KOLOID
KOLOID
KOLOID
KOLOID
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah kimia ini tentang Koloid.
Makalah kimia inti ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah kimia tentang Koloid ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2-8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
A. Pengertian
a. Pengertian menurut bahasa
Pengertian Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata
dalam medium zat lain. Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi,
sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium
pendispersi.
Berikut ini adalah beberapa pengertian koloid menurut para ahli, diantaranya :
Ukuran partikel koloid menurut Purba antara 1–100 nm, yang dapat
berupa diameter, panjang, lebar, ataupun tebal dari suatu partikel.
Koloid ini memiliki ciri dan karakteristik yang sangat unik. Berikut adalah ciri-
ciri koloid diantaranya : Dispersi molekuler.
Dimensi suatu partikel kurang dari 1 nm. Oleh karena itu akan dibutuhkan
mikroskop khusus untuk mengamati koloid.
Ciri-ciri koloid :
2. Tidak jernih
3. Dua fase
5. Stabil
1. Aerosol
Aerosol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat atau cair
dan medium pendispersinya berupa gas. Jika fase terdispersinya padat, maka disebut
aerosol padat. Jika fase terdispersinya cair, maka disebut aerosol cair. Contoh koloid jenis
aerosol adalah minyak wangi (parfum), obat nyamuk semprot, dan cat semprot.
2. Sol
Sol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat, sedangkan
medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Jika medium pendispersinya zat
padat, disebut sol padat. Contoh koloid jenis sol cair adalah tinta, sol belerang, dan sol
emas. Contoh sol padat adalah kaca hitam, intan hitam, dan paduan logam.
3. Emulsi
Emulsi merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya zat cair dan medium
pendispersinya juga zat cair. Lalu, apa bedanya dengan larutan? Pada emulsi, kedua zat
cair tidak saling melarutkan. Hal itu karena adanya peran zat pengemulsi. Contoh emulsi
adalah kasen di dalam susu, kuning telur, santan, dan mayones.
4. Buih
Buih merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa gas, sementara medium
pendispersinya berupa zat cair. Jika medium pendispersinya berupa zat padat, maka
disebut buih padat. Contoh koloid jenis buih ini adalah sabun, detergen, karet busa (buih
padat), dan batu apung (buih padat).
5. Gel
Gel merupakan jenis koloid yang terbentuk dari campuran zat padat dan zat cair. Gel
terbentuk karena fase terdispersi mampu mengadsorbsi medium pendipersinya. Contoh
gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Berdasarkan sifat
elastisitasnya, gel dibagi menjadi dua, yaitu gel elastis dan non-elastis.
Agar lebih paham tentang jenis-jenis koloid, perhatikan tabel berikut.
D. SIFAT – SIFAT KOLOID
Sebagai hasil campuran antara dua zat, tentu koloid memiliki sifat spesifik yang
berbeda dari sifat zat pembentuknya. Adapun sifat-sifat koloid adalah sebagai berikut.
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu John Tyndall. Efek
Tyndall merupakan gejala terhamburnya berkas sinar/cahaya oleh partikel koloid. Oleh
karena itu, efek ini bisa digunakan untuk membedakan antara koloid dan larutan.
2. Gerak Brown
Pada tahun 1827, seorang botanis asal Skotlandia, Robert Brown, berhasil mengamati
gerakan partikel koloid. Pengamatan itu membuktikan bahwa partikel koloid tidak pernah
berada pada kondisi stasioner (diam), melainkan akan bergerak dengan lintasan lurus dan
arahnya tak menentu. Jika diamati melalui mikroskop ultra, gerakan partikel koloid
berbentuk zigzag. Pergerakan inilah yang disebut gerak Brown. Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Contoh gerak Brown ini bisa
Quipperian lihat saat partikel debu bergerak melewati celah jendela yang terkena sinar
Matahari. Jika diperhatikan, partikel debu tersebut akan senantiasa bergerak tanpa henti
dan lintasannya berbentuk lurus.
3. Adsoprsi
Adsoprsi adalah peristiwa terserapnya ion atau senyawa lain oleh permukaan koloid.
Contohnya saat Quipperian menjernihkan air menggunakan tawas. Tawas digunakan
sebagai penjernih air karena memiliki kemampuan untuk menyerap polutan di dalam air.
4. Muatan koloid
Koloid dibedakan menjadi dua berdasarkan muatannya, yaitu koloid bermuatan positif
dan koloid bermuatan negatif.
5. Koagulasi koloid
6. Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang mampu melindungi koloid lain agar tidak
mengalami koagulasi.
7. Dialisis
Dialisis merupakan proses pemisahan koloid dari ion-ion pengotornya. Dialisis ini
dilakukan dengan cara mengalirkan cairan melalui membran semipermeabel yang
berfungsi sebagai penyaring.
8. Elektroforesis
Koloid liofil merupakan koloid yang mampu mengadsorpsi cairan, sehingga terbentuk
selubung di sekitar koloid, contohnya agar-agar. Koloid liofob merupakan koloid yang
tidak mengadsorpsi cairan, dengan syarat cairan tersebut harus netral (tidak bermuatan).
E. Cara Pembuatan Koloid
a. METODE KONDENSASI
Dekomposisi Rangkap
Misalnya:
* Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan
As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
* Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;
Reaksi Hidrolisis
Misalanya :
* Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan
FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;
* Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) ? Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
Misalnya :
* Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan
melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;
* Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan
mengalirinya gas H2S ;
Penggatian Pelarut
Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu
dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol
tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang
akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang
dalam air.
Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka
terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.
b. METODE DISPERSI
Cara Mekanik
Alat ini memiliki 2 pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan.
Partikel-partikel yang kasar akan digiling melalui ruang antara kedua pelat baja
tersebut. Kemudian, terbentuklah partikel-partikel berukuran koloid yang
kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membentuk sistem
koloid. Contoh kolid yang dibuat adalah; pelumas, tinta cetak, sol belerang dsb.
Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid atau sistem koloid dari butir-butir
kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu
zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit
khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Contoh:
https://www.studiobelajar.com/koloid/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/materi-koloid-kimia-kelas-11/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/materi-koloid-kimia-kelas-11/