Alkalam Dan Jumlah Mufidah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Bahasa Arab Dasar 8: Kalimat= Al-Kalam =

Kalimat= Al-Kalam

Kalimat = Al-Kalam( ) adalah susunan kata yang tersusun
dari dua kata atau lebih yang dapat memberikan faedah yang
sempurna yaitu bila diucapkan orang yang mendengar dapat
mengerti.

Contoh: a




~ 'Aliyyun mariydhun = 'Ali sakit, tersusun dari
dua kata;

' ~ Aliyyun = 'Ali

~ mariidhun = sakit
Susunan kata dalam



~ 'Aliyyun mariidhun = 'Ali
sakit, bila diucapkan orang yang mendengar dapat mengerti.

Contoh: b

~ Raja'a 'Aliyyun = 'Ali


telah pulang/kembali, juga
tersusun dari dua kata, bila diucapkan pendengar dapat mengerti
dengan kata lain memberikan faedah yang sempurna.

Susunan kata diatas disebut dengan Kalimat= Al-Kalam =


dan disebut juga dengan Al-Jumlah Al-Mufidah ~
.
Apabila ada susunan kata yang tidak memberikan faedah yang
sempurna (walau terdiri lebih dari tiga kata), susunan kata ini tidak
dinamakan sebagai
Kalimat= Al-Kalam = atau Jumlah Mufidah.
Contoh:

~ In raja'a 'Aliyyun = Jika Ali telah pulang,



tersusun dari tiga kata ; ~ In=jika; ~ raja'a= telah pulang;
dan
' ~ Aliyyun='Ali.
Susunan kata dalam ~ In raja'a 'Aliyyun = jika Ali
telah pulang yang mendengar masih menunggu jawaban, ...."Jika
Ali telah pulang....terus ngapain? Ini menunjukkan bahwasanya
susunan tersebut tidak sempurna atau tidak memberikan faedah
yang sempurna, tidak dikatakan Kalimat= Al-Kalam =
atau Jumlah Mufidah.

Untuk menyempurnakan menjadi Jumlah Mufidah, misalnya kita


~ fa-akrimhu =maka muliakanlah,
tambahkan kata
kalimatnya menjadi:

~ In raja'a 'Aliyyun fa-akrimhu = jika 'Ali telah
pulang maka muliakanlah ia. Susunan kata ini, bila diucapkan
orang yang mendengar dapat mengerti, susunan ini baru menjadi
susunan yang sempurna dan memberikan faedah yang sempurna
yang dinamakan "Kalimat= Al-Kalam = disebut juga
dengan Jumlah Mufidah".

Untuk selanjutnya Jumlah Mufidah kita sebut dengan Al-


Jumlah atau Kalimat= Al-Kalam =

Al-Jumlah dibagi dua:

1. Jumlah Ismiyah
2. Jumlah Filiyah

Keterangan:

1. Jumlah Ismiyah: adalah jumlah yang diawali dengan Isim


Contoh: a



~ 'Aliyyun mariydhun = 'Ali sakit
Susunan ini diawali dengan
' ~ Aliyyun, Isim, tandanya adalah
dhommahtain.
Bila kita menemukan suatu kata dan kata tersebut di tanwin,
baik itu dhommahtain(baris depan), fathahtain(baris atas)
atau kasrohtain(baris bawah), maka kata tersebut adalah
Isim.

Sehingga susunan

' ~ Aliyyun mariydhun merupakan
susunan Jumlah Ismiyah.

contoh: b

~ Muhammadun nabiyyun = Muhammad seorang nabi.



Jumlah atau Kalimat ini diawali dengan ~ Muhammadun,
Isim, tandanya adalah dhommahtain.

Bila kita menemukan suatu kata dan kata tersebut di tanwin,


baik itu dhommahtain(baris depan), fathahtain(baris atas)
atau kasrohtain(baris bawah), maka kata tersebut adalah
Isim.

~ Muhammadun nabiyyun
Sehingga Jumlah atau Kalimat
merupakan susunan Jumlah Ismiyah.

Bila Al-Jumlah(Kalimat) diawali dengan Isim maka Al-


Jumlah tersebut adalah Jumlah Ismiyah.

2. Jumlah Filiyah: adalah jumlah yang diawali dengan Fiil.


Contoh: a

~ dzahaba Zaidun = Zaid telah pergi.



Jumlah atau Kalimat ini diawali dengan ~dzahaba= pergi.

Menentukan kata ~ dzahaba = pergi.

Cara Pertama :
Untuk Fii l, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara
praktis untuk mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri -
ciri Isim dan menghafal macam-macam Huruf. Apabila tidak
termasuk Isim maupun Huruf berarti dia termasuk Fiil.
~ dzahaba tidak termasuk Isim maupun Huruf berarti

dia termasuk Fiil.

Cara Kedua:
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata
tersebut terikat dengan waktu dinamakan dengan Fi'il.
Kata ~ dzahaba = pergi terikat dengan waktu maka
kata tersebut adalah Fi'il.

~ dzahaba Zaidun adalah


Maka Jumlah atau Kalimat
merupakan susunan Jumlah Fi'liyah.

Contoh: b


~ Raja'a 'Aliyyun = 'Ali telah pulang/kembali.
Jumlah atau kalimat ini diawali dengan ~ raja'a
=pulang/kembali.

Menentukan kata ~ raja'a =pulang/kembali.

Cara Pertama:
Untuk Fii l, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara
praktis untuk mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri -
ciri Isim dan menghafal macam-macam Huruf. Apabila tidak
termasuk Isim maupun Huruf berarti dia termasuk Fiil.
~ raja'a tidak termasuk Isim maupun Huruf berarti dia
termasuk Fiil.

Cara Kedua:
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata
tersebut terikat dengan waktu dinamakan dengan Fi'il.
Kata ~ raja'a =pulang/kembali terikat dengan waktu
maka kata tersebut adalah Fi'il.

Maka Jumlah atau Kalimat



~
Raja'a 'Aliyyun
adalah merupakan susunan Jumlah Fi'liyah.

Bila Al-Jumlah(Kalimat =Kalam) diawali dengan Fi'il maka


Al-Jumlah tersebut adalah Jumlah Fi'liyah.

Sumber: http://badaronline.com/dasar/bahasa-arab-dasar-8-
jumlah-mufidah.html(30 Maret 2015)

Anda mungkin juga menyukai