Prinsip Peningkatan Kompetensi Dan Profesi Guru Fiks
Prinsip Peningkatan Kompetensi Dan Profesi Guru Fiks
Prinsip Peningkatan Kompetensi Dan Profesi Guru Fiks
DISUSUN OLEH:
2. Amardhiana
I. Pendahuluan
Kualifikasi dan kompetensi yang wajib dimiliki guru diatur dalam UUGD Pasal 8,
dimana guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan dan membentuk peserta didik menjadi pribadi yang unggul,
cerdas, kreatif dan berkarakter (UU 20 Tahun 2006 Pasal 3). Salah satu tugas guru
menciptakan tujuan luhur pendidikan nasional, agar tujuan pendidikan nasional dapat
tercapai diperlukan guru profesional.
Guru profesional telah diakui dengan adanya sebuah bukti fisik berupa sertifikat
pendidik. Sertifikat pendidik didapatkan melalui proses kelembagaan dimana kualifikasi dan
kompetensi guru diperhatikan. Keprofesionalan guru harus tetap ditingkatkan seiring dengan
perkembangan teknologi di era globalisasi. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, juga tertuang UUGD
Pasal 20. Peningkatan kompetensi dan profesi guru perlu ditingkatkan agar guru tidak
tertinggal dengan perkembangan teknologi di zaman sekarang, dan jangan sampai guru salah
memberi pengetahuan tentang keilmuan terkini.
Menurut Sumarna Surapranata selaku Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (P2TK3 Kemdikbud), rata- rata
nilai UKG (Uji Kompetensi Guru) nasional periode 2015 hnaya 53,05 (skala 0-100),
sebanyak 133 kabupaten/kota memiliki (88 %) memiliki nilai UKG di bawah rata-rata
nasional. Hasil UKG tersebut menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik dan profesional
guru Indonesia masih perlu ditingkatkan. Sedangkan dari segi kompetensi sosial dan
kepribadian tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dapat diperhatikan dalam kehidupan
bersosialisasi dan bermasyarakat.
Permasalahan yang dihadapi guru masa kini, adalah kemampuan mengoperasikan
komputer dan teknologi masih perlu peningkatkan. Pada seminar yang menghadirkan
pembicara dari Intel Corp Indonesia diikuti sekitar 350 peserta, guru dan kepsek
menghasilkan hampir 50 % guru SD masih kurang terampil dalam megoperasikan teknologi.
Bahkan masih ditemui yang masih gagap teknologi, untuk itu agar media pembelajaran sudah
sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
II. Kajian Pustaka
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada
pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Standar kompetensi guru
mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru
PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK.
A. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub
kompetensi dalam kompetensi pedagogik adalah :
1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik
dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip
kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan
teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan
melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan
memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
B. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial,
bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etod kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif
terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan norma
religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani
peserta didik.
C. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
pelajaran yang dimampu.
2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang dimampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif
5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
D. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social
budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dijadikan sebagai sumber nafkah seseorang yang
dalam pelaksanaannya membutuhkan kompetensi atau keahlian tertetu melalui suatu proses
pendidikan khusus dan dikontrol oleh kode etik organisasinya. Menurut Dr. sikun Pribadi
profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa
seseorang akaan mengabdikan dirinya kepaada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa,
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjbat pekerjaan itu. Profesi itu merupakan
suatu sebutan yang melekat pada suatu pekerjaan tertentu. Banyak orang yang menyebutkan
bahwa profesi itu sama dengan pekerjaan namun pada hakikatnya profesi itu tidak sama
dengan pekerjaan. Tidak semua pekerjaan bisa dikatakan sebagai profesi, suatu pekerjaan
bisa dikatakan sebagai profesi jika memenuhi karakteristik dan ciri-ciri profesi.
E. Ciri dan Karakteristik Profesi
Profesi dan pekerjaan merupakaan dua hal yang berbeda, berikut cirri-ciri dari profesi :
1. Merupakan suatu pekerjaan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang krusial.
2. Membutuhkan kompetensi/keterampilan/keahlian tertentu.
3. Suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas, sistematis, dan
eksplisit (a systematic body of knowledge).
4. Mempelajari dan menguasai kompetensi dan disiplin ilmu tersebut membutuhkan
pendidikan dan latihan yang relatif lama (bertahun.tahun) dan tidak cukup hanya
beberapa bulan. Hal ini dilakukan pada tingkat perguruan tinggi.
5. Memiliki organisasi profesi.
6. Memiliki kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap
pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
7. Merupakan sumber nafkah bagi setiap anggotanya.
Pekerjaan sebagai guru bisa disebut sebagai profesi. Guru merupakan pekerjaan yang
dijadikan sumber nafkah oleh orang yang mejadi guru, dalam melakukan pekerjaannya guru
harus memiliki keahlian dan kompetensi tertentu, saat ini pemerintah juga memberikan
aturan bahwa untuk menjadi seorag guru harus lulus minimal S1 pendidikan guru terlebih
dahulu jadi tidak bisa sembarang orang bisa menjadi guru. Selain itu guru juga memiliki
sebuah wadah organisasi yang mengayomi para guru.
Suatu pekerjaan dapat dijadikan profesi bila memenuhi kriteria atau persyaratan
tertentu yang melekat dalam pribadinya sebagai tuntunan dalam melaksanakan profesi
tersebut.Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru
Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
III. Pembahasaan
Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran. Salah satu tugas guru menciptakan tujuan luhur pendidikan
nasional, agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai diperlukan guru profesional.
Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya
agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi pembelajaran yang aktual dengan
menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan teknologi pembelajaran terkini. Hanya
dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil mengantarkan
peserta didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada
zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru menyesuaikan wawasan
dan kompetensi dengan tuntutan perkembangan lingkungan profesinya justru akan menjadi
salah satu faktor penghambat ketercapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Akibat dari masih banyaknya guru yang tidak menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan TIK membawa
dampak pada siswa paling tidak dalam dua hal. Pertama, siswa hanya terbekali dengan
kompetensi yang sudah usang.Akibatnya, produk sistem pendidikan dan pembelajaran tidak
siap terjun ke dunia kehidupan nyata yang terus berubah. Kedua, pembelajaran yang
diselenggarakan oleh guru juga kurang kondusif bagi tercapainya tujuan secara aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan karena tidak didukung oleh penggunaan teknologi pembelajaran
yang modern dan handal. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa substansi materi
pelajaran yang harus dipelajari oleh anak didik terus berkembang baik volume maupun
kompleksitasnya.
A. Prinsip-prinsip peningkatan kompetensi
1. Prinsip-prinsip umum
Secara umum program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini:
a. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
b. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
c. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung
sepanjang hayat.
d. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
guru dalam proses pembelajaran.
e. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
2. Prinsip-prinsip khusus
Secara khusus program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini:
a. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
b. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga
pendidik profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional.
c. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi dan
indikator.
e. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat
mengikuti perkembangan Ipteks.
f. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan jaman.
g. Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk
diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya,
baik secara individual maupun institusional.
h. Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan
mengacu kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-
indikator terukur dari kompetensi profesinya.
i. Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya
untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam
memberikan layanan pendidikan dalam rangka membangun generasi yang
memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi, mampu menjadi dirinya
sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama orang lain.
j. Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu
meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga memiliki
kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
k. Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
l. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas kompetensi
yang dimiliki oleh guru.
m. Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
secara berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan
kompetensi yang ada pada standar kompetensi.
n. Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pentetahuan, teknologi dan
seni, serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru.
o. Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik.
p. Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
harus mampu memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait dengan
profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja
guru.
q. Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
harus didasari atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Peningkatan kompetensi guru guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti berikut ini:
A. Pendidikan dan Pelatihan
1. Inhouse Training (IHT)
Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di
KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa
sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus
dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki
kompetensi kepada guru lain yang belum memiliki kompetensi. Dengan strategi ini
diharapkan dapat lebih menghemat waktu dan biaya.
a. Program magang
Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di institusi/industri yang
relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi professional guru.Program
magang ini terutama diperuntukkan bagi guru kejuruan dan dapat dilakukan
selama priode tertentu, misalnya, magang di industri otomotif dan yang
sejenisnya.Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan alasan
bahwa keterampilan tertentu khususnya bagi guru-guru sekolah kejuruan
memerlukan pengalaman nyata.
b. Kemitraan sekolah
Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama dengan
institusi pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu.Pelaksanaannya dapat
dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah.Pembinaan melalui mitra
sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang
dimiliki mitra dapat dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi profesionalnya.
c. Belajar jarak jauh
Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan
instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan
sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan melalui belajar jarak
jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah
terpencil dapat mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk
seperti di ibu kota kabupaten atau di propinsi.
d. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus
Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau LPMP dan lembaga lain yang
diberi wewenang, di mana program pelatihan disusun secara berjenjang mulai dari
jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan
tingkat kesulitan dan jenis kompetensi.Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan
berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam
keilmuan tertentu.
e. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya
Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya dimaksudkan untuk
melatih meningkatkan kompetensi guru dalam beberapa kemampuan seperti
melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
f. Pembinaan internal oleh sekolah
Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang
memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar,
pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan
sejenisnya.
g. Pendidikan lanjut
Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi
pembinaan profesi guru di masa mendatang.Pengikutsertaan guru dalam
pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik
di dalam maupun di luar negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan
pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat
membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.
2. Kegiatan Non Pendidikan dan Pelatihan
a. Diskusi masalah pendidikan
Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik sesuai dengan masalah
yang di alami di sekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat
memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di
sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.
b. Seminar
Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah
juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi guru dalam
meningkatkan kompetensi guru.Melalui kegiatan ini memberikan peluang kepada
guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan
dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
c. Workshop
Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.
Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis
kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
d. Penelitian
Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian
eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.
e. Penulisan buku/bahan ajar
Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku
dalam bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum
sederhana, maupun bahan ajar elektronik (animasi pembelajaran).
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni
Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya teknologi yang
bermanfaat untuk masyarakat dan atau pendidikan dan karya seni yang memiliki
nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.
IV. Penutup
Guru berperan dalam mewujudkan tujuan nasional pendidikan, dalam melaksanakan
fungsi tersebut dibutuhkan guru professional. Guru professional harus memiliki standar
kualifikasi dan kompetensi, agar dapat mewujudkan tujuan luhur pendidikan nasional.
Perkembangan teknologi dan ilmu yang semakin maju, menuntut guru untuk terus
meningkatkan kompetensi dan profesinya secara berkelanjutan. Peningkatan kompetensi
dapat melalui pendidikan maupun non pendidikan. Peningkatan kemampuan melalui
pendidikan dapat melalui
V. Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Tentang
Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkn Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Guruh Sukarno Putra. Profesi guru dan peningkatan kometensi.
https://www.academia.edu/23669887/PROFESI_GURU_DAN_PENINGKATAN_KO
MPETENSI. Diakses tanggal 24 Oktober 2017 pukul 11.00.