Kak Rippda Buteng 071117

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

REVISI PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH


(RIPPDA) KABUPATEN BUTON TENGAH
TAHUN 2017

1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sub sektor ekonomi yang cukup mendapat
perhatian dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah yang mampu
mensejahterakan tingkat kehidupan masyarakat. Pembangunan pariwisata tidak
terlepas dari pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia yang dimiliki dan
sumber daya penunjang lainnya, serta keterlibatan dan peran serta stakeholders dan
subsektor ekonomi lainnya untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan
pariwisata. Kabupaten Buton Tengah yang merupakan bagian dari daerah yang
berpotensi dengan berbagai keanekaragaman sumber daya pariwisata, meliputi alam
dan budaya. Wisata merupakan salah satu sektor yang memiliki pertumbuhan yang
sangat cepat di dunia dan mampu menciptakan pendapatan sebesar USD 526 milyar.
Pertumbuhan jumlah wisatawan pada dekade 2000-an sebesar 4,2% sedangkan
pertumbuhan penerimaan dari wisman sebesar 7,2%, bahkan di 28 negara pendapatan
tumbuh 17% per tahun. Prospek pariwisata ke depan sangat menjanjikan bahkan
sangat memberikan peluang besar, berdasarkan perkiraan WTO yakni 1,046 milyar
orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020). Dan akan mampu
menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020.

Kekayaan alam dan budaya tersebut menjadi aset dalam mengembangkan


industri pariwisata. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan dijelaskan bahwa:

1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah
berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia adalah yang berwujud :
museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya,
wisata agro, wisata tirta, wisata baru, wisata petualangan alam, taman
rekreasi, dan tempat hiburan.

Seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah


dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah, yang menitik
beratkan peralihan sistim pembangunan dari sentralisasi ke desentralisasi.
Konsekuensi dari undang-undang tersebut daerah dapat menentukan pengaturan
rumah tangganya, terutama dalam aspek kemampuan perencanaan, pengorganisasian,
1
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan kepariwisataan daerah. Pada undang-
undang ini diharapkan untuk lebih menyempurnakan pengaturan pelaksanaan
ketatanegaraan dan penyelenggaran otonomi daerah.

Dalam menyikapi hal ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Tengah yang
telah diserahkan urusan pengelolaan pembangunan pariwisata dituntut mampu
membaca peluang, menggali dan memanfaatkan sumber daya lokal yang ada untuk
menghasilkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan letak Kabupaten
Buton Tengah yang strategis diapit oleh beberapa kabupaten dan kota sekitarnya.
Daerah ini memiliki potensi objek wisata yang cukup bervariasi, terdiri dari wisata alam,
sejarah dan budaya, serta wisata buatan atraksi manusia.

Kesenian yang ada di masyarakat Kabupaten Buton Tengah yang beragam dan
mempunyai keunikan tersendiri. Seni bangunan fisik yang terdapat di daerah ini, hanya
saja beberapa bagian dari rumah tersebut sudah mengalami perubahan yang telah
disesuaikan dengan kemajuan zaman. Peninggalan berbagai benda cagar budaya dan
sejarah merupakan suatu aset yang dimiliki daerah ini.

Dilihat dari hal tersebut di atas, kegiatan kepariwisataan di tingkat regional


menunjukkan potensi peningkatan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari laju
pertumbuhan kedatangan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara pada
wilayah sekitarnya dengan pusat wisata berada pada KSPN Kabupaten Wakatobi.
Peningkatan kuantitas permintaan ini juga harus diikuti oleh peningkatan terhadap
penyediaan produk pariwisata yang berkualitas. Pemerintah Kabupaten Buton Tengah
secara terus menerus diharapkan membenahi diri dalam upaya meningkatkan mutu
produk wisata untuk dapat disajikan kepada pengunjung yang datang (Wisatawan
Mancanegara/Wisatawan Nusantara).

Dalam upaya meningkatkan pembangunan kepariwisataan daerah ini belum


dapat menjalankan pengembangannya secara optimal ataupun menuju ke arah
pengembangan yang maksimal karena sinkronisasi sektor-sektor pembangunan mulai
dari tingkat nasional, regional (Provinsi), dan lokal (daerah) belum terlaksana dan
merupakan kendala dan permasalahan pembangunan pariwisata di daerah ini. Apabila
pembangunan kepariwisataan yang telah dilakukan selama ini terdapat 5 (lima)
permasalahan utama klasik yang selalu tidak terselesaikan, yaitu :

a. Pada umumnya suatu objek atau kawasan wisata, daya tarik wisata dan atraksi
wisata yang ada di Kabupaten Buton Tengah dikembangkan belum melalui
suatu perencanaan yang komprehensif dan terpadu dengan sektor-sektor
pembangunan lain, dan sebagian besar tumbuh dan berkembang secara
alamiah mengikuti dan keinginan pasar/pengunjung.

2
b. Meskipun telah dilakukan pembenahan sifatnya hanya perbaikan seadanya,
dengan memfokuskan pada pembenahan/perbaikan objek wisata, daya tarik
wisata dan atraksi wisata itu sendiri, sedangkan keterkaitannya dengan bidang
atau sektor lain seringkali diabaikan.

c. Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata yang menjadi modal dasar dalam
pelaksanaan kegiatan ini dilihat dari sisi kuantitas dan kualitas masih kurang
memadai untuk menjadikan sektor ini sebagai tulang punggung perekonomian
daerah ini selain kegiatan pertanian.

d. Pelaksanaan pemasaran pariwisata yang telah dilaksanakan daerah selama ini


terkesan belum mencapai target dan sasaran yang jelas dalam meningkatkan
arus kunjungan wisatawan (mancanegara/nusantara) ke daerah ini.

e. Koordinasi antar sektor baik dari tingkat nasional, regional dan di tingkat lokal
sendiri belum berjalan secara optimal. Hal ini sangat penting untuk diwujudkan
karena sektor pariwisata adalah bidang yang memiliki karakteristik tidak berdiri
sendiri, dan oleh karenanya memiliki sifat komplementer dan bersinggungan
dengan sektor-sektor pembangunan lainnya seperti dinyatakan Chris Cooper
(1993): “Tourism is a multidimensional, multifaceted activity, which touches
many lives and many different economy activities”. Pariwisata akan saling
bergantung pada sektor-sektor lainnya, pariwisata juga merupakan aktivitas
yang beragam karena dilakukan tidak hanya terfokus pada kegiatan pariwisata,
seperti kegiatan wisata di alam, kegiatan wisata seni dan budaya, tetapi
aktivitas-aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan sosisl
budaya kemasyarakatan, bisnis (swasta), dan pemerintahan.

Sinkronisasi sektor-sektor pembangunan lain dengan sektor pariwisata di


Kabupaten Buton Tengah ke depan dibutuhkan pendekatan yang komprehensif,
sistematis dan terpadu. Karakteristik pendekatan tersebut menjadi acuan kebutuhan
untuk disusunnya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)
Kabupaten Buton Tengah melalui kegiatan Penyusunan Revisi RIPPDA Tahun 2017.
Dengan tersusunnya RIPPDA Kabupaten Buton Tengah ini nantinya diharapkan dapat
dijadikan sebagai suatu alat integrasi pengembangan pariwisata daerah yang jelas arah
dan tujuan serta sasarannya jika dirumuskan ke dalam rencana pembangunan
pariwisata daerah, sebagai upaya memaksimalkan keterkaitan antar sektor
pembangunan lainnya di masa yang akan datang.

2. TUJUAN

a. Tujuan Umum
3
Tujuan dari penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Kabupaten Buton Tengah adalah merancang sebuah dokumen rencana
pengembangan pariwisata daerah yang komprehensif, terpadu dan berkelanjutan serta
berdaya saing yang disesuaikan dengan karakteristik fisik dan non fisik daerah serta
nilai-nilai agama dan budaya serta adat istiadat masyarakat setempat/lokal yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan rencana strategis kepariwisataan
Kabupaten Buton Tengah ke depan.

b. Tujuan Khusus

Tersusunnya RIPPDA ini nantinya diharapkan akan memberikan out put sebagai
berikut :

 Tersusunnya kebijakan pengembangan pariwisata daerah yang tepat


arah tujuan dan sasarannya.

 Tersusunnya strategi pengembangan pariwisata daerah, yang meliputi :

 Produk Wisata;

 Sumber Daya Manusia (SDM);

 Pasar dan Pemasaran;

 Hubungan antar kelembagaan dan stakeholders, dan

 Penetapan daya dukung pariwisata lokal (daerah) yang didasari


konsep mempertahankan suatu tingkat pengembangan dan
penggunaan pariwisata yang tidak akan mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang lebih besar, masalah-masalah sosial
budaya atau ekonomi masayarakat lokal (daerah), atau
dipandang oleh wisatawan sebagai menurunnya kenikmatan
mereka dan turunnya apresiasi mereka terhadap daerah tujuan
wisata yang dikunjunginya.

3. SASARAN KEGIATAN

Adapun sasaran kegiatan dari penyusunan RIPPDA Kabupaten Buton Tengah


ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

 Tersusunnya suatu rencana yang memberikan pedoman/acuan yang


bersifat implementatif untuk pengembangan sektor pariwisata daerah secara
berkelanjutan ke depan;

4
 Terciptanya dukungan kegiatan pengembangan pariwisata daerah oleh
semua pihak (masyarakat, swasta dan pemerintah);

 Tersedianya SDM yang handal dan berdaya saing dalam pengelolaan


kegiatan pariwisata di daerah Kabupaten Buton Tengah sehingga mampu
menjadi tuan rumah (host) yang mampu memberikan pelayanan yang
optimal bagi setiap wisatawan (nusantara/mancanegara) yang berkunjung;

 Terciptanya peluang investasi pengembangan pariwisata di daerah ini;

 Terciptanya keselarasan, keserasian dan keseimbangan pengembangan


kepariwisataan dengan keberadaan alam dan sosial budaya masyarakat
lokal (daerah);

 Terwujudnya daerah Kabupaten Buton Tengah dijadikan sebagai daerah


tujuan kunjungan wisata di Sulawesi Tenggara oleh wisatawan
nusantara/wisatawan mancanegara.

4. LINGKUP PEKERJAAN

(a) Lingkup Studi

Ruang Lingkup kajian dalam penyusunan RIPPDA Kabupaten Buton Tengah ini
diharapkan meliputi hal-hal sebagai berikut :

o Gambaran dan Kajian Terhadap sumber daya pariwisata dan


permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata daerah ini
mencakup aspek :

- Kebijakan pengembangan pariwisata.

- Kebijakan daerah dalam pembangunan sektor ekonomi.

- Karakteristik daerah (fisik lingkungan alam, sosial ekonomi dan


sosial budaya).

- Produk Wisata.

- Karakteristik pasar dan pemasaran pariwisata.

- Kesinambungan pariwisata di daerah ini dengan tetap


mempertahankan lingkungan alam dan sosial budaya masyarakat
lokal.

o Kajian terhadap prospek pengembangan dan pemanfaatan Sumber


Daya yang ada termasuk di dalamnya aspek kelembagaan dan Sumber
Daya Manusia (SDM).

5
o Perumusan sasaran dan kebijakan pengembangan pariwisata daerah.

o Perumusan strategi pengembangan pariwisata daerah.

o Perumusan kerangka program pengembangan pariwisata daerah


sebagai kerangka Action Plan pembangunan pariwisata daerah ke
depan.

(b) Pengumpulan Data / Survey

Tahapan pengumpulan data/survey ini meliputi pengumpulan data yang


bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap aspek-aspek yang
berhubungan dengan pariwisata dan wilayah. Data yang dikumpulkan
meliputi data sekunder (instansional), Primer (wawancara dan kuesioner)
serta pengamatan langsung dilapangan terhadap daya tarik wisata, fasilitas
wisata, pelayanan, transportasi, infrastruktur dan lain sebagainya serta
melakukan diskusi dengan pemerintah daerah, swasta dan tokoh
masyarakat.

(c) Analisis

RIPPDA membutuhkan rangkaian analisis untuk memahami karakteristik


wilayah, karakteristik sediaan produk wisata dan karakteristik pasar dan
komponen lainnya yang mempengaruhi pengembangan pariwisata di Kabupaten
Buton Tengah.

1) Menilai/Mengidentifikasi keadaan eksisting, meliputi penilaian


keadaan perkembangan pasar (kunjungan wistawan mancanegara
dan nusantara), perkembangan sediaan produk wisata (objek wisata,
akomodasi, biro perjalanan/agen perjalanan, hotel/restoran) sehingga
dapat memberikan gambaran potensi dan permasalahan
pembangunan wilayah dan kepariwisataan di Kabupaten Buton
Tengah.

2) Menilai/Mengidentifikasi kecendrungan perkembangan kunjungan


wisatawan (mancanegara dan nusantara), perkembangan sediaan
produk wisata, kegiatan usaha, sumber daya alam, investasi,
lingkungan pada masa lalu sampai masa kini, sehingga dapat
memberikan gambaran kemungkinan keadaan wilayah Kabupaten
Buton Tengah di masa yang akan datang

3) Menilai/Mengidentifikasi keadaan eksisting kapasitas pengembangan


meliputi penghitungan kemampuan modal, lingkungan, kegiatan
6
usaha, sumber daya alam, sumber daya buatan dan masyarakat
yang dapat dikembangkan sehingga dapat memberikan gambaran
kemampuan pengembangan wilayah Kabupaten Buton Tengah.

4) Memperkirakan kebutuhan masa yang akan datang meliputi


perkiraan kebutuhan ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata
dan kegiatan usaha yang akan datang akibat dari kunjungan
wisatawan

5) Memperkirakan arah perkembangan masa yang akan datang meliputi


perkiraan kemungkinan-kemungkinan perkembangan fisik, sosial dan
ekonomi, arah perkembangan jenis wisata yang akan dikembangkan
sesuai dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Daerah
Kabupaten Buton Tengah sehingga dapat membuka peluang-peluang
pembangunan.

Aspek-aspek yang dianalisis :

i. Analisis Kebijakan Pembangunan yaitu berupa target-terget pembangunan


antara lain pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, perkembangan sektor serta
arahan pengembangan tata ruang wilayah.

ii. Analisis Kewilayahan yang termasuk didalamnya mengenai kependudukan,


daya dukung lingkungan, ekonomi wilayah, daya dukung lingkungan, geografi,
kesempatan.

iii. Analisis sisi sediaan (supply side) yang mencakup :

 Potensi objek dan daya tarik wisata yang berbasis pada alam, serta buatan
manusia dan budaya

 Sarana kepariwisataan (akomodasi, restoran, biro/agen perjalanan,


angkutan wisata, sarana MICE)

 Transportasi

 Paket-paket perjalanan wisata

 Prasarana penunjang lainnya seperti ketersediaan air minum, listrik, rumah


sakit, kantor pos, sarana telekomunikasi, bank/money changer dll

 Analisis Pasar dan Proyeksi Wisatawan dengan memperhatikan pola


kunjungan wisatawan (mancanegara dan nusantara) ke wilayah yang lebih
luas (lingkup Provinsi atau wilayah tujuan wisata yang lebih luas) kemudian
diperhatikan juga daya tarik wisata, penentuan pengembangan fasilitas

7
pariwisata, pelayanan, transportasi dan prasarana pendukung lainnya.
Analisis ini diproyeksikan selama 15 tahun dan 5 (lima) tahun pertama dirinci
pertahun.

(d) Perumusan rencana pengembangan pariwisata (Kebijakan Pengembangan,


Strategi Pengembangan dan Indikasi Program)

Sasaran pembangunan pariwisata adalah merupakan sasaran jangka


panjang untuk jangka waktu 15 tahun yang dibagi dalam 3 periode 5
tahunan. Sasaran yang perlu dirumuskan adalah :

1. Sasaran Jumlah Kunjungan Wisatawan

2. Sasaran Ekonomi

3. Sasaran Sosial Budaya

4. Sasaran Fisik/Lingkungan Hidup

Perumusan rencana pengembangan pariwisata : kebijakan pengembangan,


strategi pengembangan dan Indikasi program

Perumusan Rencana Pengembangan terdiri dari :

i. Kebijakan Pembangunan

ii. Strategi dan langkah Pengembangan

iii. Indikasi Program Pengembangan

5. SKALA DAN JANGKA WAKTU RIPPDA KABUPATEN BUTON TENGAH

RIPPDA adalah suatu dokumen kerja yang disusun secara komprehensif dan
terpadu melalui konsultasi dengan para stakeholder untuk menghasilkan visi bagi
pengembangan pariwisata daerah ini dengan tujuan, sasaran serta kerangka kerja dan
tanggung jawab yang jelas dari pihak-pihak terkait untuk jangka waktu tertentu. RIPPDA
merupakan dokumen yang bersifat dinamis. Untuk dapat mengimplementasikan
rencana tersebut membutuhkan tahapan-tahapan waktu dan memerlukan peninjauan
kembali serta penyesuai-penyesuaian tahapan waktu yang ditetapkan.

Secara teoritis jangka waktu penggunaan RIPPDA dipersiapkan untuk jangka


panjang berkisar antara 10 tahun sampai dengan 15 tahun atau 20 tahun, tergantung
pada prediksi kondisi pariwisata suatu daerah dan pada umunya untuk
mengimplementasikan kebijakan dan rencana terstruktur membutuhkan waktu yang
panjang.

8
Oleh karena itu untuk menghasilkan suatu komitmen implementasi RIPPDA ini
untuk mencapai tujuan dan sasarannya, maka penyusunan RIPPDA Kabupaten Buton
Tengah ini diharapkan dalam jangka 15 tahun yang perlu ditinjau dan disesuaikan
kembali RIPPDA tersebut dengan kebutuhan, situasi serta kondisi daerah setiap jangka
waktu 5 tahun secara kontinuitas.

6. METODOLOGI

6.1 Umum

Konsultan dapat mengusulkan dan mengembangkan Metodologi pelaksanaan


pekerjaan yang paling tepat, tetapi sekurang-kurangnya meliputi hal berikut:

 Survey Lapangan

 Studi Literatur/Desk Study

6.1.1 Analisis Kebijakan Pembangunan yaitu berupa target-terget


pembangunan antara lain pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi,
perkembangan sektor serta arahan pengembangan tata ruang wilayah.

6.1.2 Analisis Kewilayahan yang termasuk didalamnya mengenai


kependudukan, daya dukung lingkungan, ekonomi wilayah, daya dukung
lingkungan, geografi, kesempatan.

6.1.3 Analisis sisi sediaan (supply side) yang mencakup :

 Potensi objek dan daya tarik wisata yang berbasis pada alam, serta buatan
manusia dan budaya

 Sarana kepariwisataan (akomodasi, restoran, biro/agen perjalanan,


angkutan wisata, sarana MICE)

 Transportasi

 Paket-paket perjalanan wisata

 Prasarana penunjang lainnya seperti ketersediaan air bersih, listrik, rumah


sakit, kantor pos, sarana telekomunikasi, bank/money changer dll

6.2 Survey Lapangan

Survey lapangan meliputi:

 Pengumpulan data sekunder; pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi,


perkembangan sektor serta arahan pengembangan tata ruang wilayah.

9
 Survey sosial ekonomi; untuk mengetahui jumlah penduduk, daya dukung
lingkungan, ekonomi wilayah, daya dukung lingkungan, geografi,
kesempatan

 Potensi objek dan daya tarik wisata yang berbasis pada alam, serta buatan
manusia dan budaya

 Sarana kepariwisataan (akomodasi, restoran, biro/agen perjalanan, angkutan


wisata, sarana MICE)

 Transportasi

 Paket-paket perjalanan wisata

 Prasarana penunjang lainnya seperti ketersediaan air minum, listrik, rumah


sakit, kantor pos, sarana telekomunikasi, bank/money changer dll

6.3 Studi Literatur/Desk Study

Konsultan diminta melakukan studi literature meliputi laporan dan studi


terdahulu serta referensi yang relevan dalam pelaksanaan pekerjaan ini meliputi
teori dan metoda perhitungan serta persamaan/rumus yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Konsultan diminta menyusun metodologi
kerja terinci yang menyeluruh untuk setiap "item" pekerjaan yaitu:

a. Sasaran Jumlah Kunjungan Wisatawan

b. Sasaran Ekonomi

c. Sasaran Sosial Budaya

d. Sasaran Fisik/Lingkungan Hidup

e. Kebijakan Pembangunan

f. Strategi dan langkah Pengembangan

g. Indikasi Program Pengembangan

Dengan mengacu pada metodologi yang berlaku berdasarkan standar dan referensi,
literature serta contoh-contoh pekerjaan yang sudah pernah dilaksanakan

7. KELUARAN YANG DIHARAPKAN

Dalam penyusunan RIPPDA ini diperlukan sebagai keluaran adalah :

i. Program Utama Pengembangan Pariwisata Seni dan Budaya

10
ii. Kegiatan Utama Pengembangan Pariwisata Seni dan Budaya

iii. Arah Pengembangan Pembangunan Pariwisata Seni dan Budaya

iv. Prospek Peluang Investasi Pariwisata Seni dan Budaya

v. Ranperda RIPPDA Kabupaten Buton Tengah.

8. TENAGA AHLI

Dalam penyusun RIPPDA Kabupaten Buton Tengah yang komprehensif


memerlukan keterpaduan dari tim ahli yang beragam, sehingga studi ini akan dapat
mempertimbangkan seluruh faktor yang terkait dalam kepariwisataan dan mencapai
hasil-hasil yang dimaksud.

Untuk memenuhi hal tersebut di atas, diperlukan komposisi tim ahli sebagai
berikut :

(i) Ahli Perencanaan Pengembangan Wilayah, yang bertindak sebagai


koordinator tim/leader yang diharuskan mempunyai sekurang-kurangnya 8
tahun untuk Sarjana (S1) atau sekurang-kurangnya 5 tahun untuk Master
(S2) untuk bidang tersebut di atas.

(ii) Ahli Geografi yang mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 7 tahun


untuk Sarjana (S1) atau sekurang-kurangnya 5 tahun untuk Master (S2) untuk
bidang tersebut diatas.

(iii) Ahli Administrasi/Kebijakan Publik yang mempunyai pengalaman


sekurang-kurangnya 7 tahun untuk Sarjana (S1) atau sekurang-kurangnya 5
tahun untuk Master (S2) untuk bidang tersebut diatas

(iv) Ahli Ekonomi yang mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun


untuk Sarjana (S1) atau memiliki ijazah Master (S2) untuk bidang tersebut
diatas.

(v) Ahli Hukum Lingkungan yang mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya


7 tahun untuk Sarjana (S1) atau sekurang-kurangnya 5 tahun untuk Master
(S2) untuk bidang tersebut diatas

(vi) Ahli Sosial Budaya dan Pengembangan Masyarakat yang mempunyai


pengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun untuk Sarjana (S1) atau memiliki
ijazah Master (S2) untuk bidang tersebut diatas.

9. JADWAL PELAKSANAAN

11
Penyusunan RIPPDA ini dilakukan dalam jangka waktu 90 hari kalender Tahun
Anggaran 2017 terhitung sejak kontrak ditanda tangani.

10. BIAYA

Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan Penyusunan RIPPDA disediakan melalui APBD


Kab. Buton Tengah

11. SISTEM PELAPORAN

Laporan terdiri dari 3 tahapan :

a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan setidak-tidaknya memuat unsur-unsur pokok yang


memberikan pemahaman kepada pemberi pekerjaan terhadap apa yang akan
dilakukan konsultan sehubungan dengan pelaksanaan penyelesaian Penyusunan
RIPPDA Kabupaten Buton Tengah. Dalam Laporan Pendahuluan akan terlihat
metode pengumpulan data, jadwal pelaksanaan, jadwal penugasan tenaga ahli,
metode pelaksanaan serta metode dan teknik analisis yang digunakan sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan

Konsultan harus menyerahkan Laporan pendahuluan sebanyak minimal 10


eksemplar kepada pemberi tugas setelah 2 minggu/15 hari kalender sejak
pekerjaan dimulai/SPMK ditambah copy dalam bentuk CD dari keseluruhan laporan
pendahuluan sebanyak 5 Copy CD Master.

b. Laporan Antara

Pada tahap ini konsultan diharapkan dapat menyajikan informasi mengenai


kondisi wilayah Kabupaten Buton Tengah, Data-data wisata dan potensi
pengembangannya yang merupakan kajian terhadap kebijakan pembangunan,
kewilayahan, sisi sediaan (supply side) yang mencakup :

 Potensi objek dan daya tarik wisata yang berbasis pada alam, serta buatan
manusia dan budaya

 Sarana kepariwisataan (akomodasi, restoran, biro/agen perjalanan,


angkutan wisata, sarana MICE)

 Transportasi

 Paket-paket perjalanan wisata

12
 Prasarana penunjang lainnya seperti ketersediaan air bersih, listrik, rumah
sakit, kantor pos, sarana telekomunikasi, bank/money changer dll

serta kajian tentang Pasar dan Proyeksi Wisatawan dengan memperhatikan


pola kunjungan wisatawan (mancanegara dan nusantara) ke wilayah yang lebih
luas (lingkup Provinsi atau wilayah tujuan wisata yang lebih luas) kemudian
diperhatikan juga daya tarik wisata, penentuan pengembangan fasilitas
pariwisata, pelayanan, transportasi dan prasarana pendukung lainnya. Analisis
ini diproyeksikan selama 15 tahun dan 5 (lima) tahun pertama dirinci pertahun

c. Laporan Akhir

Laporan Akhir merupakan buku utama yang mencakup isi rencana yang telah
disusun dalam konsep rencana dan telah disempurnakan dengan berpedoman
kepada hasil seminar beserta album peta. Album peta terdiri dari :

- Peta potensi dan existing atraksi wisata

- Peta kebutuhan infrastruktur dasar dan pendukung

- Peta target dan segmentasi pasar

- Peta potensi investasi dan kelembagaan

- Peta ketersediaan dan kebutuhan SDM

Laporan ini diselesaikan dalam waktu 8 Minggu sejak pekerjaan dimulai/SPMK dan
konsultan harus menyerahkan laporan Akhir sebanyak 10 eksemplar kepada
pemberi tugas ditambah copy dalam bentuk CD dari keseluruhan laporan
pendahuluan sebanyak 5 Copy CD Master.

d. Album Peta

Buku rencana dilengkapi dengan album peta dengan ukuran A0 dan A3 dicetak
warna dengan informasi kedetilan peta 1 : 50.000. Album peta sebanyak 20
eksemplar ditambah copy dalam bentuk CD Master sebanyak 5 buah CD.

12. TEKNIK PENYAJIAN

a. Pengetikan 1,5 spasi dengan kertas HVS putih polos

b. Pengetikan dengan software MS Word dan peta dengan menggunakan


Software ARC GIS.

13
c. Ukuran Kertas

 Pada laporan pendahuluan judul buku tertulis Laporan Pendahuluan


berukuran A4 dengan jumlah 10 eksemplar.

 Pada laporan Antara judul buku tertulis Laporan Antara dan Analisis
berukuran A4 dengan jumlah 10 eksemplar.

 Pada Laporan Akhir judul buku tertulis Laporan Akhir berukuran A4 dengan
jumlah 10 eksemplar.

d. Buku rencana dilengkapi dengan album peta ukuran A0 dan A3 (peta rencana
dan peta eksisting dari hasil olahan citra satelit) masing-masing 3 album dicetak
warna dengan informasi kedetilan peta skala 1 : 50.000

13. PENUTUP

Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, Tim ahli diharapkan segera mempelajari,
memeriksa, mengkaji serta menambahkan data-data atau bahan masukan lain yang
berkaitan dengan materi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja. Hal ini
digunakan sebagai bahan untuk menyusun Usulan Teknis serta Usulan Biaya yang
merupakan proses pada tahap selanjutnya.

Demikianlah Kerangka Acuan ini dibuat dan disahkan pada 2017 di Kabupaten Buton
Tengah sebagai pedoman pelaksana pekerjaan, pedoman pengarahan dan penilaian
bagi Tim Penilai/Pengarah.

14
15

Anda mungkin juga menyukai