Terapi Aktivitas Kelompok Mengambar

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK “ STIMULASI SENSORIS MENGAMBAR”

DIRUANG ELANG RSJ PROF. JAWA BARAT

DISUSUN OLEH :

Budi setiyawan, S.Kep Ayu Pratiwi, S.Kep


Rahmat Zikri, S.Kep Yuli Asminda, S.Kep
Debi Dhian Febri R, S.Kep Yenifon Livrinur, S.Kep
Ammi Mardhatillah, S.Kep

PRESEPTOR KLINIK PRESEPTOR AKADEMIK

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATANFORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya proposal
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Proposal “Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Suara Sesi 2: Mengambar, ini
dibuat untuk memenuhi tugas stase keperawatan Jiwa Profesi NersStikes Fort De
KockBukittinggi tahun ajaran 2018.

Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:

Bapak sebagai pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
demi terselesaikannya proposal ini. Bapak selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan hingga terselesainya proposal TAK ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal ini.

emoga proposal ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa keperawatan dan dapat dijadikan
sebagai bahan acuan pembuatan proposal selanjutnya serta dapat menambah pengetahuan para
mahasiswa profesi ners.

Penulis, 17 Januari 2018

MahasiswaProfesi Ners Stikes FDK


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK “STIMULUS PRESEPSI”
MENGGAMBAR EKSPRESI PERASAAN

Terapis : 7 orang mahasiswa Stikes Fort De Kock


Sasaran : 5 orang klien RSJ Propinsi Jawa Barat
Tempat : Ruang rawat Elang RSJ Prof Jabar

A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan
dan mempertahankan perilaku yang berkontribusi pada fungsi yang terintegrasi baik
individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. Perawatan ini termasuk intervensi
yang behubungan dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Intervensi keperawatan
yang spesifik dalam pencegahan primer termasuk penyuluhan kesehatan, pengubahan
lingkungan dan dukungan sistem sosial. Secara khusus dalam usaha peningkatan pelayanan
kesehatan jiwa bagi klien yang kondisi fisik dan fisiologis yang lemah perlu melibatkan
keluarga klien untuk berpartisipasi aktif dalam pelayanan terapi. Gangguan jiwa yaitu suatu
sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distress
atau penderita dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia
(Keliat, 2009).
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang signifikan
setiap tahun diberbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah.
Berdasarkan data dari WHO dalamYoseph 2013 ada sekitar 450 juta orang di dunia
mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan, setidaknya ada satu dari empat orang di dunia
mengalami masalah mental dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia
suadah menjadi masalah yang sangat serius. Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim
dalam Mubarta 2011 prevalensi masalah kesehatan jiwa di idonesia sebesar 6,55%. Angka
tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan negara lain.
Penatalaksanaan keperawatan dengan klien gangguan jiwa adalah pemberian terapi
modalitas yang salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok (TAK). Terapi aktivitas
kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok
klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi,
dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).
Terapi aktivitas kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus terapi
adalah membuat sadar diri (self-awareness). Peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan, atau ketiganya. TAK stimulasi adalah TAK dengan fokus memberikan stimulasi
kepada pasien agar mampu memberikan respon yang adekuat. TAK stimulasi sensori
diindikasikan untuk pasien isolasi sosial, harga diri rendah, dan kurang komunikasi verbal
(Keliat & Akemat, 2005).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
panca indra (sensori) agar memberi respons yang asdekuat. TAK stimulasi sensori adalah
TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi
perubahan perilaku (Keliat & Akemat, 2005).
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab
penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawat jiwa
haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan benar. Salah satu
bentuknya adalah menggambar. Alasan kami memilih menggambar adalah dengan
permainan ini bisa melatih kemampuan pasien untuk mengekpresikan perasaannya pada saat
itu .

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya melalui gambar
pada saat itu.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
b. Klien dapat meningkatkan komunikasi verbal
c. Klien dapat melakukan kerjasama antar individu
d. Meningkatkan kemampuan koordinasi motorik individu
e. Klien mampu mengenalkan diri
f. Klien mampu berkenalan dan mengenal orang lain
C. Kriteria Anggota Kelompok
a. Klien dengan gangguan halusinasi
b. Klien yang kooperatif
c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain
d. Klien yang sehat secara fisik
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
D. Jadwal Kegiatan
Hari / tanggal : Selasa / 23 Januari 2018
Tempat : Ruangan Elang
Waktu : 15.00 WIB

E. Metode Pelaksanaan
- Dinamika kelompok
- Bermain aktif (menggambar)

F. Media dan Alat


· Kertas gambar
· Pensil
· Penghapus

G. Pengorganisasian Terapis
1. Leader : Budi setiyawan, S.Kep
2. Co Leader : Rahmat Zikri, S.Kep
3. Fasilitator : Yuli Asminda, S.Kep
Debi Dhian Febri R, S.Kep
Yenifon Livrinur, S.Kep
Ammi Mardhatillah, S.Kep
4. Observer : Ayu Pratiwi, S.Kep
H. Setting tempat

Tempat di setting berbentuk lingkaran.


Keterangan :

: Leader

: Co leader

: Observer

: Audiens

: Fasilitator & observer

: CI Klinik dan CI Akademik

I. Langkah kegiatan TAK


No Kegiatan TAK Kegiatan Audiens Jam
1 Tahap pembukaan :
1. Mengucapkan salam - Menjawab salam
2. Mengingatkan kontrak - Mendengarkan dan
waktu dengan klien yang menyetujui kontrak
telah mengikuti sesi 2 waktu
3. Menanyakan perasaan klien - Mengutarakan
saat ini perasaan masing-
4. Menjelaskan tujuan 5 Menit
masing
kegiatan yaitu menggambar - Mendengarkan dan
dan menceritakannya memperhatikan
kepada orang lain
- Memperhatikan dan
5. Menjelaskan peraturan menyetujui
TAK, seperti : peraturan TAK
a) Jika ada klien yang
ingin meninggalkan
kelompok harus
minta izin.
b) Lama kegiatan 45
menit
c) Setiapklien
mengikuti kegiatan
dari awal sampai
selesai.
2 Tahap kerja :
1. Terapis menjelaskan - Mendengarkan dan
kegiatan yang akan memperhatikan
dilaksanakan yaitu
menggambar dan
menceritakan hasil gambar - Menerima kertas
kepada klien lain. dan pensil dari
2. Terapis membagikan kertas
terapis
dan pensil untuk tiap klien. - Klien menggambar
3. Terapis meminta klien
apa yang
menggambar apa saja sesuai
diinginkannya
dengan yang diinginkan saat - Klien tetap
ini. menggambar
4. Sementara klien
menggambar, terapis 30 Menit
berkeliling dan member
penguatan kepada klien
- Klien menceritakan
untuk terus menggambar,
tentang makna dari
jangan mencela klien.
gambar yang
5. Setelah semua klien selesai
dibuatnya.
menggambar, terapis
meminta masing-masing
klien untuk memperlihatkan
dan menceritakan gambar
yang telah dibuatnya kepada
- Setiap klien
klien lain, yang harus
menceritakan apa
diceritakan adalah gambar
gambarnya dan
apa dan apa makna gambar
makna dari
tersebut menurut klien.
6. Kegiatan point 5 dilakukan gambarnya tersebut.
- mendengarkan dan
sampai semua klien
bertepuk tangan
mendapat giliran.
7. Setiap kali klien selesai
menceritakan gambarnya,
terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan.
3 Tahap terminasi :
1. Evaluasi
a) Terapis menanyakan
- Mendengarkan dan
perasaan klien
mengemukakan
setelah mengikuti
pendapat
TAK. - Mendengarkan dan
b) Terapis memberikan
memperhatikan
pujian atas
keberhasilan
- Mendengarkan dan
kelompok
memperhatikan
2. Tindak lanjut
a) Terapis
10 Menit
menganjurkan klien
untuk
- Mendengarkan dan
mengepresikan
meyetujui
perasaan melalui
- Mendengarkan dan
gambar.
3. Kontrak yang akan datang menyetujui
a) Menyepakati TAK
yang akan datang
yaitu menonton TV
b) Menyepakati waktu
dan tempat

J. Tata Tertib
Tata tertib untuk kegiatan TAK, antara lain:
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
4. Tidak diperkenankan makandanminum selama kegiatan TAK berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacau jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum selesai makan
pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK pada
anggota.

K. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemapuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulus sensori mendengar musik, meberi pendapat tentang musik yang didengar,
dan perasaan saat mendengar musik. Hal-hal yang perlu dievaluasi, antara lain:
a. Evaluasi struktur
1) Tim berjumlah 5 orang, terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 2 orang fasilitator
dan 1 observer
2) Lingkungan tenang
3) Peralatan
b. Evaluasi proses
1) Minimal 75% dapat mengikuti permainan dan dapat mengkuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
2) Minimal 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
c. Evaluasi akhir
1) Minimal 75% mampu memahami gambar yang dibuat
2) Minimal 75% mampu menceritakan perasaannya setelah mengambar..
3) Minimal 75% mampu mengikuti peraturan kegiatan.
4) Minimal 75% mampu menyebutkan manfaat dari TAK.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang di miliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien contoh : Klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi sensori
mengambar. Klien mengikuti sampai selesai. Klien mampu mengambar menyebutkan
nama gabmbar dan menceritakn makna gambar. Anjurkan klien untuk
mengungkapkan perasaan melalui gambar.
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, Dadang. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Keliat, B. A. 2005. Proses Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. & Akemat. 2014. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas kelompok Edisi 2. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai