Bab 1 Masterplan Sei Mangkei
Bab 1 Masterplan Sei Mangkei
Bab 1 Masterplan Sei Mangkei
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Salah satu bentuk program yang dapat menjawab hampir semua strategi-strategi
tersebut diatas adalah pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). KEK
merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untuk
melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,
pertambangan dan energi, transportasi,maritim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK
terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain zona pengolahan ekspor, logistik,
industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat
ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri.
d). Standar teknis perencanaan yang perlu dipahami baik dari segi
perencanaan tata letak maupun penyediaan infrastruktur.
1.4 Metodologi
1.4.1 Pola Pikir
Kawasan ekonomi khusus akan di ajukan oleh pemerintah Kabupaten Belitung dan
akan dikembangkan sebagai kawasan potensial pengembangan ekonomi baru
sekaligus kawasan pertumbuhan baru di selatan Kabupaten Belitung. Untuk
menjadi kawasan potensial pengembangan ekonomi khusus Kabupaten Belitung
perlu disiapkan masterplan kawasan sebagai kelengkapan pengajuan kawasan
ekonomi khusus.
1.5. Pendekatan
Penyusunan materi Master Plan Kawasan inustri Sei Mangkei dilakukan dengan
berdasarkan kepada beberapa pendekatan, yaitu:
Kegiatan penataan ruang tidak terlepas dari pendekatan aspek wilayah (spasial)
dimana dalam aspek ini selain terdapat sinkronisasi kebutuhan ruang, juga
bagaimana kemampuan menampung kegiatan di masa yang akan datang.
Pendekatan mencakup beberapa aspek, seperti :
Kedudukan wilayah perencanaan dalam konteks yang lebih luas (regional,
atau antar-regional dan provinsi);
Struktur ruang dan pusat pengembangan wilayah;
Keterkaitan dengan wilayah secara lebih luas dan keterkaitan antar
wilayah;
Sistem perhubungan wilayah dan
Daya dukung wilayah.
Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar pola pembangunan lebih terpadu dan
terintegrasi serta terencana dan terstruktur dengan baik. Namun demikian
pendekatan aspek ini akan dipadukan atau disesuaikan dengan perkembangan
yang saat ini terjadi serta paradigma-paradigma baru dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
rancangan survey. Pada tahap persiapan ini, kegiatan yang perlu dilakukan antara
lain:
A. Pemantapan Pendekatan dan Metodologi
Merupakan kegiatan untuk memantapkan metodologi yang telah disepakati
dengan Tim Supervisi yang nantinya akan menjadi pegangan selanjutnya
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara desk study serta mekanisme koordinasi.
Output dari kegiatan ini berupa metodologi yang akan digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan rencana kerja.
B. Pemantapan Desain Survey
Merupakan kegiatan untuk memantapkan desain pelaksanaan survey sesuai
dengan metodologi yang telah disepakati oleh tim dan hasil koordinasi
dengan Tim Supervisi.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara desk study serta mekanisme koordinasi.
Output dari kegiatan ini berupa desain survey, yaitu daftar pertanyaan,
serta daftar data yang akan dicari dan sumber datanya.
C. Persiapan Pelaksanaan Survey
Merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tim terjun ke lokasi
perencanaan, yaitu kawasan sei mangkei . Termasuk di dalamnya adalah
menyiapkan peralatan survey yang diperlukan serta surat pengantar
pelaksanaan survey dari Pemberi Kerja, koordinasi dengan PTPN III, dan
menyiapkan surveyor yang akan melaksanakan kegiatan tersebut
Kegiatan ini dilakukan dengan mekanisme koordinasi.
Output yang dihasilkan berupa kelengkapan pelaksanaan survey, secara
teknis dan non-teknis
2. Tahap Kajian awal; merupakan kajian dari data yang ada untuk menjadi
bahan pengambi keputusan. Data yang terkait berasal dari berbagai sumber
terlebih dari PTPN III karena semua inisiatif berasal dari PTPN III .Data
meliputi data yang bersifat spasial dimana Kawasan sudah masuk kedalam
bagian tata ruang, kebijakan Kawasan di Kabupaten Simalungun sudah
diakomodasi atau belum serta kebijakan-kebijakan yang sifatnya sektoral
4. Diskusi
Diskusi ini merupakan diskusi kelompok yang bersifat terbatas dan fokus
pada satu topik pembahasan, diskusi yang dimaksud disini adalah forum
bertukar pikiran, tanya jawab, pemberian masukan dalam rangkaian proses
pekerjaan Penyusunan Master Plan kawasan industri generasi ke tiga .
Hasil diskusi ini adalah diperolehnya informasi-informasi yang tersembunyi
yang tidak dapat digali dari pengamatan lapangan dan survey sekunder.
Diskusi dilakukan antara tim dengan Tim Supervisi, juga antara tim dengan
stakeholders terkait lainnya di tingkat pusat dan daerah, yaitu pada saat
melakukan pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan Semi Rampung,
dan Laporan Akhir. Diskusi ini sekaligus sebagai arena pensosialisasian
kegiatan pekerjaan ini.
1. Survey Primer
Survey primer dilakukan dengan observasi lapangan, penghitungan, dan
penyebaran kuesioner. Survey observasi lapangan terkait dengan pengenalan
dan pengamatan kondisi lapangan, baik aspek fisik lingkungan binaan maupun
aspek non budi daya alamiah.
Pelaksanaan wawancara semi terstruktur merupakan pengumpulan data yang
bersumber langsung dari sumber data dengan menggunakan teknik
wawancara. Dalam teknik wawancara terdapat alternatif cara sebagai berikut:
a. Teknik wawancara langsung pada tempat alamat responden