Penentuan Kadar Multikomponen Campuran Asetosal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PENENTUAN KADAR MULTIKOMPONEN CAMPURAN ASETOSAL, PARACETAMOL, KOFEIN SECARA SPKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

A. TUJUAN Adapun tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui kadar multikomponen campuran asetosal, paracetamol, kofein secara spektrofotometri ultraviolet.

B. LANDASAN TEORI Upaya masyarakat untuk melakukan pengobatan terhadap dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi, swamedikasi umumnya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat seperti demam, nyeri, batuk, influenza dan lain-lain. Swamedikasi menjadi salah satu alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan

pengobatan. Obat bebas dan obat bebas terbatas menjadi pilihan masyarakat dalam melaksanakan swamedikasi, salah satu golongan obat bebas terbatas yang sering digunakan dewasa ini adalah obat analgetik-antipiretik dan antiinflamasi (Ditjen Binfar, 2006). Campuran parasetamol dan kafein banyak ditemukan dalam produk antiinfluenza dengan berbagai merek dagang. Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik ringan sampai sedang, dan antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzen, sedangkan kafein adalah basa lemah yang merupakan turunan xantin, memiliki gugus metil dan berefek stimulasi susunan saraf pusat serta dapat memperkuat efek analgetik parasetamol. Dilihat

dari strukturnya, parasetamol mempunyai gugus kromofor dan ausokrom, yang dapat menyerap radiasi, sehingga dapat dilakukan dijumpai dengan metode adalah terjadinya

spektrofotometri, tetapi kendala yang sering

tumpang tindih spektra (overlapping) karena keduanya memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang yang berdekatan sehingga diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu (Naid,2011) Sediaan farmasi yang beredar di perdagangan sering berbentuk kombinasi campuran berbagai zat berkhasiat. Kombinasi ini bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dan kemudahan dalam pemakaian. Salah satu sediaan yang populer saat ini adalah kombinasi parasetamol dan ibuprofen yang merupakan obat analgesik. Penetapan kadar sediaan farmasi yang mengandung dua atau lebih zat aktif dengan spektrofotometri ultraviolet(Damayanti,2003). Penelitian tentang analisis kafein telah banyak dilakukan. Penentuan kadar kafein dalam campuran parasetamol, salisilamida dan kafein dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri uv. Hasil memnunjukkan adanya tumpang tindih spektra dai ketigasenyawa tersebut(Panggabean,2011). Pengukuran menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis ini didasarkan pada hubungan antara berkas radiasi clektromagnetik yang ditransmisikan (diteruskan) atau yang diabsorbsi dengan tebalnya cuplikan dan konsentrasi dari komponen penyerap. Berdasarkan hal inilah rmbuntuk dapat mengetahui

konsenfasi sampel berdasarkan data serapan (A) sampel, perlu dihflsuatu kurva kalibrasi yang menyatakan hubungan antara berkas radiasi yang diabsorbsi (A) dengan konsentrasi (C) dari serangkaian zat standar yang telah diketahui.

Adapun

penghitungannya dilakukan dengan menggunakan aplikasi

sistem

persamaan linier yang merupakan pemodelan antara adaptasi hukum LambertBeers (henry, 2002).

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : Aquades Bahan obat murni (Asetosal, Paracetamol, dan Kofein) Sediaan Obat (Poldanmig) Alkohol 70 % Botol Semprot Erlenmeyer Lumpang dan Alu Filler Pipet Volume Timbangan Analitik Gelas Kimia Corong Cawan Petri Spektrometer UV Batang Pengaduk Sendok Tanduk Labu Takar

D. PROSEDUR KERJA 1. Pembuatan Larutan Standar Bahan Obat Murni (Asetosal, Paracetamol, dan Kofein - Ditimbang masing-masing 1 gram - Dilarutkan dengan beberapa tetes etanol - Diencerkan dengan akuades dalam labu takar 100 mL - Digojok hingga larut - Dibuat variasi konsentrasi, yaitu 2 mg/ml, 4mg/ml, 6 mg/ml, 8 mg/ml, dan 10 mg/ml Hasil Pengamatan . . . ?

2. Penentuan max Larutan Standar - Dimasukkan ke dalam kuvet (sel sampel) dan kuvet lain berisi pelarut tanpa bahan obat (blanko) - Diukur absorbansi larutan standar dengan konsentrasi yang paling tertinggi terhadap sel blanko menggunakan spektrofotometer UV - Digunakan sebagai max. Hasil Pengamatan . . . ? panjang gelombang tertinggi

3. Penentuan kadar asetosal, paracetamol, dan kofein dalam sediaan Serbuk Poldanmig - Ditimbang sebanyak 0,1 mg - Dilarutkan sampai 100 mL etanol - Diukur absorbansinya pada maksimum yang telah ditentukan sebelumnya - Ditentukan kadarnya menggunakan persamaan kurva standar

Hasil Pengamatan . . . ?

E. HASIL PENGAMATAN 1. Tabel Hasil Pengamatan Asetosal Larutan Standar Conc No. 1 2 3 4 5 Std. Name 5 4 3 2 1 WL1[234.6nm] 1.829 1.812 1.974 1.441 1.721 ABS (mg/ml) 1.829 1.812 1.974 1.441 1.721 2 4 6 8 10

Larutan Sampel No. 1 Sample Name 1poldanmik WL1[234.6nm] 1.759 ABS 1.759 Conc(mg/ml) 5.9731

2. Tabel Hasil Pengamatan Paracetamol Larutan Standar Conc No. 1 2 3 4 5 Std. Name 5 4 3 2 1 WL1[238.8nm] 2.568 2.045 1.777 1.85 1.892 ABS (mg/ml) 2.568 2.045 1.777 1.85 1.892 2 4 6 8 10

Larutan Sampel No. 1 Sample Name 1poldanmik WL1[238.8nm] 1.576 ABS 1.576 Conc(mg/ml) 9.4377

3. Tabel Hasil Pengamatan Kofein Larutan Standar No. Std. Name 1 2 3 4 5 5 4 3 2 1

WL1[484.8nm] 0.003 0.009 0.009 0.011 0.007

ABS 0.003 0.009 0.009 0.011 0.007

Conc(mg/ml) 2 4 6 8 10

Larutan Sampel No. 1 Sample Name 1poldanmik WL1[484.8nm] 0.137 ABS 0.137 Conc(mg/ml) 81.6613 High

4. Grafik a. Asetosal Panjang Gelombang Maksimum


ABS Smooth: 0 Deri.: 0

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 360 370 380 390 400

nm

max = 234,6 nm Kurva Larutan Standar

b. Paracetamol Panjang Gelombang Maksimum


ABS Smooth: 0 Deri.: 0 4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 360 370 380 390 400

nm

max = 238,8 nm

Kurva Larutan Standar

c. Kofein Panjang Gelombang Maksimum


ABS Smooth: 0 Deri.: 0 4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 360 370 380 390 400

nm

max = 284,8 nm

F. PEMBAHASAN

G. KESIMPULAN Penentuan kadar multikomponen campuran asetosal, parasetamol, dan kafein dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri, dan kadar yang diperoleh untuk asetosal adalah 5,9731 %, kadar parasetamol 9,4377 %, sedangkan kafein diperoleh kadarnya sebesar 81,6613 %.

Anda mungkin juga menyukai