Pengukuran Karakteristik Antenna Yagi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI

REV: 00

Percobaan No.5
Pengukuran Karakteristik VHF Yagi Antenna(1)

Oleh:
Kelompok 3/Kelas 3A1

1. Ipon Nopilasari / 151331009


2. Kama Rijal Sukardi / 151331010
3. M. Faizal Amin / 151331011
4. Mardiyatul Fuadah / 151331012

Tanggal Praktikum : 07/11/2017


Tanggal Pengumpulan Laporan : 14/11/2017

PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI - TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
NOVEMBER 2017
1. PERCOBAAN NO. 5
2. JUDUL PERCOBAAN
Pengukuran Karakteristik VHF Yagi Antenna(1)
3. TUJUAN
1. Memahami karakteristik, fungsi, dan tugas antena.
2. Mengukur pola radiasi, X polarisasi, dan gain pada antena.

4. PENDAHULUAN
Antena adalah perangkat yang mampu mengubah besaran listrik yang didapat
dari saluran transmisi inputan menjadi gelombang elektromagnetik (GEM) yang
diradiasikan ke udara serta mampu pula menangkap gelombang elektromagnetik dari
udara bebas untuk kemudian dijadikan kembali ke besaran listrik melalui saluran
transmisi. Antenna memiliki berbagai macam dan bentuk, seperti antenna helix,
antenna Yagi-Uda, antenna horn, antenna dipole dan antenna mikrostrip.

1. Antena Yagi
Antena yagi adalah salah satu jenis antenna radio atau televise yang
bersifat direksional, yaitu menambah gain hanya pada salah satu arahnya. Sisi
antena yang berada di belakang reflector memiliki gain yang lebih kecil
daripada di depan director.

Gambar 4.1 Antena Yagi

Bagian-bagian antena yagi:


- Driven adalah titik catu dari kabel antena, biasanya panjang fisik driven
adalah setengah panjang gelombang (0,5 λ) dari frekuensi radio yang
dipancarkan atau diterima.
- Reflector adalah bagian belakang antena yang berfungsi sebagai pemantul
sinyal, dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven. Panjang biasanya
adalah 0,55 λ (panjang gelombang).
- Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek
daripada driven. Penambahan batang director akan menambah gain antena,
namun akan membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit. Semakin
banyak jumlah director, maka semakin sempit arahnya.
- Boom adalah bagian ditempatkan driven, reflector, dan director. Boom
berbentuk sebatang logam atau kayu yang panjangnya sepanjang antena itu.
- Gambut Brotherhood adalah bagian yang digunakan untuk menangkap
gelombang sinyal dan memperstabil sinyal yang masuk.

Karakteristik Antena Yagi

- Pola Radiasi
Pola radiasi disebut juga pernyataan secara grafis yang menggambarkan sifat
radiasi dari antena. Pola radiasi dapat diklasifikasikan sebagai isotropis,
directional dan omnidirectional. Antena yagi termasuk antena dengan pola
radiasi directional yaitu pola radiasi yang hanya mengarah ke satu atau lebih
arah azimuth dan elevesi.

Gambar 4.2 Pola Radiasi Antena Yagi


Pada saat 0 ‫ ﹾ‬adalah arah kemana antena harus diletakkan menghadap
pemancar. Gain dapat ditambahkan dengan menambahkan elemen, director,
atau pengaturan antar elemen, tanpa melupakan tradeoff antara gain dan
bandwidth.

- HPBW (Half Power Beamwidth)


HPBW (Half Power Beamwidth) adalah daerah sudut yang dibatasi oleh
titik titik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada lobe
utama.
Gambar 4.3 HPBW
- Gain Antena
Gain didefinisikan sebagai perbandingan intensitas daya kea rah tertentu
dengan intensitas daya bila daya yang didapatkan antena diradiasi secara
isotropis. Gain berhubungan erat dengan direktivitas, dimana direktivitas
hanya memperhitungkan keterarahan radiasi antena sementara gain melihat
efisiensi dari antena tersebut.
Pola radiasi antena dengan gain rendah bersifat melebar sehingga energy
yang dipancarkan terdistribusi luas secara sektoral (sudut). Sedangkan antena
dengan gain besar memiliki pola pancar sempit, energy yang dipancarkan
tidak melebar, tetapi pada arah pancaran utamanya, energy ini bisa
menjangkau tempat yang lebih jauh.
- Front to Back Antena
Front to Back ratio dimaksudkan adalah perbandingan energi yang
dipancarkan atau di terima pada tepat di depan antenna Yagi atau jenis lainnya
dan bagian belakang antenna tersebut, perbandingan tersebut dapat dihitung
dalam satuan dB, peralatan yang dibutuhkan adalah field strength meter yang
telah di kalibrasi. Front to Back Ratio berguna untuk mengetahui agar kita
mampu mengetahui sejauh mana kemampuan antena yang kita pergunakan.
- Crosspole (X- Polaradiasi)
Crosspole merupakan selisih kuat medan pada sudut tertentu (biasanya pada
sudut 0º atau sudut dengan kuat medan terbesar) dari posisi antenna Horizontal
dengan posisi antenna Vertikal.

Kelebihan dan Kekurangan Antena Yagi

No Kelebihan Kekurangan
Penguatan dapat diatur sesuai
1. Bahan untuk merangkai cukup banyak
kebutuhan
Penggunakan prinsip antena
2. Pembuatan dan perhitungan relative sulit
direksional
3. Bisa digunakan pada frekuensi tinggi

2. Antena Dipol
Antena dipol adalah sebuah antena yang dibuat dari kawat tembaga
dan dipotong sesuai ukuran agar beresonansi pada frekuensi kerja yang
diinginkan. Kawat yang dipakai sebaiknya ukuran AWG (American Wire
Gauge). Antena dipol terdiri dari dua buah kawat yang terpisah satu dengan
yang lainnya. Yang berfungsi sebagai antena pemancar, ia akan dihubungkan
dengan sumber tegangan, dan pada fungsi sebagai antena penerima. Antena
dipol bersifat omnidirectional artinya antena ini memancarkan energinya, pada
suatu potongan bidang tertentu, sama rata kesemua arah. Antena ini terdiri dari
dua buah logam konduktor atau kabel, berorientasi sejajar dan kolinier dengan
lainya (segaris dengan yang lainya), dengan sela kecil di tengahnya. Tegangan
frekuensi radio diterapkan pada tengah-tengah di antara dua konduktor.

Gambar 4.4 Antena Dipol

Antena ini memiliki panjang yang lebih pendek dari panjang


gelombangnya. Antena ini memiliki daya tahan radiasi yang rendah dan
reaktansi yang tinggi, membuat antena ini tidak efisien, tetapi antena ini sering
digunakan untuk panjang gelombang yang amat panjang. Dipol yang
panjangnya setengah dari panjang gelombang sinyal, juga sering disebut dipol
setengah gelombang, dan lebih efisien. Dalam teknik radio, istilah dipol
biasanya bermakna sebuah setengah gelombang dipol.
Gambar 4.5 Arah Pancaran Dipole

5. SETUP PENGUKURAN

Gambar 5.1 Antenna Yagi Horizontal

Gambar 5.2 Antenna Yagi Vertikal


Gambar 5.3 Antenna Dipole Horizontal

Gambar 5.3 Antenna Dipole Vertikal


6. ALAT/BAHAN YANG DIPERLUKAN
 Antenna Pemancar 1 unit
 Antenna Yagi 5 Elemen 1 unit
 Antenna Dipole 1 unit
 Accumulator GTZ7S, 12V 1 unit
 Measuring Receiver ML521B, 25-300MHz 1 unit
 Multimeter 8060A True R M S 1 unit
 Kabel koaksial N-Type (male) to N-Type (male) 1 buah
 Kabel BNC to Banana 1 buah

7. METODE PERCOBAAN

Pada praktek pengukuran kali ini, kita memanfaatkan antenna pemancar yang ada
di Lab HF POLBAN yang bekerja pada frekuensi 134MHz, dan melakukan praktek
pengukuran menggunakan Antenna Yagi sebagai penerima sinyal, dan Antenna Dipole
sebagai referensi menentukan gain di Lapangan Kosong Setra Regency.
Antenna pemancar sendiri memiliki 3 keadaan pada saat memancarkan sinyal
untuk diterima oleh antenna penerima seperti berikut yaitu:
 Signal with tone
Sinyal dikirim dalam bentuk modulasi. Akan terdengar suara tone saat sinyal ini di
kirimkan.
 Signal without tone
Ketika dalam keadaan mengirim unmodulated FM Signal, tidak akan terdengar
bunyi apapun.
 Posisi Idle (Pemancar tidak bekerja)
Akan terdapat jeda beberapa detik setelah sinyal with atau without tone selesai
dipancarkan.

a. Mengatur Antena Penerima (Yagi 5 elemen)


1. Pasang antena Yagi pada posisi horizontal pada dudukan antena yang disediakan
seperti yang terlihat pada Gambar 5.1.
2. Hubungkan antena Yagi tersebut dengan alat Measuring Receiver menggunakan
kabel koaksial, dan hidupkan alat Measuring Receiver menggunakan accumulator.
Seperti setup pengukuran gambar 5.1.
3. Atur frekuensi pada Measuring Receiver pada frekuensi sebesar 134 MHz sesuai
dengan frekuensi antenna pemancar yang berada di Lab HF.
4. Pada Measuring Receiver pengukuran dibaca dalam satuan dB/µV.
5. Cek juga indikator Measuring Receiver, apabila indikator sudah berwarna hijau
berarti alat sudah terkalibrasi dengan baik.
6. Carilah posisi 00̊ atau dengan kata lain mencari posisi dimana didapatkan field
strength terkuat saat antenna Yagi diarahkan ke antenna penerima.
7. Setelah itu, catat field strength yang terukur saat sinyal dengan tone, dan sinyal
tanpa tone diterima. Lalu putar antenna per 100̊, sampai didapatkan sudut 3600̊.
8. Ulangi langkah 1-7 untuk posisi antena Vertikal. Seperti setup pengukuran
gambar 5.2.

b. Menghitung Pola radiasi Yagi Antena


1. Normalisasi field strength pada setiap posisi bias didapatkan dengan
menguranginya dengan nilai field strength tertinggi (posisi 0o).
2. Lalu plot lah tiap nilai field strength pada tiap posisi yang telah dinormalisasi pada
diagram.

c. Cross pole (X-Polarisasi Antena)


Hitunglah selisih dari field strength tertinggi pada antena Yagi 5 elemen pada saat
posisi horizontal dan saat vertical.

d. Setting Antena Penerima (Dipole)


1. Lepaskan antena Yagi 5 elemen dari dudukan antena dan gantikan dengan Antenna
Dipole. Pasang antena Dipole pada posisi horizontal pada dudukan antena yang
disediakan seperti terlihat pada Gambar 5.3.
2. Hubungkan antena dengan alat Measuring Receiver menggunakan kabel koaksial,
dan hidupkan alat Measuring Receiver dengan menghubungkannya ke
accumulator. Seperti setup pengukuran gambar 5.3.
3. Atur frekuensi pada Measuring Receiver dengan frekuensi yang sama dengan
frekuensi antenna pemancar yaitu sebesar 134 MHz.
4. Pada Measuring Receiver pengukuran masih dibaca dalam satuan dB/µV.
5. Arahkan antena dipole ke antena pemancar sampai menemukan field strength
yang terkuat (00̊). Lalu catat hasil pengukuran tersebut.
6. Ulangi langkah 1-5 untuk posisi antena Vertikal. Seperti setup pengukuran
gambar4.

e. Menghitung Gain Yagi Antena


1. Gain suatu antena dapat dicari dari cara perbandingan suatu antena yang sudah
memiliki gain misalnya disini yaitu antena Dipole.
2. Lalu hitung gain antena Yagi dari selisih antara field strength terkuat (00̊0̊ ) pada
posisi vertikal dengan field strength antena dipole vertikal terkuat (00̊). Gain
(terhadap antena dipole) ialah kuat medan tertinggi antena Yagi di vertikal
dikurangi dengan gain antena dipole vertikal sama halnya juga dengan saat posisi
horizontal maka bandingkan juga saat kedua antenna berada pada posisi
horizontal.
3. Lalu setelah itu baru hitung nilai gain antena Yagi terhadap isotropis dari selisih
nilai gain terhadap dipole dikurangi Gdipole: 2.15 dB. Gain (terhadap isotropis)
ialah Gain (terhadap antena dipole) dikurangi 2.15 dB

f. Menghitung Half Power BeamWidth (HPBW)


1. Perhitungan HPBW bisa di lakukan dengan menarik garis pada pola radiasi saat
field strength ternormalisasi mencapai -3dB.
2. Lalu hitung jumlah sudut pada garis yang sudah ditandai.

g. Front to back
Hitunglah nilai daya terbesar saat posisi antenna Yagi 5 elemen membelakangi daerah
sumber pemancar dilihat pada pola radiasi atau 1800̊.
8. HASIL DAN ANALISA
Tanggal : 7 November 2017
Lokasi Rx : Lapangan Perumahan Setra Regency
Lokasi Tx : Lab HF POLBAN
Frekuensi : 134MHz
Cuaca : Gerimis
Waktu/Jam : 11.30 – 13.00 WIB

1. Pola Radiasi
Tabel 8.1 level daya antenna yagi vertikal
Ɵ level daya [dBµV] level daya ternormalisasi [dB]
0° 76,7 0
10° 76,8 0,1
20° 75,7 -1
30° 73,9 -2,8
40° 72,1 -4,6
50° 68,3 -8,4
60° 68,5 -8,2
70° 60,9 -15,8
80° 66,1 -10,6
90° 68,2 -8,5
100° 69,6 -7,1
110° 70,8 -5,9
120° 70,4 -6,3
130° 70,6 -6,1
140° 70,1 -6,6
150° 69,1 -7,6
160° 67,8 -8,9
170° 67,9 -8,8
180° 68,5 -8,2
190° 68,5 -8,2
200° 70,2 -6,5
210° 70,5 -6,2
220° 70 -6,7
230° 68,6 -8,1
240° 68,4 -8,3
250° 67,4 -9,3
260° 64,8 -11,9
270° 62 -14,7
280° 55,7 -21
290° 60,6 -16,1
300° 67,1 -9,6
310° 70,8 -5,9
320° 73,4 -3,3
330° 75 -1,7
340° 76,2 -0,5
350° 77 0,3
360° 77,3 0,6

Analisis:
Pada percobaan ini, menentukan pola radiasi dari antenna yagi. Pola radiasi
antena terjadi pada saat posisi antenna pemancar dan penerima sama. Dalam hal
ini, posisi antenna adalah horizontal dan vertikal. Dan posisi pemancar pada
percobaan ini adalah vertikal. Idealnya, pola radiasi pada saat antenna penerima
membelakangi antena pemancar, level daya yang di terima harus seminim
mungkin karena karateristik pola radiasi dari antenna ini adalah uni directional.
Hasil yang diperolah dari percobaan ini, nilai level daya pada saat antenna
penerima membelakangi pemancar masih cukup besar. Hal ini dapat disebabkan
karena faktor ingkungan pada saat praktikum. Pemancar terhalang oleh pepohonan
dan jarak antara pemancar dan penerima tidak terlalu jauh. Dan pada saat
percobaan, cuaca pada saat itu gerimis.

2. X Polarisasi
Tabel 8.2 level daya antenna yagi horizontal
Ɵ level daya [dBµV] level daya [dB]
0° 66,8 0
10° 66,7 -0,1
20° 66,2 -0,6
30° 66,3 -0,5
40° 66,1 -0,7
50° 65,5 -1,3
60° 64,7 -2,1
70° 64,3 -2,5
80° 64,3 -2,5
90° 63,2 -3,6
100° 63,2 -3,6
110° 64,7 -2,1
120° 65,1 -1,7
130° 65,2 -1,6
140° 65,3 -1,5
150° 64,5 -2,3
160° 63,2 -3,6
170° 63,2 -3,6
180° 62,4 -4,4
190° 62,5 -4,3
200° 62,8 -4
210° 63,1 -3,7
220° 63,6 -3,2
230° 64,8 -2
240° 63,9 -2,9
250° 63 -3,8
260° 62,8 -4
270° 62,9 -3,9
280° 63,8 -3
290° 64,7 -2,1
300° 64,1 -2,7
310° 65,6 -1,2
320° 65 -1,8
330° 65 -1,8
340° 66 -0,8
350° 66,8 0
360° 66,3 -0,5
Leveldaya terkuat antenna yagi horizontal = 66,8 dBµV
Leveldaya terkuat antenna yagi Vertikal = 77,3 dBµV
 Crosspole = 77,3 – 66,8 = 10,5dB

Analisis:
Pada perhitungan creosspole ini didapatkan hasil sebesar 10,5dB. Sedangkan
besarnya crosspol pada antenna yagi adalah diatas 15dB. Crosspole dittentukan
oleh selisih level daya yang diterima oleh antena yagi pada saat posisi horizontal
dan vertikal. Besar level daya yang dihasilkan pada saat posisi antena yagi vertikal
lebih besar daripada besar level daya yang dihasilkan saat antenna yagi horizontal.
Hal ini disebabkan karena posisi pemancar adalah vertikal. Sehingga level daya
yang diterima pada saat posisi antenna yangi vertikal lebih besar.

3. Gain
Antena dipole
Level daya posisi Horizontal = 69,5 dBµV
Level daya posisi Vertikal = 68,9 dBµV
Gain : level daya tertinggi [dBµV] – gain antena dipole vertikal [dBµV]
 Gd = 77,3 – 68,9
= 8,4 dBD (gain terhadap acuan Gain antenna Dipole)
 Gi = Gd – 2,15dB
= 8,4 – 2,15
= 6,25 dBi (Desibel Isotropis)
Analisis:
Penguatan atau gain yang didapatkan sebesar 8,4dBD (terhadap antena dipole) atau
6,25 dBi (terhadap antena isotropis). Idealnya, penguatan atau gain antena 5 elemen
itu sebesar 9dB. Dari hasil yang di dapatkan menunjukan bahwa penguatan antena
yagi tersebut baik karena masih mendekati angka 9dB. Nilai penguatan antena ini
dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dan penerima, benda yang menghalangi, dan
juga faktor cuaca.

4. HPBW

HPBW (Half Power Beamwidth) = 75°

Analisis:
Beamwidth merupakan besar lebar pancaran (beam) yang didapat dari titik
potong antara polaradiasi antena dengan pola lingkaran pada saat -3dB. Terdapat 2
arah antena yang mempunyai level daya ternormalisasi sekitar -3dB, yaitu pada
saat ±35° dan ±320°. Sehingga nilai HPBW sebesar ±75°, artinya lebar pancaran
antenna yagi vertikal sebesar 75°.

5. Front to Back
Front to Back Ratio = 0dB – (-8,9) dB = 8,9 dB
Analisis:
Front to back rato merupakan nilai daya terbesar saat posisi antenna yagi
membelakangi pemancar. Dari percobaan yang kami lakukan, didapatkan level
daya yang terbesar saat antenna yagi vertikal membelakangi pemancar pada saat
posisi 160° sebesar 8,9dB.
9. KESIMPULAN
1. Frekuensi yang digunakan pada pengukuran karakteristik antena Yagi adalah
sebesar 134Mhz, frekuensi ini digunakan agar tidak terjadi interferensi dari
stasiun pemancar lain.
2. Pola radiasi antena Yagi adalah unidirectional yang artinya kuat medan antena
Yagi terjadi pada satu arah saja yaitu yang terkuat pada arah yang sejajar dengan
arah pemancar. Diluar cakupannya maka kuat medan dari antena Yagi akan
melemah.
3. Pola radiasi antena dipole adalah multidireksional yang artinya kuat medan ada
pada 360 derajat tegak lurus sumbu antena.
4. Posisi antena vertikal memiliki Level daya yang lebih besar dari posisi horizontal.
5. Pengukuran karakteristik antena Yagi dapat terkendala oleh beberapa faktor, salah
satunya yaitu masalah cuaca sehingga hasil pengukuran karakteristik dapat
berubah ubah walaupun melakukannya di tempat yang sama.

Anda mungkin juga menyukai