Makalah Titik Impas
Makalah Titik Impas
Makalah Titik Impas
Dibuat Oleh :
KELOMPOK 6 :
M. FARHAN IPAENIN
NIM : 1315154004
RUBEN SOUHOKA
NIM : 1315154006
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah materi mata kuliah Ekonomi Rekayasa yang
berjudul “BREAK EVEN POINT” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi uraian mengenai Break Even Point mulai dari pengertian Break Even Point
(BEP), unsur-unsur pokok dalam analisa Titik Impas, Cara Menentukan Break Even Point
(BEP)/Titik Impas, dan Keterbatasan Analisis Break Even Point. Tak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata kuliah
Ekonomi Rekayasa, dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan informasi mengenai “BREAK EVEN POINT” bagi para
pembaca.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna
kesempurnaan tugas makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata
yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga bermanfaat. Termakasih .
Penyusun
i|CIVIL ENGINERING
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA
ii | C I V I L E N G I N E R I N G
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar pembaca bisa mengetahui dan menambah
wawasan pembaca yang menegenai materi yang telah dibuat. Setelah membaca makalah ini
pembaca diharapkan dapat menambah pengetahuan yang lebih lagi tentang Analisa Titik
Impas
1|CIVIL ENGINERING
BAB II
PEMBAHASAN
2|CIVIL ENGINERING
2.2. Unsur-Unsur Pokok Dalam Analisa Break Even Point
Analisa unsur-unsur yang mempengaruhi break even point yaitu biaya, volume, harga
jual serta laba itu sendiri.
Pengertian biaya dan beban di dalam bahasa Indonesia belum dibedakan dengan tepat.
Seringkali istilah cost digunakan secara sinonim dengan istilah expense. Mulyadi (1986:4)
membedakan pengertian antara cost dan expense sebagai berikut: “cost adalah bagian dari
harga perolehan tahun harga beli aktiva yang ditunda pembebannya atau belum dimanfaatkan
dalam hubungannya dengan realisasi penghasilan”. Sedang expense adalah cost yang
dikorbankan di dalam usaha memperoleh penghasilan.
Yang dimaksud dengan volume yang terdapat dalam analisa Break Even Point adalah
jumlah unit produksi atau jumlah unit penjualan.
Harga jual per unit adalah sejumlah uang yang diterima atau piutang yang timbul atas
penyerahan barang dan jasa kepada konsumen dalam setiap unitnya. Harga jual bisa berupa
harga jual bersih atau bisa harga jual kotor. Sedangkan yang digunakan dalam analisa Break
Even Point adalah harga jual bersih yang terlepas dari berbagai macam potongan.
Laba adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, dimana keuntungan ini berasal
dari penghasilan setelah dikurangi biaya.
Alwi (1994:267) menyatakan: “Variabel-variabel yang membentuk Break Even Point
adalah harga jual dan biaya (biaya tetap dan biaya variabel)”. Kedua variabel tersebut saling
terkait antara satu dengan lainnya, perubahaan salah satu dari variabel yang dimaksud
mengakibatkan perubahan besarnya titik Break Even Point.
Harga Jual
Pengertian harga jual menurut Kotler (1994:474) adalah sebagai berikut: “Price is
what the seller feels it is worth, in terms of money to the buyer.” Di mana pengertiannya
adalah harga bagi penjual merupakan suatu nilai dalam uang yang ditawarkan pada
pembeli. Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa harga yang dibayar oleh pembeli
sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual, serta penjual juga menginginkan
sejumlah keuntungan dari harga tersebut.
Tujuan penetapan harga menurut Kotler (1994:491-493) adalah: (1) survival, (2)
maximum current profit, (3) maximum current revenue, (4) maximum sales growth, (5)
maximum market skimming, (6) product quality leadership.
Penetapan harga jual pada suatu produk amatlah penting, kesalahan dalam penetapan
harga akan berakibat fatal bagi segi keuangan dan akan mempengaruhi kontinuitas usaha.
3|CIVIL ENGINERING
Ada beberapa metode yang biasanya digunakan dalam menetapkan harga menurut
Kotler (1994:498-506), yaitu:
1. Cost Based Pricing
a. Mark up pricing (cost plus pricing) : adalah penetapan harga jual dengan
menambah tingkat keuntungan pada biaya-biaya yang telah dibebankan pada
barang.
b. Target profit pricing : adalah penetapan harga jual yang didasarkan atas
permintaan.
2. Buyer based pricing : adalah penetapan harga jual berdasarkan nilai / citra yang
dirasakan konsumen terhadap produk.
3. Competition based pricing
1. Going rate pricing : adalah penetapan harga jual berdasarkan harga yang
ditetapkan oleh pesaing.
2. Sealed – bid pricing : adalah penetapan harga jual dalam situasi dimana
perusahaan bersaing dengan cara menetapkan harga jual yang lebih rendah dari
harga yang ditetapkan pesaing.
Alwi (1994:234) menyatakan bahwa harga jual suatu produk pada umumnya adalah
kumpulan dari biaya produksi, biaya penjualan dan biaya lain-lain di tambah dengan
sejumlah keuntungan yang diinginkan produsen yang ditawarkan kepada konsumen.
Sedang masing-masing biaya tersebut mempunyai berbagai karakter yang berbeda antara
biaya yang satu dengan yang lain. Seperti halnya biaya tetap mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan biaya variabel.
Biaya
Menurut Alwi (1994:44) menyatakan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis.
Sumber ekonomis yang dimaksudkan adalah suatu sumber yang memiliki adanya sifat
kelangkaan (scarcity).
Klasifikasi biaya
Masing-masing biaya mempunyai perbedaan antara biaya yang satu dengan biaya
lainnya. Masing-masing perbedaan tersebut juga tergantung dari sudut pandangnya
masing-masing. Namun terkait dengan Break Even Point klasifikasi dari biaya yang
dimaksudkan yaitu berdasarkan sifatnya. Halim (1995:52) menyatakan bahwa: “Biaya
berdasarkan sifatnya terdiri dari biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel”.
4|CIVIL ENGINERING
1. Biaya tetap
Menurut Alwi (1994:110) menyatakan bahwa biaya tetap adalah biaya yang
dikeluarkan yang tidak terpengaruh dengan volume produksi. Atau dengan kata lain,
turun naiknya volume produksi tidak mempengaruhi besarnya biaya yang
dimaksudkan. Untuk itu karakteristik biaya tetap adalah sebagai berikut:
a. Jumlahnya tetap dalam suatu periode
b. Biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan jumlah produksi, dalam arti
semakin besar jumlah produksi maka biaya tetap per unit semakin kecil
demikian juga berlaku sebaliknya.
2. Biaya Variabel
Alwi (1994:112) menyatakan biaya variabel merupakan sejumlah biaya yang
dikeluarkan yang besarnya tergantung volume produksi, semakin besar volume
produksi akan diikuti dengan melonjaknya biaya tersebut dan demikian juga
sebaliknya. Dengan demikian karakteristik biaya variabel antara lain:
a. Jumlahnya berfluktuasi berdasarkan volume produksi
b. Biaya variabel per unit relatif tetap seiring dengan bertambahnya volume
produksi, tetapi secara keseluruhan total biaya variable berbanding lurus
dengan jumlah produksi, dimana semakin besar total biaya variabel jumlah
produksi semakin besar pula.
3. Biaya Semi Variabel
Alwi (1994:114) menyatakan bahwa biaya semi variabel yaitu biaya yang
merupakan kombinasi antara biaya tetap dan biaya variabel. Seperti halnya upah
karyawan yang didalamnya termasuk upah tetap dan intensif karyawan.
5|CIVIL ENGINERING
2.4. Perhitungan Dalam Analisa Break Even Point
Alwi (1994:269) menyatakan bahwa terdapat berbagai cara untuk
menentukanbesarnya Break Even Point, antara lain dengan menggunakan teknik persamaan
dan pendekatan grafik.
1. Teknik Persamaan
Penentuan besarnya Break Even Point menggunakan teknik persamaan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Y Cx Bx A
Keterangan:
Y = Laba
C = Harga jual per unit
x = Jumlah produk yang dijual
B = Biaya variable per unit
A = Biaya tetap
Berdasar definisi di atas suatu perusahaan akan impas apabila jumlah penghasilan sama
dengan jumlah biaya (laba = 0). Berangkat dari rumus persamaan yang telah
diungkapkan tersebut dengan menggunakan pengolahan rumus yang dimaksud, maka
akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
0 Cx Bx A
Cx Bx A
Berdasar persamaan tersebut, dengan melalui berbagai penyelesaian persamaan akan
diperoleh rumus turunan sebagai berikut:
Cx Bx A Cx Bx A (C B) x A
Sebagai penyelesaian dari persamaan di atas, diperoleh rumus lebih lanjut sebagai
berikut:
A
x (BEP )
CB
Keterangan:
Cx Bx A Hasil penjualan Biaya
Dengan demikian, rumus Break Even Point yang didapatkan dari berbagai persamaan
tersebut adalah sebagai berikut:
BEP unit
Biaya Unit
Harga Jual per Unit Biaya Variabel per Unit
6|CIVIL ENGINERING
Sedang rumus Break Even Point dalam rupiah menurut Alwi (1994:274) adalah sebagai
berikut:
BEP rupiah
Biaya Tetap
Biaya Variabel
1
Total Penjualan
2. Pendekatan Grafik
Alwi (1994:276) menyatakan bahwa: “…selain dengan teknik persamaan dapat juga
digunakan pendekatan secara grafik, yaitu dengan penentuan titik pertemuan antara garis
penghasilan dengan garis biaya di dalam suatu grafik”. Titik pertemuan antara garis
penghasilan dengan garis biaya tersebut merupakan titik Break Even Point. Untuk dapat
menentukan titik break even harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan
volume penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan penghasilan.
7|CIVIL ENGINERING
Menurut Adikoesoemah (1996:359), mengemukakan bahwa analisa Break Even Point
digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan untuk:
Mengevaluasi tujuan laba dari perusahaan secara keseluruhan.
Menyajikan data biaya dan laba kepada top management, yang diperlukan untuk
mengambil keputusan dan merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Mengganti sistem laporan yang tebal-tebal dengan suatu grafik
yang mudah dibaca dan dimengerti.
Sedangkan menurut Sigit (1996:3) juga menyatakan tentang berbagai kegunaan
analisa BEP adalah sebagai berikut:
Kegunaan analisa Break Even Point antara lain:
Sebagai alat untuk merencanakan laba.
Sebagai alat untuk perencanaan budget.
Sebagai penentu harga jual produk.
Sebagai dasar menentukan harga jual produk.
Sebagai dasar rencana pengembangan.
Sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dari beberapa uraian tersebut tentang Break Even Point, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kegunaan analisa Break Even Point antara lain:
a. Analisa Break Even Point dapat dipakai sebagai alat pemberi informasi kepada
management secara sederhana dan singkat.
b. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai alat pedoman dalam mengambil
keputusan terutama yang menyangkut biaya, pendapatan, dan perencanaan laba.
c. Analisa Break Even Point dapat pula memberikan gambaran tentang biaya dan hasil
produknya yang diharapkan secara menyeluruh di dalam aktivitas utama perusahaan di
masa mendatang.
d. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai landasan untuk mengendalikan
kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu sebagai sarana untuk membandingkan
antara realisasi dengan perhitungan berdasarkan analisa break even sebagai alat
pengendalian atau controlling.
e. Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil-hasil perhitungan menurut analisa
break even dan laba yang ditargetkan.
8|CIVIL ENGINERING
BREAK EVENT POINT (BEP) PERHITUNGAN USAHA
Break Even Point (titik balik modal) per porsi Total biaya tetap
Kontribusi margin per porsi
Rp.500,000,00
Rp.3,000,00
9|CIVIL ENGINERING
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
BEP (Break Even Point) adalah titik dimana ketentuan penerimaan total sama dengan
pengeluaran total. Analisis BEP membutuhkan suatu perkiraan biaya tetap (fixed cost), biaya
variabel (variabel cost) dan penerimaan (revenue).
Apabila perusahaan di dalam kegiatan operasinya menggunakan biaya tetap dan pada
volume penjualan hanya bisa menutup biaya tetap dan biaya variabel saja. Dengan Break
Even Point, manajer perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan
agar tidak menderita kerugian, dan disarankan dapat mengambil langkah-langkahyang tepat
untuk masa akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini,manajer juga dapat mengetahui
sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan tersebut.
3.2. Saran
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka
komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah
tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah
konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.
Jadi,Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume
penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan kami mohon dapat memaafkan dan memakluminya,
TERIMAKASIH.
iii | C I V I L E N G I N E R I N G
DAFTAR PUSTAKA
http://wordprees.com/2009/09/cara-menentukan-break-even-point.html
http://muhyazin.blogspot.co.id/2013/01/artikel-analisis-titik-impas.html
http://tlbatkpsby.blogspot.co.id/2013/09/sekilas-tentang-break-even-point.html