Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN UMUM
5
PT. Konutara Sejati terletak di desa Sari Mukti, Kecamatan Langggikima,
Kabupaten Konawe Utara berjarak ± 10 Km dari jalan trans Sulawesi Tenggara
menuju Sulawesi Tengah. Dari kabupaten Kolaka menuju ibu kota Provinsi
Sulawesi Tenggara (Kendari) di tempuh dengan waktu tempuh kurang lebih 4 jam
perjalanan, kemudian dari kota Kendari menuju ibu kota Kabupaten Konawe
Utara (Asera) ditempuh dengan waktu kurang lebih 3 jam perjalanan. Asera
menuju kecamatan langgikima desa sarimukti (PT. Konutara Sejati) ditempuh
dengan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan umum
maupun roda dua.
6
Kegagalan ketercapaian target produksi yang disebabkan oleh jalan
kondisi jalan angkut dapat dilihat pada bagan FTA berikut ini :
A1
B1 B2
C1 C2 C3
D1 D2 D3
7
Kondisi Lebar Jalan Pos Lebar
Pos 1 6,5 m
Lebar jalan Lurus
Pos 2 7,3 m
8
Vegetasi sekunder merupakan vegetasi yang tumbuh setelah vegetasi asli
mengalami gangguan akibat dari aktivitas penambangan. Penyebaran vegetasi
tersebut meliputi keseluruhan daerah datar sekitar perkampungan dan pemukiman
karyawan perusahaan serta daerah perbukitan yang telah ditambang. Vegetasi
sekunder misalnya tumbuhan jati putih, jati lokal, akasia dan berbagai rumput-
rumputan.
B. Geologi Lokal
Secara geologi Wilayah IUP PT. Konutara sejati merupakan daerah
kompleks Ultramafik yang terdiri dari atas Batuan Harzburgit, Lerzolit, dan
Dunit, biasanya dengan batuan metamorfik akibat tektonik (umumnya
serpentinit). Wilayah ini merupakan formasi tektonik Ofiolit yang merupakan
kompleks batuan dengan berbagai karakteristik dari layer ultramafik. Menurut
Hutchison (1983 dalam Skripsi Try Yulya Dasmi, 2019), merupakan kumpulan
khusus dari batuan mafik-ultramafik dengan batuan beku sedikit kaya asam
sodium dan khas berasosiasi dengan batuan sedimen laut dalam. Ofiolit
diintrepretasikan sebagai kerak samudera dan batuan tektonik mantel bagian atas
dan akhirnya membentuk daratan. Diperkirakan terbentuk pada era Mesozoikum
dan berumur Jura atau Kapur awal.
9
Sumber : PT. Konutara Sejati (2020)
Gambar 2.4 Peta Geologi Wilayah PT.Konutara Sejati
10
2.7 Genesa Endapan Bijih Nikel
Endapan bijih yang terdapat di daerah Konawe Utara termasuk dalam
jenis nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan asalnya yaitu batuan
ultrabasa seperti batuan peridotit. Batuan induk peridotit terdiri dari mineral
utama olivin dan piroksin, serta beberapa jenis mineral tambahan seperti kromit,
magnetit, dan kobal. Proses serpentinasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat
pengaruh larutan hydrothermal, akan merubah batuan peridotit menjadi serpentinit
atau batuan serpentinit peridotit. Proses ini dianggap sebagai awal terbentuknya
suatu endapan residu bijih nikel. Akibat dari proses pelapukan yang terjadi pada
kondisi curah hujan yang cukup tinggi sehingga membentuk air tanah dan
perubahan suhu yang cepat, maka batuan tersebut mengalami deskomposisi dan
menghasilkan tanah laterit yang kaya dengan unsur-unsur Fe serta silika yang
mengandung unsur-unsur Ni, Co, Mn dan Ca. Proses ini disebut sebagai proses
laterisasi dimana proses mekanis memegang peranan penting, bersama sirkulasi
air yang berasal dari hujan atau air yang mengandung unsur-unsur Mg, Fe, Ca
akan terbawa dan larut. (Sukandarrumidi, 1999, dalam Skripsi Try Yulya Dasmi,
2019).
Proses pembentukan endapan nikel laterit ini diawali dari proses
pelapukan batuan ultramafik yaitu seperti peridotit, serpentinit dan dunit dengan
kandungan mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi sehingga sangat
mudah mengalami proses pelapukan karena mineral – mineral tersebut tidak
stabil. Sebelum terbentuk profil nikel laterit yang terdiri dari bedrock, saprolit,
dan limonit, pada awalnya semua merupakan satu kesatuan bedrock yang
tersingkap dipermukaan. Bedrock tersebut merupakan bagian dari kelompok
batuan ofiolit yang ada di Sulawesi dan merupakan cikal bakal terbentuknya
endapan nikel laterit pada area konsesi dan sekitarnya.
11
1. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Stripping OB)
Pengupasan dan pengangkutan tanah penutup diangkut ke disposal area
(tempat yang sengaja disediakan untuk menampung OB kemudian akan
digunakan untuk menutupi daerah pasca tambang sebagai dasar bagi tanaman
penghijauan dalam revegetasi. Alat berat yang dioperasikan untuk kegiatan ini
adalah Excavator sebagai alat gali muat. Sedangkan pengangkutan dipergunakan
alat angkut Dump Truck.
12
adalah Excavator. Dengan waktu edar alat muat Excavator tersebut dimulai saat
Excavator menyentuh material, waktu menggali material, waktu angkat bucket
dan swing berisi, waktu mengarahkan bucket dan tumpah isi bucket, waktu swing
kosong sampai menyentuh material kembali. Proses terus berlanjut sampai Dump
Truck penuh. Setelah kegiatan pemuatan selesai maka dilanjutkan dengan
kegiatan pengangkutan. Pengangkutan ore hasil penambangan dapat dilakukan
dengan alat angkut Dump Truck dari lokasi penambangan menuju ETO (Stock
pile) kemudian dilakukan pengecekan kadar kembali sebelum dilakukan
pengangkutan menuju EFO (Stok yard).
13
Organosol 23.566 Ha atau 4,71%, Mediteran 16.961 Ha atau 3,39%, Aluvial
24.067 Ha atau 4,80% dan tanah campuran 178.071 Ha atau 35,59%. Peta konutur
dapat dilihat pada gambar 2.7
14
Sumber : PT. Konutara Sejati (2020)
Gambar 2.7 Peta Kontur PT. Konutara Sejati
15