Optimasi Produksi Dumptruck Volvo FM 440 Dengan Metode Kapasitas Produksi Dan Teori Antrian Di Lokasi Pertambangan Batubara PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No.

1, 2014

OPTIMASI PRODUKSI DUMP TRUCK VOLVO FM 440 DENGAN


METODE KAPASITAS PRODUKSI DAN TEORI ANTRIAN
DI LOKASI PERTAMBANGAN BATUBARA
(Studi pada Salah Satu Kontraktor Pertambangan Area Samarinda,
Kalimantan Timur)

Alloysius Vendhi Prasmoro


Program Studi Magister Teknik IndustriUniversitas Mercu Buana
[email protected]

Abstract. Equipment is a very important factor in ensuring the sustainability of


mining production. The amount of excess fleet will result in inflated operating
expenses, while the number of fleets that little will reduce the number of mine
production. Ideal conditions in the process of loading and transportation of
materials is very difficult to achieve. However, it can be attempted through
efficiency tehadap number of major mining dump truck. One simulation method
that can be used to optimize the production of electric load - dump truck main
method is to use the production capacity and queuing theory. Simulations
conducted in order to obtain optimum number of trucks with truck queuing time
the minimum and avoid waiting for the appliance load dump truck. Unloading
tool used was Excavator Backhoe Komatsu PC 400 consist of 5 units. Dump truck
which is a truck used Volvo FM 440 totaling 35 units. Based on simulation results
with simulation approach production capacity dump truck takes 30 units while the
dump truck queues based on the theory that it takes 20 units. In actual dump truck
used is 32 units.
Keywords: excavator, dump truck, match factor, production optimize, queuing
theory

Abstrak. Peralatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin


keberlangsungan produksi pertambangan. Jumlah armada yang berlebih akan
mengakibatkan biaya pengeluaran operasi membengkak, sementara jumlah
armada yang sedikit akan mengurangi jumlah produksi tambang. Kondisi ideal
dalam proses pemuatan dan pengangkutan material sangat sulit dicapai. Akan
tetapi, hal tersebut dapat diupayakan dengan melakukan efisiensi tehadap jumlah
dump truck utama tambang. Salah satu metode simulasi yang dapat digunakan
untuk mengoptimasi produksi alat muat – dump truck utama adalah dengan
menggunakan metode kapasitas produksi dan teori antrian. Simulasi dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh jumlah truk yang optimum dengan waktu
antrian truk yang paling minimum dan menghindari alat muat menunggu
kedatangan dump truck. Alat muat yang digunakan adalah Excavator Backhoe PC
400 Komatsu berjumlah 5 unit. Dump truck yang digunakan adalah Truk Volvo
FM 440 yang berjumlah 35 unit. Berdasarkan hasil simulasi dengan pendekatan
simulasi kapasitas produksi dump truck yang dibutuhkan 30 unit sedangkan
berdasarkan teori antrian dump truck yang dibutuhkan 20 unit. Dimana secara
aktual dump truck yang digunakan adalah 32 unit.
Kata Kunci: excavator, dump truck, match factor, optimasi produksi, teori
antrian,

93
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

PENDAHULUAN

Dalam industri pertambangan dewasa ini dimana bisnis pertambangan


mengalami tantangan khususnya dengan adanya kebijakan pemerintah tentang
pembatasan ekspor dan produk yang diharuskan memiliki nilai tambah serta harga
pasar produk yang mengalami penurunan akhir-akhir ini, maka perusahaan
pertambangan harus dapat meningkatkan daya saing dengan strategi untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan
penggunaan teknologi yang baru dan melakukan perbaikan yang
berkesinambungan (continuous improvement) dalam proses produksinya.
Kegiatan penambangan merupakan satu rangkaian kegiatan yang kompleks
dimana satu dengan yang lainnya saling terkait. Dalam proses penambangan,
faktor peralatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin
keberlangsungan produksi. Ketersediaan jumlah dump truck dan alat muat
merupakan hal yang sangat sensitif bagi kelangsungan produksi. Jumlah armada
yang berlebih akan mengakibatkan biaya pengeluaran operasi membengkak,
sementara jumlah armada yang sedikit akan mengurangi jumlah produksi
tambang. Kondisi ideal dalam proses pemuatan dan pengangkutan material sangat
sulit dicapai. Akan tetapi, hal tersebut dapat diupayakan dengan melakukan
efisiensi tehadap jumlah dump truck utama tambang. Salah satu metode simulasi
yang dapat digunakan untuk mengoptimasi produksi alat muat – dump truck
utama adalah dengan menggunakan metode kapasitas produksi dan teori antrian.
Metode kapasitas produksi untuk mentukan jumlah produksi optimal dari
kemampuan alat muat gali/excavator dan kemampuan alat angkut/dump truck.
Dengan teori antrian, dapat ditentukan jumlah armada truk yang dibutuhkan untuk
mendapatkan produksi optimal dengan biaya per ton material paling minimum.

KAJIAN TEORI

Kegiatan Penambangan. Kegiatan penambangan yang diterapkan adalah dengan


sistem tambang terbuka biasanya tipe ini diterapkan untuk endapan batubara yang
mempunyai lapisan tebal dan dilakukan dengan membuat jenjang (bench). Daerah
penambangan dibagi menjadi beberapa bagian yang dinamakan blok, kemudian
tiap-tiap blok dikerjakan secara bertahap menurut luas tertentu yang dinamakan
strip, dimana arah pengerjaan sesuai dengan arah kemajuan tambang yang telah
direncanakan. Kegiatan penambangan dilakukan selama 24 jam yang dibagi
menjadi 2 shift. Kegiatan penambangan yang dilakukan seperti yang terlihat pada
Gambar 1 dibawah ini.

94
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Gambar 1. Kegiatan Penambangan (Sumber : Engineering PT RML, 2010)

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam kegiatan penambangan,yaitu


pembersihan lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk (Top soil Removal),
penggaruan dan perataan (Ripping & Dozing), pengupasan lapisan penutup
(Overburden Removal), penggalian dan pengangkutan batubara (coal getting),
pengangkutan overburden ke tempat buang (Overburden to Disposal),
pengangkutan batubara ke Stock pile /Crusher (Coal hauling to crusher/
Stockpile), pengangkutan batubara ke Port dan Pengapalan (Port / Shipping) dan
reklamasi.

Peralatan Pertambangan. Penggalian serta pemuatan material yang digunakan


oleh alat gali muat dan pengangkutan material oleh alat angkut merupakan suatu
hal yang sangat mempengaruhi operasi penambangan. Untung rugi suatu
perusahaan tambang terletak juga pada lancar tidaknya penggalian, pemuatan dan
pengangkutan yang tersedia. Penggunaan alat angkut baik dari segi kapasitas
maupun jumlahnya harus disesuaikan dengan alat gali muat yang digunakan pada
setiap lokasi tambang.

Alat Gali Muat (Excavator). Untuk penggalian dan pemuatan material ke atas
alat angkut (dump truck) dibutuhkan alat gali muat yang harus disesuaikan dengan
keadaan lapangan kerja yang sangat bermacam-macam. Ada beberapa jenis alat
gali muat yang biasa digunakan pada lokasi penambangan, antara lain :
Power Shovel
Merupakan sekop besar yang mekanis, digerakkan oleh mesin uap, mesin
bensin, mesin diesel atau kadang-kadang dengan mesin listrik. Kapasitas alat ini
dinyatakan dengan alat galinya yang disebut dipper. Dippernya dapat digerakkan
baik secara horizontal maupun vertikal. Pada umumnya semakin keras batuan
yang akan digali, semakin kecil ukuran dari dipper nya dan gigi-gigi pada dipper
terbuat dari manganese steel. Cara penggalian tergantung dari cara menggerakkan
dipper stick nya.
Backhoe

95
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Backhoe sering juga disebut pull shovel, merupakan alat dari golongan
shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah
atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini
mislanya parit, lubang untuk pondasi bangunan. Lubang galian pipa dan
sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dengan dragline dan
calmshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian
yang lebih baik. Karena kekakuan konstruksinya, backhoe ini lebih
menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil galian
keruk.

Alat Angkut. Alat angkut ada bermacam-macam antara lain truck, belt conveyor,
power scrapper dan lain-lain. Dan pada umumnya alat angkut yang sering
digunakan di tambang adalah alat angkut dengan jenis dumptruck. Truck
merupakan alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut karena
kemampuannya yang dapat bergerak cepat, kapasitas besar dan biaya operasinya
yang relatif murah.
Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat digunakan dengan
baik dan efektif adalah jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras.
Beberapa hal yang membedakan macam truck adalah : ukuran dan bahan bakar
yang digunakan, banyaknya gigi persneling (gear), banyaknya roda gerak,
misalnya dua, empat dan enam, susunan roda-roda dan banyaknya sumbu
(gandar), kemampuan angkut, dalam ton atau m3, serta cara membuang muatan
(dumping), mislanya rear dump, side dump dan bottom dump.
Pada umumnya untuk pekerjaan tambang digunakan truck yang dapat
membuang muatan dari bak secara otomatis. Truck semacam ini disebut dengan
dumptruck atau tipping truck. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan
cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang
berhadapan berputar sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan
ditumpahkan dump truck dibedakan dalam tiga macam yaitu : rear dump truck
yang membuang muatan ke belakang, side dump truck yang membuang muatan ke
samping dan bottom dump truck yang membuang muatan melalui bawah bak
Pemilihan tergantung dari tempat kerja, artinya tergantung dari keadaan dan
letak tempat pembuangan material (dump site). Dumptruck yang ada terdiri dari
berbagai ukuran dengan kapasitas angkut yang bervariasi, yang pemilihanya dapat
disesuaikan dengan kondisi pekerjaan. Truck yang digunakan sebagai alat angkut
tambang yang biasanya dapat mengangkut material berupa lapisan tanah penutup
atau bahan galian yang ada di tambang. (Wigroho dan Suryadharma, 1993 : 117-
118).

Waktu Siklus (Cycle Time). Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan
suatu alat melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir dan siap untuk
memulai kembali. Pada setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis, alat-alat
mekanis bekerjamenurut pola tertentu, yang pada prinsipnya terdiri dari beberapa
komponen waktu siklus, gerakan dalam satu siklus waktu siklus, yaitu :
Waktu Siklus Alat Gali Muat. Terdiri dari menggali, mengayun bermuatan,
menumpah, mengayun dengan muatan kosong.

CT = DgT + SLT + Dpt + SET (1)

96
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

dimana :
CT = Waktu siklus (detik)
Dgt = waktu penggalian (detik)
SLT = Waktu ayun bermuatan (detik)
Dpt = Waktu penumpahan material (detik)
SET = Waktu ayun kosong (detik)

Waktu Siklus Alat Angkut. Terdiri dari waktu diisi hingga penuh oleh alat muat,
mengangkut dengan bak penuh, mengambil posisi untuk penumpahan,
menumpahkan material, kembali ke front dengan muatan kosong dan mengambil
posisi untuk diisi kembali.
CT = LT + HLT + SDT + DT + RT + SLT (2)
dimana :
CT = Waktu siklus (detik)
LT = Waktu pemuatan material (detik)
HLT = Waktu pergi bermuatan (detik)
SDT = Waktu manuversebelum menumpah (detik)
DT = Waktu menumpahkan material (detik)
RT = Waktu kembali tanpa muatan (detik)
SLT = Waktu manuver sebelum dimuati (detik)
Dalam satu siklus waktu siklus yang dilakukan oleh alat mekanis ada
beberapa hal yang harus diketahui (Nurhakim, 2004) :
Waktu muat atau loading time (LT)
Merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material
ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat
ditentukan walaupun tergantung dari: jenis tanah, ukuran unit pengangkut, metode
dalam pemuatan, efesiensi alat.
Waktu angkut atau hauling time (HLT/RT)
Merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat angkut untuk bergerak
dari tempat pemuatan menuju tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung
dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali
ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali ke tempat
pemuatan disebut waktu kembali atau return time (RT), waktu kembali lebih
singkat dari pada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan kosong.
Waktu pembongkaran atau dumping time (DT)
Merupakan unsur penting dalam waktu siklus, waktu ini tergantung dari
jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan
bagian terkecil dalam waktu siklus.
Waktu manuver atau spotting time (SDT/SLT)
Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan ada kalanya alat tersebut perlu
antri dan memutar sampai alat diisi kembali.
Ilustrasi waktu siklus dump truck dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

97
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Gambar 2. Waktu siklus dump truck


(Sumber : Cacceta & Burt, 2013)
Kemampuan Alat Muat Dan Dump Truck. Kemampuan produksi alat muat
dan dump truck sangat berpengaruh terhadap target produksi yang telah
ditargetkan oleh perusahaan.Oleh karenanya dilakukan pemilihan pola gali muat
untuk mengoptimalkan kinerja dari alat muat tersebut.

Kemampuan Produksi Excavator. Kemampuan produksi excavator dapat


dihitung dengan mengguanakan rumus sebagai berikut:
P = 60 x Cb x Ff x Ek x Sf (3)
Ctm
Keterangan :
P = Produksi alat muat, (BCM/jam)
Ctm = Waktu siklus alat muat, (menit)
Cb = Kapasitas bucket, (m3)
Ff = Bucket Fill Factor, (%)
Ek = Efisiensi kerja, (%)
Sf = Swell factor
Kemampuan Produksi Dump truck. Kemampuan produksi dump truck dapat
dihitung dengan mengguanakan rumus sebagai berikut:
P = 60 x n x Cb x Fb x N x Ek x Sf (4)
Cta
Keterangan :
P = Produksi dump truck, (BCM/jam)
Cta = Waktu siklus dump truck, (menit)
Cb = Kapasitas bucket, (m3)
n = Banyaknya curah
Fb = Bucket Fill Factor, (%)
Ek = Efisiensi kerja, (%)
N = Jumlah dump truck, (unit)
Sf = Swell Factor

Faktor Keserasian Alat (Match Factor). Faktor keserasian biasanya digunakan


untuk mengetahui jumlah dump truck yang sesuai (serasi) untuk melayani satu
unit excavator. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung
keserasian excavator dan angkut (Susanto dan Nurhakim, 2004) : jumlah
excavator dan angkut yang dipakai, waktu siklus (cycle time) dari excavator,

98
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

jumlah pemuatan excavator ke dalam dump truck, waktu siklus (cycle time) dari
dump truck.
Keserasian excavator dan angkut dapat dirumuskan sebagai berikut:
MF = NaxCtm (5)
NmxCta
dimana :
Na = Jumlah dump truck
Nm = Jumlah excavator
Cta = Waktu siklus dump truck
Ctm = Waktu pemuatan

Bila hasil dari perhitungan didapatkan :


a. MF < 1, maka excavator akan sering menganggur.
b. MF = 1, maka excavator dan dump truck tidak ada yang menganggur.
c. MF > 1, maka dump truck akan sering menganggur.
Untuk mengetahui jumlah dump truck yang diperlukan untuk melayani satu unit
excavator dapat menggunakan rumus faktor keserasian di atas, dengan beberapa
asumsi yang harus dilakukan, yaitu :
Jumlah alat-gali muat = 1
Nilai MF = 1
Sehingga rumus di atas dapat disederhanakan menjadi :
Na = Cta (6)
Ctm
dimana :
Na = Jumlah dump truck
Cta = Waktu siklus dump truck
Ctm = Waktu pemuatan

Metode Antrian. Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh


A.K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan
telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Persoalan aslinya Erlang hanya
memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator,
kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan
beberapa operator.
Teori Antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-
antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja
merupakan suatu fenomena biasa yang terjadi apabila kebutuhan akan suatu
pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan
itu. Keputusan-keputusan yang berkenaan dengan jumlah kapasitas ini harus dapat
ditentukan, walaupun sebenarnya tidak dapat dibuat prediksi yang tepat mengenai
kapan unit-unit yang membutuhkan pelayanan itu akan datang atau berapa lama
waktu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan itu. Teori antrian
sendiri tidak langsung memecahkan persoalan ini. Walaupun begitu, teori ini
menyumbangkan informasi penting yang diperlukan untuk membuat keputusan
seperti itu dengan cara memprediksi beberapa karakteristik dari baris
penungguan,seperti misalnya waktu tunggu rata-rata. (Dimyati dan Dimyati,
1992).

99
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Pengelompokkan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia


(Aminudin 2005 dalam Anonim 2009).
Satu, Single channel single phase (satu antrian satu pelayanan).
Dua, Single channel multiple phase (satu antrian beberapa pelayanan seri).
Tiga, Multiple channel single phase (satu antrian beberapa pelayanan).
Empat, Multiple channel multiple phase (satu antrian beberapa pelayanan seri).
Peristiwa terjadinya antrian dump truck tambang pada lokasi loading
memang dapat sering kali terjadi hal tersebut dapat disebabkan karena beberapa
faktor baik itu dari excavator yang digunakan, dump truck yang digunakan atau
dari operator yang menjalani excavator serta dump truck itu sendiri.
Teori antrian dapat digunakan dalam menganalisis secara statistik biaya
dump truck dan alat muat yang diperlukan untuk sejumlah truk sehingga jumlah
truk optimum dapat ditentukan. Selain itu Teori Antrian ini juga dapat
memberikan gambaran mengenai produksi optimum yang bisa dicapai dengan
biaya paling minim. Aplikasi teori antrian dapat mengambil contoh sebuah alat
muat digunakan untuk melayani beberapa truk, dimana truk in akan mengangkut
muatan ke lokasi tujuan, menumpahkannya, dan kembali ke tempat pemuatan
untuk pemuatan selanjutnya.

Contoh model antrian dalam pelayanan dump truck dapat digambarkan


sebagai berikut :

Gambar 2. Sistem antrian alat muat dan dump truck


(Sumber : Aminudin, 2005, modifikasi)

Analisa sistem antrian meliputi studi perilaku sepanjang waktu. Jika suatu
antrian telah mulai berjalan, keadaan sistem akan sangat dipengaruhi oleh state
(keadaan) awal dan waktu yang telah dilalui. Dalam keadaan seperti ini, sistem
dikatakan dalam keadaan transient. Tetapi bila berlangsung terus–menerus
keadaan sistem ini akan independent terhadap state awal tersebut dan juga
terhadap waktu yang dilaluinya. Keadaan sistem seperti ini akan dikatakan dalam
kondisi steady state. Teori antrian cenderung memusatkan pada kondisi steady
state, sebab kondisi transient lebih suka dianalisa. (Tjutju T. & Dimyati, 1987).
Notasi – notasi dibawah ini digunakan untuk sistem dalam kondisi state :
λ
Tingkat intensitas fasilitas pelayanan : P  (7)
μ

100
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Probabilitas kepastian pelanggan dalam sistem : Pn  Pn (1  P) (8)


P λ
Jumlah rata-rata pelangan yang diharapkan dalam sistem : L   (9)
1- P μ - λ
Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian :
λ2
P2
Lq   (10)
μ(μ - λ) 1 - P
1
Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem : W 
μ-λ
(11)
Waktu yang diharapkan pelanggan selama menunggu dalam antrian :
λ
Wq  (12)
μ(μ - λ)
dimana :
P0 = Probabilitas tidak ada data pelanggan dalam sistem
Pn = Probabilitas jumlah n pelanggan dalam sistem
L = Tingkat kedatangan rata-rata
n = Jumlah pelanggan dalam sistem. ‗
Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem.
λ = Jumlah rata-rata pelanggan yang datang per satuan waktu.
µ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu.
po = Probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem.
P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.
L = Jumlah rata-rata pelangan yang diharapkan dalam sistem.
Lq = Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian.
W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem.
Wq = Waktu yang diharapkan pelanggan selama menunggu dalam antrian.
1/µ = Waktu rata-rata pelayanan.

METODE

Metode Penelitian. Penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) tahap.


Tahap pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari studi pustaka dan survey
awal lokasi penelitian.
Tahap kedua adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Adapun data
primer yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan
observasi (pengamatan) langsung di lapangan. Data primer pada penelitian ini
adalah waktu siklus excavator, waktu siklus dump truck dan data lain yang
berkaitan dengan penelitian ini. sedangkan data sekunder yang dikumpulkan
adalah: a) peta lokasi kegiatan b) target volume pekerjaan pemindahan tanah
penutup batubara c) harga sewa dump truck d) data pendukung lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Tahap ketiga adalah analisis data.
Tahap keempat adalah kesimpulan dan saran.

101
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Metode Analisis. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap baik itu data
primer dan sekunder, tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data
pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, Optimasi jumlah dump truck berdasarkan kapasitas produksi.
Menghitung waktu siklus excavator.
Menghitung waktu siklus dump truck.
Menghitung jumlah dump truck yang diperlukan untuk bekerja kombinasi dengan
excavator.
Menghitung kapasitas produksi dump truck dengan pembulatan jumlah dump
truck
Menghitung kapasitas produksi excavator.
Menentukan optimasi jumlah dump truck dengan berdasarkan kapasitas produksi.
Dari hasil kapasitas produksi dump truck baik yang dibulatkan ke atas maupun
yang ke bawah dipilih nilai yang mendekati dengan kapasitas produksi excavator
dan nilai tersebut adalah nilai optimasi jumlah dump truck berdasarkan kapasitas
produksi.
Kedua, Optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian.
Ketiga, Menghitung banyaknya dump truck yang mampu dilayani oleh excavator.
Keempat, Menentukan model antrian. Dianalisa bahwa barisan antrian termasuk
ukuran kedatangan secara tidak terbatas dan karena hanya dilayani oleh 1 buah
excavator maka termasuk populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal
dengan disiplin pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFS = first came
first service).
Kelima, Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori
antrian dengan persamaan teori antrian populasi tidak terbatas dengan pelayanan
tunggal.
Keenam, Membandingkan jumlah dump truck yang paling ekonomis berdasarkan
kapasitas produksi dan teori antrian dari segi waktu pelaksanaan dan biaya
produksi alat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapakah jumlah dump truck
yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan dari kedua cara tersebut di atas
dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimasi Jumlah Dump Truck Berdasarkan Kapasitas Produksi


Perhitungan Cycle TimeExcavator. Waktu siklus (Cycle time) untuk excavator
didapatkan dari hasil pengamatan yang secara langsung dilakukan di lapangan.
Tabel 1 berikut merupakan cycle time rata-rata yang didapatkan dari pengolahan
data yang telah dilakukan.
Table 1. Waktu siklus (Cycle Time) Rata-Rata Excavator dalam satuan detik.
No. Unit Digging Swing Passing Swing Total
Load Empty
EX 429 5.12 6.17 4.13 4.22 19.65
EX 430 6.77 4.59 3.95 4.44 19.75
EX 425 5.83 4.62 3.98 4.77 19.20
EX 431 5.61 5.51 4.03 4.33 19.48
EX 432 5.74 5.29 4.09 4.35 19.47

102
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Perhitungan Cycle Time Dump truck. Waktu siklus (Cycle time) untuk dump
truck didapatkan dari hasil pengamatan yang secara langsung dilakukan di
lapangan. Tabel 2 berikut merupakan cycle time rata-rata yang didapatkan dari
pengolahan data yang telah dilakukan.

Tabel 2. Waktu siklus (Cycle Time) Rata-Rata Dump truck dalam satuan detik.
No. Waiting Spotting Loading Travel Spotting Dumping Travel total
Unit Front Front Time To Dumping Time To
Disposal Front
EX 429 46,77 35,83 80,25 200,82 22,98 41,05 157,44 585,15
EX 430 37,00 37,02 79,54 214,78 33,58 36,18 185,60 623,70
EX 425 47,56 34,91 95,17 296,27 19,77 30,29 163,45 574,93
EX 431 26,01 36,39 83,11 209,16 24,07 44,65 167,16 590,55
EX 432 28,75 36,14 89,73 211,99 18,75 39,74 193,90 619,00

PerhitunganMatch Factor. Match factor merupakan keserasian/kombinasi


antara excavator terhadap dump truck sehingga pada proses pengupasan
overburden tidak undertruck atau overtruck. Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan yang diambil dari lapangan seperti jumlah excavator, jumlah dump
truck, cycle time backhoe dan cycle time dump truck maka di dapat hasil match
factor seperti perhitungan dan tabel3 berikut.
Contoh perhitungan Match factor Excavator 429
Diketahui :
Jumlah EX : 1 unit
Jumlah DT : 6 unit
Cycle time EX : 0,33 menit
Cycle time DT : 9,75 menit
Jumlah pengisian bucket : 5 kali
Maka Match Factornya :
MF = n pengisian x n dump truck x CT EX
n alat muat x CT DT
= 5 x 6 x 0,33
1 x 9,75
= 1.01
Tabel3.Match Factorper Excavator
No. Unit Match Factor
EX 429 1.01
EX 430 1.11
EX 425 1.00
EX 431 0.99
EX 432 1.10

103
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Produksi Excavator dan Dump truck. Contoh Perhitungan produksi Excavator


429
Diketahui :
Jarak disposal : 1200 m
Cycle time DT : 9,75 menit
Cycle time EX : 0,327 menit
Kapasitas bucket : 2,21 BCM
Bucket fill factor : 0,95
Efisiensi DT : 0,62
Efisiensi EX : 0,62
Maka perhitungan sesuai rumus sebagai berikut :
Produksi EX (backoe)
Produksi per siklus
q = kapasitas bucket x Bucket fill factor
= 2,21 x 0,95
= 2,1 BCM
Produksi EX per jam
Q = q x 60 x E
CT
= 2,1 x 60 x 0,62
0,327
= 238,84 BCM/jam
Produksi DT (dump truck)
Produksi per siklus
q = jumlah pengisian x kapasitas bucket xBucket fill factor
= 5 x 2,21 x 0,95
= 10.5 BCM
Produksi DT per jam
Q = q x 60 x E
CT
= 10,4 x 60 x 0,62
9,75
= 40,04 BCM/jam
Produksi total dump truck (DT) = jumlah dump truck x Q dump truck
= 6 x 40,04 BCM/jam
= 240,25 BCM/jam

Jumlah produksi excavator dan dump truck berdasarkan hitungan di atas dapat
dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

104
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Tabel4.Perhitungan Produksi DumpTruckdan Excavator


No Cycle Ju Cycle Ka Fakt Fak Fak Produksi Excavator
Unit Time mla Time pasi or tor tor Produksi Dump
Exca DT h Exca tas Isian Efis Efis Truck
vator (Men DT vator Buc Buck iens iens
it) (uni (Men ket et i i
t) it) (BC Exc DT
M) ava
tor
Produksi Per Poduksi Produks Produksi
Siklus (BCM) Perjam i pe per DT
(BCM) siklus Per jam
(BCM) (BCM)
429 9.75 6 0.327 221 0.95 0.62 0.62 2.10 238.84 10.50 40.04
430 10.40 7 0.329 221 0.95 0.62 0.62 2.10 237.39 10.50 37.57
425 9.58 6 0.320 221 0.95 0.62 0.62 2.10 244.07 10.50 40.75
431 9.84 6 0.325 221 0.95 0.62 0.62 2.10 240.31 10.50 39.68
432 10.32 7 0.325 221 0.95 0.62 0.62 2.10 240.31 10.50 37.85

Penentuan Jumlah Dump Truck yang Optimal Berdasarkan Kapasitas


Produksi. Dari hasil kapasitas produksi dump truck baik yang dibulatkan ke atas
maupun yang ke bawah dipilih nilai yang mendekati dengan kapasitas produksi
excavator dan nilai tersebut adalah nilai jumlah dump truck yang optimal
berdasarkan kapasitas produksi. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan Dump
Truck masing-masing excavator dapat ditentukan dengan matching factor 1.
Cara perhitungannya adalah dengan menghitung aktual jumlah dump truck
yang dibutuhkan untuk bekerja masing-masing excavator sesuai dengan waktu
siklus.
Jumlah Dump Truck = waktu siklus dump truck
waktu siklus excavator x jumlah pengisian

Contoh hitungan pada Excavator 429 :


Waktu siklus dump truck 9.75 menit jumlah pengisian 5 kali
Waktu siklus excavator 0.327 menit
Sehingga Jumlah Dump Truck pada Excavator 429 = 9.75 menit = 5.957
unit  6 unit
0.327 menit x 5

Dengan menghitung pada excavator lainnya, maka dapat diperoleh hasil


kebutuhan dump truck berdasarkan kapasitas produksi dengan match factor 1
sebanyak 30 dump truck, dari aktual nya sebanyak 32 dump truck. Dengan
demikian, kita dapat menghemat penggunaan dump truck 2 unit, yang dapat
berdampak pengurangan biaya operasional.
Hasil perhiutngan lengkap perhitungan jumlah Dump Truck berdasarkan
kapasitas produksi dengan matching factor 1 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah unit, produksi unit, dan match factor berdasarkan metode
kapasitas produksi

105
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

No. Jumlah Jumlah Cycle Cycle Time Jumlah Marchin Jumlah


Unit Excavat Dump Time Dump pengisi g Factor Dump
Excav or (unit) Truck Excavat Truck an Truck
ator Aktual or (menit) (bucket Simulasi
(unit) (menit) ) (unit)
429 1 6 0.33 9.75 5 1.01 6.00
430 1 7 0.33 10.40 5 1.11 6.00
425 1 6 0.32 9.58 5 1.00 6.00
431 1 6 0.33 9.84 5 0.99 6.00
432 1 7 0.33 10.32 5 1.10 6.00
Total 5.00 32.00 30.00

Optimasi Jumlah Dump Truck dengan Teori Antrian


Perhitungan Jumlah Dump Truck yang Mampu Dilayani oleh Excavator.
Jika diketahui Qe = produksi excavator per jam dan q1 = produksi per siklus
dump truck, maka jumlah Dump Truck yang mampu dilayani oleh excavator 429
adalah :
Qe = 215.01 = 22,75 unit  23 unit (dibulatkan menjadi 23 unit per jam)
q1 9.45
Berarti dalam 1 jamnya excavator mampu melayani 6 unit dump truck,
sedangkan waktu siklus untuk 1 unit dump truck adalah 9.75 menit, berarti ada
beberapa dump truck yang kembali dimuati oleh excavator dalam 1 jamnya dan
begitu seterusnya. Jadi dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkutan tanah penutup
dengan menggunakan teori antrian akan mencari jumlah dump truck yang optimal
(melakukan dua siklus antrian).

Penentuan Model Antrian. Berdasarkan analisa, bahwa barisan antrian termasuk


ukuran kedatangan secara tidak terbatas dan karena hanya dilayani oleh satu buah
excavator maka termasuk populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal
dengan disiplin pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFS = first came
first service)

Menghitung Optimasi Jumlah Dump Truck dengan menggunakan Teori


Antrian. Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori
antrian dengan persamaan teori antrian populasi tidak terbatas dengan pelayanan
tunggal dengan persamaan (7) sebagai berikut :
λ
Ls =
μ-λ
Untuk siklus dump truck adalah 9,75 menit dan untuk 1 jamnya excavator
mampu melayani 23 unit dump truck. Ini berarti 1 unit dump truck membutuhkan
λ =23 unit / 60 menit atau dapat dinotasikan dengan λ = 0,38
1
Waktu pelayanan (Ws) =
μ-λ

106
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

1 1
9,75 = maka μ - 0,38 = μ = 0,48
μ - 0,38 9,75

Dimasukkan dalam persamaan


λ
Ls =
μ-λ
0,38
Ls = = 3.8 unit dump tuck
0,48 - 0,38
Jadi dengan menggunakan teori antrian dibutuhkan dump truck untuk
excavator 429 sebanyak 4 unit.
Tabel 6. Jumlah unit dan produksi unitberdasarkan metode teori antrian

Produksi Dump Jml DT yg


Produksi Excavator
Cycle Truck mampu Jml DT Jml DT Teori
Cycle
l
No. Unit Time Produksi dilayani Teori Antrian
Excavator
Time DT
Excavator
Produksi Produksi Produksi
per DT excavator μ Antrian Pembulatan
(menit) per Siklus per Jam per siklus
(menit) per Jam dlm 1 jam (unit) (unit)
(BCM) (BCM) (BCM)
(BCM) (unit)

429 9.75 0.327 2.10 238.84 10.50 40.04 22.75 0.38 0.48 3.70 4
430 10.40 0.329 2.10 237.39 10.50 37.57 22.61 0.38 0.47 3.92 4
425 9.58 0.320 2.10 244.07 10.50 40.75 23.25 0.39 0.49 3.71 4
431 9.84 0.325 2.10 240.31 10.50 39.68 22.89 0.38 0.48 3.76 4
432 10.32 0.325 2.10 240.31 10.50 37.85 22.89 0.38 0.48 3.94 4
Total 20

PENUTUP
Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan
dari hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah dump truck
yang dibutuhkan berdasarkan kapasitas produksi adalah 30 unit sedangkan
berdasarkan teori antrian adalah 20 unit

Saran. Untuk menghasilkan optimasi produksi berdasarkan biaya minimum maka


perlu dilakukan perhitungan biaya operasional yang lebih detil dan untuk
mencapai produksi diharapkan maka perlu dipersiapkan alat yang siap dipakai dan
perlu dilakukan monitor terhadap pencapaian produktivitas masing-masing alat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2004). Specification and Aplication Handbook. 25 th Edition, Komatsu


Ltd.
Anonim. (2007). Caterpillar Performance Handbook. 34th Edition, Caterpillar
Inc.
Anonim. (2010). Scania Performance Handbook. PT. United Tractor, Tbk
Aminudin. (2005). Prinsip-prinsip Riset Operasi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Cacceta & Burt. (2013). Equipment Selection for Surface Mining : A Review.
University of Melbourne, Melbourne, Australia.
Darmansyah, N. (1998). Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat. Cetakan I,
Penerbit Universitas Sriwijaya.

107
Prasmoro 93–108 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Dimyati, T.T. dan Dimyati, A. (1992). Operations Research. Penerbit Sinar Baru
Algesindo,Jakarta
Prodjosumarto, P. (1993). Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik
Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.
Rizal, A.F. (2006). Optimasi Jumlah Dump Truck pada Pekerjaan Timbunan
denganMenerapkan Teori Antrian (Studi Kasus Peningkatan Jalan Lingkar
Selatan Kota Waringin Timur), Tugas Akhir Jurusan / Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya, Palangka Raya.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Edisi Ke-6, Penerbit Tarsito: Bandung
Suryadharma, H. dan Wigroho, H.Y. (1998). Alat-alat Berat, Penerbitan
Universitas AtmaJaya Yogyakarta, Yogyakarta.

108

Anda mungkin juga menyukai