belakang,

setempat berlapis, berwarna kuning muda, pejal dan

berongga. Umur Miosen Tengah bagian atas dengan

lingkungan pengendapan pada laut dangkal. Tebal formasi

ini sekitar 300 meter. Berhubungan menjemari dengan

Formasi Menumbar.

g. Formasi Maluwi (Tmma)

Formasi ini terdiri atas batulempung, batulempung pasiran

dengan sisipan napal, serpih kelabu, serpih pasiran, sedikit

karbonan, ke bagian atas berangsur menjadi batugamping

dengan sisipan napal dan batulempung kelabu kecoklatan.

Di banyak tempat ditemukan konkresi lempung

gampingan yang kaya akan fosil. Formasi ini berumur

Miosen Tengah bagian bawah (Hanzawa dalam Inoue,

1949), lingkungan pengendapan pada neritic sampai

neritic dangkal. Formasi ini tertindih selaras oleh formasi

Golok.

h. Formasi Pulaubalang (Tmpb)

Formasi ini terdiri atas perselingan batupasir dengan

batulempung dan batulanau, setempat bersisipan tipis

lignit, batugamping atau batupasir gampingan. Berumur

Miosen Awal bagian atas Miosen Tengah bagian bawah.


21

Sedimentasinya diperkirakan terjadi pada daerah prodelta

ditandai dengan adanya tebaran terumbu di beberapa

tempat.

i. Formasi Bebuluh (Tmbe)

Formasi ini terdiri atas batugamping dengan sisipan

batulempung, batulanau, batupasir dan sedikit napal.

Batugamping mengandung koral dan foraminifera besar.

Batugamping dari formasi ini adalah batugamping

terumbu. Formasi ini berumur Miosen Awal bagian atas.

Tebal diperkirakan beberapa ratus meter. Formasi ini

ditutupi selaras oleh formasi Pulaubalang.

j. Formasi Pamaluan (Tmp)

Formasi ini terdiri atas batulempung dengan sisipan tipis

napal, batupasir dan batubara. Bagian atas terdiri dari

batulempung pasiran yang mengandung sisa tumbuhan

dan beberapa lapisan tipis batubara. Secara umum bagian

bawah lebih bersifat gampingan dan mengandung banyak

foraminifera plankton dibandingkan bagian atasnya.

Formasi ini dapat dikorelasikan dengan bagian atas

formasi Lembak. Lingkungan pengendapan pada neritic

dalam neritic dangkal.

k. Formasi Maau (Tomm)


22

Formasi ini terdiri atas batulempung, batulanau dan

batupasir, kearah atas perselingan batupasir dan batulanau,

memperlihatkan struktur sedimen seperti perairan sejajar

atau menggelombang. Batupasir berwarna kelabu, berbutir

halus sampai sedang, terpilah buruk, menyudut tanggung

sampai membundar. Pada batupasir sering dijumpai

struktur struktur turbidit eperti lapisan bersusun, perairan

sejajar dan struktur lengser, gelembur gelombang. Makin

ke atas perselingan antara batupasir dan batulumpur makin

rapat, tebal lapisan sangat bervariasi, berkisar dari

beberapa cm sampai puluhan cm. Di samping itu terdapat

pula lapisan batupasir dan batulumpur yang tebalnya

antara 1 6 meter. Setempat bagian atasnya mengandung

lensa batubara di dalam lapisan batupasir karbonan. Fosil

yang terdapat di dalam satuan ini diteliti oleh pertamina

(1976), menunjukkan umur Oligosen Akhir Miosen

Tengah.

l. Formasi Lembak (Toml)

Formasi ini terdiri atas perselingan napal dan

batugamping. Tebal lapisan batugamping 25 125 cm dan

napal berkisar antara 1 12 meter. Bagian bawah dari

formasi ini lebih banyak mengandung lapisan

batugamping dan ke arah atas terlihat napal makin tebal.


23

Pada bagian tengah dan atas terdapat retas basal. Struktur

turbidit terlihat pada batugamping. Kandungan fosil

menunjukkan umur Oligosen Akhir Miosen Awal.

Lingkungan pengendapan adalah laut dalam. Tebal lapisan

kurang lebih 800 meter. Hubungan dengan formasi

Balikpapan adalah menjemari.

m. Formasi Kedango (Tok)

Formasi ini terdiri atas batugamping dengan sisipan napal

dan batulanau gampingan. Batugampingan tersusun oleh

bongkah koral dan batugamping mikrit. Bagian bawah dari

satuan ini memperlihatkan struktur perlapisan bersusun.

Banyak mengandung foram besar Nummulites dan Borelis

pygmeous, Globigerinitapera. Menunjukkan umur

Oligosen dan diendapkan oleh arus turbidit di lingkungan

laut dalam. Tebal formasi sekitar 570 meter. Formasi ini

tertindih selaras oleh formasi Pamaluan.

n. Formasi Mangkupa (Teom)

Formasi ini merupakan perselingan batupasir, tufa,

batulanau, batulempung setempat sisipan batubara dan

konglomerat. Bagian atas terdiri atas batupasir bersisipan

batulanau, tebal sisipan 2 2,5 meter. Bagian tengah

tersusun atas tufa bersisipan batupasir, batulanau dan

batulempung. Struktur sedimen yang dijumpai adalah


24

perlapisan bersusun, perairan sejajar dan silang silur.

Bagian bawah tersusun atas batupasir bersisipan

batulanau, batulempung dan batubara, tebal lapisan

batubara mencapai 3,2 meter.

3.2.1.3 Struktur Geologi

Struktur geologi yang dapat diamati pada lembar

Sangatta berupa perlipatan, sesar dan kelurusan. Sumbu lipatan

berarah hampir utara selatan, kecuali di bagian timur laut

yang berarah barat timur. Setempat struktur kubah di bagian

utara. Tektonika yang dapat diamati terjadi pada Plio

Plistosen yang mengakibatkan ketidakselrasan dengan batuan

yang lebih tua dan pengaktifan kembali struktur struktur

geologi yang terbentuk sebelumnya.

3.2.2. Kondisi Geologi Daerah Penelitian

Struktur Geologi yang di jumpai pada daerah penelitian yaitu,

PKP2B PT ADARO Indonesia terletak di batas timur laut Cekungan

Barito, sebuah depresicratonic yang cukup luas mencapai lebar 250 km

dengan umur Eosen sampai Pliosen. Cekungan ini menempati sebagian

besar Propinsi Kalimantan Tengah dan bagian barat Propinsi

Kalimantan Selatan. Bagian barat cekungan berbatasan dengan Sunda

Shield dan bagian timur berbatasan dengan batuan dasar (up-thrust belt

of basement rocks) yang membentuk Pegunungan Meratus.


25

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama KP adalah :

Helm

Masker, Sarung Tangan

Rompi (Safety Vest)

Safety Boots

Pulpen, Penghapus

Clipboard, Buku Catatan

Kalkulator

Kamera dan Total Station

3.4 Tata Laksana

3.4.1. Langkah Kerja

1. Melakukan studi literatur terhadap materi penelitian yang

dilakukan.

2. Melakukan observasi lapangan yang berguna untuk mengetahui

kondisi dilapangan tempat penelitian.

3. Melakukan kegiatan pengambilan data dilapangan yang

berhubungan dengan penelitian.

4. Setalah data terkumpul, dilakukan pengolahan data untuk

membuat laporan penelitian.

5. Membuat laporan dengan data yang sudah diolah.


26

3.4.2. Metode

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada dua,

yaitu :

1) Observasi (Pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan mengamati kondisi dan kegiatan di

lapangan, kemudian dilakukan pengumpulan data yang terkait.

2) Metode Pustaka

Metode ini dilakukan dengan studi literatur mengenai kegiatan

survey, baik berupa data yang diberikan pihak perusahaan,

maupun hasil praktek kerja lapangan yang terdahulu.


27

3.4.3. Bagan Alir

ANALISIS DEVIASI VOLUME


OVERBURDEN ANTARA METODE
SURVEY DAN METODE TRUCK COUNT
DI PT. ADARO INDONESIA HULU
UTARA PROVINSI KALIMANTAN

Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan volume overburden dengan metode
survey pada PT.ADARO INDONESIA?
2. Bagaimana perhitungan volume overburden dengan
menggunakan metode truk count pada PT. ADARO
INDONEISA?
3. Apa saja penyebab terjadinya perbedaan volume overburden
antara metode survey dan metode truk count di PT. ADARO
INDONESIA?

PENGAMBILAN DATA

Data Primer : Data Sekunder :


1. Data koordinat x, y hasil survey Sejarah Perusahaan
setiap minggunya Data curah hujan
2. Data elevasi setiap daerah yang daerah penelitian
berubah Peta peta pendukung
3. Data Ritase Dump Truck setiap pelitian
harinya. Jalur Angkut

Pengolahan Data :
Perhitungan volume OverBurden dengan metode survey.
Perhitungan volume OverBurden berdasarkan metode truck count.
Perhitungan perbedaan volume OverBurden antara kedua metode tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 3.3. Diagram Alir Penelitian


28

3.4.4. Waktu Penelitian

Penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 23

Oktober 2017 hingga 30 Januari 2017 dengan beberapa rincian

perencanaan uraian kegiatan.

Tabel 3.3. Waktu Kegiatan Penelitian (Format Mingguan)


No Uraian Kegiatan Oktober JANUARI
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi dan
1
pengamatan Lapangan
2 Pengambilan data
3 Pengolahan Data
4 Pembuatan Laporan
5 Konsultasi Pembimbing
6 Presentasi Hasil
BAB IV
PENUTUP

Dengan adanya proposal Tugas Akhir dengan judul ANALISIS

DEVIASI VOLUME OVERBURDEN ANTARA METODE SURVEY

DAN METODE TRUCK COUNT DI PT. ADARO INDONESIA HULU

UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN yang diajukan,

sekiranya dari perusahaan dapat menerimanya. Penyusun menyadari bahwa

dalam penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan,

untuk itu dimohon adanya saran konstruktif untuk perbaikan dan

penyempurnaan pelaksanaan penelitian Tugas Akhir ini.

Apabila judul yang penyusun ambil tidak sesuai dengan keadaan

perusahaan saat ini ataupun ada permasalahan lain sehingga judul Tugas

Akhir ini tidak diterima, maka penyusun berharap agar perusahaan dapat

memberikan masukan-masukan lain untuk kegiatan Penelitian Tugas Akhir.

26
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Mengenal Pertambangan Lebih Dekat.

http://disputambenlobar.wordpress.com. 21 agustus 2015

Anonim. 2010. Perhitungan Produktivitas Alat.

http://masdorysaputro.blogspot.com. 21 April 2016

Ariyanto. 2012. Pemetaan Topografi Menggunakan Alat Total Station. Muara

Teweh : Teknik Pertambangan Politeknik Muara Teweh

Darmadji, Agus. 2006. Pemetaan digital dan rekayasa teknik sipil dengan
autocad land development. Bandung : ITB
Harman, HL. 2009. Survey Topografi Tambang. Yogyakarta : UPN
Hermawan, Muhamad Dicky.dkk. 2010. Laporan Praktikum Pemetaan Digital.

Semarang : Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Indonesianto, Yanto. 2009. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta : UPN


Nurhakim. 2004. Draf Bahan Kuliah Tambang Terbuka. Banjarbaru : Teknik

Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat

Permatahati, Anyelir Dita.dkk. 2011. Laporan Praktikum Model Permukaan

Digital. Semarang : Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro.

27

Anda mungkin juga menyukai