Pengukuran Karakteristik Antenna Yagi
Pengukuran Karakteristik Antenna Yagi
Pengukuran Karakteristik Antenna Yagi
REV: 00
Percobaan No.5
Pengukuran Karakteristik VHF Yagi Antenna(1)
Oleh:
Kelompok 3/Kelas 3A1
4. PENDAHULUAN
Antena adalah perangkat yang mampu mengubah besaran listrik yang didapat
dari saluran transmisi inputan menjadi gelombang elektromagnetik (GEM) yang
diradiasikan ke udara serta mampu pula menangkap gelombang elektromagnetik dari
udara bebas untuk kemudian dijadikan kembali ke besaran listrik melalui saluran
transmisi. Antenna memiliki berbagai macam dan bentuk, seperti antenna helix,
antenna Yagi-Uda, antenna horn, antenna dipole dan antenna mikrostrip.
1. Antena Yagi
Antena yagi adalah salah satu jenis antenna radio atau televise yang
bersifat direksional, yaitu menambah gain hanya pada salah satu arahnya. Sisi
antena yang berada di belakang reflector memiliki gain yang lebih kecil
daripada di depan director.
- Pola Radiasi
Pola radiasi disebut juga pernyataan secara grafis yang menggambarkan sifat
radiasi dari antena. Pola radiasi dapat diklasifikasikan sebagai isotropis,
directional dan omnidirectional. Antena yagi termasuk antena dengan pola
radiasi directional yaitu pola radiasi yang hanya mengarah ke satu atau lebih
arah azimuth dan elevesi.
No Kelebihan Kekurangan
Penguatan dapat diatur sesuai
1. Bahan untuk merangkai cukup banyak
kebutuhan
Penggunakan prinsip antena
2. Pembuatan dan perhitungan relative sulit
direksional
3. Bisa digunakan pada frekuensi tinggi
2. Antena Dipol
Antena dipol adalah sebuah antena yang dibuat dari kawat tembaga
dan dipotong sesuai ukuran agar beresonansi pada frekuensi kerja yang
diinginkan. Kawat yang dipakai sebaiknya ukuran AWG (American Wire
Gauge). Antena dipol terdiri dari dua buah kawat yang terpisah satu dengan
yang lainnya. Yang berfungsi sebagai antena pemancar, ia akan dihubungkan
dengan sumber tegangan, dan pada fungsi sebagai antena penerima. Antena
dipol bersifat omnidirectional artinya antena ini memancarkan energinya, pada
suatu potongan bidang tertentu, sama rata kesemua arah. Antena ini terdiri dari
dua buah logam konduktor atau kabel, berorientasi sejajar dan kolinier dengan
lainya (segaris dengan yang lainya), dengan sela kecil di tengahnya. Tegangan
frekuensi radio diterapkan pada tengah-tengah di antara dua konduktor.
5. SETUP PENGUKURAN
7. METODE PERCOBAAN
Pada praktek pengukuran kali ini, kita memanfaatkan antenna pemancar yang ada
di Lab HF POLBAN yang bekerja pada frekuensi 134MHz, dan melakukan praktek
pengukuran menggunakan Antenna Yagi sebagai penerima sinyal, dan Antenna Dipole
sebagai referensi menentukan gain di Lapangan Kosong Setra Regency.
Antenna pemancar sendiri memiliki 3 keadaan pada saat memancarkan sinyal
untuk diterima oleh antenna penerima seperti berikut yaitu:
Signal with tone
Sinyal dikirim dalam bentuk modulasi. Akan terdengar suara tone saat sinyal ini di
kirimkan.
Signal without tone
Ketika dalam keadaan mengirim unmodulated FM Signal, tidak akan terdengar
bunyi apapun.
Posisi Idle (Pemancar tidak bekerja)
Akan terdapat jeda beberapa detik setelah sinyal with atau without tone selesai
dipancarkan.
g. Front to back
Hitunglah nilai daya terbesar saat posisi antenna Yagi 5 elemen membelakangi daerah
sumber pemancar dilihat pada pola radiasi atau 1800̊.
8. HASIL DAN ANALISA
Tanggal : 7 November 2017
Lokasi Rx : Lapangan Perumahan Setra Regency
Lokasi Tx : Lab HF POLBAN
Frekuensi : 134MHz
Cuaca : Gerimis
Waktu/Jam : 11.30 – 13.00 WIB
1. Pola Radiasi
Tabel 8.1 level daya antenna yagi vertikal
Ɵ level daya [dBµV] level daya ternormalisasi [dB]
0° 76,7 0
10° 76,8 0,1
20° 75,7 -1
30° 73,9 -2,8
40° 72,1 -4,6
50° 68,3 -8,4
60° 68,5 -8,2
70° 60,9 -15,8
80° 66,1 -10,6
90° 68,2 -8,5
100° 69,6 -7,1
110° 70,8 -5,9
120° 70,4 -6,3
130° 70,6 -6,1
140° 70,1 -6,6
150° 69,1 -7,6
160° 67,8 -8,9
170° 67,9 -8,8
180° 68,5 -8,2
190° 68,5 -8,2
200° 70,2 -6,5
210° 70,5 -6,2
220° 70 -6,7
230° 68,6 -8,1
240° 68,4 -8,3
250° 67,4 -9,3
260° 64,8 -11,9
270° 62 -14,7
280° 55,7 -21
290° 60,6 -16,1
300° 67,1 -9,6
310° 70,8 -5,9
320° 73,4 -3,3
330° 75 -1,7
340° 76,2 -0,5
350° 77 0,3
360° 77,3 0,6
Analisis:
Pada percobaan ini, menentukan pola radiasi dari antenna yagi. Pola radiasi
antena terjadi pada saat posisi antenna pemancar dan penerima sama. Dalam hal
ini, posisi antenna adalah horizontal dan vertikal. Dan posisi pemancar pada
percobaan ini adalah vertikal. Idealnya, pola radiasi pada saat antenna penerima
membelakangi antena pemancar, level daya yang di terima harus seminim
mungkin karena karateristik pola radiasi dari antenna ini adalah uni directional.
Hasil yang diperolah dari percobaan ini, nilai level daya pada saat antenna
penerima membelakangi pemancar masih cukup besar. Hal ini dapat disebabkan
karena faktor ingkungan pada saat praktikum. Pemancar terhalang oleh pepohonan
dan jarak antara pemancar dan penerima tidak terlalu jauh. Dan pada saat
percobaan, cuaca pada saat itu gerimis.
2. X Polarisasi
Tabel 8.2 level daya antenna yagi horizontal
Ɵ level daya [dBµV] level daya [dB]
0° 66,8 0
10° 66,7 -0,1
20° 66,2 -0,6
30° 66,3 -0,5
40° 66,1 -0,7
50° 65,5 -1,3
60° 64,7 -2,1
70° 64,3 -2,5
80° 64,3 -2,5
90° 63,2 -3,6
100° 63,2 -3,6
110° 64,7 -2,1
120° 65,1 -1,7
130° 65,2 -1,6
140° 65,3 -1,5
150° 64,5 -2,3
160° 63,2 -3,6
170° 63,2 -3,6
180° 62,4 -4,4
190° 62,5 -4,3
200° 62,8 -4
210° 63,1 -3,7
220° 63,6 -3,2
230° 64,8 -2
240° 63,9 -2,9
250° 63 -3,8
260° 62,8 -4
270° 62,9 -3,9
280° 63,8 -3
290° 64,7 -2,1
300° 64,1 -2,7
310° 65,6 -1,2
320° 65 -1,8
330° 65 -1,8
340° 66 -0,8
350° 66,8 0
360° 66,3 -0,5
Leveldaya terkuat antenna yagi horizontal = 66,8 dBµV
Leveldaya terkuat antenna yagi Vertikal = 77,3 dBµV
Crosspole = 77,3 – 66,8 = 10,5dB
Analisis:
Pada perhitungan creosspole ini didapatkan hasil sebesar 10,5dB. Sedangkan
besarnya crosspol pada antenna yagi adalah diatas 15dB. Crosspole dittentukan
oleh selisih level daya yang diterima oleh antena yagi pada saat posisi horizontal
dan vertikal. Besar level daya yang dihasilkan pada saat posisi antena yagi vertikal
lebih besar daripada besar level daya yang dihasilkan saat antenna yagi horizontal.
Hal ini disebabkan karena posisi pemancar adalah vertikal. Sehingga level daya
yang diterima pada saat posisi antenna yangi vertikal lebih besar.
3. Gain
Antena dipole
Level daya posisi Horizontal = 69,5 dBµV
Level daya posisi Vertikal = 68,9 dBµV
Gain : level daya tertinggi [dBµV] – gain antena dipole vertikal [dBµV]
Gd = 77,3 – 68,9
= 8,4 dBD (gain terhadap acuan Gain antenna Dipole)
Gi = Gd – 2,15dB
= 8,4 – 2,15
= 6,25 dBi (Desibel Isotropis)
Analisis:
Penguatan atau gain yang didapatkan sebesar 8,4dBD (terhadap antena dipole) atau
6,25 dBi (terhadap antena isotropis). Idealnya, penguatan atau gain antena 5 elemen
itu sebesar 9dB. Dari hasil yang di dapatkan menunjukan bahwa penguatan antena
yagi tersebut baik karena masih mendekati angka 9dB. Nilai penguatan antena ini
dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dan penerima, benda yang menghalangi, dan
juga faktor cuaca.
4. HPBW
Analisis:
Beamwidth merupakan besar lebar pancaran (beam) yang didapat dari titik
potong antara polaradiasi antena dengan pola lingkaran pada saat -3dB. Terdapat 2
arah antena yang mempunyai level daya ternormalisasi sekitar -3dB, yaitu pada
saat ±35° dan ±320°. Sehingga nilai HPBW sebesar ±75°, artinya lebar pancaran
antenna yagi vertikal sebesar 75°.
5. Front to Back
Front to Back Ratio = 0dB – (-8,9) dB = 8,9 dB
Analisis:
Front to back rato merupakan nilai daya terbesar saat posisi antenna yagi
membelakangi pemancar. Dari percobaan yang kami lakukan, didapatkan level
daya yang terbesar saat antenna yagi vertikal membelakangi pemancar pada saat
posisi 160° sebesar 8,9dB.
9. KESIMPULAN
1. Frekuensi yang digunakan pada pengukuran karakteristik antena Yagi adalah
sebesar 134Mhz, frekuensi ini digunakan agar tidak terjadi interferensi dari
stasiun pemancar lain.
2. Pola radiasi antena Yagi adalah unidirectional yang artinya kuat medan antena
Yagi terjadi pada satu arah saja yaitu yang terkuat pada arah yang sejajar dengan
arah pemancar. Diluar cakupannya maka kuat medan dari antena Yagi akan
melemah.
3. Pola radiasi antena dipole adalah multidireksional yang artinya kuat medan ada
pada 360 derajat tegak lurus sumbu antena.
4. Posisi antena vertikal memiliki Level daya yang lebih besar dari posisi horizontal.
5. Pengukuran karakteristik antena Yagi dapat terkendala oleh beberapa faktor, salah
satunya yaitu masalah cuaca sehingga hasil pengukuran karakteristik dapat
berubah ubah walaupun melakukannya di tempat yang sama.