Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN UMUM
bijih nikel pada 12 Januari 2014 silam, aktifitas produksi perusahaan terhenti.
Namun ke depan kami akan mulai melakukan kegiatan produksi setelah mendapat
Indonesia (ANI), terletak pada titik kordinat 00 30’ 31” Lintang Utara dan 128
II.2LokasidanKesampaian Daerah.
Indonesia (ANI), terletak pada titik kordinat 00 30’ 31” Lintang Utara dan 128
6
Untuk mencapai lokasi tersebut dapat ditempuh dengan rute sebagai berikut :
Ternate – Sofifi
Sofifi – Buli
Sofifi – Buli, dicapai dengan mengunakan kendaraan roda empat dengan waktu
Buli – Maba
Buli – Maba, dicapai dengan mengunakan transportasi darat( Long Bout ) dengan
Ternate – Buli
Ternate – Buli, dapat dicapai dengan mengunakan pesawat udara dengan waktu
2.3.1 Topografi
Secara umum ciri khas yang menonjol pada lokasi penelitian adalah
reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak
7
sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan
2.3.2Morfologi
500 meter diatas permukaan laut. Pada tiap daerah perbukitan terlihat
lereng dengan kedalaman yang sangat berfariasi dan daerah ini dicirikan
oleh batuan ultra basa yang menjadi penyusun utama dari daerah ini.
2.3.3 Starigrafi
endapan bijih nikel laterit terletak dalam“ Circum Pacivic Orogenic Belt “
dimana batuan dasar dari lingkungan jalur ini terdiri dari batuan pratersier.
Lapisan laterit yang terdapat di PT. Adhita Nikel Indonesia (ANI), dan
ultra basa.
8
Mengenai adanya endapan Nikel secara geologi dapat di sebutkan
menghasilkan residual serta pengkayaan Nikel yang tidak mudah larut dan
bentuk mineral garnierite (Ni, Mg)3 Si2O5 (OH)4 pada lapisan Saprolit
berwarna kuning kecoklatan berbentuk hitam atau abu – abu putih dengan
warna kehijauan pada bagian tepi atau pinggir.Tampak pula batuan ultra
basa pada daerah penelitian ini mengalami proses serpentinisasi yang cukup
kuat selain oleh keaadan morfologi, pembentuk endapan bijih nikel laterit
9
Berupa batugamping berwarna putih kelabu dan merah, berbu tirhalus-
2.3.4 Litologi
seluruhnya berasal dari pelapukan batuan ultra basa yang lebih dikenal
kadar bijih tertentu. Proses pelapukan pada batuan ultra mafik tersebut
penyusunnyamengalamidesintegrasidandekomposis.
menghasilkan residual serta pengkayaan nikel yang tidak mudah larut dan
mineral himatit (Fe2 O3 ) pada lapisan laterit. Singkapan batuan ultra basa
berbentuk hitam atau abu-abu putih dengan warna kehijauan pada bagian
10
Tampak pula batuan ultra basa pada penelitian ini telah mengalami
sesardansebagiannya.Padalapanganterlihatbahwabanyakrekahan-
2.3.5 Vegetasi
nikel dan kromit. Laterit nikel banyak di jumpai di daerah kegiatan, meliputi
Vegetasi yang ada pada daerah ini sama halnya dengan daerah
vegetasi hutan pantai, dan vegetasi hutan pegunungan. Vegetasi hutan pantai
menempati hampir seluruh garis pantai daerah PT. Adhita Nikel Indonesia
11
oleh sebagian vegetasi yang hampir sama dikepulauan Halmahera dan
jenis-jenis berdaun jarum seperti Cemara, Pinus Irian, dan hanya sebagian
tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Musim kemarau hamper
terjadi sepanjang tahun.Berdasarkan data curah hujan dari tahun 2012-2017 yang
ada pada lembar lampiran, rata-rata curah hujan pertahun adalah 2812.20 mm,
dengan musim hujan antara bulan Mei – Juni dan musim kemarau antara bulan
dilihat dengan seksama data curah hujan di daerah penelitian, maka daerah ini
memiliki curah hujan yang sangat tinggi serta menjadi salah satu indikasi pernah
12
400
350
300
Intensitas Hujan (mm)
250
200
150
100
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan
13