Kasus 3 Farmakoterapi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FARMAKOTERAPI I
“KASUS KANKER PARU-PARU”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III
1. RISKI (O1A117057)
2. RISKI AMALIA (O1A117058)
3. SITTI MUSRINA WATI BASRI (O1A117061)
4. SOFIANTI TARTA (O1A117062)
5. SRI SAMRINA (O1A117064)
6. SUCI RAMDAYANI (O1A117065)
KELAS :B
DOSEN : SUNANDAR IHSAN, S.Farm., M.Sc., Apt

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Walaupun berbagai hambatan dan permasalahan, rencana untuk menyusun makalah ini dapat
terwujud juga. Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat menambah wawasan dan dapat
menganalisa persoalan – persoalan yang dihadapkan.
Daftar pustaka kami sertakan dalam makalah ini di halaman terakhir agar mempermudah
pembaca yang berminat menelusuri lebih lanjut topik yang berkaitan. Kami sadar makalah ini
masih jauh dari sempurna. Tidak sedikit ide, saran, dan kritik yang telah diberikan menjadi
masukan bagi kami dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan ide,
kritik, dan saran yang membangun atas isi makalah. Masukan tersebut akan dengan senang hati
kami terima guna perbaikan di kemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca sekalian dan Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk
dan bimbingan-Nya pada kita semua.
DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................................................................................


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1.2 Rumusan masalah.........................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan kesakitan
dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai 4,3
juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah
penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga juta di antaranya ditemukan di
negara yang sedang berkembang Kanker paru merupakan penyebab kematian yang paling
utama diantara kematian akibat penyakit keganasan. Kanker paru-paru adalah kondisi
ketika sel ganas (kanker) terbentuk diparu-paru. Kanker ini lebih banyak dialami oleh
orang yang memiliki kebiasaan merokak dan merupakan satu dari tiga jenis kanker yang
paling banyak terjadi diindonesia.
Kanker paru-paru berasal dari jaringan tipis paru-paru, pada umumnya berupa
lapisan sel yang terletak pada saluran udara. Kanker paru dalam arti luasa adalah semua
penyakit keganasan diparu, mencakup keganasan dari paru itu sendiri (primer) dan
metastase tumor diparu.
Penyebab utama kanker paru-paru adalah uap rokok yang telah diidentifikasi
dapat menyebabkan kanker dengan 63 jenis bersifat karsinogen dan beracun. 80% kanker
paru disebabkan karena rokok dan 20% disebabkan perokok pasif. Penyebab kanker paru
lainnya adalah radiansi dan polusi udara, selain itu, nutrisi dan genetic terbukti juga
berperan dalam timbulnya kanker paru.
Kanker paru diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kanker paru primer
dan sekunder. Kanker paru primer adalah sel kanker yang berasal dari paru, sedangkan
kanker paru sekunder adalah sel kanker yang menyebar dari anggota tubuh lain, termasuk
kanker payudara dan kanker kolorektal. Kanker paru primer dibedakan menjadi dua jenis
yaitu small cell lung cacer (SCLC) dan non small cell lung cancer (NSCLC). Diantara
penyakit kanker, kanker paru primer merupakan penyakit keganasan dan penyebab
kematian yang paling utama didunia. Kira-kira 1/3 dari kematian karena kanker pada
laki-laki ternyata disebabkan kanker paru. Walaupun keterapatannya jauh lebih rendah
pada perempuan, namun penyakit ini telah menduduki urutan ke 3 terbesar penyakit
mematikan.
pemeriksaan awal yang daoat dilakukan untuk mendeteksi kanker paru adalah
pemeriksaan radiologi paru yaitu melalui foto paru deteksi kanker paru sejak dini perlu
dilakukan, sehingga kanker paru dapat ditanggani dan disembuhkan. Penggunaan
perangkat lunak dapat mempermudah diagnosis kanker serta dapat memberikan tingkat
keakurasikan yang tinggi berdasarkan metode yang digunakan.
A. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa definisi kanker paru-paru ?
2. Apa etiologi dan patofisologi kanker paru-paru ?
3. Bagaimana penentuan stadium kanker paru-paru ?
4. Bagaimana tata laksana kanker paru-paru ?
5. Contoh kasus kanker paru-paru ?
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi kanker paru-paru
2. Untuk mengetahui etiologi dan patofisologi kanker paru-paru
3. Untuk mengetahui penentuan stadium kanker paru-paru
4. Untuk mengetahui tata laksana kanker paru-paru
5. Untuk mengetahui contoh kasus kanker paru-paru
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi permasalahan pasien

Seorang bapak umur 69 tahun melakukan x ray pada dada dan ditemukan benjolan 3 cm
saat operasi bedah katarak. Si bapak adalah perokok sejak umur 20 tahun dengan 1 bungkus/hari
namun berhenti 9 tahun lalu.

Hasil CT scan terdapat benjolan pada lobus kanan bawah paru namun belum ke bagian
mediastinal dan belum adenopati bejolan juga belum terklasifikasi. Hasil biopsy meunjukan tipe
adenocarsinoma NSCLC. Hasil tes patologi ditemukan massa 3,2 x 4 cm tipe histologi
adenokarsinoma dengan terdapat pada 3 kelenjar limfe bagian peribronkial dengan tidak terdapat
pada bagian mediastinum.

Etiologi kanker paru dari beberapa kepustakaan, telah dilaporkan bahwa etiologi kanker
paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok. Lombard dan Doering (1928) melaporkan
tingginya insiden kanker paru pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Terdapat
hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari dengan tingginya insiden kanker
paru. Dikatakan bahwa 1 dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru. Laporan beberapa
penelitian mengatakan bahwa perokok pasif pun berisiko terkena kanker paru. Diperkirakan 25%
kanker paru dari pasien bukan perokok berasal dari perokok pasif. Terdapat perubahan/mutasi
beberapa gen yang berperanan dalam kanker paru, yakni proto oncogen, tumor supressor gene,
dan gene encoding enzyme.
Berdasarkan uraian diatas si bapak mengalami kanker paru stadium IB, karena pada stage IB
memenuhi :

1. T2a dimana massa tumor > 3 cm dan <5 cm. Hasil tes patologi si bapak ditemukan massa 3,2
x 4 cm
2. N0 belum terdapat metastasis kelenjar getah bening. Hasil CT scan terdapat benjolan pada
lobus kanan bawah paru namun belum ke bagian mediastinal dan belum adenopati bejolan
juga belum terklasifikasi
3. M0 belum mengalami metastasis.

Hasil CT scan terdapat benjolan pada lobus kanan bawah paru namun belum ke bagian
mediastinal dan belum adenopati bejolan juga belum terklasifikasi. Hasil tes patologi ditemukan
massa 3,2 x 4 cm tipe histologi adenokarsinoma dengan terdapat pada 3 kelenjar limfe bagian
peribronkial dengan tidak terdapat pada bagian mediastinum. Hasil biopsy meunjukan tipe
adenocarsinoma NSCLC.

2.2 Tata Laksana Terapi

1. Tujuan Terapi Berdasarkan Data pasien

Tujuan pengobatan pada penyakit paru-paru tahap awal adalah penyembuhan,


perpanjangan kelangsungan hidup atau perbaikan kualitas hidup melalui pengurangan gejala dari
kanker paru dengan menggunakan terapi yang sesuai stadium yang dialami pasien (Dipiro
dkk.,2011).

2. Strtegi Terapi
Terapi bedah adalah pilihan pertama pada stadium I atau II pada pasien dengan parenkim
paru yang adekuat. Angka ketahanan hidup penderita yang dioperasi pada stadium I mendekati
60%, stadium II 26-37 %, dan IIa 17-36,3%. Stadium IB, IIA, dan stadium IIB terutama diobati
dengan operasi, yang harus diikuti oleh kemoterapi ajuvan. Pedoman terbaru merekomendasikan
bahwa pasien dengan tumor IB dan fitur berisiko tinggi (Tumor berdiferensiasi buruk, invasi
vaskular, reseksi irisan, margin minimal, tumor > 4 cm, atau keterlibatan pleura viseral) harus
menerima kemoterapi. Pasien yang memiliki positif atau dipertanyakan margin dapat menerima
terapi radiasi, yang biasanya dikelola dengan kemoterapi ajuvan. Perawatan ajuvan rejimen
pilihan tidak jelas, tetapi uji klinis positif menggunakan rejimen berbasis platinum, dengan data
terbaik dari cisplatin-vinorelbine (Dipiro dkk.,2011).

3. Obat Terpilih

Obat terpilih pada kasus ini adalah dari golongan Cisplatin dengan massa terapi selama 5 tahun
DAFTAR PUSTAKA

Chisholm-Burns, M.A., Schwinghammer T.L., Wells B.G., Malone P.M., Koloesar J.M., dan
Dipiro J.T., 2016, Pharmacotherapy Principles and Practice, Mc Graw-Hill
Campenies: New York.

Dipiro, J.T.,Robert L.T., Gary C.Y., Barbara G.W., Gary R.M. dan L. Michael P., 2011, Pharmacoterapy
A Phatophysiologic Approach Edition 8th, Mc Grow Hill : New Yok.

Anda mungkin juga menyukai