Optimasi Produksi Dumptruck Volvo FM 440 Dengan Metode Kapasitas Produksi Dan Teori Antrian Di Lokasi Pertambangan Batubara PDF
Optimasi Produksi Dumptruck Volvo FM 440 Dengan Metode Kapasitas Produksi Dan Teori Antrian Di Lokasi Pertambangan Batubara PDF
Optimasi Produksi Dumptruck Volvo FM 440 Dengan Metode Kapasitas Produksi Dan Teori Antrian Di Lokasi Pertambangan Batubara PDF
1, 2014
93
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI
94
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Alat Gali Muat (Excavator). Untuk penggalian dan pemuatan material ke atas
alat angkut (dump truck) dibutuhkan alat gali muat yang harus disesuaikan dengan
keadaan lapangan kerja yang sangat bermacam-macam. Ada beberapa jenis alat
gali muat yang biasa digunakan pada lokasi penambangan, antara lain :
Power Shovel
Merupakan sekop besar yang mekanis, digerakkan oleh mesin uap, mesin
bensin, mesin diesel atau kadang-kadang dengan mesin listrik. Kapasitas alat ini
dinyatakan dengan alat galinya yang disebut dipper. Dippernya dapat digerakkan
baik secara horizontal maupun vertikal. Pada umumnya semakin keras batuan
yang akan digali, semakin kecil ukuran dari dipper nya dan gigi-gigi pada dipper
terbuat dari manganese steel. Cara penggalian tergantung dari cara menggerakkan
dipper stick nya.
Backhoe
95
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Backhoe sering juga disebut pull shovel, merupakan alat dari golongan
shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah
atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini
mislanya parit, lubang untuk pondasi bangunan. Lubang galian pipa dan
sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dengan dragline dan
calmshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian
yang lebih baik. Karena kekakuan konstruksinya, backhoe ini lebih
menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil galian
keruk.
Alat Angkut. Alat angkut ada bermacam-macam antara lain truck, belt conveyor,
power scrapper dan lain-lain. Dan pada umumnya alat angkut yang sering
digunakan di tambang adalah alat angkut dengan jenis dumptruck. Truck
merupakan alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut karena
kemampuannya yang dapat bergerak cepat, kapasitas besar dan biaya operasinya
yang relatif murah.
Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat digunakan dengan
baik dan efektif adalah jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras.
Beberapa hal yang membedakan macam truck adalah : ukuran dan bahan bakar
yang digunakan, banyaknya gigi persneling (gear), banyaknya roda gerak,
misalnya dua, empat dan enam, susunan roda-roda dan banyaknya sumbu
(gandar), kemampuan angkut, dalam ton atau m3, serta cara membuang muatan
(dumping), mislanya rear dump, side dump dan bottom dump.
Pada umumnya untuk pekerjaan tambang digunakan truck yang dapat
membuang muatan dari bak secara otomatis. Truck semacam ini disebut dengan
dumptruck atau tipping truck. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan
cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang
berhadapan berputar sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan
ditumpahkan dump truck dibedakan dalam tiga macam yaitu : rear dump truck
yang membuang muatan ke belakang, side dump truck yang membuang muatan ke
samping dan bottom dump truck yang membuang muatan melalui bawah bak
Pemilihan tergantung dari tempat kerja, artinya tergantung dari keadaan dan
letak tempat pembuangan material (dump site). Dumptruck yang ada terdiri dari
berbagai ukuran dengan kapasitas angkut yang bervariasi, yang pemilihanya dapat
disesuaikan dengan kondisi pekerjaan. Truck yang digunakan sebagai alat angkut
tambang yang biasanya dapat mengangkut material berupa lapisan tanah penutup
atau bahan galian yang ada di tambang. (Wigroho dan Suryadharma, 1993 : 117-
118).
Waktu Siklus (Cycle Time). Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan
suatu alat melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir dan siap untuk
memulai kembali. Pada setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis, alat-alat
mekanis bekerjamenurut pola tertentu, yang pada prinsipnya terdiri dari beberapa
komponen waktu siklus, gerakan dalam satu siklus waktu siklus, yaitu :
Waktu Siklus Alat Gali Muat. Terdiri dari menggali, mengayun bermuatan,
menumpah, mengayun dengan muatan kosong.
96
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
dimana :
CT = Waktu siklus (detik)
Dgt = waktu penggalian (detik)
SLT = Waktu ayun bermuatan (detik)
Dpt = Waktu penumpahan material (detik)
SET = Waktu ayun kosong (detik)
Waktu Siklus Alat Angkut. Terdiri dari waktu diisi hingga penuh oleh alat muat,
mengangkut dengan bak penuh, mengambil posisi untuk penumpahan,
menumpahkan material, kembali ke front dengan muatan kosong dan mengambil
posisi untuk diisi kembali.
CT = LT + HLT + SDT + DT + RT + SLT (2)
dimana :
CT = Waktu siklus (detik)
LT = Waktu pemuatan material (detik)
HLT = Waktu pergi bermuatan (detik)
SDT = Waktu manuversebelum menumpah (detik)
DT = Waktu menumpahkan material (detik)
RT = Waktu kembali tanpa muatan (detik)
SLT = Waktu manuver sebelum dimuati (detik)
Dalam satu siklus waktu siklus yang dilakukan oleh alat mekanis ada
beberapa hal yang harus diketahui (Nurhakim, 2004) :
Waktu muat atau loading time (LT)
Merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material
ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat
ditentukan walaupun tergantung dari: jenis tanah, ukuran unit pengangkut, metode
dalam pemuatan, efesiensi alat.
Waktu angkut atau hauling time (HLT/RT)
Merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat angkut untuk bergerak
dari tempat pemuatan menuju tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung
dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali
ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali ke tempat
pemuatan disebut waktu kembali atau return time (RT), waktu kembali lebih
singkat dari pada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan kosong.
Waktu pembongkaran atau dumping time (DT)
Merupakan unsur penting dalam waktu siklus, waktu ini tergantung dari
jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan
bagian terkecil dalam waktu siklus.
Waktu manuver atau spotting time (SDT/SLT)
Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan ada kalanya alat tersebut perlu
antri dan memutar sampai alat diisi kembali.
Ilustrasi waktu siklus dump truck dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
97
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
98
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
jumlah pemuatan excavator ke dalam dump truck, waktu siklus (cycle time) dari
dump truck.
Keserasian excavator dan angkut dapat dirumuskan sebagai berikut:
MF = NaxCtm (5)
NmxCta
dimana :
Na = Jumlah dump truck
Nm = Jumlah excavator
Cta = Waktu siklus dump truck
Ctm = Waktu pemuatan
99
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Analisa sistem antrian meliputi studi perilaku sepanjang waktu. Jika suatu
antrian telah mulai berjalan, keadaan sistem akan sangat dipengaruhi oleh state
(keadaan) awal dan waktu yang telah dilalui. Dalam keadaan seperti ini, sistem
dikatakan dalam keadaan transient. Tetapi bila berlangsung terus–menerus
keadaan sistem ini akan independent terhadap state awal tersebut dan juga
terhadap waktu yang dilaluinya. Keadaan sistem seperti ini akan dikatakan dalam
kondisi steady state. Teori antrian cenderung memusatkan pada kondisi steady
state, sebab kondisi transient lebih suka dianalisa. (Tjutju T. & Dimyati, 1987).
Notasi – notasi dibawah ini digunakan untuk sistem dalam kondisi state :
λ
Tingkat intensitas fasilitas pelayanan : P (7)
μ
100
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
METODE
101
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Metode Analisis. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap baik itu data
primer dan sekunder, tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data
pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, Optimasi jumlah dump truck berdasarkan kapasitas produksi.
Menghitung waktu siklus excavator.
Menghitung waktu siklus dump truck.
Menghitung jumlah dump truck yang diperlukan untuk bekerja kombinasi dengan
excavator.
Menghitung kapasitas produksi dump truck dengan pembulatan jumlah dump
truck
Menghitung kapasitas produksi excavator.
Menentukan optimasi jumlah dump truck dengan berdasarkan kapasitas produksi.
Dari hasil kapasitas produksi dump truck baik yang dibulatkan ke atas maupun
yang ke bawah dipilih nilai yang mendekati dengan kapasitas produksi excavator
dan nilai tersebut adalah nilai optimasi jumlah dump truck berdasarkan kapasitas
produksi.
Kedua, Optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian.
Ketiga, Menghitung banyaknya dump truck yang mampu dilayani oleh excavator.
Keempat, Menentukan model antrian. Dianalisa bahwa barisan antrian termasuk
ukuran kedatangan secara tidak terbatas dan karena hanya dilayani oleh 1 buah
excavator maka termasuk populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal
dengan disiplin pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFS = first came
first service).
Kelima, Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori
antrian dengan persamaan teori antrian populasi tidak terbatas dengan pelayanan
tunggal.
Keenam, Membandingkan jumlah dump truck yang paling ekonomis berdasarkan
kapasitas produksi dan teori antrian dari segi waktu pelaksanaan dan biaya
produksi alat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapakah jumlah dump truck
yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan dari kedua cara tersebut di atas
dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat.
102
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Perhitungan Cycle Time Dump truck. Waktu siklus (Cycle time) untuk dump
truck didapatkan dari hasil pengamatan yang secara langsung dilakukan di
lapangan. Tabel 2 berikut merupakan cycle time rata-rata yang didapatkan dari
pengolahan data yang telah dilakukan.
Tabel 2. Waktu siklus (Cycle Time) Rata-Rata Dump truck dalam satuan detik.
No. Waiting Spotting Loading Travel Spotting Dumping Travel total
Unit Front Front Time To Dumping Time To
Disposal Front
EX 429 46,77 35,83 80,25 200,82 22,98 41,05 157,44 585,15
EX 430 37,00 37,02 79,54 214,78 33,58 36,18 185,60 623,70
EX 425 47,56 34,91 95,17 296,27 19,77 30,29 163,45 574,93
EX 431 26,01 36,39 83,11 209,16 24,07 44,65 167,16 590,55
EX 432 28,75 36,14 89,73 211,99 18,75 39,74 193,90 619,00
103
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Jumlah produksi excavator dan dump truck berdasarkan hitungan di atas dapat
dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
104
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Tabel 5. Jumlah unit, produksi unit, dan match factor berdasarkan metode
kapasitas produksi
105
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
106
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
1 1
9,75 = maka μ - 0,38 = μ = 0,48
μ - 0,38 9,75
429 9.75 0.327 2.10 238.84 10.50 40.04 22.75 0.38 0.48 3.70 4
430 10.40 0.329 2.10 237.39 10.50 37.57 22.61 0.38 0.47 3.92 4
425 9.58 0.320 2.10 244.07 10.50 40.75 23.25 0.39 0.49 3.71 4
431 9.84 0.325 2.10 240.31 10.50 39.68 22.89 0.38 0.48 3.76 4
432 10.32 0.325 2.10 240.31 10.50 37.85 22.89 0.38 0.48 3.94 4
Total 20
PENUTUP
Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan
dari hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah dump truck
yang dibutuhkan berdasarkan kapasitas produksi adalah 30 unit sedangkan
berdasarkan teori antrian adalah 20 unit
DAFTAR PUSTAKA
107
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Dimyati, T.T. dan Dimyati, A. (1992). Operations Research. Penerbit Sinar Baru
Algesindo,Jakarta
Prodjosumarto, P. (1993). Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik
Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.
Rizal, A.F. (2006). Optimasi Jumlah Dump Truck pada Pekerjaan Timbunan
denganMenerapkan Teori Antrian (Studi Kasus Peningkatan Jalan Lingkar
Selatan Kota Waringin Timur), Tugas Akhir Jurusan / Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya, Palangka Raya.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Edisi Ke-6, Penerbit Tarsito: Bandung
Suryadharma, H. dan Wigroho, H.Y. (1998). Alat-alat Berat, Penerbitan
Universitas AtmaJaya Yogyakarta, Yogyakarta.
108