Laporan Akhir Praktikum Standardisasi Bahan Alam Per 8

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM STANDARDISASI BAHAN ALAM

PERCOBAAN 8
PENETAPAN KADAR SARI DALAM PELARUT TERTENTU
Disusun Oleh:
Kelompok 5D
1. Clara Anggita 10060315108
2. Ananda Putri Hanifah 10060315109
3. Syifa Nurani 10060315110
4. Siti Qurota Ayunin 10060315111

Tanggal percobaan : Rabu, 24 Mei 2017


Tanggal laporan : Rabu, 30 Mei 2017

Asisten Penanggung Jawab


, S.Farm.

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017 M/1438 H
PERCOBAAN 8
PENETAPAN KADAR SARI DALAM PELARUT TERTENTU

I. Tujuan Percobaan
Dapat memahami cara penetapan kadar sari dalam pelarut tertentu
dan menentukan kadar sari dalam pelarut etanol air.

II. Prinsip Percobaan


Bahan dilarutkan dalam pelarut etanol dan air, kemudian ditentukan
jumlah solut yang terlarut identik dengan jumlah senyawa yang
terkandung (secara geometri).

III. Teori
Simplisia Amomi Compacti Fructus

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Amomum
Jenis : Amomum cardamomum Willd
Manfaat kapulaga
 Kapulaga dapat memperlancar sistem pencernaan dan menjaga kesehatan
salah satu alat di dalamnya, yaitu lambung. Dengan membantu cairan dan
empedu untuk mencegah keasaman sehingga jumlah cairan di dalam lambung
akan lebih seimbang. Dengan mengonsumsi kapulaga, jumlah produksi air
liur Anda akan meningkat sehingga proses pemecahan makanan, terutama
serat, di dalam rongga mulut akan lebih cepat dan lancar untuk dilakukan.
 Kapulaga juga mampu terhindar dari masalah sembelit. Selain itu, kapulaga
sangat baik dikonsumsi bagi yang menderita perut kembung ataupun masuk
angin, karena kandungan minyak atsiri di dalam kapulaga mampu mencegah
terjadinya pembentukan gas di dalam perut.
 Bagi yang memiliki tekanan darah tinggi, kapulaga juga mampu menjadi
solusi karena peran kapulaga yang dapat meningkatkan sirkulasi darah
sekaligus mengurangi darah di dalam tubuh. Dengan menghentikan adanya
agregasi platelet, kapulaga juga mampu mencegah terjadinya pembekuan
darah. Selain itu, kapulaga juga bermanfaat bagi kesehatan tulang karena
kapulaga mengandung zat penting berupa mangan dan vitamin C yang
penting untuk wanita yang telah menopause dalam mencegah penyakit tulang
osteoporosis.
 Kapulaga yang memiliki sifat diuretik juga sangat baik untuk kesehatan ginjal
dengan mengatasi penyakit-penyakit pada saluran kemih seperti sistitis dan
nefritis. Manfaat lainnya, kapulaga penting dalam menjaga sistem kekebalan
tubuh. Dengan melawan bakteri serta patogen lainnya, kapulaga dapat
membantu dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Aroma khas tersendiri
yang kapulaga miliki, ternyata diyakini dapat menghilangkan stres, dan
memberikan kesan rileks pada pikiran.
 Manfaat kapulaga lainnya bagi kesehatan, dapat Anda temukan lagi sebagai
solusi untuk mengurangi penderitaan dari penyakit asma. Kandungan
spasmodic yang dimiliki kapulaga mampu mencegah kemungkinan
terjadinya kejang ketika penyakit asma yang diderita kambuh. Hal ini juga
disebabkan manfaat kapulaga sebagai analgesik atau penahan rasa sakit yang
mampu membantu nyeri otot, nyeri sendi maupun kejang. Selain itu,
campuran kapulaga dengan madu alami mampu mengatasi batuk kering tanpa
dahak dan tenggorokan yang sakit atau gatal.
 Kapulaga juga mampu meredakan rasa panas yang terik ketika siang hari.
Kunyahlah kapulaga di saat merasa lelah ataupun lemas. Hal ini baik untuk
dilakukan demi meredakan panas matahari dari dalam tubuh. Kapulaga
mampu menurunkan rasa sakit pada kepala dengan cara mencampurkan
kapulaga ke dalam minuman teh atau susu.
 Selain fungsinya sebagai bumbu atau rempah-rempah masakan dan solusi
kesehatan, kapulaga ternyata juga mampu membantu dalam menjernihkan
dan meningkatkan kualitas suara. Sangat disarankan bagi yang sehari-hari
dituntut aktivitas maupun pekerjaan untuk berbicara dan tampil di depan
umum.
 Ragam manfaat rempah-rempah yang satu ini masih begitu banyak. Untuk
penderita penyakit gigi, mengunyah kapulaga selain dapat membuat napas
berubah harum, ternyata juga dapat mencegah bakteri yang membuat busuk
gigi.
 Manfaat penting kapulaga yang lain adalah, kapulaga mampu mencegah
kanker. Sifat kapulaga yang anti-karsinogen mampu menghambat dengan
sangat baik perkembangan sel-sel kanker yang ada pada tubuh manusia.
Kapulaga juga memiliki kadar fitokimia seperti IC3 (indol-3-karbinol) dan
DIM (diindolilmetan) yang sangat efektif dalam mencegah beberapa jenis
kanker seperti kanker payudara, kanker ovarium dan kanker prostat.
 Selain manfaat bagi kesehatan, kapulaga juga memiliki banyak manfaat bagi
kecantikan kulit dan rambut Anda. Nutrisi yang dikandung kapulaga seperti
minyak atsiri, vitamin serta antioksidan mampu melindungi kulit dari radikal
bebas dan menghambat proses pengeriputan pada kulit. Dengan adanya
kandungan-kandungan ini di dalam tubuh, otomatis akan lebih awet muda.
Selain itu, kulit sehat yang kenyal juga bersinar dapat kapulaga berikan
melalui vitamin C tinggi yang kapulaga miliki. Sifat anti-inflamasi kapulaga
juga mampu mengurangi flek hitam dan jerawat. Sedangkan sifat kapulaga
yang berupa anti-bakteri, diyakini sangat efektif untuk menjaga kesehatan
kulit Anda dari alergi.
Standarisasi
Standarisasi dalam ilmu kefarmasian merupakan serangkaian parameter, prosedur
dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma mutu
kefarmasian. Mutu yang dimaksudkan adalah memenuhi syarat-syarat standar
(kimia, biologi dan farmasi), termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai
produk kefarmasian pada umumnya. Persyaratan mutu ekstrak terdiri dari berbagai
parameter standar umum dan parameter standar spesifik. Pemerintah melakukan
fungsi pembinaan dan pengawasan serta melindungi konsumen dengan menjamin
mutu, keamanan dan manfaat produk. Pengertian standarisasi juga berarti proses
menjamin bahwa produk akhir, baik dalam bentuk obat, ekstrak, maupun produk
ekstrak, mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan
(dirancang dalam formula) terlebih dahulu (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2000).
Parameter standar umum (nonspesifik) meliputi parameter susut pengeringan,
kadar air, kadar abu, sisa pelarut, residu pestisida, cemaran logam berat dan
cemaran mikroba. Sedangkan parameter standar spesifik meliputi parameter
identitas, organoleptik, senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, uji kandungan
kimia ekstrak, kadar total golongan kandungan kimia dan kadar kandungan kimia
tertentu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000).
Ada tiga Parameter standarisasi simplisia sebagai bahan baku yang diperlukan
dalam analisa mutu siplisia , yaitu (Fauzi,2013):
A. Kebenaran Simplisia
Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia,
maka dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis
kuantitatif terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian makroskopik, dan
pengujian mikroskopik:

 Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui kebenaran simplisia
menggunakan panca indra dengan mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa
sebagai berikut :
Bentuk : padat, serbuk, kering, kental, dan cair
Warna : warna dari ciri luar dan warna bagian dalam
Bau : aromatik, tidak berbau, dan lain-lain
Rasa : pahit, manis, khelat, dan lain-lain
Ukuran : panjang, lebar
Uji Makroskopik

 Uji makroskopik
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa
menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya morfologi,
ukuran, dan warna simplisia yang diuji.

 Uji Mikroskopik
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat
berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa
serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan yang khas.
Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal
yang spesifik bagi masing – masing simplisia.

 Uji Histokimia
Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan
yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat – zat
kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah
dideteksi.

B. Parameter nonspesifik
 Penetapan Kadar Air ( MMI )
Kandungan air yang berlebihan pada bahan / sediaan obat tradisional akan
mempercepat pertumbuhan mikroba dan juga dapat mempermudah terjadinya
hidrolisa terhadap kandungan kimianya sehingga dapat mengakibatkan
penurunan mutu dari obat tradisional. Oleh karena itu batas kandungan air pada
suatu simplisia sebaiknya dicantumkan dalam suatu uraian yang menyangkut
persyaratan dari suatu simplisia (Fauzi,2013)
Tujuan dari penetapan kadar air adalah utuk mengetahui batasan maksimal
atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan. Hal ini terkait dengan
kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian,
penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang
daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila
mempunyai kadar air kurang dari 10%. Penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu (Fauzi,2013):
1) Metode Titrimetri
Metode ini berdasarkan atas reaksi secara kuantitatif air dengan larutan
anhidrat belerang dioksida dan iodium dengan adanya dapar yang bereaksi
dengan ion hydrogen. Kelemahan metode ini adalah stoikiometri reaksi tidak
tepat dan reprodusibilitas bergantung pada beberapa faktor seperti kadar relatif
komponen pereaksi, sifat pelarut inert yang digunakan untuk melarutkan zat dan
teknik yang digunakan pada penetapan tertentu. Metode ini juga perlu
pengamatan titik akhir titrasi yang bersifat relatif dan diperlukan sistem yang
terbebas dari kelembaban udara (Fauzi,2013).
Zat yang akan diperiksa dimasukkan kedalam labu melalui pipa pengalir
nitrogen atau melalui pipa samping yang dapat disumbat. Pengadukan dilakukan
dengan mengalirkan gas nitrogen yang telah dikeringkan atau dengan pengaduk
magnit. Penunjuk titik akhir terdiri dari batere kering 1,5 volt atau 2 volt yang
dihubungkan dengan tahanan variable lebih kurang 2.000 ohm. Tahanan diatur
sedemikian sehingga arus utama yang cocok yang melalui elektroda platina
berhubungan secara seri dengan mikroammeter. Setiap kali penambahan
pereaksi Karl Fishcer, penunjuk mikroammeter akan menyimpang tetapi segera
kembali ke kedudukan semula. Pada titik akhir, penyimpangan akan tetap selama
waktu yang lebih lama. Pada zat-zat yang melepaskan air secara perlahan-lahan,
umumnya dilakukan titrasi tidak langsung(Fauzi,2013).
2) Metode Azeotropi
Metode ini efektif untuk penetapan kadar air karena terjadi penyulingan
berulang ulang kali di dalam labu dan menggunakan pendingin balik untuk
mencegah adanya penguapan berlebih. Sistem yang digunakan tertutup dan tidak
dipengaruhi oleh kelembaban (Fauzi,2013).
Kadar air ( ) = x 100%.
3) Metode Gravimetri, dengan menghitung susut pengeringan hingga tercapai
bobot tetap (Fauzi,2013).
 Penetapan Susut Pengeringan ( MMI )
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suatu zat kecuali
dinyatakan lain , suhu penetapan adalah 105oC , keringkan pada suhu penetapan
hingga bobot tetap. Jika suhu lebur zat lebih rendah dari suhu penetapan,
pengeringan dilakukan pada suhu antara 5oC dan 10oC dibawah suhu leburnya
selama 1 jam sampai 2 jam, kemudian pada suhu penetapan selama waktu yang
ditentukan atau hingga bobot tetap (Fauzi,2013).
Dalam hal khusus jika bahan tidak mengandung minyak menguap/ atsiri dan
sisa pelarut organik menguap identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena
berada di atmosfer/ lingkungan udara terbuka. Tujuannya adalah untuk memberikan
batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan. Nilai atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan
kontaminasi.
Susut pengeringan = x 100%

 Penetapan Kadar Abu (MMI)


Penetapan kadar abu merupakan cara untuk mengetahui sisa yang tidak
menguap dari suatu simplisia pada pembakaran. Pada penetapan kadar abu total,
abu dapat berasal dari bagian jaringan tanaman sendiri atau dari pengotoran lain
misalnya pasir atau tanah (Fauzi,2013).

 Penetapan Kadar Abu yang tidak larut Asam (MMI)


Ditujukan untuk mengetahui jumlah pengotoran yang berasal dari pasir atau
tanah silikat (Fauzi,2013).

 Penetapan Kadar Sari yang larut dalam air (MMI)


Pengujian ini dimaksutkan untuk mengetahui jumlah senyawa yang dapat
tersari dengan air dari suatu simplisia (Fauzi,2013).

 Penetapan Kadar Sari yang larut dalam etanol (MMI)


Pengujian ini dimaksutkan untuk mengetahui jumlah senyawa yang dapat
tersari dengan etanol dari suatu simplisia (Fauzi,2013).
 Uji Cemaran Mikroba
Kadar sari
Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan
senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu. Penetapan ini
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari
yang larut dalam etanol. Kedua cara ini didasarkan pada kelarutan senyawa yang
terkandung dalam simplisia.
Ada beberapa teknik isolasi senyawa bahan alam yang umum digunakan
seperti maserasi, perkolasi, dan ekstraksi kontinu. Tetapi pada penelitian ini yang
digunakan adalah maserasi. Maserasi merupakan metode perendaman sampel
dengan pelarut organik, umumnya digunakan pelarut organik dengan molekul
relatif kecil dan perlakuan pada temperatur ruangan, akan mudah pelarut
terdistribusi ke dalam sel tumbuhan.
Metode maserasi ini sangat menguntungkan karena pengaruh suhu dapat
dihindari, suhu yang tinggi kemungkinan akan mengakibatkan terdegradasinya
senyawa-senyawa metabolit sekunder. Pemilihan pelarut yang digunakan untuk
maserasi akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan
kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut akibat kontak langsung dan waktu
yang cukup lama dengan sampel (Djarwis, 2004).
Salah satu kekurangan dari metode ini adalah membutuhkan waktu yang
lama untuk mencari pelarut organik yang dapat melarutkan dengan baik senyawa
yang akan diisolasi dan harus mempunyai titik didih yang tinggi pula sehingga tidak
mudah menguap (Manjang, 2004).
Daftar pustaka
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Badan Pengawasan dan Makanan.
 Fauzi, Ahmad, 2013, Pembuatan Simplisia,
https://sites.google.com/site/wwwilmukitacom/system/app/pages/recentChan
ges?offset=25, Diakses tanggal 28 mei 2017 pukul 22:25 WIB.
 Djarwis, D. 2004. Teknik Penelitian Kimia Organik Bahan Alam, Workshop
Peningkatan Sumber Daya Manusia Penelitian dan Pengelolaan Sumber Daya
Hutan yang Berkelanjutan. Jakarta : Ditjen Dikti Depdiknas.
 Manjang, Y. 2004. Penelitian Kimia Organik Bahan Alam, Pelestarian dan
Perkembangan Melalui Tanah Agrowisata, Workshop Peningkatan Sumber
Daya Manusia Penelitian dan Pengelolaan Sumber Daya Hutan yang
Berkelanjutan. Jakarta : Ditjen Dikti Depdiknas.
IV. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Timbangan analitik Sampel simplisia
Labu erlenmeyer Kloroform
Cawan penguap Aquadest
Waterbath Etanol
Oven 105oC
Desikator
Corong kaca
Kertas saring
V. Prosedur percobaan
a. Penetapan kadar senyawa larut air
Dipanaskan cawan pada suhu 105oC, lalu didinginkan dalam
desikator hingga suhu amar dan cawan ditimbang

Ditimbang 5gr sampel

Dimaserasi sampel selama 24 jam dengan 100 mL air-


kloroform digunakan labu erlenmeyer sambil dikocok-kocok
selama 6 jam pertama dan dibiarkan selama 18 jam

Disaring 20 mL filtrat, kemudian diuapkan filtrat hingga kering


dalam cawan yang telah ditara, sisanya dipanaskan pada suhu
105oC hingga bobot tetap

Dihitung sari larut air dalam persen terhadap bahan yang telah
dikeringkan diudara

b. Penetapan kadar senyawa larut etanol


Dipanaskan cawan pada suhu 105oC, lalu didinginkan dalam
desikator hingga suhu amar dan cawan ditimbang

Ditimbang 5gr sampel


Dimaserasi sampel selama 24 jam dengan 100 mL etanol 95%
digunakan labu erlenmeyer sambil dikocok-kocok selama 6 jam
pertama dan dibiarkan selama 18 jam

Disaring 20 mL filtrat, kemudian diuapkan filtrat hingga kering


dalam cawan yang telah ditara, sisanya dipanaskan pada suhu
105oC hingga bobot tetap

Dihitung sari larut air dalam persen terhadap bahan yang telah
dikeringkan diudara

Anda mungkin juga menyukai