Struktur Organisasi Bank Mandiri
Struktur Organisasi Bank Mandiri
Struktur Organisasi Bank Mandiri
Bank
Mandiri Syariah
1. Pemilik (Pemegang Saham)
PT Bank Mandiri Tbk. sebagai pemilik saham BANK MANDIRI SYARIAH memiliki komitmen yang
tinggi terhadap penerapan GCG. Salah satu apresiasi atas komitmen tersebut adalah
penghargaan yang diterima dari Majalah Asiamoney di Singapore berupa The Best Corporate
Governance Award dan The Best Disclosure & Transparency bagi perusahaan Indonesia
periode tahun 2005. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terutama RUPS
Luar Biasa, telah mengikuti GCG yang berlaku a.l. penetapan keputusan-keputusan berkenaan
dengan Dewan Komisaris, Direksi maupun, Dewan Pengawas Syariah (DPS).
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris berjumlah 3 (tiga) orang sehingga menyamai (tidak melebihi) jumlah Direksi
yang terdiri atas Komisaris Utama dan 2 (dua) orang anggota Komisaris. Komisaris Independen
berjumlah 2 (dua) orang (66,67%). Penggantian/pengangkatan Dewan Komisaris langsung
melalui RUPS, dikarenakan Komite Remunerasi dan Nominasi belum terbentuk (target realisasi
Triwulan II/ 2007). Satu orang Komisaris merangkap jabatan Pejabat Eksekutif pada Bank
Mandiri (pengecualian karena penugasan dari Pemegang Saham Pengendali Bank BUMN).
Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit untuk memastikan berjalannya tata kelola
perusahaan yang baik, di mana secara keseluruhan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
Dewan Komisaris telah berjalan dengan baik.
3. Direksi
Komitmen Direksi untuk melaksanakan GCG terus ditegaskan di mana yang terakhir adalah
pembuatan Surat Edaran (SE) untuk jajaran BANK MANDIRI SYARIAH agar mematuhi PBI tentang GCG.
Di samping itu, akan disosialisasikan Piagam (charter) GCG merevisi SKB dan menyesuaikan dengan
pelaksanaan GCG induk perusahaan Bank Mandiri. Salah seorang Direksi ditetapkan sebagai Direktur
Kepatuhan yang juga memantau implementasi GCG dan membawahi Divisi Manajemen Risiko,
Pengembangan Produk, Sistem Teknologi, dan Desk Sisdur dan Pengawasan Pembiayaan. Penggantian
dan atau pengangkatan Direksi langsung melalui RUPS karena Komite Remunerasi dan Nominasi masih
dalam proses pembentukan. Direksi telah mematuhi komitmen untuk menjalankan kegiatan Bank
secara prudent, sesuai dengan prinsip syariah dan atas setiap hasil audit baik intern maupun ekstern
selalu ditindaklanjuti
6. Direksi
Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, Direksi bertanggung jawab penuh atas
kepengurusan perusahaan untuk menjalankan prinsip perbankan yang sehat termasuk
mengimplementasikan visi, misi, strategi, sasaran usaha, serta rencana jangka panjang dan jangka
pendek sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kriteria yang ditetapkan oleh Otoritas Pengawas Bank.
Komposisi Direksi terus dievaluasi sesuai dengan perkembangan BANK MANDIRI SYARIAH , dimana
saat ini terdiri atas Direktur Utama dan dua Direktur Bidang. Ketiga Direktur yang berasal dari Bank
Mandiri merupakan pengecualian GCG karena penugasan dari Pemegang Saham PengendaliBank
BUMN. Direksi BANK MANDIRI SYARIAH telah memenuhi fit & proper test BI, UU Perseroran Terbatas
dan ketentuan GCG. Komposisi 3 (tiga) Direksi adalah :
a. Direktur Utama (penugasan dari Bank Mandiri)
b. Direktur Operasional dan Pendukung (penugasan dari Bank Mandiri)
c. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko (penugasan dari Bank Mandiri)
Secara keseluruhan Direksi berdomisili di Jakarta dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 2
(dua) orang Senior Executive Vice President (SEVP) dimana beban penugasan setingkat Direksi, kecuali
tanggung jawab dan wewenang jabatan dibedakan dengan Direksi.
Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan
Bank, mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam
AD/ART perusahaan, melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
7. Direktur Kepatuhan
Tanggung jawab Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan PBI yang berlaku maupun best practices
perbankan. Optimalisasi peran Direktur Kepatuhan terus ditingkatkan terutama kelanjutannya sebagai
pengurus Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP). Di samping itu, terkait dengan
pemastian kepatuhan terhadap pengelolaan harta kekayaan (asset) bank yaitu pembiayaan,
penempatan dana, dan pengadaan barang & jasa telah diterapkan sertifikasi pengujian kepatuhan
melalui penerbitan Sertifikat Kepatuhan (Compliance Certificate) yang pelaksanaannya pada unit bisnis
ditugaskan kepada fungsi Pengawas Kepatuhan dan Prinsip Mengenal Nasabah (PKP) Cabang maupun
Divisi. Seluruh ketentuan eksternal yang berlaku telah dipatuhi dengan baik dan tidak ada sanksi
hukum pelanggaran terhadap BANK MANDIRI SYARIAH terutama atas ketentuan BI maupun fatwa DSN.
Optimalisasi fungsi kepatuhan BANK MANDIRI SYARIAH terus disempurnakan sejalan dengan
perkembangan organisasi BANK MANDIRI SYARIAH .
8. Komite-Komite
BANK MANDIRI SYARIAH diwajibkan membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite
Remunerasi, dan Komite Nominasi. Dari keempat Komite-komite di bawah Komisaris tersebut yang
telah dibentuk dan berfungsi dengan baik adalah Komite Audit dengan komposisi :
a. Ketua Komite (Komisaris Independen)
b. Anggota Komite (pihak independen berpengetahuan Perbankan)
c. Anggota Komite (pihak independen berpengetahuan Keuangan/Akuntansi)
Komite Audit telah ikut serta dalam setiap rapat Komisaris dan Direksi yang telah berjalan rutin dan
dihadiri minimal 2 (dua) orang anggota atau 66,67% dimana keputusan rapat selama ini diambil secara
musyawarah mufakat. Pada dasarnya Komite Audit BANK MANDIRI SYARIAH sudah sesuai dengan
tuntutan GCG, namun demikian beberapa komite lainnya (Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi
dirangkapkan dengan Komite Nominasi) sedang dalam pembentukan dan ditargetkan pada tahun
2007.
5. Stakeholders lainnya
Antara BANK MANDIRI SYARIAH dengan Stakeholders lainnya (terutama eksternal BANK MANDIRI
SYARIAH ) terjalin hubungan kerja dan bisnis yang sesuai dengan profesionalisme dan kewajaran
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini, BANK MANDIRI SYARIAH telah memperhatikan hak
dan kewajiban jajaran Stakeholders seoptimal mungkin serta memberikan pelayanan maupun
informasi yang dibutuhkan.
Sumber : http://anggihtangkas.blogspot.com/2009/12/tugas-spk-kedua-pt-bank-mandiri-
syariah.htm
1. Hub Manager (Kepala Cabang) bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan operasional cabang
yang ada di wilayah kerjanya (antara lain: cabang-cabang spoke). Hub Manager membawahi 5 unit
kerja, yaitu : Hub Outlet Manager, Operation Manager, Commercial Manager, Spoke-spoke Manager
dan Credit Operation Leader.
2. Internal Control & Compliance (ICC) merupakan unit kerja yang bertugas sebagai unit pengawasan
internal yang dalam hirarki tugas dan tanggungjawabnya langsung kepada satuan Audit Internal di
Kantor Pusat. Namun demikian dalam operasional dan teknis pelaksanaan tugas di cabang, di bawah
Koordinator Kepala Cabang.
3. Risk Management adalah suatu unit kerja yang bertugas mengevaluasi permohonan kredit yang
ditujukan oleh Commercial Manager yang setelah dianalisa. Selanjutnya diputus secara bersama
(four eyes principles) dengan mempertimbangkan sisi resiko atas pemberian kredit dan memberikan
masukan untuk mengantisipasi/meminimalisasi resiko yang mungkin akan timbul.
4. Spoke Manager adalah penanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang di masing-
masing kantor cabang (spoke) .
5. Hub Outlet Manager adalah penganggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang serta
koordinator pendanaan dan perkreditan (kredit dengan limit < Rp. 350 Juta) maupun operasional
yang ada di kantor cabang yang meliputi tugas-tugas di bidang costumer service, retail officer dan
head teller.
6. Retail Officer adalah unit pemasaran bidang perkreditan yang bertugas sebagai berikut:
a. Memberikan penjelasan kepada calon nasabah/nasabah, tentang persyaratanserta berbagai hal
yang berkaitan dengan hubungan rekening pinjaman di Bank Mandiri.
b. Melakukan pembahasan atas permohonan kerdit berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku
di Bank Mandiri.
c. Melakukan pemeliharaan nasabah-nasabah yang telah mendapat fasilitas kredit di Bank Mandiri
berdasarkan ketentuan perbankan.
d. Memberikan pemberitahuan kepada masing-masing nasabah apabila terdapat perubahan-
perubahan pada ketentuan perkreditan maupun ada tunggakan-tunggakan kewajiban nasabah yang
berlum dibayar.
7. Costumer service adalah unit pemasaran bidang dana yang dipimpin oleh costumer servide officer
yang bertugas:
a. Memberikan penjelasan kepada calon nasabah maupun nasabah mengenai features dan benefit
dari setiap produk dan jasa-jasa Bank Mandiri.
b. Menangani permohona pembukaan rekening nasabah yang meliputi : tabungan Deposito dan Giro
baik dalam rupiah maupun valuta asing.
c. Melayani ermintaan untuk melakukan perubahan data-data nasabah maupun data rekening dari
masing-masing nasabah.
d. Melayani penutupan rekening nasabah.
e. Mengadministrasikan seluruh pembukaan rekening : Tabungan, Deposito dan Giro nasabah.
8. Head teller adalah unit kerja dibidang kas yang mempunyai tugas :
a. Melayani setiap nasabah atau calon nasabah yang melakukan transaksi setiap hari yang meliputi :
penyetoran tunai, penarikan tunai, penyetoran kliring, inkaso transfer dll.
b. Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen setoran atau penarikan nasabah apakah telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Memastikan apakah tandatangan nasabah pada setiap penarikan dana dari rekening telah sesuai
dengan specimen tanda tangan nasabah.
d. Melakukan monitoring atas persediaan uang tunai.
e. Sebagai koordinator atas penarikan tunai dan penyetoran oleh cabang-cabang.
f. Mengatur penyediaan uang kas di cabang agar tidak melebihi limit kas kantor hub.
9. Commercial Manager adalah sebagai unit kerja dibidang perkreditan dan bertanggungjawab atas
pelaksanaan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan perkreditan. Dalam pelaksanaan
tugasnya dibantu oleh petugas sub unit kerja : relationship manager dan credit recovery.
10. Relationship manager bertugas mengelola debitur kredit performing baik permohonan baru
maupun penambahan. Adapun credit recovery bertugas mengelola debitur kredit non-performing dan
debitur macet baik pengadministrasiannya, penagihan sampai penyelesaiannya. Sub unit ini pun
dibantu oleh masing-masing assistsnt relationship manager dan assistant credit recovery.
11. Operation manager adalah kepala untit kerja yang bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas
dan wewenang yang berkaitan dengan teknis operasional kantor cabang diluar kebijakan perkreditan.
Unit kerja ini membawahi 4 sub unit kerja yaitu general affair, clearing and other services, trade
service administrastion accounting.
12. Clearing and other service adalah sub unit kerja yang bertanggungjawab dan mempunyai tugas
mendukung tugas-tugas front-office, melakukan transaksi pertukaran warkat-warkat bank pada
lembaga kliring Bank Indonesia dan melaksanakan transfer-transfer, Inkaso dan lain-lain yang
berkaitan dengan tugasnya.
13. Trade service administration adalah suatu unit kerja yang bertugas melayani transaksi jasa-jasa,
valas dan hal-hal yang berkaitan dengan tanggungjawab dibidang tugasnya.
14. General affair adalah suatu unit kerja yang bertugas dan bertanggungjawab mengenai
kesekretariatan, mengelaola aset-aset Bank Mandiri yang ada di Hub, mengelola administrasi
personalia, mengelola ATK, mengelola sarana pendukung operasional cabang lainnya dan hal-hal
lain yang berkaian dengan bidang tanggungjawabnya.
15. Accounting adalah sub unit yang bertanggungjawab dan melakukan kontrol atas kebenaran
pelaksanaan transaksi dan melakukan pencatatan atas transaksi laba/rugi.
16. Credit operation team adalah suatu unit kerja yang bertugas dan bertanggunjawab terhadap hal-
hal pengadministrasian kredit dalam mandiri sistem terpadu (MASTER), pemenuhan syarat kredit,
pengingatan agunan, penutupan asuransi, penilaian agunan, penyelesaian hukum dan tugas-tugas
lain yang berkaitan dengan tanggungjawabnya.