Farmakoterapi Terapan Migrain
Farmakoterapi Terapan Migrain
Farmakoterapi Terapan Migrain
FARMAKOTERAPI TERAPAN
MIGRAIN
Disusun oleh:
Kelompok VI
Lasmini (175020006)
Maratun sholihah (175020031)
Amanatul fariah (175020057)
RESEP
Paraf
Apt Apakah akhir-akhir ini ibu sering kecapekan , mungkin kurang tidur ?
3. Berdasarkan analisis yang anda buat tentang pasien apakah obat-obatan yang tertulis
dalam resep tersebut merupakan obat yang tepat untuk mengatasi /mengobati
penyakit pasien ! jika menurut anda obat yang diresepkan kurang tepat untuk mengobati
penyakit pasien, maka lakukanlah komunikasi dengan dokter penulis resep !
Obat-obatan yang tertulis dalam resep tersebut merupakan obat yang kurang tepat
indikasi untuk mengatasi penyakit pasien. Berdasarkan algoritma diatas, penggunaan
Ibuprofen 200mg (4 kali sehari 1 tablet) dalam kasus ini kurang tepat. Dikarenakan
pasien pernah mengkonsumsi Ibuprofen 200mg (4 kali sehari 2 tablet), sebelum periksa
ke dokter untuk menyembuhkan sakit yang dideritanya. Namun, hal ini tidak berhasil.
Bila pasien mendapatkan resep Ibuprofen dengan dosis yang lebih kecil dari sebelumnya
yang pernah dikonsumsi oleh pasien. Maka, Ibuprofen tidak memberikan efek terapi
yang optimal. Sehingga, dalam kasus ini, penggunaan Ibuprofen kurang tepat.
Berdasarkan literatur, penggunaan Cetatrex 100mg (1 kali sehari, golongan triptan
dengan kandungan Sumatriptan), belum dianjurkan untuk dikonsumsi pada pasien
migrain ringan dalam kasus ini. Dikarenakan berdasarkan riwayat pengobatan, pasien
baru menggunakan pengobatan tunggal, namun belum berhasil menyembuhkan sakit
kepala yang dideritanya. Jadi untuk pengobatan selanjutnya diberikan terapi obat
kombinasi yaitu PCT 500 mg 3 kali sehari dan Aspirin 500 mg 4-6jam sehari jika perlu.
Jadi kesimpulan, terapi migrain pada kasus ini untuk menghilangkan sakit kepala
yang diderita pasien digunakan terapi obat kombinasi analgesik yaitu PCT 500mg dan
Aspirin 500mg 4-6 jam sehari. Selain itu pada penggunaan obat-obat analgesik ini hanya
diberikan pada saat pasien merasakan sakit kepala saja, ini untuk mencegah terjadinya
rebound (sakit kepala justru muncul kembali) karna pemakaian lebih dari 2 hari/minggu.
Kesimpulannya untuk obat-obat yang diresepkan dokter diatas kurang tepat oleh sebab itu
setelah dikonsultasikan dengan dokter dan berdasarkan literatur migrain maka obat-obat
yang harus diberikan kepada pasien yaitu paracetamol 500mg dan aspirin 500mg untuk terapi
nyeri pada migraine. (Dipiro 2012, dkk)
4. Siapkanlah obat yang akan diberikan kepada pasien !. Serahkan obat kepada
pasien dan lakukanlah pemberian informasi obat !
Apt. Resep dari Dr. Nihaya, Sp. S atas nama Ibu Asrik
Px. Iya mbak
Apt. Mohon maaf Bu telah membuat Ibu menunggu lama, saya konfirmasi
dulu ya bu. Jadi total harga obatnya Rp.20.000,-. Ini ada 2 macam
obat ya Bu, (sambil menyerahkan ke pasien).
1. Jika ibu terasa nyeri kepala, Paracetamol diminum 3 kali
sehari (pagi, siang, sore/mlm), 1 kali minum satu tablet
sesudah makanan.
2. Aspirin diminum 3 kali sehari (pagi, sing, sore/mlm), 1 kali
mimum 1 tablet, sesudah makan.
Px. Ya, oh ya berarti dua obat ini diminum jika sakit ya mbak ?
Apt.
Px. (mengulangi aturan pakai yang sudah dijelaskan Apoteker).
7. Buatlah rencana monitoring terapi yang akan dilakukan! Parameter apa saja yang
harus diamati dalam memonitoring efektifitas terapi?
Untuk monitoring jika pasien merasa pengobatannya tidak efektip dan siklus migrain
tidak berkurang, disarankan untuk berkosultasi kedokter atau datang ke apotik lagi.
Parameter yang harus diamati adalah sebagai berikut :
a. Frekuensi, intensitas dan durasi migren
b. Gejala migren yang dirasakan (mual muntah, dll)
8. Setelah dilakukan evaluasi perkembangan kesehatan pasien, dokter menyimpulkan
bahwa pengobatan yang telah diberikan kurang efektif dalam meredakan gejala penyakit
yang dialami pasien. Dokter meminta pendapat anda untuk pengobatan tahap berikutnya.
Buatlah usulan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien ! berikanlah
penjelasan logis dari usulan pengobatan yang akan anda usulkan pada dokter
penulis resep !
Bila setelah pasien mengkonsumsi pengobatan paracetamol 500mg 3 kali sehari, 1
tablet sekali minum serta Aspirin 500mg 3 kali sehari 1 tablet sekali minum, dan pasien
merasa pengobatan yang telah diberikan kurang efektif. Maka berdasarkan literatur di
atas, terapi pengobatan pasien diganti dengan golongan triptan (dosis awal 1 tablet 50mg,
1 kali sehari).
Apt. : Halo. Selamat siang, Apotik Barokah disini, dengan saya
Lasmini ada yang bisa saya bantu.
Dr. (menelpon apoteker) Halo. Iya mba saya dr. Hinaya, saya ingin
menanyakan mengenai pengobatan pasien saya yang kemarin
menebus obat di Apotik Barokah mba Lasmini.
Apt. : Maaf dok. Resep atas nama siapa ya dok?
Dr. : Ibu asrik mbak diagnosisnya migrain ringan.
Apt. : Sebentar ya dok saya carikan resepnya dulu.
Dr. : Iya cepat ya mbak
Apt. : Baik dok. Ini sudah ketemu dok. Resep tanggal 20 September
2017 ya dok atas nama Ibu asrik umur 26 th, atas verifikasi
dokter mendapatkan Paracetamol 1 kaplet 3 x sehari dan
Aspirin 500 mg 1kaplet 3 x sehari.
Dr. : Iya mbak betul sekali
Apt. : Ada apa ya dok dengan pengobatan Ibu Asrik?
Dr. : Ini pasiennya datang ke saya mbak, bilang kalau obatnya
kurang efektif.
Apt. : Kurang efektif bagaimana ya dok, masih sering pusing atau
bagaimana dok.
Dr. : Katanya masih mual dan pusing mba
Apt. : Apakah pasiennya sudah melaksanakan apa yang saya anjurkan
ke pasien dengan benar dok.
Dr. : Bilangnya sudah mbak.
Apt. : Begitu ya dok. Kalau begitu saran saya bisa ditambahkan
golongan triptan (sumatriptan) diminum 1 kali sehari 50 mg
jika perlu atau jika sakit kepala.
Dr. : Oh gitu ya mba. Terima kasih ya mba.
Apt. : Iya dok sama-sama.
Mekanisme aksi gol tripthan adalah menghambat agonis reseptor serotonin pada saraf pusat
yaitu arteri kranial, yang mengalami vasokontriksi dan inflamasi, terkait dengan hantaran
impuls saraf akibat dari nyeri migraine. Gol tripthan selain terapi nyeri akibat migrain, bisa
juga digunakan sebagai anti mual muntah. Mual muntah terjadi karena sekresi/produksi
serotonin meningkat/berlebih akan merangsang (cemoreceptor trigger zone (CTZ)). CTZ
bagian dari pusat mual muntah di medula oblongata, jika CTZ di rangsang maka akan terjadi
mual muntah.
DAFTAR PUSTAKA
Wells, Barbara G. Wells., Dipiro, Joseph T., Schwingwinghammer, Terry L., dan Dipiro,
Cecily V. 2012. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition. New York : The McGraw-
Hill Companies, Inc.
Lacy, Charles F., Armstrong, Lora L., Goldman Morton P., dan Lance Leonard M. 2009.
Drug Information Handbook Edisi 17. America: American Pharmacists Association
Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. 2007. Obat obat Penting Edisi Ke-6. Jakarta:
Gramedia.