Penanggulangan Shale Problem
Penanggulangan Shale Problem
Penanggulangan Shale Problem
ABSTRAK
Shale Problem merupakan permasalahan yang timbul dalam proses pengeboran, yaitu sloughing shale dan swelling clay. Untuk
meminimalisir terjadi shale problem, diujicobakan lumpur DIF (Drill-in Fluid). Lumpur DIF merupakan lumpur berbahan dasar air
(water base mud) yang tidak menggunakan material pemberat barit atau barium sulfat (BaSO4), namun menggunakan kalsium karbonat
(CaCO₃), sehingga memiliki keunggulan membentuk cake yang kuat untuk menahan dinding lubang bor namun mudah diruntuhkan
oleh asam. Penelitian ini adalah ujicoba skala laboratorium yang bertujuan untuk menanggulangi shale problem menggunakan metode
erosion shale test dan pengukuran linear swelling. Bahan yang digunakan adalah sampel lumpur berbahan dasar air, MS-DIF 2% KCL,
MS-DIF 2% KCL, dan KCL Polymer, dan beberapa sampel cutting. Metode shale erosion diterapkan pada sampel cutting shale yang
dicampur dengan empat sampel lumpur tersebut. Hasilnya, sampel cutting yang masih tertahan setelah proses hot rolled dengan air
murni adalah sebesar 1.30 gram, dengan lumpur MS-DIF 2% KCL sebesar 8.76 gram, dengan lumpur MS-DIF 4% KCL sebesar 19.28
gram, sedangkan dengan sampel lumpur KCL Polymer sebesar 9.28 gram. Metode Linear Swelling mengukur cutting shale yg sudah
dikompaksikan lalu dicampur dengan empat sampel lumpur tersebut. Hasilnya, shale dengan air murni mengakibatkan swelling sebesar
19.65%, MS-DIF 2% KCL mengakibatkan swelling sebesar 12.33%, MS-DIF 4% KCL mengakibatkan swelling sebesar 11.60%, dan
KCL Polymer mengakibatkan swelling sebesar 10.82%. Berdasarkan uji laboratorium tersebut, tingkat reaktifitas shale pada erosion test
lumpur MS-DIF 4% KCL menunjukkan hasil terbaik, namun untuk pengujian linear swelling, lumpur KCL Polymer sedikit lebih baik
dibanding MS-DIF 4% KCL dengan sedikit selisih 0.78%.
Kata Kunci: Shale problem, Drill in Fluid, Erosion Shale, & Linear Swelling
ABSTRACT
Shale problem is any problem in drilling process; those are sloughing shale and swelling clay. To minimize those shale problems, DIF
(Drill In Fluid) is tried to solves it. DIF mud is a water based mud that no contains weighting material barite or barium sulfate (BaSO4)
but calcium carbonate (CaCO3), so it create strong cake, but it easier to broken by acid. This research is experiments at laboratory
scale that purposed to prevent these shale problems, using methods of Erosion Shale Test and Linear Swelling measurement. The
materials are mud with base sample of water, MS-DIF 2% KCL, MS-DIF 2% KCL, and KCL Polymer, and several cutting samples. The
Erosion Shale method applied to shale cutting sample mixed with those four mud samples. The results, cutting retained after hot rolled
process for pure water is 1.30 gram, for MS-DIF 2% KCL mud is 8.76 gram, for MS-DIF 2% KCL mud is 19.28 gram cuttings, and for
KCL Polymer mud is 9.28 gram cuttings. The Linear Swelling method measured to those compressed of shale cutting samples within
those four mud samples. The results, shale with water caused swelling as 19.65%, MS-DIF 2% KCL caused swelling as 12.33%, MS-
DIF 4% KCL caused swelling as 11.60%, and KCL Polymer caused swelling as 10.82%. Based on those laboratory experiments, shale
reactivity at erosion test, MS-DIF 4% KCL mud shows the best result, but at Linear Swelling experiment, KCL Polymer mud show better
than MS-DIF 4% with 0.78% small different.
Keywords: shale problem, drill in fluid, erosion shale, linear swelling meter
Linear Swelling Cara tersebut dilakukan terhadap empat campuran antara setiap
sampel cutting dan lumpur, kemudian dilakukan perbandingan
Peralatan untuk penelitian ini terdiri dari: jumlah berat cutting yang tertahan.
LSM Compactor ;
Vacuum Desicator ; Pengukuran Linear Swelling
Linear Swelling Meter 2100 ; dan
Software LSM 2100. Pengukuran Linear Swelling dilakukan untuk
mengetahui tingkat swelling pada cutting shale yg sudah
Bahan dikompaksikan kemudian dicampur dengan empat sampel
Bahan untuk penelitian ini terdiri dari : lumpur, dan diukur menggunakan seperangkat alat yang
Sampel cutting shale. bernama Linear Swelling Meter tipe 2100.
Lumpur berbahan dasar air murni, MS-DIF 2% KCL
(Tabel 1), MS-DIF 4% KCL (Tabel 2), dan KCL Polymer Compacting Shale Cutting
(Tabel 3). Menyiapkan sampel cuttings yang telah dihaluskan dan
disaring menggunakan sieve ukuran 200 mesh sebanyak
Shale Erosion Test 20 gram.
Memadatkan sample cuttings menggunakan LSM
Metode shale erosion diterapkan pada sampel cutting Compactor (dimasukan kedalam cell lalu dipasang dalam
shale yang dicampur dengan empat sampel lumpur tersebut. kedalam rangkaian LSM Compactor)
Setelah dipanaskan, campuran tersebut disaring untuk dilihat Menginjeksikan tekanan sebesar 10.000 psi
dan ditimbang pada cutting tertahan. Tahapan ujicoba untuk Menunggu hingga 2 jam dan pastikan tekanan tetap stabil
metode Shale Erosion adalah sebagai berikut: agar shale benar-benar terkompaksi secara sempurna.
Me-release tekanan, lalu buka bagian bawah cell pada
Persiapan Alat dan bahan rangkaian LSM Compactor.
Menyiapkan sample cuttings yang akan digunakan dengan Memompakan tekanan secara perlahan agar sample shale
cara disaring menggunakan sieve shaker dengan ukuran 6 yang telah terkompaksi dapat terdorong keluar.
dan 12 mesh. Kemudian diamkan sampel shale tersebut selama 24 jam
Menyiapkan sampel lumpur dan cuttings shale sebanyak didalam vacuum desicator supaya rongga pori benar-benar
20 gram yang akan digunakan dalam percobaan metode kosong.
shale erotion.
Menimbang berat initial cawan petri Running Linear Swelling Meter 2100
Mengukur tebal dan diameter sampel shale yang telah di
Mixing sampel lumpur dan cutting compacted dan di vacuum selama 24 jam sebagai data
Memasukan sampel lumpur kedalam aging cell initial (awal)
Memasukan sampel cuttings 20 gram kedalam aging cell Memasangkan rangkaian sample shale dibawah head LSM
yang telah terisi lumpur. 2100, kemudian diberi wadah dibawah sampel tersebut.
Menutup aging cell hingga rapat, kemudian hot roll aging Menurunkan head LSM 2100 beserta rangkaian sampel
cell kedalam roll oven selama 16 jam dengan temperature shale hingga menyentuh dasar wadah.
sebesar 200ºF Input data yang dibutuhkan kedalam aplikasi software
Mengangkat aging cell dan kemudian dinginkan. LSM 2100 (tebal, diameter sampel, time, dan kemudian
save folder)
Filter sampel cuttings Menuangkan sampel lumpur yang telah disiapkan
Membuka aging cell, lalu saring lumpur menggunakan kedalam wadah hingga penuh dan sampel shale terendam.
sieve berukuran 12 mesh agar cuttings tertahan (sebagai Mengoperasikan software LSM 2100 selama 72 jam untuk
retained cuttings) dan bilas hingga sisa lumpur hilang. merekam perubahan yang terjadi terhadap sample shale.
Menampung sample cuttings yang sudah tersaring Setelah 72 jam, hentikan pembacaan data pada software.
menggunakan cawan petri, kemudian panaskan didalam Menaikkan head LSM 2100 hingga rangkaian dibawahnya
oven selama 4 jam agar cuttings benar benar kering. terangkat.
Mengangkat sampel kemudian dinginkan selama 1 jam. Melakukan pembacaan hasil pada software LSM 2100,
Menimbang berat cuttings tersebut. kemudian mencetak seluruh hasil grafik dan data yang
didapatkan.
©
Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258 ; ISSN-e 2615-6695
Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 2 No. 1 : 10-14, Juni 2018 12
Arief Rahman dan Ganang Raditya Pratama
350 ml 1050 ml
Material Conc SG Volume Weight Volume Weight Mix Time
Speed
(ppb) (g/ml) (ml) (ppb) (ml) (ppb) Order (Mnt)
Aqua (Fresh Water) - 1.00 282.38 282.38 847.13 847.13
KCL 2% 8.00 1.99 4.02 8.00 12.06 24.00 1 1 Low
KOH 1.00 2.00 0.50 1.00 1.50 3.00 2 2 Low
Starch 7.00 1.50 4.67 7.00 14.00 21.00 3 5 Low
XCD polymer 2.80 1.60 1.75 2.80 5.25 8.40 4 6 Low
CaCO₃ Super Fine 6.38 2.70 2.36 6.38 7.09 19.14 5 3 Low
CaCO₃ Fine 116.04 2.70 42.98 116.04 128.93 348.12 6 3 Low
CaCO₃ Medium 5.10 2.70 1.89 5.10 5.67 15.30 7 3 Low
Diazo Amine 8.05 1.15 7.00 8.05 21.00 24.15 8 1 Low
Diazo Glycol 2.00 1.01 1.98 2.00 5.94 6.00 9 1 Low
Biocide 0.50 1.05 0.48 0.50 1.43 1.50 10 1 Low
Total Volume Material 67.62 439.25 202.87 564.75 26
Water + Material 350.00 1050.00
350 ml 1050 ml
Time
Material Conc SG Volume Weight Volume Weight Mix
(Mnt Speed
(ppb) (g/ml) (ml) (ppb) (ml) (ppb) Order
)
Aqua (Fresh Water) - 1.00 280.70 280.70 842.09 847.09
KCL 4% 16.00 1.99 8.04 16.00 24.12 48.00 1 1 Low
KOH 1.00 2.00 0.50 1.00 1.50 3.00 2 2 Low
Starch 7.00 1.50 4.67 7.00 14.00 21.00 3 5 Low
XCD polymer 2.80 1.60 1.75 2.80 5.25 8.40 4 6 Low
CaCO₃ Super Fine 6.06 2.70 2.24 6.06 6.73 18.18 5 3 Low
CaCO₃ Fine 110.29 2.70 40.85 110.29 122.54 330.87 6 3 Low
CaCO₃ Medium 4.85 2.70 1.80 4.85 5.39 14.55 7 3 Low
Diazo Amine 8.05 1.15 7.00 8.05 21.00 24.15 8 1 Low
Diazo Glycol 2.00 1.01 1.98 2.00 5.94 6.00 9 1 Low
Biocide 0.50 1.05 0.48 0.50 1.43 1.50 10 1 Low
Total Volume Material 69.30 439.25 207.91 564.75 26
Water + Material ` 350.00 1050.00
350 ml 1050 ml
Material Conc SG Volume Weight Volume Weight
Mix Time
(ppb) (g/ml) (ml) (ppb) (ml) (ppb) Speed
Order (Mnt)
Aqua (Fresh
- 1.00 303.51 303.51 910.54 910.54
Water)
Bentonite 0.80 2.50 0.32 0.80 0.96 2.40 1 10 Low
KOH 0.80 2.00 0.40 0.80 1.20 2.40 2 2 Low
PAC-LV 3.20 1.50 2.13 3.20 6.40 9.60 3 1 Low
Starch 3.70 1.50 2.47 3.70 7.40 11.10 4 1 Low
PAC-R 0.50 1.50 0.33 0.50 1.00 1.50 5 1 Low
CaCO₃ Fine 5.60 2.70 2.07 5.60 6.22 16.80 6 1 Low
CaCO₃ Medium 8.60 2.70 3.19 8.60 9.56 25.80 7 1 Low
Soltex 3.90 1.35 2.89 3.90 8.67 11.70 8 1 Low
Barite 83.53 4.20 19.89 83.53 59.66 250.59 9 3 Low
XCD polymer 1.50 1.60 0.94 1.50 2.81 4.50 10 6 Low
KCL polymer 23.60 1.99 11.86 23.60 35.58 70.80 11 1 Low
Total Volume Material 46.49 439.24 139.46 564.74 26
Water + Material 350.00 1050.00
©
Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258 ; ISSN-e 2615-6695
Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 2 No. 1 : 10-14, Juni 2018 13
Penanggulangan Shale Problem dengan Menggunakan Jenis Lumpur DIF (Drill in Fluid)
Diagram perbandingan cutting sebelum (initial) dan tersisa Dari hasil pengukuran Linear Swelling yang dilakukan
(retained) sesudah hot rolled diperlihatkan pada Gambar 2. sampel compacted shale cutting ditampilkan dalam Tabel 5. air
Hasilnya, lumpur MS-DIF 4% KCL menunjukkan hasil terbaik murni mengakibatkan swelling sebesar 19.65%, MS-DIF 2%
disbanding sampel lumpur yang lainnya, yaitu 10 gr cutting KCL mengakibatkan swelling sebesar 12.33%, MS-DIF 4%
tersisa dibanding KCL Polymer diperingkat bawahnya. KCL mengakibatkan swelling sebesar 11.60%, dan KCL
Polymer mengakibatkan swelling sebesar 10.82%.
Gambar 2.
Diagram perbandingan tes erosi shale sebelum dan sesuah hot Gambar 3.
roll dari 4 sampel campuran lumpur dan cutting. Linear Swelling Meter 2100 sedang mengukur tingkat swelling
dari 4 sampel compacted cutting shale masing-masing
Hasil Pengukuran Linear Swelling direndam dengan 4 sampel lumpur (dari kiri ke kanan): air
murni, KCL Polymer, MS-DIF 2% KCL, dan MS-DIF 4%
Pengukuran tingkat linear swelling menggunakan KCL.
Linear Swelling Meter tipe 2100 ditunjukkan pada Gambar 3.
empat sampel compacted shale cutting masing-masing
direndam dengan empat sampel lumpur air murni, KCL
Polymer, MS-DIF 2% KCL, dan MS-DIF 4% KCL, selama 72
jam. Perkembangan tingkat linear swelling ditampilkan oleh
software LSM 2100 dalam grafik waktu (sumbu x), dan
prosentasi tingkat linear swelling (sumbu y).
©
Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258 ; ISSN-e 2615-6695
Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 2 No. 1 : 10-14, Juni 2018 14
Arief Rahman dan Ganang Raditya Pratama
SARAN
©
Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258 ; ISSN-e 2615-6695