F 12 Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Ekoregion Di Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah
F 12 Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Ekoregion Di Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah
F 12 Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Ekoregion Di Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip
1
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip
ii
KATA PENGANTAR
Tahun 2016 merupakan seminar tahunan ke VI yang diselenggarakan oleh FPIK
UNDIP. Kegiatan seminar ini telah dimulai sejak tahun 2007 dan dilaksanakan secara
berkala. Tema kegiatan seminar dari tahun ketahun bervariatif mengikuti perkembangan
isu terkini di sektor perikanan dan kelautan.
Kegiatan seminar ini merupakan salah satu bentuk kontribusi perguruan tinggi
khususnya FPIK UNDIP dalam upaya mendukung pembangunan di sektor perikanan dan
kelautan. IPTEK sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan sehingga tujuan
pembangunan dapat tercapai dan bermanfaat bagi kemakmuran rakyat.
Dalam implementasi pembangunan selalu ada dampak yang ditimbulkan. Untuk itu,
diperlukan suatu upaya agar dampak negatif dapat diminimalisir atau bahkan tidak terjadi.
Oleh karena itu, Seminar ini bertemakan tentang Aplikasi IPTEK Perikanan dan
Kelautan dalam Mitigasi Bencana dan Degradasi Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-
Pulau Kecil. Pada kesempatan kali ini, diharapkan IPTEK hasil penelitian mengenai
pengelolaan, mitigasi bencana dan degradasi wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
dapat terpublikasikan sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan yang
berkelanjutan dan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Seminar Tahunan Hasil
Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI merupakan kolaborasi FPIK UNDIP dan Pusat
Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP) UNDIP.
Panitia
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip
iii
DEWAN REDAKSI
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL TAHUNAN KE-VI
HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
DAFTAR ISI
halaman
DEWAN REDAKSI............................................................................................... iv
Bencana Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil: Ilmu Bencana dan
Dampak Bencana
ABSTRAK
Pantai utara Jawa khususnya di Kabupaten Pemalang mengalami berbagai permasalahan
lingkungan pesisir seperti kerusakan ekosistem, pencemaran, bencana banjir dan rob,
penurunan tanah (land subsidence). Konsep ekoregion yang teritegrasi dalam perencanaan
wilayah menjadi salah satu alternatif solusi terhadap permasalahan tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah: (1) memetakan ekoregion di wilayah pesisir Kabupaten Pemalang,
(2) mengkaji keselarasan ekoregion pesisir dan penataan ruang di Kabupaten Pemalang, (3)
mengkaji arahan pengelolaan pesisir berbasis ekoregion. Pemrosesan dan pengolahan data
citra satelit menggunakan software ER Mapper 7.0, digitasi ekoregion dilakukan secara
visual dan analisa keselarasan ekoregion dan penataan ruang dilakukan menggunakan
softwareArc GIS 10.1. Verifikasi lapangan dilakukan pada beberapa lokasi terpilih pada
tampilan citra satelit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekoregion wilayah pesisir
Kabupaten Pemalang tersusun atas dataran alluvial seluas 7.458,6 ha(62%), bentuk lahan
antropogenik 1.470,2 ha (12%), dataran alluvial pantai1.275,7 ha (11%), dataran banjir
1.233,2 ha (10%) dan sisanya adalah estuaria, gisik pantai, gosong pantai, lagoon dan rawa
payau masing-masing sebesar ± 117,4 ha (1%). Hasil analisis overlay keselarasan antara
ekoregion dengan alokasi ruang yang ada saat ini menunjukkan bahwa sebesar 9.203,9 ha
(72%) wilayah di pesisir kabupaten Pemalang selaras, sedangkan 3.125,7 ha (25%) perlu
mendapat perhatian dan sebesar 396,3 ha (3%) tidak selaras dengan kondisi ekoregion
pesisir saat ini. Pengelolaan ruang pesisir diarahkan untuk diselaraskan dengan kondisi
ekoregion, untuk daerah yang kurang selaras maupun tidak selaras dapat dilakukan review
terhadap kebijakan pemanfaatan ruang.
Kata Kunci: ekoregion, pemanfaatan ruang, keselarasan, GIS
PENDAHULUAN
Pesisir Kabupaten Pemalang Propinsi Jawa Tengah menimbulkan berbagai
permasalahan lingkungan pesisir seperti kerugian terhadap asset infrastruktur, kerusakan
ekosistem, pencemaran, bencana banjir dan rob, penurunan tanah (land subsidence) dan
berbagai permasalahan kependudukan, perikanan (khususnya budidaya ikan di
pertambakan) dan faktor ekonomi. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
pemanfaatan kawasan pesisir di Kabupaten Pemalang antara lain: (1) terjadi ketimpangan
dan benturan kepentingan antar sektor dalam pemanfaatan ruang serta pengelolaan
kawasan pesisir, (2) kondisi prasarana dan sarana dasar penunjang pengembangan kawasan
belum mencukupi dan belum mampu melayani seluruh kawasan pesisir dan (3) belum
optimalnya kinerja pemanfaatan sarana dan prasarana perikanan dan kelautan sebagai
pendukung aktivitas masyarakat pesisir.
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip
548
Konsep penataan ruang berbasis ekoregion menjadi salah satu alternatif dalam
pemanfaatan ruang di wilayah pesisir. Berdasarkan Undang-undang 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Ekoregion didefinisikan
sebagai wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora dan fauna
asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem
alam dan lingkungan hidup. Ekoregion ditetapkan dengan mempertimbangkan kesamaan:
(a).karakteristik bentang alam; (b). daerah aliran sungai;(c). iklim;(d). flora dan fauna;(e).
sosial budaya;(f). ekonomi;(g). kelembagaan masyarakat; dan (h).hasil inventarisasi
lingkungan hidup (Pasal 7 ayat 2, UU 32/2009 PPLH).
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) memetakan ekoregion di wilayah pesisir
Kabupaten Pemalang, (2) mengkaji keselarasan ekoregion pesisir dan penataan ruang di
Kabupaten Pemalang, (3) memberikan masukan arahan pengelolaan pesisir berbasis
ekoregion.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah wilayah kecamatan pesisir di Kabupaten Pemalang, yang
berbatasan langsung dengan Laut Jawa yaitu: (1) Kecamatan Pemalang (2) Kecamatan
Petarukan (3) Kecamatan Taman dan (4) Kecamatan Ulujami. Peta Lokasi penelitian
disajikan pada Gambar 1 berikut ini.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Peta Rupabumi Indonesia skala 1
: 25.000; Citra satelit resolusi tinggi tahun 2015, Peta RTRW Kabupaten Pemalang 2011 –
2031 dan Peta Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kabupaten Pemalang. Pemrosesan dan
pengolahan data Citra Satelit maupun analisa spasial menggunakan software ER Mapper
7.0 dan Arc GIS 10.1. Satuan ekoregion diolah secara interpretasi visual (on screen
digitation).
Gambar 5. Peta hasil overlay antara ekoregion dan pola pemanfaatan ruang di pesisir
Kabupaten Pemalang.
KESIMPULAN
Ekoregion wilayah pesisir Kabupaten Pemalang tersusun atas dataran alluvial
seluas 7.458,6 ha(62%), bentuk lahan antropogenik 1.470,2 ha (12%), dataran alluvial
pantai1.275,7 ha (11%), dataran banjir 1.233,2 ha (10%) dan sisanya adalah estuaria, gisik
pantai, gosong pantai, lagoon dan rawa payau masing-masing sebesar ± 100 ha (1%). Hasil
analisis overlay keselarasan antara ekoregion dengan alokasi ruang yang ada saat ini
menunjukkan bahwa sebesar 9.203,9 ha (72%) wilayah di pesisir kabupaten Pemalang
selaras, sedangkan 3.125,7 ha (25%) perlu mendapat perhatian dan sebesar 396,3 ha (3%)
tidak selaras dengan kondisi ekoregion pesisir saat ini. Pengelolaan ruang pesisir diarahkan
untuk diselaraskan dengan kondisi ekoregion, untuk daerah yang kurang selaras maupun
tidak selaras dapat dilakukan review terhadap kebijakan pemanfaatan ruang.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwulan, W., Sri H., dan Mone, I. C. 2006. Citra Satelit Landsat Untuk Inventarisasi
Sumberdaya Alam Pesisir Dan Laut Di Delta Mahakam. Pusat Survey Sumberdaya
Alam Laut – Bakosurtanal. Bogor
Deni, R. 2008. Pedoman Pemanfaatan Tepi Pantai Perkotaan. JUKNIS, Direktorat
Jendral Penataan Ruang.
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. 2008. Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Perkotaan. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah Nomor: 327/KPTS/M/2002, Lampiran V
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip
553
Lillesand and Kiefer. 1998. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh.
Gadjah mada University Press. Yogyakarta. 1998
Ongkosongo, O.S.R. 1982. The Nature of Coastline Changes in Indonesia. The Indonesian
Journal of Geography. Volume 12, 77 pp
Poniman, A. 2004. Survei Dan Pemetaan Tipologi Pesisir Indonesia. Bakosurtanal dan
Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta
Pratikto, W.A., Haryo D.A., dan Suntoyo. 2007. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut.
BPFE, Yogyakarta. 228 hlm
Saripin, I. 2003. Identifikasi Penggunaan Lahan dengan Menggunakan Citra Landsat
Thematic Mapper. Buletin Teknik Pertanian Vol. 8 No. 2
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip
611