Penelitian Penyebaran Mineralisasi Metode Geolistrik
Penelitian Penyebaran Mineralisasi Metode Geolistrik
Penelitian Penyebaran Mineralisasi Metode Geolistrik
LAPORAN AKHIR
Kelompok Program Penerapan
Teknologi Penambangan Mineral dan Batubara
Silti Salinita, Maman Surachman, Edi Nusantara, Asep Bahtiar, Dudi Mulyadie,
A. Sutisna, Bambang Satriya
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan pemecahan masalah atau mencari
solusi mengenai hilangnya jalur urat emas di daerah penelitian. Tulisan ini merupakan
hasil kegiatan studi literatur, penelitian dilapangan, hasil uji laboratorium kimia dan
pemodelan.
Atas bantuan, kerjasama dan masukan dari semua pihak, kami mengucapkan terima
kasih atas terlaksananya kegiatan penelitian dan terwujudnya tulisan ini.
i
SARI
Dari hasil kegiatan didapatkan bahwa daerah penelitian sebagian besar disusun oleh
batuan gunungapi (volcanic rock) berupa breksi tuf dengan komponen batuan beku
andesitis dan matriks berupa tuf, breksi vulkanik andesitis berwarna abu-abu tua
mengandung oksida besi (iron oxide), setempat telah mengalami alterasi. Sedangkan
morfologi daerah penelitian termasuk ke dalam satuan perbukitan agak curam
dengan elevasi antara 900 hingga 1100 meter di atas permukaan laut.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
SARI ............................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
BAB :
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Metode Geofisika ...................................................................... 2- 1
2.1.1 Resistansi dan Resistivitas ................................................................ 2- 3
iii
3. PROGRAM KEGIATAN
3.1. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................ 3- 1
3.1.1 Persiapan............................................................................................... 3- 1
3.1.2 Kegiatan Lapangan ........................................................................... 3- 1
3.1.3 Pemetaan Geologi ............................................................................ 3- 2
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 5- 1
5.2 Saran ............................................................................................................................ 5- 2
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.3 Tekstur batuan yang mempengaruhi porositas dan resistivitas batuan ... 2- 5
2.4 Rentang harga konduktivitas secara estimasi kasar ........................................ 2- 6
Kurva sounding data lapangan merupakan gabungan tipe utama ......... 2-12
2.12 Alat Geolistrik Multichannel SuperSting R8/IP dari AGI ................................ 2-13
v
4.4 Morfologi Daerah Sekitar Pasir Cangkuang ........................................................ 4- 3
4.5 Peta Geologi Daerah Campaka ................................................................................ 4- 5
4.6 Singkapan batuan andesit berwarna abu coklat kekuningan, telah
mengalami pelapukan mengulit bawang ............................................................ 4- 5
4.7 Singkapan batuan breksi tuff berwarna coklat, komponen batuan
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Aplikasi Metode Geofisika .......................................................................................... 2- 1
2.2 Konstanta untuk formula Archie ............................................................................. 2- 5
vii
LAMPIRAN
viii
1. PENDAHULUAN
I-1
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
1.5 Metodologi
Dalam kegiatan ini menerapkan metode geofisika berupa metode
geolistrik resistivity dan IP dengan konfigurasi elektroda dipole-dipole,
menggunaka alat SuperSting R8/IP yang dipadukan dengan data geologi
permukaan. Hasil pengukuran lapangan diolah menggunakan perangkat
lunak Earth Imager 2D secara inversi.
I-2
Lokasi Penelitian
I-3
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Metode Geofisika
Metoda Geofisika sering digunakan dalam program eksplorasi
untuk membantu para geologist mendelinieasi suatu daerah prospek.
Metoda ini dapat digunakan untuk menentukan beberapa jenis mineral
secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, beberapa metoda
geofisika dapat memetakan kenampakan struktur-struktur geologi seperti
sesar, lipatan dan lain sebagainya. Tabel berikut menunjukkan beberapa
hal yang menjadi perhatian para geologist yang dapat dipecahkan
dengan metoda-metoda geofisika.
2-1
(Schlumberger, Wenner, Dipole-dipole, Pole-Dipole, dll.). Satuan dari
bacaan yang diperoleh adalah Ohm-meter.
2. IP atau Induced Polarization dilakukan bersamaan dengan
pengukuran resistivity, dalam domain waktu atau frekuensi. IP domain
waktu, yang diukur adalah chargeability (milisekon), IP domain
frekuensi, satuannya adalah PFE atau miliradian.
3. CR atau Complex Resistivity adalah pengukuran IP dalam beberapa
frekuensi, yang dilakukan 2 atau 3 dekade frekuensi untuk
menentukan sumber respon IP.
4. SP atau Self Potential adalah salah satu metoda kelistrikan juga yang
memanfaatkan sinyal listrik alami dari bumi yang diukur dalam satuan
milivolt dan tidak perlu mengirimkan arus listrik ke dalam bumi
sebelumnya.
5. Magnetic adalah pengukuran total intensitas magnet dari bumi.
Diukur dalam satuan gamma atau nanoTesla.
6. Seismic adalah metoda yang memanfaatkan penjalaran gelombang
akustik yang dipancarkan melalui trasmitter dan ditangkap oleh
receiver di permukaan bumi. Metoda ini meliputi seismik refraksi
(dangkal) dan seismik refleksi (dalam). Sinyal yang ditangkap
merupakan fungsi dari kedalaman dalam satuan waktu (milisekon).
7. CSAMT, Controlled Source Audio-frequency Magnetotelluric adalah
metoda MT dengan membangkitkan sinyal pada jarak beberapa
kilometer dari daerah pengukuran. Fungsi kedalaman ditentukan oleh
besarnya frekuensi dan resistivitas bumi. Satuan yang diukur adalah
ohm meter untuk nilai resistivitas dan miliradian untuk fasanya.
8. TEM, Transient Electromagnetic adalah pengukuran elektromagnetik
dalam domain waktu, peluruhan waktu diukur dalam satuan milisekon,
dan ohm-meter untuk resistivitas.
9. FEM, Frequency-domain Electromagnetic adalah pengukuran
elektromagneti dalam domain frekuensi yang menentukan jangkauan
kedalaman pengukuran. Digunakan satuan prosentasi untuk in-phase
dan quadrature component.
10. Radiometric adalah pemetaan radiasi sinar gamma alami dari unsur
Uranium, Thorium, dan Potassium. Airborne or ground surveys mapping
out natural gamma radiation from uranium, thorium and potassium.
2-2
mempengaruhi nilai konduktifitas yang terukur. Konduktifitas batuan dan
mineral, biasanya diukur dalam satuan milliSiemens per meter (mS/m).
Kebalikan dari konduktifitas adalah resistivitas yang pada dasarnya
adalah resistansi setiap unit volume, dengan satuan Ohm-m. Simbol yang
digunakan adalah ( = 1/ ) ; 1000 mS/m = 1 S/m. Jadi, 1 mS/m = 1000
Ohm-m. Sifat fisis lain dalam metoda geolistrik adalah resistansi yaitu
potensial terukur dari arus yang diinjeksikan (Hukum Ohm). Resistansi akan
berubah apabila geometri pengukuran atau volume material berubah.
Hukum Ohm
V = tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)
R = resistansi (Ohm)
R ~ 1/ luas R ~ panjang
2-3
R = resistansi (Ohm)
= resistivitas (Ohm.m)
Sebagian besar batuan bukan konduktor yang baik (hanya sedikit arus
yang mengalir melalui matriks batuan). Arus listrik pada batuan terjadi
terutama akibat adanya fluida elektrolit pada pori-pori atau rekahan
batuan. Resistivitas formasi batuan bergantung pada:
2-4
Hukum Archie
f a w m s n
Gambar 2.3 Tekstur batuan yang mempengaruhi porositas dan resistivitas batuan
(Geonics TN5, 1980)
2-5
Gambar 2.4 Rentang harga konduktifitas secara estimasi kasar (Jones, 2007)
V
a K
I
2-6
Resistivitas semu memberikan gambaran kualitatif distribusi resistivitas
bawah permukaan. Pengukuran resistivitas semu dilakukan sebagai
fungsi posisi (mapping) dan/atau sebagai fungsi spasi elektroda
(sounding).
2-7
dipole. Pada bagian berikut akan diuraikan berbagai konfigurasi
elektroda tersebut.
2-9
2.5 Teknik pengukuran Geolistrik
Mapping
2 - 10
Gambar 2.8 Ilustrasi pengukuran mapping konfigurasi wenner pada elektroda
yang sama
Sounding
2 - 11
resistivitas sebagai fungsi kedalaman pada titik sounding secara
kualitatif.
Gambar 2.11 Tipe-tipe utama kurva sounding utk interpretasi kualitatif (kiri). Kurva
sounding data lapangan merupakan gabungan tipe-tipe utama (kanan).
2 - 12
Imaging / tomografi
2.7 Pemodelan
2 - 13
modeling). Pada pemodelan ke depan, harga parameter model bawah
permukaan diketahui. Sehingga, data yang secara teoritik akan teramat
di permukaan bumi, dalam hal ini resistivitas semu. Konsep ini digunakan
untuk menginterpretasikan suatu data resistivity. Jika data tersebut cocok
dengan data lapangan, maka model yang digunakan untuk
memperoleh respons tersebut dianggap telah mewakili kondisi bawah
permukaan tempat data diukur. Maka dari itu, dilakukan proses coba-
coba harga parameter model sehingga diperoleh data teoriti yang
cocok dengan data pengamatan.
Misalkan ada 3 buah benda yang memiliki nilai resistivity 500 ohm-m, 1000
ohm-m, dan 10 ohm-m (Gambar 13 bawah). Ketiga benda tersebut
berada pada lingkungan yang memiliki resistivity homogen 200 ohm-m.
Model bawah permukaan ini kemudian dihitung secara teoritik sehingga
diperoleh nilai Resistivitas semu yang diplot dalam bentuk pseudosection
(Gambar 13 atas). Proses ini merupakan contoh pemodelan ke depan
(forward modeling). Pemodelan inversi kemudian dilakukan pada data
resistivitas semu ini secara iteratif (berulan-ulang) hingga diperoleh model
yang fit dengan error RMS 3 % sebagaimana ditunjukkan pada gambar
13 tengah.
2 - 14
Gambar 2.13 Hasil pemodelan 2-D menggunakan EarthImager 2D dari AGI USA
2 - 15
3. Program Kegiatan
Program kegiatan yang dilaksanakan merupakan penjabaran dari
ruanglingkup kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Kegiatan
3.1.1 Persiapan
Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran mengenai prospek cebakan mineral. Kegiatan ini meliputi studi
literatur dan penginderaan jarak jauh, yaitu mempelajari data dan informasi
dari laporan-laporan teknik terkait dan hasil penelitian yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya sebagai referensi dan sumber data sekunder untuk
bahan kajian dan analisis. Penyediaan peralatan antara lain peta topografi,
peta geologi, data pemboran, alat ukur topografi, palu dan kompas
geologi, loupe, GPS, pita ukur, kamera, alat gali, peralatan geofisika, alat
tulis, tas lapangan, kantong sample, cangkul, linggis, balincong, parang serta
alat pendukung lainnya.
3- 1
Mapping, pemetaan geologi permukaan. Daerah yang memiliki fitur
sama dengan daerah yang telah ditambang akan memberikan
kandungan sumberdaya yang hampir sama;
Sumur uji (Test pit) dan paritan, berguna untuk mendapatkan data-data
atau melihat ekstensi litologi batuan secara vertikal.
3- 2
Secara teoritis bila arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah
elektroda arus, kemudian diukur peda potensial yang ditimbulkan oleh
adanya injeksi arus tersebut pada dua buah elektroda potensial, maka akan
diperoleh harga tahanan jenis semu.
Nilai resistivitas yang diperoleh bukanlah nilai resistivitas bawah permukaan
yang sebenarnya, namun merupakan nilai semu yang merupakan resistivitas
dari bumi yang dianggap homogen yang memberikan nilai resistansi yang
sama untuk susunan elektroda yang sama. Hubungan antara resistivitas semu
dan resistivitas sebenarnya sangat komplek (Loke, 2000), sehingga untuk
menentukan nilai resistivitas bawah permukaan yang sebenarnya diperlukan
perhitungan secara inversi dengan menggunakan bantuan komputer.
Harga tahanan jenis semu yang terukur dipengaruhi oleh adanya
perbedaan harga tahanan jenis masing-masing lapisan batuan bawah
permukaan.
Untuk mengukur variasi harga resistivitas semu (tahanan jenis semu)
perlapisan batuan di bawah permukaan bumi dengan menggunakan
metoda dipole-dipole, maka dilakukan penempatan sepasang elektroda
arus ( A dan B ) dan sepasang elektroda potensial ( M dan N) di permukaan
bumi pada satu garis lurus, dimana untuk elektroda-elektroda arus A dan B
diletakkan berdekatan demikian juga elektroda-elektroda potensia M dan N.
3- 3
2. Pengolahan data geolistrik hasil pengukuran lapangan dan data
sekunder termasuk data hasil uji Laboratorium, meliputi;
a. Penyajian data hasil pengukuran geolistrik
b. Penyajian data sifat-sifat kimia batuan (hasil Uji Lab),
c. Hasil penampang pengukuran geolistrik dengan Software
EarthImager 2D dan 3D.
3. Pemodelan dan analisis pengukuran geofisika dengan metode
pengukuran geolistrik menggunakan alat SuperSting R8/IP pada tujuh
lintasan pengukuran yang dianggap dapat mewakili daerah
mineralisasi endapan sulfida tinggi dengan konfigurasi elektoda
dipole-dipole.
4. Penyusunan laporan
- Data topografi
Pengukuran Geolistrik :
- Data geologi permukaan
- Tahanan jenis semu
- Analisis laboratorium
3- 4
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 GEOLOGI DAERAH CAMPAKA
4. 1.1. Fisiografi dan Geomorfologi
Berdasarkan fisiografi regional (Van Bemmelen, 1949) daerah Cimapag
termasuk bagian dari Zona Pegunungan Selatan. Morfologi daerah
penelitian, secara umum merupakan perbukitan sedang sampai curam
yang dibatasi di bagian utara oleh suatu perbukitan yang merupakan
Gunung Pondok Jawa yang disusun oleh batuan terobosan berupa
andesit piroksen yang mengintrusi Andesit piroksen Formasi Beser Anggota
Cikondang (Gambar 4.1).
Gambar 4.1. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian (M. Koesmono, dkk, 1996)
4-1
Pasir Cangkuang merupakan perbukitan kecil dengan puncak
tertinggi 700 m di atas permukaan laut, sedangkan dasar bukitnya
berada pada 650 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan lereng
antara 20o 30o. Perbukitan tersebut ditumbuhi semak-semak yang terdiri
dari pohon perdu dan alang-alang. Disekitar perbukitan terdapat daerah
pesawahan, tegalan dan sejumlah perkampungan penduduk.
4-2
Gambar 4.3. Morfologi Umum Daerah Campaka
4-3
vulkanik andesitis berwarna abu-abu tua mengandung oksida besi
(iron oxide), setempat telah mengalami alterasi. Sedangkan lainnya
berupa endapan-endapan piroklastik dan intrusi batuan beku yang
berada di luar lokasi penelitian.
Breksi tuf berwarna lapuk coklat keabuan, berwarna segar coklat
keputihan dengan komponen batuan beku andesitis berukuran
cobble hingga boulder, matriks berupa tuf sedang hingga kasar
berwarna segar abu-abu keputihan, kandungan semen berupa silika.
Terdapat retas-retas berukuran < 1 cm yang sudah terisi dengan baik
oleh mineral silika tanpa pemineralan. Tersingkap baik disekitar
pesawahan dekat Dusun Cimapag Tengah. Menurut kesebandingan
peta geologi regional, umur dari satuan breksi tuf ini diperkirakan
Miosen Akhir. Satuan breksi tuf ini termasuk ke dalam bagian Formasi
Beser yang berumur Miosen Akhir.
Breksi vulkanik andesitis berwarna lapuk coklat kemerahan, berwarna
segar kemerahan dengan komponen batuan beku bersifat andesitis
berukuran boulder, secara megaskopis komponen terlihat dominan.
Matriks berupa tuf halus hingga sedang berwarna segar coklat
keabuan, semen berupa oksida besi dengan kadar kandungan
oksida besi tinggi. Singkapan dapat dijumpai di sekitar tebing dekat
Sungai Cimapag.
Endapan batu andesit di daerah ini merupakan bagian dari
pegunungan Batujajar yang memanjang dari Babakan Cikuya
sampai akhir Pasir Kuda. Jauh ke sebelah utara terdapat deretan
pegunungan diantaranya Gunung Lagadar, sebelah Selatannya
terdapat Gunung Selacau.
4-4
Gambar 4.5. Peta Geologi Daerah Campaka
Gambar 4.6. Singkapan batuan andesit berwarna abu coklat kekuningan, telah
mengalami pelapukan mengulit bawang. Penyebaran ke arah barat laut daerah
penelitian
4-5
Gambar 4.7. Singkapan batuan breksi tuff berwarna coklat, komponen batuan
berukuran kerikil s/d kerakal dengan matrik tuff. Penyebaran ke arah selatan
daerah penelitian
4-6
Gambar 4.9. Singkapan batuan andesit berwarna abu kehitaman, telah
mengalami pelapukan mengulit bawang
4-7
Pembahasan dalam mineralisasi mencakup aspek bentuk dari ore
body (bijih), mineralogi dan tekstur. Berdasarkan data pengamatan
lapangan diketahui terdapat urat/vein di lokasi batas utara sebelah barat
dari penelitian yang memiliki kedudukan N 150o E/75 o untuk dengan
ketebalan urat kuarsa berkisar antara 5 10 cm.
4-8
Gambar 4.12. Batuan andesit di utara daerah penelitian
4-9
Gambar 4.14. Lokasi bekas tambang rakyat yang terdapat di daerah
penelitian
4-10
Gambar 4.15. Lintasan Pengukuran Geolistrik LNA
Terdapat anomali yang baik pada elektroda no 32 s/d 40, pada elevasi
ketinggian 920 m atau 18 m dibawah permukaan tanah, ditandai oleh
rendahnya nilai resistivity < 25 ohm-m dan tingginya nilai IP antara 100 -133
ms. Hal ini menandakan bahwa adanya suatu bahan atau media yang
dapat terpolarisasi dengan baik, biasanya terdapat suatu senyawa
sulfida logam
4-11
Gambar 4.16. Lintasan Pengukuran Geolistrik LNB
4-12
Gambar 4.17. Lintasan Pengukuran Geolistrik LNC
4-13
dengan baik, akan tetapi nilai resistivitynya moderat, sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa ini adalah batuan beku (andesit).
Terdapat anomali baik pada elevasi ketinggian antara 975 - 985 m atau
23 m dibawah permukaan tanah, ditandai oleh rendahnya nilai resistivity
< 13,5 ohm-m dan tingginya nilai IP antara 150 -201 ms. Hal ini
menandakan bahwa adanya suatu bahan atau media yang dapat
terpolarisasi dengan baik, biasanya terdapat suatu senyawa sulfida
logam
4-14
Gambar 4.20. Lintasan Pengukuran Geolistrik LNF
4-15
Gambar 4.21. Lintasan Pengukuran Geolistrik LNX
4-16
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Morfologi pada daerah penelitian termasuk kedalam satuan
perbukitan agak curam dengan elevasi antara 900 hingga 1100 meter
diatas permukaan laut. Sungai Cimapag membujur dari utara daerah
penelitian ke arah Selatan. Topografi yang semula agak curam di
bagian utara daerah penelitian berubah menjadi agak landai ke arah
selatan. Bukit-bukit terjal di daerah penelitian sangat tahan terhadap
proses pelapukan, karena umumnya tersusun oleh breksi andesit dan
breksi tuf.
2. Batuan penyusun di daerah penelitian sebagian besar adalah batuan
gunungapi (volcanic rocks) berupa breksi tuf dengan komponen
batuan beku andesitis dan matriks berupa tuf, breksi vulkanik andesitis
berwarna abu-abu tua mengandung oksida besi (iron oxide), setempat
telah mengalami alterasi. Sedangkan lainnya berupa endapan-
endapan piroklastik dan intrusi batuan beku yang berada di luar lokasi
penelitian.
3. Pada daerah penelitian terdapat kelurusan yang berarah baratlaut-
tenggara yang dianggap sebagai patahan, arah umum struktur
geologi adalah N 155 E dan N 248 E, memanjang disebelah barat
daerah penelitian.
Pembahasan dalam mineralisasi mencakup aspek bentuk dari ore
body (bijih), mineralogi dan tekstur. Berdasarkan data pengamatan
lapangan diketahui terdapat urat/vein di lokasi batas utara sebelah
barat dari daerah penelitian yang memiliki kedudukan N 150o E/75 o
5-1
5.2 SARAN
Kegiatan eksplorasi dapat difokuskan pada bagian utara daerah
penelitian yang memiliki elevasi relatif lebih tinggi serta memiliki indikasi
pengaruh yang kuat dari struktur geologi.
Data-data yang didapatkan dalam kegiatan penelitian dapat
digunakan untuk menambahkan serta memperbaharui model
deskriptif yang telah disusun sehingga dapat digunakan sebagai
dasar dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan. Data-data yang
perlu dilakukan analisis lebih terperinci terutama aspek mineralisasi
yaitu untuk membuktikan indikasi adanya urat sulfida logam.
5-2
DAFTAR PUSTAKA