RMK
RMK
RMK
( RMK)
Pekerjaan :
Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
Dibuat Oleh :
Kelompok Kerja 1 (Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Jawa Timur)
Unit Layanan Pengadaan Satuan Kerja (SNVT) Direktorat Jenderal Cipta Kerja di Daerah
Tahun Anggaran 2016
JAWA TIMUR
PERSETUJUAN
TANGGAL
Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
STATUS DOKUMEN
STATUS
TANGGAL
BAB 1
PENDAHULUAN
Dinas PU Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur telah melakukan / mengadakan surat
perjanjian Pemborongan Pekerjaan dengan PT. HAKA UTAMA SEJAHTERA untuk
melaksanakan Pembangunan Jaringan SPAM IKK Proppo Kab. Pamekasan
(08/OPT/IKK/2015)
Oleh karena itu perlu diadakan pree contruction Meeting ( PCM ) guna memenuhi
mekanisme hubungan antara system jamunan mutu seri ISO 9000 terhadap spesifikasi
teknis dan gambar kontrak.
Tujuan pree contruction meeting ( PCM ) kali ini penyimpanan Rencana Mutu
Kontrak yang dimana Rencana Mutu kontrak ini sendiri untuk menentukan arah
pengendalian proses produksi sehingga dapat diharapkan memperoleh produk yang
bermutu sesuai perencanaan.
3. Identitas Proyek
Lokasi Proyek : KABUPATEN PAMEKASAN
Sumber Dana : APBN 2016
Nilai Kontrak : Rp. 2.922.925.500,00
Nomor Kontrak : 13/PPK.II/PSPAM/APBN/2016
Waktu Pelaksanaan : 180 Hari Kalender
Waktu Pemeliharaan : Hari Kalender
4. Deskripsi Proyek
A. TAHAP PERSIAPAN
1. KEGIATAN DILAPANGAN TAHAP AWAL
Setelah ada surat perintah mulai kerja (SPMK) dan melihat site, maka kontraktor
melakukan pekerjaan persiapan dan mobilisasi.
Pihak pengguna jasa membentuk atau menunjuk pengawas lapangan untuk
pekerjaan ini.
Pihak kontraktor menyusun organisasi pelaksanaan serta menunjuk site manajer
dan sifatnya. ORGANISASI dan site manager dan sifatnya disampaikan kepada
pemilik / direksi / pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. RENCANA KERJA, GAMBAR PELAKSANAAN DAN LAYOUT
Setelah usulan organisasi dan personalia disetujui, maka site manager/ pelaksana
lapangan membuat rencana kerja (shop drawing) gambar-gambar pelaksanaan
(asbuilt drawing) yang diperlukan termasuk rencana layout di site, semua rencana
itu harus disetujui oleh oihak pengawas.
3. PENGAMANAN MEDAN KERJA
Site yang telah diserahkan harus segera diamankan, apabila ada masalah yang
berkenaan dengan site manager/ pelaksana lapangan harus segera melaporkan
kepada pihak pengawas.
4. MOBILISASI PERALATAN
Untuk mobilisasi alat berat biasanya melewati jalan dan jembatan ( perlu diteliti
kekuatannya bila jalan dan jembatan yang dilalaui kekuatannya kurang harus minta
izin kepada pihak PU untuk memperkuat jalan dan jembatan yang akan dilalui)
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Setelah menerima semua dokumen untuk melakukan pekerjaan lengkap, maka site
manager/ pelaksana lapangan meminta persetujuan pengawas untuk
melaksanakan pekerjaan persiapan, seperti membuat jalan masuk, mendirikan
kantor, badeng, gudang, dan lain-lain. Termasuk memberikan contoh-contoh bahan
bangunan yang akan dipakai untuk dapat persetujuan pengawas.
BAB II
PROSEDUR PELAKSANAAN
B. TAHAP KONTRUKSI
1. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Prosedur yang berlaku adalah pelaksanaan lapangan meminta persetujuan
pengawas sekaligus, seperti meminta persetujuan baik secara lisan maupun
tertulis.
Demikian halnya yang harus disetujui bersama antara pihak pelaksana dan
pengawas Daerah dan lapangan maka kontraktor wajib menyediakan buku direksi.
Perubahan pekerjaan yang tidak menimbulkan pekerjaan tambah kurang
diselesaikan oleh pelaksana dan pelaksana dan pengawas. Semua usulan
perubahan dan persetujuan ditulis dalam buku direksi.
2. PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN
Selama berlangsungnya pelaksanaan kontruksi dapat terjadi peristiwa besar / kecil
yang dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaan yang mengharuskan adanya
perubahan cara kerja.
Perubahan-perubahan tersebut harus dilakukan melalui prosedur prosedur yang
berlaku.
Sebaiknya bila perubahan tersebut dari pihak kantor, kontraktor harus
menyampaikan kepada pemilik melalui pengawas secara tertulis disertai dengan
gambar, biaya dan waktu yang diperlukan.
Apabila yang diusulkan baik datang dari pemilik dan dari kontraktor menyangkut
bentuk atau struktur bangunan, usul perubahan harus dikonsultasikan dan disetujui
pihak perencana, pengawas/ pemilik dan kontraktor. Perubahan yang telah
disetujui pihak-pihak yang berkepentingan selanjutnya dituangkan kedalam surat
perubahan pekerjaan ( Changing Order ) surat perubahan dilampirin gambar, biaya
dan waktu pelaksanaan dokumen ini harus merupakan bagian dari kontrak atau
merupakan addendum kontrak.
PENGGUNA JASA
Unit Layanan
Pengadaan (ULP)
DIREKTUR UTAMA
pada satuan kerja
Abd. Aziz di lingkungan
Dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya
dan Tata Ruang
Provinsi Jawa
Timur
TENAGA AHLI SITE ENGINEER
AHLI K3 PELAKSANA
URAIAN PELAKSANA
A. Pekerjaan Persiapan
Secara garis besar pekerjaan persiapan pada pelaksanaan pekerjaan ini, meliputi :
Foto-foto ini dibuat sedikitnya dari tiga posisi ( 0%, 50%, dan 100%), serta
pada posisi yang sama untuk ,masing-masing foto dialbumkan, dengan
membubuhkan nomor seri tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya,
semuanya, semuanya diserahkan kepada direksi.
6. Perizinan
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pihak luar, seperti pemukiman,
perlintasan jalan, rekolasi kabl tegangan tinggi, pengambilan tanah uragan, dan
pekerjaan dimulai. Instansi-instansi yang perlu dihubungi antara lian, kecamatan,
keluarahan/Desa, polsek, Dinas Perhubungan, Desa Adat dan lain-lain.
7. Asuransi
Pekerjaan ini diasuransikan dengan metode CAR (Contractor All Risk) selama
massa konstruksi dan pemeliharaan.
8. Upacara Adat
Sebagaimana umumnya disuatu daerah, utnuk setiap pelaksanaan pkerjaaan
akan dilaksanakan syukuran.
9. Mobilisasi dan Demobolisasi
Segera setelah dikeluarkan SPMK, kami akan melaksanakan mobilisasi alat,
tenaga dan bahan awal yang diperlukan. Sumberdaya yang dimobilisasi akan
disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan ketersediaan material dan kesiapan
lapangan.
10. Direksi Keet
Temporary Facilities untuk kontraktor dan engineer direncanakan dibangun
dalam lokasi yang berdekatan untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi.
Kantor lapangan dalam lokasi proyek atau bisa memanfaatkan salah satu
rumah operator yang harus dibongkar sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan. Kantor lapangan ini dipergunakan oleh pemberi tugas dan kontraktor
penyedia jasa, sehingga memudahkan koordinasi dan dilengkapi peralatan
kantor standar.
11. Pengukuran/ Setting Out
Sebelum pelaksanaan, dilaksanakan peekrjaan setting out, dimana diperlukan
joint survey bersama-sama antara kontraktor dan pengawas, pekerjaan/direksi
lapangan. Hasil survey akan diopakai untuk keperluan shop drawing dan
perhitungan kuantitas actual volume pekerjaan (MC 0%).
12. Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih untuk kantor lapangan memanfaatkan fasilitas PDAM
sedangkan untuk air kerja untuk konstruksi digunakan air tanah dengan sumur
bornya
13. Penyediaan Listrik
Penyediaan listik untk kantor lapangan memanfaatkan fasilitas PLN dan atau
Generator set sedangkan listrik untuk konstruksi mengggunakan fasilitas
Generator set.
14. Papan Nama Proyek
Papan Nama proyek dibuat 2 buah dan ditempatkan dilokasi yang strategi
dan mudah dilihat, setidaknya papan nama proyek akan memuat nama proyek,
nilai kontrak, pemberi tugas, waktu pelaksanaan dan
kontraktor pelaksanaan.
15. Persiapan Quality
Semua material alam seperti pasir cor, pasir pasang, batu pecah, tanah urug
diambil contoh dan dibuatkan jbmix formula beton dan n ilai kepadatan tanah
urug.
Pekerjaan ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni bekisting dinding bawah, dinding
lanjutan dan plat. Masing-masing bekisting terbuat dari multiplek dan didukung
dengan kayu, sehingga mendapatkan permukaan beton yang exphosed. Untuk
bekisting dinding selain ini di dukng dengan stoot kayu, juga dipakai separator dan
plasticone yang berfungsi menjaga ketebalan dinding tidak berubah setelah di cor.
Khusus bekisting plat, ditunjang dengan perancah untuk memenuhi kekuatan
dukung yang diperlukan.
5. Pekerjaan Penulangan
Segera setalah gambar desain akhir disetujui, akan dibuat gambar kerja
penulangan serta daftar tulangan (‘buigstaat’) yang berisi informasi tentang
nomor identifikasi , panjang, bengkokan, jumlah serta berat masing-masing
berdasarkan daftar tulangan tersebut, tulangan akan dipotong dibengkokkan di
“workshop”. Masing-masing jenis tulangan akan dikelompokkan dan diikat serta
diberi identifikasi yangberisi nomor jumlah dan lokasi penggunaan.
Baik sebelum febrikasi. Setelah febrikasi mauoun penempatan sementara di
lapangan. Besi,beton, harus diletakkan diatas dudukan kayu dengan jarak dan
ketinggalan sedemikian sehingga tidak menyentuh tanah maupun aliran
permukaan.
6. Penulangan Lantai
Sebelum tulangan dipasang, diatas lantai kerja terlebih dahulu dibuat tanda-
tanda penempatan tulangan. Tulangan terbawa dipasang kemudian disusul
dengan baris tulangan berikutnya. Antara tulanagn membujur dengan tulangan
melintang diikat dengan kawat beton sedemikian hingga susunan tulangan tidak
bergeser. Beberapa tahun beton setebal selimut beton kemudian diapasang
untuk memposisikan tulangan. Jumlah tulangan harus cukup agar tulangan tidak
melentur secara berlebihan akibat beban sendiri maupun beban peralatan dan
berat pekerjaan yang bekerja diatasnya, serta mampu manahan geser akibat
beban kerja. Beton decking dibuat dari beton dengan kualitas minimum sama
dengan kualitas beton struktur yang akan di cor.
7. Penulangan Dinding
Umumnya tulangan dinding merupakan kelanjutan dari penulangan lantai,
untuk mencegah rusaknya beton lantai akibat gaya hotzontal pada besi beto,
harus diperhatikan kekuatan beton lantai pada saat tulangan dinding akan
dipasang. Tulangan vertical disambung terlebih dahulu dengan siaran tulangan
lantai, disusul dengan pemasangan tulangan horizontal.
Untuk menjaga agar selimut beton tetap sesuai gambar. Dipasang beton
deking anatara tulangan terluar dengan bikisting. Sisa oanjang tulangan yang
belum di cor harus diperhatikan, agar panjang penyambung tidak kurang dari
yang disyaratkan dalam peraturan beton bertulang Indonesia, yakni 40 tulangan.
8. Pekerjaan Beton
Pada pekerjaan ini digunakan beton k-255 atau pengujian material yang akan
digunakan diperlukan untuk membuat job mix design di laboratorium
teakreditasi. Dari mix design tersebut dibuat kotak pecampur sederhana yang
dapat dipakai secara professional dan mudah pengawasan pelaksanaannya.
Paling lambat 24 jam sebelum pelaksanaan pengecoran, kami akan
mengajukan inspeksi sekaligus izin pengecoran kepada direksi penecoran.
Inspeksi meliputi antara lain :
Bekisting, yaitu kebersihan, ketepatan posisi, kelurusan dan stabilitas.
Penulangan meliputi kesesuaian jumalh, posisi dannjarak, ukuran, kebersihan
kecukupan dan kondisi material. Kecukupan dan kondisi alat utama dan
pendukung. Kebersihan permukaan beton lama yang akan dicor. Persiapan
untuk menghadapi cuaca ekstrim, seperti hujan deras atau panas amat terik,
serta peralatan dan bahan pemeliharaan beton. Dan lain-lain yang dianggap
perlu. Pembasahan atau curing dilaksanakan terus menerus agar terhindar dari
retak rambut yang memperlemah hasil konstruksi beton.
9. Pekerjaan urugan kembali
Setelah beton cukup umur maka dilanjutkan dengan penimbunan kembali
lapis demi lapis setiap ketebalan 20 cm. Agar dicapai pemadatan yang optimal
maka material timbunan akan di cek kadar airnya dan bila perlu ditambahkan
kabut air untuk memperoleh kadar air optimum.