Feroresonansi
Feroresonansi
Feroresonansi
FTTT
Oleh:
Teddy Anugrah Ramanel
2213100001
Feroresonansi
Feroresonansi atau bisa juga disebut sebagai resonansi non-linier adalah fenomena gangguan
non-linier kompleks pada sistem kelistrikan yang dapat menyebabkan tegangan lebih pada
sistem tenaga listrik sehingga dapat membahayakan sistem transmisi, isolasi, proteksi, peralatan
serta operator. Apabila pada sistem terjadi gangguan kompleks yang tidak dapat dijelaskan
secara spesifik, kemungkinan hal tersebut adalah gejala feroresonansi. Feroresonansi mulai
disebutkan pada tahun 1920. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan osilasi yang muncul
pada sistem tenaga listrik yang mengandung elemen induktansi non-linier, kapasitor, serta
sumber sinusoisal. Induktansi non-linier diperoleh akibat penggunaan trafo daya, trafo pengukur
tegangan, reaktor shunt pada sistem tenaga listrik. Sedangkan nilai kapasitor diperoleh dari
kapasitansi saluran, grading kapasitansi, kapasitansi trafo. Feroresonansi pada rangkaian
menyebabkan impedansi berada pada titik paling kecil sehingga menyebabkan arus pada
rangkaian naik. Arus yang naik tersebut menyebabkan kenaikan pada kerapatan fluks hingga
mencapai titik saturasi dan tidak lagi linier. Ketika nilai arus yang naik pada inti trafo
feromagnetik melampaui titik saturasi maka induktansi akan berubah sangat cepat dan
menyebabkan terjadinya interaksi antara kapasitor dengan inti besi induktor yang akan
menghasilkan tegangan dan arus tak biasa.
Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo penengah V1 diperoleh
dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo magnetik tegangan
primer diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau 1003 Volt. Jika terjadi tegangan
lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan naik dan dapat menimbulkan
kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah kerusakan tersebut dipasang sela pelindung
(SP). Sela pelindung ini dihubung serie dengan resistor R untuk membatasai arus saat sela
pelindung bekerja untuk mencecah efek feroresonansi.
Rancangan trafo tegangan kapasitor adalah gulungan kertas yang dibatasi oleh lembaran
aluminium yang merupakan bentuk kapasitor (dua plat paralel) sehingga bentuknya ramping dan
dapat dimasukan kedalam tabung poselin. Belitan resonansi dan belitan trafo magnetik
intermediasi ditempatkan didalam bejana logam. Terminal K dapat dikebumikan langsung atau
dihubungkan dengan alat komunikasi yang signyalnya menumpang pada jaringan sistem. Agar
efektif sebagai kopling kapasitor, maka besarnya kapasitansi C1 dan C2 secara perhitungan harus
memiliki nilai minimum 4400 pF.
Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya induktansi pada trafo
magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi resonansinya yang timbul menyebabkan
tegangan tinggi yang cukup besar dan menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti
magnetik dan belitan sehingga menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil penunjukan
tegangan. Diperlukan elemen peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek terhadap hasil
pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.
Inrush Current
Inrush Current merupakan fenomena arus yang biasa timbul pada sebuah peralatan listrik, dalam
hal ini yang kita bahas adalah transformator. Ketika sebuah transformator di beri tegangan
(energized) pada kondisi tanpa beban (no-load), arus dengan jumlah yang sangat besar yang
nilainya bisa mencapai 3 - 60 kali dari rating arus transformator akan mengalir ketika sebuah
transformator tersebut di on kan, sehingga dapat mengaktifkan (trigger) Proteksi untuk meng-off-
kan(trip)tranformator.
Aktifnya proteksi untuk meng-off-kan transformator tersebut merupakan sebuuah "Mal-Trip"
karena bukanlah trip yang kita inginkan ketika kita melakukan penyetingan parameter proteksi
untuk keamanan operasional transformator tersebut.
Dikarenakan arus yang sangat besar dengan durasi terntu mengalir pada saat transformator
tersebut di-energized, maka setting proteksi yang telah kita tetapkan sebelumnya akan bereaksi
dengan mengeditenfikasi arus yang sangat besar tersebut sebagai suatu arus gangguan.
Umumnya proteksi yang aktif ketika terjadinya inrush current adalah Proteksi untuk Over
Current (arus lebih) dan Proteksi untuk Differensial Transformator.
Besarnya arus eksitasi dan lamanya arus tersebut dipengaruhi oleh faktor - faktor sebagai berikut
:
1. Sudut arus input ketika switching transfomator itu dilakukan.
2. Besar kecilnya residual flux yang ada pada inti transformator
3. Karakteristik saturasi inti transformator
4. Impedansi Transformator.
Seringkali dialami bekerjanya fungsi proteksi transformator yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan (mal-trip) sehingga menggangu operasional sistim kelistrikan secara keseluruhan.
Salah satu penyebabnya adalah efect dari Inrush Current