Skripsi 1-4 Fxix Subhan Baru4

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 97

SKRIPSI

PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER AKUPUNTUR TERHADAP


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI DESA
SAWIJI KEC. JOGOROTO KAB. JOMBANG

PENELITIAN PRA-EKSPERIMENTAL

Oleh :

SUBHAN ABDILLAH
NIM 7313091

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2017

i
SKRIPSI

PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER AKUPUNTUR TERHADAP


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI DESA
SAWIJI KEC. JOGOROTO KAB. JOMBANG

PENELITIAN PRA-EKSPERIMENTAL

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang

Oleh :

SUBHAN ABDILLAH
7313091

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2017

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Oleh : SUBHAN ABDILLAH

Judul : PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER

AKUPUNTUR TERHADAP TEKANAN DARAH

PADA PASIEN HIPERTENSI DI DESA SAWIJI

KEC. JOGOROTO KAB. JOMBANG

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Mukhamad Rajin, S.Kep., Ns., M.Kes Indah Mukarromah, S.Kep., Ns., M.Kep

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi Pada


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum

Pada Tanggal :

Mengesahkan :

Tim Penguji

TandaTangan

Ketua : Wiwiek widiatie, S.Kep., Ns., M.Kes (..............................)

Anggota I : Indah Mukarromah, S.Kep., Ns., M.Kep (..............................)

Anggota II :Mukhoirotin, S.Kep., Ns., M.Kep (..............................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum

Mukhamad Rajin, S.Kep., Ns., M.Kes


NIPY : 11 010901 031

iv
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Subhan Abdillah

NIM : 7313091

Tempat, tanggal lahir : Sumenep, 25 Desember 1991

Institusi : Prodi S-1 Ilmu Keperawatan FIK UNIPDU Jombang

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Pengaruh Terapi

Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan Darah pada Pasien

Hipertensi” merupakan hasil sendiri, bukan pengambil alihan tulisan atau pikiran

orang lain, namun merupakan hasil tulisan atau pikiran saya sendiri, kecuali dalam

bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Jombang, Juli 2017


Yang menyatakan

Subhan Abdillah
NIM : 7313091

v
MOTTO

Kamu tidak dapat mengubah seseorang,tapi kamu bisa menjadi penyebab

akan berubahnya seseorang.

Jangan menilai seseorang dari luarnya saja, buruk dimatamu belum tentu

buruk dimata orang lain, kenali sebelum menghakimi.

Jika tuhan tidak menjawab do’a mu bukan berarti tuhan tidak mendengar,

tapi ia mepunyai rencana yang lebih besar dari do’a mu

Jodoh itu ditangan tuhan jka tidak kamu ambil maka selamanya dia akan

berada di tangan tuhan.

Tenangkan hati tenangkan jiwa.

Kehidupan jangan hanya behenti di satu titik, memnag terkadang ad koma(,)

terkadang juga ada tanda petik (“) agar kita tidak terlalu memburu

kehidupan,agar bisa menghela nafas disaat ada koma dan berfikir disaat ada

tanda petik, semuanya sudah ada cara dan jalan nya masing-masing.

Ikhtiar dalam kehidupan memang wajib namun lebih wajib lagi kita berdo’a

dulu sebelum berikhtiar.

Kehidupan yang telah kia lalui sebagai cermin dimasa yang akan datang.

Hamdalah yang dapat saya ucapkan dari nikmat NYA.

vi
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah

Hanya kata itu yang dapat saya ucapkan atas segala nikmatnya, sehingga

saya dapat menyelesikan skripsi ini dan karya ini saya persembahkan untuk

orang yang sangat berarti dalam hidup saya:

 Untuk seseorang yang telah memperjuangkan saya, baik do’a

maupun materi yaitu kedua orang tua saya, saya ucapkan terima

kasih atas perjuangan nya selama ini.

 Kepada seluruh masyayih ANNUQAYAH ats do’a nya.

 Kepada seluruh staf FIK Unipdu dan wabil khusus pembimbing skrisi

saya yang telah sudi membimbing saya dari awal ampai akhir.

 Kepada seluruh teman-teman di FIK Unipdu yang telah mendukung

saya, dan khusus nya kepada teman saya yang bernama : sahry

arifandi, siti susilawati,nur amirotul fikriyah dan rosa lina afifah.

 Kepada keluarga besar penghuni asrama ibnu siena kanar 13.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya berupa kesehatan

dan kesempatan waktu yang luar biasa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Terapi Komplementer Akupuntur Terhadap

Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Desa Sawiji Kec. Jogoroto Kab.

Jombang.” Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Strata S1 Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum

Jombang.

Mengingat dalam membuat skripsi ini tidak dapat lepas dari berbagai pihak

yang membantu dalam memberi dorongan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. DR. H. Ahmad Zahro., MA. Selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi

Darul ‘Ulum Jombang


2. H. Andi Yudianto, S.Kep,. Ns., M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang


3. Mukhamad Rajin, S.Kep., Ns., M.Kes Selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan

Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang sekaligus pembimbing 1

yang senantiasa sabar dan memberikan motivasi yang luar biasa terhadap

saya

4. Indah Mukarromah., S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam pembuatan skripsi ini

5. Kepala Desa Sawiji Kec. Jogoroto Kab. jombang

viii
6. Kedua Orang tuaku dan seluruh keluargakuyang telah memotivasi dan

membantu baik secara materil maupun spiritual

7. Kepada seluruh responden yg telah bersedia menjadi bagian dalam proses

penelitian

8. Semua temanku angkatan 2013 FIK Unipdu yang selalu membantu dalam

rangka penyusunan proposal ini yang tidak dapat saya sebukan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.

Jombang, Juli 2017

Penulis

ix
ABSTRAK

PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER AKUPUNTUR TERHADAP


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI DESA
SAWIJI KEC. JOGOROTO KAB. JOMBANG

Oleh : Subhan Abdillah

Hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang


progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling
berhubungan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi
keperawatan komplementer akupuntur terhadap tekanan darah pada pasien
hipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pra-eksperimental,
dengan pendekatan One Group Pra-Post Design, menggunakan teknik Purposive
Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi di Desa Sawiji
Kec. Jogoroto Kabupaten jombang sebanyak 10 responden yang memenuhi
kriterian inklusi dan eksklusi. Instrumen yang di gunakan pada penelitian ini
adalah berupa : SOP akupuntur, SOP tekanan darah, lembar kuisioner dan lembar
pengukuran tekanan darah. Data di analsis menggunakan uji Wilcoxon dengan
nilai P≤0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan pada kelompok perlakuan dengan
membandingkan tingkat hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan akupunktur
diperoleh dengan hasil 0,004 yang berarti P <0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho
ditolak, yang artinya ada pengaruh intervensi keperawatan komplementer
akupunktur terhadap pasien hipertensi. Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara terapi komplementer
akupuntur terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di desa sawiji kec.
Jogoroto kab. jombang

Kata kunci : Pengaruh Terapi, Akupuntur, Tekanan Darah, Hipertensi

x
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ACTIVITIES COMPLEMENTARY ON BLOOD


PRESSURE IN HYPERTENSION PATIENTS
IN VILLAGE OF SAWIJI JOGOROTO SUB-DISTRICT JOMBANG

By: Subhan Abdillah

Hypertension is a syndrome or a progressive collection of cardiovascular


symptoms as a result of other complex and interconnected conditions. The
purpose of this study was to determine the effect of complementary nursing
acupuncture on blood pressure in hypertensive patients. The research design used
was experimental research, with One Group Pre-Post Design approach, using
Purposis Sampling technique. The sample in this research is hypertension sufferer
in Sawiji Village Jogoroto District Jombang Regency as many as 10 respondents
who meet the criteria of inclusion and exclusion. Instruments used in this study
are in the form: SOP acupuncture, blood pressure SOP, questionnaire sheet and
blood pressure measurement sheet. The data in analsis use paired T-tess test with
P0,05 value. The results of this study showed that the treatment group by
comparing the level of hypertension before and after acupuncture was obtained
with a result of 0.003 which means P <0.05 so it can be concluded Ho was
rejected, which means there was an effect of complementary nursing acupuncture
on hypertensive patients. The conclusion that can be taken from this research is
the existence of significant influence between complementary therapy of
acupuncture to blood pressure in hypertension patient in village of sawiji Jogoroto
sub-district jombang

Keywords: Nursing Intervention, Acupuncture, Blood Pressure, Hypertension

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................I
HALAMAN SAMPUL DALAM....................................................................................II
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................III
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................IV
SURAT PERNYATAAN..................................................................................................V
MOTTO..........................................................................................................................VI
PERSEMBAHAN.........................................................................................................VII
KATA PENGANTAR..................................................................................................VIII
ABSTRAK.......................................................................................................................X
DAFTAR ISI.................................................................................................................XII
DAFTAR TABEL........................................................................................................XIV
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................XVI
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................XVII
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................................4
1.3.2 Tujun Khusus............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................4
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................................4
1.4.2 Manfaat Peneliti...............................................................................5
1.4.3 Manfaat Responden..........................................................................5
1.4.4 Manfaat Institusi Pendidikan............................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6
2.1 Hipertensi............................................................................................................6
2.1.1 Pengertian Hipertensi.......................................................................6
2.1.2 Etiologi.............................................................................................7
2.1.3 Tanda dan Gejala Hipertensi............................................................7
2.1.4 Faktor – faktor Hipertensi...............................................................8
2.1.5 Patofisiologi....................................................................................10
2.1.6 Komplikasi.....................................................................................11
2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi............................................................11
2.2 Tekanan Darah..................................................................................................12
2.2.1 Definisi Tekanan Darah..................................................................12
2.2.2 Cara Pengukuran Tekanan Darah...................................................13
2.2.3 Hal yang di Perhatikan Sebelum Mengukur Tekanan Darah........14

xii
2.3 Terapi Komplementer.......................................................................................15
2.3.1 Definisi...........................................................................................15
2.3.2 Jenis-jenis Terapi Komplementer...................................................15
2.4 Terapi Komplementer Akupuntur......................................................................16
2.4.1 Pengertian.......................................................................................17
2.4.2 Manfaat Terapi Komplementer Akupuntur....................................17
2.4.3 Teknik Penusukan pada Terapi Komplementer Akupuntur............19
2.4.4 Cara Menentukan Lokasi dan Letak Titik Terapi
Komplementer Akupuntur..............................................................20
2.4.5 Berdasarkan Tanda-tanda Antomi Permukaan...............................20
2.4.6 Berdasarkan Pengukuran Perbandingan.........................................21
2.4.7 Berdasarkan Pengukuran Dengan Jari Tangan (Cun).....................21
2.4.8 Penusukan Jarum............................................................................22
2.5 Intervensi Keperawatan Komplementer Akupuntur pada Hipertensi...............22
2.5.1 Titik Terapi Komplementer Akupuntur..................................................23
2.6 Kerangka Teori..................................................................................................30
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS....................................................31
3.1 Kerangka Konsep...............................................................................................31
3.2 Hipotesis Penelitian............................................................................................32
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................................33
4.1 Desain Penelitian................................................................................................33
4.2 Kerangka Kerja..................................................................................................34
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling..........................................................................35
4.3.1 Populasi...........................................................................................35
4.3.2. Sampel...........................................................................................35
4.4.3. Sampling........................................................................................36
4.4. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional...................................................37
4.4.1. Variabel Independen (Bebas).........................................................37
4.4.2. Variabel Dependen (Tergantung)...................................................37
4.4.3 Variabel perancu..............................................................................37
4.4.4. Definisi Operasional......................................................................38
4.5 Instrumen Penelitian...........................................................................................38
4.5.1 Lokasi dan waktu Penelitian...........................................................38
4.5.2 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data..............................39
4.6 Analisis Data.......................................................................................................39
4.6.1 Analisis Univariate.........................................................................40
4.6.2 Analisis Bivariate............................................................................41
4.7 Etika Penelitian...................................................................................................42
4.7.1 Lembar Persetujuan.......................................................................42
4.7.2 Tanpa Nama....................................................................................42
4.7.3 Kerahasiaan.....................................................................................43
4.8 Keterbatasan……………………………………………………………..43

xiii
xiv
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................44
5.1 Hasil Penelitian................................................................................................45
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................45
5.1.2 Data Umum....................................................................................45
5.1.3 Data khusus....................................................................................46
5.2 Pembahasan.....................................................................................................48
5.2.1 Tekanan Darah Sebelum di Berikan Pengaruh Terapi
Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi.......................................................................................48
5.2.2 Tekanan Darah Setelah di Berikan Pengaruh Terapi Komplementer
Akupuntur Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi........49
5.2.3 Pengaruh Akupunktur pada Pasien Penderita Hipertensi..............51
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan......................................................................................................52
6.2 Saran................................................................................................................53
6.2.1 Bagi Peneliti...................................................................................53
6.2.2 Bagi Responden.............................................................................53
6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan...............................................................53
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................54
LAMPIRAN – LAMPIRAN.........................................................................................56

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII.................................... 5


Tabel 4.2 : Definisi Operasional pengaruh intervensi keperawatan
komplementer akupuntur terhadap hipertensi.................................... 37
Tabel 5.1: Data Umum Karakteristik Responden Pengaruh Intervensi
Keperawatan Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan Darah
pada Pasien
Hipertensi....................................................................... 43
Tabel 5.2: Karakteristik Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum Perlakuan
Pengaruh Intervensi Keperawatan Komplementer Akupuntur
Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi............................. 44
Tabel 5.3: Karakteristik berdasarkan tekanan darah sesudah perlakuan pengaruh
Intervensi Keperawatan Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan
Darah pada Pasien Hipertensi............................................................. 45
Tabel 5.4: Hasil uji wilcoxon Tekanan Darah Sistolik setelah di berikan Pengaruh
Intervensi Keperawatan Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan
Darah pada Pasien Hipertensi.............................. 45

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : LI 11: Cice.................................................................................. 26


Gambar 2.2: LI4: Hegu................................................................................... 26
Gambar 2.3 : GB 20: Fungchi.......................................................................... 26
Gambar 2.4 : SP 6: Sanyinjio........................................................................... 27
Gambar 2.5 : ST 40: Fenglong......................................................................... 27
Gambar 2.6 : ST 36: Zusanli............................................................................ 28
Gambar 2.7 : ST38: Tiaokou............................................................................ 28
Gambar 2.8 : LR 3: Taicong............................................................................. 29
Gambar 2.9 : Kerangka Kerja Pengaruh Terapi Komplementer Akupuntur
Terhadap Hipertensi di Desa Sawiji Kec. Jogoroto Kabupaten
Jombang..................................................................................... 30
Gambar 3.1: Kerangka konsep pengaruh akupuntur terhadap hipertensi....... 31

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Lembar kegitan bimbingan.............................................................. 42


Lampiran 2.Surat Izin Pendahuluan Dinkes jombang......................................... 44
Lampiran 2.Surat Balasan Izin Pendahuluan Dinkes Jombang.......................... 45
Lampiran 2.Surat Izin Pendahuluan Puskesmas Mayangan............................... 46
Lampiran 2.Surat Izin penelitian KeDesa Sawiji................................................. 47
Lampiran 2.Surat Rekomendasi dari Desa sawiji................................................. 48
Lampiran 3.Lembar Kuiseoner............................................................................. 49
Lampiran 4.Lembar Observasi............................................................................ 50
Lampiran 5.SOP Hipertensi............................................................................... 51
Lampiran 6.SOP Akupuntur................................................................................ 53
Lampiran 7. Surat Persetujuan Menjadi Responden............................................ 54
Lampiran 10 Tabulasi Data................................................................................... 67
Lampiran 11 Hasil SPSS....................................................................................... 68
Lampiran 8 Dokumentasi...................................................................................... 70

Lampiran 9 Lembar Konsultasi............................................................................. 72

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi

disebut juga tekanan yang terdapat pada dinding pembuluh darah arteri saat

darah dialirkan. Pembuluh darah arteri bertugas memompa darah hingga

tersebar kepembuluh darah. Jika dalam proses itu pembuluh darah tidak

mengalami gangguan maka tekanan darah dalam tubuh berjalan seimbang.

Tetapi bila terdapat gangguan yang mempengaruhi kerja pembuluh darah

dapat menyebabkan berubahnya tekanan pembuluh darah (Rusdi, 2009).

Hipertensi yang merupakan penyakit kardiovaskular tidak lepas dari

perhatian WHO dan the International Society of Hypertension (ISH) yang

menyebutkan dalam hasil survei mereka bahwa saat ini terdapat 600 juta

penderita hipertensi di dunia, dan 3 juta diantaranya meninggal setiap

tahunnya. Untuk jumlah penderita hipertensi di Asia berdasarkan data yang di

buat oleh Juanda dkk (2014) berjumlah 38,4 juta orang pada tahun 2000 dan

diprediksi akan meningkat menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Jumlah

diIndonesia sendiri penderita hipertensi dengan umur ≥ 18 tahun menunjukkan

angka yang lumayan tinggi yaitu 25,8% berdasarkan dari laporan Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Juanda dkk (2014). Sedangkan dipropinsi jawa timur penyakit hipertensi

merrupakan penyakit terbesar yang diderita oleh masyarakat untuk penyakit

tidak menular. Berdasarkan data profil kesehatan jawa timur tahun 2010

menunjukan kasus hipertensi menempati peringkat pertama untuk jenis

penyakit tidak menular dan peringkat ketiga untuk keseluruhan penyakit

1
dengan prevalensi sebanayak 12,41% (Dinkes Propinsi Jawa Timur, 2010).

Sedangkan dari jombnag Pada tahun 2014 pengukuran tekanan darah

yang dilakukan pada penduduk usia >15 tahun ditargetkan sejumlah 930.573.

Dari jumlah tersebut yang diperiksa tekanan darahnya adalah sejumlah

233.477 (25,09%). Hasil dari pemeriksaan ini ditemukan penderita hipertensi

sebesar 37.604 (16,11%). Sedangkan dilaporkan kunjungan pasien hipertensi

dari Puskemas mayangan Kec. jogoroto tergolong tinggi. Pada tahun 2016

terdapat sebanyak 336 pasien dan pada tahun 2017 tepatnya pada bulan januari

sampai bulan mei terdapat 64 pengunjung pasien hipertensi dan dari desa

sawiji yang berkunjung kepuskesmas mayangan pada tahun 2017 jumlah

pasien hipertensi berjumlah 18 orang, sedangkan data dibidan desan jumlah

penderita hipertensi di desa sawiji berjumlah 38 penderita hipertensi

berdasarkan data tahun 2017.

Hipertensi merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan

konsekuensi medis dan keuangan yang serius. Dikarenakan oleh beberapa

faktor penghambat keberhasilan dari pengobatan hipertensi, diantaranya

seperti efek samping dari obat anti hipertensi, dosis obat yang tidak memadai,

ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi, serta biaya

yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi pasien yang dikeluarkan untuk

pembelian obat anti hipertensi dan mengharuskan pasien untuk

mengkonsumsinya dalam jangka waktu yang lama bahkan bisa seumur hidup

pasien. Beberapa faktor tersebut membuat pasien hipertensi tidak lagi

mengkonsumsi obat antihipertensi sesuai dengan rekomendasi yang diberikan

oleh dokter sehingga hanya 25% dari 40% pasien hipertensi yang tekanan

darahnya berhasil turun menjadi normal dengan mengkonsumsi obat anti

2
3

hipertensi (Juanda dkk, 2014).

Otak adalah pusat pengontrol tekanan darah dalam tubuh. Serabut

syarafnya yang membawa pesan dari semua bagian tubuh yang di teruskan ke

otak tentang kondisi tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusus

semua organ. Informasi ini diproses diotak dan keputusan dikirim melalui

saraf menuju organ-organ tubuh termasuk pembuluh darah, isyaratnya ditandai

dengan mengempis atau mengembangnya pembuluh darah. Proses tersebut

bersifat otomatis (Santoso, 2010).

Akupuntur adalah salah satu dari terapi non farmakologis yang biasa di

sebut pengobatan tradisional. Dari beberapa jenis pengobatan tradisional yang

ada, yang dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

berdasarkan penelitian eksperimen yang telah dilakukan adalah terapi

akupuntur. WHO (2014) juga menjelaskan bahwa terapi akupuntur telah

digunakan sajak 2500 tahun yang lalu sebagai pengobatan tradisional cina dan

barat untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan hipertensi.

Terapi komplementer akupuntur merupakan cara penyembuhan Tiongkok

kuno dengan cara menusukkan jarum ketitik-titik tertentu pada tubuh pasien.

Kata akupuntur secara harfiah berarti “menusuk dengan jarum”, berasal dari

seorang dokter Belanda, William Ten Rhyne, yang tinggal di jepang pada akhir

abad ke-17 dan ia pulalah yang memperkenalkan akupuntur kedataran eropa.

Akupunktur adalah salah satu terapi alternatif yang banyak digunakan oleh

penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah, dalam tiga dekade

terakhir, telah banyak kajian klinik yang memfokuskan penelitian tentang

efektifitas akupunktur untuk menurunkan tekanan darah bagi penderita


4

hipertensi essensial (Juanda dkk, 2014).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah : “Adakah pengaruh intervensi keperawatan komplementer akupuntur

terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh intervensi keperawatan komplementer

akupuntur dalam mengatasi hipertensi.

1.3.2 Tujun Khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dilakukan pengaruh terapi

komplementer akupuntur terhadap tekanan darah pada pasien

hipertensi.

1. Mengidentifikasi tekanan darah setelah dilakukan pengaruh terapi

komplementer akupuntur terhadap tekanan darah pada pasien

hipertensi.

2. Menganalisis pengaruh terapi komplementer akupuntur terhadap

tekanan darah pada pasien hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah

pengetahuan mahasiswa dibidang intervensi keperawatan komplementer.

Khususnya dalam penanganan terhadap hipertensi supaya dapat teratasi


5

dengan menggunakan intervensi keperawatan komplementer akupuntur

dengan titik-titik yang telah ditentukan. Sehingga pasien dengan gangguan

tersebut dapat meringankan gejala dan dapat menjalankan kehidupan

sehari-hari sebagaimana mestinya.

1.4.2 Manfaat Peneliti

Sebagai informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang

berkaitan dengan pengobatan terhadap hipertensi.

1.4.3 Manfaat Responden

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data baru yang

bisa digunakan sebagai intervensi komplementer atau pemecahan

masalah yang ada kaitannya dengan hipertensi.

1.4.4 Manfaat Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data baru yang

bisa digunakan sebagai intervensi keperawatan komplementer atau

pemecahan masalah terhadap penurunan hipertensi.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah

suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai

akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan, WHO

menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar

atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih

besar 95 mmHg, (JNC VII) berpendapat hipertensi adalah peningkatan

tekanan darah diatas 140/90 mmHg, sedangkan menurut Brunner dan

Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg. Dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah

sistolik yang persisten diatas 140 mmHg sebagai akibat dari kondisi lain

yang kompleks dan saling berhubungan (Nuraini, 2015)

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII

Klasifikasi TD sistolik TD diastolik

Normal <120 mmHg <80 mmHg

Ringan 120-139 mmHg 80-89 mmHg

Sedang 140-159 mmHg 80-99 mmHg

Berat >160 mmHg >100 mmHg

6
7

2.1.2 Etiologi

1. Hipertensi Essensial (primer)

Dalam populasi orang dewasa dengan hipertensi, antara 90% dan

95% memiliki hipertensi essensial (primer), yang tidak memiliki

penyebab medis yang dapat diidentifikasi (Brunner dan Suddarth, 2010).

Ada dua faktor yang mempengaruhi hipertensi essensial (primer).

Pertama faktor genetik yang mempengaruhi reaktivitas pembuluh darah

terhap vasokontriksi, sensitivitas terhadap natrium, sensitivitas terhadap

stress, resistensi insulin, dan lain-lain. Kedua faktor lingkungan antara

lain gaya hidup seperi diet, obesitas, stress emosi, kebiasaan merokok

dan lain-lain (Nafrialdi, 2009).

2. Hipertesi Sekunder

Hipertensi sekunder ditandai dengan peningkatan tekanan darah

dengan penyebab tetentu, seperti penyempitan arteri ginjal, penyakit

parenkim ginjal, hiperaldosteronisme (mineralokortikoid hipertensi),

obat-obatan tertentu, kehamilan dan koarktasio aorta. Hipertensi juga

bisa akut, tanda dan kondisi yang mendasarinya, yang menyebabkan

perubahan resistensi perifer atau cardiac output (Brunner dan Suddarth,

2010).

2.1.3 Tanda dan Gejala Hipertensi

Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer kerena termasuk

penyakit yang mematikan tanpa disertai gejala-gejalanya lebih dahulu

sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul gejalah tersebut

seringkali dianggap gangguan biasa sehingga korbannya terlambat


8

menyadari akan datangnya penyakit (Situmorang, 2015).

Gejala -gejala hipertensi bervariasi pada masing – masing individu

dan hampir sama dengan penyakit lainnya. Gejala – gejala itu adalah :

1. Sakit kepala

2. Jantung berdebar-debar

3. Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat

4. Mudah lelah

5. Penglihatan kabur

6. Wajah memerah

7. Hidung berdarah

8. Sering buang air kecil, terutama dimalam hari

9. Telinga berdenging (tinnitus)

10. Dunia terasa berputar (vertigo)

2.1.4 Faktor – faktor Hipertensi

1. Faktor Keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat

hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan

pada kedua orang tua, maka kemungkinan hipertensi esensial lebih

besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar

monozigot (satu telur), apabila salah satu menderita hipertensi.


2. Faktor Obesitas
Berat badan adalah salah satu faktor yang paling berat

kaitannya dengan hipertensi di antara semua faktor risiko yang

dapat dikendalikan. Dibandingkan dengan orang kurus, orang yang

gemuk lebih besar peluangnya terkena hipertensi. Kegemukan

merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Diperkirakan


9

sebanyak 70% kasus baru penyakit hipertensi adalah orang dewasa

yang berat badannya sedang bertambah. Dugaannya adalah jika

berat badan seseorang bertambah, volume darah akan bertambah

pula, sehingga beban jantung untuk memompah darah juga

bertambah. Sering kali kenaikan volume darah dan beban pada

tubuh yang bertambah berhubungan dengan hipertensi, karena

semakin besar bebannya, semakin berat juga kerja jantung dalam

memompa darah keseluruh tubuh.


3. Faktor Stres

Hubungan stress dengan hipertensi melalui aktivitas saraf

simpatis, dalam kondisi stress adrenalin banyak masuk kedalam

aliran darah, sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah

sehingga siap untuk bereaksi. Menurut (Situmorang, 2015) Stres

adalah respon yang dapat mengancam kesehatan jasmani ataupun

emosional. Bila seseorang terus menerus dalam keadaan ini, maka

tekanan darah akan tetap meningkat. Tanda-tanda stres antara lain :

denyut jantung meningkat, kekuatan otot, terutama sekitar bahu dan

leher, sulit tidur, konsentrasi menurun, nadi dan tekanan darah

meningkat. Makan terlalu banyak atau sedikit, tidak tenang, dan

tidak mampu menyelesaikan masalah.

4. Faktor Rokok
Merokok dapat mempermudah terjadinya penyakit jantung.

Selain itu, merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan


10

tekanan darah. Hal ini disebabkan pengaruh pengendapkan

kolesterol pada pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih

cepat.
5. Faktor makan yang salah
Makanan yang diawetkan dan komsumsi garam dapur serta

bumbu penyedap dalam jumlah yang tinggi seperti Mono Sodium

Glutamat (MSG), dapat menaikkan tekanan darah karena

mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih, sehingga dapat

menahan air (retensi) sehingga meningkatkan jumlah volume

darah, akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk

memompanya dan tekanan darah menjadi naik, selain itu natrium

yang berlebihan akan menggumpal pada dinding pembuluh darah,

dan natrium akan terkelupas sehingga akibatnya menyumbat

pembuluh darah (Situmorang, 2015).

2.1.5 Patofisiologi

Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan total peripheral

resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut

yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi.

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah

secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan

stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang. Sistem pengendalian

tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari sistem reaksi

cepat seperti reflex kardiovaskuler melalui sistem saraf, refleks

kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal dari

atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem pengendalian


11

reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan

rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin.

Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang

yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang

melibatkan berbagai organ (Nuraini, 2015)

2.1.6 Komplikasi

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara

langsung maupun tidak langsung, komplikasi di antara nya ialah:

1. Otak

2. Kardiovaskular

3. Ginja

4. Retinopati

2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi

1. Terapi nonfarmakologi
1) Turunkan kelebihan berat badan
2) Olahraga yang teratur
3) Mengatur pola makan
4) Mengontrol stres
5) Mengubah gaya hidup moderen
6) Terapi komplementer(akupuntur)
2. Terapi farmakologiss
1) Diuretika
2) Aldosteron antagonis
3) Beta‐bloker, (misalnya propanolol, atenolol)
4) Calcium chanel blocker
5) Calcium antagonist
6) Alpha‐blocker (misalnya doksasozin)
7) Antagonis angiotensin II (misalnya candesartan, losartan)

2.2 Tekanan Darah


12

2.2.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah di sebabkan oleh jantung yang berdenyut

secara terus menerus, suatu sistem yang di mulai integrasi didalam

jantung yang memulai denyutan dan merangsang ruang di dalam

jantung secara berurutan yang mengakibatkan tekanan darah. Hal ini

berlangsung sangat cepat sehingga kontraksi ventrikel mulai pada

apeks jantung dan menyebar dengan cepat kearah pangkal arteri

besar yang meninggalkan jantung dan menyebar keseluruh tubuh

(Aoronson & Ward, 2008).

Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah terhadap

dinding pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desakan darah

terhadap dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke

jaringan. Besar tekanan bervariasi tergantung pada pembuluh darah

dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika

ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika

ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik). Pada keadaan hipertensi,

tekanan darah meningkat yang ditimbulkan karena darah

dipompakan melalui pembuluh darah dengan kekuatan berlebih.

2.2.2 Cara Pengukuran Tekanan Darah

Untuk mengukur tekanan darah maka perlu mengukur tekanan

darah secara rutin, Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara

langsung atau tidak langsung. Metode langsung, kateter arteri

dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan

tetapi metode pengukuran seperti ini sangat berbahaya dan dapat


13

menimbulkan masalah kesehatan lain. Sedangkan pengukuran tidak

langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Sphygmomanometer

dan Stetoskop (Smeltzer dan Bare, 2009).

Adapun cara mengukur tekanan darah dimulai dengan

membalut manset dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan

di kembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikkan

sampai denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya denyutan

menandakan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri

brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20

sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan radial. Kemudian

manset dikempiskan secara perlahan, dan dilakukan pembacaan

secara auskultasi maupun palpitasi. Dengan palpitasi kita hanya

dapat mengukur tekanan sistolik. Sedangkan dengan auskultasi kita

dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik secara akurat

(Smeltzer dan Bare, 2009).

Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang

berbentuk corong atau diafragma di letakkan pada arteri brakialis,

tepat di bawah lipatan siku (rongga anekubital) yang merupakan

titik di mana arteri brakialis muncul diantara kedua kaput otot

biseps. Manset di kempeskan dengan kecepatan 2 sampai dengan 3

mmHg perdetik, sementara kita mendengarkan awitan bunyi

berdetak, yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut

di kenal dengan bunyi korotkof yang terjadi bersamaan dengan

detak jantung, dan akan terus terdengar dari arteri brakialis sampai
14

tekanan dalam manset turun di bawah diastolik dan pada titik

tersebut, bunyi akan menghilang (Smeltzer dan Bare, 2009).

2.2.3 Hal yang di Perhatikan Sebelum Mengukur Tekanan Darah

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan sebelum mengukur

tekanan darah Umar (2008), yaitu :

1. Sebaiknya sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah

pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong.


2. Tidak mengkonsumsi kopi, alcohol dan rokok sebelumnya, karena

hal tersebut akan meningkatkan tekanan darah dari nilai

sebenarnya.
3. Sebaiknya istirahat dan duduk dengan tenang selama 5 menit

sebelum pemeriksaan.
4. Pikiran harus tenang, karena pikiran yang tegang dan stress akan

meningkatkan tekanan darah


5. Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi

duduk dengan siku tangan menekuk diatas meja, dengan posisi

telapak tangan menghadap keatas, posisi lengan setinggi jantung.

2.3 Terapi Komplementer


2.3.1 Definisi
Terapi koplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang

dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional

atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang

konvensional (Prayogi, 2012). Terapi komplementer adalah

pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang

bersangkutan. Misalnya jamu bukan termasuk dalam pengobatan terpi

komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.


15

Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari

sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh,

agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya yang sedang sakit, karena

sebenarnya tubuh kita memiliki kemampuan untuk menyembuhkan

diri nya yang sedang sakit, asalkan kita mau mendengarkannya dan

memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik lengkap serta

perawatan yang tepat (Prayogi, 2012).

2.3.2 Jenis-jenis Terapi Komplementer

Sedangkan menurut (Prayogi, 2012) Ada beberapa jenis terapi

komplementer diantaranya adalah :

1. Nutrisi (Nutritional Therapy)

2. Herbal (Herbal Therapy)

3. Terapi psiko-stomatik (Mind-Body Therapy)

4. Terapi Relaksasi (hipnoterapy)

5. Terapi bekam

6. Intervensi keperawatan komplementer akupuntur

7. Pijat refleksi

2.4 Terapi Komplementer Akupuntur

Akupuntur adalah pengobatan yag berasal dari china dan telah di kenal

sajak 4000-5000 tahun yang lalu. Menurut buku “Huang Ti Nei Ching Su

Wen (The Yellow emperror’s Classic Of Internal Medicine)”, ilmu ini

berkembang sejak zaman batu untuk menyembuhkan penyakit. Jarum


16

akupuntur kemudian dibuat dari logam, perunggu, perak dan emas dan

sekarang jarum akupuntur terbuat dari logam anti karat.

Pada tahun 1970-an, RRC memberikan kesempatan bagi ilmuan barat.

Sehingga ilmu akupuntur berkembang pesat. Sejak saat itu berkembang

variasi dalam akupuntur seperti; Akulas, Sonopuncture, Terapi magnet,

Akupresure, Electro Acupunkture, Transcutaneus Electro Stimulation,

Aquapuncture dan lain-lain. Sementara itu ilmu kedokteran moderen juga

mengalami perkembangan pesat dan memberi pengaruh luas terhadap dunia

kesehatan di China, sehingga mereka lupa dan mengabaikan cara pengobatan

tradisional sendiri.

Tidak terdapat catatan resmi bagaiman asal mulanya akupuntur masuk

ke indonesia. Diduga akupuntur masuk ke indonesia seiring dengan perantau

China yang keindonesia. Tahun 1963, menteri kesehatan RI Prof. Dr. Satrio

meresmikan tim riset akupuntur dari bagian ilmu penyakit dalam RSCM

Jakarta. Dan sejak saat itu akupuntur di adakan secara resmi di RS tersebut.

Tahun 1975 organisasi seminar akupuntur untuk mengembangkan pengobatan

tersebut seperti; Ikatan Akupuntur Indonesia (IAI), Persatuan Akupuntur

Indonesia(PAI) dan Ikatan Naturopati Indonesia (INI). Tahun 1986 ketiga

organisasi tersebut melebur menjadi Persatuan Akupunturis Seluruh Indonesia

(PAKSI) (Rajin. dkk, 2015).

2.4.1 Pengertian

Terapi Komplementer Akupuntur merupakan pengobatan

tradisonal timur yang cara pengobatannya dengan penusukan jarum

akupuntur, pada daerah khusus permukaan tubuh, dengan tujuan utama


17

menjaga keseimbangan bioenergi dalam tubuh manusia. Akupuntur

merupakan terapi tusuk jarum yang didasarkan pada prinsip ilmu

akupntur dan pengobatan china, dimana beberapa titik yang terdapat

pada permukaan tubuh diransang dengan penusukan (Rajin, dkk, 2015).

Terapi komplementer akupuntur dapat dilakukan dengan

pemberian rangsangan pada daerah tubuh tertentu menggunakan tusuk

jarum atau sarana pengganti lain nya berdasarkan hukum dan irama alam

serta landasan penalaran ilmiah kesehatan dan kedokteran yang rasional

(Agnes, 2009)

2.4.2 Manfaat Terapi Komplementer Akupuntur

Terapi komplementer akupuntur berfungsi menyeimbangkan energi

dalam tubuh, memfungsikan kembali sebagaimana seharusnya

metabolisme dan syaraf. Sehingga kelainan atau penyakit yang di derita

dapat diatasi. Rangsangan dengan menggunakan jarum akupuntur dan

alat perangsang listrik atau elektro akan menyebabkan pengendalian rasa

nyeri, meningkatkan daya tahan tubuh, mengatur produksi hormon,

kepekaan kulit dan selaput lendir, meningkatkan sirkulasi darah dan

relaksasi otot (Soekanto, 2007).

Prinsip kerja terapi komplementer akupntur di tinjau dari biomedis

yaitu jarum dan perlukaan yang disebabkan oleh jarum tersebut

mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh yang menormalkan

homeostatis dan mendorong terjadinya penyembuhan oleh tubuh sendiri,

proses ini meliputi dua bagian (Agnes, 2009)

1. Sentral (Pusat)

Pada mekanisme sentral, penusukan jarum dan luka yang di


18

akibatkannya menstimulasi bagian pada otak yang mengaktifkan

system pertahanan tubuh: saraf, endokrin/hormon, imun dan peredaran

darah, serta menormalkan aktifitas fisiologis tubuh secara

keseluruhan.

2. Perifer (Tepi)

Pada mekanisme penusukan dan perlukaannya memicu reaksi

fisiologis disekeliling titik penusukan yang mempengaruhi empat

system pertahanan tubuh tadi dalam melawan rasa sakit yang di

timbulkan pada jaringan yang di tusuk dan sekaligus memperbaiki

jaringa yang rusak tersebut. Reaksi beruntun empat system tadi,

termasuk reaksi imun, yang terjadi pada titik penusukan disebut reaksi

lokal penusukan.

Indikasi terapi komplementer akupuntur untuk gangguan saluran

nafas dalam mengatasi kondisi alergi dan meningkatkan daya tahan

tubuh, kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot,

gangguan mulut dalam menanggulangi nyeri seperti pencabutan gigi

serta peradangan kronis, kelainan fungsional saluran makan dan

lambung serta nyeri peradangan, masalah nyeri (pada otot, tulang dan

syaraf), kelemahan dan kelumpuhan otot, serta radang persendian.

Kontra indikasi intervensi keperawatan komplementer akupuntur pada

penderita dalam keadaan hamil, penderita yang memakai pemacu

jantung, menusuk di daerah tumur ganas, menusuk pada kulit yang

sedang meradang (Saputra dan Agustin, 2015).


19

2.4.3 Teknik Penusukan pada Terapi Komplementer Akupuntur

Akupunktur sebenarnya tidak cuma ilmu, tapi juga seni menusuk

jarum guna mengembalikan keseimbangan tubuh. Yang menjadi

landasannya, falsafah alamiah bahwa dalam setiap kehidupan senantiasa

mengalir energi atau Ci (bioenergi). Sirkulasi Ci berjalan menurut irama

tertentu melalui saluran hipotetis yang disebut meridian. Pada meridian

ini terletak titik akupunktur. Gangguan aliran Ci pada meridian akan

menimbulkan penyakit.

Terapi akupunktur dapat memberikan rangsangan pada titik

akupunktur untuk mengatur kembali aliran energi yang terganggu atau

tidak seimbang. Tidak jarang penyakit lain ikut tersembuhkan.

Umpamanya, pasien penyakit jantung yang diobati dengan terapi

akupunktur, secara tidak langsung juga akan memperbaiki kadar gula

darah, SGPT-SGOT, dan fungsi hati jadi terkontrol. Prinsipnya,

akupunktur bekerja mengembalikan keseimbangan energi tubuh.

petunjuk berhasilnya menusukkan jarum pada titik akupunktur

jika tusukan jarum tepat mengenai sasaran yang disebut teqi dan tidak

menyebabkan rasa sakit dan membengkoknya jarum. Sensasi yang akan

dirasakan oleh pasien adalah baal, rasa berat, tersentak, dan terasa

adanya aliran yang menjalar. Apabila pasien merasa kesakitan, seorang

akupunkturis akan melakukan reposisi terhadap jarum tersebut.


20

2.4.4 Cara Menentukan Lokasi dan Letak Titik Terapi Komplementer

Akupuntur

Titik terapi komplementer akupuntur adalah titik pda permukaan

tubuh yang dapat ditusuk dengan jarum akupuntur, serta dapat

menimbulkan keseimbangan Yin Yang dalam tubuh, setiap titik

mempunya tempat tersendiri, menentukan letak titik yang teapt akan

memberikan efek yang baik. Ada tiga menentukan titik letak titik

akupuntur :

1. Berdasarkan Anatomi permukaan

2. Berdasarkan pengukuran perbandaingan

3. Berdasarkan pengukuran jari tangan

2.4.5 Berdasarkan Tanda-tanda Antomi Permukaan

Merupakan suatu cara untuk menentukan titik berdasarkan tanda-

tanda anatomi dari permukaan tubuh, dimana dibedakan menjadi tanda-

tanda yang tetap dan bergerak. Tanda-tanda tetap meliputi tonjolan,

cekungan yang dibentuk oleh sendi dan otot, konfigurasi dari

pancaindra, garis rambut, kuku jari tangan dan kaki, papila mammae,

dan umbilikus. Tanda-tanda bergerak menunjukkan misalnya, celah

cekungan, keriput atau tonjolan yang dibentuk oleh sendi, otot, tendon

dan kulit.

2.4.6 Berdasarkan Pengukuran Perbandingan

Pengukuran ini menggunakan sendi sebagai tanda utama untuk

mengukur panjang dan lebar dari berbagai bagian tubuh manusia,

pengukuran perbandingan dari berbagai bagian tubuh manusia


21

digunakan sebagai dasar untuk menentukan titik yang di gabungkan

dengan cara-cara yang di modifikasi yang telah lama di gunakan.

2.4.7 Berdasarkan Pengukuran Dengan Jari Tangan (Cun)

Panjang dan lebar tangan dipakai sebagai ukuran untuk

menentukan lokasi titik :

1. Pengukuran dangan menggunakan jari tangan, jari antara kedua

ujung lipatan sendi interphalangeal, jari tangan di anggap sebagai

satu cun.

2. Pengukuran dengan jari jempol, Lebar jari jempol di anggap sebagai

satu cun.

3. Pengukuran dengan empat jari tangan: lebar empat jari, yaitu

telunjuk, tangan manis dan kelingking di rapatkan bersama, dengan

lipat kulit sendi interphalangeal dari tengan di buat garis lurus yang

di anggap sebagai tiga cun.

2.4.8 Penusukan Jarum

Definisi tusuk jarum adalah cara pengobatan penyakit

menggunakan jarum untuk menusuk titik-titik akupuntur pada badan,

dalam atau dangkal, tanpa atau dengan sengaja mengeluarkan darah.

Tujuan pengobatan tusuk jarum adalah mengatur Qi meredian, sehingga

dapat memulihkan keseimbangan Yin Yang di dalam tubuh, dan

menghilangkan penyebab penyakit.

Cara menggunakannya adalah memeganggangnya pada pangkal

tangkai nya, lalu ditusukkan pada titik serta sepanjang garis meredian,

sedemikian keras tapi tidak boleh sampai berdarah (Rajin, dkk, 2015).
22

2.5 Pengaruh Terapi Komplementer Akupuntur terhadap Tekanan darah pada

Pasien Hipertensi

Hipertensi merupakan rangkaian klinis gejala kompleks ditandai dengan

peningkatan tekanan darah arteri dalam sirkulasi sistemik. Secara klinis,

hipertensi dapat secara umum diagnosis, jika arteri tekanan membaca orang

dewasa tekanan baik sistemik atau diastolik sama dengan atau disisi yang

lebih tinggi dari 140/95mmHg, menggabungkan dengan gejala klinis.

Hipertensi harus dibedakan dari hipertensi sekunder (gejala hipertensi).

Penyakit ini mirip dengan pusing "xuanyun" dan sakit kepala (toutong) dalam

pengobatan China. Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor emosional, cacat

bawaan, diet yang tidak tepat dan ketegangan yang berlebihan yang mengarah

ketidakseimbangan yin dan yang dalam hati, limpa dan ginjal, akhirnya

mengakibatkan hiperaktivitas api hati, atau gangguan atas dahak keruh, atau

kekurangan konstitusional yin ginjal dan kegagalan yin untuk mengontrol

yang. jika konsumsi yin melibatkan yang, dalam penyakit berkepanjangan,

kekurangan dari kedua yin dan yang mungkin terjadi (Xinnong, C. 2011).

1. Hiperaktif hati api

Sakit kepala dan pusing, mudah marah, pipi memerah dan mata merah

rasa pahit dimulut dan tenggorokan kering, sembelit dan urin coklat, lidah

merah lapisan kuning, kurus dan nadi cepat.


2. Gangguan cairan bagian atas
Sakit kepaladan pusing, distensi dan berat kepala, kepenuhan dan

penindasan dari dada dan epigastrium, kurang nafsu makan dan kelelahan,

putih dan berminyak lapisan lidah, liat dan licin pulsa.

3. Defisiensi Yin dan Yang hiperaktif


23

Pusing dan vertigo, sakit kepala, tinnitus, berat kepala, dysphoria dan

insomnia, sakit dan kelemahan dari pinggang dan lutut, mati rasa anggota

badan atau tremor tangan dan kaki, lidah merah dengan sedikit lapisan,

dan tipis dan kurus pulsa.

4. Defisiensi yin dan yang

Pusing, pucat kulit, kaki dingin dan sakit pinggang, sering buang air

kecil di malam hari, atau kekesalan, haus, pipi memerah, lidah seperti

cermin dengan ping warna, dalam dan pulsa benang.

2.5.1 Titik Terapi Komplementer Akupuntur

Pengobatan menurut Xinnong, C. (2011).


1. Prinsip Pengobatan
Menyeimbangkan yin dan yang atau kekurangan

konstitusional yin dan kegagalan yin untuk mengontrol yang.


2. Resep
Fengchi(GB20), Quchi(LI11), Hegu(LI4), Fenglong(ST40),

and Taichong(LR3), Dubi(ST35), susanli(ST36), Tiaokou(ST38),

Untuk kekurangan dari kedua yin dan yang moksibusi dapat

digunakan atau elektro-akupunktur untuk tujuan tambahan.


1) Penjelasan
Hipertensi ialah di sebabkan oleh faktor emosional, cacat

bawaan, diet yang tidak tepat dan ketegangan yang berlebihan

yang mengarah ke ketidakseimbangan yin dan yang dalam hati,

limpa dan ginjal, akhirnya mengakibatkan hiperaktivitas api

hati, atau gangguan atas dahak keruh, atau kekurangan

konstitusional yin ginjal dan kegagalan yin untuk mengontrol

yang. LR 3: Taichong Untuk menurunkan darah tinggi serta

menyeimbangkan yin dan yang ginjal dan hati. SP 6:Sanyinjio


24

Untuk melancarkan semua Qi (limpa, hati dan ginjal).


2) Modifikasi
Hiperaktif hati yang, menambahkan Xingjian (LR 2) dan

Baihui (Gv 20), untuk gangguan atas dahak-api, tambahkan

Fenglong (ST 40) dan Yinlingquan (SP 9): kekurangan yin dan

yang hiperaktif, menambahkan Ganshu (BL 18), Senshu (BL

23), Sanyinjiao (SP 6) dan Taixi (KI 3) kekurangan dari kedua

yin dan yang, tambahkan Senshu (BL 23), Guanyuan (CV 4),

Zusanli (ST 36) dan Sanyinjiao (SP 6) untuk insomnia dan

dysphoria, tambahkan Shenmen (HT 7) untuk sembelit

menambahkan Zhigou (TE 6) untuk penindasan dan kepenuhan

dada dan anak Ulu hati.


3) Manipulais
Setiap kali 3-5 acupoints dapat dipilih dan jarum dengan

jarum filiform, dengan stimulasi moderat dan kuat. Jarum

dipertahankan selama 30 menit dan dimanipulasi sekali setiap 5-

10 menit, sekali sehari atau sekali setiap hari. Atau

Wangbuliuxingzi (Semen Vaccariae) digunakan untuk plester-

terapi pada poin auricular. Atau jarum tiga bermata digunakan

untuk mengeluarkan darah di ujung atau alur permukaan

posterior dari telinga, sekali setiap hari.

Titik terapi komplementer akupuntur untuk hipertensi

menurut Xinnong, C. (2011). ialah :

a. LI 11 : Cice
Letak : siku fleksi pada lekuk di ujung radial lipat melintang

kulit siku. Untuk penyakit hipertensi


25

Gambar 2.1: LI 11 :Cice, (Muhammad, 2013)


b. LI4 : Hegu
Letak : 0,1 cunradioproksimal dari sudut kuku jari telunjuk

tangan miring 0,1 cun. Untuk penyakit hipertensi pada

jari,titik stamina dan titik dewa. Kontra indikasi pada

wanita hamil.

Gambar 2.2: LI4 :Hegu, (Muhammad, 2014)


c. GB 20 : Fungchi
Letak : 1 cun kranial dari batas dorsal rambur. Untuk

penyakit hipertensi

Gambar 2.3 GB 20 :Fungchi, (Dr. Rusmini, 2016)


d. SP 6 : Sanyinjio
26

Letak : Tiga cun proksimal prominens maleolus

medialis,tepat di tepi postereor os tibia. Untuk melancarkan

semua Qi (limpa,hati dan ginjal)

Gambar 2.4: SP 6:Sanyinjio, (Chinesemedicine, 2014 )


e. ST 40: Fenglong
Letak : 8 cun dibawah tempurung lutut atau 8 cun diatas

mata kaki luar. Untuk Pusing karena darah tinggi.

Gambar 2.5 ST 40: fenglong, (Chinesemedicine, 2014 )


f. ST 36 : Zusanli
Letak : Tiga cun di bawah tempurunglutut, geser 1cun dari

garis tulang kering pinggir sebelah luar. Untuk untu syaraf

simpatis, saraf tulang belakang titik ini sering di ambil karena


27

merupakan titik vitamin atau titik dewa.

Gambar 2.6 ST 36: Zusanli, (Taufik, 2014).

g. ST 38:Tiaokou

Letak : Pada 8 cun di bawah tempurung lutut atau 2 cun

dibawah (ST 37 diatas).

Gambar 2.7: ST 38:Tiaokou, (Chinesemedicine, 2014)

h. LR 3 :Taichong
Letak : Titik akupunktur Taichong terletak di tengah tengah

antara jempol kaki dan jari kedua kaki, karena ia berada di

antara dua tulang. Untuk menurunkan darah tinggi serta

menyeimbangkan yin dan yang ginjal dan hati.


28

Gambar 2.8 LR 3: Taichong, (Drabla, 2017)


29

2.6 Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


hipertensi :
1.Keturunan
2.Usia
3.Jenis kelamin Susunan syaraf pusat
4.Suku
5.Obesita
6.Sters Hormon angiotensin dan vasopresin
7.Emosi
8.pola makan
9.Merokok
Sisitem poten

Pengaturan cairan

Mempengaruhi beberapa organ


Non Farmakologi
akupuntur
Peningkatan tekanan darah

Menyeimbangkan Yin dan


Yang, merangsang syaraf

Menormalkan Yin dan Yang,


menormalkan syaraf

Menormalkan Qi hati,
menormalkan hormon

Menyeimbangkan cairan

Menurunkan tekanan
darah pada Hipertensi

Gambar 2.9 : Kerangka Kerja Pengaruh Terapi Komplementer Akupuntur


Terhadap Hipertensi di Desa Sawiji Kabupaten Jombang
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti

(Setiadi, 2007) Kerangka Konsep dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Variabel Dependen Variabel Independen

Intervensi Tekanaan Darah Pada


keperawatan penderita hipertensi
komplementer
akupuntur

1.Keturunan
2.Obesitas
3.Stres
4.Rokok
5.Makan yang salah
6.Jenis kelamin
7.Suku
8.Emosi
9.Keturunan
10.Pola makan
11.Usia
Variabel Perancu

Keterangan :

: Di teliti

: Tidak di teliti

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Pengaruh Akupuntur Terhadap Hipertensi

31
32

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesisi adalah suatu asumsi pernyataan tentang hubungan antara

dua atau lebih variabel yang di harapkan bisa menjawab suatau pernyataan

dalam penelitian (Nursalam, 2011). Sedangkan menurut (Setiadi, 2007),

hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan

pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis dapat di terima atau di

tolak, sehingga dalam penelitian ini hipotesisnya adalah: Ada pengaruh

terapi komplementer akupuntur terhadap tekanan darah pada pasien

hipertensi.
BAB 4
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan atau peranan suatu masalah dalam menggunakan metode ilmiah

(Notoadmojo, 2010). Desain penelitian adalah suatu vital dalam penelitian yang

memungkinkan memaksimalkan kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi

validitas suatu hasil (Nursalam, 2011)

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang di

gunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan

penelitian (Sugiono, 2009), hal ini penting karena desain penelitian

merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian

dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam

penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian analitik dengan pendekatan Pra Eksperimental (Nursalam, 2011).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Pra Eksperimen dengan

desain One Group Pra-Post Design, yaitu jenis penelitian yang dilakukan

untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek. Rancangan ini kelompok subjek di observasi sebelum di

lakukan terapi kemudian di observasi lagi setelah terapi (Nursalam, 2011).

Subjek Pra Perlakuan Pasca tes

K 0 1 01

Time1 Time2 Time3

33
34

Keterangan :

K : Subjek

O : Observasi sebelum intervensi keperawatan komplementer akupuntur

1 : Intervensi keperawatan komplementer akupuntur

01 : Observasi hipertensi setelah intervensi keperawatan akupuntur

4.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai

dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal

dilaksanakan penelitian (Nursalam, 2011).


Populasi
Penderita yang mengalami hipertensi sejumlah 18

Sampling
Pemilihan sesuai kriteria

Sampel
10 pasien hiprtensi

Purposis sampling

observasi

Intervensi keperawatan komplementer akupuntur pre-post

Hipertensi setelah perlakuan

Analisa data
Data di analisis dengan uji paired T-tess

Tidak ada pengaruh pemberian Ada pengaruh pemberian intervensi


terapi akupuntur P>0,05 keperawatan komplementer
akupuntur P≤0,05

Penyajian hasil penelitian

Kesimpulan dan saran


Gambar 4.2 : Kerangka Kerja Pengaruh Terapi Komplementer Akupuntur
Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi
35

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

sunjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya (Sugiono, 2009). Dalam penelitian ini populasinya adalah

masyarakat sawiji yang mengalami hipertensi yaitu menurut data di

tahun 2017 berjumlah 18 penderita hipertensi.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti

(Arikunto, 2010). Jumlah sampel sebanyak 10 orang dengan kriteria

sample yang menderita hipertensi yang kami temukan dalam observasi

dan akan menjadi objek sekaligus subjek dalam eksperimen.

= 9,54

= 10 Responden.
Keterangan:
n = perkiraan besar sampel
N = perkiraan besar populasi
z = nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q = 1- p (100% - p
d = tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)
a. Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk

mengurangi bias hasil penelitian (Nursalam, 2016). Kriteria dalam

pemilihan sampel pada penelitian ini meliputi:


1) Kriteria Inklusi
36

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam, 2016)
a) Penderita yang mengalami hipertensi dapat berkomunikasi

dengan baik dan kooperatif


b) Penderita hipertensi tidak mengkonsumsi obat-obatan.
2) Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam,2016)
a) Penderita yang terganggu jiwanya

4.4.3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016). Penelitian

ini menggunakan teknik Sampling sesuai dengan kriteria (purposive

sampling), dengan teknik pengambilan sampel pemilihan terhadap

responden yang sesuai dengan kriteria.

4.4. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

Variabel adalah ukuran atau ciri yang di miliki oleh anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain atau

suatu yang di gunakan sebagai ciri dan sifat atau ukuran yang di miliki atau di

dapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu

(Notoatmojo, 2010).
37

4.4.1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang di manipulasi oleh

peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependen

(Setiadi, 2007). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah

intervensi keperawatan komplementer akupuntur terhadap hipertensi.

4.4.2. Variabel Dependen (Tergantung)

Variabel dependen adlah variabel respon atau output,sebagai

variabel respon yang berarti variabel ini akan muncul sebagai akibat

dari manipulasi suatu variabel independen (Setiadi, 2007). Dalam

penelitian ini variabel dependen nya adalah tekanan darah.

4.4.3 Variabel perancu

Variabel perancu adalah variabel yang nilainya ikut menentukan

variabel tergantung baik secara langsung atau tidak (Nursalam, 2011).

Dalam penelitian ini variabel perancunya adalah faktor yang

mempengaruhi hipertensi yaitu: Faktor keturunan, faktor obesita, faktor

stres, faktor rokok, faktor pola makan.

4.4.4. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah definisi berdsarkan karakteristik yang

diamati dari suatu yang di definisikan tersebut (Nursalam, 2011).

Tabel 4.2 Definisi Operasional Pengaruh Intervensi Keperawatan


Komplementer Akupuntur Terhadap Hipertensi.
Variabel Definisi Para meter Cara Skala Skor
Operasional Mengukur
38

Variabel Suatu tindakan Intervensi SOP


independent: trapi keperawatan penusukan
akupuntur komplementer komplementer
yang di akupuntur
berikan untuk diberikan setiap 3
menurunkan hari sekali dengan
tekanan darah akurasi waktu 20
pada pasien menit dan di
hipertensi lakukan tindakan 4
kali pada titik : LI
11Cice, LI4hegu,
GB20fungchi, SP6
sanyinjio, ST40, ST
36, ST38, LR3.

Variabel Tekana arteri Hasil pengukuran SOP Interval Normal <120/<80 mmHg
dependent: brakialis yang tekanan dengan pengukuran Ringan 120-139/80-89
tekanan darah di ukur menggunakan tekanan mmHg
menggunakan sphygmomano darah Sedang 140-159 /80-99
sphygmomano meter pegas merek mmHg
meter pegas aneroid Berat >160 />100 mmHg

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang di gunakan pada penelitian ini adalah berupa : SOP

akupuntur, SOP dengan tekanan darah, lembar kuisioner dan lembar

pengukuran tekanan darah.

4.5.1 Lokasi dan waktu Penelitian

Tempat penelitian ini di Desa Sawiji Kec. Jogoroto Kabupaten

jombang, sedangkan penelitian dimulai pada bulan juni 2017.

4.5.2 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan izin penelitian akedemik dan dari Dinkes Kab.

Jombang serta dari puskemas mayangan kec.jogoroto. Peneliti

mengadakan pendekatan dengan responden agar mendapat persetujuan

dari rsponden sebagai objek penelitian yaitu masyarakat yang mengalami

hipertensi di Desa sawiji Kec. Jogoroto.


39

Melakukan penelitian, prosedur yang di tetapkan sebagai berikut

mengurus surat pengantar penelitian di FIK unipdu jombang, mengurus

perizinan penelitian kepada Dinkes jombang dan Puskemas Mayangan,

mmenjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila

bersedia menjadi respondent di persilahkan menandatangani surat

persetujuan.

Jenis data yang di gunakan adalah data pre-post yang diduga ada

hubungan dengan penelitian di kumpulkan langsung dari respondent.

Data pre-post yang didapatkan barupa data hasil pemeriksaan tekanan

darah yang dilakukan oleh tenaga kesehatan menggunakan

Spygmomanometer pegas, uji pengaruh akupuntur terhadap tekanan darah

hipertensi dengan pre-post perlakuan. Setelah data terkumpul peneliti

melakukan anaalisa data, penyusunan laporan hasil penelitian.

4.6 Analisis Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan,di mana tujuan pokok penelitan adalah jawaban pertanyaan-pertanyaan

penelitian dalam mengungkap fenomena (Nursalam, 2011). Setelah data

terkumpul melalui observasi,kemudian data ditabulasi dan di kelompokkan

sesuai dengan variabel yang diteliti. Untuk menganalisis pengaruh intervensi

keperawatan komplementer akupuntur terhadap penurunan hipertensi dengan

digunakan uji statistik T-Test dengan tingkat kemaknaan P=0,05 bila hasil

yang di peroleh P<0,05 maka Ho ditolak berarti adanya pengaruh intervensi

keperawatan komplementer akupuntur terhadap penurunan hipertensi pada

masyarakat yang mengalami hipertensi.


40

4.6.1 Analisis Univariate

Mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisis univarriate tergantung dengan jenis datanya. Untuk data

numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standart

deviasi (Notoatmojo, 2010). Variabel dependen hipertensi sebelum

diberikan akupunktur dibandingkan dengan setelah diberikan terapi

akupunktur, data tersebut disajikan peneliti dalam bentuk pengolahan

data. Skala atau kategori hipertensi yang digunakan peneliti untuk

menegetahui tingkat keparahan dari sebelum diberikan intervensi

keperawatan komplementer akupuntur dibandingkan dengan setelah

diberikan terapi akupuntur. Data tersebut disajikan peneliti dalam

bentuk pengolahan data.

Skala hipertensi yang digunakan peneliti untuk mengetahui

tingkat keparahan hipertensi pada masyarakat Sawiji Kec. Jogoroto

Kab. Jombang: Normal (N) <120/80mmHg, Ringan (R) 120-139 /80-

89mmHg, Sedang(S)140-159/80-99mmHg, Berat (B) > 160/ >

100mmHg. Kemudian data dianalisis menggunakan analisis data

diskriptif persentase dengan rumus yang digunakan adalah:

Keterangan :

P : Prosentase
ƒ : Frekuensi jawaban
N : Skor total

Dalam prosentase tersebut dengan menggunakan skala yaitu :

1. Seluruhnya : 100 %
2. Hampir seluruhnya : 76 – 96 %
41

3. Sebagian besar : 51 – 75 %
4. Setengahnya : 50 %
5. Hampir setengahnya : 26 – 49 %
6. Sebagian kecil : 1 – 25 %
7. Tidak ada :0%

4.6.2 Analisis Bivariate

Tujuan analisis bivariate ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara variabel dependen dan variabel independen. Dalam penelitian

ini variabel dependen nya adalah hipertensi pada masyarakat di Desa

Mayangan Kec. jogoroto Kab. Jombang setelah diberikan terapi

intervensi keperawatan komplementer akupuntur selama 4 kali

terapi/perlakuan.

Uji statistik yang digunakan adalah uji beda dengan menggunakan

Paired sample T-Test, yaitu dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Jika

hasil uji T-Test diperoleh nilai P ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada

pengaruh intervensi keperawatan komplementer akupuntur terhadap

pasien hipertensi. Penggunaan uji statistic tersebut bila distribusinya

normal, jika distribusi data tidak normal maka uji statistik

menggunakan uji wilcoxson.

4.7 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti meminta izin kepala dinas kesehatan

setempat serta kepada pasien dan keluarga pasien yang akan di teliti sebelum

melakukan tindakan. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti malakukan

penelitian. Peneliti yang menggunakan manusia sebagai subjek, tidak boleh

bertentangan dengan etika yang meliputi:


42

4.7.1 Lembar Persetujuan

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti

memberikan lembar persetujuan kepada responden. Tujuannya agar

responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Untuk itu peneliti

memberikan lembar persetujuan kepada responden yang bersedia diteliti

dan responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, tetapi

jika responden tidak bersedia menjadi responden, maka peneliti

menghormati hak-hak responden.

4.7.2 Tanpa Nama

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek penelitian, peneliti

tidak mencantumkan nama responden pada lember observasi cukup

dengan memberi nomer/kode pada masing-masing lembar observasi

tersebut.

4.7.3 Kerahasiaan

Kerahasiaan informasi yang di berikan oleh subyek di jamin oleh

peneliti. Hanya sekelompok data tertentu yang akan yang akan di

laporkan pada hasil penelitian.

4.8 Keterbatasan

Kurangnya komunikasi antara responden dengan peneliti menjadi

penghambat waktu pengambilan data, pada waktu pengambilan data responden

sering ada disawah dan akhirnya peneliti mengambil data pada waktu sore hari.
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas tentang penelitian dan hasil dari pengaruh

intervensi keperawatan komplementer akupuntur terhadap pasien hipertensi.

Secara umum menjelaskan karakteristik sampel penelitian dalam bentuk tabel

meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok yang

dilakukan responden. Sedangkan secara khusus data yang ditampilkan meliputi

tingkat Tekanan darah responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi

keperawatan komplementer akupuntur, diberikan 3 hari sekali dengan terapi

selama 4 kali.

5.1 Hasil Penelitian


5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sawiji Kecamatan Jogoroto Kabupaten

Jombang yang beriklim sedang, tidak telalu panas dan tidak terlalu dingin,

sedangkan respondennya sebanyak 10 pasien yg mengalami hipertensi, baik

hipertensi ringan, sedang dan berat.


5.1.2 Data Umum
Data umum ini mengambarkan karakteristik responden, dalam penelitian ini

yang memenuhi syarat sebagai sampel penelitian sebanyak 10 responden.

Karakteristik responden akan ditampilkan dalam bentuk tabel yang bertujuan

untuk mengetahui gambaran umum keadaan responden yaitu: jenis kelamin, umur,

tingkat pendidikan, mengkonsumsi obat, merokok dan tingkat tekanan darah

hipertensi.

43
44

5.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Umum


Tabel 5.1 Umum Karakteristik Responden pengaruh terapi
Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan Darah pada
Pasien Hipertensi
No Frekuensi Presentase(%)
1. Umur
a.Dewasa Awal =26-35 tahun 1 10
b.Dewasa Akhir =36- 45 tahun 4 40
c.Lansia Awal = 46- 55 tahun 2 20
d.Lansia Akhir = 56 - 65 tahun 1 10
e.Manula = 65 - sampai atas 2 20

2.Jenis Kelamin
a.Laki-laki 2 20
b.Perempuan 8 80

3.Pendidikan
a.SD 4 40
b.SMP 3 30
c.SMA 2 20
d.Perguruan Tinggi 1 10

4.Riwayat pekerjaan
a.Guru 1 10
b.Petani 9 90

5.Riwayat merokok
a.Tidak Pernah 10 100
b.Pernah 0 0

Sumber:Data primer, 2017


Berdasarkan Tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 10 responden di

Desa Sawiji Kec. Jogoroto Kab. Jombang menunjukkan sebagian besar responden

dengan umur 26-35 berjumlah 1 responden dengan prosentasi 10% dengan umur

36-45 berjumlah 4 responden denan prosentasi 40%, responden dengan umur 46-

55 berjumlah 2 responden dengan presentasi 20%, dengan usia 56-65 tahun

berjumlah 1 responden dengan presenrasi 10% dan berumur 65 eatas berjumlah 2

responden dengan presentasi 20%responden yang berjenis kelamin perempuan

80% dibandingkan yang berjenis kelamin laki-laki prosentase 20%. Responden

berdasarkan Tingkat Pendidikan sebagian besar responden tingkat pendidikan SD


45

dengan prosentase 40%. Responden menurut Riwayat pekerjaan menunjukan

sebagian besar responden memiliki riwayat pekerjaan guru 1 responden dengan

prosentase 10% dan pekerjaan lain-lain sebesar 9 responden dengan prosentase

90%. Responden berdasarkan perilaku Merokok menunjukan semua responden,

tidak merokok dengan prosentase 100%.

5.3 Data khusus

Data khusus ini akan diuraikan data tingkat hipertensi sebelum dan sesudah

perlakuan (akupuntur) dengan sebelumnya mengukur tingkat hipertensi masing-

masing responden. Kemudian diukur kembali tingkat hipertensi dengan

menggunakan Spygnomanometer pegas.


5.3.1 Tekanan Darah Sebelum perlakuan
Tabel 5.2 Karakteristik Sebelum Perlakuan Pengaruh Terapi Keperawatan
Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi
No Tingkat Hipertensi Frekuensi Prosntase(%)
1 Hipertensi ringan 1 10
2 Hipertensi sedang 4 40
3 Hipertensi berat 5 50

Total 10 100
Sumber:Data primer, 2017
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 10 responden di Desa

Sawiji Kec. Jogoroto Kab. Jombag menurut tekanan darah sebelum perlakuan

terdapat 5 responden dengan hipetensi berat dengan prosentasi 50%, 4 responden

dengan hipetensi sedang dengan prosentasi 40,0%, dan 1 responden dengan

hipetensi ringan dengan prosentasi 10%.

5.3.2 Tekanan Darah Sesudah perlakuan


Tabel 5.3 Karakteristik berdasarkan tekanan darah sesudah perlakuan Pengaruh
Terapi Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi
No Tingkat Hipertensi Frekuensi Prosentase(%)
46

1 Hipertensi ringan 6 60
2 Hipertensi sedang 4 40
3 Hipertensi berat 0 0
Total 10 100
Sumber:Data primer, 2017
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 10 responden

menurut tekanan darah sesudah perlakuan terdapat 6 responden dengan hipetensi

ringan dengan prosentasi 60%, dan 4 responden dengan hipetensi sedang dengan

prosentasi 40%.
5.3.3 Pengaruh Terapi Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan Darah

pada Pasien Hipertensi


Tabel 5.4 Hasil uji wilcoxon Tekanan Darah Sistolik setelah di berikan
Pengaruh Terapi Komplementer Akupuntur Terhadap Tekanan
Darah pada Pasien Hipertensi
TD Hipertensi Sebelum Akupuntur Sesudah akupuntur
Frekuensi Prosntase(%) Frekuensi Prosntase(%)
a.Hipertensi ringan 1 10 6 60
b.Hipertensi sedang 4 40 4 40
c.Hipertensi berat 5 50 0 0
Uji Wilcoxon P: 0,004
Sumber:Data primer, 2017
Hasil uji Distribusi dengan menggunakan Descriptive Statistic Statistic

Frekuensi yang di peroleh dari hasil uji distribusi tidak normal. Maka dilanjutkan

dengan uji statistic wilcoxcon.


Dari Tabel 5.4 Hasil uji statistik wilcoxcon pada kelompok perlakuan

dengan membandingkan tingkat hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan

akupunktur diperoleh dengan hasil P: 0,004. Maka dari itu, P <0,05 sehingga

dapat disimpulkan Ho ditolak, yang artinya ada pengaruh terapi komplementer

akupunktur terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Sawiji Kec.

Jogoroto Kab. Jombang.

5.4 Pembahasan
Pada bagian ini akan di uraikan mengenai hasil penelitian pengaruh terapi

komplementer akupuntur dengan metode pre-post terhadap tekanan darah pada

pasien hipertensi didesa Sawiji Kec. Jogoroto Kab. Jombang.


47

5.4.1. Tekanan Darah Sebelum dilakukan Pengaruh Terapi Komplementer

Akupuntur Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 10 responden menurut

tekanan darah sebelum perlakuan terdapat 5 responden dengan hipetensi berat

dengan prosentasi 50%, 4 responden dengan hipetensi sedang dengan prosentasi

40%, dan 1 responden dengan hipetensi ringan dengan prosentasi 10%.

Hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler

yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling

berhubungan, WHO menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan

sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama

atau lebih besar 95 mmHg, (JNC VII) berpendapat hipertensi adalah peningkatan,

(2010). tekanan darah diatas 140/90 mmHg, sedangkan menurut Brunner dan

Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

darahnya diatas 140/90 mmHg. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

hipertensi m erupakan peningkatan tekanan darah sistolik yang persisten diatas

140 mmHg sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling

berhubungan (Nuraini, 2015).

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 10 responden di desa

Sawiji menunjukkan sebagian besar responden dengan umur dewasa awal 26-35

berjumlah 1 orang dengan prosentase 10%, dewasa akhir 36-45 berjumlah 4 orang

dengan prosentae 40%, lansia awal 46-55 berjumlah 2 orang dengan presentase

20% lansia akhir 56-65 berjumlah 1 orang dengan presentase 10% dan manula 65

keatas berjumlah 2 orang dengan presentase 20%.


48

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui dari 10 responden berjenis kelamin

perempuan menunjukkan sebagian besar dengan prosentase 80,0 % dibandingkan

yang berjenis kelamin laki-laki prosentase 20,0 %. Laki-laki atau perempuan

memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi selama

kehidupannya. Namun, laki-laki lebih berisiko mengalami hipertensi dibanding

dengan perempuan saat berusia sebelum 45 tahun. Sebaiknya saat usia 65 tahun

keatas, perempuan lebih berisiko mengalami hipertensi dibandingkan laki-laki.

Kondisi ini dipengaruhi olah hormone estrogen. Wanita yang memasuki masa

menopause, lebih berisiko untuk mengalami obesitas yang akan meningkatkan

risiko terjadinya hipertensi (Yunita, 2014). Dari data dan teori yang ada, maka

dapat diketahui bahwa hipetensi dapat dipengaruhi beberapa faktor, seperti umur,

berat badan, jenis kelamin, dan lain-lain.

5.4.2. Tekanan Darah Sesudah di Berikan Pengaruh Terapi Komplementer

Akupuntur Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi


Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 10 responden

menurut tekanan darah sesudah perlakuan terdapat 6 responden dengan hipetensi

ringan dengan prosentasi 60%, dan 4 responden dengan hipetensi sedang dengan

prosentasi 40%. Berdasarkan dari hasil penelitian terjadi penurunan yang

signifikan, hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian lainnya bahwa akupuntur

juga berkembang menjadi cara yang cukup efektif untuk tekanan darah pada

hipertensi.

Terapi Komplementer Akupuntur merupakan pengobatan tradisonal timur

yang cara pengobatannya dengan penusukan jarum akupuntur atau yang biasa di

kenal dengan tusuk jarum, pada daerah khusus permukaan tubuh, dengan tujuan
49

utama menjaga keseimbangan bioenergi dalam tubuh manusia. Akupuntur

merupakan terapi tusuk jarum yang didasarkan pada prinsip ilmu akupntur dan

pengobatan china, dimana beberapa titik yang terdapat pada permukaan tubuh

dirangsang dengan penusukan (Rajin, dkk, 2015).

Terapi komplementer akupuntur dapat dilakukan dengan pemberian

rangsangan pada daerah tubuh tertentu menggunakan tusuk jarum atau sarana

pengganti lain nya berdasarkan hukum dan irama alam serta landasan penalaran

ilmiah kesehatan dan kedokteran yang trasional. Terapi komplementer akupuntur

berfungsi menyeimbangkan energi dalam tubuh, memfungsikan kembali

sebagaimana seharusnya metabolisme dan syaraf. Sehingga kelainan atau penyakit

yang di derita dapat diatasi. Rangsangan dengan menggunakan jarum akupuntur

dan alat perangsang listrik atau elektro akan menyebabkan pengendalian rasa

nyeri, meningkatkan daya tahan tubuh, mengatur produksi hormon, kepekaan kulit

dan selaput lendir, meningkatkan sirkulasi darah dan relaksasi otot (Soekanto,

2007). Prinsip kerja terapi komplementer akupntur di tinjau dari biomedis yaitu

jarum dan perlukaan yang disebabkan oleh jarum tersebut mengaktifkan

mekanisme pertahanan tubuh yang menormalkan homeostatis dan mendorong

terjadinya penyembuhan oleh tubuh sendiri, proses ini meliputi dua bagian

(Agnes, 2009).

Dari data dan teori di atas, maka dapat diketahui bahwa akupunktur dapat

mempengaruhi beberapa mekanisme dalam tubuh, salah satunya berpengaruh

dalam sirkulasi darah. Konsep yang paling penting dalam akupuntur adalah bahwa

akupuntur tidak mengobati gejala suatu penyakit namun menormalkan

homeostatis fisiologis melalui stimulasi saraf yang menjadi reseptor rasa sakit
50

sehingga mendorong terjadinya penyembuhan oleh tubuh sendiri (Agnes, 2009).

5.4.3. Pengaruh Terapi Komplementer Akupunktur Terhadap Tekanan

Darah pada Pasien Hipertensi

Dari Tabel 5.4 Hasil uji statistik wilcoxcon pada kelompok perlakuan

dengan membandingkan tingkat hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan

akupunktur diperoleh dengan hasil P: 0,004. Maka dari itu, P <0,05 sehingga

dapat disimpulkan Ho ditolak, yang artinya ada pengaruh terapi komplementer

akupunktur terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Sawiji Kec.

Jogoroto Kab. Jombang.


Konsep yang paling penting dalam akupuntur adalah bahwa akupuntur

tidak mengobati gejala suatu penyakit namun menormalkan homeostatis fisiologis

melalui stimulasi saraf yang menjadi reseptor rasa sakit sehingga mendorong

terjadinya penyembuhan oleh tubuh sendiri (Agnes, 2009). Terapi akupunktur

dapat memberikan rangsangan pada titik akupunktur untuk mengatur kembali

aliran energi yang terganggu atau tidak seimbang. Tidak jarang penyakit lain ikut

tersembuhkan.

Hipertensi ialah di sebabkan oleh faktor emosional, cacat bawaan, diet

yang tidak tepat dan ketegangan yang berlebihan yang mengarah ke

ketidakseimbangan yin dan yang dalam hati, limpa dan ginjal, akhirnya

mengakibatkan hiperaktivitas api hati, atau gangguan atas dahak keruh, atau

kekurangan konstitusional yin ginjal dan kegagalan yin untuk mengontrol yang.

LR 3: Taichong Untuk menurunkan darah tinggi serta menyeimbangkan yin dan

yang ginjal dan hati. SP 6:Sanyinjio Untuk melancarkan semua Qi (limpa, hati

dan ginjal).
51

Dalam penusukan menggunakan titik modfikasi digunakan Hiperaktif hati

yang, menambahkan Fengchi(GB20), Quchi(LI11), Hegu(LI4), Fenglong(ST40),

and Taichong(LR3), Dubi(ST35), usanli(ST36), Tiaokou(ST38). Berdasakan data

di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Akupunktur dapat menyeimbangkan Yin

dan Yang, kemudian menormalkan Qi hati dan hormon sehingga dapat

menurunkan hipertensi.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari tujuan penelitian dan pembahasan, maka didapatkan

kesimpulan bahwa pengaruh intervensi keperawatan komplementer terhadap

pasien hipertensi di Desa Sawiji Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang,

didapatkan sebagai berikut :

1. Hipertensi pada pasien sebelum diberikan perlakuan akupunktur sebagian

besar pengalami hipertensi berat.


2. Hipertensi pada pasien setelah diberikan perlakuan akupunktur. Sebagian

besar mengalami hipertensi ringan.


3. Ada pengaruh yang signifikan terapi komplementer akupuntur terhadap

tekanan darah pada pasien hipertensi.


6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:


6.2.1 Bagi Peneliti
Dapat bermanfaat memberikan bahan masukan referensi untuk melakukan

pengembangan penelitian, selanjutnya yang berkaitan dengan pengeruh intervensi

keperawatan komplementer akupuntur terhadap tekanan darah pada pasien

hipertensi.
6.2.2 Bagi Responden
Dapat bermanfaat sebagai acuan dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan

khusus kesehatan dan selanjutnya penderita hendaknya harus tau apa tindakan

tindakan non farmakologi yang bisa menangani tekanan darah pada pasien

hipertensi.
6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat bermanfaat memberikan masukkan untuk meningkatkan wawasan dan

pengetahuan tentang konsep intervensi keperawatan komplementer akupuntur,

52
53

sekaligus sebagai bahan masukan referensi dalam pengembangan ilmu kesehatan

khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan intervensi keperawatan

komplementer akupuntur terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi.


54

DAFTAR PUSTAKA

Agnes. (2009). Akupuntur Teori Meridian. Jakarta: Akupuntur Indonesia

Anaz, Muhammad. (2014). Titik Pengobatan untuk Masuk Angin. http://phototitik.


blogspot.co.id Tangal 15 Maret 2017. Jam 04:50 WIB
Aoronson & Ward. (2008). Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


PT.Rineke
Cipta
Brunner dan Suddarth. (2010). Text Book Of Medical Surgical Nursing 12th
Edition. China: LWN
Chinesemedicine. (2014). Acupuncture Acupressurepoints to Boost Your Immune
System: https://www.chinesemedicineliving.com Tangal 15 Maret 2017.
Jam 06:50 WIB
Dinkes Propinsi Jawa Timur (2010). Profil Kesehatan Propinsi jawa timur.
http//dinkes.jatimprov.go.id Tanggal 28 April 2017. Jam 23:30 WIB
Drabla. (2017). If you Press This Point. https://www.wittyfeed.com Tangal 15
Maret 2017. Jam 07:50 WIB
Dr.Mienar Rusmini. (2016). Titik Sembuhkan Vertigo. https://jasaakupuntur
akupresur jakartaselatan.wordpress.com
Juanda, Ade. Imran. Nasrul, Musadir. (2014). Pengaruh Terapi Akupunktur
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi. (Hlm:3)
Mayangan, (2017) https://id.wikipedia.org/wiki/Mayangan,_Jogoroto,_Jombang
25 mei 2017. Jam 12:30
Muhammad, Taufik. (2014)...Diare Mencret diare ialah suatu. http://fungsiorgan.
Blogspot.co.id Tanggal 15 Maret 2017. Jam 03:36 WIB
Kurniawan, R. F. (2014). Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia. Depok: Vicosta
Publishing
Nafrialdi. (2009). Antihipertensi. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT: Rineka
Cipta
Nuraini, Bianti. (2015). Hypertension, Variousfactors of Hypertension.
(Hlm:10-16)
55

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Prayogi. (2012). Terapi Komplementer. https://aanborneo.blogspot.co.id Tanggal
10 Februari 2017. Jam 12.08 WIB
Rajin, Mukhammad. Ghofar, Abdul dan Masruroh. (2015). Panduan Babon
Akupuntur. Yogyakarta: Penerbit Indolestari
Rusdi. (2009). Awas! Bisa mati cepat akibat Hipertensi dan Diabetes. Jogjakarta :
Power Books (IHDINA)
Santoso, Djoko. (2010) . Membonsai Hipertensi. Surabaya : Jaring pena
Saputra, Agustin. (2015). Akupunktur Dasar. Ed. 1. Surabaya : Airlangga
University Press
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Situmorang, (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi. Vol. 1, No. 1, (67-70)
Smeltzer & Bare. ( 2009). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
&Suddarth ( Edisi 8 Volume 1). Jakarta: EGC
Soekanto, Soerjono. (2007). Pengantar Penelitian Hukum. UI Press, Jakarta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sylvia, Price. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi
6. Jakarta:EGC
Umar, wadda. (2008). Sembuh dengan satu titik. Ai-Qawam.publishing. solo
Viky Zulfikar. (2011). Teknik Penusukan. http://vikyzulfikar. wordprees.com
Tanggal 15 Maret 2017. Jam 02:45 WIB
Xinnong, C. (2011). Akupunture Therapeutics. China Beijing: Singing Dragon.
Yumira, Ria, Santi. Yhona, Paratmanitya dan Pratiwi. (2014). Terapi Bekam dan
Terapi Akupunktur Terhadap Penurunan Tekanan Darah. Vol. 2, No. 3.
(Hlm: 148)
56

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan


57

Lampiran 2 Surat Balasan Dari Dinas Kesehatan


58

Lampiran 3 Surat Study Pendahuluan Ke Puskesmas Mayangan


59

Lampiran 4 Surat Balasan dari Puskesmas Mayangan


60

Lampiran 5 surat Izin Penelitian ke Kepala Desa Mayangan


61

Lampiran 6 surat Izin Penelitian ke Kepala Desa Mayangan


62

Lampiran 7 SOP Pengukuran Tekanan Darah

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Tujuan Pelaksanaan :

Setelah di lakukan pengukuran dapat di ketahui secara pasti tekanan darah pasien,
dan dapat memberikan terapi kepada penderita agar tenanan darah nya menurun.

Lama Perlakuan : 8 kali( sebelum dan sesudah memberikan terapi)

Frekuensi : Tiga hari sekali,satu minggu dua kali

Prosedur tindakan

a. Persiapan Pasien :
1. Memberikan salam memperkenalan diiri, menyapa dengan ramah dan
senyum kepada responden
2. Memberi tahu kepada responden tentang tindakan, tuuan dan manfaat
terapi akupuntur
3. Menganjurkan responden untuk berpartisipasi
b. Prosedur Pelaksanaan :
1. Membaca Basmalah
2. Mnyiapkan posisi pasien
3. Menyingsingkan lengan baju pasien
4. Memasang manset 1 inchi ( 2,5 cm ) diatas nadi branchialis ( melakukan
palpasi nadi branchialis )
5. Mengatur tensi meter agar siap dipakai ( untuk tensi air raksa )
menghubungkan pipa tensi meter dengan pipa manset, menutup sekrup
balon manset, membuka kunci resevoir
6. Meletakan diafragma stotoskop diatas tempat denyut nadi tanpa menekan
nadi branchialis
7. Memompa balon manset ±180 mmHg
8. Mengendorkan pompa dengan cara membuka skrup balon manset hingga
melawati bunyi denyut nadi yang terdengar terakhir
63

9. Pada saat mengendurkan pompa perahtikan bunyi denyut nadi pertama


( syistol ) sampai denyut nadi terakhir ( diastol ) jatuh diangka berapa
sesuai dengan sekala yang ada di tensi meter
10. Jika pengukuran belum yakin, tunggu 30 detik dan lalu lengan ditinggikan
diatas jantung untuk mengalirkan darah dari lengan setelah itu ulangi lagi,
hingga merasa yakin dan mendapat hasil yang akurat
11.Melepaskan manset
12. Mengembalikan posisi pasien dengan senyaman mungkin
13. Mencuci tangan

c . Tahap terminasi

1. Menanyakan kepada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan


tindakan

2. Menyimpulkan prosedur yang telah dilakukan

3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

4. Berikan penghargaan sesuai dengan kemampuan pasien

5. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam

d. Dokumentasi

1. Catat semua kegiatan tindakan yang di lakukan dalam buku beri waktu
pelaksanaan
64

Lampiran 8 SOP Akupuntur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TERAPI KOMPLEMENTER AKUPUNTUR TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

A. Definisi

Satandar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian perencanaan kerja


tertulis yang dilakukan oleh peneliti.
B. Tujuan Pelaksanaan

Setelah kegiatan terapi akupuntur yang dilaksanakan peneliti, terjadi penurunah


tekanan darah.
C. Persiapan
1. Pasien
1) Memberikan salam memperkenalan diiri, menyapa dengan ramah

dan senyum kepada responden


2) Memberi tahu kepada responden tentang tindakan, tuuan dan

manfaat terapi akupuntur


3) Menganjurkan responden untuk berpartisipasi
2. Alat
Menyiapkan alat yang digunakan (jarum akupuntur, kapas, alkohol, dan
bengkok)
3. Lingkungan
1) Jaga privasi pasien
2) Membaca Basmalah
3) Memposisikan pasien dengan posisi duduk atau posisi senyaman
mungkin. Pasien tidak boleh bergerak selama diberikan terapi
akupuntur.
4) Melakukan terapi akupuntur selama 15- 20 menit

D. Langkah kegiatan

No Letak Penusukan Keterangan Gambar


65

1. LI11:Cice

Letak: siku fleksi pada lekuk di ujung radial lipat melintang kulit

siku.
2. LI4 :Hegu

Letak : 0,1 cunradioproksimal dari sudut kuku jari telunjuk

tangan miring 0,1 cun.


3. SP6: Sanyinjio

Letak :Tiga cun proksimal prominens maleolus


medialis,tepat di tepi postereor os tibia.

4. ST40:
Fenglong

Letak : 8 cun dibawah tempurung lutut atau 8 cun diatas mata

kaki luar.
66

5. ST36 :Zusanli

Letak : Tiga cun di bawah tempurunglutut, geser 1cun dari garis

tulang kering pinggir sebelah luar.


6. ST 38: Tiaokou

Letak : Pada 8 cun di bawah tempurung lutut atau 2 cun dibawah

(ST 37 diatas).
7. LR3 :Taichong

Letak : Titik akupunktur Taichong terletak di tengah tengah

antara jempol kaki dan jari kedua kaki, karena ia berada di

antara dua tulang.


67

8. GB20 :Fungchi

Letak : 1 cun kranial dari batas dorsal rambur


Untuk penyakit hipertensi

E. Evaluasi dan Dukumentasi


1. Membersihkan peralatan
2. Beritahu pasien kalau prosedur atau tindakan terapi akupuntur sudah

selesai dilakukan
3. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan terapi akupuntur
4. Menyepakati tindakan lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan
5. Catat semua tindakan yang dilakukan
6. Mengucapkan terimakasih atas peran serta responden dan mengucapkan

salam

Lampiran 9 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


PENGARUH TERAPI KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
AKUPUNTUR TERHADAP HIPERTENSI FAKULTAS ILMU
KESEHATAN S1 KEPERAWATAN UNIVESITAS PESANTREN TINGGI
DARUL ULUM JOMBANG

Oleh :

Subhan Abdillah
7313091

Kami adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIK UNIPDU


Jombang. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir Program Studi S1 Keperawatan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh terapi
komplementer akupuntur terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi Fakultas
Ilmu Kesehatan S1 Keperawatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum
68

Jombang. Kami mengharapkan pernyataan yang saudara berikan sesuai dengan


pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain, kami menjamin
karahasiaan jawaban dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya
dipergunakan untuk kepentingan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan
untuk maksud-maksud lain.
Partisipasi dalam penelitian ini bersifat bebas, saudara bebas untuk ikut
atau tidak ikut tanpa adanya sanksi apapun.
Jika saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan
saudara menandatangani atau cap jempol pada kolom di bawah ini.

Tanda tangan/cap jempol :

Tanggal :

Nomor Responden

Lampiran 10 Lembar Observasi

LEMBAR KUISEONER

PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER AKUPUNTUR TERHADAP


TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI DESA SAWIJI KEC
JOGOROTO KAB. JOMBANG

1. Data Umum :

No responden :

Umur : 35-45 tahun 56-65 tahun

46-55tahun > 65 tahun

Jenis Kelamin : Lski - laki Perempuan

Tingkat Pendidikan : SD SMA

SMP Perguruan Tinggi

Riwayat Pekerajaan : Guru Kuli Bangunan


69

Pegawai Lain-lain

Mengkonsumsi : Iya Tidak


Obat

Merokok : Sering Kadang-kadang Tidak


Pernah

Minum Alkohol : Pernah Tidak Pernah

Penyakit Menyertai : Gagal Jantung Gagal Ginjal

Struk
70

Lampiran 11 Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER AKUPUNTUR TERHADAP
TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DESA SAWIJI KEC
JOGOROTO KAB. JOMBANG

1. Data Obsevasi

NO FREKUENSI TEKANAN/HARI
RESPOND
EN PRE POST

7
8

10

Keterangan:
<120 mmHg - <80 mmHg : Tidak Hipertensi
120-139 mmHg - 80-89 mmHg : Hipertensi Ringan
140-159 mmHg - 80-99 mmHg : Hipertensi Sedang
>160 mmHg - >100 mmHg : Hipertensi Berat

Lampiran 12 Tabulasi Data

berat riwayat mengkonsumsi penyakit


No badan pekerjaan obat merokok minum alkohol menyertai
71

1 <50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah


2 >50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah
3 <50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah
4 >50 Kg Guru tidak tidak pernah tidak pernah Struk
5 >50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah
6 >50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah
7 >50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah
8 >50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah
9 >50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah
10 >50 Kg lain-lain tidak tidak pernah tidak pernah

No post sistol post diastol


No pre sistol pre diastol
1 150 80
1 180 110
2 125 80
2 130 80
3 120 80
3 140 80
4 4 140120 80
80
5 5 190 150 100 90
6 6 160 135 100 80
7 7 140 120 80 80
8 8 170145 80 80
9 9 140 125 100 80
10 10 160 130 60 80
72

Lampiran 13 Hasil SPSS

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Pre_Sistolik 3,8000 10 ,42164 ,13333
Post_Sistoli 2,3000 10 ,67495 ,21344
k
Pair 2 Pre_Diastol 3,4000 10 ,96609 ,30551
Post_Diastol 2,3000 10 ,48305 ,15275

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Pre_Sistolik & 10 ,625 ,053
Post_Sistolik
Pair 2 Pre_Diastol & 10 ,429 ,217
Post_Diastol

Hasil uji paired T-test Tekanan Darah Sistolik

Perlakuan N Mean ± SD P-value


Sebelum 10 3,8 ± 0,421
Sesudah 10 2,3 ± 0,674 0,000

Hasil uji paired T-test Tekanan Darah Diastolik

Perlakuan N Mean ± SD P-value


Sebelum 10 3,4 ± 0,966
Sesudah 10 2,3 ± 0,483 0,003

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence Sig.
Interval Of The (2-
Std. Std. Error Difference Taile
Mean Deviation Mean Lower Upper T Df d)
Pair Pre_Sistolik - 1,50000 ,52705 ,16667 1,12297 1,87703 9,000 9 ,000
1 Post_Sistolik
Pair Pre_Diastol - 1,10000 ,87560 ,27689 ,47364 1,72636 3,973 9 ,003
2 Post_Diastol
73

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pre_sistolik ,245 10 ,091 ,820 10 ,025
pre_diastol ,248 10 ,082 ,805 10 ,017
post_sistolik ,305 10 ,009 ,781 10 ,008
post_diastol ,324 10 ,004 ,794 10 ,012
a. Lilliefors Significance Correction

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
pos test - pre test Negative Ranks 10 5,50 55,00
Positive Ranks 0b ,00 ,00
Ties 0c
Total 10
pos test - pre test Negative Ranks 10d 5,50 55,00
Positive Ranks 0e ,00 ,00
Ties 0f
Total 10
a. pos test < pre test
b. pos test > pre test
c. pos test = pre test
d. pos test < pre test
e. pos test > pre test
f. pos test = pre test

Test Statisticsa
pos test - pre pos test - pre
test test
b
Z 2,850 2,842b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,004 ,004
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
74

Lampiran 14 Dokumentasi
75
76
77

Lampiran 15 Lembar Konsultasi


76
77
78

Anda mungkin juga menyukai