Makalah Evaluasi Proses Dan Hasil Pembelajaran Kimia
Makalah Evaluasi Proses Dan Hasil Pembelajaran Kimia
Makalah Evaluasi Proses Dan Hasil Pembelajaran Kimia
PEMBELAJARAN KIMIA
Disusun oleh:
Kelompok : 1 (Satu)
Nama Anggota : Ratu Ayu Jesika (06101281520058)
Utami Indyastuti (06101381520049)
Arindita Audi Maretta (06101381520050)
Nafa Arfarina (06101381520054)
Dosen Pengampu : Dr. Effendi, M. Si.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
kehendak-Nya lah kami masih dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Test, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi”, sebagai tugas mata kuliah Evaluasi
Proses dan Hasil Pembelajaran Kimia. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan kritik dan masukan yang membangun
terhadap materi dan penyajian makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai sarana mahasiswa untuk belajar tentang
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Kimia , makalah ini merupakan sarana
untuk mengembangkan opini mahasiswa mengenai test, pengukuran, penilaian,
dan evaluasi. Kami menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan atau kritik demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa turut andil dalam
mencerdaskan generasi muda bangsa.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui test dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui pengukuran dalam pendidikan
3. Untuk mengetahui penilaian dalam pendidikan
4. Untuk mengetahui evaluasi dalam pendidikan
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini baik bagi penyusun maupun pembaca yaitu
dapat menjadi sarana penambah wawasan serta pengetahuan tentang
pengertian test, pengukuran, penilaian, dan evaluasi beserta hal – hal lainnya
yang terkait dengan materi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Overton, Terry
Test is a method to determine a student’s ability to complete
certain tasks or demontstrate mastery of a skill or knowledge of
content. Some types would be multiple choice tests or a weekly
spelling test. While it commonly used interchangeably with
assesment, or even evaluation, it can be distinguished by the fact
that a test is one form of an assesment.Tes adalah suatu metode
untuk menentukan kemampuan siswa menyelesaikan sejumlah
tugas tertentu atau mendemonstrasikan penguasaan suatu
keterampilan atau pengetahuan pada suatu materi pelajaran.
Beberapa tipe tes misalnya tes pilihan ganda atau tes mengeja
mingguan. Seringkali penggunaannya tertukar dengan asesmen,
atau bahkan evaluasi (penilaian), yang mana sebenarnya tes dapat
dengan mudah dibedakan berdasarkan kenyataan bahwa tes adalah
salah satu bentuk asesmen. (Lihat: Overton, Terry.
(2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied
Approach (7th Edition). University of Texas – Brownsville).
c. Sax
“a test may be defined as a task or series of task used to
obtain systematic observations presumed to be representative of
educational or psychological traits or attributes”. Artinya tes dapat
didefinisikan sebagai tugas atau serangkaian tugas yang digunakan
untuk memperoleh pengamatan-pengamatan sistematis, yang
dianggap mewakili ciri atau aribut pendidikan atau psikologis.
(Lihat : Sax (1980 : 13).
d. S. Hamid Hasan
Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang secara
khusus. Kekhususan tes dapat terlihat dari konstruksi butir (soal)
yang dipergunakan”. Rumusan ini lebih terfokus kepada tes sebagai
alat pengumpul data. Memang pengumpulan data bukan hanya ada
dalam prosedur penelitian, tetapi juga ada dalam prosedur evaluasi.
(Lihat: S. Hamid Hasan (1988 : 7)
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan
telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dari
berbagai macam bentuk, antara lain ;
Tes Betul-Salah (TrueFalse)
Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Tes Menjodohkan (Matching)
Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)
b. Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui
penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang
tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir
semester.
c. Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka
menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau
kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki
peserta didik dalam belajar.
d. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik
dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang
mengganggu kegiatan belajarnya.
4. Berdasarkan Aspek Psikis
a. Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat
kecerdasan seseorang.
b. Tes kemampuan, yakni tes yang dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat
khusus yang dimiliki oleh testee.
c. Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan
untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan
seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap
dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun
obyek-obyek tertentu.
d. Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan
tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang
banyak sedikitnya bersifat lahiriah.
e. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah
tes pencapaian, yakni tes yang biasa digunakan untuk
mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.
c. Cangelosi
Pengukuran (Measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan
membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan,
dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar,
menyentuh, mencium, dan merasakan. (lihat: Calongesi, J.S. 1995.
Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB)
2. Pengukuran Konteks
Meliputi analisis masalah yang berhubungan dengan
lingkungan program yang dilaksanakan, yang secara khusus
berpengaruh pada konteks masalah yang menjadi komponen dalam
program. Evaluasi konteks menjelaskan atau menggambarkan
secara jelas tentang tujuan program yang akan dicapai. Secara
singkat dapat dikatakan evaluasi konteks; merupakan evaluasi
terhadap kebutuhan, yaitu memperkecil kesenjangan antara kondisi
actual dengan kondisi yang diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa
evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan
pernenuhan dan karakteristik individu yang menangani. Seorang
evaluator harus
b. Penilaian
Tujuan utama penilaian adalah memberi informasi tentang
kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran yang dikerjakan
dan posisi siswa di dalam kelompoknya. Dengan
mempertimbangkan seluruh faktor, penilaian harus dilakukan
secara objektif sehingga dapat mencerminkan kemajuan yang
diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
c. Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang
untuk mencapai hasil yang tertinggi. Apabila dilaksanakan secara
tepat, evaluasi dapat merupakan proses memotivasi yang positif.
Demikian pula sebaliknya, bila dilakukan secara sembarangan
evaluasi dapat mengurangi motivasi. Motivasi yang terbesar adalah
keberhasilan. Agar siswa tetap memiliki motivasi, mereka harus
mengetahui bahwa dirinya berkembang kemampuannya. Tes-tes
keterampilan olahraga memungkinkan siswa untuk berkompetisi
dengan dirinya sendiri sebagai cara untuk mengukur kemajuannya.
d. Penelitian.
Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara
sistematis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Mutu data yang
dikumpulkan bergantung pada ketelitian dan ketepatan alat ukur,
teknik pengukuran, dan kelayakan tes.
Dengan menggunakan tes yang mengukur unjuk kerja fisik dalam
penelitian, diharapkan dapat membantu guru/pelatih dalam
menyusun program pelatihan yang tepat, membantu memecahkan
masalah-masalah dalam proses pembelajaran, dan memperbaiki
program latihan yang telah dijalankan. Dengan demikian,,
penelitian dapat dianggap sebagai sarana. Informasi data yang
dikumpulkan untuk tujuan-tujuan penelitian harus dievaluasi
keberartiannya. Jadi, tujuan penting pengukuran dan evaluasi
adalah menyediakan sarana-sarana yang diperlukan untuk
mengadakan penelitian.
2. Afektif
a. Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk
menerima stimulus, respon, control dan seleksi gejala atau
rangsangan dari luar.
b. Menanggapi (responding): reaksi yang diberiokan: ketepatan
aksi, perasaan, kepuasan dll.
c. Menilai (evaluating):kesadaran menerima norma, system nilai
dll.
d. Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai
organisasi system nilai
e. Membentuk watak (characterization): system nilai yang
terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku
3. Psikomotor
Psikomotor merupakan tindakan seseorang yang dilandasi
penjiwaan atas dasar teori yang dipahami dalam suatu mata
pelajaran. Ranah psikomotor yaitu :
a. Meniru (perception)
b. Menyususn (Manipulating)
c. Melakukan dengan prosedur (precision)
d. Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
e. Melakukan tindakan secara alami (naturalization)
2.4 Evaluasi
2.4.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri
siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri
pribadi siswa. Pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu
dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Seperti definisi yang pertama
dikembangkan oleh: Ralph Tyler beliau mengatakan, bahwa evaluasi
merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika
belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya. Untuk definisi
yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach
dan Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan
sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk
membuat keputusan. Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa
inggris) kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa
Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit
penyesuaian lafal Indonesia menjadi evaluasi. Istilah penilaian
merupakan kata benda dari nilai. (Abdul Jabar, 2007: 1).
Wiersma dan Jurs membedakan antara evaluasi, pengukuran, dan
testing. Keduanya berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses
yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi
pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit
menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada
pengukuran dan testing. (Komsiyah, 2012: 105).
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.
Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian
bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas,
yakni mengukur dan menilai. Di dalam istilah asingnya, pengukuran
adalah measurement sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata
evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti
menilai.(tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). (Arikunto,
2010: 3)
Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan
kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala yang
berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh dosen.
Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan
ujian tugas akhir. Pembobotan masing-masing unsur penilaian
ditetapkan dengan kesepakatan antara dosen pembina matakuliah dan
mahasiswa berdasarkan silabus matakuliah yang diatur dalam pedoman
akademik masing-masing fakultas/program studi setara fakultas dan
program pascasarjana. Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai
yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Evaluasi ini dilakukan oleh
guru, Seorang guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan
menetapkan standar keberhasilan. Contoh: jika siswa sudah mencapai
suatu kompetensi dasar, maka pelajaran dilanjutkan ke materi
berikutnya, jika belum maka diadakan remedial. (Majid, 2007: 224).
2.4.2 Prinsip Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu
adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara:
Tujuan pembelajaran,
Kegiatan pembelajaran atau KBM,
Evaluasi, (Arikunto, 2010: 24)
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan
pembeljaran bagi masyrakat.
Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski
dilkukan dengan metode yang berbeda.
Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas
suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk
memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah
program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah
revisi.
Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu
pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik
yang aplicable.
Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan
evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai
hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
3. Prinsip Koherensi
Evaluasi harus berkaitan dengan materi yang sudah disajikan
dan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Sesuai pula
dengan alat evaluasi yang digunakan serta cara
penyelenggaraannya
4. Prinsip Pedagogis
Evaluasi diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap, memberi
motivasi , dan sebagai reward ataupun punishment
5. Prinsip Akuntabilitas
Evaluasi pembelajaran sebagai pertanggungjawaban sekolah
kepada orang tua, masyarakat dan departemen/dinas terkait.
3.1 Kesimpulan
Tes adalah cara atau metode untuk menentukan kemampuan siswa
menyelesaikan tugas tertentu atau mendemonstrasikan penguasaan suatu
keterampilan atau pengetahuan sedangkan pengukuran adalah penentuan
besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan
pengukuran. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) peserta didik.
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
dicapai oleh siswa. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki
3 hal penting yaitu : input, transformasi dan output. Ruang lingkup evaluasi
pendidikan mencakup : materi yang diberikan dan satuan pelajaran yang
disusun, peserta didik, pendidik dan sumber belajar, proses pendidikan, media
belajar, dan hasil belajar.
Pada dasarnya peserta didik memiliki tiga ranah keluaran belajar, yaitu
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam setiap pembelajaran, ranah ini
diharapkan oleh pendidik dapat berkembang dengan baik. Untuk mengetahui
perkembangan ketiga ranah itu, dilakukanlah kegiatan evaluasi. Hal ini tentu
saja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah
dicapai oleh peserta didik. Selain itu, evaluasi tentu saja dapat membantu
pendidik untuk mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
siswa. Dengan mengetahui kemampuan-kemampuan siswa tersebut, pendidik
dapat mengetahui dan sekaligus membimbing peserta didik yang masih
kurang mampu memahami materi pelajaran yang telah mereka ajarkan.
Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur yang jelas.
Ada prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh peserta didik.
Tanpa mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi tidak akan valid,
tidak reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis menggambarkan
kemampuan belajar peserta didik.
3.2 Saran
Dengan mengetahui kegiatan evaluasi (penilaian) diharapkan bisa
membantu memberikan pengetahuan kepada calon guru agar bisa memahami
cara mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa termasuk metode yang
digunakan apakah sudah tepat atau belum lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA