Tugas Uas Anggaran Negara
Tugas Uas Anggaran Negara
Tugas Uas Anggaran Negara
FAKULTAS HUKUM
Dosen Pengampu:
Oleh:
NIM: 10/299839/HK/18508
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut Ibnu Syamsi, anggaran negara adalah hasil dari suatu perencanaan yang berupa
daftar mengenai bermacam-macam kegiatan terpadu, baik menyangkut penerimaannya
maupun pengeluarannya yang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.
Negara Indonesia menetapkan anggaran negaranya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang setelah mendapatkan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Anggaran negara merupakan salah satu alat politik fiskal untuk mempengaruhi arah dan
percepatan pendapatan nasional. Adapun mengenai anggaran yang akan digunakan
tergantung pada keadaan ekonomi yang dihadapi. Dalam keadaan ekonomi yang normal
dipergunakan anggaran negara yang seimbang, kemudian dalam keadaan ekonomi yang
deflasi biasanya dipergunakan anggaran negara yang defisit dan sebaliknya dalam keadaan
ekonomi yang inflasi dipergunakan anggaran negara yang surplus.
Anggaran tidak seimbang terdiri dari anggaran surplus dan anggaran defisit.
Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan sedangkan anggaran
defisit yaitu pengeluaran lebih besar dari penerimaan. Anggaran belanja yang tidak
seimbang biasanya akan mempunyai pengaruh yang berlipat ganda terhadap
pendapatan nasional.
Setiap tahun pemerintah menyusun APBN. Landasan hukum serta tata cara penyusunan
APBN terdapat di dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3. Pada pasal 23 ayat 1 UUD 1945
disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan Negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besanya kemakmuran
rakyat. Pada pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa Rancangan undang-undang anggaran
pendapatan dan belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. Pada pasal 23 ayat 3 disebutkan
apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden, pemerintah menjalankan
APBN tahun lalu.
2.2 Fungsi
Anggaran berfungsi sebagai berikut:
1. Anggaran sebagai alat perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dan
belanja pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara proses
perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran
memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintahagar
pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa
anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan
pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri,
gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran.
Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi
kekuasaan) eksekutif.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut
dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-
prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong,
memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan
terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political tool
sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana
publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik
membutuhkan political will, coalition building, keahlian berorganisasi, dan
pemahaman prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer publik.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran
publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik
yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit
kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu, anggaran publik juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.
6. Anggaran adalah alat penilaian kinerja
Anggaran merupakan wujud komitmen dan budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan berapa yang
berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian.
7. Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran sebagai instrumen untuk memotivasi masyarakat manajemen agar bekerja
secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi, anggaran hendaknya bersifat
challenging but attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah target
anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga
jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir
akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka.
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam
rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian,
dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat menjadi pedoman
bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila pembelanjaan
telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk
mendukung pembelanjaan tersebut. Misalnya telah direncanakan atau dianggarkan
akan membangun proyek pembangunan jalan, maka pemerintah dapat mengambil
tindakan untuk persiapan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi
Bahwa suatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus diarahkan
untuk mengurangi penggangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
Pada akhir tahun 2013, pemerintah melalui Kementrian Keuangan telah melaporkan
realisasi penyerapan anggaran selama Semester I pada APBNP tahun 2013. Terdapat 10
Kementrian dengan daya serap anggaran kurang dari 20%. Secara umum, penyerapan
anggaran masih rendah dengan rata-rata penyerapan anggaran kurang dari 50%. Rendahnya
penyerapan anggaran disebabkan pada dasarnya karena keterlambatan pencairan dana,
keterlambatan penetapan KPA dan Pejabat Pengelola Kegiatan.Keterlambatan tersebut terjadi
hampir di setiap satuan kerja (Satker), baik pusat maupun daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, atau disingkat APBN, adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. Secara sederhana, struktur APBN dapat ditunjukkan sebagai Penerimaan Dalam
Negeri.
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan, alat pengendalian, alat kebijakan fiskal,
alat politik, alat koordinasi dan komunikasi, alat penilaian kinerja, alat motivasi, alat untuk
menciptakan ruang publik
Dalam kerangka penganggaran berbasis kinerja, sebenarnya penyerapan anggaran bukan
merupakan target alokasi anggaran. Padahal apabila pengalokasian anggaran efisien, maka
keterbatasan sumber dana yang dimiliki negara dapat dioptimalkan untuk mendanai kegiatan
strategis.
Secara garis besar penyerapan anggaran di Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal pada kementerian/lembaga yang ada, seperti antara lain :
a. Keterlambatan penetapan kuasa pengguna anggaran (KPA) dan pengelola
kegiatan di hampir di semua Satuan Kerja Pusat maupun daerah,
b. Reorganisasi,
c. Penyempurnaan proses bisnis, dan
d. Faktor kehati-hatian kementerian/lembaga.
e. Banyaknya sanggahan dalam proses lelang,
f. Banyaknya pengaduan LSM ke Polri dan Kejaksaan, dan
g. Masalah pengadaan lahan/tanah.
Secara umum, penyerapan anggaran pada tahun 2013 masih rendah dengan rata-rata
penyerapan anggaran kurang dari 50%. Rendahnya penyerapan anggaran disebabkan pada
dasarnya karena keterlambatan pencairan dana, keterlambatan penetapan KPA dan Pejabat
Pengelola Kegiatan. Keterlambatan tersebut terjadi hampir di setiap satuan kerja (Satker),
baik pusat maupun daerah.
3.2 Saran
Perundang-undangan: