Amdal Pada Restoran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

AMDAL RESTORAN

Banyaknya restoran yang ada di Bekasi. Meninggalkan suatu masalah besar dalam
bidang pengelolaan limbah, hal ini dikarenakan, restoran yang ada di Indonesia menghasilkan
limbah yang cukup banyak.
Bagi restoran, sisa makanan merupakan limbah yang sulit untuk ditangani. Sampah
yang umumnya berasal dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak
bekas menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu, merupakan bagian
dari pencemaran lingkungan. Secara umum, yang disebut limbah adalah bahan sisa yang
dihasilkan oleh suatu proses produksi. Apabila limbah ini dibuang ke lingkungan, dapat
menimbulkan dampak negatif.
Limbah restoran ini hanya dibiarkan atau dibuang saja di penampungan sampah dan
tidak diolah kembali, yang kemudian menyebabkan membusuk dan mencemari lingkungan.
Tentu saja hal ini dapat merugikan warga atau masyarakat di sekitarnya.
Sebaiknya, limbah restoran ini harus ditangani dengan baik. Karena dapat menyebabkan
lingkungan kita tercemar.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik. Sedangkan pengertian dari limbah Restoran adalah buangan atau sisa-sisa
yang dihasilkan oleh restoran yang dapat berupa sisa-sisa makanan ataupun minuman.
Limbah selalu jadi masalah yang serius. Jika tidak ditangani dengan tepat, lingkungan yang
dapat tercemar.

Macam-macam limbah :

Berdasarkan jenis senyawa, limbah khususnya limbah yang dihasilkan restoran


dibedakan menjadi:

1) Limbah organik cepat busuk


Yaitu limbah padat semi basah yang mudah busuk atau terurai oleh mikroorganisme seperti
sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan, daun- daunan, dan lain-lain. Permasalahan:
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan subur pada limbah organik sehingga limbah
dapat menjadi sumber penyakit jika mikroorganisme yang berkembang biak merupakan
patogen atau penyebab penyakit. Selain itu pembusukan limbah organik oleh mikroorganisme
sebagian besar adalah berupa gas metana (CH4) yang dapat menimbulkan permasalahan pada
lingkungan.
2) Limbah anorganik
Merupakan limbah yang berasal dari makhluk tidak hidup yang sifatnya tidak mudah busuk
seperti kertas, plastik, dan bahan-bahan sintetis/buatan. Contohnya: sampah kemasan bahan
pangan. Permasalahan: Limbah anorganik sulit diurai oleh mikroorganisme sebab unsur
karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang. Limbah yang sulit terurai ini,
berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.

3) Limbah cair
Yaitu limbah cair hasil buangan dari cucian piring (air deterjen). Permasalahan: Limbah sisa
deterjen yang bermuara di sungai, membuat air sungai tercemar. Warnanya menjadi cokelat
dan mengeluarkan bau busuk. Sisa deterjen juga membuat fitoplankton dan mikroorganisme
tumbuh subur di air. Banyaknya kedua makhluk tersebut membuat kandungan oksigen di dalam
air sungai berkurang. Pada akhirnya, makhluk hidup air seperti ikan tidak akan bisa bertahan
hidup.

4) Limbah minyak
Limbah cairan yang tidak larut dalam air, seperti minyak jelantah sisa menggoreng.
Permasalahan : Hindari membuang limbah ke saluran drainase, karena ujung-ujungnya akan
berkumpul di saluran air terdekat, sungai, dan laut. Sisa-sisa minyak ini akan terdegradasi di
dalam air. Dampaknya, akan membuat oksigen dalam air terkuras. Zat-zat polutan yang
terkandung di dalam limbah juga bisa menjadi sumber penyakit, seperti kolera, disentri, dan
berbagai penyakit lain.
Cara Penanganan Limbah Rumah Makan

 Limbah organik cepat busuk

Penanganan: Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakar.
Limbah organik juga bisa dimanfaatkan kembali menjadi kompos untuk pupuk/penyubur
tanaman dan pakan ternak.

 Limbah anorganik

Penanganan: Kurangi penggunaan kemasan plastik, karena lama hancurnya antara 50-80
tahun. Sedangkan styrofoam, tidak hancur sama sekali.
 Limbah cair

Penanganan: sus yang dapat menetralisasi kandungan detergen dan juga menangkap lemak.
Atau cara yang paling sederhana, dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa
menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia
cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili
air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa
menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.

 Limbah minyak

Penanganan: Buat instalasi pengolahan air buangan yang terencana atau biasa disebut
sebagai sistem pengolahan air limbah (SPAL) agar tidak merusak lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai