Evaluasi Program Perpustakaan (Tugas Kelompok)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI . 1

KATA PENGANTAR .. 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3
B. Fokus Evaluasi 4
C. Perumusan Masalah 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Deskripsi Konseptual . 6
B. Deskripsi Program . 7

BAB III DESAIN EVALUASI . 13

A. Tujuan Penelitian 13
B. Tempat dan Waktu Penelitian . 13
C. Model Evaluasi ... 13
D. Metodologi Evaluasi ... 17

BAB IV PEMBAHASAN 23

BAB V PENUTUP... 39

DAFTAR PUSTAKA.. 41

LAMPIRAN 42

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah
memberikan kami kekuatan lahir batin untuk menyelesaikan makalah ini. Dalam
penelitian ini kami merancang suatu evaluasi program perpustakaan sekolah
dengan menggunakan model evaluasi program CIPP.
Rancangan kegiatan evaluasi program ini sangat bermanfaat bagi sekolah
untuk menjadi alat ukur dalam mengevaluasi sistem perpustakaan di sekolah.
Harapannya, evaluator dimudahkan untuk mengevaluasi program perpustakaan
sekolah menggunakan model evaluasi program CIPP (context, input, process, and
product).
Kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penelitian ini. Dengan
begitu kami mengharapkan kritik dan saran pada bapak/ibu dan teman-teman
sekalian yang dapat memperbaiki atau menambah setiap pesan atau berbagai hal
yang terdapat dalam penelitian ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 17 November 2017

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber yang menyediakan ilmu
pengetahuan di lingkungan sekolah telah menjadi budaya atau kebiasaan di
hampir setiap sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta.
Ketersediaan perpustakaan di lingkungan sekolah memudahkan guru, siswa, dan
tenaga pendidikan lainnya dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai
penyedia sumber pembelajaran dan penambah wawasan bagi mereka.
Pengelolaan manajemen perpustakaan menjadi fokus utama untuk
kebermanfaatan perpustakaan di lingkungan sekolah. Jika perpustakaan dikelola
dengan baik dan menarik maka siswa dan warga sekolah akan tertarik untuk
mengunjungi perpustakaan. Bagaimana suatu pengelolaan manajemen
perpustakaan dapat dikatakan baik?. Jawabannya adalah ketika perpustakaan
tersebut berjalan sesuai dengan tujuan perpustakaan sekolah yang diadakan yaitu
berjalan baik seiring dengan waktu dan tidak ada masalah dalam pengelolaannya.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan perpustakaan
sekolah diantaranya yaitu : kenyamanan perpustakaan, koleksi buku yang
beragam, sistem pelayanan perpustakaan, manajemen pengelolaan koleksi buku,
serta fasilitas dan program lainnya yang di tawarkan oleh perpustakaan untuk
dapat menarik minat pengunjung.
Salah satu pihak yang terlibat dalam pengelolaan perpustakaan di sekolah
yaitu pustakawan. Dibutuhkan putakawan yang ahli untuk mengelola
perpustakaan dengan baik. Selain itu pustakawan di tuntut untuk dapat berinovasi
dengan kreatif dalam mengelola perpustakaan agar siswa tertarik untuk
mengunjungi perpustakaan. Salah satu dasar untuk mengelola perpustakaan
sekolah yaitu kenali karakteristik dan kebutuhan sasaran pengunjung
perpustakaan.

3
Dengan demikian perpustakaan sekolah sebagai fasilitas yang ada di
sekolah menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung keberlangsungan
sistem pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu dalam pengelolaan perpustakaan
butuh kerjasama semua pihak di sekolah untuk pengadaan dan pengelolaannya.
Dengan kerjasama yang baik maka diyakini program perpustakaan di sekolah ini
menjadi lebih baik dan berguna sesuai dengan tujuannya.

B. Fokus Evaluasi

Untuk menilai dan mengevaluasi suatu program tentu saja dibutuhkan


beberapa pertanyaan penting berupa pertanyaan mengenai manajemen atau
pengelolaan perpustakaan sekolah yang akan dievaluasi. Berikut beberapa
pertanyaan yang diajukan, :

1. Apa perpustakaan sekolah itu?


2. Apa manfaat dan kegunaan dari perpustakaan sekolah?
3. Berapa lama kepemimpinan suatu perpustakaan sekolah?
4. Berapa jumlah koleksi perpustakaan?
5. Berapa jumlah staff perpustakaan?
6. Bagaimana ketersediaan anggaran perpustakaan?
7. Bagaimana sarana dan prasarana perpustakaan?
8. Bagaimana tingkat pemanfaatan siswa terhadap perpustakaan?
9. Fasilitas apa saja yang tersedia di perpustakaan?
10. Apa yang menjadi kendala mengelola perpustakaan?
11. Bagaimana cara mengatasainya?

Dari beberapa pertannyaan yang ada di atas kita dapat mengetahui


berbagai hal yang bisa dijawab untuk memenuhi pertannyaan di atas guna
melakukan evaluasi untuk tujuan, manfaat, dan sebagainya. Fokus evaluasi
perpustakaannya sendiri adalah bagaimana manajemen suatu perpustakaan
sekolah yang ada sekarang sudah baik atau perlu adanya tambahan perbaikan atau

4
malah dihilangkan. Untuk lebih jelasnya akan di sampaikan di halaman
selanjutnya.

C. Perumusan Masalah

Sebelum mengevaluasi suatu program, harus ada perumusan masalah yang


ada dalam program tersebut. Apa-apa saja yang menjadi masalah, berikut
beberapa masalah dan pertannyaan yang berkenaan tentang perpustakaan sekolah
adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sikap masyarakat sekolah tentang perpustakaan sekolah?


2. Seberapa efektifkah perpustakaan sekolah?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat sekolah terhadap pelayanan perpustakaan
sekolah?
4. Apa pengaruh perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa?
5. Bagaimana cara mengelola perpustakaan?
6. Apakah sudah baik pengelolaan perpustakaan sekolah saat ini?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskriptif Konseptual

5
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang
perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi.
2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
132/KEP/M/PAN/12/2002:
Sebuah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan
khusus dan koleksi bahan pustakan sekurang-kurangnya terdiri dari
1.000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis
perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.
3. SNI (Standar Nasional Indonesia) Perpustakaan Sekolah 7329:2009:
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan
pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang
merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan,
dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya
tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

B. Deskripsi Program

Berikut adalah deskripsi tentang manajemen perpustakaan sekolah,


bagaimana pengelolaannya, siapa yang memimpin dan cara kerjannya di sekolah,
bagaimana tujuan suatu perpustakaan, apa manfaat dan kegunaannya dan
sebagainya.

6
1. Tujuan Perpustakaan sekolah
SNI Perpustakaan Sekolah 7329-2009, yaitu bertujuan: menyediakan
pusat sumber belajar sehingga dapat membantu:pengembangan dan
peningkatan minat baca, literasi informasi, bakat,dan kemampuan
peserta didik.

2. Fungsi Perpustakaan sekolah:


Fungsi pendidikan
Fungsi informasi
Fungsi penelitian
Fungsi pelestarian
Fungsi rekreasi
Fungsi administrasi

Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi
sebagai :

Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan


pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah.
Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi
waktu luang (buku-buku hiburan).

3. Manajemen Perpustakaan Sekolah

Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management yang berarti


kata kerja to manage atau mengurusi, mengelola, dan memimpin serta
kepemimpinan. Manajemen pada suatu hakekatnya merupakan suatu kegiatan

7
memimpin dan kepemimpinan untuk mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan
/menggerakkan orang-orang lain.
Fungsi Manajemen :
Planning
Organizing
Staffing
Leading
Directing/commending
Deligating
Promoting
Motivating
Controlling
Punishing

Semua fungsi yang ada di atas dipimpin oleh kepala perpustakaan sekolah
sebagai pemimpin perpustakaan sekolah.
Kepala Perpustakaan Sekolah :
SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (8.1):
Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung
jawab kepada kepala sekolah.
Kualifikasi kepala perpustakaan adalah tenaga perpustakaan
sekolah atau tenaga kependidikan dengan pendidikan minimal
diploma dua di bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau
diploma dua bidang lain yang sudah memperoleh sertifikat
pendidikan di bidang ilmu perpustakan dan informasi dari
lembaga pendidikan yang terakreditasi.
Lampiran: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2008, Tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah: Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang
melalui jalur pendidik harus memenuhi syarat:

8
Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau
sarjana (S1)
Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah
Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.
Kompetensi tambahan (Widiasa yang dikutip dari Charles Hoy, dkk
(dalam Syarifuddin, 2002):
Visi
Keterampilan perencanaan
Berpikir kritis
Keterampilan kepemimpinan
Keteguhan hati
Keterampilan mempengaruhi
Keterampilan hubungan interpersonal
Percaya diri
Pengembangan
Empati
Toleransi terhadap stres
Keterampilan mengevaluasi

4. Fokus Utama Manajemen Perpustakaan Sekolah :

Managing Organisation and Administrastion:


Restrukturisasi organisasi
Keteraturan adminsitrasi
Pengembangan peran unit kerja
Memperluas kerjasama
Slogan
Managing Staff

9
Job description, the right man in the right place, pemberdayaan
SDM, dan team work
Pemberian motivasi
Pengembangan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
Peningkatan karier dan kesejahteraan
Managing Collection:
Berkualitas dan sesuai kebutuhan
Melalui pengadaan kolaboratif
Melalui pengolahan yang cepat
Tersedia sarana akses
Pemeliharaan
Managing Fasilities:
Perencanaan
Disain ulang: gedung, ruang, mobiler
Pengadaan
Perawatan
Managing IT:
TI yang terintergrasi
TI yang terbarukan
Managing Services:
Menetapkan kebijakan, prosedur dan pelaksanaannya
Mengkaji lingkungan
Memperluas layanan: penyediakan makerspaces, M-library
services
Promosi dan Pemasaran

Managing Budget:
Penggalian anggaran
Perencanaan, pemanfaatan, administrasi dan pelaporan
anggaran
Pengawasan

10
Managing Emergency:
Kebijakan eksternal
Kepemimpinan

5. Anggaran Perpustakaan Sekolah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007, tentang


Perpustakaan, Bagian Ketiga, Pasal 23 (6) : Sekolah/madrasah mengalokasikan
dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau
belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan
perpustakaan
Standar Nasional Indonesia 7329:2009 Perpustakaan Sekolah: Sekolah
menjamin tersedianya anggaran perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnya
5% dari total anggaran sekolah di luar belanja pegawai dan pemeliharaan serta
perawatan gedung.

6. Organisasi Perpustakaan Sekolah


SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (MAKRO)

11
Kepala
Sekolah/wakil
Kepala Sekolah

Kelompok
Komite Sekolah jabatan/fungsional
guru

Laboratorium Perpustakaan Tata Usaha

SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (MIKRO)

KepalaPerpustakaan

Teknologi Informasi
Layanan Pembaca Layanan Teknis
Dan Komunikasi

BAB III
DESAIN EVALUASI

12
A. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan dari penelian ini untuk mengevaluasi program


perpustakaan yang telah di selenggarakan oleh SDIT Nurul Fikri. Adapun Tujuan
khusus dari penelitian ini yaitu untuk :
1. Mengetahui bagaimana sikap masyarakat sekolah tentang perpustakaan
sekolah.
2. Mengetahui keefektifan perpustakaan sekolah.
3. Mengetahui tanggapan masyarakat sekolah terhadap pelayanan
perpustakaan sekolah.
4. Mengetahui pengaruh perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa.
5. Mengetahui pengelolaan perpustakaan.
6. Menilai pengelolaan perpustakaan sekolah saat ini.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


1. Tempat

Penelitian ini di laksanakan di SDIT Nurul Fikri yang berlokasi di Jl.


Tugu Raya / Lucky Abadi No. 61, Tugu, Cimanggis, Depok, Jawa Barat,
16951. Yang Berada di lantai 1 SDIT Nurul Fikri.

2. Waktu
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 3 Oktober 2017
sampai dengan 7 November 2017.

C. MODEL EVALUASI
Sehubung dengan focus evaluasi pada penelitian ini mengenai apakah sistem
perpustakaan telah berjalan atau tidak maka model evaluasi yang digunakan
adalah model CIPP. CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh
para evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika
dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan
oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University. Model evaluasi ini

13
pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the Elementary and
Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation :
evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan, process
evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap
hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen
evaluasi.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented
evaluation approach structured). Tujuannya adalah untuk membantu
administrator (kepala sekolah dan guru) didalam membuat keputusan. Menurut
Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko mengungkapkan bahwa,
the CIPP approach is based on the view that the most important purpose of
evaluation is not to prove but improve. Konsep tersebut ditawarkan oleh
Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan
membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.
Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang
meliputi, context, input, process, product.

1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)

Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan, tujuan


evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan kelemahan
yang dimilki evaluan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator
akan dapat memberikan arah perbaikan yang diperlukan. Suharsimi Arikunto dan
Cepi Safrudin menjelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah upaya untuk
menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi,
populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Dalam Konteks ini
pengajuan pertannyaan yang diajukan untuk evaluasi manajemen perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut :

14
1. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh perpustakaan
sekolah, apakah tentang kebutuhan jenis buku, keadaan buku,
kelengkapan buku dan sebagainya.
2. Tujuan pengembangan apa yang belum tercapai dari perpustakaan
sekolah.
3. Tujuan pengembangan apa yang dapat mengembangkan potensi
siswa dalam belajar.
4. Tujuan manakah yang mudah dicapai oleh perpustakaan sekolah.

2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi
masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative apa yang diambil,
apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja
untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan meliputi : 1) Sumber daya
manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4)
Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Dalam hal ini pertanyaan-
pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap evaluasi masukan ini adalah :

1. Apakah dengan jenis buku yang ada di perpustakaan berdampak pada


perkembangan siswa dalam sekolah?
2. Berapa orang siswa yang menerima dengan adanya perpustakaan di
sekolah?
3. Bagaimana reaksi siswa setelah adanya perpustakaan di sekolah?
4. Bagaimana tingkatan nilai atau prestasi siswa di sekolah setelah ada
perpustakaan sekolah?

3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)

15
Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan
bahwa, evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : 1) do detect or predict in
procedural design or its implementation during implementation stage, 2) to
provide information for programmed decision, and 3) to maintain a record of the
procedure as it occurs . Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau
memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap
implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai
rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi
data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan
program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana
rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada
apa (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, siapa (who) orang yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab program, kapan (when) kegiatan akan
selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh
kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai dengan
rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai
berikut :

1. Bagaimana Penjadwalan perpustakaan sekolah?


2. Apakah staf yang menangani perpustakaan sekolah sanggup
menangani kegiatan selama perpustakaan berlangsung?
3. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dimanfaatkan secara
maksimal?
4. Hambatan apa saja yang dialami dalam menjalankan sistem
perpustakaan sekolah?

4. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)

16
Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian
evaluasi produk/hasil adalah to allow to project director (or techer) to make
decision of program . Dari evaluasi proses diharapkan dapat membantu pimpinan
proyek atau guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan,
akhir, maupun modifikasi program. Sementara menurut Farida Yusuf Tayibnapis
(2000 : 14) dalam Eko Putro Widoyoko menerangkan, evaluasi produk untuk
membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah
dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.
Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi
produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/
keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator dapat menentukan atau
memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah suatu program dapat
dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan. Pada tahap
evaluasi ini diajukan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :

1. Apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?


2. Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan
antara rincian proses dengan pencapaian tujuan ?
3. Dalam hal apakah kebutuhan siswa telah terpenuhi dengan adanya
perpustakaan sekolah tersebut?
4. Apakah dampak yang diperoleh siswa dengan jangka panjang dengan
adanya perpustakaan sekolah ini?

D. METODOLOGI EVALUASI
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Metode kualitatif ini merupakan metode penelitian yang

17
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci.1

Metode penelitian ini muncul karena adanya perubahan paradigma

dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala. Sugiyono menjelaskan

bahwa Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana

peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi.2

Obyek dalam penelitian kualitatif ini adalah obyek alamiah atau

natural setting. Obyek yang alamiah merupakan obyek yang apa adanya,

tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti

memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek

relatif tidak berubah.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data tidak dipandu dengan teori,

namun berdasarkan oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat dilapangan.

Oleh karena itu, pengumpulan data ini dilakukan secara induktif (menarik

kesimpulan berdasarkan keadaan keadaan khusus untuk diperlakukan

secara umum). Jadi dalam penelitian kualitatif ini, dilakukan analisis data

untuk membangun hipotesis.

1
DRS. Riduwan, M.B.A., 2004, Belajar Mudah Penelitian, Bandung : Alfabeta, Hlm. 51
2
Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, bandung : Alfabeta, hlm. 1

18
2. Data dan Sumber Data
Informan dalam penelitian kualitatif ini berfungsi untuk

mendapatkan informasi yang maksimal. Informan merupakan orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

latar penelitian. Informan adalah orang yang benar-benar mengetahui

pemasalahan yang akan diteliti. Di dalam penelitian ini, terdapat dua

informan seperti :

1. Informan kunci : yaitu orang yang sangat paham / mengetahui


permasalahan yang akan di evaluasi. Adapun informan kunci di
dalam evaluasi ini yaitu tenaga pustakawan yang menjalankan
operasional perpustaan.
2. Informan non kunci : merupakan orang dianggap mengetahui
permasalahan yang akan evaluasi. Adapun informan non kunci
dalam evaluasi program ini yaitu : kepala sekolah, dewan guru,
tenaga kependidikan, siswa, dan orang tua murid.

3. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam metode kualitatif adalah

dengan melakukan pengamatan yang umunya digunakan dari tradisi

kualitatif seperti wawancara bertahap serta mendalam (in-depth interview),

observasi partisipasi (participant observer) dan lain-lain. Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan

19
pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat

dalam kehidupan sosial yang relatif lama.3 Materi yang terdapat dalam

wawancara ini berkisar antara masalah dan tujuan penelitian.

Wawancara merupakan metode yang ampuh untuk memahami suatu

keinginan / kebutuhan.

Menurut Dr. Wirawan , wawancara adalah percakapan

langsung antara interview (pewawancara) dengan interviewee (orang

yang diwawancarai), melalui media tertentu, seperti : tatap muka

secara langsung, wawancara melalui telepon, dan menggunakan

teleconference communication system.4

2. Pengamatan (observasi)

Observasi adalah teknik menjaring data di mana peneliti

merupakan instrument.5 Observasi mampu menjaring data dan

informasi yang sangat banyak, sangat mendalam dan ketika dalam

proses terjadinya suatu fenomena. Observasi harus direncanakan

dengan rinci agar dapat memperoleh informasi yang diinginkan dalam

pengertian variasi, kuantitas, serta kualitas.

4. Teknik Analisis Data


a) Analisa kebutuhan, apa saja yang dibutuhkan target untuk
pengembangan perpustakaan sekolah target.

3
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. Hlm. 111
4
Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.SI., 2011, Evaluasi ( Teori, Model, Standar, Aplikasi,
dan Profesi), Jakarta : Rajawali Pers, hlm. 202
5
Ibid., hlm. 200

20
b) Analisa Stakeholders, siapa yang terlibat langsung?, siapa yang
tidak terlibat langsung?
c) Setelah diketahui kebutuhan, apakah sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan?
d) Apakah dampak yang diberikan bagi siswa?

5. Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian kualitatif dihadapkan dengan persoalan penting mengenai uji

keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif yang

diragukan kebenarannya karena beberapa hal :

1. Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif,

2. Alat penelitian yang diandalkan berupa wawancara dan observasi,

karena mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara

terbuka dan jika tanpa control

3. Sumber data kualitatif yang kurang credible akan memengaruhi

hasil akurasi penelitian.

Dalam penelitian kualitatif ketiga hal tersebut cukup mengganggu

dalam proses penelitian kualitatif. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah

mekanisme untuk mengatasi keraguan terhadap setiap hasil penelitian

kualitatif. Menurut Moleong yang dikutip dari Burhan Bungin mengatakan

bahwa untuk membangun teknik pengujian keabsahan, digunakan teknik

pemeriksaan .

21
Dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan uji kredibilitas. Uji kredibilitas data atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian kualitatif dilakukan seperti perpanjangan

pengamatan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus

negatif, dan membercheck.

22
BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan disini adalah membahas tentang programnya yaitu


manajemen perpustakaan sekolah, apa kelebihan dan kekurangan perpustakaan
sekolah, bagaimana prosedur kerja perpustakaan sekolah yang baik agar mencapai
tujuannya, apa saja yang perlu diperbaiki selama proses yang sudah berjalan, dan
yang terakhir adalah setelah proses berjalan maka ditentukan keputusan akhirnya
apakah program perpustakaan sekolah diakhiri, atau tetap dilanjutkan atau
dikembangkan lebih lanjut.

A. Kelebihan dan Kekurangan Perpustakaan Sekolah

1. Kelebihan Perpustakaan Sekolah

Tujuan utama penyelengaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan


mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah yang lainnya.
Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung dan melengkapi semua
kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler, di samping
dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat baca dan
mengembangkan bakat siswa serta memantapkan strategi belajar mengajar.
Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan
dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah:
Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.
Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.
Memperluas pengetahuan para siswa.
Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para
siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

23
Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara
bahan pustaka dengan baik.
Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana
cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien,
terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.
Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan
program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler,
kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan


beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :

Fungsi Edukatif. Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah


perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan
kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para
siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan
kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang
rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina
para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan
pustaka dengan baik.
Fungsi Informatif. Yang dimaksud dengan fungsi informatif
adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat
informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang
bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan
sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan
pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.
Fungsi Administratif. Yang dimaksudkan dengan fungsi
administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan,
penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta
menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.

24
Fungsi Rekreatif. Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif
ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku
pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat
rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para
pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa
maupun oleh guru.
Fungsi Penelitian. Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian
ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan
sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai
bidang studi.

Berikut terdapat visi, misi perpustakaan, program, struktur organisasi,


uraian tugas, layanan, dan kerjasama dengan pihak luar yang ada di perpustakaan
SDIT Nurul Fikri :

VISI, MISI PERPUSTAKAAN SDIT Nurul Fikri

1. VISI
Menjadikan perpustakaan sebagai pusat pengembangan diri dan
rekreasi para siswa/i agar berakhlak mulia, berpengetahuan, dan terampil
dalam hidup sesuai pertumbuhan dan perkembangan usianya

2. MISI
Membentuk generasi cinta buku, cinta membaca
Menghadirkan sumber bacaan terbaru dan terkini
Pendukung sekolah dalam memenuhi kebutuhan atau kelengkapan
sarana belajar guna mencapai tujuan pendidikan sekolah.

PROGRAM PERPUSTAKAAN
Perpustakaan SDIT Nurul Fikri mempunyai program-program sebagai
berikut :

25
One Month One Book (OMOB)
Siswa diwajibkan membaca dan menuliskan kembali minimal 1 buku tiap
bulannya.
Pemilihan OMOBERS
Setiap akhir semester dipilih 1 siswa/kelas dan 1 guru/level yang paling
giat dalam menjalankan program ini.
Perpustakaan kelas dan Box buku
Rak buku dan Box buku disediakan di ruangan kelas. Buku bacaan akan
dirolling setiap semester sekali
Student Library
Pemilihan maksimal 20 siswa untuk mengikuti kegiatan membaca. Dibuat
kelompok kecil yang bertujuan membina kegiatan membaca dan menulis
siswa agar kemampuan mereka terus meningkat
Pohon Literasi
Setiap siswa, guru dan warga sekolah yang sudah membaca 1 buku,
mereka menuliskan nama dan judul buku yang telah mereka baca di pohon
tersebut. Sehingga makin banyak membaca, makin rimbun pohon literasi.
Kunjungan wajib perpustakaan
Setiap siswa wajib kunjung, wajib baca dan wajib pinjam, jadwal telah
disusun oleh petugas perpustakaan.
Nontan bareng film edukasi
Setiap sebulan sekali anak-anak menonton film edukasi di perpustakaan
selepas pulang sekolah, kemudian diberikan pertanyaan berkaitan dengan
film tersebut
Silent Reading
Membaca senyap secara bersama-sama dikelas masing-masing, 15 menit
di opagi hari.
BOOK WEEK (Bulan Bahasa)
Memperingati bulan bahasa dengan mengadakan lomba-lomba yang
berkaitan dengan literasi

26
Belajar Bersama
Melakukan pembelajaran di perpustakaan dengan menggunakan media
yang ada di perpustakaan
Pemilihan The Best Reader
The best reader dipilih satu siswa/i setiap kelasnya disetiap bulannya.
Dipilih berdasarkan peminjam buku terbanyak. Kemudian nama dan foto
mereka dipampang di mading perpustakaan
Zakat buku bagi kelas VI
Setiap siswa/i kelas VI yang akan lulus diwajibkan menyumbang buku
sesuai dengan subjek yang sudah ditentukan.
WJLRC
SDIT Nurul Fikri juga menjadi salah satu sekolah penggerak literasi
sekolah (GLS) di Jawa Barat melalui Program West Java Leaders
Reading Challenge (WJLRC). Program unggulan hasil kerja sama dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerinta Australia Selatan.

STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN

Kepala SDIT Nurul Fikri


Fathonah Januwiyati, M.Pd

Learning Resource Center


Esya Wahyunie, S.Pd

Perpustakaan
Puji Sis Andanasari, S.Os

Bag. Sirkulasi
Bag. Pelayanan Bag. Teknis Bag. Pengadaan
Esya Wahyunie,
Puji Sis Andanasari, S.Os Siti Solehah Misno Hadi
S.Pd

27
URAIAN TUGAS PERPUSTAKAAN
PJ Perpustakaan
- Merencanakan program kerja dan pengembangan perpustakaan
- Berkoordinasi dengan semua staf perpustakaan
- Mengawasi setiap kegiatan di Perpustakaan
- Menyimpan koleksi perpustakaan
- Promosi perpustakaan kepada warga sekolah
- Membuat aturan peminjaman dan keanggotaan
- Membuat tata tertib dalam ruang perpustakaan
- Membuat struktur organisasi perpustakaan dan uraian pembagian
tugas
- Membuat laporan berkala dan berkelanjutan kepada kepala sekolah.
Sirkulasi
- Melakukan peminjaman & pengembalian koleksi
- Melakukan administrasi denda & dispensasi Denda
- Melakukan administrasi penggantian buku
- Mengkoordinasikan Pesanan koleksi buku oleh pengguna
- Merekap peminjam yang terlambat mengembalikan buku
- Menyusun kembali koleksi di rak buku
- Melakukan pendataan buku rusak
- Menerima dan mengevaluasi pengiriman koleksi buku dari
bagian terkait
Pelayanan
- Melakukan analisis perkembangan layanan pengguna
- Menyusun konsep, materi dan pelaksanaan pendidikan
pengguna
- Menjawab saran & masukan dari pengguna
- Merekomendasi penggantian buku hilang.
- Mengatur dan menyelenggarakan kegiatan layanan antar
perpustkaan

28
Teknis
- Menginventarisasi buku/bahan perpustakaan sesuai dengan
katalog buku
- Menjaga, memelihara, dan memperbaiki buku/bahan
perpustakaan
- Klaisfikasi/pengelompokan koleksi dengan cara memberi kode
kode
- Membuat label buku, barcode buku, tempat tanggal kembali
buku
- Melestarikan dan merawat koleksi perpustakaan
Pengadaan
- Menyeleksi sumber bahan perpustakaan yang telah dipilih
- Menyusun daftar usulan pengadaan bahan perpustakaan
- Menyusun daftar permintaan koleksi perpustakaan
- Melakukan pembelian, tukar menukar, hadiah, sumbangan atau
pembuatan

LAYANAN PERPUSTAKAAN
1. Sistem Layanan
Perpustakaan SDIT Nurul Fikri menggunakan sistem layanan terbuka,
sehingga pengunjung dapat langsung masuk untuk memilih dan
mengambil bahan bacaan dari rak. Tempat bacapun digunakan dengan
bebas.
2. Jam Layanan
- Buka pada pukul 07.30 12.30 dan 12.30 15.30
- Buka selama 5 hari, yaitu hari senin hingga jumat
3. Jenis Layanan
- Layanan membaca, memanfaatkan bahan bacaan seperti buku dan
surat kabar untuk dibaca di ruang baca
- Layanan peminjaman, peminjaman bahan bacaan untuk dibawa ke
rumah atau di luar ruang perpustakaan

29
- Layanan pembelajaran, siswa/i dapat menonton film pembelajaran
dalam rangka mendukung pembelajaran di kelas. Biasanya guru
berkoordinasi dengan pustakawati untuk mengatur jadwal

KERJASAMA DENGAN PIHAK LAIN


Hingga tahun 2016, Perpustakaan SDIT Nurul Fikri telah bekerja sama
dengan beberapa penerbit buku dan distributor buku, seperti dalam pembelian
buku dan story telling gratis. Beberapa penerbit buku yang pernah bekerja
sama :
Luxima
Gema Insani Press
Quran Kids
Aku Bisa
Rumah Pensil
Pustaka Lebah
Majalah Bobo
Radar Depok
Forum Taman Bacaan Masyarakat Prov DKI Jakarta
Badan Perpustakaan dan Arsip Kota Depok

Selain itu perpustakaan SDIT Nurul Fikri juga sudah tergabung dalam
ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia) guna
meningkatkan kualitas profesionalisme tenaga perpustakaan sekolah dan
mampu mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang
dimiliki.

2. Kekurangan Perpustakaan Sekolah

Dari kelebihan di atas bahwa perpustakaan sekolah memiliki visi dan misi,
fungsi serta tujuan yang sangat penting. Tapi fungsi dan tujuannya tidak semua
siswa-siswi yang mengunjungi perpustakaan sekolah untuk membaca atau
meminjam buku, sebagian ada yang memanfaatkan perpustakaan sebagai ruang

30
tunggu sebelum penjemput datang, sekedar singgah untuk melaksanakan sholat,
ada juga yang memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat rapat yang tidak terkait
dengan program dan kegiatan perpustakaan. Sehingga perpustakaan yang ada
tampak belum dimanfaatkan secara maksimal. Walaupun peraturan perpustakaan
sudah dipasang dan mudah untuk dibaca namun masih ada saja siswa, dan
masyarakat sekolah lainnya yang belum mematuhi tata tertib perpustakaan. Selain
itu belum adanya penjadwalan kunjungan dari semua kelas. Belum tampak jadwal
kunjungan yang seharusnya terpampang di perpustakaan.
Siswa kelas 1, 2, dan 3 biasanya datang ke perpustakaan hanya membaca
dalam waktu yang relatif cepat selebihnya mereka bermain. Dengan kondisi
seperti itu ruang perpustakaan termasuk kurang luas karena belum memenuhi
keinginan siswa terutama kelas rendah (1,2,dan 3). Selain itu ruang sirkulasi dan
pengolahan buku masih menjadi satu dengan ruang baca dan itu membuat fungsi
perpustakaan tidak efektif. Dalam perpustakaan masih bergabung dengan personil
Learning Resources Center, dan petugas teknis perpustakaan masih merupakan
personil yang diperbantukan, bukan petugas perpustakaan yang sebenarnya.
Sehingga terkadang pengolah buku mulai dari screening buku baru,
pengklasifikasian buku, labeling, stempel, dan sampul buku menjadi terlambat
karena kurang personil.

B. Prosedur kerja Perpustakaan Sekolah yang baik

1. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi

Pembinaan dan pengembangan koleksi merupakan kegiatan untuk


menyediakan dan memberikan layanan informasi kepada pemakai demi
tercapainya tujuan perpustakaan. Kriteria yang nampak pada berkembangnya
koleksi perpustakaan adalah pada bertambahnya koleksi perpustakaan baik
secara jumlah maupun jenis dari segi kuantitas dan kualitas. Menyangkut hal
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pengadaan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari pembinaan dan pengembangan koleksi. Agar

31
pengadaan koleksi perpustakaan memiliki daya guna yang optimal, maka
pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab :

Mengapa sebuah koleksi harus dimasukkan kedalam perpustakaan


sekolah?
Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah haruslah sejalan dan mendukung
kurikulum sekolah. Untuk itu, koleksi yang diadakan juga hendaknya mengacu
pada kurikulum sekolah. Walaupun sangat dimungkinkan adanya koleksi yang
bersifat di luar kurikulum atau rekreatif, harus dikedepankan nuansa edukatif.

Secara lebih terperinci, tujuan perpustakaan sekolah antara lain :

Memupuk kesadaran dan kebiasaan membaca.


Mengarahkan pada tehnik memahami isi bacaan.
Memperluas pengetahuan peserta didik.
Mengembangkan kecakapan bahasa.
Mendisiplinkan peserta didik melalui tata tertib perpustakaan sekolah.
Membentuk kemampuan melakukan studi mandiri.
Menunjang pelaksanaan program kurikulum baik yang bersifat
intrakulikuler maupun ekstrakulikuler.

Berdasarkan tujuan di atas, maka jenis koleksi yang ada di perpustakaan


sekolah pada umumnya terdiri atas :
Buku Ajar
Buku ajar yang dimaksudkan adalah buku wajib yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk digunakan di sekolah. Keberadaan buku ajar untuk
menjadi koleksi perpustakaan sekolah tentu saja sangat berperan dalam
pbm di kelas. Beberapa kriteria buku ajar yang baik secara substansi
diantaranya yakni sesuai dengan kurikulum yang berlaku, pengarang
yang memiliki kewenangan berkaitan dengan subjek ilmu pada buku
bersangkutan, bahasanya sederhana dan sistematika buku mudah
dipahami. Adapun secara tampilan, buku juga hendaknya tidak terlalu

32
tebal, kalau bisa, carilah buku yang berasal dari penerbit yang
terpercaya, namun dengan harga yang tidak terlalu mahal.

Buku Penunjang
Kriteria buku penunjang hampir sama dengan kriteria buku ajar. Hanya
saja, karena sifatnya yang menunjang buku ajar, maka isinya pun harus
tetap sejalan dengan kurikulum yang berlaku.

Buku Referensi
Buku referensi sebetulnya sama saja dengan buku pada umumnya
sehingga kriterianya pun memiliki ciri yakni berupa sistematika yang
dirancang khusus dalam rangka penyampaian informasi baik secara
umum maupun khusus. Contoh buku referensi yang baik antara lain
mengandung isi yang memberikan petunjuk terhadap literature dari
berbagai subjek ilmu secara cepat

Buku Cerita
Buku cerita berperan dalam meningkatkan daya imajinasi dan
kreativitas peserta didik. Di samping itu, mereka juga dapat
mengambil hikmah dari isi cerita berupa nilai-nilai keteladanan. Untuk
mengandung hal tersebut, maka buku cerita yang diadakan tidak boleh
lepas dari nuansa pendidikan dan akan lebih baik lagi jika menunjang
mata pelajaran.

Sumber Geografi
Koleksi ini berupa informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian
tempat, dan lain sebagainya. Bentuknya dapat berupa atlas, peta, dan
globe.

33
Terbitan berkala : Majalah dan Surat Kabar.
Majalah dan surat kabar merupakan terbitan berkala yang juga penting
untuk dikoleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita actual
meliputi berbagai aspek kehiduan manusia. Jenis majalah dan surat
kabar yang diadakan hendaknya tetap mengacu pada nuansa
pendidikan, dengan kata lain ia relevan dengan mata pelajaran yang
ada. Jadi, selain bersifat rekreatif ia juga berperan dalam menambah
wawasan para pembacanya.

Bahan-Bahan Lainnya
Bahan koleksi lain yang juga dapat menjadi koleksi perpustakaan
sekolah adalah bahan mikro dan bahan pandang-dengar (audio-visual).
Namun mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sedikit dan
keterbatasan kemampuan dalam menggunakannya, tidak semua
sekolah mampu mengadakannya.

Untuk keperluan apakah koleksi yang akan diadakan dapat


didayagunakan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus tetap berlandaskan pada tujuan
perpustakaan sekolah. Maka kata didayagunakan disini adalah sejauh mana
koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan untuk hal-hal berikut :
Menambah hasrat keingintahuan peserta didik
Membina imajinasi peserta didik
Memberikan dan menimbulkan inisiatif peserta didik, guru, dan
masyarakat luas untuk memperdalam pengetahuannya
Pengembangan kreativitas pembacanya
Menjadi sumber keterampilan dan kecerdasan
Mengandung unsur estetika yang tinggi
Menumbuhkan kedisplinan yang tinggi

34
Siapakah pengguna koleksi yang akan diadakan tersebut?
Pengguna koleksi perpustakaan sekolah adanya segenap warga sekolah
baik internal maupun eksternal walauun penekanannya tetap pada warga
internal sekolah. Para pengguna yang dimaksud yaitu :
Peserta didik
Guru
Karyawan
Wali murid
Masyarakat sekitar sekolah

Bagaimanakah cara pengadaan koleksi perpustakaan sekolah?


Kegiatan pengadaan koleksi ini melibatkan beberapa komponen sekolah,
antara lain guru, kepala sekolah, pengelola perpustakaan, peserta didik,
maupun komite sekolah jadi dimungkinkan. Dalam hal ini anggaran
perpustakaan diperoleh dari mata anggaran kegiatan sekolah yang dikenal
dengan AKTS juga sebagian dari Dana BOS untuk penambahan dan
pengembangan koleksi buku dan reward siswa untuk kegiatan dalam program
perpustakaan. Selain itu Alat bantu yang dapat digunakan untuk menyeleksi
antara lain katalog penerbit, klasifikasi pendidikan ilmu murni mulai dari Judul
buku, penerbit, tinjauan pustaka, resensi buku, serta daftar usulan buku.
Pengadaan dapat dilakukan dengan pembelian, hibah, dan tukar-menukar.
Prosedur yang dilalui dalam menyeleksi sampai mengadakan adalah
sebagai berikut:
Buatlah daftar usulan berupa formulir yang dapat diisi oleh setiap
pemakai (misalnya: peserta didik , guru). Daftar usulan memuat data
buku yang meliputi nama pengarang, judul buku, edisi, tahun, penerbit,
jumlah yang diesan serta harga buku. Jika memuat daftar usulan
majalah dan koran, disebutkan juga usulan judul, alamat penerbit,
kapan mulai berlangganan, dan lain sebagainya
Daftar usulan diserahkan kepada pimpinan perpustakaan, kemudian
dilanjutkan ke petugas pengadaan

35
Diadakan kegiatan verifikasi terhadap usulan dan judul koleksi yang
telah dipilih. Kegiatan verifikasi meliputi memastikan identitas koleksi
dengan alat bantu seleksi, membandingkan usulan dengan koleksi yang
telah ada di perpustakaan memastikan belum dipesannya koleksi yang
diusulkan, melihat anggaran yang tersedia, sampai dengan
mengkomunikasikan keputusan yang diambil pada pimpinan
perpustakaan dan kepala sekolah.

Dari sudut tatalaksana, hal-hal yang dipersiapkan dalam rangka pengadaan


buku antara lain Daftar Pesanan yang dibuat rangkap 4. Dua rangkap dikirim
ke penerbit. Satu arsip untuk perpustakaan, dan yang terakhir untuk unit
pengusul atau sekolah. Setelah itu ditanyakan juga tentang bagaimana cara
pembayaran yang diinginkan oleh pihak penerbit. Setelah pesanan sampai di
sekolah, pesanan harus diperiksa oleh petugas perpustakaan atau pihak yang
ditunjuk baik dari segi kondisi maupun kecocokan. Jika ada yang tidak
berkenan tindak-lanjuti langsung kepada penerbit.

C. Apa saja yang harus diperbaiki dari Perpustakaan Sekolah

Terlihat dari kekurangan yang ada diatas adalah bagaimana para pengurus
atau pengelola perpustakaan lebih serius menangani sistem yang ada di
perpustakaan sekolah. Bagaimana mengelola perpustakaan agar lebih baik lagi.
Ketika para pengelola (pustakawan) atau pengurus lebih intensif lagi menanggapi
segala kendala yang ada di perpustakaan sekolah maka seiring dengan waktu
perjalanan pelayanan perpustakaan sekolah akan lebih baik lagi. Kita harus
melihat pada teori yang menyebutkan kelebihan perpustakaan di sekolah di atas
tadi.

36
Berikut adalah hal-hal yang harus diperbaiki dari perpustakaan sekolah
yang sedang berjalan :

Adanya penjadwalan wajib kunjung perpustakaan bagi kelas 1 6.


Kemudian pustakawan merekap kelas mana saja yang rajin berkunjung
dalam rangka menambah wawasan, tidak hanya sekedar singgah
diperpustakaan tanpa adanya tujuan literasi.
Penekanan pada pentingnya perpustakaan sekolah yang terlihat pada
tujuannya yaitu peningkatan mutu pendidikan.
Membudayakan pada peserta didik untuk datang dan belajar di
perpustakaan sekolah.
Kreatifitas para pengelola dan pengurus perpustakaan untuk meng-
update buku-buku yang ada sehingga para pengunjung perpustakaan
tidak bosan untuk membaca.
Tata Letak Koran dan majalah yang mudah di akses.
Mading perpustakaan yang senantiasa berganti tema dan dibuat
menjadi daya tarik pengunjung yang datang ke perpustakaan.
Melibatkan siswa dalam pengembangan perpustakaan sekolah absensi
petugas student librarian, jadwal pertemuan juga pendampingan saat
kegiatan literasi (silent reading).
Perlunya perluasan perpustakaan dalam hal ini untuk memisahkan
ruang sirkulasi buku dengan ruang pengolahan buku, sehingga jika ada
buku baru, pengolahan mulai dari screening labeling, stempel, dan
penyampulan buku dapat terlaksanan tepat waktu.

D. Keputusan Terkait Perpustakaan Sekolah

Untuk pengambilan keputusan tentu melihat dari kondisi sekolah dan


kepentingan pembelajaran di sekolah. Untuk secara umumnya tentu perpustakaan
sekolah penting adanya, karena kegunaan dan manfaat dari perpustakaan yang
begitu penting untuk pendidikan. Ini hanya bagaimana sikap kita untuk
meningkatkan pelayanan dan mengajak seluruh masyarakat sekolah untuk

37
memanfaatkan fungsi dan tujuan perpustakaan secara optimal. Diperlukan ide
kreatif dan inovatif dari pengelola dan pengurus yang ada disekolah untuk lebih
intensif memantau dan mengevaluasi segala kendala yang ada pada perpustakaan
sekolah.

38
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan Evaluasi Program Terhadap Manajemen


Perpustakaan Sekolah Menggunakan Model CIPP dapat disimpulkan bahwa :

1. Peranan perpustakaan sangat menunjang prestasi pendidikan di sekolah.

2. Perpustakaan sangat penting dan harus ada pada setiap sekolah di semua
jenjang pendidikan.

3. Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan


fungsinya

4. Perpustakaan sekolah penting untuk meningkatkan mutu pendidikan.


Berbagai kelebihan dan sedikit kelemahan dari program pelayanan ini
yang sangat profit bagi kemajuan sekolah. Tinggal bagaimana sikap kita
sebagai pengelola dan pengurus perpustakaan sekolah untuk lebih serius
lagi menganggapi segala kendala yang ada di perpustakaan sekolah.
Melihat perkembangan teknologi yang sudah ada sekarang tentu
seharusnya lebih mudah untuk para pengelola dan pengurus untuk
mengembangkan perpustakaan yang ada di sekolah.

5. Cara mengelola perpustakaan yang baik antara lain : adanya struktur


yang jelas, uraian kerja yang jelas, adanya program dan pelaksana
program dalam hal ini kepala pustakawan dibantu beberapa personil
untuk bagian sirkulasi, pengolahan buku, bagian teknis, bagian
pengadaan buku dan perlengkapan, serta bagian e-learning (digital
literasi).

39
B. Rekomendasi

Perlu adanya pengetahuan tentang manajemen perpustakaan sekolah yang


baik. Perlu adanya jumlah personil yang cukup untuk bagian sirkulasi, pengolahan
buku, bagian teknis, bagian pengadaan buku untuk mengelola perpustakaan
sekolah agar berjalan dengan baik tentunya personil yang memang ditempatkan
diperpustakaan bukan tenaga yang diperbantukan. Guru sebagai pendidik harus
lebih mengarahkan siswa agar mau belajar dan berkunjung ke perpustakaan
sekolah, demikian pula tenaga kependidikan, guru bidang studi, juga orang tua
dan masyarakat sekolah lainnya untuk memanfaatkan perpustakaan secara
optimal karena tujuan perpustakaan sangat baik dan menguntungkan bagi mutu
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, dan Prosedur.


Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto Suharsimi, dan Cepi Safrudin. 2009. Evaluasi Program Pendidikan :


Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan,
cetakan ketiga. Jakarta : Bumi Aksara.

40
Bungin Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Darmono, R. Masri Sareb Putra. 2001. Manajemen dan Tata kerja Perpustakaan
Sekolah. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

Ibrahim Bafadal. 1992. Pengelolaan perpustakaan sekolah. Bumi Aksara

Riduan. 2004. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Widoyoko Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis


Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Wirawan. 2011. Evaluasi : Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan profesi. Jakarta :
Rajawali Pers.

41
42

Anda mungkin juga menyukai