@makalah Kelompok Kami

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke
dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa
yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena
merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain,
memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut,
sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik
menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di
kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung
memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga
perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan
banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali
pertemuan di kelas berlangsung.
Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan
pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian
tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran
konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya
kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya
ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan
terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan
suatu model pembelajaran yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak
didik. Model pembelajaran yang ditawarkan tersebut adalah strategi belajar aktif (active
learning). Selama ini proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar
menjelaskan materi pembelajaran dan peserta didik mendengarkan secara pasif. Namun
telah banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika peserta didik
dalam proses pembelajaran memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi,
dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh. Dengan cara ini diketahui
pula bahwa pengetahuan baru tersebut cenderung untuk dapat dipahami dan dikuasai secara
lebih baik.
Dalam pembelajaran aktif ini juga diterapkannya strategi critical incident yaitu untuk
mendorong pembelajaran aktif dan mengajak siswa untuk belajar mengkritisi pengalaman
penting yang tidak pernah terlupakan. Strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengingat-ingat pengalaman yang tidak pernah terlupakan yang juga dikaitkan
dengan materi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Active Learning


1. Pengertian Model Pembelajaran Active Learning
Model pembelajaran aktif adalah suatu model dalam pengelolaan sistem
pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.
Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning).
Untuk dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa
agar bermakna bagi siswa atau anak didik.
Belajar aktif merupakan perkembangan teori learning by doing (1859-1952).
Dewey menerapkan prinsip-prinsip “learning by doing”, bahwa siswa perlu terlibat
dalam proses belajar secara spontan. Dari rasa keingin tahuan (curriositas) siswa
terdapat hal-hal yang belum diketahuinya, maka akan dapat mendorong keterlibatan
siswa secara aktif dalam suatu proses belajar. Belajar aktif berguna untuk
menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa serta menggali potensi siswa
dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan keterampilan, dan
pengalaman.
Peran peserta didik dan guru dalam konteks belajar aktif menjadi sangat penting.
Guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa belajar,
sebagai pengelola yang mampu merancang dan melakasanakan kegiatan belajar
bermakna, serta mengelola sumber belajar yang diperlukan. Siswa juga terlibat dalam
proses belajar bersama guru karena siswa dibimbing, diajar dan dilatih menjelajah,
mencari mempertanyakan sesuatu menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan,
mengelola dan menyampaikan hasil perolehannya secara komunikatif. Siswa
diharapkan mampu memodifikasi pengetahuan yang baru diterima dengan pengalaman
dan pengetahuan yan pernah diterimanya.
Melalui model pembelajaran aktif, siswa diharapkan akan mampu mengenal dan
mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang mereka miliki. Di samping itu,
siswa secara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat
di lingkungan sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis,
krisis dan tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui
penelusuran informasi yang bermakna baginya. Belajar aktif menuntut guru bekerja
secara profesional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prnsip-prinsip
pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya, guru dapat merekayasa model
pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan menjadikan proses pembelajaran
sebagai pengalaman yang bermakna bagi siswa.

2. Karakteristik Active Learning


Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa
berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi
antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut:
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar
melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap
topik atau permasalahan yang dibahas.
b. Siswa tidak hanya belajar secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap yang berhubungan dengan
materi pelajaran,
d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan
evaluasi.
e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Disamping karakteristik tersebut, secara umum suatu proses pembelajaran aktif
memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama
proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence, dimana konsolidasi
pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui
eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan guru harus mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga
terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat
berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan
memupuk social skills.

3. Sintak atau Langkah-Langkah Active Learning


Pembelajaran aktif (Active Learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik
dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang
mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif (Active Learning) juga dimaksudkan
untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Menurut
Machmudah (2008), berikut adalah sintak atau langkah-langkah model pembelajaran
aktif (Active Learning) :
a. Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.
b. Fase 2: Menyajikan informasi.
c. Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.
d. Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
e. Fase 5: Evaluasi.
f. Fase 6: Memberikan penghargaan

4. Kelebihan dan Kekurangan Active Learning


Active learning sebagai model dalam pembelajaran mempunyai kelebihan
sebagai berikut :
a. Peserta didik lebih termotivasi
Model pembelajaran active learning memungkinkan terjadinya pembelajaran yang
menyenangkan. Suasana yang menyenangkan merupakan faktor motivasi untuk
peserta didik. Lebih mudah menyampaikan materi ketika peserta didik
menikmatinya. Dengan melakukan hal yang sedikit berbeda, peserta didik akan lebih
termotivasi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.
b. Mempunyai lingkungan yang aman
Kelas merupakan tempat di mana terjadi percobaan serta kegagalan-kegagalan. Kita
tidak hanya membolehkan terjadinya hal-hal tersebut, tetapi juga memberi semangat
bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Resiko harus diambil untuk
mendapatkan sesuatu yang berharga. Pendidik dapat menyediakan lingkungan yang
aman melalui modelling dan setting batas- batas perilaku dalam kelas.
c. Pertisipasi oleh seluruh kelompok belajar
Peserta didik merupakan bagian dari rencana pembelajaran. Informasi tidak
diberikan pada peserta didik, tetapi peserta didik mencarinya. Beberapa kegiatan
membutuhkan kekuatan, kecerdasan, dan membutuhkan peserta didik untuk menjadi
bagiannya. Semua mempunyai tempat dan berkontribusi berdasarkan karakteristik
masing-masing.
d. Setiap orang bertanggungjawab dalam kegiatan belajarnya sendiri
Setiap orang bertanggungjawab untuk memutuskan apakah sesuatu hal tepat untuk
mereka. Setiap orang dapat menginterpretasikan tindakan-tindakan untuk mereka
sendiri dan mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi mereka.
e. Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya
Peraturan dan bahasa boleh diubah menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Dengan
membuat perubahan, kita dapat melakukan kegiatan yang relevan dengan berbagai
usia kelompok yang bervariasi dengan mengeksplorasi konsep yang sama.
f. Reseptif meningkat
Dengan menggunakan active learning sebagai model dalam pembelajaran di mana
prinsip-prinsip dan penerapan dari prinsip-prinsip diekspresikan oleh peserta didik,
informasi menjadi lebih mudah untuk diterima dan diterapkan.
g. Pendapat induktif distimulasi
Jawaban atas pertanyaan tidak diberikan tetapi pertanyaan tersebut dieksplorasi.
Pertanyaan dan jawaban muncul dari peserta didik selama kegiatan pembelajaran.
h. Partisipan mengungkapkan proses berpikir mereka
Sementara kegiatan diskusi berlangsung, pendidik dapat mengukur tingkat
pemahaman peserta didik. Dengan demikian pendidik dapat berkonsentrasi pada hal-
hal yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.
i. Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan
Jika peserta didik melakukan kesalahan yang menyebabkan kegagalan, hentikan
kegiatan dan pikirkan alternatif lain dan mulai lagi kegiatan. Dengan demikian
peserta didik dapat belajar bahwa kesalahan dapat menjadi sesuatu hal yang
menguntungkan dan membimbing kita untuk menjadi lebih baik.
j. Memberi kesempatan untuk mengambil resiko
Peserta didik merasa bebas untuk berpartisipasi dan belajar melalui keterlibatan
mereka karena mereka tahu bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan simulasi.
Mengambil resiko merupakan hal yang sulit dalam masyarakat yang mengidolakan
pemenang. Dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi tanpa
tekanan untuk menjadi pemenang, kita telah memberi kebebasan untuk mencoba
tanpa merasa malu untuk melakukan kesalahan.

Sedangkan kelemahan-kelemahan dalam penerapan model pembelajaran active


learning adalah:

a. Keterbatasan waktu
Waktu yang disediakan untuk pembelajaran sudah ditentukan sebelumnya, sehingga
untuk kegiatan pembelajaran yang memakan waktu lama akan terputus menjadi dua
atau lebih pertemuan.
b. Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan
Waktu yang digunakan untuk persiapan kegiatan akan bertambah, baik waktu untuk
merancang kegiatan maupun untuk mempersiapkan agar peserta didik siap untuk
melakukan kegiatan.
c. Ukuran kelas yang besar
Kelas yang mempunyai jumlah peserta didik yang relatif banyak akan mempersulit
terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan active learning. Kegiatan diskusi tidak
akan dapat memperoleh hasil yang optimal.
d. Keterbatasan materi, peralatan dan sumber daya
Keterbatasan materi, peralatan yang digunakan untuk melakukan kegiatan
pembelajaran, serta sumberdaya akan menghambat kelancaran penerapan active
learning dalam pembelajaran.
e. Resiko penerapan active learning
Hambatan terbesar adalah keengganan pendidik untuk mengambil berbagai resiko
diantaranya resiko peserta didik tidak akan berpartisipasi, menggunakan kemampuan
berpikir yang lebih tinggi atau mempelajari konten yang cukup. Pendidik takut untuk
dikritik dalam mengajar dan merasa kehilangan kendali kelas serta keterbatasan
keterampilan.

B. Strategi Critical Incident


1. Pengertian Critical Incident
Critical Incident atau pengalaman penting adalah satu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan pengamatan langsung perilaku manusia secara kritis dan prosedural
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pengamatan ini kemudian disimpan
melacak sebagai insiden, yang kemudian digunakan untuk memecahkan masalah praktis
dan mengembangkan prinsip-prinsip psikologis secara luas. Sesuatu kritik insiden dapat
digambarkan sebagai salah satu hal yang memberi kontribusi positif maupun negatif
yang signifikan terhadap aktivitas atau fenomena. Insiden kritis dapat dikumpulkan
dalam berbagai cara, tetapi biasanya responden diminta untuk bercerita tentang
pengalaman yang mereka miliki. Menurut Wina Sanjaya: Critical Incident adalah cara
fleksibel yang biasanya bergantung pada lima hal penting, yaitu:
a. Menentukan dan mengkaji kejadian.
b. Pencarian fakta, yang melibatkan pengumpulan rincian insiden dari para peserta.
c. Mengidentifikasi isu-isu.
d. Membuat cara untuk menyelesaikan masalah berdasarkan solusi berbagai
kemungkinan.
e. Evaluasi, yang akan menentukan apakah solusi yang terpilih akan menyelesaikan
akar penyebab situasi dan tidak akan menyebabkan masalah lebih lanjut.
Strategi ini digunakan untuk memulai pelajaran. Tujuan dari penggunaan strategi
ini adalah untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka.
Adapun langkah-langkah untuk melaksanakan stretegi pembelajaran Critical Incident,
sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya:
a. Sampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari dalam pertemuan.
b. Beri kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk mengingat-ingat pengalaman
mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada.
c. Tanyakan pengalaman yang tidak terlupakan menurut mereka.
d. Sampaikan materi pelajaran dengan mengaitkan pengalaman-pengalaman siswa
dengan materi yang akan disampaikan.
Strategi critical incident (pengalaman penting) yaitu suatu strategi yang mana
siswa harus mengingat dan mendiskripsikan pengalaman masa lalunya yang
menarik dan berhubungan serta berkaitan dengan pokok bahasan yang akan
disampaikan, lalu guru menyampaikan materi dengan menghubungkan pengalaman
yang dimiliki oleh siswanya.

2. Tujuan Strategi Critical Incident


Setiap strategi pasti mempunyai tujuan masing-masing, adapun tujuan dari strategi
critical incident (pengalaman penting) ialah untuk melibatkan peserta didik aktif sejak
dimulainya pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk mengungkapkan
pengalaman yang mereka miliki. Hal ini juga serupa dengan apa yang di tulis Ahmad
Sabri dalam bukunya strategi belajar mengajar dan micro teaching bahwa stratgi ini
mempunyai tujuan untuk melihat siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka.

3. Langkah-langkah Strategi Critical Incident


Strategi critical incident (pengalaman penting) dalam penerapannya mempunyai
langkah-langkah atau prosedur-prosedur yang harus dijalani, antara lain:
a. Guru meminta siswa untuk mempelajari topik atau materi yang akan dipelajari di
sekolah.
b. Guru menyampaikan kepada peserta didik topik atau materi yang akan dipelajari
dalam pertemuan hari ini.
c. Guru meminta kepada peserta didik untuk mengingat-ingat pengalaman mereka yang
tidak terlupakan yang sesuai dan berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan.
d. Guru memberikan kesempatan beberapa menit kepada peserta didik untuk berfikir
tentang pengalaman mereka.
e. Guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman mereka yang
berhubungan dengan materi yang akan disampaikan pada pertemuan hari ini.
f. Guru menyampaikan materi dengan mengaitkan pengalaman-pengalaman yang telah
diungkapkan oleh peserta didik.
BAB III

PENUTUP

Nama : Refli Annisa

NIM : 11515203625

Narasi Pembelajaran

Ketika memasuki kelas, guru mengucapkan salam terlebih dahulu serta memberikan
senyuman kepada para peserta didik. Setelah itu guru merapikan barang-barang yang ia bawa
diatas mejanya dan memerintahkan kepada ketua kelas untuk menyiapkan seluruh peserta didik
sekaligus berdo’a sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar. Tidak lupa guru mengabsen
peserta didik dan kemudian setelah itu guru menyampaikan tujuan dan juga memotivasi peserta
didik.

Sebelum menyajikan informasi tentang fungsi komposisi guru terlebih dahulu bertanya
mengenai pengalaman peserta didik tentang pembuatan kue guna menghubungkan pengalaman
tersebut dengan materi fungsi komposisi. Setelah itu barulah kemudian guru menyampaikan
penjelasan umum tentang fungsi komposisi kepada peserta didik. Kemudian guru
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok yang mana guru memerintahkan kepada siswa
untuk mendiskusikan materi fungsi komposisi bersama teman sebelahnya dengan buku panduan
belajar serta menjawab beberapa pertanyaan bersama temannya tersebut.

Dalam melakukan tugasnya, peserta didik dibimbing oleh guru yang merupakan
fasilitator bagi peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Fungsinya adalah untuk
meluruskan pemahaman peserta didik jika ada pemahaman peserta didik yang melenceng.
Setelah setiap kelompok selesai menjawab soal yang ditugaskan, guru meminta peserta didik
mempresentasikan hasil diskusinya atas dasar kemauan sendiri terlebih dahulu, dan kemudian
barulah guru menunjuk secara acak untuk mempresentasikan satu soal terakhir. Setelah peserta
didik mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas guru memberikan apresiasi berupa tepuk
tangan kepada peserta didik yang mempresentasikan hasil diskusinya tersebut.
Setelah presentasi berakhir guru meminta peserta didik menyimpulkan tentang materi
komposisi. Kemudian guru memberikan kuis kepaada peserta didik sebagai evaluasi
pembelajaran. Sebelum menutup pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah kepada
peserta didik. Barulah kemudian guru menutup pembelajaran dengan salam.
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA sederajat

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Pertemuan Ke :1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi : Fungsi Komposisi

A. Standar Kompetensi
Memahami definisi serta membedakan macam-macam, bentuk, sifat dan rumus dalam
fungsi komposisi.

B. Kompetensi Dasar
1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa
percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berfikir dalam memilih dan
menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2. Mampu mentranformasi diri dalam berprilaku jujur, tangguh menghadapi masalah,
kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
3. Memahami konsep komposisi fungsi dengan menggunakan konteks sehari-hari
4. Mengolah data masalah nyata denga menerapkan aturan operasi dua fungsi atau lebih
dan menafsirkan nilai variabel yang digunakan untuk memecahkan masalah
.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Sikap
1. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif kaitannya
dalam pembelajaran fungsi komposisi
2. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam pembelajaran fungsi komposisi
3. Memiliki daya pikir kritis dan terlibat aktif dalam pembelajaran fungsi komposisi
4. Mampu bekerja sama dalam kegiatan kelompok dan disiplin dalam melaksanakan
pembelajaran fungsi komposisi beserta tugas-tugas belajarnya

2. Pengetahuan
1. Mengidentifikasi konsep komposisi fungsi dengan menggunakan konteks sehari-
hari
2. Mampu mendeskripsikan dan mengidentifikasi sifat-sifat operasi fungsi
komposisi

3. Keterampilan
1. Mampu menyelesaikan dan menjelaskan persoalan yang diberikan mengenai
fungsi komposisi
2. Menerapkan konsep operasi aljabar dalam menyelesaikan permasalahan pada
pembelajaran fungsi komposisi

D. Tujuan Pembelajaran
Dengan pembelajaran fungsi komposisi dan fungsi invers diharapakan siswa memiliki
toleransi, rasa ingin tahu dan percaya diri, berdaya pikir kritis, disiplin, dan terlibat aktif
dalam kerja sama kelompok serta mampu memilih dan menerapkan konsep fungsi
komposisi dalam menyelesaikan masalah matematis maupun masalah kehidupan sehari-
hari.

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Student Centre
Model Pembelajaran : Active Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi dan tanya jawab

F. Media/ Alat Pembelajaran/Sumber Belajar


Media : Kertas
Alat : Spidol dan Papan Tulis
Sumber belajar : Kemendikbud. (2014). Matematika untuk Kelas XI
SMA/MA/SMK/MAK Semester ganjil. Puskurbuk, Balitbang,
Kemendikbud.

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi


waktu
PENDAHULUAN 1. Guru megucap salam ketika memasuki 5 menit
kelas.
2. Guru meminta ketua kelas menyiapkan
teman-temannya serta berdoa
3. Guru mengabsen siswa.
Apersepsi 1. Guru menyampaikan tujuan 10 menit
pembelajaran yang hendak dicapai
Tahap 1: Pemberian
2. Guru memberikan gambaran tentang
rangsangan
pentingnya memahami konsep fungsi
komposisi beserta sifat-sifatnya
Motivasi
KEGIATAN INTI 1. Guru menyajikan informasi 10 menit
Tahap 2: Identifikasi 2. Guru mengorganisasikan siswa ke
masalah dalam kelompok yaitu bersama teman
sebelahnya
3. Siswa mengamati buku panduan belajar
yang mengarahkannya ke bahasan
definisi dan sifat-sifat fungsi komposisi.
Tahap 3: 1. Dalam kelompoknya, siswa 10 Menit
Pengumpulan data mendiskusikan hasil identifikasi
masalah untuk memperoleh kesimpulan
sementara.
2. Sembari berdiskusi, siswa saling
bertanya jawab dan saling menanggapi
mengenai permasalahan terkait definisi
dan Sifat fungsi komposisi.
3. Selagi siswa bekerja sama dengan
kelpompoknya, guru memberikan
bantuan seperlunya yang mengarahkan
siswa menemukan.
Tahap 4: 1. Siswa diminta menyelesaikan soal yang 15 Menit
Pengolahan data ada pada buku panduan pelajaran
Tahap 5: 1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi 15 Menit
Pembuktian kelompoknya, sementara yang lain
memperhatikan dan sesekali memberi
tanggapan terhadap presentasinya
Tahap 6: 1. Dari keseluruhan proses pembelajaran 5 Menit
Generalisasi dengan pokok bahasan definisi dan sifat
fungsi komposisi, siswa diminta
menyimpukan apa saja yang telah
diperolehnya
PENUTUP 1. Guru memberikan kuis kepada siswa 20 Menit
Evaluasi 2. Guru memberikan pekerjaan rumah
beberapa soal yang ada pada buku
panduan belajar mengenai fungsi
komposisi
3. Guru menutup pelajaran dengan doa
H. Penilaian Hasil Belajar
No Aspek yang dinilai Teknik Waktu Penilaian
1. Sikap

1. Toleran terhadap perbedaan


Pengamatan Saat proses
pendapat
pembelajaran
2. Memiliki rasa ingin tahu dan dan/atau
percaya diri dan/atau
Penilaian diri
3. Terlibat aktif dalam
Penyelesaian
pembelajaran
proses
4. Bekerja sama dalam kegiatan
pembelajaran
kelompok dan disiplin dalam
melaksanakan pembelajaran
beserta tugas-tugas
belajarnya

2. Pengetahuan

1. Menyelesaikan
permasalahan matematis dan
kehidupan sehari-hari
Tes tulis Penyelesaian tugas
dengan cara menemukan
individu/
konsep dan strategi.
kelompok
2. Memeriksa kebenaran
jawaban dari proses
penyelesaian permasalahan
yang diberikan.
3. Keterampilan

1. Terampil menyajikan Pengamatan Saat diskusi dan


masalah nyata yang relevan penyelesaian tugas
dan menerapkan konsep individu/
fungsi komposisi dan fungsi kelompok
invers dalam menyelesaikan
masalah tersebut

Dosen Pengampu Pekanbaru, Mei 2017


Strategi Pembelajaran Matematika Penulis

SEPTIKA KHARINNISA M.Pd REFLI ANNISA


NIM.11515203625
Lampiran 2

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Matematika – Wajib

Kelas/Semester : XI /Ganjil

Materi : Fungsi Komposisi

Waktu Pengamatan : 2 x 45 menit

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran fungsi komposisi

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam pembelajaran secara terus
menerus dan konsisten.

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok
tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok
secara terus menerus dan konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah
yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan konsisten.

Indikator sikap percaya diri dalam pembelajaran fungsi komposisi

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak percaya diri dalam pembelajaran.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha percaya diri dalam pembelajaran tetapi belum
konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan percaya diri dalam pembelajaran secara terus menerus dan
konsisten.

Indikator sikap rasa ingin tahu dalam pembelajaran fungsi komposisi

1. Kurang baik jika tidak menunjukkan sama sekali rasa ingin tahu dalam pembelajaran.
2. Baik jika sudah berusaha menunjukkan rasa ingin tahu dalam pembelajaran tetapi belum
konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan rasa ingin tahu dalam pembelajaran secara terus menerus
dan konsisten.

Indikator sikap disiplin dalam pembelajaran fungsi komposisi beserta tugas-tugas belajarnya

1. Kurang baik jika tidak menunjukkan sama sekali disiplin dalam pembelajaran dan tidak
mengerjakan tugas belajar.
2. Baik jika menunjukkan ada usaha untuk disiplin dalam pembelajaran dan pengerjaan
tugas belajar tetapi belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan disiplin dalam pembelajaran beserta tugas-tugas
belajarnya secara terus menerus dan konsisten.
Bubuhkan tanda ceklis (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan!

NO Nama Siswa Sikap


Toleran Rasa ingin tahu Bekerjasama
KB B SB KB B SB KB B SB
1
2
3
4
5

Keterangan:

KB : Kurang Baik

B : Baik

SB : Sangat Baik
Lampiran 3

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : Matematika – Wajib

Kelas/Semester : XI /Ganjil

Materi : Fungsi Komposisi

Waktu Pengamatan : 2 x 45 menit

Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Tes tertulis uraian

Indikator Soal Instrumen


Siswa dapat menyelesaikan 1. Dik: f(x)= 4x+2
persoalan fungsi komposisi. (f○g)(x)= 12x-2
(kemampuan berpikir kritis) Tentukan g(x)!
2. Diberikan dua buah fungsi:
f(x)= 3x2 + 4x + 1
g(x)= 6x
tentukan (g○f)(x)!
Lampiran 4

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Matematika – Wajib

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Materi : Fungsi Komposisi

Waktu Pengamatan : 2 x 45 menit

Indikator terampil menyajikan hasil temuan konsep fungsi komposisi serta menerapkannya
dalam pemecahan masalah sehari-hari

1. Kurang terampil jika tidak dapat menyajikan hasil temuan konsep fungsi komposisi serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah sehari-hari
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk dapat menyajikan hasil temuan
konsep fungsi komposisi serta menerapkannya dalam pemecahan masalah sehari-hari
tetapi belum tepat.
3. Sangat terampil jika menunjukkan adanya usaha untuk dapat menyajikan hasil temuan
konsep fungsi komposisi serta menerapkannya dalam pemecahan masalah sehari-hari dan
sudah tepat.

Bubuhkan tanda ceklis (√) pada kolom nilai!

NO Nama Siswa Keterampilan


Menyajikan hasil temuan konsep fungsi komposisi
dan fungsi invers serta menerapkannya dalam
pemecahan masalah sehari-hari
KT T ST
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan:

KT : Kurang Terampil

T : Terampil

ST : Sangat Terampil
Kendala

Kendala-kendala dalam penerapan model pembelajaran Active Learning:

1. Adanya siswa yang tidak berpartisipasi, misalnya pada proses tanya jawab antara guru
dan murid sehingga guru harus pandai memainkan perannya agar si anak mengeluarkan
suara saat proses tanya jawab.
2. Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak didampingi oleh
pendidik.
3. Adanya peserta didik yang malas berpikir kritis yang mana pada model pembelajaran
Active Learning peserta didik dituntut untuk berpikir kritis.
4. Dalam penerapan model Active Learning bisa saja peserta didik tidak mempelajari konten
yang cukup karena pada model ini peserta didik diharapkan memahami materi pelajaran
sendiri dengan guru sebagai fasilitator mereka.

Nama : Yuni Lidia

NIM : 11515203595

Narasi Pembelajaran

Materi pelajaran matematika yang kami ajarkan selama proses pembelajaran berlangsung
adalah Fungsi Komposisi. Yang mana dalam pembelajaran tersebut kami menggunakan model
pembelajaran active learning dan strategi pembelajarannya yaitu critical incident.
Pendahuluan dalam pembelajaran berlangsung mulai dari guru datang (masuk ke kelas)
dan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum
belajar. Setelah itu, guru mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.

Kemudian pada apersepsi, tahap pertama. Disini, guru menyampaikan kepada siswa
tentang topik atau materi yang akan dipelajari dalam pertemuan hari ini. Setelah itu, guru
meminta kepada peserta didik untuk mengingat-ingat pengalaman mereka yang tidak
terlupakan yang sesuai dan berhubungan dengan materi yang akan disampaikan. Selanjutnya,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa agar siswa
semangat dalam belajar. Setelah itu, guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami
konsep fungsi komposisi beserta sifat-sifatnya.

Pada kegiatan inti, tahap kedua. Disini, guru meminta kepada peserta didik membagi
siswa ke dalam kelompok kecil yaitu 2 orang (dengan teman sebangkunya). Kemudian, siswa
disuruh mengamati Buku Ajar Matematika yang mengarahkannya ke bahasan definisi dan sifat-
sifat fungsi komposisi dan mengerjakan soal-soal yang telah ditunjuk guru. Adapun soal-soalnya
yaitu:

 Diketahui fungsi 𝑔(𝑥) = 2𝑥 + 1 dan fungsi komposisi (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 2𝑥 2 − 8𝑥 − 1.


Tentukan fungsi 𝑓(𝑥)!
 Tentukan fungsi 𝑓(𝑥) jika diketahui 𝑔(𝑥) = 𝑥 + 1 dan (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 2𝑥 − 4!

Setelah diberikan soal, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang permasalahan yang
terdapat dalam soal. Jika tidak ada siswa yang menanya maka guru memberikan rangsangan
pertanyaan masalah seperti: (ada yang kurang jelas/ada masalah?. Kemudian siswa
mengidentifikasi masalah yang timbul dalam soal-soal.

Pada tahap ketiga. Dalam kelompoknya, siswa mendiskusikan hasil identifikasi masalah
untuk memperoleh kesimpulan sementara. Sembari berdiskusi, siswa saling bertanya jawab dan
saling menanggapi mengenai permasalahan terkait definisi dan sifat fungsi komposisi. Selagi
siswa bekerja sama dengan kelpompoknya, guru memberikan bantuan seperlunya yang
mengarahkan siswa menemukan.
Pada tahap keempat, pengolahan data. Disini, dengan bimbingan guru siswa didorong
untuk menarik kesimpulan sementara mengenai fungsi komposisi. Agar kemampuan berpikir
kritis siswa dan rasa percaya dirinya meningkat siswa diminta menyelesaikan permasalahan yang
lebih komplek.

Pada tahap kelima, pembuktian. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,


sementara yang lain memperhatikan dan sesekali memberi tanggapan terhadap presentasinya.
Setelah siswa selesai presentasi, guru memberikan penghargaan pada siswa tersebut.

Pada tahap keenam, generalisasi. Dari keseluruhan proses pembelajaran dengan pokok
bahasan definisi dan sifat fungsi komposisi, siswa diminta menyimpukan apa saja yang telah
diperolehnya.

Pada tahap terakhir/penutup, evaluasi. Siswa dan guru merefleksi proses pembelajaran
yang sudah berlangsung. Siswa melakukan tes formatif (kuis) yang diberikan oleh guru. Guru
memberikan pekerjaan rumah beberapa soal mengenai fungsi komposisi. Guru mengakhiri
pelajaran dan memberikan pesan untuk selalu belajar dan tetap semangat.

Lampiran 1

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : XI IPA/1
Materi : Fungsi Komposisi

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa
percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berfikir dalam memilih dan
menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2. Mampu mentranformasi diri dalam berprilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis
dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
3. Memahami konsep komposisi fungsi dengan menggunakan konteks sehari-hari
4. Mengolah data masalah nyata denga menerapkan aturan operasi dua fungsi atau lebih dan
menafsirkan nilai variabel yang digunakan untuk memecahkan masalah.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Sikap
4. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif kaitannya dalam
pembelajaran fungsi komposisi (KD 2.1)
5. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam pembelajaran fungsi komposisi dan KD
2.1)
6. Memiliki daya pikir kritis dan terlibat aktif dalam pembelajaran fungsi komposisi (KD
2.2)
7. Mampu bekerja sama dalam kegiatan kelompok dan disiplin dalam melaksanakan
pembelajaran fungsi komposisi beserta tugas-tugas belajarnya (KD 2.2)

Pengetahuan

1. Mengidentifikasi konsep komposisi fungsi dengan menggunakan konteks sehari-hari (KD


3.5)
2. Mampu mendeskripsikan dan mengidentifikasi sifat-sifat operasi fungsi komposisi (KD
3.5)

Keterampilan

1. Mampu menyelesaikan dan menjelaskan persoalan yang diberikan mengenai fungsi


komposisi. (KD 4.2)
2. Menerapkan konsep operasi aljabar dalam menyelesaikan permasalahan pada
pembelajaran fungsi komposisi (KD 4.3)

D. Tujuan Pembelajaran
Dengan pembelajaran fungsi komposisi dan fungsi invers diharapakan siswa memiliki
toleransi, rasa ingin tahu dan percaya diri, berdaya pikir kritis, disiplin, dan terlibat aktif
dalam kerja sama kelompok serta mampu memilih dan menerapkan konsep fungsi
komposisi dalam menyelesaikan masalah matematis maupun masalah kehidupan sehari-hari.

E. Materi Ajar

Fungsi komposisi
Fakta

 Definisi

Misalkan fungsi f ditentukan dengan rumus f (x) dan fungsi g ditentukan dengan rumus g
(x) masing-masing terdefinisi pada daerah asalnya, maka:

- fungsi f dilanjutkan dengan fungsi g dinyatakan oleh (g o f )(x) = g (f (x)) terdefinisi


jika
Rf ∩ Dg ≠ ∅.
- fungsi g dilanjutkan dengan fungsi f dinyatakan oleh (f o g )(x) = f (g (x)) terdefinisi
jika
Rg ∩ Df ≠ ∅.
Dengan:
Df merupakan daerah asal fungsi f
Rf merupakan daerah hasil fungsi f
Dg merupakan daerah asal fungsi g
Rg merupakan daerah hasil fungsi g

Konsep

 Sifat-Sifat Operasi Fungsi Komposisi

- Fungsi komposisi tidak bersifat komutatif : (f o g) (x) ≠ (g o f) (x)


- Fungsi komposisi bersifat asosiatif : ((f o g ) o h ) (x ) = (f o (g o h )) (x )
- Fungsi komposisi bersifat identitas : (f o I ) (x ) = (I o f ) (x ) = f (x )
dengan fungsi identitas I dinyatakan dengan I (x ) = x.

F. Strategi/Model/Metode Pembelajaran

Strategi Pembelajaran : Critical Incident

Model Pembelajaran : Active Learning


Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan diskusi

G. Alat/Media/Bahan
1. Alat : Papan tulis, spidol dan penghapus
2. Media: Media Cetak (Buku Ajar Matematika)
3. Bahan : Buku Matematika Erlangga kelas XI

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Startegi Critical Deskripsi Kegiatan Alokasi


Incident Waktu
Pendahuluan 1. Guru datang dan mengucapkan salam. 5 Menit
2. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa sebelum belajar.
3. Guru mengecek kehadiran dan
mempersiapkan siswa.
Apersepsi 4. Guru menyampaikan kepada peserta 10 Menit
didik topik atau materi yang akan
Tahap 1:
dipelajari dalam pertemuan hari ini.
Penyampaian
5. Guru meminta kepada peserta didik
tujuan,
untuk mengingat-ingat pengalaman
motivasi dan
mereka yang tidak terlupakan yang
penyajian
sesuai dan berhubungan dengan
informasi
materi yang akan disampaikan.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai
dan memotivasi siswa.
7. Guru memberikan gambaran tentang
pentingnya memahami konsep fungsi
komposisi beserta sifat-sifatnya.
Kegiatan Inti Mengamati 8. Guru membagi siswa ke dalam 15 Menit
Menanya kelompok kecil yaitu 2 orang (dengan
Tahap 2:
teman sebangkunya).
Identifikasi
9. Siswa mengamati Buku Ajar
masalah
Matematika yang mengarahkannya ke
bahasan definisi dan sifat-sifat fungsi
komposisi dan mengerjakan soal-soal
yang telah ditunjuk guru.
(1) Diketahui fungsi 𝑔(𝑥) = 2𝑥 + 1
dan fungsi komposisi (𝑔 ∘
𝑓)(𝑥) = 2𝑥 2 − 8𝑥 − 1.
Tentukan fungsi 𝑓(𝑥)!
(2) Tentukan fungsi 𝑓(𝑥) jika
diketahui 𝑔(𝑥) = 𝑥 + 1 dan
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 2𝑥 − 4!
10. Siswa menanya permasalahan-
permasalahan yang ada dalam soal-
soal.
11. Jika tidak ada siswa yang menanya
maka guru memberikan rangsangan
pertanyaan masalah seperti: (ada
yang kurang jelas/ada masalah?
12. Siswa mengidentifikasi masalah yang
timbul dalam soal-soal.
Tahap 3: Menalar 13. Dalam kelompoknya, siswa 10 Menit
Pengumpulan mendiskusikan hasil identifikasi
data masalah untuk memperoleh
kesimpulan sementara.
14. Sembari berdiskusi, siswa saling
bertanya jawab dan saling
menanggapi mengenai permasalahan
terkait definisi dan sifat fungsi
komposisi.
15. Selagi siswa bekerja sama dengan
kelpompoknya, guru memberikan
bantuan seperlunya yang
mengarahkan siswa menemukan.
Tahap 4: Mencoba 16. Dengan bimbingan guru siswa 15 Menit
Pengolahan didorong untuk menarik kesimpulan
data sementara mengenai fungsi
komposisi.
17. Agar kemampuan berpikir kritis
siswa dan rasa percaya dirinya
meningkat siswa diminta
menyelesaikan permasalahan yang
lebih komplek.
Tahap 5: Jejaring 18. Siswa mempresentasikan hasil 15 Menit
Pembuktian diskusi kelompoknya, sementara
yang lain memperhatikan dan
sesekali memberi tanggapan terhadap
presentasinya.
19. Guru memberikan penghargaan pada
siswa yang telah mempresentasikan
hasil diskusinya.
Tahap 6: 20. Dari keseluruhan proses pembelajaran 5 Menit
Generalisasi dengan pokok bahasan definisi dan
sifat fungsi komposisi, siswa diminta
menyimpukan apa saja yang telah
diperolehnya.
Penutup 21. Siswa dan guru merefleksi proses 15 e
pembelajaran yang sudah n
Evaluasi
berlangsung. i
22. Siswa melakukan tes formatif (kuis) t
yang diberikan oleh guru.
23. Guru memberikan pekerjaan rumah
beberapa soal mengenai fungsi
komposisi.
24. Guru mengakhiri pelajaran dan
memberikan pesan untuk selalu
belajar dan tetap semangat.

I. Penilaian Hasil Belajar

Teknik penilaian : Penilaian diri, pengamatan, tes tulis

Prosedur penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Waktu Penilaian


1. Sikap Pengamatan Saat proses
1. Toleran terhadap perbedaan pendapat. pembelajaran
dan/atau
2. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri.
dan/atau
3. Terlibat aktif dalam pembelajaran.
Penilaian
4. Bekerja sama dalam kegiatan kelompok
diri Penyelesaian proses
dan disiplin dalam melaksanakan
pembelajaran
pembelajaran beserta tugas-tugas
belajarnya.
2. Pengetahuan Tes tulis Penyelesaian tugas
1. Menyelesaikan permasalahan matematis individu/ kelompok
dan kehidupan sehari-hari dengan cara
menemukan konsep dan strategi.
2. Memeriksa kebenaran jawaban dari proses
penyelesaian permasalahan yang
diberikan.

Dosen Pengampu Pekanbaru, Mei 2017


Strategi Pembelajaran Matematika Penulis

SEPTIKA KHARINNISA M.Pd YUNI LIDIA


NIM.11515203595
Kendala

Selama proses pembelajaran berlangsung, dalam penerapan strategi Critical Insident


banyak siswa yang tidak mengeluarkan pendapat atau pengalamannya yang berkaitan dengan
materi pelajaran sehingga siswa terlihat kurang aktif. Selanjutnya, dalam proses presentasi hasil
diskusi kurangnya tanggapan siswa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani.

Machmudah, Ummi. 2008. Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN-
Malang Press.

Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai