BAB I Koloid
BAB I Koloid
BAB I Koloid
PENDAHULUAN
Nugget merupakan salah satu pangan hasil pengolahan yang memiliki cita
rasa tertentu, biasanya berwarna kuning keemasan. Saat ini, nugget menjadi salah
satu produk olahan yang berkembang pesat. Bahan baku nugget adalah tepung-
tepungan, dan bumbu-bumbuan. Nugget sendiri juga terbentuk dari sistem koloid,
karena pencampuran tepung, bumbu, dan komponen tambahan lainnya seperti
daging ayam atau tahu.
1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah:
1. Apa saja jenis koloid yang terdapat nugget tahu?
2. Apa saja sifat koloid yang terdapat dalam nugget tahu?
3. Bagaimana cara pembuatan koloid yang terdapat dalam nugget tahu tersebut?
1.5. Hipotesis
Dalam penelitian ini dapat diasumsikan bahwa nugget tahu nyrocos saus tomat
mayonaise merupakan makanan dari olahan bahan-bahan yang terbentuk dari
sistem koloid.
2
3. Fase pendispersi adalah zat yang menjadi medium (melarutkan fase
terdispersi).
4. Fase terdispersi adalah zat yang telarut dalam fase pendispersi.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Emulsi
Emulsi adalah koloid yang mengandung fasa terdispersi cair. Emulsi
terdapat tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam
cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah emulsi bisa digunakan untuk
4
menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal aerosol (aerosol cair).
Emulsi terbentuk karena suatu pengemulsi (emulgator).
b. Buih/busa padat
Buih adalah koloid yang mengandung fasa terdispersi gas. Buih terdapat
dua jenis, yaitu buih padat dan buih cair. Istilah buih bisa digunakan untuk
menyatakan buih cair. Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat
disebut busa padat. Busa di gunakan dalam proses pengolahan biji logam dan alat
pemadam kebakaran. Busa dapat kita buat dalam mengalirkan suatu gas kedalam
zat yang mengandung pembuih.
Sifat-sifat koloid:
a. Efek tyndall
Sifat penghamburan cahaya oleh koloid ditemukan oleh John Thyndall.
Oleh karena itu, sifat ini dinamakan Efek Tyndall. Efek tyndall digunakan untuk
membedakan sifat koloid dari larutan sejati. Contohnya pada larutan kanji dan
larutan gula. Larutan koloid kanji memiliki partikel-partikel koloid relatif besar
untuk menghamburkan sinar. Larutan gula memiliki partikel-partikel yang relatif
kecil, sehingga hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit diamati.
b. Gerak Brown
Partikel koloid dalam mikroskop ultra akan tampak sebagi titik cahaya.
Jika pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak
terus-menerus dengan gerakan zig-zag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert
Brown (1773-1858), seorang ahli botani dari inggris pada tahun 1827. Sistem
koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, partikel-partikel zat terlarut
saling bergerak dan menghasilkan tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari
segala arah. Makin kecil ukuran partikel koloid, main cepat gerak brown. Makin
besar ukuran partikel, makin lambat gerak brown. Gerak brown dipengaruhi oleh
suhu. Makin tinggi suhu sistem koloid, makin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel medium. Makin rendah suhu koloid, maka gerak brown makin lambat.
5
c. Muatan listrik pada koloid
1. Adsorbsi
Adsorpsi pada koloid adalah peristiwa penyerapan ion-ion oleh partikel
koloid. Daya adsorbsi partikel koloid tergolong besar karena partikelnya
memberikan suatu permukaan yang luas.
2. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan koloid yang disebabkan oleh
penambahan larutan elektrolit yang mengandung ion positif (+) dan ion negatif
(-). Ion yang efektif untuk menggumpalkan koloid adalah ion yang muatannya
berlawanan dengan muatan koloid.
3. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari ion-ion/muatan-
muatan yang menempel pada permukaannya yang dapat menggangggu
kestabilan. Ion-ion tersebut merupakan sisa pereaksi pada pembuatannya. Pada
proses dialisis ini digunakan selaput semipermiabel. Proses dialisis dilakukan
dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membarn
semipermiabel yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semipermiabel ini
dapat dilewati cairan, tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehinggan koloid dan
cairan akan berpisah.
4. Koloid pelindung
Suatu koloid dapat distabilkan dengan cara menambahkan koloid lain
yang disebut koloid pelindung, sehingga tidak terkoagulasi. Koloid pelindunng
ini akan melindungi sekeliling partikel koloid. Koloid pelindung yang berfungsi
untuk menstabilkan emulsi disebut emulgator.
6
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.2 Tahu
Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang
mengalami koagulasi (suatu proses yang rumit didalam system koloid darah yang
memicu partikel koloid terdispersi untuk memulai proses pembekuan dan
membentuk trobus). Pada pembuatan tahu dari kedelai, mula-mula kedelai
dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudian,
ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang di sebut batu tahu
sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
2.2.3 Tepung
Tepung adalah partikel padat benbentuk butiran halus atau sangat halus
tergantung proses penggilingannya. Tepung bisa berasal dari bahan nabati
misalnya, Tepung terigu dari gandum, Tapioka dari singkong, Maizena dari
jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan. Panir, tepung yang
terbuat dari penumbukan roti tawar yang di keringkan.
2.2.4 Saus
Saus adalah cairan yang dikentalkan dengan salah satu bahan pengental
sehingga menjadi semi liquid (setengah cair). Kata saus berasala dari bahasa
perancis (sauce) yang diambil dari bahasa latin salsus yang berarti “digarami”.
Pembuatan saus umumnya menggunakan bahan-bahan hasil fermentasi (proses
produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobic/tanpa oksigen) atau mikrobial
7
(sarana yang mikroba memperoleh energi dari nutrisi misalnya karbon perlu untuk
hidup dan berkembang biak).
2.2.5 Mayonaise
Mayonaise atau mayonais (mayonnaise) adalah salah satu jenis saus yang
dibuat dari bahan utama minyak nabati, telur ayam, cuka, garam dapur, dan
mustard. Mayonaise buatan sendiri mengandung kadar lemak hingga 85%,
sedangkan mayonaise produksi pabrik mengandung kadar lemak sekitar 70-80%.
Mayonaise rendah lemak mengandung tepung dan bahan pengisi lain untuk
meniru mayonaise
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
dengan menghaluskan 5 buah bawang merah, 1 buah bawang putih, 10 buah cabe
rawit ditambah dengan air 10 ml air. Mencampur tahu tadi dengan bumbu-bumbu
yang telah di haluskan tadi. Meremat 4 roti tawar dan memasukkannya ke dalam
adonan tahu. Adonan yang telah tercampur dikukus selama 30 jam. Adonan
didinginkan kemudian di bentuk sesuai cetakan. Melapisinya dengan telur.
Kemudian dilapisi dengan tepung panir.
10