Laporan BIofar 5
Laporan BIofar 5
Alat Bahan
Spektrofotometer UV Gel piroxicam
Stopwatch Dapar fosfat pH 7,4
Neraca analitik Membran uji
Gelas kimia
Spuit
Spin bar
IV. Prosedur
10.000 μg = 10 mg/ ml
V2 . N2 = Larutan Seri
7,5 ppm = V1 . N1 = V2 . N2
= 0,075 ml
10 ppm = V1 . N1 = V2 . N2
= 0,1 ml
12,5 ppm = V1 . N1 = V2 . N2
= 0,125 ml
15 ppm = V1 . N1 = V2 . N2
= 0,15 ml
17,5 ppm = V1 . N1 = V2 . N2
= 0,175 ml
20 ppm = V1 . N1 = V2 . N2
= 0,2 ml
Konsentrasi : y = bx + a
Y = 0,0383x + -0,009
x = 4,842 ppm
= 72,63 μg
x = 4,631 ppm
= 69,465 μg
x = 6,578 ppm
= 98,67 μg
x = 11,552 ppm
= 173,28 μg
= 138,54 μg
x = 9,473 ppm
= 142,095 μg
Faktor Koreksi
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
C = C +( 𝑥 𝐶 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 )
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑟
C 15 = 72,63 μg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
C 30= C 30 + ( 𝑥 C 15 )
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑟
2 𝑚𝑙
= 69,465 + ( 15 𝑚𝑙 𝑥 72,63 )
= 69,465 + 9,684
= 79,149 μg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
C 60= C 60 + ( 𝑥 C 15 + C 30)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑟
2 𝑚𝑙
= 98,67 + ( 15 𝑚𝑙 𝑥 72,63 + 69,465)
= 98,67 + 18,946
= 117,616 μg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
C 90= C 90 + ( 𝑥 C 15 + C 30 + C 60)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑟
2 𝑚𝑙
= 173,28 + ( 15 𝑚𝑙 𝑥72,63 + 69,465 + 98,67)
= 173,28 + 32,102
= 205,382 μg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
C 120 = C 120 +( 𝑥 C 15 + C 30 + C 60 + C 90)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑟
2 𝑚𝑙
= 138,54 + ( 15 𝑚𝑙 𝑥 72,63 + 69,465 + 98,67 + 173,28)
= 138,54+ 55,206
= 193,746 μg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
C 150 = C 150 + ( 𝑥 C 15 + C 30 + C 60 + C 90 +
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑟
C 120 )
2 𝑚𝑙
= 142,095+ ( 15 𝑚𝑙 𝑥72,63 + 69,465 + 98,67 + 173,28 +
138,54)
= 142,095 + 73,678
= 215,773 μg
Luas lingkaran
LO = 𝜋 . 𝑟2
= 3,14 × 12
= 3,14 cm
Menghitung nilai Fluks
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
Fluks = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
72,63 𝑥 10−3 𝑚𝑔
Fluks C15= = 23,130 𝑥 10−3 𝑚𝑔/𝑐𝑚2
3,14 𝑐𝑚
69,465 𝑥 10−3 𝑚𝑔
Fluks C30= = 22,122 𝑥 10−3 𝑚𝑔/𝑐𝑚2
3,14 𝑐𝑚
117,616 𝑥 10−3 𝑚𝑔
Fluks C60= = 37,457 𝑥 10−3 𝑚𝑔/𝑐𝑚2
3,14 𝑐𝑚
205,382 𝑥 10−3 𝑚𝑔
Fluks C90= = 65,408𝑥 10−3 𝑚𝑔/𝑐𝑚2
3,14 𝑐𝑚
193,746 𝑥 10−3 𝑚𝑔
Fluks C120= = 61,702 𝑥 10−3 𝑚𝑔/𝑐𝑚2
3,14 𝑐𝑚
215,773 𝑥 10−3 𝑚𝑔
Fluks C150= = 68,717 𝑥 10−3 𝑚𝑔/𝑐𝑚2
3,14 𝑐𝑚
% Zat berdifusi
Tiap 1 gram gel mengandung 5 mg piroksikam
0,5 𝑔
Dosis : 𝑥5 mg = 2,5 mg
1𝑔
= 8,63%
Persamaan Linier dari kurva Baku
10 ppm 0,375
15 ppm 0,552
20 ppm 0,763
0.47
0.5
0.375
0.4
0.281
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25
konsentrasi
Gambar V.1 kurva kalibrasi antara konsentrasi larutan seri dengan absorbansi
Regresi Linier
a = -9 x 10-3
b = 0,0383
r = 0,999
15 0,175
30 0,167
60 0,241
90 0,430
120 0,342
150 0,351
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t (menit)
Penggunaan obat pada kulit atau disebut juga pemberian obat secara
perkutan dari sediaan transdermal atau topical. Untuk mencapai efek obat zat
aktif perlu bertemu dengan reseptornya. Akan tetapi pada obat dengan cara
pemberian ini harus melewati stratum korneum yang mana merupakan bagian
terluar pada struktur kulit yang juga sebagai barier utama perlindungan tubuh
dari zat asing yang akan masuk kedalam tubuh. Stratum korneum memiliki
komponen yang sulit untuk ditembus. Pada uji difusi ini bertujuan untuk
mengetahui kadar obat yang terdifusi atau yang terserap oleh kulit. Uji secara
in vitro yaitu uji yang dilakukan di luar tubuh atau di luar sel makhluk hidup
tetapi dengan kondisi atau keadaan menyerupai keadaan tubuh. Uji in vitro
merupakan cara yang paling sederhana dan hemat untuk mengetahui profil
2007: 692). Piroksikam merupakan obat anti inflamasi non-steroid yang bekerja
Sediaan gel piroksikam dapat menutupi kekurangan dari bentuk sediaan oral
karena sediaan gel tidak akan menyebabkan obat mengalami first pass effect
sehingga bioavaibilitas obat tinggi dan tidak menyebabkan obat meningkatkan
2008).
penyusun alat yang berupa sel difusi dan membran difusi. Pada praktikum kali
ini pengujian difusi obat menggunakan sel difusi franz. Sel difusi franz adalah
suatu sel difusi tipe vertikal untuk mengetahui penetrasi zat secara in vitro. Cara
melakukan uji penetrasi dengan sel difusi franz adalah sejumlah zat
melalui membran. Untuk mengetahui jumlah zat yang berpenetrasi dan laju
Alat uji yang digunakan adalah sel difusi franz dengan prinsip alatnya
dan memiliki struktur seperti stratum korneum yang terdiri dari brick (berupa
korneosit yang mengandung faktor pelembab alami dan tersusun oleh protein,
air dan lipid) dan mortar (lapisan rangkap lipid) yang bersifat hirofil-hidrofob-
hidrofil. Kompartemen donor diibaratkan sebagai permukaan kulit tempat
dapar fosfat pH 7,4 diibaratkan sebagai cairan tubuh yang berada di bawah
stratum korneum.
membran kulit ular. Namun pengguaan membran kulit ular selain harganya
mahal dikarenakan cara memperoleh kulit ular yang sulit dibanding telinga
kulit babi.
maksimum dari piroksikam karena yang tertera dari literartur yang sudah ada
terkadang akan berbeda dengan pada sa-at praktikum karena adanya perbedaan
kondisi baik dari zatnya maupun dari pengaruh lain sehingga perlu adanya
penentuan panjang gelombang maksimum dari piroksikam terlebih dahulu serta
larutan uji dengan nilai regresi (r2) 0,999 yang menunjukkan koefisien relasi
kurva adalah baik, dimana semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar pula
Lalu sebanyak 0,6 gram gel dioleskan secara merata pada membran
ditambahkan 20% dari 0,5 gram yang mengandung 5 gram piroksikam karena
ditakutkan sediaan yang dioleskan kurang dari 0,5 gram karena pasti ada yang
karena itu dilakukan penambahan 20% menjadi 0,6 gram, kemudian membran
dapat digunakan adalah kulit ular namun membran ini mudah sobek. Suhu yang
digunakan adalah 320 C sesuai dengan suhu kulit dan kecepatan pengadukan
600 rpm sesuai dengan kecepatan aliran darah di kulit. Kemudian sediaan
dioleskan diatas membran pada kompartemen donor lalu diamati selama tiga
jam dengan interval waktu 15, 30, 60, 90, 120 dan 150 menit dengan tujuan
cara penggunaan di atas kulit untuk melihat apakah gel tersebut dalam melewati
membran dan bercampur dengan pelarut yang digunakan seperti gel yang akan
Setiap selang waktu 15, 30, 60, 90, 120 dan 150 menit cuplikan di
digantikan dengan dapar fosfat pH 7,4. Cairan yang digunakan dapar fosfat pH
pengujian ini menghasilkan nilai pengukuran yang mendekati atau sama dengan
kuantitatif. Pada analisis kualitatif untuk menentukan ada atau tidaknya zat
piroksikam, jika ada artinya telah terjadi difusi. Sedangkan analisis kuantitatif
untuk menentukan seberapa banyak zat piroksikam yang berdifusi pada selang
waktu tertentu yang ditunjukan dengan absorbansi. Alasan pemilihan metode
kromofor yaitu ikatan atau gugus fungsi spesifik dalam molekul yang
yang terdeteksi oleh detektor UV lalu di ubah menjadi sinyal listrik yang dibaca
oleh red out yang kemudian digambarkan oleh monitor dalam bentuk
struktur piroksikam
syarat absorban yang baik (0,2-0,8 A), absorban dibawah 0,2 A menunjukkan
konsentrasi larutan uji yang terlalu encer dikarenakan jumlah piroksikam yang
baru sedikit berpenetrasi dalam larutan uji. Nilai absorbansi untuk 120 dan 150
berbanding lurus dengan konsentrasi yang ada. Semakin lama waktu pengujian
Menurut Neldawati (2013:78), nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar
zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung
dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap
besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan
konsentrasi yang sebenarnya dari larutan uji dengan rumus Creal= C + (Volume
menentukan konsentrasi obat per luas permukaan membran (3,14 cm2) dengan
penampang yang digunakan karena yang dilihat adalah kadar obat yang
𝐽 (𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖)𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
x 100%, nilai laju difusi tertinggi yang didapat
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 / 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛
sebesar 68,717 µg/cm2 pada menit ke 150 dan dosis piroksikam adalah 2,5 mg
adalah 3-5 jam dengan t1/2nya 1,5-2,5 jam dan pada percobaan ini dilakukan
pengamatan selama 2,5 jam sehingga % difusi seharusnya tidak kurang dari
umumnya % difusi tertinggi memperoleh hasil 50% tetapi pada pengujian ini
hasil yang diperoleh kurang dari 50% hal ini menunjukan bahwa sediaan gel
obat yang melewati membran. Fluks obat yang melewati membran dapat
konsentrasi efektif obat yang terlarut dalam pembawa, koefisien partisi antar
obat dengan stratum corneum dan tebal lapisan membran. Peningkat penetrasi
lemak, alkohol dan glikol, surfaktan, urea, minyak atsiri, terpen dan fosfolipid
VII. Kesimpulan
2,5 jam adalah 8,63% yang artinya gel membutuhkan penentrant enhencer
Medika
Syah. (2005). Buku Ajar Diagnostik Fisik dengan Intrumen, Salemba. Jakarta
Williams, A.C., dan Barry, B.W. (2004). Penetration Enhancers. Advanced Drug
Witt, Krista, D. Bucks. (2003). Studying in Vitro Skin Penetration and Drug Release
to Optimize Dermatological Formulations. Dalam: Pharmaceutical Technology,
Advanstar Communication Inc, New York