Evaluasi Program Perpustakaan (Tugas Kelompok)
Evaluasi Program Perpustakaan (Tugas Kelompok)
Evaluasi Program Perpustakaan (Tugas Kelompok)
DAFTAR ISI . 1
KATA PENGANTAR .. 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Fokus Evaluasi 4
C. Perumusan Masalah 5
A. Deskripsi Konseptual . 6
B. Deskripsi Program . 7
A. Tujuan Penelitian 13
B. Tempat dan Waktu Penelitian . 13
C. Model Evaluasi ... 13
D. Metodologi Evaluasi ... 17
BAB IV PEMBAHASAN 23
BAB V PENUTUP... 39
DAFTAR PUSTAKA.. 41
LAMPIRAN 42
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah
memberikan kami kekuatan lahir batin untuk menyelesaikan makalah ini. Dalam
penelitian ini kami merancang suatu evaluasi program perpustakaan sekolah
dengan menggunakan model evaluasi program CIPP.
Rancangan kegiatan evaluasi program ini sangat bermanfaat bagi sekolah
untuk menjadi alat ukur dalam mengevaluasi sistem perpustakaan di sekolah.
Harapannya, evaluator dimudahkan untuk mengevaluasi program perpustakaan
sekolah menggunakan model evaluasi program CIPP (context, input, process, and
product).
Kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penelitian ini. Dengan
begitu kami mengharapkan kritik dan saran pada bapak/ibu dan teman-teman
sekalian yang dapat memperbaiki atau menambah setiap pesan atau berbagai hal
yang terdapat dalam penelitian ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber yang menyediakan ilmu
pengetahuan di lingkungan sekolah telah menjadi budaya atau kebiasaan di
hampir setiap sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta.
Ketersediaan perpustakaan di lingkungan sekolah memudahkan guru, siswa, dan
tenaga pendidikan lainnya dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai
penyedia sumber pembelajaran dan penambah wawasan bagi mereka.
Pengelolaan manajemen perpustakaan menjadi fokus utama untuk
kebermanfaatan perpustakaan di lingkungan sekolah. Jika perpustakaan dikelola
dengan baik dan menarik maka siswa dan warga sekolah akan tertarik untuk
mengunjungi perpustakaan. Bagaimana suatu pengelolaan manajemen
perpustakaan dapat dikatakan baik?. Jawabannya adalah ketika perpustakaan
tersebut berjalan sesuai dengan tujuan perpustakaan sekolah yang diadakan yaitu
berjalan baik seiring dengan waktu dan tidak ada masalah dalam pengelolaannya.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan perpustakaan
sekolah diantaranya yaitu : kenyamanan perpustakaan, koleksi buku yang
beragam, sistem pelayanan perpustakaan, manajemen pengelolaan koleksi buku,
serta fasilitas dan program lainnya yang di tawarkan oleh perpustakaan untuk
dapat menarik minat pengunjung.
Salah satu pihak yang terlibat dalam pengelolaan perpustakaan di sekolah
yaitu pustakawan. Dibutuhkan putakawan yang ahli untuk mengelola
perpustakaan dengan baik. Selain itu pustakawan di tuntut untuk dapat berinovasi
dengan kreatif dalam mengelola perpustakaan agar siswa tertarik untuk
mengunjungi perpustakaan. Salah satu dasar untuk mengelola perpustakaan
sekolah yaitu kenali karakteristik dan kebutuhan sasaran pengunjung
perpustakaan.
3
Dengan demikian perpustakaan sekolah sebagai fasilitas yang ada di
sekolah menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung keberlangsungan
sistem pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu dalam pengelolaan perpustakaan
butuh kerjasama semua pihak di sekolah untuk pengadaan dan pengelolaannya.
Dengan kerjasama yang baik maka diyakini program perpustakaan di sekolah ini
menjadi lebih baik dan berguna sesuai dengan tujuannya.
B. Fokus Evaluasi
4
malah dihilangkan. Untuk lebih jelasnya akan di sampaikan di halaman
selanjutnya.
C. Perumusan Masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskriptif Konseptual
5
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang
perpustakaan adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi.
2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
132/KEP/M/PAN/12/2002:
Sebuah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan
khusus dan koleksi bahan pustakan sekurang-kurangnya terdiri dari
1.000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis
perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.
3. SNI (Standar Nasional Indonesia) Perpustakaan Sekolah 7329:2009:
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan
pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang
merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan,
dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya
tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.
B. Deskripsi Program
6
1. Tujuan Perpustakaan sekolah
SNI Perpustakaan Sekolah 7329-2009, yaitu bertujuan: menyediakan
pusat sumber belajar sehingga dapat membantu:pengembangan dan
peningkatan minat baca, literasi informasi, bakat,dan kemampuan
peserta didik.
7
memimpin dan kepemimpinan untuk mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan
/menggerakkan orang-orang lain.
Fungsi Manajemen :
Planning
Organizing
Staffing
Leading
Directing/commending
Deligating
Promoting
Motivating
Controlling
Punishing
Semua fungsi yang ada di atas dipimpin oleh kepala perpustakaan sekolah
sebagai pemimpin perpustakaan sekolah.
Kepala Perpustakaan Sekolah :
SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (8.1):
Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung
jawab kepada kepala sekolah.
Kualifikasi kepala perpustakaan adalah tenaga perpustakaan
sekolah atau tenaga kependidikan dengan pendidikan minimal
diploma dua di bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau
diploma dua bidang lain yang sudah memperoleh sertifikat
pendidikan di bidang ilmu perpustakan dan informasi dari
lembaga pendidikan yang terakreditasi.
Lampiran: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2008, Tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah: Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang
melalui jalur pendidik harus memenuhi syarat:
8
Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau
sarjana (S1)
Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah
Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.
Kompetensi tambahan (Widiasa yang dikutip dari Charles Hoy, dkk
(dalam Syarifuddin, 2002):
Visi
Keterampilan perencanaan
Berpikir kritis
Keterampilan kepemimpinan
Keteguhan hati
Keterampilan mempengaruhi
Keterampilan hubungan interpersonal
Percaya diri
Pengembangan
Empati
Toleransi terhadap stres
Keterampilan mengevaluasi
9
Job description, the right man in the right place, pemberdayaan
SDM, dan team work
Pemberian motivasi
Pengembangan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
Peningkatan karier dan kesejahteraan
Managing Collection:
Berkualitas dan sesuai kebutuhan
Melalui pengadaan kolaboratif
Melalui pengolahan yang cepat
Tersedia sarana akses
Pemeliharaan
Managing Fasilities:
Perencanaan
Disain ulang: gedung, ruang, mobiler
Pengadaan
Perawatan
Managing IT:
TI yang terintergrasi
TI yang terbarukan
Managing Services:
Menetapkan kebijakan, prosedur dan pelaksanaannya
Mengkaji lingkungan
Memperluas layanan: penyediakan makerspaces, M-library
services
Promosi dan Pemasaran
Managing Budget:
Penggalian anggaran
Perencanaan, pemanfaatan, administrasi dan pelaporan
anggaran
Pengawasan
10
Managing Emergency:
Kebijakan eksternal
Kepemimpinan
11
Kepala
Sekolah/wakil
Kepala Sekolah
Kelompok
Komite Sekolah jabatan/fungsional
guru
KepalaPerpustakaan
Teknologi Informasi
Layanan Pembaca Layanan Teknis
Dan Komunikasi
BAB III
DESAIN EVALUASI
12
A. TUJUAN PENELITIAN
2. Waktu
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 3 Oktober 2017
sampai dengan 7 November 2017.
C. MODEL EVALUASI
Sehubung dengan focus evaluasi pada penelitian ini mengenai apakah sistem
perpustakaan telah berjalan atau tidak maka model evaluasi yang digunakan
adalah model CIPP. CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh
para evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika
dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan
oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University. Model evaluasi ini
13
pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the Elementary and
Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation :
evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan, process
evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap
hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen
evaluasi.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented
evaluation approach structured). Tujuannya adalah untuk membantu
administrator (kepala sekolah dan guru) didalam membuat keputusan. Menurut
Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko mengungkapkan bahwa,
the CIPP approach is based on the view that the most important purpose of
evaluation is not to prove but improve. Konsep tersebut ditawarkan oleh
Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan
membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.
Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang
meliputi, context, input, process, product.
14
1. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh perpustakaan
sekolah, apakah tentang kebutuhan jenis buku, keadaan buku,
kelengkapan buku dan sebagainya.
2. Tujuan pengembangan apa yang belum tercapai dari perpustakaan
sekolah.
3. Tujuan pengembangan apa yang dapat mengembangkan potensi
siswa dalam belajar.
4. Tujuan manakah yang mudah dicapai oleh perpustakaan sekolah.
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi
masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative apa yang diambil,
apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja
untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan meliputi : 1) Sumber daya
manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4)
Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Dalam hal ini pertanyaan-
pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap evaluasi masukan ini adalah :
15
Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan
bahwa, evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : 1) do detect or predict in
procedural design or its implementation during implementation stage, 2) to
provide information for programmed decision, and 3) to maintain a record of the
procedure as it occurs . Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau
memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap
implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai
rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi
data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan
program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana
rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada
apa (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, siapa (who) orang yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab program, kapan (when) kegiatan akan
selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh
kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai dengan
rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai
berikut :
16
Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian
evaluasi produk/hasil adalah to allow to project director (or techer) to make
decision of program . Dari evaluasi proses diharapkan dapat membantu pimpinan
proyek atau guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan,
akhir, maupun modifikasi program. Sementara menurut Farida Yusuf Tayibnapis
(2000 : 14) dalam Eko Putro Widoyoko menerangkan, evaluasi produk untuk
membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah
dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.
Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi
produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/
keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator dapat menentukan atau
memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah suatu program dapat
dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan. Pada tahap
evaluasi ini diajukan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
D. METODOLOGI EVALUASI
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
17
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti
generalisasi.2
natural setting. Obyek yang alamiah merupakan obyek yang apa adanya,
memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek
Oleh karena itu, pengumpulan data ini dilakukan secara induktif (menarik
secara umum). Jadi dalam penelitian kualitatif ini, dilakukan analisis data
1
DRS. Riduwan, M.B.A., 2004, Belajar Mudah Penelitian, Bandung : Alfabeta, Hlm. 51
2
Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, bandung : Alfabeta, hlm. 1
18
2. Data dan Sumber Data
Informan dalam penelitian kualitatif ini berfungsi untuk
informan seperti :
1. Wawancara
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
19
pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat
dalam kehidupan sosial yang relatif lama.3 Materi yang terdapat dalam
keinginan / kebutuhan.
2. Pengamatan (observasi)
3
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. Hlm. 111
4
Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.SI., 2011, Evaluasi ( Teori, Model, Standar, Aplikasi,
dan Profesi), Jakarta : Rajawali Pers, hlm. 202
5
Ibid., hlm. 200
20
b) Analisa Stakeholders, siapa yang terlibat langsung?, siapa yang
tidak terlibat langsung?
c) Setelah diketahui kebutuhan, apakah sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan?
d) Apakah dampak yang diberikan bagi siswa?
penelitian kualitatif,
pemeriksaan .
21
Dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara
bahan pustaka dengan baik.
Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana
cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien,
terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.
Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan
program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler,
kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.
24
Fungsi Rekreatif. Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif
ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku
pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat
rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para
pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa
maupun oleh guru.
Fungsi Penelitian. Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian
ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan
sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai
bidang studi.
1. VISI
Menjadikan perpustakaan sebagai pusat pengembangan diri dan
rekreasi para siswa/i agar berakhlak mulia, berpengetahuan, dan terampil
dalam hidup sesuai pertumbuhan dan perkembangan usianya
2. MISI
Membentuk generasi cinta buku, cinta membaca
Menghadirkan sumber bacaan terbaru dan terkini
Pendukung sekolah dalam memenuhi kebutuhan atau kelengkapan
sarana belajar guna mencapai tujuan pendidikan sekolah.
PROGRAM PERPUSTAKAAN
Perpustakaan SDIT Nurul Fikri mempunyai program-program sebagai
berikut :
25
One Month One Book (OMOB)
Siswa diwajibkan membaca dan menuliskan kembali minimal 1 buku tiap
bulannya.
Pemilihan OMOBERS
Setiap akhir semester dipilih 1 siswa/kelas dan 1 guru/level yang paling
giat dalam menjalankan program ini.
Perpustakaan kelas dan Box buku
Rak buku dan Box buku disediakan di ruangan kelas. Buku bacaan akan
dirolling setiap semester sekali
Student Library
Pemilihan maksimal 20 siswa untuk mengikuti kegiatan membaca. Dibuat
kelompok kecil yang bertujuan membina kegiatan membaca dan menulis
siswa agar kemampuan mereka terus meningkat
Pohon Literasi
Setiap siswa, guru dan warga sekolah yang sudah membaca 1 buku,
mereka menuliskan nama dan judul buku yang telah mereka baca di pohon
tersebut. Sehingga makin banyak membaca, makin rimbun pohon literasi.
Kunjungan wajib perpustakaan
Setiap siswa wajib kunjung, wajib baca dan wajib pinjam, jadwal telah
disusun oleh petugas perpustakaan.
Nontan bareng film edukasi
Setiap sebulan sekali anak-anak menonton film edukasi di perpustakaan
selepas pulang sekolah, kemudian diberikan pertanyaan berkaitan dengan
film tersebut
Silent Reading
Membaca senyap secara bersama-sama dikelas masing-masing, 15 menit
di opagi hari.
BOOK WEEK (Bulan Bahasa)
Memperingati bulan bahasa dengan mengadakan lomba-lomba yang
berkaitan dengan literasi
26
Belajar Bersama
Melakukan pembelajaran di perpustakaan dengan menggunakan media
yang ada di perpustakaan
Pemilihan The Best Reader
The best reader dipilih satu siswa/i setiap kelasnya disetiap bulannya.
Dipilih berdasarkan peminjam buku terbanyak. Kemudian nama dan foto
mereka dipampang di mading perpustakaan
Zakat buku bagi kelas VI
Setiap siswa/i kelas VI yang akan lulus diwajibkan menyumbang buku
sesuai dengan subjek yang sudah ditentukan.
WJLRC
SDIT Nurul Fikri juga menjadi salah satu sekolah penggerak literasi
sekolah (GLS) di Jawa Barat melalui Program West Java Leaders
Reading Challenge (WJLRC). Program unggulan hasil kerja sama dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerinta Australia Selatan.
Perpustakaan
Puji Sis Andanasari, S.Os
Bag. Sirkulasi
Bag. Pelayanan Bag. Teknis Bag. Pengadaan
Esya Wahyunie,
Puji Sis Andanasari, S.Os Siti Solehah Misno Hadi
S.Pd
27
URAIAN TUGAS PERPUSTAKAAN
PJ Perpustakaan
- Merencanakan program kerja dan pengembangan perpustakaan
- Berkoordinasi dengan semua staf perpustakaan
- Mengawasi setiap kegiatan di Perpustakaan
- Menyimpan koleksi perpustakaan
- Promosi perpustakaan kepada warga sekolah
- Membuat aturan peminjaman dan keanggotaan
- Membuat tata tertib dalam ruang perpustakaan
- Membuat struktur organisasi perpustakaan dan uraian pembagian
tugas
- Membuat laporan berkala dan berkelanjutan kepada kepala sekolah.
Sirkulasi
- Melakukan peminjaman & pengembalian koleksi
- Melakukan administrasi denda & dispensasi Denda
- Melakukan administrasi penggantian buku
- Mengkoordinasikan Pesanan koleksi buku oleh pengguna
- Merekap peminjam yang terlambat mengembalikan buku
- Menyusun kembali koleksi di rak buku
- Melakukan pendataan buku rusak
- Menerima dan mengevaluasi pengiriman koleksi buku dari
bagian terkait
Pelayanan
- Melakukan analisis perkembangan layanan pengguna
- Menyusun konsep, materi dan pelaksanaan pendidikan
pengguna
- Menjawab saran & masukan dari pengguna
- Merekomendasi penggantian buku hilang.
- Mengatur dan menyelenggarakan kegiatan layanan antar
perpustkaan
28
Teknis
- Menginventarisasi buku/bahan perpustakaan sesuai dengan
katalog buku
- Menjaga, memelihara, dan memperbaiki buku/bahan
perpustakaan
- Klaisfikasi/pengelompokan koleksi dengan cara memberi kode
kode
- Membuat label buku, barcode buku, tempat tanggal kembali
buku
- Melestarikan dan merawat koleksi perpustakaan
Pengadaan
- Menyeleksi sumber bahan perpustakaan yang telah dipilih
- Menyusun daftar usulan pengadaan bahan perpustakaan
- Menyusun daftar permintaan koleksi perpustakaan
- Melakukan pembelian, tukar menukar, hadiah, sumbangan atau
pembuatan
LAYANAN PERPUSTAKAAN
1. Sistem Layanan
Perpustakaan SDIT Nurul Fikri menggunakan sistem layanan terbuka,
sehingga pengunjung dapat langsung masuk untuk memilih dan
mengambil bahan bacaan dari rak. Tempat bacapun digunakan dengan
bebas.
2. Jam Layanan
- Buka pada pukul 07.30 12.30 dan 12.30 15.30
- Buka selama 5 hari, yaitu hari senin hingga jumat
3. Jenis Layanan
- Layanan membaca, memanfaatkan bahan bacaan seperti buku dan
surat kabar untuk dibaca di ruang baca
- Layanan peminjaman, peminjaman bahan bacaan untuk dibawa ke
rumah atau di luar ruang perpustakaan
29
- Layanan pembelajaran, siswa/i dapat menonton film pembelajaran
dalam rangka mendukung pembelajaran di kelas. Biasanya guru
berkoordinasi dengan pustakawati untuk mengatur jadwal
Selain itu perpustakaan SDIT Nurul Fikri juga sudah tergabung dalam
ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia) guna
meningkatkan kualitas profesionalisme tenaga perpustakaan sekolah dan
mampu mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang
dimiliki.
Dari kelebihan di atas bahwa perpustakaan sekolah memiliki visi dan misi,
fungsi serta tujuan yang sangat penting. Tapi fungsi dan tujuannya tidak semua
siswa-siswi yang mengunjungi perpustakaan sekolah untuk membaca atau
meminjam buku, sebagian ada yang memanfaatkan perpustakaan sebagai ruang
30
tunggu sebelum penjemput datang, sekedar singgah untuk melaksanakan sholat,
ada juga yang memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat rapat yang tidak terkait
dengan program dan kegiatan perpustakaan. Sehingga perpustakaan yang ada
tampak belum dimanfaatkan secara maksimal. Walaupun peraturan perpustakaan
sudah dipasang dan mudah untuk dibaca namun masih ada saja siswa, dan
masyarakat sekolah lainnya yang belum mematuhi tata tertib perpustakaan. Selain
itu belum adanya penjadwalan kunjungan dari semua kelas. Belum tampak jadwal
kunjungan yang seharusnya terpampang di perpustakaan.
Siswa kelas 1, 2, dan 3 biasanya datang ke perpustakaan hanya membaca
dalam waktu yang relatif cepat selebihnya mereka bermain. Dengan kondisi
seperti itu ruang perpustakaan termasuk kurang luas karena belum memenuhi
keinginan siswa terutama kelas rendah (1,2,dan 3). Selain itu ruang sirkulasi dan
pengolahan buku masih menjadi satu dengan ruang baca dan itu membuat fungsi
perpustakaan tidak efektif. Dalam perpustakaan masih bergabung dengan personil
Learning Resources Center, dan petugas teknis perpustakaan masih merupakan
personil yang diperbantukan, bukan petugas perpustakaan yang sebenarnya.
Sehingga terkadang pengolah buku mulai dari screening buku baru,
pengklasifikasian buku, labeling, stempel, dan sampul buku menjadi terlambat
karena kurang personil.
31
pengadaan koleksi perpustakaan memiliki daya guna yang optimal, maka
pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab :
32
tebal, kalau bisa, carilah buku yang berasal dari penerbit yang
terpercaya, namun dengan harga yang tidak terlalu mahal.
Buku Penunjang
Kriteria buku penunjang hampir sama dengan kriteria buku ajar. Hanya
saja, karena sifatnya yang menunjang buku ajar, maka isinya pun harus
tetap sejalan dengan kurikulum yang berlaku.
Buku Referensi
Buku referensi sebetulnya sama saja dengan buku pada umumnya
sehingga kriterianya pun memiliki ciri yakni berupa sistematika yang
dirancang khusus dalam rangka penyampaian informasi baik secara
umum maupun khusus. Contoh buku referensi yang baik antara lain
mengandung isi yang memberikan petunjuk terhadap literature dari
berbagai subjek ilmu secara cepat
Buku Cerita
Buku cerita berperan dalam meningkatkan daya imajinasi dan
kreativitas peserta didik. Di samping itu, mereka juga dapat
mengambil hikmah dari isi cerita berupa nilai-nilai keteladanan. Untuk
mengandung hal tersebut, maka buku cerita yang diadakan tidak boleh
lepas dari nuansa pendidikan dan akan lebih baik lagi jika menunjang
mata pelajaran.
Sumber Geografi
Koleksi ini berupa informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian
tempat, dan lain sebagainya. Bentuknya dapat berupa atlas, peta, dan
globe.
33
Terbitan berkala : Majalah dan Surat Kabar.
Majalah dan surat kabar merupakan terbitan berkala yang juga penting
untuk dikoleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita actual
meliputi berbagai aspek kehiduan manusia. Jenis majalah dan surat
kabar yang diadakan hendaknya tetap mengacu pada nuansa
pendidikan, dengan kata lain ia relevan dengan mata pelajaran yang
ada. Jadi, selain bersifat rekreatif ia juga berperan dalam menambah
wawasan para pembacanya.
Bahan-Bahan Lainnya
Bahan koleksi lain yang juga dapat menjadi koleksi perpustakaan
sekolah adalah bahan mikro dan bahan pandang-dengar (audio-visual).
Namun mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sedikit dan
keterbatasan kemampuan dalam menggunakannya, tidak semua
sekolah mampu mengadakannya.
34
Siapakah pengguna koleksi yang akan diadakan tersebut?
Pengguna koleksi perpustakaan sekolah adanya segenap warga sekolah
baik internal maupun eksternal walauun penekanannya tetap pada warga
internal sekolah. Para pengguna yang dimaksud yaitu :
Peserta didik
Guru
Karyawan
Wali murid
Masyarakat sekitar sekolah
35
Diadakan kegiatan verifikasi terhadap usulan dan judul koleksi yang
telah dipilih. Kegiatan verifikasi meliputi memastikan identitas koleksi
dengan alat bantu seleksi, membandingkan usulan dengan koleksi yang
telah ada di perpustakaan memastikan belum dipesannya koleksi yang
diusulkan, melihat anggaran yang tersedia, sampai dengan
mengkomunikasikan keputusan yang diambil pada pimpinan
perpustakaan dan kepala sekolah.
Terlihat dari kekurangan yang ada diatas adalah bagaimana para pengurus
atau pengelola perpustakaan lebih serius menangani sistem yang ada di
perpustakaan sekolah. Bagaimana mengelola perpustakaan agar lebih baik lagi.
Ketika para pengelola (pustakawan) atau pengurus lebih intensif lagi menanggapi
segala kendala yang ada di perpustakaan sekolah maka seiring dengan waktu
perjalanan pelayanan perpustakaan sekolah akan lebih baik lagi. Kita harus
melihat pada teori yang menyebutkan kelebihan perpustakaan di sekolah di atas
tadi.
36
Berikut adalah hal-hal yang harus diperbaiki dari perpustakaan sekolah
yang sedang berjalan :
37
memanfaatkan fungsi dan tujuan perpustakaan secara optimal. Diperlukan ide
kreatif dan inovatif dari pengelola dan pengurus yang ada disekolah untuk lebih
intensif memantau dan mengevaluasi segala kendala yang ada pada perpustakaan
sekolah.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Perpustakaan sangat penting dan harus ada pada setiap sekolah di semua
jenjang pendidikan.
39
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
40
Bungin Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Darmono, R. Masri Sareb Putra. 2001. Manajemen dan Tata kerja Perpustakaan
Sekolah. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Wirawan. 2011. Evaluasi : Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan profesi. Jakarta :
Rajawali Pers.
41
42