Bab-19 Prinsip Pemboran Horizontal

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Bab. 19.

Prinsip Pemboran Horizontal

19.1.1. Pendahuluan
Saat sekarang ini pemboran horizontal dapat diklasifikasikan dalam
tiga kategori yang menggunakan build rate yang berbeda yaitu pemboran
horizontal dengan menggunakan short radius, medium radius dan long radius
(konvensional),Gambar 19.1.

Gambar 19.1. Tipe Pembentukan Lubang Horizontal


19.1.2. Type-type Sumur Horizontal
Terdapat tiga jenis type pemboran horizontal (lihat Gambar 19.2 dan
Gambar 19.3), yang dibedakan atas laju pertambahan sudut (BUR = build up
rate), yaitu : short radius, medium radius dan long radius.
 Short radius BUR = 1.5 - 3 o/ft,
 Medium radius BUR = 8 - 50 o/100 ft,
 Long radius = 2 - 6 o/100 ft
Gambar 19.2. Type Pemboran Horizontal
Keunggulan dan kekurangan dari masing-masing type pemboran
horizontal di atas dapat dilihat pada Tabel 1.
Sedangkan, secara umum cara penempatan target horizontal pada
formasi dapat dibagi menjadi 4 (empat) type, yang tergantung pada
kemiringan formasi target dan kemampuan membelok kombinasi peralatan
(BHA) yang dipergunakan.
Gambar 19.3. Type Pemboran Horizontal
19.1.3. Long Radius (Konvensional)
Long radius atau konvensional sumur horizontal mempunyai build-
rate 2 - 6 o/100 ft, dan build radiusnya 1000 - 3000 ft. Sudut inklinasi pada
pemboran ini dapat mencapai 60o. Pemboran long radius mempunyai 3
bagian (phase) mulai dari ujung kepala sumur sampai pada ujung sumur
bagian bawah. Phase 1 adalah pemboran vertikal sampai KOP (Kick of
Point). Phase 2, pemboran berarah dari KOP sampai titik target, dan phase 3
adalah pemboran yang mempunyai arah horizontal. Ketiga phase tersebut
dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 19.4 Penentuan kedalaman total
dari tiap- tiap phase disesuaikan dengan kemiringan formasi. Pemasangan
casing untuk masing-masing phase dapat mengikuti standar praktis.
Perencanaan sistem lumpur juga harus hati-hati sekali karena pada
pemboran yang beradius sering terjadi kemacetan akibat lumpur.
Perlengkapan yang biasa digunakan untuk mencegah timbulnya masalah
mekanik lubang sumur dapat mengikuti seperti yang ada di bawah ini dengan
pertimbangan-pertimbangan lithologi, perencanaan sumur, logistik dan harga
sewa rig yaitu :

Gambar 19.4. Penentuan Kedalaman Total Dari Tiap-Tiap Phase


1. Measurement While Drilling (MWD)
2. Steerable Motor
3. Sistem Rig Top Drive
4. Oil Base Mud
5. Logging dengan bantuan drill pipe
6. Gaya puntir PDM untuk coring
7. Stabilizer dengan bilah yang halus (smooth blades) dan tepinya
yang tajam, dan/atau stabilizer yang tidak berputar untuk peralatan
downhole yang berputar
8. Mechanical Drilling Jars
9. PDC Bits
Masalah yang ada hubungannya dengan sumur horizontal long
radius dapat digolongkan dalam dua kelompok utama yaitu :
PertamaMasalah karena kelengkungan lubang sumur yang besar
dan gaya berat yang dapat mengakibatkan gesekan (friksi), penembusan
lubang, kecenderungan akan melencengnya sudut, macet
diferential(differential sticking), macet mekanik (mechanical sticking) dan
mengendapnya cutting.
Kedua Toleransi vertikal yang dihubungkan dengan jenis
penembusan daerah target, penilaian geologi reservoir, type dan ketebalan
reservoir dan yang lain yang berpengaruh dengan perencanaan dan bentuk
sumur horizontal.
Sebagai standar untuk melakukan pemboran horizontal ini, pertama-
tama melakukan pemboran dengan kenaikkan build 2 - 4 o/100 ft, kemudian
build rate dinaikkan lagi 4 - 6o/100 ft atau lebih. Masing-masing phase yang
telah terbentuk terlebuh dahulu dipasang casing. Kedalaman total vertikal
(TVD) dan permulaan horizontal akan menentukan bentuk akhir sumur.
Sudah biasa atau wajar bila terjadi sudut inklinasi 80o pada bentuk akhir
sumur yang terjadi.
19.1.4. Medium Radius
ARCO telah mengembangkan pemboran horizontal dengan teknik
medium radius dengan memodifikasi pemboran berarah yang konvensional.
Teknik pemboran ini biasa digunakan untuk formasi yang mempunyai
permeabilitas rendah, reservoir rekahan dengan didasarkan apabila
pemboran ini cukup ekonomis.
Setelah suatu evaluasi tentang pemboran horizontal dilakukan, maka
ARCO pada tahun 1983 memulai proyek pemboran horizontalnya dengan
teknik lubang sumur 6" dari vertikal ke horizontal dengan jari-jari
kelengkungan sumur 286 feet yang setara dengan kelengkungan medium
radius pada build rate 20 o/100 ft, dan kemudian dapat di bor sepanjang 1000
ft ke arah lateral. Proyek ini cukup berhasil tetapi perkembangannya
menghendaki penggunaan peralatan pemboran yang tidak standar (baru).
Selain daripada itu untuk mencapai build rate 20 o/100 ft, perlu
dikembangkan suatu motor pemboran yang khusus, beberapa perusahaan
dapat menyediakan peralatan motor yang dibutuhkan ini. Bagian lengkungan
dari sumur bor medium radius di bor dengan menggunakan 4-3/4" OD
dengan kecepatan rendah. Gaya puntir yang tinggi diberikan oleh motor
dengan susunan Bent Housing di atas bantalan stabilizer dan Bent Sub di
bawah Dump Valve dan di bawah String Stabilizer. Jari-jari kelengkungan
dapat dikontrol dengan merubah ukuran motor dan ukuran lubang bor yang
telah ditetapkan. Lubang sumur dibuat sangat baik dengan menggunakan
©bit tricone motor bearingª yang menghasilkan gaya puntir yang kecil dan
rate penembusan yang lebih baik. Bit jenis ini juga lebih mudah diarahkan
jika dibandingkan dengan bit PDC dan dengan Diamond Bit Side Track.
Beberapa perusahaan sudah mengembangkan motor dengan
kecepatan rendah, motor yang dapat memindahkan gaya puntir yang tinggi
dengan susunan bent housing dan stabilizer mengikuti susunan yang umum
yang disesuaikan dengan build rate yang normal untuk sistem radius
medium, yang mempunyai batas build rate antara 8-20 o/100 ft. Teknik
medium radius mempunyai jari-jari kelengku-ngan antara 125-300 ft,
disamping itu sampai build rate 75o/100 ft juga masih dapat digolongkan
medium radius.
Komponen drillstring dari medium radius yang tidak konvensional
(baru) adalah ©compressive strength drill pipeª yaitu drill pipe yang
mempunyai kekuatan gaya tekan besar dan pipa yang dapat dibuat ringan
yang dipasang dalam bagian bawah drill collar. Penggunaan drill pipe
bertekanan ini memungkinkan drill collar tetap berfungsi sebagaimana
fungsinya pada lubang vertikal, dimana beratnya dapat juga digunakan
sebagai gaya aksial pada drillstring. Walaupun pada lubang bor ini banyak
terjadi kehilangan gaya berat, tetapi drill collar tetap digunakan karena untuk
memberikan Weight on Bit. Untuk mengatasi hal ini digunakan drill collar
yang kecil dengan maksud menurunkan kehilangan gaya puntir akibat kontak
dengan dinding sumur.
Dua jenis dari drill pipe compressive strength telah diuji dan yang
telah tersedia adalah : Drill pipe 3-1/2", 13.30 lb/ft dengan diameter tool joint
5" dan mempunyai 2 buah contact pad pada interval 10 ft. Dan yang satu lagi
drill pipe 2-7/8", 10.40 lb/ft yang mempunyai 3 buah contact pad pada interval
7.5 ft diantara tool joint dari kedua ukuran tersebut, drill pipe 3- 1/2
mempunyai sifat yang lebih kuat, keras dan juga memperlihatkan gaya
kontak yang kecil. Drill pipe 2-7/8" mempunyai tegangan bengkok yang kecil
dan kontak pada dinding lubang yang sedikit pula, hal ini disebabkan karena
beratnya yang relatif ringan. Drill pipe tersebut dapat dioperasikan pada
lubang sumur 6 - 6-1/8" dan dapat mencapai sebuah lintasan 20 o/100 ft
dengan kekuatan tekan 30.000 lbs dan gaya puntir 3000 ft/lb.
Tidak seperti pada teknik short radius, medium radius menggunakan
peralatan survey, MWD, dan steering yang konvensional. Peralatan ini dapat
memberikan Gambaran arah dan data survey dari phase build up.
Pembuatan build pertama-tama dimulai dari Whipstock atau Semen plug
sampai batas target. Build dapat juga dibuat pada lubang terbuka tetapi
dapat menimbulkan masalah dalam pembentukan laju perubahan sudut dari
lintasan yang akan dibentuk. (lihat Gambar 10.5)
Gambar 10.5. Medium Radius Angle Building Assembly
Downhole motor digunakan pada saat akan membor lubang ke arah
horizontal. Downhole motor mempunyai 2 sambungan miring stabilizer bent
housing. Bagian horizontal ini dapat juga di bor dengan menggunakan rotary
drilling.
19.1.5. Short Radius
Keberhasilan pemboran horizontal dengan cara short radius
biasanya menggunakan beberapa hal seperti di bawah ini :
 Laju perubahan sudut (build rate) 1.5 - 3o/ft
 Drill collar yang mempunyai sambungan fleksibel
 Downhole Motor
Pada tahun tujuh puluhan ARCO dan Texas Estern Corp.
memperlihatkan lebih jauh tentang kemungkinan dilakukannya pemboran
lubang horizontal di lapangan.
Sistem pemboran yang lama seperti knuckle joint yang terletak di
atas near bit stabilizer atau reamer masih digunakan. Whipstock digunakan
untuk pembentukan sudut awal yang dikehendaki. Near bit stabilizer
(stabilizer yang terletak dekat bit) atau reamer berfungsi sebagai penumpu
(pendulum) yang dapat mengarahkan bit agar bisa diarahkan sesuai dengan
lintasan kurva yang direncanakan. Sistem pemboran terdiri dari
perlengkapan pemboran yang tidak berputar, drill pipe yang fleksibel, dan
stabilizer.
Pemasangan peralatan melalui sebuah whipstock yang bersudut
dimana whipstock ini ditempatkan di atas packer. Penggunaan komponen-
komponen sistem untuk membelokan lubang vertikal ini disesuaikan dengan
program pemboran yang berupa kurva dan sudut belok yang diinginkan.
Peralatannya terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Pipa yang fleksibel, pipa ini berfungsi untuk meneruskan gaya puntir
yang berasal dari drillstring yang diputar pada permukaan menuju bit.
2. Shell fleksibel yang tidak berputar, berfungsi untuk melengkungkan
pipa fleksibel di atas. Gaya berat menuju bit juga diteruskan melalui
shell ini oleh gaya dorong bearing yang terletak pada bagian atas dan
bawah bagian elemen ini. Shell yang tidak berputar ini dapat bekerja
karena mempunyai sebuah kopling yang terletak di atas trust bearing.
Peralatan pemandu fleksibel berfungsi untuk membelokan lubang.
Alat ini memerlukan gaya kira-kira 1000 lbs untuk membuat lubang yang
melengkung. Build rate dapat dirubah sesuai dengan sudut yang
dikehendaki, dengan cara mengatur penempatan stabilizer.
Perputaran drillstring dan penerusan gaya berat dibantu dengan
menggunakan drill pipe yang dikembangkan secara khusus. Pipa 20 ft
dipotong-potong sepanjang 12 inch kemudian disambung-sambung
sedemikian rupa sehingga dapat membentuk pola seperti jamur/cendawan
(Gambar 19.4. memperlihatkan bentuk dari pipa ini). Pada pipa ini juga
terdapat persendian di sekitar sambungannya. Pipa ini mempunyai 2 buah
ukuran, yaitu :
1. Pipa dengan ukuran 3-3/4" OD, 1" ID, pipa ini dapat mendorong bit
yang berukuran 4-1/2".
2. Pipa dengan ukuran 4-1/2" OD, 1-1/2" ID, pipa ini dapat mendorong bit
6-1/4".Peralatan tersebut dapat membelokan lubang sumur dari
vertikal ke horizontal berjari-jari 30 - 40 ft. Pada teknik short radius,
whipstock tetap digunakan untuk membelokan lubang sumur dari
vertikal ke horizontal. Selain daripada itu whipstock ini juga dapat
dipindahkan. Peralatan di permukaan misalnya alat untuk mengontrol
azimut dapat mengontrol sampai æ 20o. Perubahan azimut lubang bor
akibat pengaruh formasi dapat dikontrol dan dikoreksi sebelum
penembusan lubang bor dilanjutkan dan toleransi sudut azimut ini
biasanya dipertahankan sampai  2 - 3o.
Survey MWD digunakan untuk menghindari penyimpangan sudut
yang terlalu besar. Survey ini dilakukan setiap saat, karena penyimpangan
sudut yang terlalu besar dapat mengakibatkan drillstring tersangkut.
Peralatan survey ini juga diperlengkapi dengan peralatan magnetic multishot
yang konvensional, yang terletak pada bagian bawah dari drillstring.
Teknik pemboran lateral short radius dapat digunakan untuk membor
satu atau lebih lubang sumur horizontal dari satu sumur vertikal. Pembuatan
lubang horizontal yang lebih dari satu lubang sumur horizontal disesuaikan
juga dengan kondisi spasi sumur yang ada. Jendela casing dibuat sepanjang
15 ft untuk memulai pemborannya. Packer dipasang dengan jalan di pompa
sampai bagian bawah casing. Casing ini di set di atas daerah pay zone.
Pemboran ke arah horizontal ini pada awalnya menembus formasi sehingga
lubang yang dihasilkan terbuka. Untuk ini sudah disiapkan liner untuk
mengatasi masalah formasi pada open hole.

Gambar 19.4. Pipa Cendomon Untuk Kelengkungan Yang Tinggi


Contoh penggunaan short radius yang telah berhasil dilakukan di
Michigan USA pada kedalaman 3000 ft sepanjang 193 ft pada terumbu
Niagaran yang per meabel. Dari pemboran ini yang kemudian dilakukan
pengasaman, Productivity Indexnya meningkat dari 0.15 BOPD/psi menjadi
13.2 BOPD/psi.
Secara sederhana keuntungan dan kerugian dari masing-masing
type pemboran horizontal dijelaskan secara sederhana pada Tabel 19.1
berikut ini.
Tabel 19.1. Keuntungan dan Kerugian Dari Masing-Masing Type
Pemboran Horizontal

Tabel 19.1. Keuntungan dan Kerugian Dari Masing-Masing Type


Pemboran Horizontal (lanjutan)
Tabel 19.1. Keuntungan dan Kerugian Dari Masing-Masing Type
Pemboran Horizontal (lanjutan)

a. Defined Vertical Target


Bagian horizontal yang terbentuk di formasi hampir mendekati tegak
lurus dengan bagian vertikal dari sumur horizontal tersebut (lihat
Gambar 19.5)

Gambar 19.5. Defined Vertical Target


b. Defined Structural Position
Kemiringan sudut bagian horizontal sejajar dengan kemiringan formasi
yang ditembus (lihat Gambar 19.6)
Gambar 6. Defined Structural Position
c. Slant Hole
Sumur horizontal yang menembus formasi produktif dengan sudut
kemiringan yang sangat besar (85-87 derajat) (lihat Gambar 19.7)

Gambar 19.7. Slant Hole


d. Snake type
Cara penembusan zone produktif dengan model ular, sehingga akan
memperluas bidang serap dari sumur (lihat Gambar 19.8)
Gambar 19.8. Snake Type

DAFTAR PARAMETER DAN SATUAN

Tidak Ada

Anda mungkin juga menyukai