Prosiding 2019
Prosiding 2019
Prosiding 2019
PROSIDING
Seminar Nasional Fisika dan Terapannya 2019 (SENFIT 2019)
Hotel Roditha
ii
Prosiding
:
Organizing Committee
Ketua : DR. Ichsan Ridwan, , S.Si., M.Kom.
Kerjasama :
dengan
Penerbit :
iv
KATA PENGANTAR KETUA PANITIA
Segala puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada kita semua, sehingga prosiding ini bisa
diterbitkan dari Seminar Nasional yang telah diadakan oleh Program Studi Fisika FMIPA ULM.
Melalui prosidin ini, diharapkan kita memiliki kesempatan untuk berbagi informasi, menambah
wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian serta penerapan
hasil-hasil penelitian dalam bidang Fisika dan aplikasinya. Melalui kegiatan ini, diharapkan juga
dapat membangun kerjasama dan dapat menciptakan inovasi serta memenuhi tuntutan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial budaya khususnya di bidang sains
(Fisika).
Seminar Nasional ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakasanakan setiap tahun
oleh Program Studi Fisika FMIPA ULM. Pada seminar dipresentasikan hasil penelitian, review
dan hasil pengabdian yang dilakukan oleh penelitian yang berasal dari berbagai instansi yang
beragam. Hasil seminar tersebut kemudian didokumentasikan dalam prosiding. Penyuntingan
terhadap abstrak ini telah diupayakan sebaik mungkin, namun kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya. Karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan guna perbaikan abstrak ini.
Seminar Nasional ini dapat terselenggara berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor ULM, Dekan
FMIPA ULM, para narasumber, Asosiasi profesi (PSI cabang KalSel) dan para sponsor yang
berpartisipasi serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Penghargaan yang
setinggi-tingginya kami sampaikan kepada segenap panitia yang telah bekerja keras demi
suksesnya kegiatan ini.
Tema ini dipilih mengingat sejalan dengan koridor Kalimantan, khususnya Kalimantan
Selatan sebagai provinsi yang kaya dengan kandungan mineral dan batu bara, perkebunan dan
pertanian dan lumbung energi. Sehingga diyakini bahwa Seminar Nasional Fisika dan
Terapannya akan memberi dampak yang luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Forum ilmiah ini diperlukan bagi para peneliti untuk saling menginspirasi kajian fisika dan
terapannya dalam bidang sumber daya alam, energi dan lingkungan, meningkatkan kapasitas
riset, dan mengkomunikasikan gagasan mengenai ilmu dan teknologi terkait fisika yang
berkembang pada saat ini dan masa akan datang. Hasil forum ilmiah ini diharapkan dapat
mendesiminasikan hasil-hasil penelitian dalam bidang fisika dan terkait fisika dalam
kontribusinya untuk pengelolaan sumber daya alam, energi dan lingkungan menuju revolusi
industri 4.0. Meningkatkan kapasitas riset melalui kolaborasi dan kerja sama penelitian antar
sesama peneliti dan atau lembaga pemerintah /swasta. Saling mengkomunikasikan gagasan,
ide dan perkembangan terkini ilmu dan teknologi fisika serta terkait fisika dalam pengelolaan
sumber daya alam, energi dan lingkungan menuju revolusi industri 4.0.
Kami menyadari bahwa penyelenggaran seminar ini masih banyak kekurangan baik
dalam penyajian acara, pelayanan administrasi maupun keterbatasan fasilitas. Untuk itu kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kumpulan abstrak ini dapat digunakan sebagai
data sekunder dalam pengembangan penelitian di masa akan datang. Akhir kata kepada semua
pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.
Ketua Panitia
Seminar Nasional Fisika dan Terapannya II 2019
v
KATA PENGANTAR KETUA PRODI FISIKA
Segala puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada kita semua, sehingga hari ini kita dapat dipertemukan untuk
mengikuti acara Seminar Nasional yang diadakan oleh Program Studi Fisika FMIPA ULM. Kami
mengucapkan selamat datang di Banjarbaru kepada peserta seminar. Melalui kegiatan ini, diharapkan kita
memiliki kesempatan untuk berbagi informasi, menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan
peneliti dalam melakukan penelitian serta penerapan hasil-hasil penelitian dalam bidang Fisika dan
aplikasinya. Melalui kegiatan ini, diharapkan juga dapat membangun kerjasama dan dapat menciptakan
inovasi serta memenuhi tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial budaya
khususnya di bidang sains (Fisika).
Seminar Nasional ini dapat terselenggara berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor ULM, Dekan FMIPA ULM, para
narasumber, Asosiasi profesi (PSI cabang KalSel) dan para sponsor yang berpartisipasi serta pihak lain
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan
kepada segenap panitia yang telah bekerja keras demi suksesnya kegiatan ini.
Atas nama Prodi Fisika, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada panitia pelaksana
atas usaha dan kerja kerasnya sehingga kegiatan seminar ini dapat terlaksana sesuai rencana serta bantuan
dan dukungan dari seluruh civitas akademik Prodi Fisika. Tak kalah penting, dukungan Pimpinan Fakultas
MIPA dan Pimpinan Universitas yang saling melengkapi, menjadikan kegiatan seminar ini dapat berjalan
lancar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.
vi
DAFTAR ISI
Cover ii
Halaman Dalam iii
Kata Pengantar Ketua Panitia v
Kata Pengantar Ketua Prodi vi
Daftar Isi vii
Achmad Fatikhul Arifin, Ade Karakterisasi Sensor IR sebagai 1
Agung Harnawan, Arfan Eko Pengukur Jarak Pakan pada
Fahrudin Hopper Ading (Automatic Feeding)
Pintar
Alfia Faizatul Azimah, Arfan Eko Otomasi Sistem Titrasi Kadar 9
Fahrudin, Iwan Sugriwan Asam Lemak Bebas pada Palm
Kernel Oil Berbasis Arduino Uno
Gia Eka Negara, Iwan Sistem Monitoring 21
Sugriwan, Arfan Eko Fahrudin Karbondioksida, Kelembaban dan
Temperatur pada Alih Fungsi
Lahan Gambut: Perkebunan
Kelapa Sawit (Elaesis Guineesis
Jacq) dan Tanaman Bawang Daun
(Allium Sp) Terintegrasi Database
Joko Santoso, Iwan Sugriwan, Pembuatan Sistem Monitoring 34
Arfan Eko Fahrudin Suhu di Ruang Pengatur Udara dan
Kelembaban di Dalam Chamber
Berbasis Modul Mikrokontroler
Atmega 16A-PU
Karolina Indriyani, Iwan Pembuatan Alat Ukur Kadar 45
Sugriwan, Arfan Eko Fahrudin Oksigen pada T-Piece
Resuscitator untuk Neonatus
menggunakan Sensor ke-50
Berbasis Arduino Uno
Neny Kurniawati, Kerelius, Siti Pemanfaatan Paparan Gelombang 52
Sunariyati, Luqman Hakim, Ultrasonik sebagai Antibakteri
Dyah Ayu Pramoda Wardani, Coliform pada Air Sungai Kahayan
Widya Krestina
Rida Fathulana Faqih, Iwan Pembuatan Sistem Monitoring Air 61
Sugriwan, Ade Agung PDAM Berbasis Mikrokontroler
Harnawan
Winardi, Iwan Sugriwan, Ade Pembuatan Sistem Kontrol 73
Agung Harnawan, Tanto Budi Otomatis Suhu Uap Air di dalam
Susilo, Oni Soesanto, Alan Dwi Chamber Menggunakan Metode
Wibowo, Hysyam Al Hakim, Susi Kendali ON/OFF Berbasis
Mikrokontroler ATMega 16A-PU
vii
Deni Anggara, Hadma Yuliani Penggunaan Media Ular Tangga 83
pada Materi Wujud Zat untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas VII di Panti Asuhan
Berkah
Devi Vitrianingsih, Hadma Pembelajaran Fisika 88
Yuliani menggunakan Simulasi Phet pada
Materi Hukum Newton untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas VIII di Panti Asuhan Berkah
Dini Marlina, Fahruddin, Simon Interpretasi Lapisan Bawah 95
Sadok Siregar Permukaan Penambangan Batu
Andesit di Kecamatan Batu Ampar
Kabupaten Tanah Laut Provinsi
Kalimantan Selatan dengan
menggunakan Metode Geolistrik
2D
Ajeng Mahestri, Nurlina, Ichsan Identifikasi Ruang Terbuka Hijau 104
Ridwan Metode menguunakan Hybrid
Index Citra Satelit Landsat 8 Oli
Tirs di Kecamatan, Pelaihari Tanah
Laut
Muhammad Taufik Rahman, Klasifikasi Penggunaan Lahan di 110
Ichsan Ridwan, Nurlina Das Maluka menggunakan
Transformasi Tasseled Cap pada
Citra Landsat 8
Rima Niatunai, Husein Agil Prediction of Sand Stone 116
Almunawwar, Muh. Resky Reservoar Distribution using
Ariansyah, Simon Sadok Seismic Attribute Analysis and
Siregar, Fahrudin Inversion of Acoustic
Implementation in Fc-85 Field
Basin Tarakan North Kalimantan
Selvy Tiurma Simamora, Sri Identifikasi Batu Andesit dengan 127
Cahyo Wahyono, Simon Sadok Metode Geolistrik menggunakan
Siregar Konfigurasi Schlumberger 2D di
Kecamatan Pengaron, Kabupaten
Banjar Provinsi Kalimantan
Selatan
Fretika Septiawati, Sri Cahyo Identifikasi Akuifer untuk 134
Wahyono, Simon Sadok Siregar Penentuan Rencana Titik Sumur
Bor Produksi menggunakan
Metode Geolistrik 2D di
Perkebunan Kelapa Sawit
Kabupaten Tanah Bumbu
viii
Sitti Rahmasari Studi Geofisika terhadap Tanah 143
Makam yang Meninggi pada
Makam Habib Basirih Banjarmasin
Wiwik Agustinaningsih Pengembangan Instrumen Analisis 145
Kreativitas Mahasiswa dalam
Pemodelan Personalized Learning
Dyah Ayu Pramoda Wardani, Sintesis dan Karakterisasi 153
Suyanta, Dwi Siswanta, Rendy Bentonit Termagnetisasi sebagai
Muhammad Iqbal, Erwin Adsorben Cepat Pisah
Prasetya Toepak
Ishaq, Mohamad Nur Heriawan, Karakterisasi Zona Manifestasi 167
Asep Saepuloh Geotermal Berdasarkan Sifat Fisis
Permukaan Tanah menggunakan
Metode Geostatistik
Ismi Kamilia, Arfan Eko Pembuatan Elektrookulogram 177
Fahrudin, Ade Agung Harnawan (EOG) Dua Channel Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno
Maya Safitri, Ninis Hadi Karbon Aktif dari Purun Tikus 187
Haryanti, Suryajaya (Eleocharis Dulcis) untuk Adsorpsi
Logam Besi (Fe)
Muhammad Rizali Effect of Water Solvent pH to 191
Production Rate, CO2 Levels, and
Flame Color of Cow Biogas
Perriy Irawan Obat Herbal Kalimantan Tengah 197
Ditinjau dari Nanoteknologi
Shaliha, Ninis Hadi Haryanti, Variasi Tekanan Impregnasi pada 204
Suryajaya, Mashuri, Muhammad Batang Kelapa Sawit Termodifikasi
Zainuri, Darminto, Tetti Melamin Formaldehida
Novalina Manik
Sulung Apria Nuki, Ninis Hadi Sifat Fisik dan Mekanik Batang 212
Haryanti, Suryajaya, Mashuri, Kelapa Sawit Termodifikasi
Muhammad Zainuri, Darminto, Melamin Formaldehida terhadap
Tetti Novalina Manik Variasi pH Formalisasi
Hadma Yuliani, Muhammad Pembelajaran Fisika Matematika I 218
Nasir, Luvia Ranggi Nastiti dengan Model Self Regulated
Learning (SRL) Berbantukan
Lembar Kerja Mahasiswa :
Dampak Motivasi Belajar
Mahasiswa
ix
SINOPSIS PROSIDING
Seminar Nasional Fisika dan Terapannya 2019 (SENFIT 2019)
Program Studi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
“Kontribusi Fisika dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam, Energi, dan
Lingkungan Menuju Revolusi Industri 4.0”
x
Coliform pada Air Sungai Kahayan, Pembuatan Sistem Monitoring Air PDAM Berbasis
Mikrokontroler, Pembuatan Sistem Kontrol Otomatis Suhu Uap Air di dalam Chamber
Menggunakan Metode Kendali ON/OFF Berbasis Mikrokontroler ATMega 16A-PU,
Pembuatan Elektrookulogram (EOG) Dua Channel Berbasis Mikrokontroler Arduino
Uno.
Makalah dalam Bidang Geofisika terdiri dari makalah dengan judul artikel Interpretasi
Lapisan Bawah Permukaan Penambangan Batu Andesit di Kecamatan Batu Ampar
Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan Metode
Geolistrik 2D, Identifikasi Ruang Terbuka Hijau Metode menguunakan Hybrid Index
Citra Satelit Landsat 8 Oli Tirs di Kecamatan, Pelaihari Tanah Laut, Klasifikasi
Penggunaan Lahan di Das Maluka menggunakan Transformasi Tasseled Cap pada Citra
Landsat 8, Prediction of Sand Stone Reservoar Distribution using Seismic Attribute
Analysis and Inversion of Acoustic Implementation in Fc-85 Field Basin Tarakan North
Kalimantan, Identifikasi Batu Andesit dengan Metode Geolistrik menggunakan
Konfigurasi Schlumberger 2D di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar Provinsi
Kalimantan Selatan, Identifikasi Akuifer untuk Penentuan Rencana Titik Sumur Bor
Produksi menggunakan Metode Geolistrik 2D di Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten
Tanah Bumbu, Studi Geofisika terhadap Tanah Makam yang Meninggi pada Makam
Habib Basirih Banjarmasin, Karakterisasi Zona Manifestasi Geotermal Berdasarkan
Sifat Fisis Permukaan Tanah menggunakan Metode Geostatistik.
Makalah bidang pendidikan fisika terdiri dari makalah dengan judul-judul Penggunaan
Media Ular Tangga pada Materi Wujud Zat untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas VII di Panti Asuhan Berkah, Pembelajaran Fisika menggunakan Simulasi Phet
pada Materi Hukum Newton untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di Panti
Asuhan Berkah, Pengembangan Instrumen Analisis Kreativitas Mahasiswa dalam
Pemodelan Personalized Learning.
xi
Karakterisasi Sensor IR sebagai Pengukur Jarak Pakan pada
Hopper Ading (Automatic Feeding) Pintar
Achmad Fatikhul Arifin*, Ade Agung Harnawan, Arfan Eko Fahrudin
Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat
Email : [email protected]
ABSTRACT- Pengembangan sistem pemberi pakan ikan otomatis terus dilakukan salah satunya adalah
manajemen pengukuran jumlah pakan pada hopper ading (Automatic Feeding) pintar. Pengukuran jarak pakan
pada hopper dapat digunakan dua sensor inframerah GP2Y0A21YK0F, untuk itu dilakukan karakterisasi
dengan parameter pengukuran jarak, pengaruh sudut pantulan dari sudut 0° - 70° dan sudut -70° - 0°, serta
penghalang kaca sebagai penutup sensor agar sensor terhalang dari debu pakan. Reflektor yang digunakan
adalah kertas HVS berstandar SNI. Berdasarkan hasil pengujian, pengukuran jarak yang dihasilkan oleh kedua
sensor memiliki selisih pengukuran minimal sebesar 0,18 cm untuk sensor 1 dan 0,06 cm untuk sensor 2.
Pengukuran jarak pada sudut pantulan menunjukkan bahwa sensor mampu melakukan pengukuran dengan
baik dari jarak 10 cm – 30 cm. Sedangkan penghalang kaca dengan tebal 1,49 mm memberikan selisih jarak
pengukuran sebesar 0 – 0,5 cm pada jarak 0 – 25 cm dan 0,5 – 1 cm pada jarak 26 – 60 cm.
KATA KUNCI : Jarak; Penghalang kaca; Sensor IR GP2Y0A21YK0F; Sudut.
1
Setiap pakan ikan memiki parameter telah dibuktikan oleh Malheiros (2009) dengan
fisiknya sendiri. Contoh dari pengukuran judul Towards a more Accurate Infrared Distance
parameter fisik pakan ikan dengan jenis Sensor Model. Grafik pengukuran jarak dengan
perekat tepung rumput laut dapat dilihat pada pengaruh sudut dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1 (Saade, 2009). Nilai parameter fisik
yang berbeda-beda inilah yang membuat
pengukuran volume pakan dengan
menggunakan sensor ultrasonik
menghasilkan data yang kurang bagus.
Permasalahan lain yang ada pada pengukuran
pakan ikan menggunakan sensor ultrasonik
adalah permukaan pakan yang tidak rata dan
sudut kemiringan serta kontur pakan yang
terjadi saat penakaran pakan ikan. Selain itu
ada juga permasalahan mengenai adanya Gambar 1. Grafik karakterisasi sensor IR
rongga yang terdapat dalam butiran maupun P2Y0A21YK0F (Sharp Datasheet, 2006).
kumpulan pakan ikan. Secara tidak langsung
kumpulan pakan ikan pada hopper atau Aplikasi sensor dalam pengukuran jarak
tempat pakan akan menghasilkan rongga yang juga telah dilakukan diantaranya adalah Smart
mengganggu proses pengukuran yang Campus Phase One: Smart Parking Sensor
dilakukan oleh sensor ultrasonik (Harnawan. Network (Bandara, 2016) dan Analisa Kinerja
dkk, 2018). Sensor Inframerah Dan Ultrasonik Untuk
System Pengukuran Jarak Pada Mobile Robot
Sensor IR GP2Y0A21YK0F Inspection (Yunardi, dkk. 2017).
Sensor IR GP2Y0A21YK0F mempunyai
kinerja yang jauh lebih baik daripada alternatif
IR lainnya. Sensor ini dapat dengan mudah
dihubungkan ke sebagian besar
mikrokontroler. Keluaran sensor yang berupa
data analog tunggal dapat dihubungkan ke
ADC digital untuk memperoleh pengukuran
jarak, selain itu output juga dapat
dihubungkan ke alat pembanding lain untuk
deteksi ambang. Sensor GP2Y0A21YK0F Gambar 2. Grafik pengukuran jarak dengan
pengaruh sudut (Malheiros, 2009).
menghasilkan tegangan yang sesuai dengan
jarak sehingga bisa juga digunakan sebagai
sensor jarak. Fitur sensor IR GP2Y0A21YK0F Ading (Automatic Feeding) Pintar
diantaranya adalah jarak rentang pengukuran Ading (automatic feeding) Pintar adalah
dari 10 hingga 80 cm dengan tipe keluaran sebuah sistem alat pemberi pakan ikan
analog, ukuran sensor: 29,5 × 13 × 13,5 mm, otomatis yang telah dilengkapi berbagai fitur
konsumsi arus 30 mA dan tegangan suplai 4,5 yang meningkatkan efisiensi dan efektifitas
hingga 5,5 V (Sharp Datasheet, 2006). pemberi pakan serta pengawasan kolam
Kemampuan sensor IR GP2Y0A21YK0F tambak ikan. Ading pintar telah dilengkapi
dalam pengukuran jarak dari rentang 10 - 80
cm dapat dilihat pada Gambar 1 yang berupa
grafik karakterisasi sensor, selain itu sensor ini
juga memiliki tingkat akurasi yang cukup
tinggi meski dengan pengaruh sudut, hal ini
2
Tabel 1. Tabel nutrisi dan spesifikasi pakan MS Preo 981.
Perlakuan
Parameter yang diuji
E.Denticulatum G.Gigas K.Alvarezii Pakan komersil
Stabilitas pakan dalam air 50,00 ± 50,00 ͨ 92,66 ± 2,52 ª 69,00 ± 3,00 ᵇ 91,66 ± 1,53 ª
Kecepatan pecah (menit) 14.36 ± 00.00 ͨ 11.60 ± 0.03 ª 13.86 ± 0.01 ᵇ 11.75 ± 0.01 ª
Dispersi padatan (%) 92.27 ± 00.27 ͨ 94.67 ± 0.22 ª 93.63 ± 0.24 ᵇ 93.76 ± 0.79 ᵇ
Tingkat kekerasan (%) 73.01 ± 0.04 ᵇ 74.63 ± 0.77 ª 73.13 ± 0.05 ᵇ 21.63 ± 0.34 ª
Tingkat homogenitas (%) 4.08 ± 0.07 ͨ 4.34 ± 0.02 ᵇ 4.15 ± 0.01 ͨ 4.55 ± 0.01 ª
Kecepatan tenggelam (cm/s) 0,73 ± 0,09 ª 0,82 ± 0,07 ª 0,77 ± 0,05 ª 0,69 ± 0,04 ª
Daya lezat pakan 0.022 ± 1.42 ᵇ 0.024 ± 1.67 ª 0.023 ± 1.72 ᵇ 0.019 ± 0.55 ͨ
(g/bobot udang/hari)
Keterangan : huruf kecil (a, b, c,) yang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan nilai yang berbeda (p<0,05)
dengan RTC (Real Time Clock) DS3231, sensor Karakterisasi Sensor IR GP2Y0A21YK0F
pH, sensor suhu, keypad, motor driver, Karakterisasi sensor inframerah
kendali nirkabel dan LCD 16 x 2 sehingga GP2Y0A21YK0F dilakukan dengan
mampu bekerja memberi pakan ikan secara membandingkan nilai pengukuran jarak
akurat dan efektif sesuai jumlah pakan dan dengan tegangan keluaran dengan pengaruh
waktu tertentu yang telah ditentukan sendiri sebagai berikut :
oleh pemilik tambak. Jarak jangkauan lontaran 1. Tanpa penutup kaca dan reflektor kertas
pakan yang mampu dilakukan oleh ading berwarna putih.
pintar adalah 3 - 5 meter, hal ini karena sistem 2. Menggunakan kaca sebagai penutup
pelontar pakan pada ading pintar
sensor dan reflektor berwarna putih.
menggunakan pompa air (Harnawan. dkk,
3. Pengaruh sudut pengukuran.
2018).
Karakterisasi menggunakan penutup
METODE PENELITIAN kaca bertujuan untuk melindungi lensa sensor
Karakterisasi sensor ini memiliki 3 tahapan inframerah dari debu pada saat proses
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. pengisian pakan. Pengambilan data
karakterisasi akan diambil mulai jarak 10 cm
sesuai dengan datasheet sensor sampai jarak 60
cm. Variasi data pengukuran akan diperoleh
dengan memperjauh jarak pengukuran tiap 5
mm. Hasil pengukuran sensor dan tegangan
keluaran sensor akan dicatat dan diolah
menjadi grafik karakterisasi.
Gambar 3 Proses karakterisasi sensor IR
GP2Y0A21Y0K0F
3
kaca dan penghalang berwarna putih akan sensor telah mendekati hasil karakterisasi
dibandingkan dengan data dan grafik yang datasheet sensor. Hal ini dapat kita lihat dengan
diperoleh dari hasil Software Engauge terjadinya tumpang tindih antara grafik yang
Digitizer. Pengambilan data karakterisasi diperoleh dari datasheet dengan grafik
untuk pengaruh sudut pengukuran akan karakterisasi hasil pengujian.
dilakukan pengambilan data dari sudut 0° -
70° dan (-70°) - 0°, untuk pergeseran sudut dan Karakterisasi Menggunakan Kaca Sebagai
jarak akan dilakukan tiap 5° dan 10 cm seperti Penutup Sensor dan Reflektor Berwarna
ditunjukkan Gambar 4. Perulangan Putih
pengambilan data untuk masing – masing
karakterisasi dilakukan sebanyak 3 kali.
Analisis Data
Data yang diperoleh akan di analisa dan
dibandingkan dengan datasheet serta grafik
penelitian sebelumnya oleh Malheiros (2009).
cm (-)
40,00
20,00 jarak 20
cm Analisis Data
0,00 Berdasarkan hasil karakterisasi yang
-100,00 0,00 100,00 jarak 20
telah dilakukan perlu adanya nilai kompensasi
cm (-)
Sudut atau proses pemfilteran data pada data yang
telah diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari
Gambar 8. Grafik perbandingan hasil adanya fluktuasi grafik pada proses
pengukuran sensor 1 dengan jurnal karakterisasi sensor dengan pengaruh sudut
dan karakterisasi sensor tanpa penghalang
dan berpenghalang. Penggunaan sensor IR
Grafik Perbandingan Hasil
GP2Y0A21YK0F akan memberikan hasil
Pengukuran Sensor 2 Dengan pengukuran yang baik dari jarak 10 – 30 cm
Jurnal jarak 10 sehingga pada jarak lebih dari 30 cm aplikasi
cm
60,00 sensor untuk pengukuran jarak harus lebih
diperhatikan lagi terutama jika ada pengaruh
Jarak (cm)
jarak 10
40,00 cm (-)
sudut pada reflektornya.
20,00
jarak 20
cm
0,00 KESIMPULAN
-100,00 0,00 100,00 jarak 20 Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
Sudut cm (-)
data yang telah dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan dari penelitian ini, yaitu :
1. Pengukuran jarak tanpa penghalang
Gambar 9. Grafik perbandingan hasil
pengukuran sensor 2 dengan jurnal yang dihasilkan oleh kedua sensor
memiliki selisih pengukuran minimal
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh sebesar 0,18 cm untuk sensor 1 dan 0,06
gambar 8 dan 9 membuktikan bahwa sensor IR cm untuk sensor 2.
GP2Y0A21YK0F tetap mampu melakukan
2. Penghalang kaca memberikan selisih
pengukuran jarak dengan baik pada jarak 10 -
jarak pengukuran sebesar 0 – 0,5 cm
30 cm meski dengan pengaruh sudut pantulan
yang tinggi yakni hingga sudut 70. Meskipun pada jarak 0 – 25 cm dan 0,5 – 1 cm pada
begitu hasil pengukuran pada jarak yang lebih jarak 26 – 60 cm pada masing masing
tinggi dari 30 cm menunjukkan hasil yang sensor.
kurang memuaskan, terutama pada sensor 2. 3. Sensor IR GP2Y0A21YK0F tetap mampu
Hal ini membuktikan bahwa melakukan pengukuran jarak dengan
5
baik pada jarak 10 - 30 cm meski dengan Matahari sakti. 2015. Preo 891.
pengaruh sudut pantulan yang tinggi https://mataharisakti.com/products/pre0-
yakni hingga sudut 70. 981. 22 Februari 2019.
Malheiros, p. Goncalves, J & Costa, P. 2009.
Towards a more Accurate Infrared
UCAPAN TERIMA KASIH
Distance Sensor Model. Gecad. Faculty of
Ucapan terima kasih yang sebesar
Engineering of the University of Porto.
besarnya ditujukan kepada kedua orang tua,
Portugal.
teman – teman perkuliahan baik teman satu
Muharram, A. Pangestu, G. I, Akbar, M. T &
angkatan, kakak tingkat, maupun adik tingkat
Septiani, S. K. 2013. Sistem Cerdas
terutama saudara Rahmat dan Akhmadi yang
Penampungan Dan Pemberian Pakan
telah banyak membantu dalam menyelesaikan
Ikan Pada Pusat Budidaya Ikan Berbasis
proses karakterisai sensor IR GP2Y0A21YK0F.
Mikrokontroler. Prosiding Elektronik
PIMNAS. Teknik Elektro, Politeknik
DAFTAR PUSTAKA
Negeri Jakarta.
Bandara, H. M. A. P. K, Jayalath, J. D. C. and
Saade, E & Aslamiyah, S. 2009. Uji Fisik Dan
Rodrigo, A. R. S. P. 2016. Smart Campus
Kimia Pakan Uatan Untuk Udang Windu
Phase One: Smart Parking Sensor Network.
Penaeus Monodon Fab. Yang
Proceeding of the Fourth Enginering
Menggunakan Berbagai Jenis Rumput
Students’ Conference at Peradeniya
Laut Sebagai Bahan Perekat. Torani
(ESCaPe) 2016. Department of Computer
(Jurnal Ilmu Kelautan Dan Perikanan) Vol.
Engineering.Faculty of
19 (2) Agustus 2009: 107 – 115 ISSN: 0853-
Engineering.University of Peradeniya. Sri
4489. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Lanka.
Perikanan. Unversitas Hasanuddin.
Bank Indonesia. 2013. Komoditi Unggulan.
Santoso, B & Arfianto, A. D. 2014. Sistem
https://www.bi.go.id/id/umkm/kelayaka
Pengganti Air Berdasarkan Kekeruhan
n/komoditi/Default.aspx?Prov=Kalimant
Dan pemberi Pakan Ikan Pada Akuarium
an%20Selatan. 23 April 2019.
Air Tawar Secara Otomatis Berbasis
Fathia, N. 2016. Uji Sifat Fisik Dan Mekanik
Mikrokontroler Atmega 16. Jurnal Ilmiah
Pakan Ikan Buatan Dengan Perekat
Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 8 No. 2,
Tepung Tapioka. Skripsi. Digilib Unila.
Agustus 2104. STMIK Asia Malang.
Universitas Lampung.
Sari, K, Suhery, C & Arman, Y. 2015.
Harnawan, A. A. dkk. 2018. Karakterisasi
Implementasi Sistem Pakan Ikan
Pemanfaatan Screw Conveyor Terhadap
Menggunakan Buzzer Dan Aplikasi
Stabilitas Penakaran Pakan Dan
Antarmuka Berbasis Mikrokontroler.
Pemakaian Media Air Dalam Penebaran
Jurnal Coding Sistem Computer Untan
Pakan Pada Mesin Pemberi Pakan Ikan
Volume 03, No. 2(2015). Hal 111-122.
Otomatis (Ading Pintar). Laporan Akhir
Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura.
Penelitian Terapan Unggulan Perguruan
SNI 7274. 2008. Kertas cetak A. Badan
Tinggi, FMIPA, Universitas Lambung
Standarisasi Nasional.
Mangkurat.Banjarbaru.
Suryaningrum, L. H. 2011. Pemanfaatan Bulu
Haryanto, E. 2011. Perancangan Dan
Ayam Sebagai Alternatif Bahan Baku
Implementasi Alat Pemberi Makan Ikan
Pakan Ikan. Prosiding Forum Inovasi
Otomatis Berbasis Mikrokontroler
Teknologi Akuakultur 2011. Balai Riset
AT89S52. Jurnal Teknik FTUJB. Jurusan
Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.
Teknik Informatika, Fakultas Teknik,
Wiguna, T, Hidayanto, A & Andromeda, T.
Universitas Janabadra.
2007. Pengukur Volume Zat Cair
Menggunakan Gelombang Ultrasonik
6
Berbasis Mikrokontroler AT89S51.
Institusional Repository. Jurusan Teknik
Elektro. Fakultas Teknik. Universitas
Diponegoro.
Yunardi, R. T. Winarno & Pujiyanto. 2017.
Analisis Kinerja Sensor Inframerah Dan
Ultrasonik Untuk Sistem Pengukuran
Jarak Pada Mobile Robot Inspection. Jurnal
SETRUM, ISSN. 2301-4652. Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
7
Otomasi Sistem Titrasi Kadar Asam Lemak Bebas pada
Palm Kernel Oil Berbasis Arduino UNO
Email : [email protected]
ABSTRACT- An automation system has been made in this research to determine the percentage of
free fatty acid content (%FFA) in PKO with alkalimetric titration methode based on Arduino UNO
microcontroller module. The automation system is an integration of a software and hardware that
consists of a sensor module DT-Sense as the sensing component of the colour transformation, High
Power LED (HPL) as the light source, optocoupler sensor module as the sensing component of
titrant droplets, servo motor to rotate the burette faucet, LCD 2×16 character as the display
component and Arduino UNO module as the control system. The endpoint titration is detected by
measuring the changement of HPL light faced with titrated PKO using phototransistor sensor
module DT-Sense, by reading the changement of the voltage during the titration process and
determine the set point voltage when the titrate colour has been change. The percentage of FFA
content is obtained by counting the titrant volume with the drops of the titrant by using the
optocoupler sensor module based counter system. The set point of endpoint titration is used for the
control of servo motor rotation to close and open the burette faucet. The automation system that has
been made is tested for titration with 9 mass variations and shows the error of %FFA is 0,02% to
0,55% with volume counting error is 0,06 ml to 0,88 ml. Generally, the automation system is able to
stop the titration process when the titrate colour has change, and calculate the FFA content based
on the drops of titrant.
KEYWORD : Arduino uno; Automation; Free fatty acid; Palm kernel oil; Titration.
10
Tahapan penelitian pada rancang
bangun sistem otomasi ini ditunjukkan pada Pembuatan Perangkat Keras
Gambar 1. Pembuatan perangkat keras dilakukan
dengan mengintegrasikan adaptor, Arduino
Pembuatan Perangkat Keras UNO, modul sensor fototransistor DT-Sense,
modul sensor optocoupler, HPL, larutan titran
Penentuan Pembacaan Volume Titran pada gelas piala 100 ml, motor servo dan keran
buret, serta LCD 2×16 karakter, dengan skema
Penentuan Set Point Titik Akhir Titrasi perangkat keras ditunjukkan pada Gambar 2,
dan diagram blok sistem ditunjukkan pada
Pembuatan Perangkat Gambar 3. Kontrol dilakukan terhadap
pergerakan motor servo berdasarkan set point
Pengujian Otomasi Sistem Titrasi penghentian titrasi pada modul sensor
fototransistor DT-Sense yang ditunjukkan
Gambar 1. Tahapan penelitian pada Gambar 4.
Keran Adaptor
Modul Sensor
Buret Larutan
Motor Servo Fototransistor
Titrat
Arduino DT-Sense
Gelas Piala Modul Sensor
UNO
100 ml Optocoupler
Modul Sensor Tetesan
Modul Sensor Optocoupler Titran
Fototransistor
DT-Sense
HPL LCD Keran
Motor Servo
Buret
LCD Stirrer
Gambar 3. Diagram blok sistem
12
digunakan adalah 550 dengan rata-rata tetesan
HASIL DAN PEMBAHASAN per menit sebanyak 52 tetesan.
Pembuatan Perangkat Keras Pembuatan Sistem Penghitung Tetesan
Hasil rata-rata pengukuran nilai
tegangan modul sensor optocoupler
Keterangan:
1 2 1. Motor Servo ditunjukkan pada Tabel 2.
3 2. Keran Buret
3. Modul Sensor
Optocoupler
4 4. Gelas Piala 100 ml
6 5. Letak HPL
5 6. Letak Modul Sensor
7 Fototransistor Tabel 2. Tegangan modul sensor optocoupler
DT-Sense
7. LCD 2×16 Karakter Tegangan Rata-Rata (mV)
Gambar 7. Perangkat keras otomasi titrasi
No. Tanpa Dengan
kadar ALB pada PKO
Tetesan Tetesan
Perangkat keras otomasi titrasi telah
1 106 3474
dibuat dengan bentuk fisik alat terlihat pada
Gambar 7. 2 106 3526
3 106 3372
Penentuan Pembacaan Volume Titran
Penentuan Laju Tetesan Rata-Rata 106 3457
Hasil pengamatan pada sudut bukaan
40 , 500, dan 550 ditunjukkan oleh Tabel 1.
0 Berdasarkan Tabel 2, dapat disimpulkan
Tabel 1. Hasil pengamatan laju tetesan bahwa tetesan terjadi saat sensor membaca
No. Sudut Tetesan per Rata- tegangan 3457 mV atau di atas 3,4 V, untuk
Bukaan menit Rata membuat logika ON-OFF pada saat ada
tetesan dan saat tidak ada tetesan, dibuat
1 1 rangkaian switch menggunakan dua buah
transistor NPN C945. Ketika tidak ada tetesan,
2 400 1 1
sensor membaca tegangan sebesar 0,1 V,
3 1 dengan Vbias transistor sebesar 0,7 V, maka
tegangan 0,1 mV ada pada daerah cut-off
1 11 karena emitor-basis tidak dibias maju yang
menyebabkan switch dalam kondisi OFF.
2 500 9 10
Ketika ada tetesan, sensor membaca tegangan
3 10 di atas 3,4 V yang menyebabkan kondisi ini
ada pada daerah saturasi karena adanya bias
1 46
maju pada emitor-basis dan kolektor-basis
2 550 52 52 sehingga switch dalam kondisi ON.
Hasil perbandingan tetesan yang
3 58 terhitung oleh sistem penghitung dengan
pengamatan menunjukkan adanya tetesan
Berdasarkan laju tetesan pada Tabel 1,
yang terbaca lebih dari 1 oleh sistem
ditetapkan sudut bukaan servo yang
13
penghitung disebabkan adanya efek bouncing. dapat diatasi dengan menambahkan
Bouncing adalah terbacanya sinyal ON rangkaian RC atau rangkaian RS flip-flop
berulang pada sebuah saklar akibat deretan (Darmana, 2017).
pulsa tajam karena saklar, yang terjadi ketika
perubahan sinyal dari ON menuju OFF atau
sebaliknya, akibat saklar yang tidak sempurna
terhubung atau terputus. Efek bouncing ini
Tabel 4. Hasil penentuan set point pada perbedaan kondisi cahaya ruangan
Tanpa Cahaya Lampu Ruangan Dengan Cahaya Lampu Ruangan
Mean (mV) 49 43 41 53 43 42
Keseluruhan Data
Mean (mV) 44 46
Modus (mV) 42 42
Tabel 3. Volume per tetesan Penentuan Set Point Titik Akhir Titrasi
Keran Buret Terisi Pengambilan data penentuan set point
dilakukan untuk mengetahui tegangan cahaya
Jumlah
Volume per HPL yang terbaca oleh modul sensor
Volume Tetesan Rata-
Tetesan fototransisor DT-Sense pada saat titrat PKO
Rata
telah berwarna ungu homogen. Pengambilan
2,8 ml 31,5 0,089 ml data dengan perbedaan kondisi cahaya
ruangan serta dengan variasi massa dilakukan
Keran Buret Tidak Terisi
untuk menemukan nilai set point yang tepat
meskipun kondisi cahaya lingkungan dan
massa PKO yang digunakan sebagai titrat
14
berbeda-beda. Penentuan set point diawali ruangan. Nilai tersebut tidak jauh berbeda,
dengan mengambil nilai tegangan sebelum sehingga dapat disimpulkan bahwa cahaya
titrat PKO dititrasi, hasil pengamatan lampu ruangan tidak berpengaruh besar
ditunjukkan dengan nilai modus. Nilai modus terhadap intensitas cahaya HPL yang terbaca
sebelum titrasi pada kondisi tanpa cahaya oleh sensor, maka dari itu, dilakukan
ruangan untuk keseluruhan 3 massa analitik pengambilan data untuk variasi massa dengan
sebesar 2138 mV, dan dengan cahaya lampu kondisi cahaya tanpa menggunakan lampu
ruangan untuk massa PKO 3,0078 gram, 3,0117 ruangan, dan diperoleh nilai tegangan rata-
gram, dan 3,0263 gram masing-masing sebesar rata 43 mV.
2125 mV, 2135 mV, dan 2138 mV, dan nilai Nilai tegangan rata-rata pada
modus pada keseluruhan data variasi massa keseluruhan data yang diperoleh
menunjukkan nilai 2125 mV. Nilai set point menunjukkan nilai berbeda, sehingga dicari
ditentukan dengan mencari nilai rata-rata dan nilai modus sebagai pemusatan data untuk
nilai yang paling sering muncul dari sepuluh digunakan sebagai nilai set point saat titrat
nilai tegangan terakhir sebelum titrasi telah berubah warna. Terdapat lima tegangan
dihentikan secara manual. Hasil penentuan set yang menjadi nilai modus data, yaitu 48 mV,
point titik akhir untuk pengamatan pada 42 mV, 38 mV, 55 mV dam 45 mV, dengan dua
kondisi tanpa cahaya lampu ruangan dan data yang bimodal, yaitu pada kondisi dengan
dengan cahaya lampu ruangan ditunjukkan cahaya lampu ruangan massa PKO 3,0117
pada Tabel 4, dan pada variasi massa gram dengan modus 45 mV dan 42 mV, dan
ditunjukkan pada Tabel 5. pada variasi massa 3,0054 gram dengan modus
Tabel 5. Hasil penentuan set point dengan 38 mV dan 42 mV. Modus keseluruhan data
variasi massa pada kondisi tanpa cahaya lampu ruangan,
Massa ALB Mean Modus kondisi dengan cahaya lampu ruangan, serta
(gram) (%) (mV) (mV) keseluruhan variasi massa menunjukkan nilai
42 mV, sehingga dapat disimpulkan bahwa
3,0054 6,98 48 42 dan 38
nilai 42 mV merupakan nilai yang muncul saat
4,0061 6,98 42 42 titrat telah berubah warna pada berbagai
kondisi dalam pengambilan data dan
5,0060 6,98 40 42 ditetapkan sebagai set point dalam penghentian
titrasi, yaitu kondisi nilai yang digunakan
Keseluruhan Data 43 42
untuk mengendalikan pergerakan motor servo
Nilai tegangan rata-rata yang diperoleh dalam menutup dan membuka keran buret.
pada penentuan set point menunjukkan nilai
yang bervariasi, hal ini dikarenakan adanya
ketidakstabilan pembacaan sensor ketika Pembuatan Perangkat Lunak
sudah terjadi perubahan warna pada titrat. Perangkat lunak telah dibuat dengan
Tegangan rata-rata pada titik akhir titrasi Arduino IDE dan ditanamkan ke
keseluruhan data perbedaan kondisi cahaya mikrokontroller Arduino UNO dan ditampilan
ruangan menunjukkan nilai tegangan sebesar dengan LCD 2×16 karakter seperti yang
44 mV untuk kondisi tanpa cahaya ruangan, ditunjukkan oleh Gambar 8.
dan 46 mV pada kondisi dengan cahaya
15
Gambar 8. Tampilan LCD ketika tegangan
mencapai set point
16
Tabel 6. Hasil pengujian pada 3 gram PKO
Massa Volume KOH 0,11656 N (ml) Error %ALB (%) Error %ALB
(gram) Manual Alat Volume (ml) Manual Alat (%)
Perbedaan nilai %ALB antara alat otomasi dan kemungkinan tidak selalu homogen dan
perolehan manual disebabkan oleh beberapa sistem penghitung tetesan yang tidak tepat
hal diantaranya massa analitik yang dalam membaca tetesan karena adanya
digunakan pada perhitungan manual, tetesan yang terbaca lebih dari satu kali akibat
sementara alat titrasi otomatis menghitung efek bouncing pada rangkaian switch, atau
%ALB dengan massa 3, 4, dan 5 gram. Selain karema adanya tetesan yang terlalu cepat atau
itu, hal yang sangat berpengaruh adalah bersifat kontinu sehingga tidak terbaca oleh
adanya perbedaan dalam perhitungan modul sensor optocoupler.
volume KOH pada proses titrasi. Perbedaan Pada 9 kali pengujian yang dilakukan,
ini disebabkan oleh volume tetesan yang warna ungu titik akhir titrasi tidak sama
17
antara setiap sampel, semakin banyak PKO hingga digunakan untuk pengambilan data
maka semakin banyak KOH yang diperlukan pada bulan Mei 2019.
dan semakin pekat pula kekeruhan dan ungu Penyimpanan PKO tidak seharusnya
yang dihasilkan. Selain itu, semakin besar dilakukan pada suhu ruangan, melainkan
massa PKO maka akan mudah menyebabkan dilakukan pada tangki penimbunan dengan
penggumpalan yang juga dipengaruhi oleh kontrol suhu minimal 500 C dan maksimal 550
lama waktu titrasi. Semakin besar massa C serta bebas dari oksigen untuk menghindari
analitik PKO, maka semakin lama waktu yang reaksi oksidasi. Penyimpanan pada suhu
diperlukan dalam proses titrasi, dan kurang dari 500 C mengakibatkan
menyebabkan PKO akan menggumpal dan bertambahnya nilai kadar ALB karena
terpisah dari propanol. Penggumpalan peningkatan aktivitas enzim lipase pada PKO
minyak ini juga mempengaruhi pembacaan yang merupakan katalis dalam reaksi
modul sensor fototransistor dan penutupan hidrolisis, dan peningkatan aksi mikroba yang
keran buret. Tetapi secara umum, alat otomasi memicu reaksi oksidasi yang menghasilkan
yang direalisasikan mampu mendeteksi senyawa aldehida dan keton, sehingga
perubahan warna pada titik akhir titrasi kadar minyak menjadi tengik (Purba, 2008).
ALB pada PKO, serta mampu menentukan Penyimpanan PKO yang dilakukan pada
kadar ALB dengan volume titrasi yang suhu ruangan, menyebabkan nilai kadar ALB
dihitung melalui tetesan. pada bernilai tinggi akibat aksi mikroba dan
Nilai spesifikasi persyaratan mutu kadar ALB aktivitas enzim.
pada PKO menurut SNI adalah maksimal 3% Nilai kadar ALB juga berkaitan dengan
(Badan Standardisasi Nasional, 1987). Pada kadar air, karena semakin besar nilai kadar
keseluruhan pengujian, nilai kadar ALB pada air, maka kadar ALB juga semakin meningkat
yang digunakan menunjukkan nilai yang akibat besarnya air yang terkandung pada
tinggi, dengan angka yang relatif tinggi di atas minyak menyebabkan terjadinya reaksi
3%, yang berarti PKO yang digunakan telah hidrolisis (Rantawi et al., 2017), dan kadar air
menjadi tengik. Tingginya nilai kadar ALB PKO yang disimpan pada tangki penimbunan
pada PKO yang digunakan diakibatkan PKO semakin lama semakin meningkat
tersebut telah lama diperoleh, dan dikirimkan (Nurhidayati, 2010). Kadar ALB yang
melalui jalur darat dengan jarak 728 km tanpa diperoleh selama pengujian otomasi sistem
perlakuan khusus, dan disimpan dalam suhu titrasi menunjukkan nilai yang tidak
ruangan, dengan nilai kadar air sebesar 4,45% konsisten, hal ini juga diakibatkan oleh
dan merupakan PKO yang menggunakan penyimpanan yang tidak sesuai dan tingginya
kernel restan, yaitu kernel yang tidak kadar air yang kemungkinan mengalami
langsung diolah menjadi minyak, serta peningkatan, sehingga menyebabkan
adanya over heat dalam pengutipan, yaitu terjadinya reaksi hidrolisis dan membuat nilai
suhu yang digunakan selama proses kadar ALB meningkat dengan cepat.
pengolahan terlewat tinggi melebihi batas
maksimum suhu yang seharusnya digunakan. KESIMPULAN
PKO yang digunakan diterima pada Januari Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
2019 dan disimpan dengan suhu ruangan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
18
1. Sistem otomasi titrasi pada proses https://doi.org/10.1016/j.measurement.2016.11
penentuan kadar ALB PKO telah .014
berhasil dibuat menggunakan modul Herlina, N. & M. H. S. Ginting. 2002. Lemak dan
sensor fototransistor DT-Sense dengan Minyak. Universitas Sumatera Utara,
HPL sebagai sumber cahaya. Titik akhir Medan.
titrasi menggunakan set point sebesar 42 Irawan, D. 2017. Kendali Valve pada Burette
mV dan kontrol dilakukan pada putaran dengan Identifikasi Warna Larutan Titrasi.
motor servo. Volume titran pada proses Laporan Tugas Akhir. Program Diploma
titrasi dapat diperoleh menggunakan IV Teknik Mekatronika Politeknik
sistem penghitung tetesan dengan Negeri Batam, Batam.
modul sensor optocoupler. Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen
2. Kadar ALB yang diperoleh dari sistem Agrobisnis Kelapa Sawit. Universitas
otomasi untuk 9 variasi massa Gadjah Mada, Yogyakarta.
menunjukkan error %ALB sebesar 0,02% Naibaho, P. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa
hingga 0,55% dengan error volume Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
sebesar 0,06 ml hingga 0,88 ml. Nilai Medan.
error %ALB terbesar pada variasi 3 gram Nurhidayati, R. 2010. Analisa Mutu Kernel
PKO sebesar 0,55% dengan error volume Palm dengan Parameter Kadar ALB (Asam
sebesar 0,69 ml pada massa analitik Lemak Bebas), Kadar Air, dan Kadar Zat
3,0043 gram. Pada pengujian 4 gram Pengotor Di Pabrik Kelapa Sawit
PKO, error %ALB terbesar bernilai 0,52% PT.Perkebunan Nusantara -V Tandun
dengan error volume 0,88 ml pada massa Kabupaten Kampar. Skripsi S-1.
analitik 4.0016 gram. Pada pengujian 5 Pendidikan Kimia Universitas Islam
gram PKO, error %ALB terbesar bernilai Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
0,19% dengan error volume 0,45 ml pada Pekanbaru.
massa analitik 5,0025 gram. Purba, K. (2008). Penentuan Kadar Asam Lemak
Bebas (ALB) dari Palm Kernel Oil (PKO)
DAFTAR PUSTAKA pada Tangki Penimbunan di PT. Sarana
Badan Standardisasi Nasional. 1987. Inti Agro Nusantara. Karya Ilmiah. Program
Kelapa Sawit. SNI-01-0002-1987. Diploma III Kimia Analis Universitas
Darmana, T. (2017). Rancangan Rangkaian Sumatera Utara, Medan.
Anti Bouncing Untuk Rangkaian Digital. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Jurnal Sutet, 7(1), 24–31. 2017. Outlook 2017 Komoditas Pertanian
https://doi.org/10.33322/sutet.v7i1.168 Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit.
Fahrunnisa, Fahrudin, A. E., & Sugriwan, I. Sekretariat Jenderal Kementerian
(2017). Otomasi Titrasi Asam Basa Pertanian, Jakarta.
Berbasis Mikrokontroler. JUMAFIS Rantawi, A. B., Mahfud, A., & Situmorang, E.
(Jurnal Mahasiswa Fisika), 1(1), 1–5. R. (2017). Korelasi Antara Kadar Air
Grossi, M., & Riccò, B. (2017). An automatic pada Kernel Terhadap Mutu Kadar
titration system for oil concentration Asam Lemak Bebas Produk Palm Kernel
measurement in metalworking fluids. Oil Yang Dihasilkan ( Studi Kasus pada
Measurement, 97, 8–14. PT XYZ ). Industrial Engineering Journal,
19
6(1), 36–42. and Practice of Titration. Xylem Inc.,
Raspe, D. T., & Silva, C. (2013). Determination Mainz.
of Free Fatty Acid by FT-NIR Smith, T. K., & Haider, C. (2002). Applications
Spectroscopy in Esterification Reaction of automated thermometric titrimetry in
for Biodiesel Production. Journal of routine process and quality control of
Energy. fats and oils. In Metrohm (hal 33578–
https://doi.org/10.1155/2013/301647 33578). Herisau: Metrohm.
Saad, B., Ling, C. W., Jab, M. S., Lim, B. P., Viele, E. L., Chukwuma, F. O., & Uyigue, L.
Mohamad Ali, A. S., Wai, W. T., & Saleh, (2013). Esterification of High Free Fatty
M. I. (2007). Determination of free fatty Acid Crude Palm Kernel Oil As
acids in palm oil samples using non- Feedstock for Base-Catalyzed
aqueous flow injection titrimetric Transesterification Reaction.
method. Food Chemistry, 102(4), 1407– International Journal of Aplication or
1414. Innovation in Engineering & Management
https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2006. (IJAEM), 2(12), 361–3
05.051
SI Analytics. 2018. Titration Handbook Theory
20
Sistem Monitoring Karbondioksida, Kelembaban dan
Temperatur pada Alih Fungsi Lahan Gambut: Perkebunan
Kelapa Sawit (Elaesis Guineesis Jacq) dan Tanaman Bawang
Daun (Allium Sp) Terintegrasi Database
ABSTRACT−Development of sensor network for real-time measurement carbon dioxide, humidity, and
temperature on land use change of peatland for an oil palm plantations and welsh onion have been made.
This research was focused on manufacturing instrument devices for concentration measurement carbon
dioxide, humidity, and temperature with results sent wirelessly and equipped with data acquisition systems.
This system consists of a transmitter system and a receiver system, the function of the transmitter system is to
measure the concentration of carbon dioxide, humidity and temperature consisting of CDM4160, SHT-11,
Arduino Mega 2560, Voltage Follower, Power Supply, nRF24L01+ and 20x4 LCD. The CDM4160 sensor
output signal was conditioned by a voltage follower and forwarded to the ADC microcontroller, measurement
data was displayed on the LCD, then sent wirelessly to the receiver system using nRF24L01 +, the data
received was then displayed on an interface on a PC made with Delphi 7.0, recorded automatically on Ms.
Excel and sent to the XAMPP database. This system had been applied to an oil palm plantations on peatland,
welsh onion on a peatland and primer peatland. For 30 minute with measured carbon dioxide concentration
on peatland of 743.7 – 1133.14 ppm, humidity of 75.61–90.28 % and temperature 30.08 – 30.58 oC, in welsh
onion on peatland carbon dioxide concentration of 490.32 – 2270.97 ppm, humidity of 61.96 – 74.32 %, and
temperature of 46.66 – 39.2 oC and on primer peatland carbon dioxide concentration of 490.32 – 2270.97 ppm,
humidity of 68.3 – 85.8 %, temperature of 53.6 – 41.8 oC. From the results of statistical test with the z test was
obtained carbon dioxide concentration on oil palm plantations more smaller than primer peatland and carbon
dioxide concentration on welsh onion more smaller than primer peatland.
KEYWORD : Carbon dioxide; Humidity; Oil palm plantations; Peatland; Temperature; Welsh onion.
22
gambut menjadi komoditas tanaman Instrumentasi, Balittra Banjarbaru, PT.
perkebunan dan sayuran. Hasnur Citra Terpadu, TPA. Cahaya Kencana
Penelitian ini difokuskan pada Kab. Banjar dan kawasan “Kampung Sayur”
pembuatan alat ukur konsentrasi gas CO2 Banjarbaru. Secara keseluruhan penelitian ini
menggunakan sensor CDM4160, serta terdiri dari pembuatan perangkat keras dan
parameter lingkungan berupa kelembaban perangkat lunak, perangkat keras terdiri dari
dan temperatur menggunakan sensor SHT-11 sistem transmitter dan sistem receiver. Proses
dengan pengiriman data dilakukan secara pembuatan perangkat keras terdiri dari
nirkabel dari alat ukur ke PC menggunakan pembuatan skematik rangkaian, persiapan
modul nRF24LO1+ dan dilengkapi dengan alat dan bahan, tata letak komponen pada
sistem akuisisi data yang berfungsi untuk box alat dan pengkabelan antar komponen.
menampilkan data hasil pengukuran pada Pembuatan perangkat lunak berupa
PC, mencatat data hasil pengukuran pada antarmuka hasil pengukuran pada LCD
Ms. Excel dan mengirim data hasil dengan Arduino IDE dan sistem akuisisi data
pengukuran ke database XAMPP. Sistem ini yang dibuat dengan Delphi 7.0.
telah diaplikasikan untuk mengukur Rangkaian skematik catudaya dibuat
konsentrasi CO2 pada permukaan lahan dengan Express sch, catudaya dirancang
gambut, serta parameter lingkungan yang untuk menghasilkan tegangan keluaran
dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sebesar +5V, 12V dan -12V, adapun rangkaian
sawit dan tanaman bawang daun dan catudaya yang telah dibuat dapat dilihat
selanjutnya dilakukan uji statistik pada Gambar 1 dibawah.
menggunakan uji z untuk mengetahui
apakah ada beda antara konsentrasi gas CO2
dari lahan gambut yang dialihfungsikan
menjadi perkebunan kelapa sawit dan
tanaman bawang daun.
HIPOTESIS
Hipotesis dari penelitian ini adalah: Gambar 1. Skematik rangkaian catudaya.
Hipotesis nol (Ho): Tidak ada beda
antara konsentrasi CO2, pada alih fungsi Rangkaian voltage follower digunakan
lahan gambut menjadi komoditas untuk mengkondisikan sinyal keluaran dari
perkebunan kelapa sawit dan tanaman sensor CDM4160 dengan tipe CDM4160-H00,
bawang daun. tipe sensor ini dapat mengukur konsentrasi
Hipotesis alternatif (H1): Ada beda gas CO2 dengan range 400-40.000 ppm,
antara konsentrasi CO2, pada alih fungsi metode karakterisasi sensor dilakukan
lahan gambut menjadi tanaman perkebunan dengan cara menterjemaahkan datasheet
kelapa sawit dan tanaman bawang daun. sensor CDM4160, dari datasheet diperoleh
persamaan karakteristik sensor sebesar V =
METODE PENELITIAN CO2/10.000, dengan V merupakan tegangan
Penelitian ini telah dilaksanakan selama keluaran sensor (Volt) dan CO2 merupakan
6 bulan, bertempat di Lab. Fisika konsentrasi gas karbondioksida (ppm)
23
(Figaro, 2005). Rangkaian voltage follower merupakan suatu sistem hasil
dapat dibuat dengan cara menghubungkan pengintegrasian antara komponen catudaya,
kaki 2 dan kaki 6 pada IC OP07, skematik mikrokontroler Arduino Mega 2560 R.3, LCD
rangkain sensor CDM4160 dengan rangkaian 20x4 dan nRF24L01+, menurut penelitian
voltage follower dapat dilihat pada Gambar 2. yang dilakukan oleh Rahmat et al., (2019)
jangkauan pengiriman optimum nRF24L01+
pada ruang terbuka pada jarak 0-167 meter,
sedangkan pada ruang tertutup pada jarak 0-
46 m, data yang diterima oleh sistem receiver
kemudian diteruskan ke PC menggunakan
komunikasi serial via kabel USB (Universal
Gambar 2. Skematik rangkaian voltage follower Serial Bus).
dengan sensor CDM4160 Perangkat lunak yang telah dibuat
berupa sistem akuisisi data yang dibuat
Sensor SHT-11 digunakan untuk
dengan menggunakan software Delphi 7.0,
mengukur kelembaban dan temperatur,
sistem akuisisi data berfungsi untuk
sensor ini telah terkalibrasi pabrik dengan
menampilkan data hasil pengukuran pada
sinyal keluaran berupa sinyal digital yang
PC, mencatat data hasil pengukuran pada
terdiri dari data pin dan clock pin, sehingga
Ms. Excel dan mengirim data ke database
data keluaran sensor (data pin) dapat
XAMPP via ODBC (Open Database
dihubungkan langsung ke pin digital
Conectivity), database XAMPP merupakan
mikrokontroler (Sensirion, 2011), skematik
sebuah layanan penyedia database yang
rangkaian SHT-11 dapat dilihat pada Gambar
dapat diakses secara lokal (localhost).
3.
Sebelum digunakan untuk mengukur
konsentrasi gas Karbondioksida, sensor
CDM4160 dilakukan uji pembacaan dan
verifikasi, CDM4
SHT
PC
Gambar 3. Skematik rangkaian SHT-11 Recei Transm
ver
Sistem transmitter merupakan suatu 35
sistem hasil pengintegrasian antara
40
komponen catudaya, voltage follower,
mikrokontroler Arduino Mega 2560 R.3, LCD Closed- 40
20x4, nRF24L01+, sensor CDM4160 dan
Gambar 4. Skema pengambilan data
sensor SHT-11, sistem transmitter berfungsi
untuk mengukur konsentrasi gas
Uji pembacaan sensor dilakukan pada
karbondioksida, kelembaban dan temperatur
gasifikasi sampah organik di TPA. Cahaya
dengan data hasil pengukuran ditampilkan
Kencana Kab Banjar. Dengan cara
pada LCD dan mengirim data hasil
mengalirkan gas CO2 ke closed-chamber yang
pengukuran ke sistem receiver menggunakan
berukuran 60x50x40 cm selama 18 detik.
modul nRF24L01+. Sistem receiver
24
Pemilihan waktu 18 detik dilakukan karena dilakukan menggunakan uji z, uji z dipilih
konsentrasi gas pada closed-chamber cukup karena menggunakan sampel lehih dari 30
optimum dan tidak melebihi range data, adapun langkah-langkah uji z sebagai
pembacaan sensor, proses ini dilakukan berikut:
sebanyak 3 kali pengulangan dan Menentukan hipotesis nol-nya H0 dengan µ =
dilaksanakan pada pukul 14.41–14.57 WITA, µ0
pemilihan waktu pengambilan data pada Menentukan hipotesis alternatif H1 yang
siang hari dilakukan karena temperatur sesuai pada µ < µ0 , µ > µ0 , µ ≠ µ0
udara maksimum yang berdampak pada Menentukan taraf nyata 𝜶
produksi gas pada gasifikasi sampah organik Melakukan uji z serta menentukan wilayah
dalam keadaan optimum. Verifikasi kritiknya dengan melihat Tabel uji z
CDM4160 dilakukan dengan cara
membandingkan nilai yang terbaca oleh
sensor CDM4160 dengan metode
pengukuran GC, sampel gas yang diperoleh
kemudian dikirim ke BALINGTAN untuk
dialisa. Verifikasi parameter kelembaban dan Gambar 5. Wilayah kritik untuk hipotesis
temperatur telah dilakukan pada Lab. alternatif
Kalibrasi di Balai Pengujian dan Sertifikasi
Mutu Barang Prov. Kalsel dengan Menghitung nilai uji z berdasarkan
menggunakan alat thermohygrometer yang contohnya, dengan persamaan
tertelusur ke SI (Satuan Internasional). ( ) ( ) ( )
𝑧= (1)
Skema pengambilan data dapat dilihat ( )
pada Gambar 4, proses pengambilan data Keterangan:
dilakukan dengan cara menempatkan sensor 𝑋 = nilai rata-rata sampel 1
CDM4160 dan SHT-11 pada closed-chamber, X = nilai rata-rata sampel 2
closed-chamber merupakan suatu alat yang µ1 = nilai rata- rata populasi 1
digunakan untuk memerangkap gas µ2 = nilai rata rata populasi 2
karbondioksida, kelembaban dan 𝜎12 = ragam sampel 1
temperatur, sehingga data hasil pengukuran 𝜎22 = ragam sampel 2
yang diperoleh merupakan hasil akumulatif, n1 = jumlah sampel 1
closed-chamber ditempatkan pada permukaan n2 = jumlah sampel 2
sehingga konsentrasi CO2 yang terukur Adapun persamaan rata-rata
berasal dari tanah gambut yang ∑
𝑥̅ = (2)
dialihfungsikan. Pengambilan data
dilakukan pada tiga tempat yaitu lahan Sedangkan persamaan ragam
gambut alami, perkebunan kelapa sawit dan ∑ ( ̅)
𝜎2 = (3)
tanaman bawang daun yang ditanam di
lahan gambut, dengan durasi pengambilan
Kesimpulan: Tolak H0, jika nilai uji statistik
data selama 30 menit.
berada di dalam wilayah kritiknya dan
Pengujian hipotesis pada parameter uji
(µ) terhadap hipotesis alternatifnya (µ0) telah
25
terima H1 bila nilai uji berada di luar wilayah Sistem transmitter telah selesai dibuat
kritiknya. dengan mengintegrasikan komponen
(Walpole, 1993) catudaya, voltage follower, sensor CDM4160,
sensor SHT11, Mikrokontroler Arduino Mega
HASIL DAN PEMBAHASAN 2560 R.3, LCD 20x4 dan nRF24L01+. Data
Komponen perangkat keras yang telah hasil pengukuran berupa konsentrasi
dibuat berupa rangkaian carudaya (Gambar karbondioksida, kelembaban dan temperatur
6), voltage follower (Gambar 7). Catudaya yang telah ditampilkan pada LCD 20x4 dan
telah dibuat memiliki keluaran 4,97 V, +11,98 dikirim secara nirkabel ke sistem receiver
V dan -11,97 V. Tegangan 4,97 V digunakan menggunakan modul nRF24L01+.
untuk menyuplai tegangan ke
mikrokontroler Arduino Mega 2560 R.3,
SHT-11, sensor CDM4160, dan LCD 20x4.
Sedangkan tegangan -11,97 dan +11,98 V
digunakan untuk mengaktifkan IC OP07
pada rangkaian voltage follower.
Gambar 6. Realisasi rangkaian catudaya
CDM4160
Voltage
Follower
Closed-
Chamber
SHT11 nRF24L01+
LCD
Perangkat lunak telah dibuat dengan pada PC secara real-time per satu detik,
menggunakan software Delphi 7.0 berupa pengiriman data dari mikrokontroler ke PC
tampilan hasil pengukuran konsentrasi menggunakan port serial yang dikirim
karbondioksida, kelembaban dan temperatur melalui kabel USB. Selain data hasil
26
pengukuran dapat ditampilkan pada PC juga dilihat pada Gambar 10, pencatatan data hasil
dicatat secara otomatis pada Ms Excel secara pengukuran pada Ms. Excel dapat dilihat
real-time setiap satu detik dan disimpan pada pada Gambar 11 dan data hasil pengukuran
database XAMPP melalui ODBC. Realisasi pada database XAMPP dapat dilihat pada
tampilan hasil pengukuran pada PC dapat Gambar 12.
Gambar 11. Data hasil pengukuran dicatar secara otomatis pada Ms. Excel
Pengujian respon pembacaan sensor Dari 3 kali hasil pengukuran yang telah
telah dilakukan pada gasifikasi sampah dilakukan diperoleh konsentrasi gas CO2
organik di TPA. Cahaya Kencana Kab Banjar, mengalami peningkatan lalu kemudian
27
mengalami penurunan, hal ini disebabkan yang diverifikasi dari 20-90 oC untuk setiap
karena konsentrasi CO2 telah terdistribusi di kenaikan 10oC, dari hasi verifikasi temperatur
dalam closed-chamber, sehingga data yang diperoleh nilai sebenarnya yaitu 27±1 oC
diambil hanya konsentrasi minimum dan artinya nilai yang telah terverifikasi dari
maksimum, Grafik pembacaan sensor dapat 27±1oC sampai 90 oC, sedangkan untuk uji
dilihat pada Gambar 13, kemudian dilakukan kelembaban range yang diuji dari 30-90%,
perhitungan koefisien variansi, dari hasil dari hasil uji verifikasi diperoleh nilai
perhitungan diperoleh koefisien variansi sebenarny 56±3% artinya nilai yang telah
pada konsentrasi CO2 minimum sebesar terverifikasi dari 56±3% sampai 90 %, dengan
4.74% dan maksimum sebesar 0.98%, dengan Grafik verifikasi temperatur dan kelembaban
diperolehnya nilai koefisien variansi yang dapat dilihat pada Gambar 14 dan 15.
relative kecil, maka dari 3 kali pembacaan Verifikasi parameter CO2 dilakukan
sensor CDM4160 menunjukan variasi data dengan cara membandingkan nilai yang
yang homogen baik pembacaan minimum terbaca oleh sensor dengan metode
maupun maksimum. pengukuran GC, setelah dilakukan
Verifikasi Sensor SHT-11 dilakukan perhitungan ketelitian pembacaan sensor
dengan cara membandingkan data yang didapatkan ketelitian CDM4160 sebesar
terbaca sensor dengan oleh alat ukur standar 94.7%, dengan Grafik verifikasi dapat dilihat
berupa Thermohygrometer. Range temperatur pada Gambar 16.
8000
7000
Konsentrasi (ppm)
6000
5000
4000
Pengujian ke-
3000
1
2000 Pengujian Ke-
1000 2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Detik Ke- (s)
100 90
100 80 90 80
70 70 92
80 88,6 80 79,8
Kelembaban (%)
60 79,1 60
Temperatur (C)
60 50 70,5 60 50 67,5
40 60,2 40 55,3 Alat Buat
40 20 30 41,1
50,6 Alat Buat 40 41,1
31,5 30,8 Alat Standar
20 21,8 20
T = 27±1 C RH = 56±3 %
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7
Pengujian ke- Pengujian ke-
Gambar 14. Grafik verifikasi temperatur Gambar 15. Grafik verifikasi kelembaban
28
900
Konsentrasi CO2 (ppm)
800 742,6 737,4 714,7 714,7
693,9 686,1 686,1
672,2 663,7 672,2
700
742,6
600 693,8 676,6 683,0 686,0
636,6 649,7 640 649,8
591,3
500
Metode GC
400 Alat Buat
300
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33
Waktu (Menit)
Gambar 16. Grafik verifikasi alat buat dengan metode GC
Sistem ini telah di implementasikan Hasnur Citra Terpadu (HCT) pada usia
untuk mengukur konsentrasi tanaman sekitar 5-10 tahun, proses
karbondioksida, kelembaban dan temperatur pengambilan data dilakukan pada pukul
pada perkebunan kelapa sawit dan pertanian 10.03–10.33 WITA, dari proses pengambilan
bawang daun yang ditanam di lahan gambut data diperoleh konsentrasi CO2 sebesar 743,7–
serta dilakukan juga pengukuran di lahan 1133,14 ppm, kelembaban dari 75,61-90,28 %
gambut alami. Pengambilan data pada dan temperatur relatif stabil dari 30.08–30.58
perkebunan kelapa sawit dapat dilihat pada 0C, dengan Grafik hasil pengukuran dapat
Gambar 17 dan telah dilaksanakan di PT. dilihat pada Gambar 19.
Gambar 20. Pengambilan data pada Gambar 21. Pengambilan data pada area
perkebunan kelapa sawit pertanian bawang daun
29
1400 100
Konsentrasi CO2 (ppm)
(C)
40
400 30
Karbondioksida 20
200 Temperatur 10
0 Kelembaban 0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Detik Ke- (s)
Gambar 22. Grafik pengukuran CO2 , RH dan T pada kebun sawit
5000 80
Konsentrasi CO2 (ppm)
Temperatur (C)
60
3000 50
40
2000 Karbondioksida 30
Kelembaban 20
1000
Temperatur 10
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Detik Ke - (s)
2500 100
Konsentrasi CO2 (ppm)
2000 80
Temperatur (C)
1500 60
1000 Karbondioksida 40
500 Kelembaban 20
Temperatur
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Detik Ke- (s)
30
Pencarian beda konsentrasi dengan lahan gambut alami, dengan
karbondioksida dilakukan pada dua kondisi konsentrasi CO2 pada tanaman bawang daun
yaitu perbandingan konsentrasi lebih kecil jika dibandingkan konsentrasi CO2
karbondioksida pada perkebunan kelapa pada gambut alami.
sawit dan lahan gambut alami serta pada
tanaman bawang daun dan lahan gambut KESIMPULAN
alami. Penentuan beda konsentrasi CO2 pada Kesimpulan dari penelitian ini sebagai
perkebunan kelapa sawit (µo) dan lahan berikut:
gambut alami (µ1) dengan Hipotesis nol (Ho): 1. Alat ukur (sistem transmitter) konsentrasi
µo = µ1 dan Hipotesis alternatifnya (H1) : µo ≠ gas CO2, kelembaban dan temperatur,
µ1, taraf nyata yang digunakan sebesar 0,01 telah selesai dibuat menggunakan modul
dengan selang kepercayaan 99%, sehingga sensor CDM4160 dan SHT-11, serta data
wilayah kritik berdasarkan tabel uji z sebesar hasil pengukuran ditampilkan pada LCD
z < -2,575 dan z > 2,575. Dari hasil perhitungan 20x4. Range pengukuran konsentrasi CO2
uji z menggunakan persamaan 1 diatas dari 400–40.000 ppm, dengan ketelitian
diperoleh nilai z = -114,116, karena nilai uji z pengukuran sebesar 94.7%. Range
berada di area wilayah kritiknya, maka tolak pengukuran kelembaban yang
Ho sehingga diperoleh kesimpulan ada beda terverifikasi dari 56±3 sampai 90% dan
antara konsentrasi CO2 pada perkebunan temperatur dari 27±1 sampai 900C.
kelapa sawit di lahan gambut dan lahan 2. Data hasil pengukuran telah dikirim
gambut alami, dengan konsentrasi CO2 pada secara nirkabel ke sistem receiver dengan
perkebunan kelapa sawit lebih kecil jika menggunakan modul nRF24L01+. Sistem
dibandingkan konsentrasi CO2 pada gambut akuisisi data hasil pengukuran telah
alami. Hasil yang sama juga disebutkan pada dibuat menggunakan Delphi 7.0 untuk
penelitian Melling et al,. (2007) yang melakukan monitoring hasil pengukuran
menyebutkan emisi CO2 pada lahan gambut pada PC secara real-time dan terus
primer 78,5 Emisi Ton CO2/ha/Tahun, menerus, menampilkan data hasil
sedangkan pada lahan perkebunan kelapa pengukuran secara otomatis pada Ms.
sawit di lahan gambut sekitar 57,6 Emisi Excel dan mengirim data hasil
CO2/ha/tahun. Sedangkan penentuan beda pengukuran ke database XAMPP.
konsentrasi CO2 pada tanaman bawang daun 3. Sistem telah diimplementasikan pada
(µo) dan lahan gambut alami (µ1) dengan perkebunan kelapa sawit di lahan
Hipotesis nol (Ho): µo = µ1 dan Hipotesis gambut, tanaman bawang daun di lahan
alternatifnya (H1): µo ≠ µ1, taraf nyata yang gambut dan lahan gambut alami. Selama
digunakan sebesar 0,01 dengan selang 30 menit pengambilan data diperoleh
kepercayaan 99%, sehingga wilayah kritik konsentrasi CO2 pada perkebunan kelapa
berdasarkan tabel uji z sebesar z < -2,575 dan sawit dari 743.,7–1133,14 ppm,
z > 2,575, nilai z yang diperoleh sebesar - 8,224. kelembaban dari 75,61–90,28 % dan
Karena nilai uji z berada di area wilayah temperatur relatif stabil dari 30,08–30,58
kritiknya, maka tolak Ho sehingga diperoleh o C, tanaman bawang daun konsentrasi
kesimpulan ada beda antara konsentrasi CO2 CO2 dari 497,17– 4358,36 ppm,
pada tanaman bawang daun di lahan gambut kelembaban dari 61,96–74,32 %,
31
sedangkan temperatur menurun dari (ICRAF).
46,66–39,2 C, serta pada lahan gambut
o Barchia, M. F. (2016). Carbon Release from
alami konsentrasi CO2 dari 490,32-2270,97 Agricultural Cultivated Peats at Sungai
ppm, kelembaban meningkat dari 68,3– Hitam Wetland , Bengkulu Province ,
85,8 %, temperatur yang terukur relatif Indonesia. International Conference on
menurun dari 53,6– 41,8 C. Dari hasil uji
o Inventions & Innovations for Sustainable
stratistik menggunakan uji z, diperoleh Agriculture, 11, 71–76.
konsentrasi CO2 pada perkebunan kelapa https://doi.org/10.1016/j.aaspro.2016.12.0
sawit di lahan gambut lebih kecil jika 12
dibandingkan dengan lahan gambut BPS Kalsel. (2018). Luas Panen Produksi dan
alami serta konsentrasi CO2 pada Rata – Rata Produksi Sayur – Sayuran
tanaman bawang daun juga lebih kecil menurut Jenisnya pada Tahun 2010.
jika dibandingkan dengan lahan gambut Chadirin, Y., Saptomo, S. K., Rudiyanto, &
alami. Osawa, K. (2016). Lingkungan Biofisik
dan Emisi Gas CO2 Lahan Gambut untuk
UCAPAN TERIMAKASIH Produksi Biomassa yang Berkelanjutan.
Terimaksih kepada Badan Pengelola Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 21(2), 146–
Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) 151. https://doi.org/10.18343/jipi.21.2.146
yang telah mendanai penelitian ini dalam Dirjen Perkebunan. (2015). Statistik Perkebunan
agenda Lomba Riset Sawit Mahasiswa 2018, Indonesia 2014-2015 Kelapa Sawit. Jakarta:
serta kepada Ibu Wahidah Annisa Dirjen Perkebunan Press.
(BALITTRA Banjarbaru) yang telah Figaro. (2005). CDM4160 - Pre-calibrated module
memberikan arahan serta masukan dalam for carbon dioxide Applications: Osaka:
melakukan pengukuran konsentrasi CO2 Figaro Engineering Inc.
menggunakan GC dan terimakasih kepada Handayani, E. P., Komaruddin, I., Sabiham, S.,
BALINGTAN, PT. Hasnur Citra Terpadu, Djuniwati, S., & Noordwijk, M. Van.
TPA Cahaya Kencana Kab. Banjar dan (2009). Emisi CO2 pada Kebun Kelapa
Kawasan Kampung Sayur Banjarbaru sebagai Sawit di Lahan Gambut: Evaluasi Fluks
mitra dalam melakukan penelitian ini. CO2 di Daerah Rizosfer dan Non
Rizosfer. Jurnal Tanah Dan Lingkungan,
DAFTAR PUSTAKA 11(1), 8–13.
Adji, F. F., Damanik, Z., Yulianti, N., Birawa, Melling, L., Goh, K. J., & Hartanto, R. (2007).
C., Handayani, F., Sinaga, A. N., … Comparison Study Betwen GHG Fluxes
Dohong, S. (2016). Dampak Alih Fungsi from Forest and Oil Palm Plantation on
Lahan terhadap Sifat Fisik Tanah dan Tropical Peatland of Serawah Malaysia.
Emisi Karbon Gambut Transisi di Desa International on Oil Palm and Environment.
Kanamit Barat Kalimantan Tengah. Bali.
Jurnal Pedon Tropika, 3(1), 79–88. Nusantara, R. W., Sudarmadji, Djohan, T. S., &
Agus, F., & Subiksa, I. . . made. (2008). Lahan Haryono, E. (2014). Emisi CO2 Tanah
Gambut : Potensi untuk Pertanian dan Aspek Akibat Alih Fungsi Lahan Hutan Rawa
Lingkungan. Bogor: Balai Penelitian Gambut di Kalimantan Barat. J.Manusia
Tanah dan World Agroforestry Centre Dan Lingkungan, 21(3), 268–276.
32
Pahlipi, M. R., Aryanti, E., Irfan, M.,
Permanasari, I., & Arminudin, T. (2017).
Emisi Gas Karbon Dioksida (CO2) pada
Perkebunan Kelapa Sawit (Elaesis
Guineensis Jacq) yang Ditumpangsari
dengan Tanaman Pangan di Lahan
Gambut. Jurnal Agroteknologi, 7(2), 33–40.
Rahmat, Harnawan, A. A., & Suryajaya.
(2019). Implementasi Sistem Komunikasi
Nirkabel pada Ading Pintar
Menggunakan Modul nRF24L01+. Jurnal
Fisika FLUX, 1(1), 22–30.
Safrizal, Oksana, & Saragih, R. (2016). Analisis
Sifat Kimia tanah Gambut pada Tiga Tipe
Penggunaan Lahan di Desa Pangkalan
Panduk Kabupaten Pelalawan. Jurnal
Agroteknologi, 7(1), 27–32.
Samiaji, T. (2011). Gas CO2 di Wilayah
Indonesia. Berita Dirgantara, 12(2), 68–75.
Sensirion. (2011). Datasheet SHTx (SHT10,
SHT11, SHT15) Humidity and Temperatur
Sensor IC. Retrieved from
https://www.sparkfun.com/datasheets/S
ensors/SHT1x_datasheet.pdf.
Sugriwan, I., Fuadi, A. J., Riadi, S.,
Rahmadiansyah, & Tuhuloula, A. (2012).
Pengembangan Sistem Sensor untuk
Mengukur Parameter Gas pada Produksi
Biogas. Prosiding Insinas, 76–82.
Walpole, R. E. (1993). Pengantar Statistika Edisi
ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka.
33
Pembuatan Sistem Monitoring Suhu di Ruang Pengatur Udara
dan Kelembaban di dalam Chamber Berbasis Modul
Mikrokontroler ATMega 16A-PU
ABSTRACT- The focus of this research is to create a temperature and humidity monitoring system based on
the ATMega 16A-PU microcontroller module which is applied directly to the FFB heating system.
Temperature and humidity measuring devices consist of DC power supply, voltage follower, SHT11 sensor
module, LM35 Waterproof sensor, 20x4 character LCD and ATMega 16A-PU microcontroller module.
Whereas the FFB heating system consists of steam, boiler, air control room, and chamber. The system can be
realized by placing the LM35 Waterproof sensor inside the air control room and the SHT11 sensor module
inside the chamber. This system is also equipped with data acquisition software using the Delphi 7.0 program
to display measured data in real-time and save it to Excel and the database. Tests carried out by flowing using
wet steam generated from the boiler into the air control room and chamber. The heating process of the FFB is
done for 1 hour in a chamber. The average error value of reading the standard gauge with a gauge that has
been made for the LM35 Waterproof sensor with a measurement range of 20-90ºC is 1.22ºC. As for the SHT11
sensor module, the average error value of readings with a measurement range of 27-80ºC and 80-96% is 0.99°C
and 0.84%.
KEYWORDS: ATMega 16A-PU microcontroller; Heating system; Monitoring system; Real time; Temperature
and humidity.
35
Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pembuatan Rangkaian Power Supply DC
Pengetahuan Alam serta di Pilot Plant Penelitian ini akan membuat rangkaian
Agroindustry, Fakultas Pertanian, Universitas power supply DC dengan 3 buah keluaran
Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Pembuatan tegangan yaitu: +12V, +5V dan -12V
alat ukur suhu dan kelembaban memerlukan (Nurhikmah et al., 2019). Skematik rangkaian
beberapa tahapan penelitian seperti pada power supply DC dapat ditunjukkan pada
Gambar 1. Gambar 4.
36
& Soesanto, 2017). Skematik rangkaian modul
sensor SHT11 dapat ditunjukkan pada Gambar
6.
Gambar 6. Skematik rangkaian modul sensor Gambar 7. Tahapan penelitian antarmuka antara
SHT11. modul mikrokontroler ATMega 16A-PU dan
LCD 20x4 karakter.
Karakterisasi Sensor LM35 Waterproof,
Modul Sensor SHT11 dan Penguat Voltage Antarmuka Antara Modul Mikrokontroler
Follower ATMega 16A-PU dan PC/Laptop
Karakterisasi sensor LM35 Waterproof Antarmuka antara modul
dengan cara membandingkan nilai tegangan mikrokontroler ATMega 16A-PU dan
keluaran dari sensor LM35 Waterproof pada PC/laptop memerlukan beberapa tahapan
multimeter dengan nilai suhu yang dihasilkan penelitian seperti pada Gambar 8 (Hidayat et
dari termokopel dimulai dari suhu 1-100°C al., 2017).
dengan setiap interval kenaikan suhu sebesar
1°C (Sarif et al., 2017). Karakterisasi modul
sensor SHT11 dilakukan dengan memasukkan
variabel dan nilai konstanta yang terdapat di
dalam datasheet kedalam listing program
BASCOM-AVR. Karakterisasi penguat voltage
follower dengan cara membandingkan
tegangan keluaran dari pembagi tegangan dan
tegangan keluaran dari IC OP-07. Karakterisasi
dimulai dari 1-2V dengan setiap interval Gambar 8. Tahapan penelitian antarmuka antara
modul mikrokontroler ATMega 16A-PU dan
kenaikan tegangan sebesar 0.1V.
PC/Laptop.
37
Modul sensor SHT11 dengan nilai keluaran follower serta rangkaian untuk modul sensor
berupa suhu dan kelembaban juga akan SHT11.
dilakukan uji banding di dalam chamber
dengan menggunakan alat ukur yang telah Power Supply DC
terverifikasi. Power supply DC yang telah dibuat
menghasilkan 3 buah tegangan keluaran yaitu:
Implementasi Sistem Monitoring Suhu di +5.01V, +12.26V dan -12.11V. Tegangan
Ruang Pengatur Udara dan Kelembaban di keluaran tersebut dihasilkan dari IC Regulator
dalam Chamber 7805, 7812 dan 7912. Realisasi power supply DC
Implementasi alat ukur suhu dan dapat ditunjukkan pada Gambar 10.
kelemaban pada sistem TBS dapat dilakukan
dengan cara menempatkan modul sensor
SHT11 di dalam chamber dan sensor LM35
Waterproof di dalam ruang pengatur udara.
Pengukuran dapat dilakukan dengan nilai set
Gambar 10. Hasil realisasi rangkaian Power
point suhu di dalam chamber sebesar 50, 60 dan
Supply DC.
70°C. Pengukuran dilakukan secara real time
dan data hasil pengukuran dapat ditampilkan
Rangkaian Sensor LM35 Waterproof dan
melalui interface dengan menggunakan
Penguat Volage Follower
software Delphi 7.0 (Ekawati et al., 2017). Selain
Sensor LM35 Waterproof dapat
itu data hasil pengukuran juga dapat disimpan
diintegrasikan dengan menggunakan
ke dalam Excel dan database (Sugriwan et al.,
rangkaian penguat voltage follower dengan 1
2015). Implementasi alat ukur suhu dan
kali penguatan. Keluaran dari rangkaian
kelembaban udara pada sistem pemanas TBS
voltage follower dihubungkan dengan analog to
dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 9.
digital converter (ADC) pada modul
mikrokontroler ATMega 16A-PU melalui
PortA.0. Integrasi sensor LM35 Waterproof dan
penguat voltage follower dapat ditunjukkan
pada Gambar 11.
Tegangan (V)
0,9 R² = 0,9999
2,2
0,6
Tegangan Output (V)
y = 0,9968x + 0,0065
1,9 R² = 1
0,3
1,6
0
1,3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Suhu (℃)
1
1 1,3 1,6 1,9 2,2 Gambar 14. Grafik persamaan karakterisasi
Tegangan Input (V) sensor LM35 Waterproof.
39
untuk modul sensor SHT11 didapatkan nilai
error rata-rata adalah 0,99ºC dan 0,84%.
Sensor
Closed-
Thermo-
Chamber
Hygrometer
Digital
Alat Ukur
yang telah Alat Ukur
Gambar 16. Tampilan antarmuka (interface) terverifikasi yang telah
dengan menggunakan Delphi 7.0. dibuat
40
(a) (b)
Gambar 20. Grafik hasil monitoring: (a) suhu di dalam ruang pengatur udara, (b) suhu dan kelembaban
di dalam Chamber dengan Set Point 50°C.
(a) (b)
Gambar 21. Grafik hasil monitoring: (a) suhu di dalam ruang pengatur udara, (b) suhu dan kelembaban
di dalam Chamber dengan Set Point 60°C.
(a) (b)
Gambar 22. Grafik hasil monitoring: (a) suhu di dalam ruang pengatur udara, (b) suhu dan kelembaban
di dalam Chamber dengan Set Point 70°C.
42
Berdasarkan Gambar 20, 21 dan 22 nilai DAFTAR PUSTAKA
set point 50, 60 dan 70°C dapat terpenuhi Alam, T. H. I. 2016. Rancang Bangun Prototype
dengan waktu 52 menit, 87 menit dan 51 Payung Otomatis. Seminar Nasional
menit. Peningkatan dan penurunan suhu di TEKNOKA_FT UHAMKA. Teknik
ruang pengatur udara, suhu dan kelembaban Informatika, Fakultas Teknik,
di dalam chamber dapat diakibatkan karena Universitas Muhammadiyah Sorong
perlakuan buka dan tutup dry steam valve and Desgraha, G. 2015. Pengendalian Suhu Dan
wet steam. Kelembaban Proses Pematangan Keju
Menggunakan Kontroler PID Berbasis PLC.
KESIMPULAN Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Brawijaya.
1. Alat ukur yang telah dibuat dapat Ekawati, D., I. Sugriawan & T. Novalina M.
digunakan untuk memonitoring suhu di 2017. Pengukuran Kadar Oksigen (O2),
dalam ruang pengatur udara, suhu dan Kelembaban dan Temperatur Di PT.
kelembaban di dalam chamber secara real Perkebunan Nusantara XIII. Jurnal Fisika
time dan dapat menyimpan data hasil Flux. 14(1): 34–39.
pengukuran secara otomatis kedalam Faisal., I. Sugriwan & A. Agung H. 2016.
Microsoft Excel serta database. Nilai error Pengembangan Pengendalian
rata-rata alat ukur standar dengan alat Kelembaban, Temperatur pada Rumah
ukur yang telah dibuat untuk sensor Kaca dengan Pencatatan Data Otomatis.
LM35 Waterproof dengan range Jurnal Gravity. 2(1): 12–22.
pengukuran 20-90°C adalah sebesar Hafiz, A., Fardian & A. Rahman. 2017.
1,22ºC. Sedangkan untuk pembacaan nilai Rancang Bangun Prototipe Pengukuran
suhu dan kelembaban pada modul sensor Dan Pemantauan Suhu, Kelembaban
SHT11, nilai error rata-rata dengan range Serta Cahaya Secara Otomatis Berbasis
pengukuran 28-80°C dan 70-96% adalah Iot Pada Rumah Jamur Merang. Jurnal
sebesar 0,99°C dan 0,84%. Online Teknik Elektro. 2(3):51–57.
2. Alat ukur yang dibuat telah diterapkan Hafiz, M., R. Arnalis R., A. Haryanto., N.
secara langsung pada sistem pemanas Araswati & I. Dewa M.S. 2016. Design of
tandan buah segar kelapa sawit (TBS) Temperature and Volume Control
untuk mengukur suhu di dalam ruang System at Crude Palm Oil (CPO) Storage
pengatur udara serta suhu dan Tank. International Conference on the Role
kelembaban di dalam chamber. of Agricultural Engineering for Sustainable
Agriculture Production. Department of
UCAPAN TERIMA KASIH Mechanical and Biosystem Engineering,
Ucapan terimakasih kepada Grant Riset Bogor Agricultural University.
Sawit (GRS) Tahun 2018-2019, Badan Hidayat, A., I. Sugriwan & A. Agung H. 2017.
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Desain Dan Fabrikasi Alat Ukur
(BPDPKS), Kementerian Keuangan, Republik Temperatur dan Kelembaban Udara
Indonesia. dalam Tanah Berbasis Mikrokontroler
ATMega8535. Jurnal Fisika FLUX. 14(1):
14-18.
43
Najmurrokhman, A., Kusnandar & Suryajaya. 2019. Pemanfaatan Sistem
Amirulloh. 2018. Prototipe Pengendali Alat Ukur Kadar Gas Metana (Ch4),
Suhu Dan Kelembaban Untuk Cold Suhu Dan Kelembaban Pada
Storage Menggunakan Mikrokontroler Perkebunan Kelapa Sawit Di Lahan
Atmega328 Dan Sensor Dht11. Jurnal Gambut. Jurnal Fisika FLUX. 1(1): 138-
Teknologi. 10(1):73–82. 148.
Nurhikmah., I. Sugriwan & A. Agung H. 2019. Sugriwan, I., T. Budi S., O. Soesanto., A. Dwi
Pembuatan Sistem Akuisisi Gas Karbon W., H. Musthafa A & Susi. 2019.
Monoksida Berbasis ATMega8535. Microcontroller-Based Temperature and
Jurnal Fisika FLUX. 1(1): 13-21. Humidity Monitoring in Temporary
Permana, E & S. Herawati. 2018. Rancang Storage Chamber of Palm Oil Fresh Fruit
Bangun Sistem Monitoring Suhu Bunch Strerilization Process. Laporan
Ruangan Bagian Pembukuan Berbasis Kemajuan Grant Research Sawit 2019.
Web Menggunakan Mikrokontroler Fakultas MIPA, Universitas Lambung
Arduino Uno R3. Jurnal Teknologi Mangkurat.
Informasi Dan Komunikasi. ISSN: 2252- Yulis, T.Y., I Devi S & R Syafutra L. 2018.
4517. Perancangan Sistem Suhu Otomatis Dan
Sahu, K & S. Mazumdar. 2012. Digitally Pengaturan Posisi Telur Pada Sistem
Greenhouse Monitoring and Controlling Penetas Telur Berbasis Arduino. Jurnal
of System Based on Embedded System. Online Teknik Elektro. 3(2): 39–45.
International Journal of Scientific &
Engineering Research. 3(1): 3–6.
Sarif, M., I. Sugriwan & A. Eko F. 2017.
Fabrikasi Sistem Alat Ukur Temperatur
Lapisan Buah Mangga Dengan
Menggunakan Sensor Waterproof
LM35. Jurnal Fisika Flux. 13(2): 111–16.
Sugriwan, I & O. Soesanto. 2017. Development
of TGS2611 Methane Sensor and SHT11
Humidity and Temperature Sensor for
Measuring Greenhouse Gas on
Peatlands in South Kalimantan,
Indonesia. Journal International
Conference on Physical Instrumentation and
Advanced Materials. 853(1): 1-7.
Sugriwan, I., A. Rachmattulah., O. Soesanto &
A. Agung H. 2015. Desain Dan Fabrikasi
Alat Ukur Kadar Gas Metana (Ch4) Pada
Lahan Gambut Menggunakan Sensor
Tgs2611 Berbasis Atmega8535. Jurnal
Neutrino. 8(1): 11-20.
Sugriwan, I., A. Saputra R., A. Eko F &
44
Pembuatan Alat Ukur Kadar Oksigen Pada T-Piece Resuscitator
Untuk Neonatus Menggunakan Sensor KE-50
Berbasis Arduino Uno
ABSTRACT - In this research, an oxygen level measuring device was made in the T-Piece Resuscitator for
neonates using an arduino uno based KE-50 sensor. Measuring instruments made consist of AD 620 amplifier,
KE-50 sensor, Arduino Uno microcontroller, buzzer, PC, with an interface program for measuring oxygen gas
levels and displayed on the LCD. Testing on this measuring instrument is carried out on a medical instrument
namely the T-Piece Resuscitator used for neonatal resuscitation. The results of the oxygen content will be
displayed on the LCD 128X64 and PC. In the O2 measuring system that is made showing oxygen levels of 21%
to 100% adjusted to the settings that have been determined in the T-Piece Resuscitator. Data was collected at
Ulin Hospital in Banjarmasin and obtained an average accuracy value of 93.39%.
KEYWORDS: Arduino uno module; KE-50 sensor; Neonate; Oxygen levels; T-Piece resuscitator.
45
Bronchopulmonary Dysplasia (BPD) menambahkan pengukuran parameter
(Erlanggawati et al., 2018) Resiko terjadinya kelembaban dan temperature yang diuji coba
peningkatan ROP dapat juga disebabkan pada perkebunan kelapa sawit PTPN XIII
akibat ketergantungan pada oksigen dan dengan chamber terbuka. Penelitian lainnya
saturasi oksigen yang fluktuatif pada bilang kesehatan adalah adalah
(Rahmadevita, 2013). Berdasarkan hasil Riset penelitian oleh Hadiyoso et al (2015) dengan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 judul implementasi regulator oksigen
menunjukkan bahwa penyebab kematian otomatis berdasarkan tingkat pernapasan
terbanyak pada kelompok bayi 0 sampai menggunakan logika fuzzy dengan desain
dengan 6 hari didominasi oleh prototipe sebuah regulator oksigen otomatis
gangguan/kelainan pernafasan (35,9%), pada sebuah alat bantu pernafasan akan
prematuritas (32,4%) dan sepsis (12,0%). berfungsi untuk mengatur tekanan atau kadar
Masalah utama penyebab kematian pada bayi oksigen yang dikeluarkan. Penelitian
dan balita adalah pada masa neonatus (bayi selanjutnya adalah Geniusa (2018) dengan
baru lahir umur 0 sampai dengan 28 hari). judul inovasi tampilan kadar oksigen pada
Menurut hasil Riskesdas 2007 menunjukkan oxygen analizer berbasis ATMega8. Penelitian
bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi ini bertujuan merancang tampilan kadar
pada umur 0 sampai dengan 6 hari. oksigen dari oxygen analyzer berbasis
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian ATMega 8 dengan tampilan LCD 16x2 serta
terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir membantu tenaga medis dan teknisi untuk
rendah dan infeksi (Departemen Kesehatan mengetahui dan mengukur kadar oksigen di
RI, 2013). Pada bayi cukup bulan dianjurkan dalam sentral gas medis dengan mudah
untuk menggunakan oksigen 100%. karena adanya tampilan LCD yang memiliki
Pemberian oksigen 100% tidak dianjurkan berbagai macam informasi.
pada bayi kurang bulan karena dapat Pada penelitian ini akan dibuat alat ukur
merusak jaringan. Penghentian pemberian kadar oksigen dengan sensor KE-50 yang
oksigen dilakukan secara bertahap bila tidak digunakan dalam bidang kesehatan yaitu
terdapat sianosis sentral lagi yaitu bayi tetap pada T-Piece Resuscitator yang digunakan
merah atau saturasi oksigen tetap baik untuk neonatus. Dimana target saturasi
walaupun konsentrasi oksigen sama dengan oksigen untuk neonatus sudah diatur pada
konsentrasi oksigen ruangan. Bila bayi T-Piece Resuscitator. Pada alat T-Piece
kembali sianosis, maka pemberian oksigen Resuscitator memiliki pengaturan kadar
perlu dilanjutkan sampai sianosis sentral oksigen tetapi tidak dilengkapi dengan
hilang. Kemudian secepatnya dilakukan pemantau kadar oksigen, sehingga kadar
pemeriksaan gas darah arteri dan oksimetri oksigen yang dikeluarkan belum diketahui
untuk menyesuaikan kadar oksigen mencapai kesesuaiannya dengan pengaturan kadarnya.
normal (Kaunang et al., 2015). Hal ini bisa berakibat buruk terhadap pasien,
Beberapa penilitian tentang pengukuran apabila tubuh kekurangan oksigen sel-sel
gas oksigen telah dilakukan. Penelitian akan mati sehingga metabolisme tubuh tidak
tersebut diantaranya tentang penelitian berjalan dengan baik, begitu juga jika kadar
Ekawati et al (2017) yaitu dengan oksigen terlalu berlebih bisa mempengaruhi
menggunakan sensor KE-50 yang dengan
46
paru-paru. Untuk itu saat pemberian oksigen 7. AD620 berfungsi sebagai penguat
terhadap pasien perlu diperhatikan kadarnya. instrumentasi.
Pada alat ukur ini, menggunakan sensor 8. Buzzer/Alarm berfungsi sebagai suara.
KE-50 buatan Figaro, yang digunakan untuk 9. LED berfungsi sebagai tanda berupa
mengukur kadar oksigen, hasil dari kadar warna.
oksigen tersebut akan ditampilkan pada LCD
128x64 dan hasil dari pengukuran tersebut Prosedur Penelitian
akan ditampilkan didelphi. Dengan data Pembuatan alat ukur ini memerlukan
pengukuran oksigen tersebut maka alat ukur beberapa tahapan penelitian seperti pada
ini dapat membantu tim medis untuk Gambar 1.
mengetahui penggunaan oksigen dan
memberikan tindakan medis yang
selanjutnya. Alat ukur ini akan digunakan
pada alat resusitasi neonatus yaitu T-Piece
Resuscitator.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Gambar 1. Tahapan Penelitian.
Pembuatan alat ukur kadar oksigen
dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Perangkat Perangkat Keras
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Pada pembuatan perangkat keras
Alam di Banjarbaru serta Laboratorium adalah dengan menghubungkan adaptor
Elektromedik Rumah Sakit Umum Daerah dengan penguat instrumentasi AD620 dan
Ulin di Banjarmasin. sensor oksigen. Gambar 2 adalah sistem yang
digunakan.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Laptop yang telah terinstal software
arduino IDE.1.8.8, delphi 7 dan XAMPP
berfungsi sebagai penulisan coding
program dan mikrokontroler.
2. Arduino Uno berfungsi sebagai Gambar 2. Blok Diagram Rangkaian Sistem
mikrokontroler kadar oksigen. Pengukur.
3. Sensor Gas O2 berfungsi sebagai sensor
oksigen. Karakterisasi Penguat dan Sensor
4. LCD 128x64 berfungsi sebagai penampil Karakterisasi berfungsi untuk
hasil kadar oksigen. mengetahui penguat berfungsi dengan benar.
5. Adaptor 12volt DC berfungsi sebagai Untuk karakterisasi penguat dilakukan
sumber daya. dengan mengubah nilai tegangan masukan
6. T-Piece Resuscitator berfungsi sebagai untuk mendapatkan nilai tegangan keluaran
sumber gas medis. yag beragam dari penguat. Perubahan nilai
47
masukan digunakan pada proses karakteristik
penguat. Dari data tersebut akan didapat
persamaan karateristik penguat. Data
pengambilan data ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengambilan Data Penguat AD620.
48
ini akan di set sesuai dengan alat T-Piece pengukuran pada komputer. Gambar 6
Resusitator tersebut. menunjukkan hasil realisasi perangkat keras.
Pengujian alat akan dilakukan pada
sumber gas medis yaitu oksigen. Dimana
pada sumber oksigen tersebut sudah
dikondisikan pada kadar tertentu yaitu
rentang dari 21% sampai dengan 100%. Pada
alat ukur akan diatur sesuai dengan jumlah
dari sumber oksigen medis. Setelah semua Gambar 6. Hasil Realisasi Perangkat Keras
pengujian berjalan dengan baik, sistem ini
kemudian akan diimplementasikan pada alat Sistem antarmuka yang dibuat adalah
T-Piece Resusitator. Parameter pengujian alat media penampil hasil pengukuran pada LCD
tersebut yang dilakukan sama dengan 128X64. Gambar 7 adalah tampilan hasil
pengujian pada sumber oksigen medis. Hasil pengukuran pada LCD.
dari pengujian ini kemudian akan dianalisa
dan dibahas di laporan akhir penelitian ini.
Alat ukur ini dapat digunakan secara
portable dengan pengimplementasian sistem
T-Piece Resusitator ditunjukkan pada gambar
5 dibawah ini.
49
Karakterisasi Sensor Oksigen Dengan oksigen dan tekanan sentral. T-Piece
Penguat AD620. resuscitator akan dikoneksikan dengan
Pada karakteristik sensor ini dilakukan sumber tersebut dan alat ukur kadar oksigen
dengan konsentrasi mulai 21%-100% dengan kemudian dilakukan pengujian. Pada Gambar
penguat AD620 yaitu 17 kali. Persamaan 11 merupakan hasil perbandingan kadar
karakteristiknya yaitu y= 41.891x + 109.47 oksigen yang dibuat di T-Piece Resuscitator
dengan nilai R2= 0,9974 dan Gambar 9 dengan merk fanem babypuff neonatal
merupakan grafik karakteristik rangkaian resusitator tipe 1020 dan Gambar 12 adalah
sensor oksigen dengan penguat AD620. T-Piece Resuscitator.
50
Tabel 3. Hasil Pengambilan Data Alat Ukur. Pasca Pemberian Oksigen Konsentrasi
Tinggi (Studi Eksperimental
Retinopathy of Prematurity Pada Tikus
Wistar). Jurnal Kedokeran Diponegoro.
7(4): 1707–1719.
Geniusa, B. A. 2018. Inovasi Tampilan Kadar
Oksigen Pada Oxygen Analyzer Berbasis
ATMega8. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogakarta.
Hadiyoso, S., Nursanto & A. RIZAL. 2015.
Implementasi Regulator Oksigen
Otomatis Berdasarkan TIngkat
Pernapasan Menggunakan Logika
KESIMPULAN
Fuzzy. Jurnal Elkomika. 3(1): 52–63.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Kaunang, A. W., R. Wilar & J. Rompis. 2015.\
1. Telah dibuat alat ukur kadar oksigen
Perbandingan Kadar Saturasi Oksigen
menggunakan sensor KE-50, penguat
Hari Pertama Dan Hari Ketiga Pada Bayi
AD620, arduino uno, LCD 128x64,
Baru Lahir. Jurnal E-Clinic (ECl). 3(1):
ditampilkan pada Delphi 7 telah selesai
397–401.
dibuat dengan sistem pengukuran
Kosim, M.S. 2006. Gawat Darurat Neonatus
oksigen secara real time.
Pada Persalinan Preterm. Jurnal
2. Alat ukur kadar oksigen yang dibuat
Kedokteran Diponegoro. 7(4): 225–31.
dapat dipergunakan untuk menguji T-
Rahmadevita, S.A.M., Y. Rustina & E.
Piece Resuscitator dan diperoleh nilai
Syahreni. 2013. Memperbaiki Saturasi
akurasi rata-rata adalah 93.39%.
Oksigen, Frekuensi Denyut Jantung,
Dan Pernafasan Neonatus Yang
UCAPAN TERIMA KASIH
Menggunakan Ventilasi Mekanik
Ucapan terimakasih kepada RS Ulin
Dengan Terapi Musik. Jurnal
Banjarmasin bagian elektromedik dan VK
Keperawatan Indonesia. 16(3): 154–60.
Kandungan ruang teratai.
Ulfa, R. 2016. Analisis Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Masalah
DAFTAR PUSTAKA
Ketidakefektifan Pola Napas Di Ruang
Departemen Kesehatan RI. 2013. Profil
Melati RS Prof DR Margono Soekarjo
Kesehatan Indonesia 2013. From http
Purwokerto. Skripsi. Sekolah Tinggi
:/.www.depkes.go.id.
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah,
Ekawati, D., I. Sugriawan & T. Novalina M.
Gombong.
2017. Pengukuran Kadar Oksigen (O2),
Kelembaban dan Temperatur Di PT.
Perkebunan Nusantara XIII. Jurnal Fisika
Flux. 14(1): 34–39.
Erlanggawati, T., A. Aji P & P. Kusuma D.
2018. Gambaran Vaskularisasi Retina
51
Pemanfaatan Paparan Gelombang Ultrasonik sebagai Antibakteri
coliform Pada Air Sungai Kahayan
ABSTRAK− Air Sungai Kahayan pada tahun 2008 sudah terkategori tercemar berat, salah satu indikasi
pencemarnya adalah tingginya jumlah bakteri coliform, sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengurangi
pencemaran tersebut. Salah satu metode alternatif untuk mengurangi jumlah bakteri adalah dengan paparan
gelombang ultrasonik, yaitu dengan memanfaatkan sifatnya yang memiliki frekuensi tinggi dan dapat
merambat dalam medium padat, cair, dan gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan
gelombang ultrasonik yang berfungsi sebagai antibakteri coliform pada air sungai Kahayan. Pengambilan
sampel air sungai dilakukan dengan teknik Grab Sampling menggunakan alat Kemmerer Sampler. Sampel air
yang didapatkan diberikan paparan gelombang ultrasonik secara langsung, tanpa merubah kondisi
lingkungan awal. Frekuensi divariasikan pada 20 kHz, 30 kHz, 40 kHz, 50 kHz, dan 60 kHz dengan waktu 2
jam untuk memperoleh data frekuensi optimum. Uji coliform dilakukan dengan metode MPN, dengan tahapan
uji pendugaan, uji penegasan, dan perhitungan koloni. Hasil uji MPN 24 jam setelah paparan menunjukkan
bahwa penggunaan ultrasonik sebagai antibateri bekerja optimum pada frekuensi 40 kHz, dengan efisiensi
81,79%.
ABSTRACT− Kahayan River water in 2008 has been categorized as heavily pollut, one indication of pollution
is the high number of coliform bacteria, so it is necessary to make efforts to reduce the pollution. One alternative
method for reducing the number of bacteria can be to use ultrasonic wave exposure, by using its high
frequency characteristics and its ability to propagate in solid, liquid, and gas mediums. This study aims to
examine the use of ultrasonic waves as an antibacterial coliform in the Kahayan River water. Water sampling
has been carried out with the Grab Sampling technique using the Kemmerer Sampler tool. Water samples
have been exposed to ultrasonic waves directly, without changing the initial environmental conditions.
Frequencies vary in 20 kHz, 30 kHz, 40 kHz, 50 kHz, and 60 kHz at 2 hours to obtain the optimum frequency.
Coliform test was carried out by the MPN method, with the estimation test stage, the affirmation test stage,
and the colony calculation stage. MPN test results 24 hours after exposure, showed that the use of ultrasonic
as an antibacterial coliform works optimally at a frequency of 40 kHz, with efficiency 81.79%.
53
untuk membunuh microba telah dimulai pada perlakuan panas pada cairan akan berdampak
tahun 1960-an, setelah ditemukan bahwa sangat efektif pada berkurangnya jumlah
gelombang bunyi yang dihasilkan oleh sonar koloni bakteri E.coli pada susu (Herceg, Režek
kapal dapat membunuh ikan. Melalui proses Jambrak, Lelas, & Mededovic Thagard, 2012).
sonikasi, gelombang longitudinal yang Studi lain menggambarkan bahwa
dihasilkan oleh gelombang bunyi berinteraksi perlakuan komninasi sonikasi gelombang
dengan medium cair, sehingga menghasilkan ultrasonik dan perlakuan panas pada cairan
daerah kompresi dan ekspansi yang akan berdamfak sangat efektif pada
mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan berkurangnya jumlah koloni bakteri E.coli
dan terbentuk gas dalam medium tersebut. pada susu. Sonikasi gelombang ultrasonik saja
Gelembung dari gas ini memiliki permukaan sebenarnya sudah memberikan efek inaktifasi
yang terus membesar selama siklus ekspansi, pada bakteri, dan setelah dikombinasikan
yang meningkatkan difusi gas, dan dengan perlakuan panas berdampak lebih
menyebabkan gelembung terus meluas. Suatu signifikan terhadap menurunnya jumlah
titik tercapai dimana energi ultrasonik yang bakteri dalam susu. Penelitian menunjukkan
disediakan tidak cukup untuk bahwa semakin lama waktu sonikasi
mempertahankan fase uap dalam gelembung; gelombang ultrasonik, maka jumlah bakteri
oleh karena itu, kondensasi terjadi dengan pada susu akan semakin berkurang (gambar
cepat. Molekul-molekul kental bertabrakan 2.5), sementara pada proses sonikasi dengan
keras, menciptakan gelombang kejut. waktu yang lebih singkat jumlah bakteri lebih
Gelombang kejut ini menciptakan daerah banyak.(Herceg et al., 2012)
dengan suhu dan tekanan yang sangat tinggi, Selain itu terdapat pemanfaatan
mencapai hingga 5500 jC dan 50.000 kPa. gelombang ultrasonik untuk mengurangi
Perubahan tekanan yang dihasilkan dari jumlah Salmonella typhimurium pada susu
peristiwa ini adalah efek utama ultrasonik (Juraga, Šalamon, Herceg, & Jambrak, 2011;
pada bakteri. Zona panas ini dapat membunuh Wrigley & Llorca, 1992), pengkajian efek
beberapa bakteri, akan tetapi keadaanya gelombang ultrasonik pada air kaldu sapi
terlokalisir dan tidak dapat mempengaruhi (Puspasari, Surtono, & Warsito, 2014), dan
area yang cukup luas (Gao, Lewis, mengontrol mikroba pada air (Broekman,
Ashokkumar, & Hemar, 2014). Pohlmann, Beardwood, & de Meulenaer, 2010;
Zhou, dkk pada tahun 2009 melakukan Al-Juboori, Aravinthan, & Yusaf, 2015;
penelitian pemanfaatan gelombang ultrasonik Gómez-López, Gogate, & Gogate, 2017)
untuk membunuh bakteri E.coli pada daun Pemanfaatan gelombang ultrasonik
bayam selama 0-4 menit, pemberian sebagai antibakteri coliform yang dilakukan
perlakuan gelombang ultrasonik memberikan dalam penelitian ini telah diawali dengan
dampak signifikan terhadap menurunnya penelitian tentang rancang bangun sistem
jumlah koloni bakteri pada daun bayam pembangkit gelombang ultrasonik sebagai
dibandingkan dengan daun bayam yang metode alternatif menurunkan jumlah bakteri
hanya diberi perlakuan dicuci dengan air saja. E.coli pada proses penjernihan air. Penelitian
Studi lain menggambarkan bahwa perlakuan yang dilaksanakan oleh Suastika, Martani, dan
kombinasi sonikasi gelombang ultrasonik dan Hartanto pada tahun 2015 ini, dilakukan
54
dengan menguji pemberian gelombang Tahapan pengambilan sampel adalah
ultrasonik pada sampel air Sungai Kahayan sebagai berikut:
dengan memvariasikan frekuensi kerja hingga 1. Peralatan yang digunakan dalam
28 kHz dan dilaporkan bahwa pada paparan pengambilan sampel disterilisasi terlebih
gelombang ultrasonik dengan frekuensi 27,6 dahulu sebelum digunakan.
kHz didapakan hasil optimum untuk 2. Sebelum pengambilan sampel, tangan di
membunuh bakteri E.coli dengan presentase aseptik terlebih dahulu dengan
sebesar 37,8% (Suastika et al., 2015). menggunakan alkohol 70%.
Berdasarkan hal tersebut dalam 3. Buka botol sampel dari kertas pelindung
penelitian ini dikaji mengenai penggunaan (dibuka sampai setengah saja untuk
paparan ultrasonik sebagai antibakteri pada menghindari kontaminasi).
air Sungai Kahayan. Keuntungan yang 4. Mengisi botol dengan sampel air hingga
diharapkan dari metode ini adalah proses ¾ botol.
pengolahan air dan limbah cair dapat 5. Lalu ditutup kembali.
menghasilkan air dengan kualitas yang lebih 6. Seluruh proses pengambilan dilakukan
baik. Tujuan penelitian ini adalah, mengetahui secara aseptis.
pengaruh paparan ultrasonik sebagai
antibakteri coliform pada air Sungai Kahayan. Sonikasi Menggunakan Gelombang
Ultrasonik
METODE PENELITIAN Pada tahapan ini sampel air Sungai
Metode Penlitian di bagi menjadi 3 Kahayan akan diberi perlakukan dengan
tahapan, yaitu: pengambilan sampel air gelombang ultrasonik. Tahapan sonikasi
Sungai Kahayan, sonikasi dengan adalah sebagai berikut:
menggunakan ultrasonik, dan penghitungan 1. Gelombang ultrasonik dibangkitkan
jumlah koloni bakteri. menggunakan speaker tweeter piezo
dengan frekuensi 20 kHz. Pengaktifan
Pengambilan Sampel pengoperasian speaker menggunakan
Pengambilan sampel air menggunakan pembangkit gelombang ultrasonik (signal
teknik Grab Sampling menggunakan alat generator).
Kemmerer Sampler. Sampel diambil dari air 2. Sampel air Sungai Kahayan dimasukkan
Sungai Kahayan, dengan titik pengambilan ke dalam wadah yang bagian atasnya
sampel dengan memperhitungkan kedalaman terdapat speaker piezo (gambar 2) dengan
sungai, lebar sungai, dan debit air. Sungai perlakuan dengan beberapa variasi
Kahayan memiliki kedalaman 7 m, lebar 500 frekuensi, selama 2 jam. (mengacu pada
m, debit air terbesar 2.716 m3/ detik dan debit Puspasari, Surtono, and Warsito 2014).
air terkecil 26,30 m3/detik. Pengambilan
sampel air Sungai Kahayan dilaksanakan pada
bulan Juni 2019. Berdasarkan data tersebut,
maka pengambilan sampel air Sungai
Kahayan dilakukan pada titik lebar 375 m dan
kedalaman Sungai Kahayan pada titik 1,4 m.
55
Lactosa Broth Double Strength (LBDS) 30 ml
3. Memasukkan larutan LBSS ke dalam 6
tabung reaksi dengan menggunakan pipet
volume, 10 ml tiap tabung.
4. Memasukkan larutan LBDS ke dalam 3
tabung reaksi dengan menggunakan pipet
volume, 10 ml tiap tabung.
5. Media pada tabung reaksi disterilisasi
Gambar 2. Proses Sonikasi Air Sungai Kahayan
dengan autoclave
6. Memipet sebanyak 10 ml sampel,
3. Proses diulang untuk frekuensi 30 kHz, 40
memasukkan dalam 3 tabung reaksi yang
kHz, 50 kHz, dan 60 kHz.
telah berisi larutan LBDS
7. Memipet sebanyak 1 ml sampel,
Pemeriksaan Jumlah Koloni Bakteri coliform
memasukkan ke dalam 3 tabung reaksi
Sampel air yang telah diberi perlakukan
yang telah berisilarutan LBSS
untrasonik kemudian diperiksa jumlah koloni
8. Memipet sebanyak 0.1 ml sampel,
bakteri coliform, sebagai kontrol diperiksa pula
memasukkan kedalam 3 tabung reaksi
koloni bakteri pada sampel tanpa perlakuan.
yang telah berisi larutan LBSS.
Pemeriksaan coliform dibagi menjadi 2
9. Seluruh tabung diinkubasi selama 24 jam
tahapan, yaitu pemeriksaan kuantitatif dan
sampai dengan 48 jam (Apabila pada
pemeriksaan kualitatif.
inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka
dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24) pada
Pemeriksaan Kuantitatif
suhu 350C
Uji Pendugaan
10. Apabila dalam waktu 2 x 24 jam tidak
Uji pendugaan merupakan uji spesifik
terbentuk gas dalam tabung durham,
untuk deteksi bakteri coliform, ini merupakan
dihitung sebagai hasil negatif.
tes pendahuluan tentang ada tidaknya
11. Jika terbentuk gas pada tabung durham
kehadiran bakteri coliform berdasarkan
maka tabung dinyatakan positif.Tabung
terbentuknya asam dan gas yang disebabkan
yang dinyatakan positif selanjutnya akan
karena fermentasi laktosa oleh bakteri
dilakukan uji konfirmatif atau uji
golongan coli. Metode yang digunakana dalah
penegasan
metode Most Probable Number (MPN) seri 3
tabung. Prinsip dari metode MPN yaitu
Uji Konfirmatif
menghitung jumlah perkiraan terdekat
Hasil positif pada uji pendugaan air baku
melalui uji penduga. Prosedur uji pendugaan
dilanjutkan dengan uji penguat menggunakan
adalah sebagai berikut:
metode MPN seri 3. Media yang digunakan
1. Menyiapkan tabung reaksi yang telah
adalah Brilliant Green Lactosa Bile (BGLB),
berisi tabung durham, dengan posisi
media ini merupakan media selektif bagi
mulut terbalik atau menghadap kedasar
coliform, sehingga dapat menghambat
tabung reaksi.
pertumbuhan bakteri lain dan meningkatkan
2. Membuat media Lactosa Broth Single
pertumbuhan bagi coliform. Prosedur uji
Strength (LBSS) sebanyak 60 ml dan media
56
konfirmatif adalah sebagai berikut: Pemeriksaan Kualitatif
1. Membuat media Brilliant Green Lactosa Bile Pemeriksaan ini digunakan untuk
(BGLB) sebanyak 90 ml mengetahui total coliform yang terdapat pada
2. Memasukkan larutan BGLB ke dalam sampel air. Metode yang digunakan adalah
tabung reaksi yang sudah diisi dengan Standard Plate Count (SPC), adapun prosedur
tabung Durham menggunakan pipet yang digunakan sebagai berikut:
volumesebanyak 10 ml tiaptabung. 1. Menyiapkan media Eosin Methilen Blue
3. Media pada tabung reaksi disterilisasi (EMB).
dengan autoclave 2. Menuangkan media EMB yang telah
4. Setelah media didinginkan, disterilisasi ke cawan petri
diinokulasikan sebanyak 2 ose dari 3. Mengambil 1 ml sampel air yang tidak
tabung Lactosa Broth positif kedalam diencerkan lalu menanam dengan metode
media BGLB pour plate pada cawan petri
5. Seluruh tabung diinkubasi selama 24 jam 4. Setelah media membeku kemudian
sampai dengan 48 jam dengan suhu 35°C. diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C.
6. Uji dinyatakan negatif jika tidak terbentuk 5. Menghitung koloni yang muncul dengan
gas pada tabung Durham dan uji menggunakan alat colony counter.
dinyatakan positif jika tidak terbentuk gas
pada tabung Durham. Tabung yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dinyatakan positif selanjutnya akan Hasil Pemeriksaan coliform
dilakukan uji pelengkap. Sebanyak 250 mL sampel air diberikan
paparan gelombang ultrasonik selama 2 jam,
Uji Pelengkap dengan memberikan variasi frekuensi 20 kHz,
Uji ini merupakan analisi sakhir dari 30 kHz, 40 khz, 50 kHz, dan 60 kHz. Sampel air
sampel air untuk mendeteksi keberadaan ditempatkan dalam gelas kimia, dan
coliform. Media yang digunakan adalah Eosin ditempatkan dalam wadah kaca yang telah
Methilen Blue (EMB), Prosedur uji pelengkap diisi air steril, sebagai tindakan untuk
adalah sebagai berikut: mencegah kontaminasi dengan gelombang
1. Membuat media Eosin Methilen Blue lain. Setelah 2 jam sampel air dikeluarkan dan
(EMB). diperiksa jumlah koloni coliform.
2. Media EMB yang sudah disterilisasi di Hasil pemeriksaan coliform setelah
tuang ke dalam cawan petri. diinkubasi selama 24 jam disajikan dalam
3. Menanambiakan dari uji konfirmatif Tabel 1, index MPN menunjukkan jumlah
dengan mengambil 1 ose dari biakan koloni coliform. Ssemakin besar nilai index
tabung BGLB positif menggunakan MPN menunjukkan bahwa jumlah koloni
metode streak pada media EMB coliform juga semakin banyak. Dari Tabel 1
4. Petri yang telah ditanami kemudian dapat dilihat bahwa jumlah coliform paling
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C sedikit ketika perlakuan dengan 40 kHz. Lebih
5. Uji pelengkap dikatakan positif jika koloni jelas dapat kita lihat pada Gambar 4, terlihat
yang muncul berwarna hijau metalik. bahwa jumlah coliform terendah pada
perlakuaan dengan frekuensi 40 kHz,
57
sementara ketika frekuensi 20 kHz dan 30 kHz perlakuan)
jumlah koloni bakteri tidak berbeda dengan 2 Frekuensi 20 kHz 0.00
kontrol, dan pada frekuensi 50 kHz, dan 60 3 Frekuensi 30 kHz 0.00
kHz jumlah koloni bakteri naik kembali. 4 Frekuensi 40 kHz 85.72
Tabel 1. Hasil perlakuan untrasonik 5 Frekuensi 50 kHz 76.92
Index 6 Frekuensi 60 kHz 76.92
No Sampel/Perlakuan
MPN 100
Kontrol (tanpa 90
1 1898 80
perlakuan)
70
2 Frekuensi 20 kHz 1898
Efisiensi (%)
60
3 Frekuensi 30 kHz 1898 50
4 Frekuensi 40 kHz 271 40
30
5 Frekuensi 50 kHz 438
20
6 Frekuensi 60 kHz 438 10
2000 0
1800 0 20 40 60 80
1600 Frekuensi (kHz)
1400 Gambar 5. Grafik efisiensi pengurangan koloni
Index MPN
1200
coliform terhadap frekuensi
1000
800
600 Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat
400 bahwa efisiensi tertinggi untuk pengurangan
200
jumlah bakteri adalah pada frekuensi 40 kHz
0
0 20 40 60 80 yang mencapai nilai 85,72%, yang berarti
Frekuensi (kHz) bahwa setelah perlakuan 2 jam terdapat
Gambar 4. Grafik jumlah koloni coliform 85,72% bakteri telah hilang dari sampel air, ini
terhadap frekuensi menunukkan bahwa gelombang ultrasonik
dapat dimanfaatkan sebagaai anti-bakteri
Perhitungan efisiensi pengurangan pada air Sungai Kahayan dengan frekuensi
jumlah koloni bakteri kemudian dilakukan efektik 40 kHz.
untuk melihat persen pengurangan koloni
bakteri menggunakan persamaan, KESIMPULAN
MPN − MPN
% Efisiensi = × 100 (3) Berdasarkan hasil penlitian dapat
MPN
disimpulkan bahwa gelombang ultrasonik
dengan % efisiensi adalah persen
dapat dimanfaatkan sebagai anti-bakteri
pengurangan bakteri, MPNktr adalah index
coliform, dan setelah perlakuan paparan
MPN kontrol, dan MPNper adalah index MPN
gelombang ultrasonik selama 2 jam,
perlakuan. Menggunakan persamaan (3),
didapatkan frekuensi efektif untuk
didapatkan hasil pada Tabel 2.
mengurangi jumlah koloni coliform adalah 40
Tabel 2. Efisiensi pengurangan koloni bakteri
kHz, dengan efisiensi sebesar 85,72%.
No Sampel/Perlakuan Efisiensi (%)
1 Kontrol (tanpa 0.00
UCAPAN TERIMAKASIH
58
Tim peneliti mengucapkan terimakasih bacteria. Ultrasonics Sonochemistry, 21(1),
sebesar-besarnya kepada Kementerian Riset, 446–453.
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah https://doi.org/10.1016/j.ultsonch.2013.06
mendanai riset ini. .006
Gómez-López, V. M., Gogate, P. R., & Gogate,
P. R. (2017, September 18).
DAFTAR PUSTAKA Reconditioning of Vegetable Wash Water
Al-Juboori, R. A., Aravinthan, V., & Yusaf, T. by Physical Methods.
(2015). Impact of pulsed ultrasound on https://doi.org/10.1201/9781315114859-7
bacteria reduction of natural waters. Hayet, M. (2017). Modélisation par la méthode
Ultrasonics Sonochemistry, 27, 137–147. numérique de la dynamique des fluides du
https://doi.org/10.1016/j.ultsonch.2015.05 procédé de désinfection des eaux par les
.007 rayonnements ultraviolets (UV). Retrieved
Auajjar, N. (2006). Multiresistance Aux from
Antibiotiques de Pseudomonas Aeruginosa, http://archives.umc.edu.dz/handle/1234
P. Fluorescens ET Staphylococcus Aureus 56789/12448
ET Surviesur Divers Tissus Hospitaliers. Herceg, Z., Režek Jambrak, A., Lelas, V., &
Badan Pusat Statistik. (2017). Status Kualitas Mededovic Thagard, S. (2012). The Effect
Air Sungai, 2007 - 2016. Retrieved of High Intensity Ultrasound Treatment
August 27, 2018, from on the Amount of Staphylococcus aureus
https://www.bps.go.id/statictable/2014/0 and Escherichia coli in Milk. Food
9/05/1372/status-kualitas-air-sungai-- Technology and Biotechnology, 50(1), 46,
2007---2016.html 46–52, 52.
Broekman, S., Pohlmann, O., Beardwood, E. S., Juraga, E., Šalamon, B. S., Herceg, Z., &
& de Meulenaer, E. C. (2010). Ultrasonic Jambrak, A. R. (2011). Application of High
treatment for microbiological control of Intensity Ultrasound Treatment on
water systems. Ultrasonics Sonochemistry, Enterobacteriae Count in Milk. 11.
17(6), 1041–1048. Lebleu, N. (2007). Désinfection des eaux par
https://doi.org/10.1016/j.ultsonch.2009.11 procédés membranaires : étude des
.011 mécanismes de transfert des bactéries (Phd,
Ferran, A. (2007). Influence de la taille de Université de Toulouse, Université
l’inoculum bactérien sur l’activité bactéricide Toulouse III - Paul Sabatier). Retrieved
et sur la sélection de mutants résistants lors from http://thesesups.ups-tlse.fr/189/
de l’exposition d’Escherichia coli à la Puspasari, N., Surtono, A., & Warsito, W.
marbofloxacine (Other). Retrieved from (2014). Efek Frekuensi Gelombang
http://oatao.univ-toulouse.fr/1769/ Ultrasonik Terhadap Mikroba Pada Air
Gao, S., Lewis, G. D., Ashokkumar, M., & Kaldu Daging Sapi. Jurnal Teori dan
Hemar, Y. (2014). Inactivation of Aplikasi Fisika, 2(2). Retrieved from
microorganisms by low-frequency high- http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php
power ultrasound: 1. Effect of growth /jtaf/article/view/1272
phase and capsule properties of the Suastika, K. G., Martani, N. S., & Hartanto, T.
59
J. (2015). Rancang Bangun Sistem
Pembangkit Gelombang Ultrasonik
Sebagai Metode Alternatif Menurunkan
Jumlah Bakteri E. Coli Pada Proses
Penjernihan Air. PROSIDING
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL XXVII,
1(BM 109), 546–552.
Wrigley, D. M., & Llorca, N. G. (1992).
Decrease of Salmonella typhimurium in
Skim Milk and Egg by Heat and
Ultrasonic Wave Treatment. Journal of
Food Protection, 55(9), 678–680.
https://doi.org/10.4315/0362-028X-
55.9.678
60
PEMBUATAN SISTEM MONITORING AIR PDAM BERBASIS
MIKROKONTROLER
Email: [email protected]
ABSTRACT− The research of the microcontroller-based PDAM water monitoring system has been completed
and implemented in one of the household users of the PDAM. This monitoring system consists of a transmitter
and receiver device. The transmitter device aims to retrieve and transmit information data in the form of debit,
volume, and water usage costs. While the receiver device aims to receive data information that can be read by
Microsoft Excel. Data transmission is done wirelessly with the SMS Gateway using the SIM800L GSM module.
This system is made with several components including, Arduino Uno Microcontroller, YF-S201 sensor, 20x4
I2C LCD, DS3231 RTC module, SIM800L GSM module, and computer. The results of the GSM module testing
were carried out in three different places and the result was that the communication went well. The results of
system characterization are made in accordance with the reading of the PDAM meter with a volume deviation
of 3 ml - 5 ml. The results of the system implementation in the household for three days obtained the volume
and cost of water use amounting to 1,688,530 ml, Rp.9,219, -; 1,341,500 ml, Rp.7,324, -; 1,606,268 ml, Rp.8,770,
- and there is a difference in volume of 2 - 8 ml between the system and the PDAM meter.
62
membuat catu daya penelitian ini D7 dan D8. Kemudian menghubungkan
selanjutnya merakit perangkat keras. LCD dengan mikrokontroler pada pin A4
dan A5 serta menghubungkan RTC DS3231
dengan mikrokontroler pada pin SDA dan
SCL, konfigurasi rangkaian transmitter
ditunjukkan pada Gambar 4.
setelah data diterima data tersebut dengan memasang water flow sensor YF-S201,
diproses oleh mikrokontroler untuk meteran PDAM dan valve secara seri di pipa.
diteruskan dan ditampilkan ke komputer. Kemudian membuka valve dengan sudut 45°
Flowchart proses receiver ditunjukkan pada dan 90° seperti ditunjukkan pada Gambar 10
Gambar 7. untuk mengalirkan air dari 1 liter sampai 30
liter dengan 5 kali perulangan tiap liternya
dan air akan ditampung menggunakan
gelas ukur untuk mengetahui apakah air
yang keluar benar-benar sesuai dengan
yang terdapat di meteran PDAM maupun
yang terdapat di water flow sensor YF-S201,
bisa dilihat pada Gambar 9. Hasil dari
kedua alat tersebut dicatat nilainya dan
dibuat grafik antara output air yang
ditampung dengan water flow sensor YF-
S201, setelah itu dibuat persamaan
64
karakteristik sensor dan dimasukkan pengujian ini dilakukan selama 3 kali
kedalam algoritma pemrograman transmitter. dalam setiap karakter setelah itu mencatat
Selanjutnya diuji coba lagi sensor sebanyak data yang dikirim, yang diterima, dan
5 kali untuk mengetahui keakuratannya. waktunya. Keterangan jarak pada titik 1 ke
Jika masih belum akurat maka titik 4 = 5 km, titik 2 ke titik 4 = 4,56 km, titik
ditambahkan dengan nilai kompensasi. 3 ke titik 4 = 4 km. Setelah proses pengujian
modul GSM SIM800L transmitter dan
modul GSM SIM800L receiver dilakukan
penelitian ini selanjutnya melakukan
pengujian sistem monitoring.
(a) (b)
Gambar 14. (a) Rangkaian Transmitter dan (b) Rangkaian Receiver
Keterangan Gambar :
1. Arduino Uno 4. Sensor YF-S201
2. Modul GSM SIM800L 5. LCD 20x4
3. RTC DS3231 6. Meteran air PDAM
67
R2 sebesar 1. Berdasarkan Gambar 19
menghasilkan persamaan karakterisasi
seperti ditunjukan pada persamaan 2.
y = 1x − 5,0629 (2)
69
(a) (b)
Gambar 25. (a) Posisi Transmitter pada pengujian sistem monitoring air PDAM dan (b) Posisi
Receiver didalam rumah
Keterangan Gambar :
1. Alat Transmitter dan Receiver 4. Valve
2. Meteran PDAM 5. Alat receiver
3. Sensor YF-S201 6. Laptop
70
3 07:00 – 07:52 2142 2229 871.440 4.758,- 1.606.260 8.770,-
16.35 – 17:23 2229 2302 734.820 4.012,-
(a) (b)
Gambar 26. (a) Tampilan LCD ketika mengirim data dan (b) Tampilan LCD ketika mereset ulang
data
71
KESIMPULAN Bangun Sistem Penghitung
Dari penelitian ini maka dapat ditarik Penggunaan Air Prabayar
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: Menggunakan Mikrokontroler
1. Sistem monitoring air PDAM berbasis PIC16F877A. Youngster Physics Jurnal.
mikrokontroler yang telah dibuat Vol. 4. No. 4. Hal. 323-326.
dapat mengukur debit air, volume Ramyaa A.S, Alekhya D, Balachander, Hema,
penggunaan air dan biaya Kameswara R. 2016. Desain and
penggunaan air yang telah dilakukan. Development of Automatic Water Flow
Sistem monitoring air PDAM tersebut Meter. Internasional Journal of Advanced
dapat mengirimkan data secara Technology and Innovative Research. Vol.
nirkabel pada bagian receiver setiap 1 8. No. 4. Hal. 732-735.
hari sekali. Sistem tersebut memiliki Salmah. 2016. PDAM Bandarmasih Ganti
deviasi dari 3 ml hingga 5 ml untuk Meteran Air yang Sudah Tua. Banjarmasin
rentang pengukuran 1L hingga 30L. Post 30 Mei 2016. Hal 1 (kolom 1-10).
2. Monitoring air PDAM di salah satu Shrotriya K, Manish J, Madhur M, Lokesh Y,
rumah warga tersebut berada di Nidhi V. 2017. Digital Water Meter
golongan pelanggan non niaga rumah Using Arduino. International Journal of
tangga A.3 yaitu setiap 0 sampai 10.000L Engineering and Management Research.
air dikenakan biaya Rp.5.460,-. Hasil Vol. 7. No. 2. Hal. 276-279.
pengujian alat system monitoring air Suardiana, I.M.N., Agung, I.G.A.P.R.A.,
PDAM di salah satu rumah warga Rahardjo, P. 2017. Rancang Bangun
yang menggunakan air PDAM selama 3 Sistem Pembacaan Jumlah Konsumsi
hari dengan volume dan biaya Air Pelangggan PDAM Berbasis
penggunaan air PDAM sebesar 1.688.530 Mikrokontroler ATMEGA328
ml, Rp.9.219,-; 1.341.500 ml, Rp.7.324,-; dilengkapi SMS. Teknologi Elektro. Vol.
1.606.268 ml, Rp.8.770,-. Serta selisih 16. No. 1. Hal. 31-40.
antara sensor dengan meteran PDAM 2 Suharjono, A., Rahayu, L.N., Afwah, R 2015.
ml hingga 8 ml, selisih tersebut ketika Aplikasi Sensor Flow Water untuk
dirupiahkan antara 0,01092 hingga Mengukur Penggunaan Air Pelanggan
0,04368 rupiah. Secara Digital Serta Pengiriman Data
Secara Otomatis Pada PDAM Kota
DAFTAR PUSTAKA Semarang. Jurnal Teknik Elekro, Politeknik
Asriya P., Yusfi M. 2016. Rancang Bangun Negeri Semarang. Vol. 13. No.1. Hal. 7-12.
Sistem Monitoring Kelembaban Tanah Syafliadi H, Eddy S, M.Eng, Mirza Z. 2015.
Menggunakan Wireless Sensor Perancangan Meteran Air Bersih
Berbasis Arduino Uno. Jurnal Fisika Prabayar Pada Rumah Tangga Berbasis
UNAND. Vol. 5. No. 4. Hal. 327-333. Mikrokontroler. Jurnal Teknik Elekro.
Pynkyawati T. 2015. Utilitas Bangunan Vol. 5. No.1.Hal.1-1
Modul Plumbing. Griya Kreasi,
Cibubur.
Rahman F, Kusworo A. 2015. Rancang
72
Pembuatan Sistem Kontrol Otomatis Suhu Uap Air di dalam
Chamber Menggunakan Metode Kendali ON/OFF Berbasis
Mikrokontroler ATMega 16A-PU
Winardi1, Iwan Sugriwan1*, Ade Agung Harnawan1, Tanto Budi Susilo2, Oni Soesanto3, Alan
Dwi Wibowo4, Hysyam Musthafa AL Hakim4,Susi4
1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lambung Mangkurat
2) Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lambung Mangkurat
3) Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lambung Mangkurat
4) Program Studi Teknik Industri Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRACT- An automatic steam temperature control system has been created and will be applied to the oil
palm fruit heating system. This control system consists of Power Supply, ATMega16 Microcontroller, SHT11,
Voltage Follower, Relay, LM35 Waterproof and 20x4 character LCD. SHT11 is used to measure the
temperature of water vapor and humidity over the inside of the chamber and the LM35 waterproof is used to
measure the temperature of water vapor under the inside of the chamber. The heating system consists of steam,
boiler, blower and chamber. The results obtained from the control system can be recorded in real time by using
Delphi 7.0 software and can be stored through Microsoft Excel and the database. The results obtained by using
palm at the 60oC setpoint are controlled for 4 hours and every hour some palm will be removed from the
chamber. The chamber is heated from At 10 hours past 43 minutes with a measured bottom temperature of
21.79oC and a measured upper temperature of 22.88oC. At 14 hours past 24 minutes TBS began to be inserted
into the chamber and will be maintained at a temperature of 60oC. Several factors influence the temperature
decrease due to filling water, changing fuel, and opening the chamber door when it wants to remove the FFB
when the FFB is already an hour in the chamber.
KEYWORDS: ATMega 16A-PU microcontroller; Control system; Heating system; Database; Real time;
Temperature and humidity.
74
Pembuatan rangkaian Power Supply DC Pembuatan Rangkaian Relay
Penelitian ini akan membuat rangkaian Relay driver dibuat dengan
power supply DC dengan 3 buah keluaran menggunakan relay SPDT dengan skematik
tegangan yaitu: +12V, +5V dan -12V. Skematik rangkaian yang dapat dilihat pada
rangkaian power supply DC dapat ditunjukkan Gambar 6.
pada Gambar 4. Karakterisasi Sensor LM35 Waterproof,
Modul Sensor SHT11 dan Voltage Follower
Karakterisasi sensor LM35 Waterproof
75
nilai set point suhu di dalam chamber sebesar 50,
60 dan 70°C. Pengukuran dilakukan secara real
time dan data hasil pengukuran dapat
ditampilkan melalui interface dengan
menggunakan software Delphi 7.0. serta dapat
disimpan ke dalam Excel dan database.
Implementasi alat ukur suhu dan kelembaban
udara pada sistem pemanas TBS dapat
ditunjukkan seperti pada
Gambar 10.
Gambar 8 Tahapan penelitian antarmuka
antara modul mikrokontroler ATMega 16A-PU
dan PC/Laptop. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perangkat Keras (Hardware)
Hasil realisasi perangkat keras (hardware)
yang telah dibuat terdiri dari 3 buah bagian
Gambar 7 Flowchart Interface Menggunakan yaitu: rangkaian power supply DC, rangkaian
LCD 20x4 Karakter sensor LM35 Waterproof dan penguat voltage
follower serta rangkaian untuk modul sensor
Antarmuka Antara Modul Mikrokontroler SHT11.
ATMega 16A-PU dan PC/Laptop
Antarmuka antara modul Power Supply DC
mikrokontroler ATMega 16A-PU dan Power supply DC yang telah dibuat
PC/laptop memerlukan beberapa tahapan menghasilkan 3 buah tegangan keluaran yaitu:
penelitian seperti pada Gambar 8. +5.01V, +12.26V dan -12.11V. Tegangan
keluaran tersebut dihasilkan dari IC Regulator
Implementasi Sistem Kontrol Suhu di dalam 7805, 7812 dan 7912. Realisasi power supply DC
Chamber dapat ditunjukkan pada Gambar 9.
Implementasi alat ukur suhu dan
kelemaban pada sistem TBS dapat dilakukan
dengan cara menempatkan modul sensor
SHT11 di dalam chamber sisi atas dan sensor
LM35 Waterproof di bagian bawah dalam
chamber. Pengukuran dapat dilakukan dengan
78
Antarmuka Antara Modul Mikrokontroler
ATMega 16A-PU Dan PC/Laptop
Data hasil pengukuran dicatat secara real
time dan ditampilkan dengan menggunakan
Delphi 7.0 seperti pada Gambar 20. Hasil
Pengukuran yang telah dilakukan disimpan ke
dalam Microsoft Excel dan database
menggunakan Xampp seperti pada Gambar 19 Gambar 16. Hasil rangkaian modul
dan Gambar 18. sensor SHT11 dengan modul
mikrokontroler ATMega 16A-PU.
(a) (b)
Gambar 17 Grafik hasil monitoring setpoint 50oC tanpa sawit : (a) suhu bawah dalam chamber.
(b) suhu dan kelembaban atas dalam chamber
78
(a) (b)
Gambar 21 Grafik hasil monitoring setpoint 70oC tanpa sawit : (a) suhu bawah dalam chamber.
(b) suhu dan kelembaban atas dalam chamber
Berdasarkan Gambar 17 suhu yang dimulai dengan pengukuran awal pada jam
terbaca pada awal pengukuran pada jam 11.31 14.07 Wita yaitu 28.85oC dan mencapai set
Wita yaitu 32.42oC pada suhu atas dan 35.57 point pada jam 16.09 Wita, sedangkan pada
pada suhu bawah dan mencapai suhu 50 Gambar 21(b) suhu atas yang terukur
derajat pada jam 12.42 Wita pada suhu atas menggunanakan sensor SHT11 yaitu 27.25oC
dan suhu bawah. Jadi membutuhkan waktu dan mencapai setpoint 70oC pada jam 15.49
sekitar 1 jam 15 menit untuk mencapai Wita. Jadi waktu yang diperlukan untuk
setponint 50 C. Pada Gambar 21(a) Suhu
o mencapai setpoint 70oC yaitu sekitar 1 jam 42
terukur menggunakan sensor LM35 Waterproof menit
(a) (b)
Gambar 22 Grafik Hasil Monitoring dalam chamber menggunakan sawit dengan setpoint 60oC
: (a) suhu bawah. (b) suhu dan kelembaban atas
79
Gambar 22 merupakan grafik hasil Amusa, K. A., F.A, O., Adewusi, A., & Nuga,
pengendalian suhu didalam chamber dengan O. . (2018). Automatic temperature
menggunakan TBS. Suhu dalam chamber control. FULafia Journal of Science &
dikendalikan dengan setpoint 60oC. Dalam Technology, 4(September), 17–22.
pengambilan data, proses pemanasan Bonita, A. B., Supriyanto, A., & Surtono, A.
chamber dimulai dari jam 10.43 Wita dengan (2018). Rancang-bangun Pengendali
suhu bawah yang terukur yaitu 21.79 C dan o On/Off Nebulizer Berbasis Sensor
suhu atas yang terukur yaitu 22.88oC. TBS Fotodioda, Komparator, dan Relay.
akan dimasukkan kedalam chamber ketika Jurnal Penelitian Sains, 20(1), 10–13.
suhu dalam chamber sudah mencapai Devi, N. S., Erwanto, D., & Utomo, Y. B. (2018).
setpoint 60 C. Pada jam 14.24 Wita TBS mulai
o Perancangan Sistem Kontrol Suhu dan
dimasukkan kedalam Chamber dan akan Kelembaban Ruangan pada Budidaya
dipertahan suhu sebesar 60oC. Beberapa Jamur Tiram Berbasis Internet of Things.
faktor yang memperngaruhi penurunan suhu Multitek Indonesia: Jurnal Ilmiah, 12(2),
dikarenakan yaitu melakukan pengisian air, 104–113.
pergantian bahan bakar, dan membuka pintu Dewi, S. K., Nyoto, R. D., & Marindani, E. D.
chamber ketika ingin mengeluarkan TBS saat (2018). Perancangan Prototipe Sistem
TBS sudah berada satu jam dalam chamber. Kontrol Suhu dan Kelembaban pada
Gedung Walet dengan Mikrokontroler
KESIMPULAN Berbasis Mobile. Jurnal Edukasi Dan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Penelitian Informatika (JEPIN), 4(1), 36–
Sistem yang telah dibuat dapat diterapkan 42.
pada sistem pemanan TBS untuk mengukur https://doi.org/10.26418/jp.v4i1.24065
dan mengontrol suhu di dalam chamber Faisal, Sugriwan, I., & Harnawan, A. A. (2016).
penyimpanan TBS sementara dan data hasil Pengembangan Pengendalian
pengukuran dapat disimpan melalui exel dan Kelembaban, Temperatur Pada Rumah
database. Kaca Dengan Pencatatan Data Otomatis.
Gravity, 2(1), 12–22.
UCAPAN TERIMA KASIH Fauren, R., Jaya, P., & Budayawan, K. (2016).
Ucapatan terima kasih ditujukan kepada Rancang Bangun Sistem Kontrol Lemari
orang tua, dosen pembimbing 1 dan 2 serta Pengering Pakaian Berbasis
teman-teman yang telah membantu atau turut Mikrokontroler ATMega8535. Vokasional
ikut andil dalam menyelesaikan penelitian. Teknik Elektronika & Informatika, 4(1),
125–134.
DAFTAR PUSTAKA Imron, A. M. N., Muldayani, W., & Sumardi,
Al-Farzaq, A. A., & Wildian. (2017). S. (2019). Perintah Kontrol Gerak Kursi
Perancangan Sistem Kontrol Roda Elektrik Menggunakan Sensor
Temperatur dan Kelembaban Tanah Elektromiograf. Jurnal Rekayasa Elektrika,
pada Rumah Kaca Berbasis 15(1).
Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal https://doi.org/10.17529/jre.v15i1.12744
Fisika Unand, 6(2), 113–118. Iqbal, M., & Septiawan, A. (2019). Sistem
80
Kontrol Debit Air Via Android Pada Puspasari, F., Fahrurrozi, I., Satya, T. P.,
Tangki Kembar Berbasis Mikrokontroler Setyawan, G., & Al-Fauzan, M. R. (2018).
ATMEGA2560. Jurnal Jaringan Sistem Prototipe Sistem Kendali Suhu dan
Informasi Robotik (JSR), 3(1), 184–193. Kelembaban Kandang Ayam Broiler
Musthafa, A., Utama, S. N., & Harmini, T. melalui Blynk Server Berbasis Android.
(2018). Sistem Kontrol Suhu Ruangan Wahana Fisika, 3(2), 143–147.
dan Penyiraman Tanaman Bawang https://doi.org/10.1192/bjp.111.479.1009-
Merah pada Greenhouse dengan a
Smartphone. Multitek Indonesia: Jurnal Sugriwan, I., Susilo, T. B., Soesanto, O.,
Ilmiah, 12(2), 95–103. Hakim, H. M. Al, Wibowo, A. D., & Susi.
Nasution, A. K., Trisanto, A., & Nasrullah, E. (2019). Microcontroller-Based
(2015). Rancang Bangun Alat Pemberi Temperature and Humidity Monitoring
Pakan dan Pengatur Suhu Otomatis in Temporary Storage Chamber of Palm
untuk Ayam Pedaging Berbasis Oil Fresh Fruit Bunch Before
Programmable Logic Controller pada Sterilization Process. Seminar Prosiding
Kandang Tertutup. Rekayasa Dan Grant Research Sawit 2019.
Teknologi Elektro Rancang, 9(2), 86–95.
81
Penggunaan Media Ulat Tangga Pada Materi Wujud Zat Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Di Panti Asuhan
Berkah
ABSTRACT: The study was intended: to learn the motivation for studying VII in the center Foster care for an
ipa subject in complex subject matter. Research results Directing that students experience increased
motivation for learning after applying the media Snakes and ladders on lesson materials of substance form.
So according to my research on media use Snakes and ladders on matter in substance form can increase the
motivation of learning.
84
Tabel 2. Rekapitulasi Kuesioner Motivasi Sebelum Diterapkan Media Ular Tangga
Klasifikasi Skor Motivasi
Skor
No. Nama Rendah (17- Sedang (35-
Motivasi Tinggi (52-68)
34) 51)
1 DL 36
2 IR 51
3 TR 40
4 KN 57
5 AP 51
6 S 40
7 TK 47
8 MC 55
9 SH 35
10 AA 44
11 SV 50
12 DN 42
13 F 43
14 YA 43
15 HR 51
16 AM 61
17 DCP 45
18 NA 44
19 IA 42
20 FW 56
Tabel 3. Rekapitulasi Kuesioner Motivasi Setelah Diterapkan Media Ular Tangga
Klasifikasi Skor Motivasi
Skor
No. Nama Rendah (17- Sedang (35-
Motivasi Tinggi (52-68)
34) 51)
1 DL 40
2 IR 55
3 TR 47
4 KN 57
5 AP 50
6 S 42
7 TK 53
8 MC 60
9 SH 41
10 AA 44
11 SV 54
12 DN 40
13 F 43
14 YA 41
15 HR 50
16 AM 61
17 DCP 42
18 NA 39
19 IA 40
20 FW 52
Total Skor 951
Rata-rata skor 47.55 Sedang
85
sebanyak 65 % siswa kelas VII di Panti Berdasarkan kesimpulan penelitian,
Asuhan Berkah mengalami peningkatan dapat disarankan beberapa hal yaitu
motivasi belajar. Hal ini sejalan dengan pembelajaran dengan media ular tangga
penelitian Afandi (2015) yang menyatakan dapat dijadikan pilihan alternatif media
bahwa penggunaan media pembelajaran pembelajaran bagi tenaga pengajar. Sehingga
dalam kegiatan pembelajaran lebih pembelajaran Fisika terlihat menarik dan
memudahkan siswa dalam memperoleh tidak lagi membosankan.
pemahaman dan memotivasi siswa untuk
belajar. Pendapat lain juga disampaikan oleh UCAPAN TERIMA KASIH
Sadiman, dkk (2007:17) yang menyatakan Ucapan terimakasih ini ditujukan untuk
media pembelajaran berguna menimbulkan orang tua yang selalu memberi doa dan
kegairahan belajar, sedangkan Asnawi dan dukungan. Ucapan terimakasih juga
Usman (2002:14) menyatakan media ditujukan kepada Ibu Hadma Yuliani yang
pembelajaran dapat membangkitkan motivasi telah bersedia membimbing dan memberi
dan merangsang siswa untuk belajar. motivasi, serta tempat saya melakukan
Selain itu, Penggunaan media yang penelitian ini dan teman-teman yang telah
inovatif dapat diterapkan dalam membantu dalam proses kegiatan penelitian
pembelajaran agar siswa dapat memahami ini.
pembelajaran dengan lebih mudah
(Azizaturredha et al, 2019) Berdasarkan DAFTAR PUSTAKA
pendapat para ahli tersebut dapat Afandi, Rifki. 2015. Pengembangan Media
disimpulkan bahwa media pembelajaran Pembelajaran Permainan Ular Tangga
sangat berperan penting dalam proses Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
pembelajaran terutama dapat menumbuhkan Dan Hasil Belajar IPS Di Sekolah Dasar.
motivasi siswa dalam proses pembelajaran. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran)
Volume 1, Nomor 1, Mei 2015.
KESIMPULAN DAN SARAN Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian,
Kesimpulan Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Berdasarkan penelitian yang telah Asnawir, H., & Usman M., Basyiruddin. 2002.
dilakukan didapatkan hasil terjadi Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
peningkatan motivasi belajar pada siswa Pers.
setelah diterapkan pembelajaran Astupura, D.A. 2014. Penerapan Model
menggunakan media ular tangga. Hal Pembelajaran Learning Cycle Terhadap
tersebut dikarenakan media dapat Motivasi dan Keterampilan Proses Sains
menumbuhkan semangat dan motivasi dalam Siswa Pada Materi Pokok Cahaya di Kelas
diri siswa untuk dalam proses pembelajaran. VIII Semester II SMPN 1 Palangka Raya
Dengan demikian, media ular tangga dapat Tahun Pelajaran 2013/2014. IAIN
dijadikan sebagai pilihan media dalam Palangka Raya: Skripsi .
melaksanakan pembelajaran. Azizaturredha, M., Fatmawati, Sri., Yuliani,
Hadma. 2019. Penerapan Model
Saran Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan
86
Media Laboratorium Virtual (Phet) Untuk Gaya. Jurnal Pendidikan Fisika (2013)
Meningkatkan Hasil Belajar, Keterampilan Vol.1 No.1 halaman 11. ISSN: 2338 –
Proses Sains Dan Minat Belajar Siswa Pada 0691
Pokok Bahasan Elastisitas. EduFisika Nurdyansyah, N., & Amalia, F. 2018. Model
Volume 4 No. 1 P-ISSN:2477-7935, E- Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
ISSN: 2548-6225. Pelajaran IPA Materi Komponen
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Ekosistem. Hal 4. Sidoarjo: Universitas
Pembelajaran IPA Terpadu Sekolah Muhammadiyah Sidoarjo.
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Sardiman S., Arief., Raharjo R., & Haryanto,
(SMP/MTs). Jakarta Pusat: Pusat Anung. 1984. Media Pendidikan,
Kurikulum Balitbang Depdiknas. Pengertian, Pengembangan, dan
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2002. Pemanfatannya. Cetakan 2007. Jakarta:
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Asdi Mahasatya. Hal 137 Sudaryono. (2013). Pengembangan Instrumen
Maisyarah, E., & Firman, F . 2019. Media Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Permainan Ular Tangga, Motivasi dan Ilmu.
Hasil Belajar Peserta Didik di Sekolah Widowati, F., & Mulyani. 2014. Penggunaan
Dasar. Jurnal FKIP UN Padang Media Ular Tangga Untuk Meningkatkan
Nugroho, A.P., & Raharjo, T., & Hasil Belajar Siswa Pada Tema Hiburan.
Wahyuningsih, D. 2013. Pengembangan JPGSD Volume 02 No. 01 Tahun 2014
Media Pembelajaran Fisika Menggunakan
Permainan Ular Tangga Ditinjau Dari
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Materi
87
PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN SIMULASI PHET
PADA MATERI HUKUM NEWTON UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI
PANTI ASUHAN BERKAH
ABSTRACT: This study was intended: (1) to know the results of a student's study by Using Physics Education
Technology (PhET) on learning materials Newton's law; (2) to find out students' response after media phet
applied to them Newton's legal field. Studies indicate that: (1) students' studies after implementation by media
PhET has improved; (2) students respond to the material Newton's law study by using media phet on physics
subjects generally express pleasure, and students feel beneficial.
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan media
Physics Education Technology (PhET) pada materi pembelajaran hukum Newton; (2) Untuk mengetahui respon
siswa setelah diterapkan media PhET pada pembahasan hukum Newton. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) hasil belajar siswa sesudah diterapkan media PhET mengalami peningkatan; (2) Respon siswa
terhadap materi pembelajaran hukum Newton dengan menggunakan media PhET pada mata pelajaran Fisika
pada umumnya menyatakan senang, dan siswa merasa bermanfaat.
KATA KUNCI: Media PhET, Hukum newton, Hasil belajar, Respon siswa
88
fisika mulai di ajarkan secara khusus kepada menggunakan media ini, strategi
siswa semenjak Sekolah Menengah Pertama pembelajaran akan terancang sebaik mungkin
(SMP). untuk memantapkan pengetahuan konsep
Hasil wawancara terhadap siswa SMP siswa yang akhirnya dapat mempengaruhi
kelas VIII di Panti Asuhan Berkah hasil belajar siswa.
menunjukkan bahwa pada Mata Pelajaran Adapun objek dalam penelitian ini ialah
Fisika masih sulit dipahami. Khususnya untuk siswa kelas VIII di Panti Asuhan Berkah yang
materi yang berkaitan dengan kehidupan berjumlah 22 orang. Penelitian ini
sehari-hari, seperti misalnya materi hukum menggunakan metode pre test dan post test
Newton. Hal ini dikarenakan kurangnya untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
media pembelajaran yang sesuai dengan dan respon siswa setelah di terapkan media
pokok pembahasan hukum Newton dalam simulasi PhET.
Mata Pelajaran Fisika. Dalam media ini dapat menampilkan
Media menurut Djamarah (2002) alat suatu materi yang bersifat abstrak dan dapat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai dijelaskan dengan gamblang oleh media ini
penyalur pesan guna mencapai tujuan sehingga peserta didik dengan mudah
pengajaran. Jadi media pembelajaran memahami materi tersebutn (Ekawati et al,
merupakan sarana untuk memvisualisasikan 2017).
proses belajar yang sering juga dipakai dalam Selain itu, berdasarkan penelitian yang
pengajaran Fisika (Supardi et al, 2015). sudah dilakukan menggunakan media
Menurut Jihad (2008), tujuan dalam simulasi PhET dapat meningkatkan hasil
pembelajaran fisika mencakup aspek belajar siswa, diantaranya; penelitian (Ekawati
pemahaman dan penerapan konsep serta et al, 2017) yang menyimpulkan bahwa
pelatihan dan pengembangan kinerja ilmiah penerapan media simulasi menggunakan
(Mubarrok & Mulyaningsih, 2014). PhET dapat meningkatkan hasil belajar Fisika.
Pemahaman konsep dan penerapan konsep Penelitian lain dilakukan oleh (Harum et al,
fisika didapat siswa dari sumber-sumber 2017) menyimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran seperti buku bacaan, informasi model pembelajaran generatif berbantu
guru dan media pembelajaran. simulasi PhET terbukti dapat meningkatkan
Banyak media yang dapat digunakan hasil belajar siswa baik ketuntasan secara
oleh guru dalam membelajarkan fisika agar individual maupun secara klasikal.
peserta didik lebih mudah memahami dan Berdasarkan paparan diatas dapat
menguasai konsep dari materi yang dipelajari, disimpulkan tujuan penilitian yang ingin
salah satunya yaitu menggunakan media Phet dicapai pada penelitian ini adalah; (1) untuk
Simulations (Ekawati et al, 2017). Media PhET mengetahui hasil belajar siswa dengan
Simulation merupakan sebuah software media menggunakan media Physics Education
pembelajaran yang di dalamnya terdapat Technology (PhET) pada materi pembelajaran
beberapa materi simulasi pembelajaran fisika perubahan hukum Newton; (2) Untuk
untuk kepentingan pengajaran dikelas atau mengetahui respon siswa setelah diterapkan
dapat digunakan untuk kepentingan belajar media PhET pada pembahasan hukum
individu (Setyosari, 2013). Dengan Newton.
89
siswa dianalisis menggunakan N-gain untuk
METODE PENELITIAN mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Untuk mengetahui N-gain digunakan rumus:
kuantitatif. Jenis penelitian yang dilakukan <N-g> = (1)
yaitu penelitian deskriptif (Arikunto, 2003).
Kriteria indeks gain menurut Hake
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan
dalam Rostina Sundaya yang kemudian
Berkah, dengan objek penelitian kelas VIII
penulis modifikasi dapat dilihat pada tabel 1
Panti Asuhan Berkah. Penelitian dilakukan berikut:
pada bulan September 2019. Tabel 1. Kriteria Indeks Gain
Penelitian terdiri atas empat tahapan, Indeks gain Interpretasi
yaitu tahap persiapan (observasi, menentukan N-g > 0,71 Tinggi
sampel, menentukan instrumen yang sudah 0,31 < N-g ≤ 0,70 Sedang
divalidasi); tahap pelaksaan penelitian (pretest N-g ≤ 0,30 Rendah
diberikan sebelum pembelajaran Sumber: (Sundayana, 2014)
menggunakan simulasi PhET, posttest Untuk teknik penskoran hasil belajar dan
diberikan setelah pembelajaran menggunakan
respon siswa dihitung menggunakan rumus:
simulasi PhET, dan penyebaran angket respon
𝑁𝑎 = × 100% (2)
siswa); tahap analisis data (menganalisis
Dimana:
pretest dan posttest, serta angket respon siswa);
Na : Nilai akhir
dan tahap menyimpulkan.
A : Jumlah skor yag diperoleh pengamat
Peneliti mengambil siswa kelas VIII yang
B : Jumlah skor maksimal
sedang mempelajari materi ‘Hukum Newton’.
Pengambilan sampel menggunakan teknik
HASIL DAN PEMBAHASAN
purposive sampling yaitu teknik pengambilan
Hasil Belajar Siswa
sampel dengan pertimbangan tertentu dan
Rekapitulasi hasil belajar siswa (pre-
memiliki tujuan tertentu.
Teknik pengumpulan data yang test) sebelum diterapkan PhET, serta nilai
digunakan dalam penelitian ini antara lain: post-test setelah penerapan pembelajaran
metode tes untuk mengetahui hasil belajar menggunakan PhET. Hal tersebut dapat
siswa; dan metode angket untuk mengetahui dilihat seperti pada tabel 2 berikut:
respon siswa.
Instrumen pengambilan data yang
digunakan ialah tes. Peningkatan hasil belajar
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Pre-test, post-test, Gain, N-Gain hasil belajar
No. Nama Siswa Pretest Posttest Gain N-Gain
1. AA 32,5 54 21,5 0,318
2. AG 43,5 62 18,5 0,327
3. CH 37 60 23 0,365
4. AI 46 66 20 0,370
5. E 30 57,5 27,5 0,392
6. MJ 38,5 58 19,5 0,317
90
7. DS 34 58 24 0,364
8. RL 41 66 25 0,423
9. ML 35 60 25 0,385
10. RF 30,5 57 26,5 0,381
11. SF 34 55,5 21,5 0,326
12. MR 41 65 27 0,407
13. AN 44 67 23 0,410
14. RH 32 59 27 0,397
15. AF 38,5 61 22,5 0,366
16. HI 40 64,5 24 0,408
17. MH 40 63 23 0,383
18. DT 37 59 22 0,349
19. DH 49 68,5 19,5 0,382
20. MA 31,5 55,5 24 0,350
21. DL 42 63,5 21,5 0,370
22. TN 40 61 21 0,35
91
pelajaran. Adapun respon siswa terhadap
kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat dilihat
pada tabel 4.
22 100 0 0
22 100 0 0
8. Ya Tidak
Jika media PhET diterapkan dalam pembelajaran
F % F %
fisika apakah anda akan semangat dalam belajar?
18 81,8 4 18,2
92
Respon siswa terhadap simulasi PhET pada materi
pembelajaran fisika materi hukum hukum Newton dengan kategori
Newton menggunakan media simulasi sedang.
PhET, umumnya siswa menyatakan
2. Respon siswa setelah diterapkan
senang (100%), siswa merasa baru
media PhET umumnya
(100%), dan siswa merasa bermanfaat
menyatakan senang, dan siswa
(100%). Tetapi, respon untuk perasaan
merasa bermanfaat
siswa dalam semangat belajar untuk
semua pembelajaran fisika dalam
bentuk PhET umumnya menyatakan SARAN
semangat (81,8%) hal ini dikarenakan Berdasarkan kesimpulan
berdasarkan wawancara siswa tidak penelitian, dapat disarankan
suka belajar fisika dan penguasaan beberapa hal yaitu pembelajaran
konsep matematika masih lemah. Hal dengan media simulasi PhET pada
ini sesuai dengan penelitian Yuliani materi pembelajaran Fisika ini dapat
(2017) menyatakan perlunya dijadikan pilihan alternatif media
penguasaan matematika yang pembelajaran bagi tenaga pengajar.
membantu siswa menguasai konsep Sehingga pembelajaran Fisika
materi tersebut, dan keterbatasan
terlihat menarik dan tidak lagi
media animasi yang masih kurang
membosankan
mampu menjelaskan materi
pembelajaran secara spesifik. Cara
UCAPAN TERIMAKASIH
pengajar menyampaikan materi
Ucapan terimakasih ditujukan
umumnya menyatakan benar (100%)
kepada orang tua dan keluarga yang
dan respon siswa untuk penggunaan
selalu memberikan doa dan dorongan.
media PhET dalam pembelajaran fisika
Ucapan terimakasih juga ditujukan
pokok bahasan hukum Newton lebih
kepada Ibu Hadma Yuliani yang telah
mudah dipahami umumnya
bersedia membimbing dan memberi
menyatakan mudah (90,9%).
motivasi, serta teman-teman dan tempat
melakukan penelitian yang telah
KESIMPULAN
membantu dalam proses penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan dapat disimpulkan:
DAFTAR PUSTAKA
1. Terdapat peningkatan hasil Arikunto, S. (2003). Manajemen
belajar siswa dalam Penelitian, Jakarta: PT. Rineka
pembelajaran fisika dengan Cipta.
menggunakan media media
93
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Hasil Belajar Siswa Dalam Materi
Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Listrik Dinamis Kelas X Madrasah
Bumi Aksara Aliyah Negeri 1 Pontianak. Jurnal
Azizaturredha, M., Fatmawati, S., & Pendidikan Fisika dan Aplikasinya
Yuliani, H. (2019). Penerapan Model (JPFA) Vol 4 No 2
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Perdana, A., Siswoyo., & Sunaryo.
Dengan Media Laboratorium Virtual (2017). Pengembangan Lembar Kerja
(PhET) Untuk Meningkatkan Hasil Siswa Berbasis Discovery Learning
Belajar, Keterampilan Proses Sains Berbantuan Phet Interactive
dan Minat Belajar Siswa Pada Pokok Simulations Pada Materi Hukum
Bahasan Elastisitas. Vol 4 Nomor 1, Newton. Jurnal Wahana
Juni 2019 Pendidikan Fisika (2017) Vol.2
Bulan, S.N., Maharta, N. Ertikanto, C. No.1 73-79 Februari 2017. ISSN:
(2015). Pengaruh Kemampuan 2338-1027. Hal 73
Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Setyosari, P. (2013). Metode penelitian dan
Berbantuan Virtual Laboratory. Vol pengembangan. Jakarta: kencana.
3, No 3 (2015). Hal 110. Sundayana, R. (2014). Statistika
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. Penelitian Pendidikan. Bandung:
2002. Strategi Belajar Mengajar. Alfabeta
Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Hal Suprihatiningrum, J. (2014). Strategi
137 Pembelajaran (Teori & Aplikasi). Hal
Mubarrok, M.F., & Mulyaningsih, S. 73
(2014). Penerapan Pembelajaran Supardi, U.S., Leonard., Hendri, H.,
Fisika Pada Materi Cahaya Dengan Rismurdiyati. (2015). Pengaruh
Media Phet Simulations Untuk Media Pembelajaran Dan Minat
Meningkatkan Pemahaman Konsep Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika.
Siswa Di Smp. Jurnal Inovasi Hal 73
Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. Yuliani, H. 2017. Pembelajaran Fisika
01 Tahun 2014, 76-80 ISSN: 2302- Menggunakan Media Animasi
4496 Macromedia Flash-Mx Dan Gambar
Nurhayati., Fadilah, S., Mutmainnah. Untuk Meningkatkan Pemahaman
(2014). Penerapan Metode Konsep Mahasiswa. Jurnal
Demonstrasi Berbantu Media IlmiahPendidikan Fisika Al-
Animasi Software Phet Terhadap BiRuNi, 06 (1) (2017) 13-21
94
Interpretasi Lapisan Bawah Permukaan Penambangan Batu
Andesit Di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan Dengan Menggunakan Metode
Geolistrik 2D
ABSTRACT-Research on the interpretation of andesite stone layers based on resistivity values has been
carried out using the Schlumberger configuration 2D geoelectric method in Batu Ampar District, Tanah Laut
District, South Kalimantan Province. Data was collected as many as five lines with a length of 270 m. The
research objective is to model 2D cross sections, determine the type of lithology, depth and thickness of the
andesite stone layer based on resistivity values. The results of the 2D cross section found three types of
lithology layers, namely top soil, clay and andesite stone with resistivity values of 20-7000 Ωm. The results of
the interpretation are indicated as andesite stones spread across 2-5 at a depth of 11-72 m and a thickness of
50-58 m.
Metode Geolistrik
Metode Geolistrik merupakan suatu
metode dalam geofisika yang mempelajari
sifat aliran listrik di dalam bumi dan cara
mendeteksinya di permukaan bumi. Gambar 1. Rangkaian resistansi, arus dan
Pendeteksian ini meliputi pengukuran beda tegangan.
potensial, arus, dan elektromagnetik yang
terjadi secara alamiah maupun akibat Konfigurasi Schlumberger
pengijeksian arus ke dalam bumi. Kerja Pada Metode resistivitas konfogurasi
metode geolistrik adalah dengan mengalirkan Schlumberger dilakukan dengan cara
arus searah atau atau bolak-balik berfrekuensi mengkondisikan spasi antar elektrode
rendah ke dalam medium bumi melalui dua potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektroda arus, kemudian diukur beda elektroda arus berubah secara bertahap.
potensial yang timbul melalui dua elektroda Perubahan jarak antar elektroda dapat
potensial, sehingga nilai resistivitasnya dapat menentukan berbagai variasi nilai tahanan
dihitung melalui Hukum Ohm (Prastowo, jenis terhadap kedalaman. Hasil dari
2017). pengukuran di lapangan dapat dihitung nilai
Konsep dasar metode resistivitas adalah tahanan jenisnya yang merupakan fungsi dari
Hukum Ohm. Pada tahun 1826 George Simon konfigurasi elektroda dan berkaitan dengan
Ohm melakukan eksperimen menentukan kedalaman penetrasinya (Arman, 2012).
hubungan antara tegangan V pada Resistivitas semu (ρa) pada pengukuran
penghantar dan arus I yang melalui resistivitas secara umum dengan cara
penghantar dalam batas-batas karakteristik menginjeksikan arus kedalam tanah melalui 2
parameter penghantar. Parameter itu disebut elektroda arus (C1 dan C2). Dan mengukur
resistansi R, yang didefinisikan sebagai hasil
bagi tegangan V dan arus I, sehingga
dituliskan :
V= I.R …(1)
96
hasil beda potensial yang ditimbulkannya
pada 2 elektroda potensial (P1 dan P2). Dari
data harga arus (I) dan beda potensial (V),
dapat dihitung nilai resistivitas semu (ρa)
sebagai berikut :
∆
𝜌𝛼 = 𝐾 … (2)
Harga tahanan jenis semu (ρa) susunan
Gambar 2. Batu andesit (Preptisa, 2012)
elektroda schlumberger dapat dihitung dengan
persamaan (1) (Reynold, 1997):
Batu andesit merupakan batuan beku
Dalam hal ini K adalah faktor geometri. Dapat
yang mempunyai kandungan silika yang
di rumuskan sebagai berikut:
lebih tinggi dibandingkan dengan batuan
𝑘=𝜋 … (3) basalt. Secara umum mempunyai warna yang
menandakan dengan baik akan kandungan
Keterangan :
silika dari lava, dengan kandungan basalt
∆V = beda potensial yang diperoleh dari
yang terlihat gelap. Batu andesit termasuk
pengukuran
golongan batuan intermediet dengan kadar
I = arus yang diinjeksikan ke dalam bumi
silika SiO2 adalah 57,5 %. Batuan ini
AB = jarak elektroda arus
umumnya akan menghasilkan tanah-tanah
MN = jarak elektroda potensial
yang kaya dan subur karena mengandung
unsur-unsur basa yang mudah mengalami
Batu Andesit
proses pelapukan sehingga membentuk tanah
Batu andesit adalah batuan beku yang
dengan tekstur yang halus (Budi, 1987).
terjadi akibat pembentukan magma
intermediet di dekat atau di permukaan bumi
METODE PENELITIAN
(Gambar 2). Batu andesit ini bertekstur kerikil
Alat Dan Bahan
sampai dengan bongkah. Secara umum
Adapun alat dan bahan yang digunakan
berwarna segar abu-abu, keras, struktur kekar
dalam penelitian ini adalah :
berlembar dan bertekstur porfiritik
1. AGI Super Sting R1 IP, sebagai alat untuk
(Hardiyono dkk, 2013). Nama andesit sendiri
melakukan pengukuran resistivitas
diambil berdasarkan tempat ditemukannya
batuan.
yaitu di daerah Pegunungan Andes, Amerika
2. GPS, untuk menentukan koordinat daerah
Selatan. Menurut Sukandarumidi, batu
penelitian.
andesit ini memiliki ciri-ciri fisik yaitu
3. Kabel sepanjang 270 meter, berfungsi
berwarna gelap (abu-abu sampai hitam),
sebagai penghantar arus pada elektroda.
tahan terhadap air hujan, berat jenis rata-
4. Elektroda, berfungsi sebagai penghantar
ratanya 2,3 – 3 g/cm³, dan nilai kuat tekannya
arus dari sumber ke batuan.
berkisar antara 600-2400 g/cm³ (Kusuma,
5. Aki 12 volt, berfungsi sebagai sumber
2017).
tegangan.
6. Palu, berfungsi sebagai alat untuk
memukul elektroda.
7. Alat Komunikasi (HT), berfungsi sebagai
97
alat bantu komunikasi selama
pengukuran. Hasil dan Pembahsan Penampang Geolistrik
8. Laptop, berfungsi sebagai hardware yang Lintasan 1
digunakan untuk mengolah data. Penampang geolistrik pada lintasan
9. Software pengolahan geolistrik, AGI pertama dengan arah lintasan dari timur laut
Earthlmager 2D dan RockWorks. – barat daya, dengan titik koordinat
3°47’50.521 LS, 114°55’40.118” BT sampai
Tahapan Penelitian dengan 3°47’53.495” LS, 114°55’31.978” BT.
Survey Lapangan Panjang lintasan yang digunakan adalah 270
m dengan jumlah elektroda sebanyak 28 dan
spasi antar elektoda 10 m. Hasil pengukuran
Pengambilan data
ditampilkan dalam bentuk gambar
penampang 2D dan terdapat 2 jenis lapisan
Pengolahan data dibawah permukaan pada lintasan geolistrik
tersebut.
Pada lintasan pertama yang diperoleh
Interpretasi data dan analisis data dari lapisan pertama dengan resistivitas 20,0-
143,5 Ωm yang diindikasikan sebagai top soil
yang terdiri dari kerikil. Lapisan ini memiliki
saturasi warna dari biru tua hingga biru muda
Litologi Kedalaman dan ketebalan
yang kemudian dapat dibedakan menjadi 3
lapisan batuan andesit
titik. Pada titik pertama terlihat di bagian atas
pada bentangan jarak 10-110 m di kedalman
17-35 m, pada titik kedua terlihat pada
Kesimpulan bentangan jarak 118-147 m di kedalaman 28-
56 m, pada titik ketiga terlihat pada bentangan
HASIL DAN PEMBAHASAN jarak 157-256 m di kedalaman 3-24 m. Lapisan
Penelitian ini terdiri dari 5 rekaman data ini merupakan lapisan terluar dari semua titik
geolistrik yang berlokasi di Daerah Batu dilintasan pertama.
Ampar Tanah Laut Provinsi Kalimantan Lapisan kedua dengan nilai resistivitas
Selatan. Berdasarkan pengambilan data 143,5-662 Ωm yang diindikasikan sebagai
geolistrik sebanyak 5 lintasan untuk tanah lempung. Lapisan ini memiliki saturasi
pengukuran 2D dengan konfigurasi warna dari kuning hingga hijau tua. Pada
schlumberger maka didapatkan litologi batuan, lapisan kedua ini hanya terdapat satu titik saja
kedalaman batuan serta ketebalan batuan yang terbentang dari jarak 10-256 m di
andesit yang berada di daerah tersebut. Hasil kedalaman 3-72 m.
rekaman data geolistrik kemudian Hasil pengolahan data lapangan
dikorelasikan antar titiknya dan geolistrik lintasan pertama dapat dilihat
menghasilkan penampang 2D. Berikut ini dengan dua gambar yaitu pada Gambar 3 dan
adalah hasil dan pembahasan pengolahan Gambar 4.
data dari setiap lintasan.
98
dari jingga hingga warna merah tua. Pada
lapisan ketiga ini terdapat pada terbentangan
dari jarak 10-256 m di kedalaman 14-64 m dan
ketebalan 50 m.
Hasil pengolahan data lapangan
Gambar 3. Penampang resistivitas 2D pada geolistrik lintasan pertama dapat dilihat
lintasan 1
dengan dua gambar yaitu pada Gambar 5 dan
Gambar 6.
Lintasan 2
Penampang geolistrik pada lintasan
kedua dengan arah lintasan dari utara-selatan
dengan titik koordinat 3°48’3.564” LS,
114°55’36.815” sampai dengan 3°47’54.940”
LS, 114°55’36.932” BT.
Pada lintasan kedua yang diperoleh dari
Gambar 6. Penampang litologi 2D lintasan 2
lapisan pertama dengan resistivitas 20,0-143,5
Ωm yang diindikasikan sebagai top soil. Hasil dan Pembahsan Penampang Geolistrik
Lapisan ini memiliki saturasi warna dari biru Lintasan 3
muda hingga biru tua. Pada lapisan pertama Penampang geolistrik pada lintasan
ini hanya terdapat satu titik saja yang ketiga dengan arah linatasan dari barat-timur
terbentang dari jarak 10-256 m di kedalaman dengan titik koordinat 3°47’58.662” LS,
1-35 m. 114°55’15.052” BT sampai dengan
Lapisan kedua dengan nilai reisistivitas 3°47’57.772” LS, 114°55’23.868” BT. Pada
143,5-662 Ωm yang diindikasikan sebagai lintasan ketiga yang diperoleh dari lapisan
tanah lempung. Lapisan ini memiliki saturasi pertama dengan resistivitas 20,0-143,5 Ωm
warna dari kuning hingga hijau tua yang yang diindikasikan sebagai top soil. Lapisan
kemudian dapat dibedakan menjadi 2 titik. ini memiliki saturasi warna dari biru tua
Pada titik pertama ini terlihat pada bentangan hingga biru muda yang kemudian dapat
dari jarak 10-256 m di kedalaman 10-65 m, dibedakan menjadi 5 titik.
pada titik kedua terlihat pada bentangan dari Pada titik pertama ini terbentang dari
jarak 236-246 m di kedalaman 35-60 m. jarak 10-98 m di kedalaman 14-34 m kemudian
Lapisan ketiga dengan nilai reisistivitas pada titik pertama ini juga terdapat top soil di
662-7000 Ωm yang diindikasikan sebagai batu kedalaman 36-69 m, pada titik kedua
andesit. Lapisan ini memiliki saturasi warna terbentang dari jarak 108-145 m di kedalaman
99
8-26 m, pada titik ketiga terbentang dari jarak
173-251 m di kedalaman 1-17 m, pada titik
keempat terbentang dari jarak 135-155 m di
kedalaman 30-35 m, pada titik kelima
terbentang dari jarak 135-173 m di kedalaman
54-62 m.
Gambar 8. Penampang litologi 2D lintasan 3
Lapisan kedua dengan nilai reisistivitas
143,5-662 Ωm yang diindikasikan sebagai Hasil dan Pembahsan Penampang Geolistrik
tanah lempung. Lapisan ini memiliki saturasi Lintasan 4
warna dari kuning hingga hijau tua yang Penampang geolistrik pada lintasan
kemudian dapat dibedakan menjadi 3 titik. keempat dengan arah lintasan dari utara-
Pada titik pertama ini terbentang dari jarak 29- selatan dengan titik koordinat 3°47’54.669”
251 m di kedalaman 10-42 m, pada titik kedua LS, 114°55’19.274” BT sampai dengan
terbentang dari jarak 29-58 m di kedalaman 3°48’3.362” LS, 114°55’20.517” BT. Pada
53-69 m, pada titik ketiga terbentang dari jarak lintasan keempat yang diperoleh dari lapisan
125-231 m di kedalaman 51-69 m dengan pertama dengan resistivitas 20,0-143,5 Ωm
warna kuning hingga hijau tua yang yang diindikasikan sebagai top soil.
merupakan bagian tanah lempung. Lapisan ini memiliki saturasi warna dari
Lapisan ketiga dengan nilai reisistivitas biru tua hingga biru muda. Pada lapisan
662-7000 Ωm yang diindikasikan sebagai batu pertama ini hanya terdapat satu titik saja yang
andesit. Lapisan ini memiliki saturasi warna terbentang dari jarak 10-256 m di kedalaman
dari jingga hingga warna merah yang 3-43 m dengan warna biru tua hingga biru
kemudian dapat dibedakan menjadi 2 titik. muda yang merupakan bagian top soil.
Pada titik pertama terbentang dari jarak 58-68 Pada lapisan kedua dengan nilai
m di kedalaman 22-34 m, pada titik kedua reisistivitas 143,5-662 Ωm yang diindikasikan
terbentang dari jarak 10-256 m di kedalaman sebagai tanah lempung. Lapisan ini memiliki
11-69 m dan ketebalan 58 m dengan warna saturasi warna dari kuning hingga hijau tua
jingga hingga warna merah yang merupakan yang kemudian dapat dibedakan menjadi 2
bagian batu andesit. titik. Pada titik pertama terlihat bentangan
Hasil pengolahan data lapangan pada dari jarak 10-256 m di kedalaman 20-49 m
geolistrik lintasan ketiga dapat dilihat dengan kemudian pada titik kedua terdapat pada
dua gambar yaitu pada Gambar 7 dan Gambar bentangan dari jarak 28-48 di kedalaman 53-76
8. m dengan warna kuning hingga hijau muda
yang merupakan bagian tanah lempung.
Pada lapisan ketiga dengan nilai
reisistivitas 662-7000 Ωm yang diindikasikan
sebagai batu andesit. Lapisan ini memiliki
Gambar 7. Penampang resistivitas 2D pada saturasi warna dari jingga hingga warna
lintasan 3
merah tua. Pada lapisan ketiga ini hanya
terdapat satu titik saja yang terbentang dari
100
jarak 10-256 m di kedalaman 28-83 m dan Lapisan kedua dengan nilai reisistivitas
ketebalan 55 m. 143,5-662 Ωm yang diindikasikan sebagai
Hasil pengolahan data lapangan pada tanah lempung. Lapisan ini memiliki saturasi
geolistrik lintasan keempat dapat dilihat warna dari kuning hingga hijau tua yang
dengan dua gambar yaitu pada Gambar 9 dan kemudian dapat dibedakan menjadi 3 titik.
Gambar 10. Pada titik pertama terbentang dari jarak 10-
256 m di kedalaman 12-52 m, pada titik kedua
terdapat lagi pada bentangan jarak dari 74-150
di kedalaman 4-23m, pada titik ketiga
terdapat pada bentangan jarak dari 20-47 m di
kedalaman 40-67 m.
Gambar 9. Penampang resistivitas 2D pada Lapisan ketiga dengan nilai reisistivitas
lintasan 4 662-7000 Ωm yang diindikasikan sebagai batu
andesit. Lapisan ini memiliki saturasi warna
dari jingga hingga warna merah tua yang
kemudian dapat dibedakan menjadi 2 titik.
Pada titik pertama terbentang dari jarak 10-
256 m di kedalaman 15-72 m, kemudian pada
titik kedua terdapat pada bentangan dari jarak
104-124 m dikedalaman 3-10 m dan ketebalan
Gambar 10. Penampang litologi 2D lintasan 4
57 m.
Hasil pengolahan data lapangan pada
Hasil dan Pembahasan Penampang
geolistrik lintasan kelima dapat dilihat
Geolistrik Lintasan 5
dengan dua gambar yaitu pada Gambar 11
Penampang geolistrik pada lintasan
dan Gambar 12 .
kelima dengan arah lintasan dari timur
laut-barat daya dengan titik koordinat
3°47’57.538” LS, 114°55’7.862” BT sampai
dengan 3°48’5.471” LS, 114°55’4.343” BT.
Pada lintasan pertama yang diperoleh
dari lapisan pertama dengan resistivitas 20,0- Gambar 11. Penampang resistivitas 2D pada
101
dengan ketebalan 57 m, sedangkan
pada lintasan pertama hanya terdapat
lempung dan top soil.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
Gambar 20. Penggabungan penampang
resistivitas 2D kepada Bapak Dr.Fahruddin,S.Si.,M.T dan
Bapak Simon Sadok Siregar, S.Si., M.Si selaku
dosen pembimbing, Terimakasih juga kepada
Bapak Dwi Priyono dan rekan-rekan yang
telah membantu dalam pengambilan data
penelitian. Selanjutnya kepada kedua orang
tua penulis yang selalu memberikan motivasi
dan dukungan kepada penulis.
Gambar 21. Penampang penggabungan litologi
2D
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Arman, Y. 2012. Identifikasi Struktur Bawah
Berdasarkan penelitian yang telah Tanah di Kelurahan Pangmilang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Singkawang Selatan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Menggunakan Metode Geolistrik
penelitian yang telah dilakukan adalah Resistivtas dan Inversi Lavenberg –
sebagai berikut : Marquardt. Jurnal Positron. 2 : 6-11.
103
Identifikasi Ruang Terbuka Hijau Menggunakan Hybrid Index
Citra Satelit Landsat 8 Oli Tirs Di Kecamatan Pelaihari, Tanah
Laut
Ajeng Mahestri, Nurlina, S.Si., M.Sc, Dr. Ichsan Ridwan, S.Si., M.Kom
Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
ABSTRACT- Green open space is a non-built area that has a function as an air and area circulation system.
GOS functions as a support for comfort, well-being, binding of environmental quality, and conservation of
nature, generally consisting of linear or corridor movement and island space or oasis. GOS consists of open
areas, plant life places that grow naturally and deliberately planted. The Hybrid Index method consists of
NDVI, NDWI, NDBI and NDBaI. NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) is a change in index
of vegetation area with a range of values -0.682439-0.753982. NDBaI (Normalized Difference Barness Index) is
an index of changes in open regions with a range of values -0.016961-1.58879. GOS consists of a change
in vegetation area index and an open area change index, while non green open space consists of a water area
change index and an open area change index. The area of GOS in Pelaihari District is 73,892.7 m2 or around
19% of the area of Pelaihari District.
104
merupakan semua kesatuan yang memiliki Kota yang dijadikan acuan untuk penentuan
hubungan dan dapat digunakan sebagai luas area yang dibutuhkan untuk penyediaan
suatu sistem yang sama. ruang terbuka hijau pada daerah penelitian
Ruang Terbuka ialah kawasan kota dengan membandingkan luas RTH yang
yang luas baik berbentuk wilayah ataupun sudah ada. Sedangkan penelitian yang
kawasan yang memiliki bentuk memanjang dilakukan oleh Zulfian berkaitan dengan RTH
yang memiliki sifat terbuka tanpa adanya di wilayah Banjarmasin menggunakan data
bangunan. Ruang Terbuka terbagi atas dua, citra geoeye menggunakan metode site
yaitu RTH dan Non RTH. RTH merupakan selection, dimana site selection dikhususkan
area yang mengelompok dan bersifat terbuka, untuk menempatkan RTH tambahan untuk
sebagai area tumbuh tanaman secara alami wilayah Banjarmasin.
maupun yang sengaja ditanam. Ruang Koreksi Radiometrik merupakan teknik
Terbuka Hijau terdiri atas RTH tertutup yang memperbaiki tampilan citra satelit untuk
dimiliki suatu instansi maupun perorangan menghilangkan dampak atmosfer yang
yang dimanfaatkan untuk sebagian orang, berakibat pada kenampakan bumi yang tidak
berupa halaman rumah atau gedung milik tajam. Koreksi Radiometrik adalah tahap awal
pribadi ataupun swasta. Ruang Terbuka Hijau pengolahan data sebelum dilakukan analisa
Publik ialah RTH yang dibuat dan diatur oleh berikutnya. Proses ini meliputi koreksi yang
pemerintah kota untuk kepentingan umum. berkaitan dengan sensor untuk meningkatkan
Ruang Terbuka Hijau dapat berupa kontras piksel dari citra, sehingga objek yang
kawasan perkampungan, kelurahan, terlihat mudah diartikan dan dianalisa untuk
kecamatan, kabupaten dan seterusnya. mendapatkan data yang sesuai dengan data
Adanya RTH memiliki peranan yang penting dilapangan (Mapper, 1998).
untuk keseimbang masyarakat, dan dapat Koreksi Geometrik adalah proses
digunakan sebagai penunjang aktivitas memposisikan citra sehingga cocok dengan
dengan sesama warga. RT yang ada di peta dunia yang sesungguhnya. Ada
lingkungan masyarakat terdiri atas lahan beberapa cara dalam pengkoreksian ini yaitu
kosong yang ditanami tanaman hijau maka triangulasi, polynomial, orthorektifikasi dengan
disebut sebagai RTH. Ada juga yang berupa menggunakan titik kontrol lapangan (ground
area terbuka terbangun, seperti taman control point), proyeksi peta saat pencatatan
disekitar rumah, RT tidak hanya berfungsi titik yang telah diketahui (Mapper, 1998).
sebagai penunjang interaksi sosial pada suatu Seperti yang dipublikasikan oleh USGS,
wilayah, tetapi juga berperan penting dalam citra satelit landsat 8 berada di ketinggian
menjaga sistem ekologis lingkungan secara 705Km dari permukaan bumi dan memiliki
keseluruhan (Hidayah, 2012). area rekam seluas 170Km x 183Km. Nasa
Penginderaan jauh adalah pengambilan menargetkan satelit landsat versi terbarunya
data dari sebuah objek atau kejadian oleh memiliki misi selama 8 tahun saat beroperasi
sebuah alat yang tidak melakukan kontak (sensor OLI selama 5 tahun dan TIRS selama 3
langsung dengan objek tersebut atau jarak tahun). Tidak menutup kemungkinan citra
jauh. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh satelit Landsat 8 dapat berjalan lebih lama dari
Sri Sutarmi (2014) mengenai analisis yang direncanakan, seperti yang terjadi pada
kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan landsat 5 (TM) yang awalnya ditargetkan
105
hanya beroperasi 3 tahun ternyata sampai Google Earth
2012 dapat beroperasi (USGS, 2013).
Citra satelit landsat 8 mempunyai
sensor Onboard Operational Land Imager (OLI)
dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan
jumlah kanal sebanyak 11 buah. Diantara
kanal tersebut, 9 kanal (band 1-9) berada pada
OLI dan 2 lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS.
Tabel 1. Berikut menjelaskan karakterisktik
band-band yang terdapat pada citra landast 8.
Sebagian besar kanal memiliki spesifikasi
yang hampir mirip dengan landsat 7 (USGS,
2013).
Tabel 1. Band Citra Landsat 8
Panjang
Band Gelombang Sensor Resolusi
(µm)
1 0,43 -.0,45 Visible 30 m Gambar 1. Prosedur Penelitian
2 0,45 – 0,51 Visible 30 m
3 0,53 – 0,59 Visible 30 m Dengan rumus untuk menghitung nilai
4 0,64 – 0,67 Near-infrared 30 m
Hybrid Index untuk menentukan hasil
5 0,85 – 0,88 Near-infrared 30 m
6 1,57 – 1,65 SWIR 1 30 m klasifikasi RTH sebagai berikut:
7 2,11 – 2,29 SWIR 2 30 m NDVI (Normalized Difference Vegetation Index)
8 0,50 – 0,68 Pankromatik 15 m ( )
NDVI = ( )
(1)
9 1,36 – 1,38 Cirrus 30 m
10 10,6 11,19 TIRS 1 100 m Keterangan:
11 11,5 – 12,51 TIRS 2 100 m NDVI : Normalized Difference Vegetation Index
Sumber : (www.usgs.gov.2013). NIR : Panjang Gelombang Inframerah
Dekat
METODELOGI PENELITIAN RED : Gelombang Inframerah
Penelitian ini dilakukan dengan 2 (Purevdorj et al., 1998).
tahapan penelitian yaitu: tahap persiapan dan NDWI (Normalized Difference Water Index)
( – )
tahap pelaksanaan data. Pada tahap persiapan NDWI = (2)
( )
data dilakukan studi pustaka dan Keterangan:
pengumpulan data citra yang dapat NDWI : Normalized Difference Water Index
didownload dari USGS. Untuk tahap NIR : Panjang Inframerah Dekat
pelaksanaan data terbagi menjadi 2, yaitu SWIR : Panjang Inframerah Dekat
tahap klasifikasi RTH dan penentuan luasan (Gao, 1996).
RTH pada daerah penelitian. Alat, bahan serta NDBI (Normalized Difference Built-Up Index)
prosedur penelitian dapat dilihat pada ( )
𝑁𝐷𝐵𝐼 = (3)
Gambar 1 sebagai berikut. )
Keterangan:
Sofware ENVI 4.5
NDBI : Normalized Difference Built-Up Index
Citra landsat 8 OLI TIRS Tahun 2018
NIR : Panjang Inframerah Dekat
Peta Administrasi Kecamatan Pelaihari
106
SWIR : Panjang Gelombang Inframerah Dekat
(Xu, 2007).
NDBaI (Normalized Difference Barness Index)
𝑁𝐷𝐵𝑎𝐼 = 𝑁𝐷𝐵𝐼 − 𝑁𝐷𝑉𝐼 (4)
Keterangan:
NDBaI : Normalized Difference Barness Index
NDBI : Normalized Difference Built-Up Index
NDVI : Normalized Difference Vegetation Index
(Zhao and Chen, 2005). Gambar 3. Hasil Identifikasi Wilayah Vegetasi
107
Hasil pengolahan data citra Landsat 8 harus dilakukan analisis spektral terlebih
klasifikasi NDBaI antara -0,016961 - 1,58879. dahulu untuk setiap band pada setiap objek
Warna biru muda diidentifikasi sebagai pada area.
wilayah terbuka dengan rentang nilai Luas daerah penelitian Kecamatan
0,001930 – 1,58879. Hasil kenampakan Pelaihari sebesar 379.45 Km² atau 379,450 m2.
identifikasi wilayah air dapat dilihat pada Luas ruang terbuka hijau terdiri atas luas
Gambar 6. Indeks Lahan Vegetasi (NDVI) dan luas
Indeks Lahan Terbuka (NDBaI). Luas Lahan
Vegetasi sebesar 31,824.09 m2. Luas Lahan
terbuka sebesar 42,068.61 m2. Luas dari RTH
keseluruhan 73,892.7 m2 . Ketersediaan RTH
di Kecamatan Pelaihari sebesar 19% dari Luas
wilayah Kecamatan Pelaihari.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari
Gambar 6. Hasil Identifikasi Wilayah Terbuka penelitian yang dilakukan yaitu:
1. Ruang terbuka hijau (RTH)
Pembahasan merupakan gabungan antara Indeks
Ruang Terbuka Hijau merupakan Lahan Vegetasi (NDVI) dan Indeks
wilayah atau jalur dalam kota yang bersifat Lahan Terbuka (NDBaI), dimana Niai
terbuka. Dikatakan hijau karena RTH menjadi Indeks Vegetasi daerah ini terdapat
tempat tumbuh tanaman, secara alami pada rentang nilai antara -0.682439 ≥
maupun yang ditanami secara tidak sengaja. NDVI ≤ 0.753982 yang memiliki ;uas
Pada penelitian ini RTH terdiri atas NDVI dan area sebesar 31,824.09 m2. Sedamgkan
NDBaI.Pada gambar NDVI, dapat dilihat nilai nilai Indeks Lahan Terbuka ini dari
indeks yang lebih tinggi (berwarna merah)
rentang nilai 0.001930 – 1.58879
memiliki luas area sebesar 42,068.61
menunjukkan kepadatan dan tutupan
m2.
vegetasi yang lebih baik. Sedangkan pada
2. Luas daerah penelitian Kecamatan
gambar NDBaI terlihat nilai indeks lahan
Pelaihari sebesar 379.45 Km² atau
terbuka lebih tinggi pada area bangun dan
379,450 m2. Luas dari RTH
lahan kosong. Untuk mengklasifikasikan
keseluruhan 73,892.7 m . Ketersediaan
2
108
UCAPAN TERIMAKASIH Combination Technique.
1. Kedua orang tua, Bapak Slamet dan Photogrammetric Engineering & Remote
Ibu Siti Asfiyah, yang sudah Sensing 73(12):1361-1391.
memberikan doa, dukungan baik Zhao HM., Chen XL. (2005), Use of
moril maupun materil. Normalized Difference Bareness Index
2. Ibu Nurlina, S.Si., M.Sc dan Bapak DR. in Quickly Mapping Bare Areas from
Ichsan Ridwan, M.Kom yang sudah TM/ETM+. Geoscience and Remote Sensing
membimbing dari awal sampai akhir. Symposium,
3. Sri Rohyanti dan Lia Lutfiana, yang
selalu memberikan support
terbaiknya, doa dan bantuan dalam
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Gao B., (1996), NDWI-A Normalized
Difference Water Index for Remote
Sensing of Vegetation Liquid Water
From Space. Remote Sensing Environment
58(3): 257-266. doi:10.1016/S0034-
4257(96)00067-3.
Hidayah, Retna. 2012. Tata Bangunan dan
Lingkungan. Diktat Matakuliah TBDL
tidak dipublikasikan. Yogyakarta : PPS
UNY.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2008.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: 05/PRT/M/2008-Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Perkotaan.
Mapper, E. R. 1998. Earth Resources Mapper
User Manual. Ver. 6.0.87 Collin Street.
West Perth.
Purevdorj TS, Tateishi R., Ishiyama T., Honda
Y., (1998), Relationships between
Percent Vegetation Cover and
Vegetation Indices. 8 International
Journal of Remote Sensing and Earth
Science Vol. 13 No. 1 June 2016
USGS. 2013. Landsat 8.
http://landsat.usgs.gov/landsat8.php
Xu, H. (2007). Extraction of Urban Built-up
Land Features from Landsat Imagery
Using a Thematic oriented Index
109
Klasifikasi Penggunaan Lahan di DAS Maluka Provinsi
Kalimantan Selatan Menggunakan Transformasi
Tasseled Cap pada Citra Landsat 8
ABSTRACT− Land use is one of the factors that influence the function of water management in a watershed.
Good and appropriate land use can benefit the surrounding area. Given the role and function of watershed
that are very important for human life at large, the management of watershed needs to be carried out
continuously and integrated. One effort in the framework of watershed management is to classify the land use
of the watershed area according to its use. The purpose of this study was to identify and determine the
accuracy of the land use classification results in the Maluka Watershed using Tasseled Cap Transformation on
Landsat 8 Imagery . Tasseled Cap Transformation aims to obtain data files Brightness, Greenness, and Wetness
which are then combined using the stacking layer. The method used to classify land use is Support Vector
Machine (SVM) by inputting eight land use classes which dominate in Maluka Watershed, namely water
bodies, settlements, swamp, forest, bare land, oil palm plantation, rice fields and rubber plantation. The result
of this classification is a map of land use in Maluka Watershed. The results of the study obtained eight classes
of land use in Maluka Watershed, namely water bodies with an area of 143.45 ha, settlements of 8,159.37 ha,
swamp of 15,769.52 ha, forest of 8,722.09 ha, bare land 23,735.54 ha, oil palm plantation 8,191.95 ha, paddy
fields 12,101.64 ha and rubber plantation 9,369.47 ha. The accuracy test obtained was 92.99% with a kappa
coefficient of 0.92.
KEYWORDS : Landsat 8; Land use; Maluka watershed; Support vector machine; Tasseled cap
transformation
111
metode confusion matrix. Tujuan dari proses ini yang didapat >75 % maka dapat dilakukan ke
adalah untuk menguji tingkat akurasi hasil proses selanjutnya yaitu analisis data. Analisis
dari klasifikasi penggunaan lahan data dilakukan menggunakan software ArcGIS
menggunakan klasifikasi terbimbing 10.3 untuk mendapatkan hasil dari penelitian
(superviced classification) dengan metode yaitu berupa peta penggunaan lahan di DAS
support vector machine (SVM). Perhitungan Maluka dan luasan dari masing-masing kelas
keletitian dari hasil uji akurasi dilakukan penggunaan lahan yang ada di DAS Maluka.
dengan menghitung nilai kappa dari matriks Tahapan prosedur penelitian dapat dilihat
konfusi dengan menggunakan data dari pada Gambar 1.
Google Earth dan data lapangan sebagai
referensi validasi. Apabila hasil dari uji akurasi
Koreksi Radiometrik
Koreksi Geometrik
Pemotongan Citra
Tidak
Uji Akurasi
Ya
Peta Penggunaan Lahan DAS
Maluka
112
daerah rawa sekitar 17,78 %, untuk daerah klasifikasi yang diperoleh menunjukkan
sawah sekitar 13,64 %. Selanjutnya pada adanya tutupan berupa awan dan bayangan
daerah perkebunan karet memiliki luasan awan menyebabkan beberapa area tidak dapat
sekitar 10,58 %, hutan sekitar 9,83 %, diidentifikasi jenis penggunaan lahannya.
perkebunan sawit sekitar 9,23 %, dan Pada penelitian ini tutupan awan sebesar 1,77
pemukiman sekitar 9,20 %. Untuk daerah % dan bayangan awan sebesar 1,06 % dari luas
tubuh air memiliki luasan yang terendah dari wilayah keseluruhan.
pada daerah lainnya yaitu sekitar 0,16 %. Hasil
113
10 Bayangan Awan 942,81 1,06
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Baig, M. H.A., L. Zang, T. Shuai, & Q. Tong.
2014. Penurunan transformasi topi tasselled
berdasarkan Landsat 8 pantulan di satelit,
Remote Sensing Letters, ISSN: 2150/7058.
Kauth, R.J. & G.S. Thomas, 1976. The Tasseled-
cap -- A Graphic Description of the Spectral-
temporal Development of Agricultural Crops
as Seen by Landsat. Paper presented at the
Symposium on Machine Processing of
Remotely-sensed Data, West Lafayette,
Indiana.
Lilesand,T.M., R.W. Kiefer, & J.W. Chipman.
2004. Remote Sensing and Image
Interpretation. United States of America :
Addison-Wesley.
Septiady, B. & Sudaryatno. 2018. Pemetaan
Potensi Genangan Di DAS Ciujung Banten
Dengan Teknologi Penginderaan Jauh Dan
115
Prediksi Sebaran Reservoir Batu Pasir Menggunakan Analisa
Atribut Seismik dan Inversi Acoustic Impedance pada Lapangan
FC-85 Cekungan Tarakan Kalimantan Utara
Rima Niatunai1,*), Husein Agil Almunawwar2), Muh Resky Ariansyah3), Simon Sadok Siregar1),
Fahrudin1)
1) Universitas Lambung Mangkurat
2) Pertamina EP Asset 5
3) Universitas Hasanudin
ABSTRACT− Sandstone reservoir distribution has been approved based on seismic attribute analysis and
inversion acoustic impedance in the FC-85 Field in the Tarakan Basin in North Kalimantan based on 3D
seismic volume post-Stack Time Migration data and well data. Seismic Research Attributes (square root &
instantaneous frequency) and seismic inversion analysis (Model Based), obtained a map of the distribution of
reservoir areas and also the producer of a new production well drilling locations. The results of good seismic
and logging data records are carried out and interpreted to get a backup map based on the amplitude,
frequency and acoustic impedance values. Based on the analysis of the RMS seismic attribute and
Instantaneous Frequency, a zone which can be identified as a sandstone reservoir area is located northeast of
and south of the FC-85 field where the zone is marked by high amplitude and low frequency values. Based
on the results of the acoustic impedance seismic analysis, for the sensitivity test the data obtained obtained
the acoustic impedance rating of the target zone sandstone reservoir reaching from 6000 ((m / s) * (g / cc)) -
7500 ((m / s) * (g) / cc)), but cannot complete sandstone lithology and shale. For areas that are suspected of
reserves that can be used the location of drilling new production wells can be placed in the northeast to east
and south to southwest of the FC-1 well.
KEYWORDS : acoustic impedance; instantaneous frequency; RMS amplitude; sandstone; seismic attribute;
seismic inversion.
116
PENDAHULUAN mengidentifikasi perubahan litologi yang
Dalam proses eksploitasi ekstrim seperti pada kasus pasir gas dan
hidrokarbon, dibutuhkan informasi bawah chanel deltaic. RMS amplitude secara
permukaan yang akurat agar penentuan matematis:
lokasi pengeboran sumur produksi baru
𝐴𝑚𝑝𝑙𝑖𝑡𝑢𝑑𝑜 𝑅𝑀𝑆 = ∑ 𝑎 (1)
lebih cepat, tepat dan efisien dalam
pembiayaan. Teknologi seismik refleksi keterangan:
merupakan metode yang efektif untuk N : Jumlah sampel amplitude pada jendela
refleksi, dibutuhkan proses lanjutan lain Fasa Sesaat terhadap waktu atau sebagai
misalnya dengan dilakukan analisa atribut slope jejak fasa yang diperoleh dari turunan
seismik dan seismik inversi. pertama dari fasa sesaat. Dimana secara
117
2007). Secara umum metode seismik inversi dalam mengidentifikasi zona reservoir.
adalah suatu proses untuk mengubah data Dikman et al.,(2015) juga melakukan
seismik yang berupa kumpulan nilai-nilai penelitian serupa yang dilakukan di
amplitude kedalam kumpulan nilai cekungan Sumatera menggunakan metode
impedansi. Perbedaan antara data seismik seismik inversi. Dalam penelitian tersebut
dengan data impedansi akustik adalah metode inversi seismik cukup bagus dalam
bahwa data seismik hanya melihat pola memberikan gambaran target reservoir
perlapisan bumi sedangkan data impedansi sebagain zona dengan anomali impedansi
akustik melihat sifat fisik dalam lapisan itu yang rendah. Sanjaya et al.,(2014) juga
sendiri (Putri & Santosa, 2014). melakukan penelitian analisis sifat fisis
Impedansi akustik (IA) merupakan reservoar menggunakan metode seismik
parameter fisis yang didefinisikan sebagai inversi dan atribut seismik. Dalam
perkalian antara nilai kecepatan gelombang penelitian tersebut, seismik inversi
seismik dengan densitas batuan. Secara berperan sangat bagus dalam memisahkan
matematis bisa didefinisikan sebagai litologi batuan.
berikut: Lapangan FC-85 secara geografis
𝐼𝐴 = 𝜌. 𝑉 (3) terletak di Kabupaten Nunukan,
keterangan : Kalimantan Utara. Memiliki pola struktur
𝐼𝐴 = Impedansi Akustik antiklin dan juga berada dalam wilayah
𝜌 = densitas cekungan Tarakan. Pada umumnya, daerah
𝑉 = kecepatan gelombang cekungan seringkali menjadi tempat
Nilai impedansi akustik (AI) dimana reservoir hidrokarbon bisa
berbanding lurus dengan kekerasan batuan ditemukan. Sehingga dilakukan penelitian
dan berbanding terbalik dengan porositas di Lapangan FC-85 dengan tujuan untuk
batuan. Besar kecilnya nilai AI juga memprediksi sebaran reservoar batupasir
dipengaruhi oleh cepat rambat gelombang. yang bisa dijadikan sebagai lokasi
Maka dari itu IA dapat digunakan sebagai pengeboran sumur produksi baru.
indikator jenis litologi, nilai porositas, jenis
hidrokarbon, dan pemetaan litologi dari METODE PENELITIAN
suatu zona reservoir (Sukmono, 1999). Data Penelitian
Penelitian sebelumnya pernah Data yang digunakan merupakan
dilakukan oleh Putri dan Santosa (2014) di data seismik 3D Post Stack Time Migration
cekungan Kutai. Berdasarkan hasil (PSTM) dari lapangan FC-85, data sumur
penelitian tersebut, impedansi akustik tidak sebagai data control dan data geologi
dapat memisahkan litologi pada daerah sebagai acuan. Untuk data 3D PSTM
penelitian. Akan tetapi hasil atribut RMS memiliki jumlah inline 212 (1-212) dan
amplitude cukup baik untuk digunakan jumlah crossline 212 (1-212). Untuk data
118
sumur yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada jendela dibawah 10 ms, 15
ada 2 sumur yaitu sumur FC-1 (inline 88, ms dan 20 ms dari top horizon. Dari
xline 91) dan sumur FC-2 (inline 46, xline 82). pembandingan hasil atribut rms amplitude
Pada Gambar 1 berikut merupakan base dengan frekuensi sesaat maka nanti akan
map data seismik dari lapangan FC-85. diperoleh peta sebaran reservoar
berdasarkan nilai amplitude dan frekuensi.
Untuk seismik inversi IA, proses
diawali dengan melakukan uji sensitivitas
dengan mengcrossplot antara log
impedansi dengan log gamma ray.
Crossplot ini dilakukan untuk melihat
persebaran respon dari data log yang
disandingkan dan juga untuk mendapatkan
nilai kisaran impedansi akustik pada tiap
Gambar 1 Base map data seismik
jenis batuan. Data dikatakan sensitive jika
data tersebut mampu menunjukkan respon
Pengolahan Data litologi yang berbeda.
Dalam penelitian ini digunakan dua Tahapan inversi selanjutnya yaitu
analisa yaitu atribut seismik dan seismik ekstraksi wavelet. Wavelet sangat
inversi impedansi akustik. Untuk analisa mempengaruhi nilai korelasi pada saat well
atribut seismik menggunakan dua atribut seismic tie, sehingga wavelet yang
yaitu RMS amplitude dan frekuensi sesaat. diekstraksi harus mampu mengcover
Sementara untuk analisa inversi seismik pengikatan data seismik dengan data
impedance akustik hanya menggunakan sumur. Ketika telah didapatkan wavelet
model based. Dimana kunci utama dari yang paling sesuai, tahapan selanjutnya
model based yaitu mencari model yang yaitu melakukan korelasi antara data
paling mendekati keadaan sebenarnya seismik yang memiliki domain time dan
(Russel,1991). data sumur yang memiliki domain
Dalam proses ekstraksi atribut kedalaman (well seismic tie). Untuk standar
seismik, diperlukan proses picking horizon minimum nilai korelasi yaitu ± 0.5 dimana
terlebih dahulu untuk membatasi zona semakin mendekati 1 maka data semakin
target. Batas zona target (horizon) valid dengan asumsi data seismik telah
digunakan untuk membuat peta struktur ditempatkan pada kedalaman yang
waktu dan juga peta struktur kedalaman mendekati sebenarnya. Jika sudah ada
yang mana peta tersebut dibutuhkan untuk kesesuaian antara data seismik dengan data
proses ekstraksi atribut seismik. Ekstraksi sumur, proses selanjutnya dilakukan
atribut RMS amplitude dan frekuensi sesaat analisa data seismik yang bertujuan untuk
119
menandai zona target. Zona target tersebut sangat diperlukan, karena jika tidak ada
digunakan untuk membuat model initial data checkshot akan mengubah posisi
yang mana model initial tersebut kedalaman sumur sebenarnya.
digunakan sebagai masukan untuk proses Untuk hasil proses well seismic tie
analisis inversi dan inversi seismik. Untuk yang dilakukan pada sumur FC-1 dan FC-2
memahami alur penelitian lebih jelas lagi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
perhatikan pada Gambar 2. Berdasarkan hasil well seismic tie
didapatkan pada sumur FC-1 didapatkan
nilai korelasi sebesar 0.652 dan untuk
sumur FC-2 didapatkan nilai korelasi
sebesar 0.658. Karena standar korelasi
minimum ± 0.5, maka korelasi tersebut
cukup lumayan untuk dipakai pada
tahapan selanjutnya.
120
Analisa Atribut Seismik ms, 15 ms dan 20 ms dari top horizon. Pada
Sebagaimana telah dijelaskan Zona peta terlihat bahwa reservoar batu pasir
DHI (Direct Hydrocarbon Indicator) identik berkembang pada daerah timur laut dan
dengan nilai amplitudo yang sangat tinggi barat daya Lapangan FC-85 yang
dan juga nilai frekuensi yang sangat ditunjukkan dengan nilai amplitudo yang
rendah. Pada map surface attribute RMS tinggi. Untuk Gambar 6 menunjukkan peta
dan instantaneous frequency, zona yang hasil attribute seismik Instantaneous
memiliki amplitudo rendah dan juga Frequency pada window yang sama dengan
frekuensi yang rendah ditunjukkan dengan RMS Amplitudo. Dari peta ini terlihat
warna ungu hingga biru dan untuk zona bahwa nilai frekuensi yang rendah berada
yang memiliki amplitudo tinggi dan pada daerah timur laut dan selatan dari
frekuensi yang tinggi ditunjukkan dengan Lapangan FC-85.
warna hijau hingga merah seperti pada
Gambar 5 dan Gambar 6. Analisa Sensitivitas
Dalam penelitian ini dilakukan
crossplot antara P-Impedance terhadap
Gamma ray untuk mengetahui litologi
batuan dan juga mengetahui persebaran
reservoar. Dalam penelitian ini, crossplot
dilakukan hanya pada zona target yaitu
antara horizon MF_3 dan horizon FS_23.
Gambar 5 Map attribute RMS ( Rms Pada sumur FC-1 horizon MF_3
Amplitude ) pada zona target MF_3. diperkirakan berada pada kedalaman 2250
ft sementara untuk horizon FS_23 sekitar
3000 ft. Untuk sumur FC-2 horizon MF_3
diperkirakan berada di kedalaman 2250 ft
sementara untuk horizon FS_23 kurang
lebih pada kedalaman 3150 ft. Crossplot
dilakukan dengan cara memplot silang dua
data log (P-Impedance vs Gamma Ray) pada
sumbu x dan y dengan parameter color key
adalah data log density.
Gambar 6 Map attribute Instantaneous Litologi batu pasir yang menjadi
Frequency pada zona target MF_3. target reservoar ditunjukkan dengan zona
bewarna kuning, sementara untuk zona
Gambar 5 menunjukkan peta hasil shale yang bewarna hijau. Untuk nilai
attribute seismik menggunakan analisa impedansi yang mengindikasikan target
RMS amplitude pada window dibawah 10
121
reservoir batu pasir diperkirakan berada
pada kisaran 6000 ((m/s)*(g/cc)) – 7500
((m/s)*(g/cc)), dengan nilai gamma ray
mencapai 70 API, nilai tersebut juga
dikontrol oleh log densitas sebagai
parameter warna dimana reservoir batu
pasir memiliki nilai antara 2.2 g/cc – 2.3 g/cc.
Namun pada hasil crossplot yang telah
dilakukan terlihat bahwa antara litologi Gambar 8 Crossplot P-Impedance Vs Gamma
sand dan shale tidak bisa dipisahkan, hal ini Ray dari sumur FC-2.
ditunjukkan dengan zona yang diberikan
lingkaran merah. Hal ini dapat terjadi
karena lingkungan pengendapan di
Lapangan FC-85 merupakan tipikal
reservoar deltaik yang memiliki
karakteristik reservoar batu pasir yang
tipis, hal ini juga ditunjukkan oleh cross
section pada Gambar 9 dan 10 bahwa litologi
shale lebih dominan daripada litologi sand
pada Horizon MF_3 & FS_23. Dari tipikal
Gambar 9 Cross Section P-Impedance Vs
log Gamma Ray juga terlihat dari horizon
Gamma Ray dari sumur FC-1.
FS_23 sampai dengan MF_3 memiliki
sekuen yang semakin menghalus (fining
upward), yang disebabkan oleh adanya fase
transgresi yaitu kondisi dimana naiknya
muka air laut yang membawa lebih banyak
sedimen shale dibandingkan sand.
122
penelitian ini yaitu pada horizon MF_3 dan
horizon FS_23. Sementara metode yang
digunakan dalam penelitian ini hanya
inversi model based.
seismik memiliki korelasi sebesar 0.948699 inversi, kemudian dilakukan inversi model
based sehingga akan dihasilkan
dan error sebesar 0.38712 Pada sumur FC-2
penampang impedansi seperti pada
error rmsnya sebesar 1902.77 sementara
antara sintetik dan data seismik memiliki Gambar 16.
123
Berdasarkan hasil inversi yang telah menjadi bias apakah merupakan batu pasir
dilakukan, terlihat adanya kecocokan atau shale, namun bila memang zona
antara log accosutic impedance dari sumur tersebut merupakan sandstone karena
dengan nilai acoustic impedance hasil inversi. didukung oleh hasil analisa atribut seismic
Setelah hasil inversi didapatkan cukup baik, sebelumnya yang menunjukkan bahwa di
maka diperlukan ektraksi nilai impedansi zona tersebut adalah daerah potensi
akustik kedalam peta struktur kedalaman hidrokarbon, maka kemungkinan besar
untuk melihat dimanakah daerah atau akan memiliki properti batuan yang tight
zona-zona reservoar batu pasir dengan secara permeabilitas. Sehingga, dapat
mengacu pada nilai impedansi. Gambar 17 dikatakan bahwa metode inversi seismik
adalah peta hasil ekstraksi nilai impedansi accoustic impedance kurang sensitive dalam
akustik kedalam peta struktur kedalaman memisahkan litologi batu pasir dan shale.
pada pada window dibawah 10 ms, 15 ms
dan 20 ms dari horizon MF_3. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilakukan dengan membandingkan antara
hasil analisa atribut seismik RMS amplitude
& instantaneous frequency serta inversi
seismik yang terlihat pada Gambar 18,
terlihat bahwa analisa atribut seismik RMS
& instantaneous frequency menunjukkan
zona-zona potensi hidrokarbon di daerah
timur laut serta selatan dari Lapangan FC-
Gambar 13 Persebaran AI pada peta struktur
kedalaman horizon MF3.
85 yang ditandai dengan nilai amplitude
yang tinggi serta frekuensi yang rendah.
Berdasarkan hasil uji sensistvitas, Sedangkan dari hasil analisa inversi
reservoar batu pasir di Lapangan FC-85 seismik, terlihat bahwa nilai impedansi
memiliki nilai impedansi akustik 6000 akustik 6000 ((m/s)*(g/cc)) – 7500
((m/s)*(g/cc)) – 7500 ((m/s)*(g/cc)), zona- ((m/s)*(g/cc)) juga berada pada daerah
zona yang memiliki nilai impedansi timur laut dan selatan tetapi hal ini menjadi
tersebut ditunjukkan oleh lingkaran bias karena dari hasil uji sensistivitas terjadi
berwarna merah. Tetapi dari hasil uji overlap antara litologi batu pasir dan shale,
sensitivitas juga menunjukkan bahwa hal ini kemungkinan diakibatkan karena
terjadi overlap antara litologi batu pasir lingkungan pengendapan di Lapangan FC-
dengan shale pada nilai akustik impedansi 85 merupakan lingkungan pengedapan
tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa zona deltaic yang memiliki karakteristik
yang ditunjukkan dengan lingkaran merah reservoar batu pasir tipis sehingga metode
124
inversi seismik menjadi kurang sensitive didapatkan rentang nilai impedansi
dalam memisahkan litologi batu pasir dan akustik reservoar batu pasir zona
shale. Oleh karena itu dibutuhkan metode target berkisar dari 6000
lain yang dapat memisahkan litologi ((m/s)*(g/cc)) – 7500 ((m/s)*(g/cc)),
tersebut agar interpretasi zona-zona namun tidak dapat memisahkan
potensial reservoar batu pasir di Lapangan litologi batu pasir dan shale.
FC-85 dapat menjadi akurat. 3. Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilakukan dengan membandingkan
antara hasil analisa atribut seismik
RMS amplitude & Instantaneous
Frequency serta inversi seismik,
terlihat bahwa sebaran batu pasir
yang berpotensi memilki
hidrokarbon berada pada daerah
timur laut dan selatan dari
Lapangan FC-85.
4. Daerah dugaan reservoar yang bisa
Gambar 14 Kemungkinan zona reservoar pada
dijadikan lokasi titik pengeboran
horizon zona target.
sumur produksi baru berada di
sebelah timur laut hingga timur dan
KESIMPULAN
selatan hingga barat daya dari
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
sumur FC-1.
penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut : UCAPAN TERIMA KASIH
1. Berdasarkan hasil analisa attribute Penulis mengucapkan terima kasih
seismik dengan menggunakan yang sebesar-besarnya kepada dosen
analisa RMS dan Instantaneous pembimbing internal maupun eksternal
Frequency, didapatkan zona yang dan juga staff PT Pertamina EP Asset 5 yang
bisa diidentifikasikan sebagai
sudah memberikan kesempatan kepada
daerah reservoar batupasir
penulis untuk melakukan penelitian di PT
disebelah timur laut dan selatan dari
Pertamina EP Asset 5.
lapangan FC-85 dimana zona
tersebut ditandai dengan nilai
DAFTAR PUSTAKA
amplitude tinggi dan frekuensi
Barnes, A.E. 1999. Seismic attributes: past,
rendah.
2. Berdasarkan hasil analisa seismik present, and future, Society of
inversi impedansi akustik dengan Exploration Geophysics, USA.
menggunakan model based, untuk Brown, A.R. 2000. Interpretation of Three-
uji sensitivitas data sumur Dimensional Seismic Data, Fifth Edition.
125
AAPG Memoir 42 SEG Investigations Sanjaya D.N., D.D. Warnana & B.J. Sentosa.
in Geophysics, Oklahoma. 2014. Analisis Sifat Fisis Reservoar
Dikman S.T., A. Susilo & S. Sabbeq. 2015. Menggunakan Metode Seismik
Korelasi Data Log Sumur dan Seismik Inversi Acoustic impedance (AI) dan
untuk Penyebaran Litologi dan Porositas Multiatribut (Studi Kasus Lapangan
Reservoir Hidrokarbon Formasi Gumai F3). JURNAL SAINS DAN SENI
Cekungan Sumatera Selatan. Natural B. POMITS. 3: 2337-3520.
3: 166-174. Sukmono, S. 1999. Seismik Inversi Untuk
Putri S.H. & B.J. Sentosa. 2014. Aplikasi Karakterisasi Reservoir. Departemen
Inversi Seismik untuk Karakterisasi Teknik Geofisika. Institut Teknologi
Reservoir Lapangan Y Cekungan Bandung, Bandung.
Kutai, Kalimantan Utara. Jurnal Sains Sukmono, S. 2007. Fundamental of seismic
Dan Seni Pomits. 3: 2337-3520. Interpretation. Geophysical
Russell, B.H. 1991. Introduction to Seismic Engineering. Bandung Institue of
Inversion Methods, Third edition. Seciety Teknologi, Bandung.
of Exploration Geophysicists, Calgary,
Alberta.
126
Identifikasi Batu Andesit Menggunakan Metode Geolistrik
Konfigurasi Schlumberger 2D Di Kecamatan Pengaron,
Kalimantan Selatan
ABSTRACT- Identification of andesite stone layers research has been carried out using the Schlumberger
configuration geoelectric 2D method in Pengaron District, Banjar District, South Kalimantan Province.
Measurements were made of five lines with a length of 270 m. The research objective is to model 2D cross
sections, determine the type of lithology and depth and thickness of andesite in the study area. Based on the
results of research data found three layers namely top soil (gravel), Clay and andesite rocks with resistivty
values 39.0–1000 Ωm were indicated as clay, gravel and andesite spread almost dise all tracks with a thickness
of 10–86 m and depth of andesite are at a depth of 10–55 m.
127
Berasosiasi dengan breksi-konglomerat Konfigurasi Schlumberger
vulkanik, umumnya lapuk berwarna coklat Metode geolistrik konfigurasi
berkomponen andesit-basalt porfiri dengan Schlumberger adalah metode yang banyak
masa dasar batu pasir gunung api. Tebal digunakan mengetahui lapisan batuan
formasi ini 500 m dengan lingkungan permukan untuk mencari keberadaaan
pengendapan laut dalam (Sikumbang & lapisan. Pengukuran dengan konfigurasi
Heryanto, 1994). Schlumberger menggunakan empat elektroda,
yang masing–masing ditunjukkan pada
Metode Geolistrik gambar. Resistivitas semu yang terukur
Metode geolistrik merupakan salah satu merupakan resistivitas gabungan dari
metode geofisika yang mempelajari sifat beberapa lapisan tanah yang dianggap
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana sebagai satu lapisan homogen. Susunan
cara mendeteksinya di permukaan bumi. elektroda konfigurasi Schlumberger
Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dilustrasikan oleh gambar dibawah ini :
dan pengukuran arus yang terjadi baik secara
alamiah maupun akibat injeksi arus kedalam
bumi. Oleh karena itu metode geolistrik
mempunyai banyak macam, salah satunya
adalah metode geolistrik tahanan jenis atau
resistivitas. Prinsip dalam metode geolistrik
Gambar 1. Konfigurasi Schlumberger (Telford,
yaitu, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi 1990).
melalui dua elektroda arus, sedangkan
potensial yang terjadi diukur melalui dua Batu Andesit
elektroda potensial. Besarnya beda potensial Batuan andesit adalah batuan beku yang
diantara kedua elektroda potensial tersebut terjadi akibat pembentukan magma di dekat
selain tergantung pada besarnya arus yang atau di permukaan bumi. Batuan andesit ini
dialirkan kedalam bumi, juga tergantung bertekstur kerikil sampai dengan bongkah.
pada letak kedua elektroda potensial tersebut Secara umum berwarna segar abu-abu, keras,
terhadap letak kedua elektroda yang dipakai. struktur kekar berlembar dan bertekstur
Dalam hal ini tercakup juga pengaruh porfiritik (Hardiyono dkk, 2013). Nama
keadaan batuan yang dilewati arus listrik andesit sendiri diambil berdasarkan tempat
tersebut (Hendrajaya, 1990). ditemukannya yaitu di daerah Pegunungan
Tabel 1. Nilai resistivitas batuan (Telford, 1990). Andes, Amerika Selatan. Menurut
Sukandarumidi, batuan andesit ini memiliki
ciri-ciri fisik yaitu berwarna gelap (abu-abu
sampai hitam), tahan terhadap air hujan, berat
jenis rata-ratanya 2,3 – 3 g/cm³, dan nilai kuat
tekannya berkisar antara 600-2400 g/cm³
(Kusuma, 2017).
128
Tahap Pengambilan Data
Pengambilan data dengan
menggunakan metode geolistrik konfigurasi
Schlumberger. Penelitian ini dilakukan
sebanyak 5 titik pengukuran. Panjang lintasan
yang digunakan untuk masing-masing
Gambar 2. Batu Andesit (Preptisa, 2012). pengukuran adalah 270 m dengan target
kedalaman maksimum yang akan dicapai
METODE PENELITIAN adalah 50 m.
Alat dan Bahan 1. Membentang meteran dan kabel
Alat dan bahan yang digunakan dalam sepanjang 270 m pada lintasan yang
penelitian ini adalah AGI Super Sting R1 IP, telah ditentukan dititik awal dan titik
meteran, kabel arus dan potensial masing- akhir.
masing panjang 270 m, elektroda, palu, aki 12 2. Memasang elektroda sesuai dengan
volt, GPS (Global Positioning System), alat jarak yang ditentukan konfigurasi
komunikasi (HT), Laptop, Software Schlumberger dan menyusun rangkaian
pengolahan data geolistrik AGI Earthlmager alat AGI Earthlmager2D.
2D dan Rockworks. 3. Menjepitkan elektroda sehingga
terhubung dengan kabel geolistrik.
Tahapan Penelitian 4. Menyalakan GSP untuk mengetahui
titik koordinat setiap elektroda.
5. Menghidupkan alat AGI Earthlmager 2D
yang sudah terhubung dengan kabel,
elektroda dan aki.
6. Memastikan elektroda dengan alat AGI
Earthlmager.
7. Menyetting alat AGI Earthlmager 2D
yaitu dengan cara sebagai berikut :
a. Membuat nama file
b. Menentukan konfigurasi
c. Menentukan spasi elektroda
d. Memeriksa kembali bahwa file yang
Gambar 3. Bagan Tahap Penelitian
dimasukkan sudah benar.
Tahap Survei 8. Melakukan pengambilan data.
Survei ini dilakukan untuk menentukan 9. Melakukan pengukuran seperti
beberapa hal pada saat pengambilan data, langkah 1-7 untuk lintasan yang lainya.
yaitu:
Perencanaan panjang lintasan,
Penentuan titik awal dan akhir,
Target kedalaman yang akan diukur dan
waktu penelitian.
129
Cara menginterpretasikan data yaitu
dengan cara mengkorelasi hasil pengolahan
data yang dilakukan dengan menggunakan
Software EarthImager 2D Software ini
menggambarkan harga resistivitas dari hasil
perhitungan dilapangan sehingga dihasilkan
penampang 2D yang berupa nilai resistivitas,
Gambar 4. Arah Lintasan (Citra Google Earth) ketebalan, dan ketinggian. Data yang didapat
akan diolah menggunakan Software Rockworks
yang nantinya akan menghasilkan gambaran
penampang penggabuangan tentang batu
andesit berdasarkan nilai resistivitas batuan
yang diketahui kedalaman dan ketebalan
lapisan batuan dapat memberikan informasi
keberadaan batu andesit di daerah Kecamatan
Gambar 5. Model Akuisisi Data Lapangan
Pengaron, Kalimantan Selatan.
130
sekitar 18 m. Titik ketiga dari jarak 230–255 m resistivitas sebesar 580–720 Ωm dengan
yang memiliki nilai resistivitas sebesar 382– kedalaman 10–50 m dan ketebalan 40 m. Titik
444 Ωm dengan kedalaman 10–25 m dan kedua dari jarak 174–223 m yang memiliki
ketebalannya sekitar 15 m. Penelitian resistivitas sebesar 580–720 Ωm dengan
sebelumnya, batuan andesit terletak antara kedalaman 30–40 m dan ketebalan 10 m.
kedalaman (38–45) m, dengan variasi tahanan Penelitian sebelumnya, sebaran nilai
jenis dari (352–512) Ωm, menurut (Saputro, resistivitas batuan andesit melalui hasil
2017). penampang model 2D resistivitas yaitu nilai
Pada lintasan 2 ditemukannya batu >522 Ωm, sedangkan nilai resistivitas batuan
andesit dari jarak 20–239 m yang memiliki andesit yang telah mengalami pelapukan
nilai resistivitas sebesar 860–1000 Ωm dengan berkisar antara 179–659 Ωm, menurut
kedalaman 16–58 m. dan ketebalannya sekitar (Prastowo, 2017).
42 m. Penelitian sebelumnya, sebaran nilai Pada lintasan 5 ditemukan 2 titik
resistivitas batuan andesit melalui hasil batu andesit. Titik pertama dari jarak 110–
penampang model 2D resistivitas yaitu 140 m yang diperoleh resistivitas sebesar
nilai >522 Ωm, sedangkan nilai resistivitas 382–444 Ωm dengan kedalaman 16–32 m
batuan andesit yang telah mengalami dan ketebalan 16 m. Titik kedua dari jarak
pelapukan berkisar antara 179–659 Ωm, 209–239 m yang diperoleh resistivitas
menurut (Prastowo, 2017). sebesar 382–444 Ωm dengan kedalaman
Pada lintasan 3 ditemukannya dua titik 14–24 m dan ketebalan 10 m. Penelitian
batu andesit. Titik pertama dari jarak 50–145 sebelumnya, batu andesit terletak antara
m yang diperoleh resistivitas sebesar 580– kedalaman (38–45) m, dengan variasi
1000 Ωm dengan kedalaman 22–77 m dan
tahanan jenis dari (352 – 512) Ωm menurut
ketebalan 55 m. Penelitian sebelumnya,
(Saputro, 2017).
sebaran nilai resistivitas batuan andesit
melalui hasil penampang model 2D
resistivitas yaitu nilai >522 Ωm,
sedangkan nilai resistivitas batuan andesit
yang telah mengalami pelapukan berkisar
antara 179–659 Ωm, menurut (Prastowo, Gambar 6. Penampang Geolistrik 2D Lintasan 1
133
Kabupaten Agam. Pillar Of Physics. 11 : Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff &
25–32. D.A. Keys. 1976. Applied Geophysics Edisi
Sariisik, A., G. Sariisik & A. Senturk. 2011. ke-1. Cambridge : Cambridge University.
Applications of Glaze and Decor on Telford, W.M., L.P. Geldart & R.E.Sheriff.
Dimensioned Andesites Used in 1990. Applied Geophysics. Cambridge
Construction Sector. Construction and University Press, New York.
Building Materials. 25 : 3694–3702. Thanden, R.E., H. Sumadirdja, P.W. Richard,
Sikumbang, N. & R. Heryanto. 1994. Peta K. Sutisna & T.C. Amin. 1996. Peta
Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan Geologi Bersistem, Indonesia : Lembar
Selatan. Pusat Penelitian dan Magelang–Semarang.
Pengembangan Geologi, Bandung. Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology.
Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian Industri. Associate Professor of Civil Engineering
Gajah Mada University Press, California University, John Wiley and
Yogyakarta. Sons. New York.
134
Identifikasi Akuifer Untuk Penentuan Rencana Titik Sumur Bor
Produksi Menggunakan Metode Geolistrik 2D Di Perkebunan
Kelapa Sawit Kabupaten Tanah Bumbu
ABSTRACT- The aquifer layer has been identified based on resistivity values using the Schlumberger
configuration geoelectric 2D method in the Tanah Bumbu Oil Palm Plantation. Measurements were made as
many as four lines each with a length of 675 m. The purpose of this study was to determine the 2D cross-
sectional model and the type of lithology as well as the depth and thickness of the aquifer layer based on the
resistivity value. Based on the results of the study, the types of lithology obtained were three layers, namely
clay with a resistivity value of 12-29.5 Ωm, clay sand with a resistivity value of 29.5-71.5 Ωm and sand with a
resistivity value of 71.5-190 Ωm. From the results of the interpretations indicated, the planned wellbore points
are located on all trajectories with successive depths and thicknesses of 60-130 m and 70 m, 72-90 m and 18 m
as well as 77-145 m and 68 m.
135
litologi batuan berdasarkan model penampang metode-metode yang sering digunakan salah
2D serta menentukan kedalaman dan satunya ialah metode geolistrik.
ketebalan lapisan akuifer tertekan di Metode geolistrik adalah suatu metode
Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten Tanah geofisika yang memanfaatkan sifat tahanan
Bumbu. jenis untuk mempelajari keadaan bawah
permukaan bumi. Metode ini merupakan
Kondisi Geologi Daerah Penelitian peran yang sangat penting untuk
Secara geografis Kabupaten Tanah mengkarakterisasikan keadaan fisis bawah
Bumbu terletak di antara 2°52’ – 3°47’ Lintang permukaan, yang diasoasiasikan dengan
Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur. material dan kondisi bawah permukaan
Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu (Telford, 1998). Survey geolistrik metode
kabupaten dari 13 (tiga belas) kabupaten di resistivitas ini dapat dilakukan dengan 2 cara
Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak yaitu mapping ataupun sounding yang
persis di ujung tenggara Pulau Kalimantan. menghasilkan informasi perubahan variasi
Tanah Bumbu yang terdiri dari 10 kecamatan harga resistivitas baik arah horizontal maupun
memiliki luas wilayah sebesar 4.890,30 km2 arah vertikal. Pada metode ini, arus listrik
(489.030 ha) atau 13,03 persen dari total luas diinjeksi ke dalam bumi melalui dua elektroda
Provinsi Kalimantan Selatan. arus, kemudian mengukur nilai tegangan
Secara geologi yang menyusun daerah dengan melalui dua elektroda potensial
Tanah Bumbu meliputi batuan dari Formasi menggunakan alat resistivitym. Terdapat
Manunggul (Km), Formasi Pudak (Kok), berbagai macam aturan yang dipakai untuk
Formasi Pitap (Ksp), Formasi Haruyan (Kyh), menempatkan keempat elektroda tersebut.
Batuan Malihan (Mm), Batuan Ultramafik Aturan-aturan penempatan keempat elektroda
(Mub), Aluvium (Qa), Formasi Dahor (TQd), tersebut dalam istilah geofisika biasa disebut
Formasi Tanjung (Tet), Formasi Warukin dengan konfigurasi elektroda (Hendrajaya &
(Tmw), Formasi Berai (Tomb), Formasi Arif, 1990).
Pamaluan (Tomp). Jenis batuan yang Berdasarkan konsep dasar metode
mendomasi daerah penelitian yaitu Formasi resistivitas yaitu hukum Ohm diketahui
Dahor (TQd) tersusun oleh batu pasir kuarsa bahwa besar tegangan V suatu material
putih kurang padat, sebagian berupa pasir bergantung pada kuat arus I dan hambatan
lepas, bersisipan lempung, lanau abu-abu, listrik R yang dirumuskan sebagai persamaan
lignit dan limonit. Formasi ini diperkirakan (1).
berumur Miosen Akhir sampai Pliosen. V= I.R (1)
Formasi ini mempunyai ketebalan 300 m studi hambatan listrik dapat dipahami dalam
(Sikumbang & Heryanto, 1994). konteks dari aliran arus melalui medium di
bawah permukaan yang terdiri dari lapisan
Metode Geolistrik bahan dengan resistivitas yang berbeda. Secara
Untuk mengetahui kondisi bawah sederhana semua lapisan dapat diasumsikan
permukaan bumi, di dalam geofisika terdapat horizontal. Resistivitas bahan ρ merupakan
banyak metode-metode yang digunakan param ukur seberapa baik bahan menghambat
untuk mengungkap keadaan bawah aliran arus listrik (Herman, 2001).
permukaan yang sebenarnya. Diantara
136
Konfigurasi Schlumberger Keterangan :
Metode geolistrik konfigurasi K = faktor geometri
Schlumberger adalah metode yang banyak AB = Jarak elektroda arus (m)
digunakan mengetahui lapisan batuan bawah MN = Jarak elektroda potensial (m)
permukaan untuk mencari keberadaaan
lapisan akuifer. Metode geolistrik konfigurasi Air Tanah
elektroda Schlumberger bertujuan untuk Air tanah merupakan air pada lapisan
mengidentifikasi diskontinuitas horizontal bawah permukaan tanah yang terdapat di
dan vertikal. Arus diinjeksikan melalui dalam pori-pori antar butir batuan.
elektroda AB dan pengukuran beda potensial Keberadaan air tanah dibawah permukaan
dilakukan pada elektroda MN, di mana jarak tanah dipengaruhi oleh formasi geologi.
elektroda arus (AB) jauh lebih besar dari jarak Formasi geologi tersebut mempengaruhi
elektroda tegangan (MN). Pengukuran dengan terbentuknya air tanah yang terperangkap
konfigurasi Schlumberger menggunakan empat dibawah permukaan yang disebut sebagai
elektroda, yang masing – masing ditunjukkan akuifer (Todd, 1980).
pada Gambar 1 sebagai berikut :
Akuifer
Akuifer berasal dari bahasa latin yaitu
aqui dari kata aqua yang berarti air dan kata
ferre yang berarti membawa, jadi akuifer
adalah lapisan pembawa air. Akuifer adalah
lapisan tanah yang memiliki kandungan air
yang mengalir melalui rongga-rongga udara
Gambar 1. Konfigurasi Schlumberger kedalam bawah tanah. Selain itu, berdasarkan
(Telford,1990). sifat batuannya terhadap air akuifer
merupakan lapisan batuan jernih air di bawah
Harga tahanan jenis semu (𝜌) susunan permukaan tanah yang dapat menyimpan dan
elektroda Schlumberger dapat dihitung dengan meneruskan air dalam kuantitas yang cukup
persamaan (2) (Reynold, 1997): dan ekonomis (Herlambang, 1996).
∆
𝜌=𝐾 (2)
Dimana adalah resistivitas semu, V adalah
beda potensial, K adalah faktor geometri, dan I
adalah kuat arus listrik. Nilai faktor geometri
(K) tergantung dari konfigurasi atau susunan
elektroda yang digunakan dalam pengukuran
geolistrik persamaan (3). Adapun untuk
konfigurasi Schlumberger, susunan dan jarak
Gambar 2. Lapisan Akuifer (Rizal &
antar elektroda didesain seperti Gambar 3
Kuryanto, 2015).
dengan nilai faktor geometri dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Berdasarkan lapisan litologi akuifer dibedakan
AB 2 MN 2
( ) -( ) menjadi 4 macam yaitu :
K= π 2
MN
2
(3)
2 ( )
2
137
1. Akuifer Bebas dicapai sekitar 145 m serta menggunakan
Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger.
adalah air tanah dalam akuifer tertutup
lapisan impermeable, dan merupakan
akuifer yang mempunyai muka air
tanah.
2. Akuifer Tertekan
Akuifer tertekan adalah suatu akuifer
dimana air tanah terletak di bawah
lapisan kedap air (impermeable) dan
mempunyai tekanan lebih besar
daripada tekanan atmosfer. Gambar 3. Lokasi Pengambilan Data
138
Survei Lapangan tertekan berada pada kedalaman antara 72-90
m sehingga dapat dilakukan pengeboran
Pengambilan data hingga kedalaman 90 m pada posisi titik bor
terletak yaitu pada jarak 175-225 m. Lintasan 3
Pengolahan data diperkirakan pasir lempungan yang bertindak
sebagai lapisan akuifer tertekan berada di
Model penampang kedalaman antara 77-145 m sehingga dapat
dilakukan pengeboran hingga kedalaman 125
Interpretasi data dan m pada posisi titik bor yaitu pada jarak 175-225
analisis data
m. Lintasan 4 diperkirakan pasir lempungan
sangat dekat dengan permukaan tanah dan
Jenis litologi Kedalaman keberadaan lempung terdapat di bagian
batuan dan ketebalan bawah pasir lempungan sehingga kurang baik
lapisan akuifer
dilakukan pengeboran dengan ini jenis litologi
lempung yang mempunyai nilai permeabilitas
Kesimpulan material dengan nilai 0,0002 menurut Todd
(1995), sehingga sangat kecil kemampuannya
Gambar 4. Bagan Alir Tahap Penelitian
untuk dapat meloloskan air. Penafsiran
interpretasi litologi menggunakan tabel
HASIL DAN PEMBAHASAN
resistivitas (Telford, 1982, tabel resistivitas
Hasil dari pengolahan data berupa
(Hunt, 1984) dan peta geologi yang
penampang 2D yang merupakan gambaran
menyajikan formasi batuan yang ada di daerah
dari lapisan yang berada di bawah permukaan
penelitian. Formasi yang dominan pada
tanah sehingga dapat mengetahui potensi
daerah penelitian adalah formasi dahor (TQd).
lapisan akuifer tertekan yang ada di daerah
Formasi ini terdiri dari batu pasir kuarsa, lepas
penelitian tersebut. Adapun 3 jenis lapisan
berbutir halus-sedang terpilah buruk,
litologi yang terdapat di daerah penelitian
setempat bersisipan lempung, lignit, limonit,
yaitu dengan range resistivitas 12-190 Ωm
konglomerat lepas dengan komponen kuarsa
yang merupakan lempung dengan nilai
berdiam 1-3 cm. Hasil yang didapatkan
resitivitas 12-29,5 Ωm, pasir lempungan
diinterpretasikan menggunakan Software AGI
dengan nilai resistivitas 29,5-71,5 Ωm dan pasir
Earthlmager 2D seperti yang dilakukan oleh
dengan 71,5-190 Ωm. Gambar 5, 6, 7 dan 8
(Gemilang et al. 2018) dimana nilai resistivitas
merupakan hasil inversi yang diperoleh dari
antara 5,7-32,9 Ωm yang didominasi oleh
AGI Earthlmager 2D dari lintasan 1, 2, 3 dan 4.
lempung, sedangkan nilai resistivitas antara
Hasil dari keseluruhan interpretasi data
30-200 Ωm menurut (Firdaus et al. 2018).
di lapangan akuifer tertekan pada lintasan 1
Dimana litologi pasir lempungan dan pasir
diperkirakan pasir lempungan yang bertindak
secara lateral tersebar merata di semua lintasan
sebagai lapisan akuifer tertekan berada di
ketebalan 20-60 m, kecuali pada bagian timur
kedalaman antara 60-130 m sehingga dapat
lintasan 3 dan bagian selatan lintasan 4 batu
dilakukan pemboran hingga kedalaman 125 m
pasir menipis dan menghilang. Kedalaman
pada posisi titik bor yaitu pada jarak 125-200
lapisan yang bertindak sebagai akuifer
m. Lintasan 2 diperkirakan pasir lempungan
tertekan berada pada kedalaman antara 36-100
yang bertindak sebagai lapisan akuifer
139
m. Dengan ini, secara umum potensi air tanah (kandungan air) besar tetapi permeabilitasnya
di daerah ini kecil, sebab lapisan yang kecil (atau kemampuan untuk meloloskan air
berfungsi sebagai akuifer mempunyai butir kecil).
yang halus meskipun porositasnya
140
Gambar 9. Penggabungan Penampang Resistivitas 2
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil UCAPAN TERIMA KASIH
penelitian ini adalah : Terimakasih kami ucapkan kepada
1. Telah diperoleh 4 penampang lapisan 2D UPTD Laboratorium Energi dan SDM
dengan panjang lintasan 675 m, jarak spasi (Sumber Daya Mineral) Dinas Energi dan
25 m dan 28 elektroda dengan kedalaman Sumber Daya Mineral, serta orang tua dan
0-145 m yang memiliki nilai range
teman-teman yang telah berkontribusi
resistivitas 12-190 Ωm.
dalam penelitian ini.
2. Daerah penelitian berada pada formasi
batuan yaitu formasi dahor (TQd) yang
DAFTAR PUSTAKA
jenis litologinya adalah lempung dengan
Firdaus., H. Bakri & J. Rauf. 2018. Penentuan
nilai resistivitas 12-29,5 Ωm, pasir
Lapisan Akuifer Berdasarkan Hasil
lempungan 29,5-71,5 Ωm dan pasir 71,5-
Interpretasi Geolistrik (Tahanan Jenis) Di
190 Ωm.
Desa Nonong Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Pendugaan lapisan akuifer tertekan di
Jurnal Geomine. 6: 71-79.
daerah penelitian yang terletak di lintasan
Gemilang, W.A., G. Kusumah & G.A.
1 dengan kedalaman 60-130 m dan
Rahmawan. 2018. Potensi Air Tanah Di
ketebalan 70 m, lintasan 2 dengan
Bagian Beach Ridge Daerah Labuhan
kedalaman 72-90 m dan ketebalan 18 m,
Bajau dan Sekitarnya Kabupaten
serta lintasan 3 dengan kedalaman 77-145
Simeuleu Berdasarkan Analisis
m dan ketebalan 68 m adalah pasir
Pengukurn Geolistrik. Jurnal Geosaintek.
lempungan. Sedangkan pada lapisan 4
04: 7-14.
tidak terdapat lapisan akuifer tertekan
Hanifa, D., I. Sota & S.S. Siregar. 2016.
karena berada di dekat permukaan tanah
Penentuan Lapisan Akuifer Air Tanah
dan merupakan akuifer bebas.
141
Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi
Schlumberger Di Desa Sungai Jati
Kecamatan Mataraman Kabupaten
Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Fisika
FLUX. 13: 30-39.
Hendrajaya, L. & I. Arif. 1990. Geolistrik
Tahanan Jenis. Laboratorium Fisika Bumi.
Jurusan Fisika FMIPA ITB, Bandung.
Herlambang, A. 1996. Kualitas Air Tanah
Dangkal Di Kabupaten Bekasi. Program
Pascasarjana, IPB, Bogor.
Herman, R. 2001. An Introduction to Electrical
Resistivity in Geophysics. Journal of
American Association of Physics Teachers.
69: 943-952.
Hunt, R.E. 1984. Geotechical Engineering
Investigation Manual. McGraw Hill.
New York.
Kadri, M. 2016. Eksplorasi Potensi Air Tanah
Di Kota Tanjung Balai Sumatera Utara
Dengan Menggunakan Metode
Geolistrik. Jurnal Enstein. 4: 31-38.
Rizal, N.S & T.D. Kuryanto. 2015. Teknik
Pendugaan dan Eksploitasi Air Tanah.
Lppm Unmuh Jember, Jember.
Sikumbang, N. & R. Heryanto. 1994. Peta
Geologi Lembar Banjarmasin, skala
1:250.000. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Telford, W.M., L.P. Geldart, & R.E. Sheriff.
1990. Applied Geophysics, Second Edition.
Cambrige University Press, USA.
Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff, &
D.A. Keys 1998. Applied Geophysics. Edisi
1. Cambridge University Press, USA.
Todd, D.K. 1980. Groundwater Hydrology Second
Edition. John Wiley & Sons. Inc, New
York.
Todd, D.K. 1995. Groundwater Hydrology Second
Edition. John Wiley & Sons. Inc, New
York.
142
Profil Literasi Lingkungan Gambut Mahasiswa Prodi Tadris
Fisika
Sitti Rahmasari
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
ABSTRAK− Banjarmasin adalah ibu kota provinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin dikenal sebagai kota
seribu sungai. Selain itu, Banjarmasin juga terkenal dengan lingkungan hidup lahan gambut. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat lietrasi mahasiswa Tadris Fisika terhadap
lingkungan gambut. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Tadris Fiska. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa masih minimnya pengetahuan
mahasiswa akan lingkungan gambut. Hal ini ditunjukkan dengan kriteria yang diperoleh oleh responden
yang menjadi subjek penelitian yaitu 53,10% mahasiswa berada pada kategori rendah, 28,10% berada pada
kategori cukup dan 18,80% berada pada kategori tinggi.
KEYWORDS : Literasi, Lingkungan gambut
142
fundamental dan pondasi untuk belajar utama dalam pendidikan dan pelatihan
sepanjang hayat. Ini merupakan hal yang yang mendayagunakan jaringan
penting untuk pembangunan sosial dan telekomunikasi, khususnya world wide
manusia dalam kemampuannya untuk web dan internet, sebagai ruang kelas
mengubah kehidupan (Division, 2006). virtual bukan ruang kelas fisik. Dalam
Kemampuan literasi pada abad-21 model literasi berupa distance learning
terdiri dari 6 kategori menurut UNESCO dan elearning ini, antara pendidik dengan
dalam (L. H. Nasution, 2013) adalah sebagai peserta didik melakukan komunikasi
berikut. secara online, sehingga siswa dapat
a. Basic Literacy, atau Literasi Fungsional mengakses informasi mengenai
(Functional Literacy), merupakan pendidikan dan sebagainya di mana saja
kemampuan dasar literasi atau sistem mereka berada
belajar konvensional yang diwujudkan e. Cultural Literacy merupakan model
dengan perilaku individu. Sistem belajar pembelajaran literasi yang melibatkan
konvensional tersebut adalah bagaimana literasi budaya yang berarti pengetahuan,
cara membaca, menulis, dan melakukan dan pemahaman, mengenai bagaimana
perhitungan numerik dan suatu negara, agama, sebuah kelompok
mengoperasikan suatu hal sehingga etnis atau suatu suku, keyakinan, simbol,
setiap individu mampu untuk perayaan, dan cara komunikasi yang
mendayagunakan potensinya dan meliputi berbagai hal tentang tradisi,
memperoleh kesempatan untuk penciptaan, penyimpanan, penanganan,
berpartisipasi dalam kelompok di komunikasi, pelestarian dan pengarsipan
lingkungan sekitarnya. data, informasi dan pengetahuan, serta
b. Computer literacy, merupakan cara pemanfaatan teknologi. Hal yang
seperangkat keterampilan, sikap, dan sangat penting untuk ditelaah dari
pengetahuan yang digunakan dalam pemahaman literasi informasi adalah
memahami dan mengoperasikan fungsi kesadaran tentang bagaimana faktor
dasar teknologi informasi dan budaya berdampak secara positif
komunikasi, termasuk perangkat maupun negatif dalam hal penggunaan,
elektronik dan media komunikasi yang pemahaman, dan penyebaran informasi
digunakan untuk mengakses sumber modern dari teknologi komunikasi.
literasi. f. Information literacy merupakan model
c. Media Literacy, merupakan seperangkat literasi informasi yang erat kaitannya
keterampilan, sikap, serta pengetahuan dengan pembelajaran untuk belajar, dan
yang digunakan untuk memahami dan berpikir kritis, yang menjadi tujuan
memanfaatkan berbagai jenis media dan pendidikan formal, namun seringkali
format di mana informasi di tidak diintegrasikan dalam kurikulum
komunikasikan dari pengirim ke atau bahkan dijadikan sebagai hidden
penerima, seperti pesan gambar, suara, curriculum, silabus dan rencana pelajaran,
dan video, dan digunakan untuk kadang-kadang dibeberapa negara lebih
berkomunikasi antar individu, atau sering menggunakan istilah information
sebagai media komunikasi massal antara competencies atau information fluency.
pengirim tunggal dan banyak penerima, Literasi media merupakan bagian dari
bahkan sebaliknya literasi informasi yang seiring dengan
d. Distance Learning dan E-Learning adalah perkembangan zaman sehingga media
istilah yang merujuk pada perangkat juga ikut berkembang. Untuk
143
mengantisipasi hal itu dibutuhkan literasi dan menahan air sangat tinggi. Oleh karena
media agar mampu mempunyai itu, meskipun tanah dibagian atasnya sudah
kemampuan dan sikap terhadap kering tetapi dibagian bawahnya tetap
penggunaan media serta pemahaman lembab dan relatif masih basah sehingga
terhadap informasi literasi tersebut sebagai bahan bakar di bawah permukaan ia
beserta pemaknaan isi informasi tersebut memiliki kadar air yang lebih tinggi darpada
agar tidak menjadi salah tafsir. bahan bakar di atas permukaan. Namun saat
Di era modern ini, mahasiswa sebagai musim kemarau panjang kandungan airnya
agen perubahan dihadapkan pada tuntutan menurun secara berlebihan yang dapat
kompetensi yang harus dikuasai agar bisa mengakibatkan kondisi kering, hingga rentan
survive dengan berbagai masalah yang ada terhadap api. Kondisi ini dapat
dimasyarakat terutama masalah lingkungan. mengakibatkan kebakaran lahan maupun
Kompetensi tersebut dapat ditingkatkan hutan. Kebakaran tidak hanya terjadi di atas
dengan menguasai kemampuan literasi. permukaan tetapi juga di bawah permukaan.
Lingkungan gambut di Indonesia Kebakaran lahan gambut secara lamban
menyebar di tiga pulau besar yaitu pasti akan menggerogoti materi organik di
Kalimantan, Sumatera dan Papua. Istilah bawahnya dan gas-gas hasil emisi
gambut diambil dari kosa kata bahasa daerah pembakaran dapat berdampak pada
Kalimantan Selatan yaitu Suku Banjar (Noor, perubahan iklim global (Adinugroho et al.,
2001). Gambut terbentuk dari lingkungan 2005). Masalah kebakaran ini hampir setiap
yang khas yaitu rawa atau genangan yang tahun dirasakan dampaknya oleh
terjadi hampir sepanjang tahun. Menurut masyarakat khususnya Kalimantan Selatan.
Hardjowigeno dan Abdullah dalam (H. R. Munculnya penyakit Infeksi Saluran
Nasution, Fahrudin, & Harnawan, 2016) Pernapasan (Ispa) merupakan dampak dari
lahan gambut terdiri dari jenis tanah yang kebakaran lingkungan gambut. Oleh karena
terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman itu perlu pencegahan yang maksimal dari
yang telah mati, baik yang sudah lapuk seluruh lapisan masyarakat. Bukankah ada
maupun belum dengan proses deposisi dan istilah lebih baik mencegah daripada
transportasi. mengobati. Sudah sepantasnya mahasiswa
Lingkungan gambut memiliki manfaat sebagai agen perubahan yang menjadi
yang besar apabila dikelola dengan baik. pelopor dalam mengembangkan literasi
Menurut Andriesse dalam (Adinugroho, I N. lingkungan gambut agar dapat mentansfer
N Suryadiputra, Suparjo, & Labueni Siboro, pengetahuannya tersebut pada masyarakat.
2005) Gambut sebagai tanah organik dapat Sehingga masyarakat dapat mengetahui
digunakan sebagai lahan untuk melakukan dengan benar pengertian lingkungan
berbagai kegiatan pertanian dan dapat gambut, manfaat serta cara menjaga dan
digunakan sebagai sistem usaha tani. melestarikannya agar tidak terjadi lagi
Sedangkan gambut sebagai bahan organik kebakaran yang meresahkan.
merupakan sumber energi, bahan untuk Tekstur gambut lunak dan mudah
media perkecambahan biji dan pupuk ditekan. Gambut apabila ditekan, kandungan
organik. air dalam gambut bisa dipaksa untuk keluar
Gambut merupakan salah satu dan apabiila dikeringkan, gambut bisa
penyusun bahan bakar di bawah permukaan. digunakan sebagai bahan bakar sumber
Pada konteks lingkungan gambut memiliki energi. Manfaat gambut secara tradisional
peran sebagai buffer atau penyangga. Secara gambut dapat digunakan untuk memasak
hidrologis gambut berfungsi menyimpan air dan pemanas rumah tangga dan secara
144
modern gambut dipanen dalam sekala dan bumi dan menurunkan air hujan
banyak (industri) dan dipakai untuk bahan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan
bakar pembangkit listrik. Pembangkit listrik dengan air hujan itu berbagai buah-
tenaga gambut terbesar ada di Finlandia. buahan menjadi rezeki untukmu; dan
Dia telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-
sungai.
33. Dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan bagimu malam dan
siang.
34. Dan Dia telah memberikan kepadamu
(keperluanmu) dan segala apa yang
Gambar 1. Pembangkit Listrik Toppila di kamu mohonkan kepadanya. Dan jika
Finlandia kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu
Pembangkit listrik Toppila adalah salah menghinggakannya. Sesungguhnya
satu Pembangkit listrik tenaga gambut manusia itu, sangat zalim dan sangat
terbesar di dunia, dengan kapasitas mengingkari (nikmat Allah). (Qs. Al
terpasang 190 MW. Fasilitas ini terletak di Baqarah [14]: 32-34)
Oulu, Finlandia, dan mengoperasikan 2 unit Apabila kita meninjau kata “kamu”
77 MW dan 113 MW. Boiler dipasok oleh pada (Qs. Al Jathiyah [45]: 13) dan (Qs. Al
Tampella dan Ahlstrom, dan turbin disuplai Baqarah [14]: 32-34) di atas ditunjukkan
oleh Zamech, LMZ dan Ganz. Pembangkit ini untuk umat manusia. Kapanpun dan
dioperasikan oleh Oulun Energia dimanapun mereka berada dan bahkan
(“Pembangkit Listrik Toppila,” 2018) bertempat tinggal di lingkungan tersebut
Allah swt., telah memberikan hendaknya menjaga ciptaan Allah swt.
Kalimantan Selatan karunia yang luar biasa Oleh karena itu sudah sepatutnya
dengan hamparan lingkungan gambutnya mahasiswa pada khususnya yang
yang luas. Allah berfirman di dalam Alquran berkecimpung dibidang ini turut serta dalam
sebagai berikut. melestarikan dan mengolah lingkungan
ُ يعا ِ ّم ۡن ۚه ِ ت َو َما فِي ۡٱﻷ َ ۡر
ٗ ض َج ِم س ﱠخ َر لَ ُكم ﱠما فِي ٱل ﱠ
ِ س ٰ َم ٰ َو َ َو gambut ini agar memiliki manfaat yang besar
ٖ ِإ ﱠن فِي ٰذَلِكَ َﻷ ٓ ٰ َي
َت ِلّقَ ۡو ٖم َيتَفَ ﱠك ُرون seperti yang ada di Finlandia. Masih banyak
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa daerah di Kalimantan Selatan yang masih
yang di langit dan apa yang di bumi terbatas akan sumber energi.
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Lingkungan gambut dapat dijadikan
Sesungguhnya pada yang demikian itu materi ajar berbasis energi. Sebagai calon
benar-benar terdapat tanda-tanda guru, mahasiswa tadris fisika khususnya di
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. Kalimantan Selatan dapat menjadikan
(Qs. Al Jathiyah [45]: 13) lingkungan gambut sebagai materi ajar yang
ض َوأَنزَ َل ِمنَ ٱل ﱠ
س َما ٓ ِء َ ت َو ۡٱﻷ َ ۡر ِ س ٰ َم ٰ َو ٱ ﱠ ُ ٱلﱠذِي َخلَقَ ٱل ﱠ berbasis kearifan lokal. Literasi mahasiswa
َت ِر ۡز ٗقا لﱠ ُك ۡ ۖم َو َس ﱠخ َر لَ ُك ُم ۡٱلفُ ۡلك ِ َما ٓ ٗء فَأ َ ۡخ َر َج بِِۦه ِمنَ ٱلث ﱠ َم ٰ َر mengenai lingkungan gambut juga harus
ۡ َ ۡ
س ﱠخ َر لَ ُك ُم ٱﻷن ٰ َه َر َو َس ﱠخ َر لَ ُك ُم َ ي فِي ۡٱلبَ ۡح ِر بِأَمۡ ِر ۖ ِهۦ َو َ ِلت َۡج ِر ditingkatkan terlebih dahulu agar dapat
ار ﱠ ۡ ﱠ
َ سخ َر لك ُم ٱلي َل َوٱلن َه ُ َ ﱠ ۖ ۡ ٓ
َ س َوٱلق َم َر دَائِبَي ِن َو َ ۡ ٱل ﱠ
َ ش ۡم mentransfer dengan baik dan benar
ْ
سألت ُ ُموهُ َو ِإن تَعُد ﱡوا نِعۡ َمتَ ٱ ﱠ ِ َﻻ ۚ ۡ َ َ َو َءات َٰى ُكم ِ ّمن ُك ِّل َما pengetahuan mengenai lingkungan gambut
ۗ ُ ت ُ ۡح
ارٞ وم َكفﱠ ُ
ٞ َسنَ ل
ل َ
ظ ِ ۡ صو َها ٓ إِ ﱠن
َ ٰ ٱﻹن kepada keluarga dan masyarakat umumnya
32. Allah-lah yang telah menciptakan langit serta siswa-siswanya pada khususnya nanti
145
nantinya. Agar lingkungan gambut di
Profil Literasi Lingkungan Gambut
Kalimantan Selatan yang merupakan
Mahasiswa Tadris Fisika
anugerah dari Allah swt., dapat kita jaga dan
kelola dengan baik potensinya untuk
kemaslahatan hidup. 18,80%
Tinggi
53,10%
28,10% Cukup
148
Pengembangan Instrumen Analisis Kreativitas Mahasiswa dalam
Pemodelan Personalized Learning
Wiwik Agustinaningsih
Program Studi Tadris Fisika, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
ABSTRACT−Review the results of studies in the Tadris Fisika Program at The State Islamic University
Antasari Banjarmasin with the approval for assignments, the Midterm Examination (UTS), and the Final
Semester Examination (UAS) which is championed when promoting competency in the knowledge domain.
While the development of creativity and innovation which are 21st century skills achievements receive less
attention, before they are considered paying attention to individuals. While each individual has unique
advantages, talents, and interests which is differed from each other that can be empowered in the lecture
process. This paper supports designing an instrument for analyzing the creativity of students interested in
lectures by personal learning (PL). Personalize learning according to the learning experience in steps and
recommended adjusted to meet the needs of each student. The instruments processed to follow the research
and development flow in the development process, namely analysis, design, and development. While the
developed instruments publish Semester Lecture Plans (RPS) for teaching material development, Curriculum
Study Module and Physics Teaching Material Development, Teaching Material Development Project Sheets,
Project Creativity Evaluation Sheets, and questionnaires as the results of their own research. Every
smoothness, flexibility, elaboration (detailing), and originality (authenticity) in terms of people, press, process,
and product. The assessment of instruments for the analysis of creativity is provided by physics education
expert by taking into account the indicators of the development of each instrument, considering the relevance,
accuracy, systematic presentation, and suitability of active-creative learning considerations.
Abstrak – Umumnya penilaian hasil pembelajaran di Program Studi Tadris Fisika Universitas Islam Negeri
Antasari mengacu pada tugas, Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS) yang berfokus
pada pencapaian kompetensi ranah pengetahuan. Sementara pengembangan kreativitas dan inovasi yang
menjadi capaian keterampilan abad 21 kurang mendapat perhatian, terlebih jika memperhatikan perbedaan
individual. Padahal setiap individu memiliki keunggulan, bakat, dan ketertarikan unik yang berbeda antara
satu sama lain yang mana dapat diberdayakan dalam proses perkuliahan. Makalah ini bertujuan untuk
memberi rancangan instrumen analisis kreativitas mahasiswa yang diamati dalam perkuliahan dengan
personalized learning (PL). Pembelajaran yang dipersonalisasi mengacu pada pengalaman belajar dengan
langkah dan pendekatannya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing mahasiswa. Instrumen
yang diolah mengikuti alur metode research and development dalam proses pengembangannya, yakni
analysis, design, and development. Adapun instrumen yang dikembangkan meliputi Rencana Perkuliahan
Semester (RPS) mata kuliah pengembangan bahan ajar, Modul Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan
Ajar Fisika, Lembar Proyek Pengembangan Bahan Ajar, Lembar Penilaian Kreativitas Proyek, dan angket
kreativitas sebagai penilaian diri. Setiap instrumen berfungsi untuk menilai aspek kreativitas fluency
(kelancaran), flexibility (kelenturan), elaboration (memperinci), dan originality (keaslian) yang ditinjau dari
person, press, process, dan product. Penilaian terhadap instrumen untuk analisis kreativitas ini diberikan oleh
pakar Pendidikan Fisika dengan memperhatikan indikator pengembangan masing-masing instrumen,
149
diantaranya relevansi, keakuratan, sistematika penyajian, dan kesesuaian dengan tuntutan pembelajaran
aktif-kreatif.
ض فَتَ ُكونَ لَ ُه ۡم ِ ِيرواْ فِي ۡٱﻷ َ ۡر ُ أَفَلَ ۡم يَس Aspek kreativitas penting diasah
sebagaimana pisau jika jarang digunakan
ان يَ ۡس َمعُونَ بِ َه ۖاٞ َوب يَعۡ ِقلُونَ بِ َها ٓ أ َ ۡو َءاذ
ٞ ُقُل maka akan tumpul. Rumah yang lama tidak
ص ُر َو ٰلَ ِكن ت َعۡ َمى َ ٰ فَإِنﱠ َها َﻻ ت َعۡ َمى ۡٱﻷ َ ۡب ditempati lama-lama rusak dengan
ُ ُۡٱلقُل
sendirinya. Kemanfaatannya lambat laun
ُور
ِ صد وب ٱلﱠ ِتي ِفي ٱل ﱡ berkurang, karena segala sesuatunya baik
Artinya: “maka apakah mereka tidak berjalan di
fisik maupun keterampilan jika tidak
muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
digunakan maka akan hilang (tidak
dengan itu mereka dapat memahami atau
berkembang).
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
Berangkat dari hal inilah maka perlu
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata
mengembangkan instrumen analisis
itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di
kreativitas mahasiswa yang menjadi
dalam dada.”(Q.S. Al Hajj [22]: 46)
perangkat aktivitas mengajar bagi pendidik
Perkuliahan umumnya memberikan tes
khususnya dosen.
tengah semester dan akhir semester juga tugas
Pengembangan kreativitas mengacu
ataupun kehadiran sebagai pertimbangan
pada aspek kreatif fluency (kelancaran),
kelulusan mahasiswa dalam kompetensi hasil
flexibility (keluwesan), elaboration (kerincian),
belajarnya. Hal ini tentu saja tidak sejalan
dan originality (keaslian). Dengan menelaah
dengan kompetensi yang menjadi harapan
keempat aspek tersebut dalam proses
program studi Tadris Fisika untuk pencapaian
perkuliahan yang memperhatikan perbedaan
kemampuan kreatif mahasiswa. Khususnya
individu maka diharapkan menjadi usaha
dalam konteks pedagogik menjadi guru yang
berkelanjutan dalam usaha mewujudkan
kreatif.
calon pendidik yang kreatif.
Guru kreatif akan menghasilkan siswa
kreatif. Atau sebelum siswanya menjadi kreatif
METODE PENELITIAN
maka gurunya harus lebih dahulu menjadi
Metode penelitian ini menggunakan
kreatif. Sebagaimana dikemukakan oleh
penelitian pengembangan dengan
Teviana dan Yusiana (2012) bahwa jenis pola
mengadaptasi dari Four-D Models oleh
asuh orang tua mempengaruhi tingkat
Thiagarajaan, Semmel, dan Semmel (1974);
kreativitas anak. Maka orangtuanya
Susilowati, Jamal, Suyidno (2012) dengan
151
tahapan pendefinisian, perancangan, analisis meliputi RPS, modul pengembangan
pengembangan, dan penyebaran. bahan ajar, lembar proyek mahasiswa, dan
Pendefinisian dilakukan dengan analisis lembar penilaian kreativitas. Selanjutnya
karakteristik mahasiswa dalam hal gaya instrumen hasil rancangan ditelaah oleh
belajar dan profil kreativitas awal. Angket validator dari pakar pendidikan fisika dan
identifikasi gaya belajar dan angket kreativitas kreativitas pada tahap pengembangan.
digunakan dalam tahap ini. Selain itu Proses pengembangan dilakukan
dilakukan pula definisi materi ajar dengan dengan merevisi instrumen berdasarkan
menelaah capaian pembelajaran dan materi saran dan penilaian 3 orang pakar. Setiap
ajar pada Rencana Perkuliahan Semester (RPS) instrumen dinilai dengan menggunakan
untuk mata kuliah yang direncanakan. Dalam lembar validasi sesuai indikator
penelitian ini pengajar mengampu mata kuliah pengembangannya. Dari tahapan ini
pengembangan bahan ajar. diperoleh draf II instrumen yang siap untuk
Tahap perancangan dilakukan dengan diujicobakan pada mahasiswa.
Pendefinisian
Analisis Mahasiswa
Perancangan
Draft I Instrumen Analisis Kreativitas
Validasi Instrumen
Revisi
Penyebaran
Laporan
152
penyebaran instrumen yang harapannya pelaksanaan proyek, tujuan kegiatan,
dapat diadaptasikan dan diterapkan dalam langkah kegiatan, dan format hasil analisis
berbagai materi perkuliahan di Tadris Fisika proyek.
UIN Antasari Banjarmasin. 4. Lembar Penilaian Kreativitas
Teknik analisis data dilakukan dengan Lembar penilaian kreativitas untuk
menghitung skor penilaian validator laporan kegiatan menggunakan aspek
kemudian menginterpretasikannya. kreativitas fluency, flexibility, elaboration,
Interpretasi dilakukan terhadap validitas dan dan originality sebagai rubrik penilaian.
reliabilitas setiap instrumen berdasarkan Nilai diberikan dengan skala minimum 5
penilaian pakar. Adapun skala penilaian dan maksimum 25 untuk setiap
validasi dengan skala Likert dari 1 sampai komponen.
dengan 4.
Validitas Instrumen
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validitas instrumen menggunakan
Instrumen Analisis Kreativitas SPPS statistics 25 pada bagian korelasi
1. Rencana Perkuliahan Semester (RPS) Bivariate Pearson dengan taraf siginifikansi
RPS yang dikembangkan memuat 0,05. Analisis dilakukan terhadap hasil rata-
deskripsi unsur pedagogik seperti rata penilaian 3 validator terhadap 4
Capaian pembelajaran program studi dan instrumen yang dikembangkan. Validitas
mata kuliah, media pembelajaran, instrumen menunjukkan kecermatan
kemampuan akhir, bahan kajian, metode instrumen dalam kegiatan analisis.
pembelajaran dan estimasi waktu,
indikator, penilaian, dan deskripsi tugas, Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh
serta daftar referensi perkuliahan. nilai r hitung RPS < r tabel 0,997 untuk taraf
2. Modul Pengembangan Bahan Ajar signifikansi 0,05. Hal ini berarti
Modul yang dikembangkan sebagai pengembangan RPS masih belum valid.
pendukung kegiatan kuliah memuat Sedangkan untuk instrumen modul, lembar
tinjauan mata kuliah, kajian (karakteristik proyek, dan lembar penilaian kreativitas
siswa, karakteristik materi fisika, strategi didapat r hitung > r tabel, yakni 0,999 > 0,997.
dan desain pembelajaran, bahan ajar dan Berdasarkan analisis tersebut dapat
pengembangannya), serta daftar pustaka. disimpulkan ketiga instrumen memenuhi
Modul dikembangkan dengan kriteria valid.
memperhatikan prinsip pengembangan RPS dikembangkan untuk setengah
modul. semester, sehingga belum sepenuhnya
3. Lembar Proyek Mahasiswa menggambarkan rencana perkuliahan secara
Lembar proyek menjadi bagian dari menyeluruh. Penilaian terendah dari
modul dimana setiap akhir bab akan validator berada pada elemen perumusan
diikuti oleh kegiatan proyek yang akan kegiatan pembelajaran. Hal ini karena
dilakukan mahasiswa secara kegiatan yang dirancang sangat padat
berkelompok. Elemen yang sehingga dinilai kurang mengakomodasi
dikembangkan dalam lembar proyek kebutuhan mahasiswa untuk belajar secara
meliputi judul proyek, jadwal bertahap.
153
Modul pengembangan terintegrasi Lembar penilaian kreativitas termasuk
dengan lembar proyek mahasiswa. Kedua dalam kategori valid. Penilaian dimaksudkan
instrumen berada pada kategori valid. Hal ini untuk menelaah 5 tugas proyek mahasiswa
karena modul sudah dikembangkan sesuai yang dinilai dari aspek kreativitas fluency,
prinsip pengembangan modul dan format isi flexibility, elaboration, dan originality. Skor
yang bersesuaian. Sehingga menjadi bahan maksimum penilaian bagi mahasiswa yakni
ajar yang cukup baik sebagai penunjang 100.
kegiatan belajar mandiri bagi mahasiswa. Validitas berhubungan dengan
Terkait dengan lembar proyek kesahihan instrumen yang sesuai dengan
memenuhi strategi yang mampu mengungkit karakteristik pengembangan kreativitas
daya kreativitas mahasiswa. Hapsari, mahasiswa. Menurut Sani (2014) tahap
airlanda, dan Susiani (2019) menyebutkan pengembangan kreativitas (yang harusnya
project based learning memberi pengaruh ada dalam instrumen pengajaran) yakni
positif bagi pengajar dan pembelajar, merasakan ketidaksesuaian, mengumpulkan
diantaranya membangun kreatifitas individu elemen, modifikasi elemen, mencari sintesis,
dengan bentuk proyek yang harus mereka melakukan inkubasi, inspirasi, dan verifikasi.
kerjakan.
Tabel 1. Analisis Korelasi Bivariate Pearson untuk Instrumen Pengembangan
Correlations
Lembar_proy Lembar_krea
RPS Modul ek tivitas Sum
RPS Pearson 1 .866 .866 .866 .889
Correlation
Sig. (2-tailed) .333 .333 .333 .303
N 3 3 3 3 3
Modul Pearson .866 1 1.000 ** 1.000 ** .999*
Correlation
Sig. (2-tailed) .333 .000 .000 .031
N 3 3 3 3 3
Lembar_proyek Pearson .866 1.000 ** 1 1.000 ** .999*
Correlation
Sig. (2-tailed) .333 .000 .000 .031
N 3 3 3 3 3
Lembar_kreativit Pearson .866 1.000 ** 1.000 ** 1 .999*
as Correlation
Sig. (2-tailed) .333 .000 .000 .031
N 3 3 3 3 3
Sum Pearson .889 .999 * .999 * .999 * 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .303 .031 .031 .031
N 3 3 3 3 3
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
154
Reliabilitas Instrumen penilaian aspek kreatif pada laporan kegiatan
Reliabilitas instrumen dianalisis dengan proyek mahasiswa dalam mengembangkan
Cronbach’s Alpha dengan nilai acuan minimum bahan ajar sesuai gaya belajarnya (instrumen
0,6. Analisis dilakukan terhadap 4 instrumen terlampir). Sementara lembar identifikasi
yang dinilai meliputi RPS, modul gaya belajar dan angket kreativitas
pengembangan bahan ajar, lembar proyek mengadaptasi instrumen pada penelitian
mahasiswa, dan lembar penilaian kreativitas. sebelumnya.
Tabel 2. Nilai reliabilitas dengan Cronbach’s
Alpha UCAPAN TERIMA KASIH
Reliability Statistics Terima kasih ditujukan kepada
Cronbach's validator instrumen Dr. Suyidno, M.Pd.
Alpha N of Items
program studi pendidikan Fisika Lambung
.880 4
Mangkurat, Hasby Assidiqi, M.Pd. pemerhati
Pada tabel 2 diperoleh angka Cronbach’s
kreativitas dan akademisi UIN Antasari, dan
Alpha sebesar 0,880. Hasil ini lebih besar dari
Mufida Istati, M.Pd. dari Bimbingan Layanan
angka minimal 0,6. Sehingga dapat
Konseling UIN Antasari. Pimpinan Program
disimpulkan bahwa keempat instrumen
Studi Tadris Fisika beserta seluruh mahasiswa
bersifat reliabel atau handal.
Tadris Fisika atas dukungan dan
Reliability is the degree of consistency of a measure.
kerjasamanya.
A test will be reliable when it gives the same
repeated result under the same conditions
DAFTAR PUSTAKA
(Shuttleworth dan Wilson, 2019). Hapsari, D.I., Airlanda, G.S., dan Susiani,
Suatu instrumen dikategorikan reliabel 2019. Penerapan project based learning
jika memberikan hasil analisis yang sama pada untuk meningkatkan motivasi belajar
kondisi yang sama pula. matematika. Jurnal Riset Teknologi dan
Inovasi Pendidikan. Salatiga, h. 102-112
KESIMPULAN Iriyanto, H. D. 2015. Learning Metamorphosis
Berdasarkan hasil yang sudah dikaji Hebat Gurunya Dahsyat Muridnya.
dapat disimpulkan bahwa instrumen analisis Jakarta: Erlangga
pengembangan kreativitas bersifat valid dan Munirah, 2018. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
handal sebagai pendukung perkuliahan yang DAN PEMBELAJARAN (Perhatian dan
ingin menggali potensi kreatif mahasiswa. Motivasi, Keaktifan, Keterlibatan
Rancangan instrumen analisis kreativitas Langsung, Pengulangan, Tantangan dan
meliputi RPS sebagai wadah pengembangan Perbedaan Individu). AULADUNA:
kegiatan kuliah berbasis personalized learning, Jurnal Pendidikan Dasar Islam. Makassar,
modul pengembangan bahan ajar sebagai pp. 116-125
sumber belajar mandiri, lembar proyek Sani, Ridwan Abdullah, 2014. Pembelajaran
mahasiswa sebagai panduan kegiatan kreatif, Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
dan lembar penilaian kreativitas sebagai acuan 2013. Jakarta: Bumi Aksara
155
Shuttleworth, Martyn and Wilson, Lyndsay T, Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika FKIP
(2009). Definition of Reliability. Retrieved Universitas Lambung Mangkurat. Laporan
Sep 30, 2019 from Penelitian, tidak diterbitkan, Universitas
Explorable.com: https://explorable.com/ Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
definition-of-reliability Teviana, Venia dan Yusiana, Maria Anita,
Susilowati, Eko, Muh Arifuddin Jamal dan 2012. Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Suyidno, 2012. Pengembangan Modul Kreativitas Anak. Jurnal STIKES. H. 48-
Perkuliahan Strategi Belajar Mengajar 60
(SBM) untuk Meningkatkan Kreativitas
156
Sintesis dan Karakterisasi Bentonit Termagnetisasi sebagai
Adsorben Cepat Pisah
Dyah Ayu Pramoda Wardani1*), Suyanta2), Dwi Siswanta2) Rendy Muhamad Iqbal1),
Erwin Prasetya Toepak1)
1) Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Palangka Raya
2) Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada
ABSTRAK−Bentonit merupakan material alam yang memiliki kecenderungan yang tinggi membentuk
koloid, ukuran partikelnya yang dapat membesar sampai beberapa kali lipat jika terkontak dengan air dan
membentuk suspensi, akan menimbulkan kesulitan dalam proses pemisahannya dari fasa cair setelah proses
adsorpsi. Salah satu upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut ialah dengan melakukan modifikasi bentonit
menggunakan magnetit (Fe3O4), yang akan mengakibatkan adanya sifat kemagnetan pada material tersebut.
Sifat kemagnetan ini diharapkan memudahkan pemisahan partikel–partikel bentonit termodifikasi setelah
proses adsorpsi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat menggunakan medan magnet eksternal. Metode
yang digunakan untuk proses pembuatan bentonit termagnetisasi meliputi preparasi sampel bentonit
teraktivasi dan bentonit termagnetisasi yang akan diketahui pengaruh pembentukannya dengan variasi
konsentrasi Fe2+ dan Fe3+ dengan rasio konsentrasi molar 1:2(0,0125:0,025; 0,025:0,05; 0,05:0,1; dan 0,1:0,2)
kemudian akan dikarakterisasi menggunakan XRD dan TEM. Uji pemisahan dilakukan antara bentonit
teraktivasi dan bentonit termagnetisasi untuk mengkaji pemisahan adsorben. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa bentonit termagnetisasi optimum terbentuk pada rasio konsentrasi molar 0,05:0,1 dan magnetit (Fe3O4)
terbentuk pada ruang antar lapis bentonit yang ditunjukkan oleh hasil karakterisasi TEM. Uji pemisahan
bentonit termagnetisasi menunjukkan bahwa bentonit termagnetisasi dapat terpisah dari larutan setelah 5
menit dengan bantuan medan magnet eksternal.
ABSTRACT− Bentonite is a natural material that has a high tendency to form colloids, the particle size that
can enlarge up to several times if contacted with water and forms a suspension, will cause difficulties in the
process of separation from the liquid phase after the adsorption process. One effort to overcome these
weaknesses is to modify bentonite using magnetite (Fe3O4), which will cause magnetic properties in the
material. The magnetic properties are expected to facilitate the separation of modified bentonite particles after
the adsorption process can be carried out easily and quickly using an external magnetic field. The method
used for the process of making magnetized bentonite includes the preparation of activated bentonite samples
and magnetized bentonite that will be known to influence its formation by varying concentrations of Fe2+ and
Fe3+ with a molar concentration ratio of 1: 2 (0,0125: 0,025; 0,025: 0,05; 0,05:0,1 and 0,1: 0,2) will then be
characterized using XRD and TEM. Separation test is carried out between activated bentonite and magnetized
bentonite to assess adsorbent separation. The results showed that optimum magnetized bentonite formed at a
molar concentration ratio of 0.05: 0.1 and magnetite (Fe3O4) formed in the space between layers of bentonite as
indicated by the TEM characterization results. The magnetized bentonite separation test shows that the
158
magnetized bentonite can separate from the solution after 5 minutes with the help of an external magnetic
field.
159
yang digunakan akan mempengaruhi sifat- NaOH biasa digunakan hanya saja
sifat akhir yang diperoleh (Arisandi, 2007). kerugiannya kation-kation Na dapat
Sintesis magnetit dengan metode kopresipitasi diadsorpsi oleh endapan hidroksida,
diperlukan bahan awal (precursor) yang terdiri sementara pencucian untuk membebaskan
atas garam besi yang memiliki ion ferric (Fe ) 3+ endapan dari kation-kation ini sangat sulit
dan ion ferrous (Fe ). Bahan awal yang dapat
2+ dilakukan. Pengotoran seperti ini yang akan
digunakan untuk proses tersebut dapat berupa menurunkan mutu magnetit yang dihasilkan,
larutan FeCl2∙4H2O atau FeSO4∙7H2O untuk sementara NH4OH lebih stabil dan
garam besi dengan ion Fe , sedangkan garam
2+ penggunaan NH4OH yang mengotori
dengan ion Fe dapat diperoleh dari larutan
3+ endapan dapat dihilangkan dengan
Fe(NO3)3 atau FeCl3∙4H2O (Harris, 2002). memanaskan endapan pada suhu tinggi [3].
Sintesis partikel magnetit (Fe3O4) dengan Menurut Fisli dan Yusuf (2010) pada
metode kopresipitasi perlu memperhatikan tahap modifikasi, magnetit dibentuk pada
perbandingan/rasio antara ion ferro (Fe ) dan 2+ ruang antar lapis bentonit dengan
ferri (Fe3+) dalam medium basa (alkali) karena menggunakan prekursor Fe2+ dan Fe3+ serta
akan sangat mempengaruhi hasil sintesis. larutan pengendap berupa NH4OH sampai
Pembentukan Fe3O4 akan dicapai bila pada pH 10. Kenaikan pH ketika ditambahkan
prekursor Fe2+ dan Fe3+ mempunyai NH4OH menyebabkan konsentrasi basa
perbandingan mol 1:2. Pada penelitian yang menjadi berlebih sehingga reaksi hidrolisis
lain juga dinyatakan bahwa temperatur Fe(II) maupun Fe(III) akan bergeser ke arah
larutan garam besi selama kopresipitasi akan pembentukan endapan. Perkiraan reaksi yang
sangat mempengaruhi pembentukan magnetit akan terjadi adalah sebagai berikut:
Gambar 23 Ilustrasi pilarisasi bentonit dengan partikel magnetik (Fisli dan Yusuf, 2010).
(Gnanaprakash, Ayyappan, Jayakumar, FeSO4(aq) + 2OH-(aq) → Fe(OH)2(s) + SO (aq) (1)
Philip, & Raj, 2006). Semakin tinggi 2FeCl3(aq) + 6OH-(aq) → Fe(OH)3(s) + 6Cl-(aq) (2)
temperatur, nukleasi partikel magnetit akan Spesies hidroksida besi yang terbentuk
cenderung lebih cepat terbentuk.Metode inilah yang akan berperan membentuk
basah garam-garam yang diperlukan sebagai padatan magnetit dan terdistribusi pada ruang
bahan dasar dilarutkan bersama-sama. antar lapis bentonit. Selanjutnya, padatan
Larutan yang sudah diaduk sampai homogen yang diperoleh dipanaskan untuk
selanjutnya perlu ditambahkan dengan mendehidrasi molekul air sehingga terbentuk
larutan pengendap sedemikian rupa sehingga spesies magnetit. Perkiraan reaksi sintesis
endapan yang didapatkan memiliki magnetit yaitu :
homogenitas. Fe(OH)2(aq) + 2Fe(OH)3(s) → Fe3O4(s) + 4H2O(l) (3)
Zat-zat yang paling umum digunakan sebagai Perkiraan reaksi sintesis pembentukan
zat pengendap adalah hidroksida, karbonat, magnetit pada ruang antar lapis bentonit:
sulfat dan oksalat (Liong, 2005). Pengendap Bentonit + 3Fe(OH)3(s) + Fe(OH)2(s) → Bentonit-
160
Fe3O4 + 4H2O(l) (4) ºC selama 3 jam. Selanjutnya dilakukan
Pada penelitian ini dilakukan kajian penggerusan dan diayak dengan
sintesis bentonit termagnetisasi sebagai menggunakan ayakan 100 mesh. Masing-
adsorben cepat pisah dan dikarakterisasi masing sebanyak 50 g bentonit yang telah
menggunakan XRD, TEM, dan uji pemisahan diayak, direfluks dengan 250 mL HCl dengan
adsorben dari dalam larutan. konsentrasi 2, 3, dan 5 M selama 3 jam pada
temperatur 105 ºC. Kemudian disaring dan
METODE PENELITIAN dicuci dengan aquabides hingga lolos uji klor
Bahan menggunakan AgNO3 0,1 M. Padatan
Bahan utama yang digunakan dalam dikeringkan dengan menggunakan oven pada
penelitian ini adalah Bentonit alam (Gunung temperatur 60 ºC selama 48 jam. Bentonit
Kidul, Kimia Raya), bahan-bahan lain dengan teraktivasi kemudian dikarakterisasi dengan
kualitas pro analisis produksi E-Merck yaitu menggunakan XRD dan dilakukan uji
FeCl3∙6H2O, FeSO4∙7H2O, HCl 37%, morfologi menggunakan TEM pada bentonit
3CdSO4∙8H2O, Cr(NO)3∙9H2O, AgNO3, teraktivasi optimum.
NH4OH, akuabides dari CV. Progo Mulyo, dan
kertas Whatman 42µ. Sintesis Bentonit termagnetisasi
Bentonit yang telah diaktivasi kemudian
Alat diayak sampai lolos 200 mesh. Bentonit
Alat-alat yang akan digunakan dalam teraktivasi yang paling optimum dimodifikasi
penelitian ini yaitu alat-alat gelas (Pyrex), Hot dengan mencampurkan 100 mL larutan
Plate Stirrer, Neraca Analitik (Mettler Toledo FeSO4.7H2O dan FeCl3∙6H2O dengan variasi
Classic AB204), pH meter (Mettler Toledo), konsentrasi masing-masing sebesar
ayakan 100 mesh dan 200 mesh, Shaker (OSK 0,0125:0,025; 0,025:0,05; 0,05:0,1; 0,1:0,2 M.
TW-116), Lumpang dan Alu Porselen, Oven Campuran diaduk pada temperatur 85 ºC,
(Memmert UN 75), Hot Plate-Stirrer (Thermo kemudian ditambahkan larutan NH4OH 1,3 M
Scientific MAREC), Heating mantle (M-TOPO tetes demi tetes sehingga pH 11. Campuran
M-SE), Ultrasonic Cleaner (Sakura model US- didiamkan selama 2 jam. Bentonit
10E), Spektrometer IR Shimadzu (FTIR termagnetisasi dikarakterisasi menggunakan
Prestige 21), X-Ray Diffraction (Rhigaku XRD dan dilakukan uji morfologi
Miniflex600), Fisiosorpsi Isotermal Gas N2 menggunakan TEM pada bentonit
menggunakan gas sorption analyzer termagnetisasi optimum.
berdasarkan persamaan BET (Quantachrome
NovaWin), Transmission Elecron Microscopy Uji pemisahan adsorben dalam larutan
(JEM-1400), Vibrating Sample Magnetometer Larutan ditempatkan dalam 2 botol
(VSM 250) dan Atomic Adsorption sampel. Botol sampel pertama ditambahkan
Spectrofotometric (ContrAA 300). dengan adsorben bentonit teraktivasi dan
botol sampel kedua ditambahkan adsorben
Prosedur Penelitian bentonit termagnetisasi. Masing-masing
Preparasi bentonit dan aktivasi bentonit campuran diaduk kemudian didiamkan
Bentonit dibersihkan dari pengotor beberapa saat. Pada botol sampel kedua diberi
kasar, kemudian dioven pada temperatur 70 medan magnet eksternal. Kemudian diamati
161
laju pemisahan bentonit teraktivasi dan Apabila konsentrasi H+ cukup tinggi
bentonit termagnetisasi pada masing-masing maka dimungkinkan terjadi proses
campuran. dealuminasi, yaitu pelepasan Al dari struktur
bentonit. Reaksi proses pelepasan Al dari
HASIL DAN PEMBAHASAN bentonit dituliskan pada persamaan kimia
Konfirmasi XRD bentonit dan bentonit berikut ini:
teraktivasi (Al3)(Si8)O20(OH)4 + 3H+ → (Al3)(Si8)O20(OH)2
Bentonit yang telah dipersiapkan + Al3+ + 2H2O (5)
kemudian diaktivasi dengan menggunakan (Al3)(Si8)O20(OH)4 + 6H → (Al3)(Si8)O20(OH)2
+
162
yang lebih baik terhadap asam jika karakteristik untuk oksida besi pada 2θ
dibandingkan mineral kristobalit. sebesar 19,61º; 35,21º; dan 62,60º yang masing-
Gambar 2 menunjukkan (a) bentonit dan masing berkesesuaian dengan d = 4,52; 2,54;
(b) bentonit teraktivasi HCl 2 M memiliki dan 1,48 Å. Puncak-puncak difraktogram pada
kandungan mineral yang sama. Hal ini Gambar 3 karakteristik terhadap oksida besi
menunjukkan perlakuan aktivasi asam fasa magnetit (Fe3O4). Hal ini mengindikasikan
terhadap bentonit tidak merusak struktur bahwa terjadi pembentukan magnetit pada
yang ada di dalam bentonit. Perbedaan pola ruang antar lapis struktur bentonit.
difraktogram bentonit dan bentonit teraktivasi
HCl 2 M yaitu adanya penurunan intensitas
pada difraktogram bentonit teraktivasi HCl 2
M. Namun, kandungan mineralnya semakin
berkurang pada Gambar 2 (c) dan (d). Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan aktivasi
dengan konsentrasi asam yang tinggi dapat
merusak struktur bentonit. Dengan demikian,
perlakuan asam optimum adalah bentonit
teraktivasi HCl 2 M.
163
Kerusakan bentonit dapat disebabkan yang dianggap optimal terjadi pada
oleh banyaknya magnetit yang terbentuk pada konsentrasi sebesar 0,05:0,1.
ruang antar lapis bentonit. Penurunan
intensitas puncak bidang difraktogram juga Analisis morfologi dengan TEM
dapat disebabkan karena terjadinya Analisis dengan instrumentasi TEM
peningkatan interferensi distruktif sebagai digunakan untuk melihat morfologi bentonit
akibat pengisian ruang antar lapis oleh teraktivasi dan bentonit termagnetisasi,
partikel magnetit. Pengisian dan pemasukan diharapkan dengan menggunakan
ini menyebabkan berkurangnya kontras instrumentasi TEM maka dapat diketahui
penghamburan sehingga berakibat pada perbedaan antara bentonit teraktivasi dan
berkurangnya intensitas puncak. bentonit termagnetisasi. Gambar 4 (a)
Mockovčiaková, Orolinová, dan Škvarla (2010) menunjukkan bahwa pada ruang antar lapis
menyatakan bahwa secara umum pemasukan bentonit teraktivasi belum ada partikel
materi ke dalam ruang antar lapis akan magnetit yang masuk dan Gambar 4 (b)
meningkatkan fasa yang saling meniadakan menunjukkan partikel magnetit masuk pada
antara yang dihamburkan oleh dinding ruang antar lapis bentonit dengan adanya
dengan yang dihamburkan oleh ruang antar warna kehitaman. Pada bentonit
lapis, sehingga mengurangi intensitas termagnetisasi terlihat terdapat bulatan-
penghamburan pada pantulan Bragg. bulatan berwarna hitam yang mengalami
Tingginya intensitas puncak difraktogram aglomerasi membentuk bulatan hitam yang
magnetit yang dihasilkan serta intensitas melebar. Aglomerasi dapat terjadi akibat
difraktogram monmorilonit penyusun partikel magnetit yang bermuatan tinggi
bentonit maka konsentrasi molar Fe2+ dan Fe3+ sehingga terdapat interaksi dipol magnet.
(a)
Gambar 4 Mikrogram (a) bentonit teraktivasi dan (b) bentonit(b)
termagnetisasi
Uji pemisahan adsorben dalam Larutan eksternal. Uji pemisahan dilakukan pada
Pada penelitian ini, bentonit termagnetisasi kedua jenis adsorben, yaitu pada adsorben
memiliki sifat kemagnetan diharapkan dapat bentonit teraktivasi dan termagnetisasi.
terpisah dengan mudah dan cepat dalam Adsorben bentonit teraktivasi dilarutkan ke
larutan jika diberikan medan magnet dalam larutan kemudian didiamkan selama
164
beberapa saat agar mengendap secara alami. KESIMPULAN
Perlakuan yang sama juga dilakukan pada Berdasarkan hasil penelitian yang telah
adsorben bentonit termagnetisasi, kemudian dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan,
dilakukan proses pemisahan adsorben dengan sebagai berikut:
menggunakan medan magnet eksternal. Hasil 1. Aktivasi asam mampu mendisolusi
pengamatan ditunjukkan pada Gambar 5 dan kation logam dan mineral pengotor serta
Gambar 6. mampu meningkatkan kristalinitas dan
luas permukaan bentonit, terlihat dari
hasil analisis menggunakan XRD dan
TEM dan aktivasi optimum
menggunakan HCl dengan konsentrasi 2
M.
(a) (b (c) 2. Bentonit termagnetisasi telah berhasil
Gambar 5 Bentonit teraktivasi saat t = dibuat dengan metode kopresipitasi dan
(a) 0; (b) 5; dan (c) 20 menit optimum pada konsentrasi molar Fe2+
dan Fe3+ sebesar 0,05:0,1 dengan
temperatur sintesis 85 ºC.
3. Bentonit termagnetisasi dapat
dipisahkan dari fasa cairnya dengan
diberikan medan magnet eksternal.
(a) (b) Bentonit termagnetisasi lebih cepat
Gambar 6 Bentonit termagnetisasi terpisah di dalam larutan ketika
saat t= (a) 0 dan (b) 5 menit diberikan pengaruh medan magnet
Gambar 6 menunjukkan bahwa setelah eksternal, waktu yang dibutuhkan untuk
proses pemisahan belangsung selama 5 menit, terpisah adalah 5 menit. Bentonit
bentonit termagnetisasi telah terpisah dari teraktivasi yang pemisahannya hanya
dalam larutan. Hal yang berbeda ditunjukkan berdasarkan gaya gravitasi
bentonit teraktivasi pada Gambar 5 yang membutuhkan waktu 20 menit untuk
masih terdispersi di dalam larutan dan terpisah dari fasa cairnya.
terpisah setelah waktu 20 menit. Hal tersebut
menunjukkan bahwa bentonit termagnetisasi UCAPAN TERIMA KASIH
menerima respon terhadap medan magnet Terima kasih kepada LPPT UGM dan
eksternal sehingga dapat terpisah dengan Laboratorium Kimia Anorganik UGM.
mudah dari dalam larutan.
Dengan demikian dapat disimpulkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa jika bentonit termagnetisasi memiliki Arisandi, D. M. (2007). Pengaruh Pemanasan
sifat kemagnetan, maka fase padat adsorben dan Jenis Surfaktan pada Sifat Magnetik
tersebut akan lebih cepat terpisah jika Ferrofluida Berbahan Dasar Pasir Besi.
dibandingkan dengan bentonit teraktivasi TA: ITS Surabaya.
yang proses pemisahannya hanya bergantung Bhattacharyya, K. G., & Gupta, S. Sen. (2008).
pada gaya gravitasi. Adsorption of a few heavy metals on
natural and modified kaolinite and
165
montmorillonite: a review. Advances in 38(3–4), 279–287.
Colloid and Interface Science, 140(2), 114– Liong, S. (2005). A multifunctional approach to
131. development, fabrication, and
Fisli, A., & Yusuf, S. (2010). Sintesis characterization of Fe3O4 composites.
Nanokomposit Magnetik Berbasis Bahan Georgia Institute of Technology.
Alam untuk Adsorben Thorium. Jurnal Mockovčiaková, A., Orolinová, Z., & Škvarla,
Sains Pusat Teknologi Bahan Industri J. (2010). Enhancement of the bentonite
Nuklir (PTBIN)-BATAN, 1–6. sorption properties. Journal of Hazardous
Gnanaprakash, G., Ayyappan, S., Jayakumar, Materials, 180(1–3), 274–281.
T., Philip, J., & Raj, B. (2006). Magnetic Oliveira, L. C. A., Rios, R. V. R. A., Fabris, J. D.,
nanoparticles with enhanced $γ$-Fe2O3 Sapag, K., Garg, V. K., & Lago, R. M.
to $α$-Fe2O3 phase transition (2003). Clay--iron oxide magnetic
temperature. Nanotechnology, 17(23), composites for the adsorption of
5851. contaminants in water. Applied Clay
Hamsah, D. (2007). Pembuatan, Pencirian, dan Science, 22(4), 169–177.
Uji Aplikasi Nanokomposit Berbasis Supeno, M. (2007). Bentonit Alam Terpilar
Montmorilonit dan Besi Oksida. Skripsi. Sebagai Material Katalis/Co-katalis
Departemen Kimia IPB, Bogor. pembuatan gas hidrogen dan oksigen
Harris, L. A. (2002). Polymer stabilized magnetite dari air.
nanoparticles and poly (propylene oxide) Syuhada, S., Wijaya, R., Jayatin, J., & Rohman,
modified styrene-dimethacrylate networks. S. (2009). Modifikasi Bentonit (Clay)
Virginia Tech. menjadi Organoclay dengan
Koyuncu, H. (2008). Adsorption kinetics of 3- Penambahan Surfaktan. Jurnal Nanosains
hydroxybenzaldehyde on native and & Nanoteknologi, 2(1), 48–51.
activated bentonite. Applied Clay Science,
166
Karakterisasi Zona Manifestasi Geotermal Berdasarkan Sifat Fisis
Permukaan Tanah Menggunakan Metode Geostatistik
ABSTRACT-Wayang Windu is an area that has geothermal activity (geothermal) which is now being
exploited. The development of geothermal fields needs to be done to support sources of non-fossil-based
electricity. One that can be done is to explore areas of manifestation using the geostatistical of Multivariate
Ordinary Cokriging (COK). The purpose of this research is to determine the surface manifestation zone using
the physical surface parameters of the manifestation area. The primary data parameters used were three
physical properties of the soil surface: roughness, susceptibility and temperature which were measured
directly in nine zones of manifestation and seven non-manifestation zones. Secondary data used of data from
the surface roughness modeling of the backscattering intensity of ALOS PALSAR images with two
polarizations: HV and VH. The results of the primary data correlation analysis with secondary data that is
roughness of 0.1, susceptibility of -0.04, and temperature of 0.11. The variogram model used for three
parameters is nested structure with two spherical variogram model structures which are parameter of
variogram range (a) is 900 m for local scale and 4000 m for regional scale. The estimation of the three
parameters shows the potential to north direction (Mount Haruman, Puncak Besar and Mount Malabar) and
also appeared in the southwest (Waringin Formation) on roughness estimation result. The manifestation zone
has characteristics of high roughness, low susceptibility and high temperature.
𝜆 𝛾 𝑥 ,𝑥 + 𝜆 𝛾 𝑥 ,𝑥 +𝜇
(2)
= 𝛾̅ 𝑥 , 𝑉 , 𝛼 = 1, … , 𝑛 ; ∀𝛼 ∈ 𝑆
𝜆 𝛾 𝑥 ,𝑥 + 𝜆 𝛾 𝑥 ,𝑥 +𝜇
(3)
= 𝛾̅ 𝑥 , 𝑉 , 𝛼 = 1, … , 𝑛 ; ∀𝛼 ∈ 𝑆
𝜆 = 1, 𝛽 ∈𝑆
Gambar 1. Peta Geologi Wayang Windu
𝜆 = 0, 𝛽 ∈𝑆 (Saepuloh et al. 2018)
dimana, 𝑆 dan 𝑆 variabel data primer dan Berdasarkan sumber erupsinya, batuan
data sekunder, 𝛾 dan 𝛾 variogram variabel i gunung api di daerah Bandung Selatan dapat
dan j dan 𝛾 dan 𝛾 cross variogram antara dibagi menjadi sembilan satuan batuan
variabel i dan j. ditambah satuan batuan Piroklastika
Rumus untuk mencari varians Ordinary Pangalengan (PP) dan Endapan Aluvium.
Cokriging sebagai berikut: Seluruh satuan batuan dan endapan tersebut
menumpang di atas batuan gunung api
𝜎 = 𝜆 𝛾̅ 𝑥 , 𝑉 + 𝜆 𝛾̅ 𝑥 , 𝑉 + 𝜇 − 𝛾̅ (𝑉, 𝑉) (4)
Miosen yang berada di bawah permukaan.
Batuan gunung api tertua di daerah Bandung
Kondisi Geologi Selatan ini didapatkan berdasarkan data
Penelitian struktur geologi sudah pemboran Geotermal di bawah Gunung
banyak dilakukan para ahli, antara lain Wayang, berupa lava andesit piroksen kapur
Achnan 1998, dan Achnan et al. 2004. Pola alkali.
kelurusan sesar umumnya berarah barat laut -
tenggara, timur laut – barat daya dan sedikit METODE PENELITIAN
yang berarah utara – selatan. Lokasi Penelitian
Struktur seperti sesar dan fracture Penelitian ini terletak di Gunung
berperan sebagai media permeabilitas fluida Wayang dan Gunung Windu. Berlokasi di kota
dari reservoar. Untuk memperoleh distribusi Pangalengan, sekitar 40 km ke arah selatan
permeabilitas di Wayang Windu ada dua dari kota Bandung, ibu kota Provinsi Jawa
target, target utama adalah porositas sekunder Barat, Indonesia. Ketinggian Wayang Windu
dari sesar dan fracture. Target permeabilitas terletak antara 1500 - 2100 m di atas
lainnya adalah fracture/ lava terbreksikan yang permukaan laut (Purnanto & Purwakusumah,
menciptakan ruang untuk aliran fluida tapi ini 2015). Daerah penelitian Wayang Windu yang
terbatas, dan pada batuan intrusif beku seperti termasuk sistem panas bumi Wayang Windu
diorit mikro dan dolerite dari Formasi yang berasosiasi dengan fluida uap yang
dominan.
169
Data dan Metode
Jenis data yang digunakan berupa data
primer dan data sekunder. Data primer terdiri
dari tiga parameter fisis, yaitu: kekasaran,
suseptibilitas dan temperatur yang diukur di
sembilan lokasi manifestasi dan tujuh lokasi
non manifestasi. Data sekunder yang
digunakan merupakan model kekasaran
permukaan alterasi kawah dari data Intensitas
Hamburan Balik (backsacatteing) citra ALOS
PALSAR dengan dua polarisasi: HV dan VH.
Adapun model persamaannya (Saepuloh et al.
2016): Gambar 2. Posisi pengambilan data (ground
truth) di lapangan.
ℎ (𝐻𝑉, 𝑉𝐻) = ℎ (𝐻𝑉) + ℎ (𝑉𝐻) × 𝑒 × 10 (5)
Keterangan:
dimana: h0(HV,VH) adalah model kekasaran 1: mata air panas Cipanas, 2: mata air panas
permukaan menggunakan polarisasi HV dan Kertamanah, 3: kawah Burung, terdapat
VH, h0(HV) dan h0(VH) adalah kekasaran mudpool,4: mata air panas Pejaten, 5: kawah
permukaan , θi adalah sudut. Wayang, 6: mata air panas Sukaratu, 7: mata
Distribusi data primer berpola clustering air panas, 8: mata air panas Cibolang, 9: kawah
dengan rata-rata jumlah data per cluster adalah Cibolang, DT 1-7: data tambahan.
30 data (jarak antara data 30 m) dan jarak rata-
rata antara cluster adalah 1500 m. Posisi Analisis Statistik Bivarian
pengambilan data primer ditunjukkan pada Tiga parameter data primer
Gambar 2, dengan posisi pengambilan data di dikorelasikan terhadap satu jenis parameter
daerah manifestasi dan non manifestasi. data sekunder. Korelasi terkuat adalah
Sedangkan data sekunder memiliki pola parameter temperatur, yaitu 0,11, sedangkan
teratur (pixel) yang mencakup seluruh wilayah terlemah pada parameter suseptibilitas, yaitu -
penelitian dengan jarak antara data adalah 30 0,04. Analisis ini digunakan untuk menguji
m. korelasi antara dua parameter data, yaitu data
Metode estimasi yang digunakan adalah primer dengan data sekunder. Korelasi antara
geostatistik multivarian Ordinary Cokriging dua parameter dikategorikan sangat lemah,
(COK). Pemilihan metode ini berdasarkan hal ini dikarenakan perbandingan jumlah data
kemampuannya yang dapat mengestimasi primer dan sekunder yang sangat besar serta
daerah luas yang tidak ada terdapat data dipengaruhi oleh sebagian posisi data primer
primer, namun mimiliki data sekunder. Untuk dan sekunder yang berbeda. Namun untuk
pengolahan data berupa pemodelan dan mengestimasi wilayah yang luas korelasi ini
estimasi menggunakan bantuan software tidak terlalu dipertimbangkan, meskipun
SGeMS v2.1. Hasilnya akan diolah lebih lanjut dapat mempengaruhi hasil estimasi. Tabel 1
dengan software Surfer dan Global Mapper. menunjukkan ketiga korelasi parameter.
170
Tabel 1. Korelasi data primer terhadap data ketiga parameter adalah model sferikal
sekunder dengan dua struktur (skala lokal dan regional)
Data Primer\Sekunder
Model Kekasaran dan jarak pengaruh (range) untuk semua
permukaan
parameter data adalah 900 m untuk skala lokal
Kekasaran 0,10
Suseptibilitas -0,04 dan 4000 m untuk skala regional.
Temperatur 0,11
Analisis Cross-variogram
Analisis Variogram Cross-variogram digunakan untuk
Variogram adalah karakteristik spasial memperoleh kovarians antara data primer dan
variabel diantara dua kuantitas (conto) 𝑧(𝑥 ) data sekunder. Nilai cross-variogram dihitung
dan 𝑧(𝑥 ), yang digunakan untuk langsung dari data sampel dengan rumus
menganalisis struktur spasial variabel tunggal. (Meilianda et al. 2012):
Variogram ini menunjukkan varians rata-rata 1
𝛾 (ℎ) = {𝑧 (𝑥 + ℎ) − 𝑧 (𝑥 )}
antara data pengamatan dengan jarak h, 2𝑁(ℎ) (7)
dimana dirumuskan sebagai berikut 𝑧 (𝑥 + ℎ) − 𝑧 (𝑥 )
(Meilianda et al. 2012): dimana 𝛾 (ℎ) adalah nilai cross-variogram
1 pada jarak h.
𝛾(ℎ) = {𝑍(𝑥 ) − 𝑍(𝑥 + ℎ)} (6)
2𝑁(ℎ) Hasil pemodelan Variogram dan Cross-
dimana, 𝑍(𝑥 ) lokasi pengukuran 𝑥 , 𝑍(𝑥 + ℎ) variogram (Tabel 2) menunjukkan struktur
pengukuran pada lokasi 𝑥 + ℎ, 𝛾(ℎ)variogram bersarang (nested) yang menandakan terdapat
untuk jarak h antara 𝑍(𝑥 ) dengan 𝑍(𝑥 + tiga skala spasial, yaitu skala spasial mikro (0
ℎ), 𝑁(ℎ) jumlah pasangan data dengan jarak h. – 30 m), lokal (30 – 900 m) dan regional (900 –
Model variogram yang digunakan untuk 4000 m).
Tabel 2. Parameter hasil pemodelan variogram dan cross-variogram
Sill
Data Lapangan Nugget Unit Keterangan
Lokal Regional
8,5 2,2 2,51 Variogram Primer
Kekasaran 5,6 2 2,14 cm2 Variogram sekunder
0,5 0,20 0,33 Cross variogram
1,5 0,93 3 Variogram Primer
Suseptibilitas 5,6 2 2,14 - Variogram sekunder
-0,1 -0,05 -0,15 Cross variogram
15 15 48,48 Variogram Primer
Temperatur 5,6 2 2,14 o C Variogram sekunder
1 0,60 1,5 Cross variogram
172
ketiga variabel data dapat dilihat pada Tabel 4. Roughness menunjukkan kekasaran
Korelasi yang dihasilkan menunjukkan suatu permukaan. Permukaan kasar berasal
korelasi yang kuat yaitu antara 0,81-0,91. dari formasi muda dan sebaliknya, permukaan
Pada tabel tersebut korelasi ketiga halus berasal dari formasi lama atau medan
variabel data lapangan yang terbesar adalah datar (Saepuloh et al. 2016). Dari hasil estimasi
variabel temperatur, yaitu 0,91. Hal ini diperoleh daerah yang kasar pada zona
dipengaruhi oleh korelasi data lapangan manifestasi umumnya daerah kawah (warna
temperatur dengan hasil estimasi temperatur kuning ke merah), sedangkan daerah mata air
yang paling besar terhadap variabel data yang panas umumnya lebih halus (warna biru muda
lain, yaitu -0,11 (Tabel 1). ke biru tua) (Gambar 4a). Hal ini terkait
Tabel 4. Nilai koefisien korelasi data lapangan dengan daerah kawah memiliki tingkat
dengan hasil estimasi alterasi yang lebih tinggi dibandingkan
Data Regresi Linier dengan daerah mata air panas dan daerah
Korelasi
Lapangan Slope Konstanta yang teralterasi umumnya memiliki umur
Roughness 0,84 0,56 1,44
Suseptibilitas 0,81 0,53 1,79
batuan yang lebih muda dibandingkan
Temperatur 0,91 0,77 5,07 sekitarnya.
Standar deviasi estimasi penting untuk Proses alterasi pada batuan
di deskripsikan, hal ini untuk melihat seberapa menyebabkan matrik pada batuan akan lebih
jauh rata-rata nilai simpangan estimasi. mudah terlepas dan lapuk. Sehingga zona
Standar deviasi ini dihitung berdasarkan nilai alterasi pada manifestasi akan lebih kasar
pada posisi data lapangan, dimana jumlah dibandingkan wilayah sekitarnya, umumnya
data lapangan adalah 405 untuk setiap terjadi di wilayah Kawah.
parameter. Standar deviasi estimasi penting Parameter Fisis Susebtibilitas
untuk di deskripsikan, hal ini untuk melihat Hasil estimasi yang peroleh
seberapa jauh rata-rata nila simpangan menunjukkan karakteristik sebaran
estimasi. Roughness memiliki rata-rata estimasi susebtibilitas dimana nilai susebtibilitas
sebesar 3.2 cm dan standar deviasi estimasi daerah kawah berbeda dengan di daerah mata
sebesar ± 3.27 cm, artinya untuk semua posisi air panas. Pada daerah kawah cenderung
grid estimasi memiliki rentang nilai 3.20 ± 3.27 memiliki nilai susebtibilitas rendah ditandai
cm. untuk variabel yang lainnya dapat dilihat dengan warna biru muda ke tua (Gambar 4c),
pada Tabel 5. sedangkan di daerah mata air panas memiliki
Tabel 5. Nilai Rata-rata estimasi dan varians suseptibilitas tinggi. Parameter suseptibilitas
estimasi adalah mengukur nilai derajad kemagnetan
Rata-rata Standar dari suatu bahan. Batuan pada sistem panas
Data Rata-rata
Varians Deviasi bumi umumnya memiliki magnetisasi rendah
Lapangan Estimasi
Estimasi Estimasi
2 dibanding batuan sekitarnya, disebabkan
Roughness 3.20 cm 10.71 cm ± 3.27 cm
Suseptibilit adanya proses demagnetisasi oleh proses
3.96 4.74 ± 2.18
as alterasi hidrotermal (Sumintadireja 2005). Hal
o o 2 o
Temperatur 21.52 C 85.64 C ± 9.25 C ini juga membuktikan tinggkat alterasi di
kawah berbeda dengan yang terjadi di daerah
Karakterisasi Parameter Fisis mata air panas.
Parameter Fisis Roughness (kekasaran) Hal yang menarik pada hasil estimasi
173
suseptibilitas adalah terbentuknya dua bagian liquid. Adanya dua bagian ini
suseptibilitas (bagian utara dan selatan). Sifat mengimplementasikan adanya dua sistem
suseptibilitas selain dipengaruhi alterasi juga yang memiliki temperatur yang berbeda.
dipengaruhi oleh temperatur. Menurut Bogie Secara geologi, batuan bagian selatan (wayang
et al. 2008, Wayang Windu terdiri dari dua dan windu) dan utara (malabar) memiliki jenis
reservoar (didominasi uap dan liquid), batuan yang berbeda. Hal ini juga akan
semakin keselatan didominasi oleh reservoar mempengaruhi nilai suseptibilitas.
Keterangan:
Zona 1: Mata Air Panas Cipanas Zona 6: Mata Air Panas Sukaratu Dugaan potensi manifestasi
Zona 2: Mata Air Panas Kertamanah Zona 7: Mata Air Panas
Zona 8: Mata Air Panas Cibolang Struktur
Zona 3: Kawah Burung, terdapat mudpool
Zona 4: Mata Air Panas Pejaten Zona 9: Kawah Cibolang Batas geologi
Zona 5: Kawah Wayang DT 1-7: Data tambahan overlay
terhadap struktur
Gambar 4. Hasil estimasi karakteristik parameter fisis permukaan tanah overlay batas unit geologi
(Saepuloh et al. 2018) dan struktur (Star Energy, 2013): a) roughness, b) temperatur, c) suseptibilitas.
174
ini dimungkinkan karena keterdapatan zona rendah dan temperatur yang tinggi.
manifestasi berada pada posisi struktur dan
perpotongan struktur. Dari ketiga data DAFTAR PUSTAKA
lapangan dan hasil estimasi masing-masing Bogie, I., Kusumah, Y.I., Wisnandary, M.C.,
parameter yang memiliki karakteristik (2008): Overview of the Wayang Windu
parameter fisis yang mirip dengan zona Geothermal Field, West Java, Indonesia,
manifestasi (garis merah) adalah mengarah ke Geothermics, vol. 37, pp. 347-365.
utara dan pada roughness juga muncul Hochstein, M.P., dan Sudarman, S. (2008):
dibagian baratdaya (Gambar 4). Bagian utara History of Geothermal Exploration in
merupakan Gunung Haruman, Puncak Besar Indonesia from 1970 to 2000. Geothermics,
dan Gunung Malabar dan baratdaya 37: 220-266.
merupakan Formasi Waringin (Saepuloh et al. Ishaq, Heriawan, M.N., dan Saepuloh, A.
2018). (2016): Charaterizing Geothermal Surface
Pada bagian Haruman dan Puncak Manifestation Based on Multivariate
Besar dugaan potensi berada dekat dengan Geostatistics of Ground Measurements Data.
crater (kawah). Kondisi ini memungkinkan Prosiding 5nd ITB Internatioanl
terbentuknya zona manifestasi di daerah Geothermal Workshop, Institut
tersebut, sedangkan pada Malabar lebih Teknologi Bandung, Bandung,
bersesuaian terhadap keberadaan struktur. Indonesia.
Menurut (Ramadhan et al. 2012) Formasi Meilianda, E., Huhn, K., Alfian, D., dan
Waringin merupakan host rock reservoir panas Bartholoma, A. (2012): Application of
bumi Wayang Windu bagian selatan, dimana Multivariate Geostatistics to Investigate the
didominasi oleh fluid. Jadi ada kemungkinan Surface Sediment Distribution of the High-
munculnya manifestasi di bagian baratdaya Energy and Shallow Sandy Spiekeroog Shelf
berupa mata air panas. Namun, masih at the German Bight, Southern North Sea.
diperlukan pengukuran secara langsung di Scientific Research: Open Journal of
zona potensi untuk memastikan ada tidaknya Marine Science, 2, 103-118.
manifestasi yang muncul di zona tersebut. Purnanto, M.H., Purwakusumah, A. (2015):
Fifteen Years (Mid-Life) of Wayang Windu.
KESIMPULAN Prosiding World Geothermal Congress,
Dari hasil pengolahan data dan Melbourne, Australia.
pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat Ramadhan, Y., Sutrisno, L., Tasrif, A., dan
disimpulkan bahwa: Bogie, I. (2012): Geological Evaluation of the
1. Potensi zona manifestasi terbentuk dan Waringin Formation as the host of a Vapor-
umumnya berkembang mengarah ke Dominated Geothermal Reservoir at the
bagian Utara (batuan andesit haruman, Wayang Windu Geothermal Field.
andesit puncak besar dan andesit Prosiding New Zealand Geothermal
Malabar) dan di baratdaya (formasi
Workshop, Auckland, New Zealand.
waringin).
Saepuloh, A., Urai, M., Sumintadireja, P.,
2. Potensi manifestasi yang muncul pada
hasil estimasi terutama pada baian utara Suryantini, (2012). Spatial Priority
memiliki karakteristik mirip kawah. Assessment of Geothermal Potentials Using
3. Zona manifestasi memiliki karakteristik Multi-Sensor Remote Sensing Data and
roughness yang tinggi, suseptibilitas yang
175
Applications, Prosiding 1st ITB
Geothermal Workshop 2012, Institut
Teknologi Bandung, Bandung,
Indonesia, March 6-8, 2012.
Saepuloh A., Koike K., Heriawan M.N, Kubo
T., (2016): Quantifying Surface Roughness
to Detect Geothermal Manifestations from
Polarimetric Synthetic Aperture Radar
(PolSAR) Data,Prosiding 41 th Annual
Stanford Geothermal Workshop, Stanford,
California, pp. 1744 – 1750..
Saepuloh A., Haeruddin H., Heriawan M.H.,
Kubo T., Koike K., and Malik D., (2018):
Application of lineament density extracted
from dual orbit of Synthetic Aperture Radar
(SAR) images to detecting fluids paths in the
Wayang Windu geothermal field (West Java,
Indonesia), Geothermics, Vol. 72, pp. 145–
155.Star Energy, (2013). Permebility
Assessment of Wayang Windu.
Unpublished Report.
Sumintadireja, P., 2005, Vulkanologi dan
geothermal, Diktat kuliah vulkanologi dan
geothermal, Penerbit ITB, 153hal.
Susanto, A., Noriyoshi, T., Emmy, S., Nobuo,
H., Atsushi, K., Yudi Indra, K. (2011):
Geology and Surface Hydrothermal
Alteration of Malabar Area, Northern Part of
the Wayang Windu Geothermal Field,
Indonesia. GRC Transactions, Vol. 35, 2011.
Wackernagel, H. (1995): Multivariate
Geostatistics: An Introduction with
Applications. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg, New York.
176
Pembuatan Elektrookulogram (EOG) Dua Channel Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno
ABSTRACT− EOG’s two channels based on Arduino Uno microcontroller has been made able to show the
biopotential signals when the eyes are straight ahead, the movement of the eyeball to the right, to the left,
upward, and downward. EOG’s two channels consists of several circuits, there are instrumentation amplifier
module, driven right leg (DRL), high pass filter, butterworth low pass filter, non inverting amplifier, and level
shifters, the data obtained from recording biopotential eye signals displayed on the PC and saved on Microsoft
Excel format. The test results of 5 samples obtained the value of the ADC for eyes look straight ahead is 300 –
400, the movement of the eyeball to the right, left, up, and down respectively is 600 - 1023, 0 - 88, 500 - 867 and
0 - 144. The shape of graph with the direction of the upward peak shows for the movement of the eyeball to
the right and up while the direction of the downward peak shows for the movement of the eyeball to the left
and down.
KEYWORD : ADC value; Arduino uno microcontroller; EO; Eyeball movement; Peak.
177
potential (CRP). Mata memiliki dua kutub sekitar mata sebagai suatu hasil dari
dengan kornea menjadi kutub positif perekaman aktivitas sinyal biopotensial yang
sedangkan retina kutub negatif (Namdev & akan ditampilkan dalam program aplikasi
Siddiqui, 2015). Delphi 7. Alat ini dibuat untuk melihat hasil
Sinyal EOG memiliki rentang amplitudo sinyal luaran dari biopotensial mata saat bola
antara 50 sampai dengan 3500 µV serta mata melihat lurus ke depan, bergerak ke
memiliki interval frekuensi 0,1 sampai 30 Hz kanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah
(Hadiyoso & Rizal, 2015). Sinyal luaran EOG
serta bentuk peak yang dihasilkan ditunjukkan
pada Gambar 1. EOG diaplikasikan sebagai
robot pembantu yang menggabungkan
antarmuka nirkabel portabel berdasarkan
EOG dan Radiofrequency Identification (RFID).
Aplikasi bantu ini ditujukan untuk pengguna
cacat yang menderita cacat motorik berat. Gambar 1 Gerakan mata dan kesesuaian bentuk
Penderita cacat tersebut dapat membawa gelombang (Lv et al., 2010)
gelas dan botol air hanya dengan bantuan
METODE PENELITIAN
gerakan mata mereka menggunakan lengan
Pembuatan alat ini dilakukan melalui
robot nyata. RFID digunakan sebagai
tahapan pada Gambar 2:
dukungan untuk antarmuka EOG dalam
arsitektur kontrol bersama dengan
menyimpan informasi dari objek (Ianez et al.,
2012).
Beberapa penelitian tentang EOG telah
berhasil dikembangkan untuk berbagai
keperluan. Penelitian yang dilakukan
Rahman et al (2014) menghasilkan
perancangan dan implementasi kursi roda
Gambar 2 Tahapan-tahapan penelitian
cerdas berbasis mikrokontroler ATMega8
dengan sinyal masukan EOG dan pengendali
Perakitan perangkat keras dilakukan
Proportional Integral Derivative (PID).
dengan membuat rangkaian penguat
Penelitian yang dilakukan Yasin et al (2018)
instrumentasi, rangkaian driven right leg
menghasilkan rancang bangun sistem kontrol
(DRL), rangkaian high pass filter, rangkaian
berbasis biopotensial mata dengan studi kasus
butterworth low pass filter, rangkaian penguat
mengontrol aplikasi Android dengan
non inverting, dan rangkaian level shifter.
menggunakan Arduino.
Diagram blok perangkat keras ditunjukan
Artikel ini memaparkan tentang
pada Gambar 3.
pembuatan EOG dua channel yang terdiri dari
rangkaian penguat, rangkaian filter,
rangkaian level shifter, dan mikrokontroler
Arduino Uno. Sinyal luaran EOG didapatkan
dengan menghubungkan elektroda ke kulit di
Gambar 3 Diagram blok perangkat keras
178
Pengujian rangkaian penguat
instrumentasi dengan penguatan 200 kali dan
penguat non inverting dengan penguatan 10
kali, masing-masing penguat diberi sinyal
masukan dengan rentang 50 sampai dengan
3500 µV, sinyal masukkan tersebut dikalikan
dengan jumlah penguatan yang akan dipakai.
Gambar 5 Skema penempatan elektroda EOG
Tegangan keluaran yang dihasilkan
kemudian ditampilkan melalui multimeter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian high pass filter dengan frekuensi cut
Perakitan perangkat keras dan pengujian
off sebesar 0,1 Hz dan butterworth low pass filter
perangkat keras
dengan frekuensi cut off sebesar 30 Hz
Modul penguat instrumentasi dan driven
dilakukan dengan cara diberi frekuensi
right leg (DRL)
masukkan yang berada di bawah dan di atas Modul penguat instrumentasi yang
frekuensi cut off dari filter tersebut. ditunjukkan pada Gambar 6 bagian (a)
Diagram alir antarmuka ke PC yang memiliki 2 buah input yaitu S+ dan S- sebagai
ditunjukkan pada Gambar 4 digunakan untuk masukan yang akan dihubungkan ke tubuh
menampilkan data hasil perekaman sinyal manusia. Sedangkan Gambar 6 bagian (b)
biopotensial mata secara real time. Adapun merupakan gambar rangkaian driven right leg
skema penempatan elektroda ditunjukkan (DRL) yang telah dibuat berfungsi sebagai
pada Gambar 5. Pengujian EOG dua channel sistem pengaman pasien dan untuk
dilakukan dengan cara mengamati hasil mengurangi noise yang berasal dari tubuh.
sinyal luaran saat kondisi mata lurus, Hasil pengujian dari penguat instrumentasi
bergerak ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke dapat dilihat pada Gambar 7.
bawah pada 5 orang sebagai sampel
penelitian. Hasil luaran yang diperoleh
berupa data pembacaan ADC yang akan
ditampilkan program antarmuka ke PC.
Pengamatan dilakukan secara berulang-ulang
agar didapatkan hasil yang maksimal. (a) (b)
Gambar 6. (a) Modul penguat instrumentasi
(Robotic, 2019), (b) Driven right leg (DRL)
179
Rangkaian high pass filter bentuk gelombang masukan lebih besar
Rangkaian HPF memiliki frekuensi cut nilainya daripada bentuk gelombang
off sebesar 0,1 Hz, ditunjukkan pada Gambar keluaran. Hal itu dikarenakan frekuensi yang
8. Hasil pengujian HPF ditampilkan melalui ada telah melewati batas frekuesni cut off.
osiloskop. Kemudian pada osiloskop akan
terbaca nilai tegangan Vpp dan Vrms yang
berupa nilai tegangan masukan dan nilai
tegangan keluaran dari kedua tegangan
tersebut. Hasil pengujian HPF dengan
gelombang sinusoidal, segitiga, dan kotak
ditunjukkan pada Gambar 9. Respon filter
pada gambar tersebut menunjukkan bahwa
bentuk gelombang masukan dan keluaran
berimpit karena filter meloloskan frekuensi di Gambar 10. Rangkaian butterworth low pass
atas frekuensi cut off. filter
(a) (c)
Gambar 8. Rangkaian HPF (b)
180
pengukuran. Program menampilkan sinyal
biopotensial mata secara real time. Tampilan
pada PC pada saat program dijalankan dapat
dilihat pada Gambar 18.
181
(a)
(b)
182
ke atas. Sinyal yang diterima awalnya datar dan kembali datar ketika dianggap tidak ada
kemudian naik sebagai hasil pergerakan mata perubahan pergerakan bola mata. Nilai peak
ke kanan dan kembali datar ketika dianggap sampel 1 yaitu dari 253 menjadi 0 dan untuk
tidak ada perubahan pergerakan bola mata. sampel 2 awalnya berada pada nilai 373
Adapun nilai peak dari sampel 1 yaitu awalnya menjadi 88. Nilai ADC untuk sampel lainnya
berada pada nilai 397 kemudian menjadi 713 dapat dilihat pada Tabel 1.
dan untuk sampel 2 awalnya berada pada
(a)
nilai 344 menjadi 624. Nilai ADC untuk
sampel lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
(a)
(b)
(c)
(b)
(c)
(d)
(d)
Gambar 24. (a) dan (b) Hasil pengujian pada
sampel 1 dengan kondisi mata bergerak ke kiri,
Gambar 23. (a) dan (b) Hasil pengujian pada
(c) dan (d) Hasil pengujian pada sampel 2
sampel 1 dengan kondisi mata bergerak ke
dengan kondisi mata bergerak ke kiri
kanan, (c) dan (d) Hasil pengujian pada sampel 2
dengan kondisi mata bergerak ke kanan
Hasil pengujian EOG pada sampel untuk
kondisi bola mata bergerak ke atas
Hasil pengujian EOG pada sampel untuk
Pada hasil pengujian saat kondisi mata
kondisi bola mata bergerak ke kiri
bergerak ke atas dapat dilihat bahwa adanya
Hasil pengujian yang telah dilakukan
perubahan peak yang juga ke atas. Hasil
pada kondisi mata bergerak ke kiri dapat
pengujian tersebut ditunjukkan pada Gambar
dilihat pada Gambar 24. Pada hasil pengujian
25. Pada saat pergerakan bola mata ke atas,
tersebut dapat dilihat bahwa sinyal yang
terlihat bahwa sinyal yang diterima awalnya
dihasilkan saat kondisi mata bergerak ke kiri
datar kemudian naik sebagai hasil pergerakan
ialah adanya perubahan peak yang ke bawah.
mata ke atas dan kembali datar ketika
Sinyal yang diterima awalnya datar kemudian
dianggap tidak ada perubahan pergerakan
turun sebagai hasil pergerakan mata ke kiri
183
bola mata. Bentuk sinyal yang dihasilkan bola mata. Bentuk sinyal yang dihasilkan
tersebut sesuai dengan yang ditunjukkan tersebut sesuai dengan yang ditunjukkan
pada Gambar 1. Adapun nilai peak dari sampel pada Gambar 1. Adapun nilai peak dari sampel
1 yaitu awalnya berada pada nilai 347 menjadi 1 yaitu dari 398 menjadi 144 dan untuk sampel
515 dan untuk sampel 2 awalnya berada pada 2 yaitu dari 337 menjadi 0. Nilai ADC untuk
nilai 431 menjadi 666. Nilai ADC untuk sampel lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
sampel lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
(a) (a)
(b)
(b)
(c)
(c)
(d)
(d)
Gambar 25. (a) dan (b) Hasil pengujian pada Gambar 26. (a) dan (b) Hasil pengujian pada
sampel 1 dengan kondisi mata bergerak ke atas, sampel 1 dengan kondisi mata bergerak ke
(c) dan (d) Hasil pengujian pada sampel 2 bawah, (c) dan (d) Hasil pengujian pada sampel
dengan kondisi mata bergerak ke atas 2 dengan kondisi mata bergerak ke bawah
184
Tabel 1. Rentang nilai ADC yang dihasilkan pada tiap kondisi bola mata
Kondisi Bola Mata
Sampel
A B C D E F
1 229-497 311-418 189-713 0-492 296-515 144 - 431
2 358-471 303-563 318-624 88-418 285-666 0-736
3 294-381 294-500 294-691 0-409 192-867 13-478
4 250-680 31-529 0-1023 0-406 15-848 86-516
5 318-464 215-522 225-676 28-589 129-665 108-426
Keterangan:
A = Kondisi bola mata lurus pada elektroda D = Kondisi bola mata bergerak ke kiri
horizontal E = Kondisi bola mata bergerak ke atas
B = Kondisi bolamata lurus pada elektroda F = Kondisi bola mata bergerak ke bawah
vertikal
C = Kondisi bola mata bergerak ke kanan
Berdasarkan hasil pengujian secara data yang dihasilkan. Ketika pengambilan
keseluruhan, terdapat kesamaan bentuk peak data tersebut seharusnya hanya bola mata
antara pergerakan bola mata ke kanan dan ke sampel yang bergerak. Akan tetapi, ada
atas yaitu sama-sama memiliki peak yang beberapa sampel yang tidak sengaja
berbentuk ke atas. Selain itu, kesamaan menggerakkan kepalanya mengikuti arah
bentuk peak juga terjadi antara pergerakan bola matanya.
bola mata ke kiri dan ke bawah yang sama-
sama memiliki peak berbentuk ke bawah. Nilai KESIMPULAN
peak yang dihasilkan pada pergerakan bola Berdasarkan penelitian yang telah
mata untuk setiap orang memiliki nilai yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
berbeda-beda. Sehingga tidak dapat sebagai berikut:
ditentukan secara mutlak nilai peak yang 4. EOG dua channel berbasis mikrokontroler
dihasilkan pada setiap kondisi pergerakan Arduino Uno yang telah berhasil dibuat
bola mata tersebut. terdiri dari modul penguat instrumentasi,
driven right leg (DRL), high pass filter,
Perbedaan sinyal biopotensial yang
butterworth low pass filter, penguat non
dihasilkan setiap orang bergantung dari
inverting, dan level shifter mampu
keadaan mata orang itu sendiri. Diantara menampilkan sinyal biopotensial dari
orang-orang tersebut ada yang kesulitan pergerakan bola mata.
dalam membuka matanya ketika akan 5. Hasil dari sinyal biopotensial pergerakan
menggerakan mata baik gerakan secara bola mata dapat ditampilkan pada
horizontal maupun vertikal. Selanjutnya, aplikasi display EOG dengan rentang peak
yang berbeda-beda. Untuk gerakan bola
kondisi kulit yang berminyak, penggunaan
mata ke kanan dan ke atas dengan bentuk
make up serta penggunaan skincare yang peak yang ke atas rentang nilai ADC yang
berlebih atau terlalu tebal dapat dihasilkan berturut-turut yaitu 600 – 1023
mempengaruhi sinyal yang dihasilkan. dan 500 – 867. Sedangkan untuk gerakan
Sehingga elektroda yang seharusnya bola mata ke kiri dan ke bawah dengan
tertempel dengan baik menjadi mudah bentuk peak yang ke bawah nilai ADC
yang dihasilkan berturut-turut berada
tergerak. Selain itu, pergerakan kepala sampel
pada rentang 0 – 88 dan 0 – 144. Dan yang
ketika pengambilan data juga mempengaruhi
terakhir untuk pandangan mata lurus ke
185
depan memiliki rentang nilai ADC Advance Research In Science And
sebesar 300 – 400. Engineering. 4(4). 232-239.
Peter, L., I. Neprasova, & M. Cerny. 2015.
DAFTAR PUSTAKA Make Life Easier Based On Detection Of
Buktov, N. & T. L. Chiong. 2007. Fundamentals Eye Movements; Laboratory
of Sleep Technology. Philadelphia: Measurement. IFAC Papers Online. 48(4).
Lippincott Williams & Wilkins. 268-271.
Cerutti, S. & C. Marchesi. 2011. Advanced Rahman, A., A. Rizal, & H. B. D.
Methods of Biomedical Signal Processing. Kusumaningrum. 2014. Perancangan dan
Hoboken: John Wiley & Sons. Implementasi Kursi Roda Cerdas
Christensen, D.A. 2009. Introduction to Berbasis Mikrokontroler dengan Sinyal
Biomedical Engineering: Biomechanics and Masukan Electrooculogram (EOG) dan
Bioelectricity Part II. California: Morgan & Pengendali Proportional Integral
Claypool Publishers. Derivative (PID). Skripsi Program Sarjana,
Hadiyoso, S. & A. Rizal. 2015. Instrumentasi Universitas Telkom, Bandung.
Biomedis Berbasis PC. Yogyakarta: Reddy, D.C. 2005. Biomedical Signal Processing:
Penerbit Gava Media. Principles and Techniques. New Delhi: Tata
Ianez, E., A. Ubeda, J. M. Azorin, & C. P. Vidal. McGraw-Hiil Education Private Limited.
2012. Assistive Robot Application Based Robotics. AD620 Instrumentation Amplifier
on An RFID Control Architecture and Module.
Wireless EOG Interface. Robotic and https://www.robotics.org.za/
Autonomous System. 60(8). 1069-1077. diakses pada tanggal 17 Juli 2019.
Lv, Z., X. Pei, M. Li, & D. Zhang. 2010. A Novel Yasin, R.M., A.N. Aziz & Hartono. 2018.
Eye Movement Detection Algorithm For Rancang Bangun Sistem Kontrol Berbasis
EOG Driven Human Interface. Pattern Biopotensial Mata (Studi Kasus:
Recognition Letter. 31(9). 1041-1047. Mengontrol Aplikasi Berbasis Android).
Namdev, K., & M. M. Siddiqui. 2015. Different Jurnal Teras Fisika. 1(1). 9-22.
Types Of Electrical Signals Produced by
Human Body. International Journal of
186
Adsorpsi Logam Besi (Fe) dengan Karbon Aktif Purun Tikus
(Eleocharis Dulcis) Berdasarkan Perbedaan Ukuran Partikel
Email : [email protected]
ABSTRACT-The content of iron (Fe) is one of the wastes that can pollute the river ecosystem. The
contaminants can be reduced by adsorption using activated carbon from purun tikus (Eleocharis Dulcis). The
aim of this research is to obtain the best variation of particle size to reduce iron content (Fe). The carbonization
process was carried out at 300°C for 2 hours with particles of 60 mesh and 120 mesh. While the chemical
activation process by using KOH 1 M. In the particle size of 120 mesh produced the best result to reduce iron
content (Fe) 22,94 %. SEM-EDX show that highest carbon element results with a particle size of 120 mesh,
which amounted to 71,83 %.
PENDAHULUAN
Kalimantan Selatan terkenal dengan mana nilai tersebut sudah melebihi batas
julukan kota seribu sungai. Satu diantaranya ambang baku mutu untuk higiene sanitasi yang
ialah Sungai Martapura. Pesatnya ada pada Permenkes Nomor 32 Tahun 2017
pembangunan yang berorientasi lahan yaitu maksimal 1 mg/L dan batas ambang
mengakibatkan banyak anak sungai yang untuk air minum yang ada pada Permenkes
diuruk untuk dijadikan jalan dan didirikan Nomor 492 Tahun 2010 yaitu maksimal 0,3
bangunan serta adanya tuntutan ketersediaan mg/L. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
lahan mendorong pertumbuhan pemukiman penurunan kandungan logam Fe yaitu
padat penduduk yang memasuki badan dengan memanfaatkan penggunaan karbon
peraiaran sungai yang mengakibatkan aktif sebagai media adsorben untuk menyerap
terjadinya penurunan kualitas air (Normasari, logam besi (Fe) pada air Sungai Martapura.
2016). Penurunan kualitas air ini ditandai Penelitian tentang penurunan kadar Fe
dengan adanya pencemaran air Sungai pernah dilakukan oleh Reyra (2017) yang
Martapura. Pencemaran sungai ditandai membuat karbon aktif dari daun nanas untuk
dengan satu diantaranya adalah pencemaran menyerap Fe pada air gambut. efisiensi
logam besi (Fe). Berdasarkan pada hasil penyisihan logam Fe pada air gambut yang
penelitian Ulmi dan Nilna (2015) yang meneliti tertinggi yaitu pada ukuran partikel 120 mesh
kualitas air Sungai Martapura, didapatkan dengan efisiensi penyisihan Fe sebesar
data kadar besi air Sungai Martapura dari tiga 76,14%.
titik pengambilan sampel, yaitu titik hulu Karbon aktif adalah material berpori
sungai Karang Intan (1,35 mg/L), titik tengah dengan kandungan karbon 87%-97% dan
sungai jembatan kayu (1,03 mg/L) dan titik sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur dan
hilir Sungai Martapura (1,16 mg/L), yang material lain. Karbon aktif merupakan karbon
187
yang telah diaktivasi sehingga terjadi penggerusan, kemudian diayak
pengembangan struktur pori yang mengguanakan ayakan ukuran 60 mesh dan
bergantung pada metode aktivasi yang 120 mesh. Setelah melalui proses karbonisasi
digunakan (Putri, 2019). Karbon aktif dan pengayakan, karbon aktif purun tikus
merupakan salah satu adsorben yang paling diaktivasi dengan metode aktivasi kimia.
sering digunakan pada proses adsorpsi. Hal Pada penelitian ini menggunakan aktivator
ini dikarenakan karbon aktif mempunyai KOH 1 M. Aktivasi kimia dilakukan dengan
daya adsorpsi dan luas permukaan yang lebih cara mencampurkan larutan KOH 1 M dengan
baik dibandingkan adsorben lainnya purun tikus yang dihasilkan dari proses
(Atmayudha, 2007). Bahan baku pembuatan karbonisasi. Pencampuran purun tikus
karbon aktif dapat berasal dari hewan, dengan aktivator dilakukan dengan
tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral menggunakan alat magnetic stirrer dengan
yang mengandung karbon (Sembiring, 2003). kecepatan pengadukan 500 rpm selama 20
Oleh karena itu untuk membuat karbon aktif menit. Setelah itu didiamkan selama 24 jam.
harus menggunakan bahan baku yang Karbon aktif purun tikus yang sudah
mengandung unsur karbon, yaitu salah direndam selama 24 jam kemudian disaring
satunya purun tikus. Purun tikus menggunakan kertas saring. Karbon aktif
mengandung unsur karbon sebesar 50,68% yang tertahan di kertas saring kemudian
(Maftu’ah, 2015). dicuci dengan cara menambahkan aquades
Berdasarkan uraian di atas, maka secara berulang-ulang sampai pH netral.
dilakukan penelitian tentang karbon aktif Setelah melalui proses pencucian, karbon aktif
untuk adsorpsi logam besi (Fe) pada air kemudian dikeringkan dalam oven dengan
Sungai Martapura dengan variasi ukuran waktu dan suhu secara bertingkat. Suhu awal
partikel (60 mesh dan 120 mesh) dengan 50°C selama 30 menit dilanjutkan pada suhu
tujuan penelitian yaitu mendapatkan 80°C selama 45 menit kemudian digerus
pengaruh variasi ukuran partikel dalam terlebih dahulu dan berikutnya kembali
menurunkan kandungan logam besi (Fe) pada dioven pada suhu 110°C selama 2 jam,
sampel air Sungai Martapura. selanjutnya dimasukkan dalam desikator
selama 30 menit. Proses yang terakhir adalah
METODE PENELITIAN proses adsorpsi logam Fe pada sampel air
Bahan yang digunakan dalam penelitian sungai. Pada tahap ini diawali dengan
ini adalah purun tikus, sampel air Sungai memasukkan sampel air Sungai Matapura
Martapura, larutan KOH 1 M. Alat yang pada erlenmeyer sebanyak 100 ml. Air Sungai
digunakan adalah furnace, ayakan 60 mesh Martapura yang berada di erlenmeyer
dan 120 mesh, blender, oven, blender, kertas diadsorpsi dengan ditambahkan 0,08 gram
lakmus, kertas saring, magnetic stirrer. karbon aktif kemudian direndam selama 30
Prosedur penelitian ini diawali dengan menit. Setelah proses adsorpsi, sampel
preparasi sampel purun tikus yaitu disaring untuk memisahkan adosrben dengan
menghaluskan purun tikus dengan blender. air sungai. Air sungai yang sudah diadsorpsi
Proses selanjutnya adalah proses karbonisasi kemudian dilakukan uji kandungan logam
pada suhu 300°C selama 2 jam. Setelah besi (Fe).
dilakukan karbonisasi dilakukan
188
HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan ukuran partikel terhadap
Tabel 1. Hasil SEM-EDX unsur karbon sampel efisiensi penurunan Fe
purun tikus sebelum karbonisasi
40,00
(a) 60 mesh dan (b) 120 mesh
Penurunan Fe (%)
60 Mesh 120 Mesh 30,00
Element
Wt% At% Wt% At% 20,00 60 Mesh
36,71 46,55 42,96 52,1 10,00 120 Mesh
38,33 48,38 42,34 52,56 0,00
C 38,79 49,87 43,68 54,69 Sampel Sampel Sampel
36,89 47,88 43,6 54,73 1 2 3
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka kesimpulan dari
189
penelitian ini adalah hasil penurunan Fe Indonesia Nomor 32 Tahun 2017.
tertinggi berdasarkan ukuran partikel adalah Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
karbon aktif dengan ukuran partikel 120 dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
mesh. Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Atmayudha, A. 2007. Pembuatan Karbon Aktif Indonesia Nomor
Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Dengan 492/MENKES/PER/IV/2010. Persyaratan
Perlakuan Aktivasi Terkontrol Serta Uji Kualitas Air Minum.
Kinerjanya. Skripsi Departemen Teknik Putri, R. W., S. Haryati & Rahmatullah. 2019.
Kimia, Universitas Indonesia, Jakarta. Pengaruh Suhu Karbonisasi Terhadap
Hartini, L. 2014. Karakterisasi Karbon Aktif Kualitas Karbon Aktif Dari Limbah Ampas
Teraktivasi NaCl Dari Ampas Tahu. Skripsi Tebu. Fakultas Teknik, Universitas
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Sriwijaya.
Teknologi, Universitas Islam Negeri Reyra, A. S., S. Daud & S. R. Yenti. 2017.
Maulana Malik Ibrahim, Malang. Pengaruh Massa dan Ukuran Partikel
Maftu'ah, E. & D. Nursyamsi. 2015. Potensi Adsorben Daun Nanas Terhadap Efisiensi
Berbagai Bahan Organik Rawa Sebagai Penyisihan Fe Pada Air Gambut.
Sumber Biochar, hal. 776-781. Prosiding Universitas Riau.
Seminar Nasional Masyarakat Sembiring, M. T., & Tuti, S. S. 2003. Arang Aktif
Biodiversitas Indonesia. Balai Penelitian (Pengenalan dan Proses Pembuatannya).
Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru. Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Normasari, E. R. 2016. Disertasi Model Utara.
Pengendalian Pencemaran Sungai Sitorus, D. O. 2014. Peningkatan Potensi
Martapura di Kota Banjarmasin. Program Campuran Serat Sabut Kelapa dan Serbuk
Doktor Ilmu Lingkungan, Universitas Kayu Gergaji Teraktivasi H2SO4 Sebagai
Sebelas Maret. Media Adsorben Zat Warna Terhadap
Nunik, P. & D.G. Okayadnya. 2015. Penyisihan Limbah Kain Songket. Laporan Akhir
Logam Besi (Fe) Pada Air Sumur Dengan Diploma III Jurusan Teknik Kimia,
Karbon Aktif Dari Tempurung Kemiri. Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.
Program Studi Teknik Lingkungan, Ulmi, E. I., & Nilna, A. 2015. Kajian
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Ekohidraulik Sungai Martapura. Fakultas
Universitas Pembangunan Nasional Teknik, Universitas Lambung
“Veteran”, Jatim. Mangkurat.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
190
Pengaruh pH Air Pencampur Terhadap Poduksi, Kadar CO2, Dan
Nyala Api Biogas Kotoran Sapi
Muhammad Rizali
Teknik Industri, Universitas Sari Mulia
ABSTRACT - Water is required as solvent in biogass production. Every area that produces biogas has different
water characteristics, such acidic or base. In this research, we will test the effect of water pH to production
rate, CO2 levels, and flame color of cow biogass. Using 5kg of cow feses and 10 litre of water, processed for 23
days in an anaerobic digester to obtain data. The water pH variables are 6.5; 7; 7.5; 8; 8.5. Biogas pressure, CO2
levels, and qualitative test of flame color of burned biogas are the measurement parameter in this research.
From the pressure test, the highest pressure (14 kPa) obtained at water pH 6.5. The highest CO2 level, obtained
at water pH 8.5 at 16000 ppm. And with qualitative measurement, burned pH 6.5 variable biogas, resulting
more blue color of flame. The conclusion, 6.5 water pH as solvent, resulting best production and quality.
191
Proses kimia untuk ketiga tahapan di
atas, dapat diskemakan pada gambar 1
berikut.
selulosa
Glukosa
192
Zhai, et al (2015) melakukan penelitian pH diambil sampel air campuran untuk diuji pH
awal pembuatan biogas dari limbah rumah tangga nya
dan kotoran sapi. Hasil dari penelitian tersebut 4) Pengambilan data tekanan dan pH dilakukan
adalah merekomendasikan pH awal 7,5 karena sampai salah satu ban penampung gas
menghasilkan CH4 terbanyak, pH awal 6,5 dan 7,5 mengembang penuh
mempunyai produksi biogas lebih cepat daripada 5) Dari gas yang terkumpul, sebagian diuji
pH 7 dan 8. dengan gas CO2 analyzer, dan sisanya akan
diuji kualitatif dengan pengujian bakar untuk
METODE PENELITIAN melihat api yang terbentuk.
Kotoran sapi didapat dari kelompok ternak Berdasarkan prosedur penelitian di atas,
Sumber Jaya, desa Tegalrejo, kec. Kelumpang maka dapat dibuat suatu diagram alir seperti pada
Hilir, kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. gambar 4.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pH air start
pencampur, sedangkan variabel terikat adalah pH
campuran, tekanan gas, kadar CO2, dan nyala api
Pengkondisian air
hasil pembakaran biogas. Alat dan bahan yang pencampur
Tidak
Apakah kapasitas
gas penuh ?
Ya
193
HASIL DAN PEMBAHASAN menggelembung penuh, sehingga pengambilan
Berdasarkan penelitian, didapatkan bahwa data dihentikan pada hari ke 23 tersebut. Selama
pada hari ke -23, kondisi penampung gas (ban 23 hari pengambilan data pH sampel dan tekanan
dalam) untuk variabel pH 6,5 sudah penampung gas, ditabelkan pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Data hasil pengamatan pH sampel dan tekanan biogas.
Hari pH 6,5 pH 7 pH 7,5 pH 8 pH 8,5
pH tekanan pH tekanan pH tekanan pH tekanan pH tekanan
1 6,7 0,0 6,8 0,0 5,8 0,0 6,4 0,0 6,6 0,0
2 6,2 0,0 5,8 0,0 5,7 0,0 6,3 0,0 6,3 0,0
3 6,3 4,4 5,9 0,0 5,5 0,0 6,5 0,0 6,3 0,0
4 6,0 4,5 5,6 0,0 5,6 0,0 6,0 0,0 6,3 0,0
5 6,0 3,5 5,8 0,0 5,6 0,0 6,2 0,0 6,6 0,0
6 6,1 5,1 5,7 0,0 5,5 0,0 6,2 0,0 6,3 0,0
7 6,1 4,4 5,8 0,0 5,5 0,0 6,2 0,0 6,2 0,0
8 6,3 4,7 5,6 0,0 5,5 0,0 6,1 0,0 6,6 0,0
9 6,4 2,9 5,7 2,0 5,6 0,0 5,9 0,0 6,2 0,0
10 6,6 3,3 5,5 2,0 5,5 0,0 5,9 0,0 6,0 0,0
11 6,5 5,0 5,5 2,0 5,4 0,0 5,8 0,0 6,0 0,0
12 6,5 5,0 5,6 2,0 5,5 0,0 5,9 0,0 6,0 0,0
13 6,3 5,0 5,4 2,0 5,3 0,0 5,8 0,0 6,0 0,0
14 6,4 4,0 5,4 2,0 5,3 0,0 5,9 0,0 6,1 0,0
15 6,3 4,0 5,5 2,0 5,3 0,0 5,9 0,0 6,1 0,0
16 6,4 3,0 5,4 3,0 5,3 0,0 5,8 0,0 6,2 0,0
17 6,3 4,0 5,5 3,0 5,3 0,0 5,8 0,0 6,2 0,0
18 6,3 3,5 5,5 5,0 5,3 0,0 5,9 0,0 6,3 0,0
19 6,3 3,0 5,5 7,0 5,4 0,0 6,0 0,0 6,5 0,0
20 6,5 2,0 5,6 8,0 5,4 0,0 6,0 0,0 6,5 0,0
21 6,4 3,0 5,6 12,0 5,4 0,0 6,1 2,3 6,4 0,0
22 6,4 12,0 5,8 12,0 5,5 0,0 6,2 7,0 6,5 5,5
23 6,4 14,0 5,9 12,8 5,6 7,0 6,3 7,0 6,5 9,0
7,0 16,0
14,0
Tekanan gas (kPa)
6,5 12,0
pH 6,5 10,0 pH 6,5
6,0 pH 7 8,0 pH 7
pH
Gambar 5. Grafik pH sampel antar variabel Gambar 6. Perbandingan tekanan biogas antar variabel
194
Data yang didapatkan kemudian dikomparasi kecenderungan pH akan menurun di awal,
sehingga didapatkan grafik pH dan tekanan kemudian naik. Penurunan pH disini terjadi pada
seperti pada gambar 5 dan gambar 6. Berdasarkan tahapan pengasaman/asidifikasi. Pada penelitian
tabel 1 dan gambar 5, dapat dilihat bahwa variabel Hadi, et al. (2009), pada waktu proses di atas 25
campuran pH 6,5, mempunyai produksi biogas hari, nilai pH akan cenderung meningkat. Jumlah
yang paling banyak, hal ini ditandai dengan produksi/tekanan biogas yang lebih tinggi pada
tekanan biogas yang tertinggi. Dari grafik, dapat campuran yang berawal dalam kondisi asam, juga
dilihat pula bahwa untuk kondisi air pencampur sesuai dengan penelitian Yonathan, et al (2013).
dalam kondisi pH tinggi, produksi biogas berjalan Gas yang terkumpul untuk semua
sangat lambat, bahkan biogas yang terbentuk baru variabel, kemudian dilakukan pengujian
terbaca tekanannya pada hari ke 20. Hal ini kandungan CO2, dengan cara melewatkan gas ke
berkesesuaian dengan penelitian Astuti, et al. sensor CO2 analyzer, dan dihasilkan data seperti
(2013) dimana pH campuran akan turun di kisaran ditampilkan pada gambar 7.
pH 5. Dari grafik pH, dapat dilihat pula bahwa
20000
kadar CO2 (ppm)
15000 pH 6,5
10000 pH 7
pH 7,5
5000
pH 8
0
pH 8,5
1 2 7 10 13 16 19 22 25 28
detik
195
temperature and voltage from biogas burner.
Journal of Agricultural Engineering.
26(1): 498- 513
Putri, Dewi Artanti. Saputro, Roy R.
Budiyono, B. 2012. Biogas Production from
Cow Manure. International Journal of
(e) Renewable Energy Development. Vol 1,
Gambar 8. Warna nyala api biogas (a) pH 6,5; (b) No 2 (2012)
pH 7; (c) pH 7,5; (d) pH 8; (e) pH 8,5
Wahyuni, Sri. 2013. Panduan praktis biogas.
Jakarta : Penebar Swadaya
KESIMPULAN
Yonathan, Arnold. Prasetya, Avianda Rusba.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
Pramudono, Bambang. 2013. Produksi
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
biogas dari eceng gondok (eicchornia
1. Produksi biogas tercepat terjadi pada
crassipes) : kajian konsistensi dan ph
variabel air pencampur dengan pH 6,5,
terhadap biogas dihasilkan. Jurnal
sedangkan yang paling lambat terjadi
teknologi kimia dan industri. Volume 2,
pada variabel air pencampur dengan pH
Nomor 2
7,5.
Zhai, Ningning. Zhang, Tong. Yin, Dongxue.
2. Kadar CO2 tertinggi terjadi pada variabel
Yang, Gaihe. Wang, Xiaojiao. Ren,
air pencampur dengan pH 8,5; sedangkan
Guangxin. Feng, Yongzhong. 2015. Effect
yang terendah terjadi pada variabel air
of initial pH on anaerobic co-digestion of
pencampur dengan pH 6,5.
kitchen waste and cow manure. Waste
3. Nyala api lebih biru terjadi pada variabel
Management. Volume 38, April 2015,
air pencampur dengan pH 6,5.
Pages 126-131
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Nurfitri. Soeprobowati, Tri
Retnaningsih. Budiyono, B. 2013.
Observation of temperature and pH during
biogas production from water hyacinth and
cow manure. Waste Technology.
Universitas Diponegoro. Vol 1, No 1.
Hadi, Abdel. 2009. Determination of methane
content by measurements of flame
196
OBAT HERBAL KALIMANTAN TENGAH DITINJAU DARI
NANOTEKNOLOGI
Perriy
Program studi Tadris Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
IAIN Palangka Raya
Jl. G. Obos Kompleks Islamic Centre, Palangka
Raya [email protected]
ABSTRAK- Metode pengobatan herbal saat ini diyakini sebagai metode pola hidup sehat. Meningkatnya tren
ini karena masyarakat berkeyakinan mengkonsumsi obat alami relatif lebih aman dibanding dengan obat
sintetik. Hal ini dibuktikan dari penjualan jamu herbal di Kalimantan Tengah yang terus meningkat. Hal ini
yang menjadi latar belakang untuk melakukan kajian pustaka mengenai potensi produk obat herbal
Kalimantan Tengah jika di tinjau dari nanoteknologi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
adalah metode deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan dengan berdasar pada berbagai sumber
referensi, baik jurnal ataupun buku-buku terkait objek kajian.. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
potensi produk obat herbal Kalimantan Tengah ditinjau dari nanoteknologi. Atribut yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitas obat herbal tanpa perlakuan (tradisional) dan kualitas obat herbal diberi
perlakuan nanoteknologi. Berdasarkan hasil penelitian oleh beberapa ahli yang didapat dari beberapa sumber.
Obat- obat herbal yang menggunakan teknologi nano mampu lebih cepat diserap tubuh dan kandungan
didalam obat herbal itu lebih tinggi. Dalam kandungan obat herbal asal Kalimantan Tengah seperti gingseng
yang menggunakan teknologi nano akan lebih cepat diserap tubuh dan menjadikan kandungan ginsenosides
(kandungan persentase gingseng untuk menghasilkan stamina) yang lebih tinggi dibanding gingseng lain.
ABSTRACT- Herbal treatment methods are now believed to be a healthy lifestyle method. The increasing trend
is because people believe that consuming natural medicines is relatively safer compared to synthetic drugs. This
is evidenced by the increasing sales of herbal herbs in Kalimantan Tengah. This is the background for
conducting a literature review on the potential of herbal medicine products in Kalimantan Tengah when viewed
from nanotechnology. In this research the method used is a descriptive qualitative method based on literature
review based on various reference sources, both journals or books related to the object of study. This analysis is
used to determine the potential of Kalimantan tengah herbal medicinal products in terms of nanotechnology.
The attributes used in this study are the quality of herbal medicines without treatment (traditional) and the
quality of herbal medicines given nanotechnology treatment. Based on the results of research by several experts
obtained from several sources. Herbal medicines that use nano technology are more quickly absorbed by the
body and the content in herbal medicines is higher. In the content of herbal medicines from Kalimantan Tengah
such as ginseng using nano technology will be more quickly absorbed by the body and make ginsenosides
(ginseng content to produce stamina) higher than other ginseng.
197
PENDAHULUAN seperti kanker (masitoh dan sofyan, 2019).
Kalimantan tengah merupakan salah satu Terdapat banyak tanaman yang berkhasiat
provinsi terluas di Indonesia memiliki kekayaan namun masih bermasalah dari segi formulasi
berbagai jenis tanaman, mamalia, burung reptil, karena bioavailabilitas dan kelarutan dalam
dan sebagainya. Provinsi ini merupakan asal airnya kurang baik. Disamping itu juga masih
berbagai jenis tanaman obat seperti Tabat Barito, banyak obat-obat herbal khas Kalimantan
Akar Kuning, pasak bumi, gingseng, bawang Tengah yang masih mempunyai efek samping
hantu dan beberapa tanaman obat lainnya yang yang serius dari penggunaan obat herbal
berguna untuk kesehatan manusia (Galingging, tersebut, dosis yang besar, kelarutan yang kecil
2006). Tanaman obat di Kalimantan Tengah dan rendahnya bioavailabilitas zat aktif
menyebar di daerah pedalaman dan kawasan (Ramadon, Mun’im, 2016).
hutan yang merupakan habitat alami tanaman Obat herbal membutuhkan pendekatan
tersebut. Sebagian kecil masyarakat Kalimantan ilmiah untuk memastikan komponen dan
Tengah sudah mengusahakan tanaman obat dari kandungan obatnya. Namun tanaman herbal
kawasan tersebut sebagai obat tradisional yang kebanyakan sediaannya kurang larut air dan
diambil baik dari akar, daun maupun buahnya memiliki bioavailabilitas yang kurang baik
(Wahyudiningsih dkk, 2017). (Purba, 2019). Sehingga perlu dilakukan
Sampai saat ini di Kalimantan Tengah modifikasi secara fisik ataupun kimia untuk
masih banyak tumbuhan yang berpotensi untuk meningkatkan kelarutannya. Nanopartikel
obat menyebar di kawasan hutan. Masyarakat adalah salah satu formulasi yang dapat
setempat memanfaatkan tumbuhan tersebut mengatasi masalah-masalah tersebut karena
untuk keperluan sendiri (Wahyudiningsih dkk, Nanopartikel mampu memperbaiki kelarutan
2017). Kebanyakan tanaman obat di Kalimantan obat herbal. Kemampuan nanopartikel untuk
Tengah di olah menjadi jamu yang memiliki melekat dan melewati membran sel bergantung
khasiat atau manfaat yang berbeda-beda pula pada karakteristik fisikokimianya berupa
yang tergantung pada jenis tanaman ataupun ukuran, komposisi dan muatan permukaannya.
bagian tanaman itu sendiri. Tumbuhan obat Nanopartikel yang ukurannya kecil (< 200 nm)
yang berkhasiat sebagai jamu di antaranya mudah melewati membran sel, sedangkan yang
adalah Pasak Bumi Daun, sedangkan Pasak berukuran besar dapat melewati membran
Bumi Akar berkhasiat sebagai tonik atau dengan menginduksi deformasi membran sel
penambah tenaga setelah melahirkan (masitoh (masitoh dan sofyan, 2019).
dan sofyan, 2019). Karena itu, partikel nano dapat
Seluruh bagian tanaman obat kalimantan dimanfaatkan untuk meningkatkan kelarutan
tengah digunakan untuk kebutuhan pengobatan obat herbal dan membantu melokalisasi obat di
tradisional atau alternatif. Tanaman obat tempat tertentu sehingga menghasilkan
tersebut sangat berpotensi sebagai obat kemanjuran yang lebih baik dan meningkatkan
tradisional atau herbal yang dapat mengobati kepatuhan pasien.
berbagai macam penyakit bahkan dapat
menyembuhkan beberapa penyakit ganas Potensi Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan
198
Kalimantan Tengah lain Bawang Hantu/Bawang Sabrang/Bawang
Borneo merupakan pulau ketiga terbesar Dayak, Daun Dewa, Mayama Dewa, Kunyit
di dunia yang dikenal sebagai salah satu pusat Akar, Penawar Sampai, Penawar Seribu,
keanekaragaman tumbuhan dunia. Dengan luas Sembung, Simpur, dan Tawas Ut (Krismawati,
kurang lebih 740.000 km, di kawasan ini terdapat Sabran, 2006).
10.000 12.000 jenis tumbuhan berbunga atau Manfaat tumbuhan obat tersebut
sekitar 5 - 6 % dari total yang ada di dunia. bermacam-macam, tetapi pada umumnya
Sebagian dari jumlah tersebut 40 - 50% berkhasiat untuk mengobati penyakit yang
diantaranya merupakan jenis endemik Borneo. umum diderita seperti pusing, demam, pilek,
Tumbuhan obat di hutan Kalimantan tidak sakit perut, sakit gigi, penyakit gula, malaria, dan
hanya berupa tumbuhan berkayu, tetapi juga obat gosok. Ada beberapa tumbuhan obat yang
tumbuhan tidak berkayu dengan berbagai berkhasiat sebagai penawar bisa (lebah,
habitus, yakni berupa pohon, perdu, kalajengking, dsb.) antara lain Penawar Bisa,
terna/herba, liana dan paku (Noorhidayah, Penawar Seribu, dan Mayama Dewa. Seluruh
Sidiyasa, Hajar, 2006). bagian tanaman obat kalimantan tengah
Kalimantan tengah merupakan salah satu digunakan untuk kebutuhan pengobatan
provinsi terluas di Indonesia memiliki kekayaan tradisional atau alternatif. Bagian tanaman yang
berbagai jenis tanaman, mamalia, burung reptil, bermanfaat adalah akar, daun, dan ranting.
dan sebagainya. Provinsi ini merupakan asal Tanaman ini bisa dibuat sebagai ramuan obat
berbagai jenis tanaman obat seperti Tabat Barito, untuk meyembuhkan penyakit yang dikenal
Akar Kuning, pasak bumi, gingseng, bawang dalam bahasa Dayak Ngaju sebagai Butih Lanan,
hantu dan beberapa tanaman obat lainnya yang Ketabang, Baha Mandalam, dan Manyilu Uhat
berguna untuk kesehatan manusia (Galingging, Tulang yang dikenal dalam istilah medis sebagai
2006). Tanaman obat di Kalimantan Tengah penyakit tumor, kanker, radang kelenjar getah
menyebar di daerah pedalaman dan kawasan bening, dan radang persendian (Krismawati,
hutan yang merupakan habitat alami tanaman Sabran, 2006).
tersebut. Sebagian kecil masyarakat Kalimantan Sampai saat ini di Kalimantan Tengah
Tengah sudah mengusahakan tanaman obat dari masih banyak tumbuhan yang berpotensi untuk
kawasan tersebut sebagai obat tradisional yang obat menyebar di kawasan hutan. Masyarakat
diambil baik dari akar, daun maupun buahnya setempat memanfaatkan tumbuhan tersebut
(Wahyudiningsih dkk, 2017). untuk keperluan sendiri dan bahkan sudah yang
Tumbuhan obat yang habitus tanamannya diperjual-belikan (Wahyudiningsih dkk, 2017).
berbentuk pohon antara lain adalah
Karamunting Kodok, Karamunting Padang, Nanoteknologi
Pasak Bumi Akar, Penawar Bisa, Sambung Urat, Nanoteknologi adalah sebuah cabang ilmu
dan Taya. Tumbuhan obat yang berbentuk yang berfokus pada materi-materi pada ukuran
perdu antara lain Jariangau, Pasak Bumi Daun, antara 1 hingga 100 nanometer (1 nm = 10 -9
Salayar, Ujung Atap, dan Daun Sawang. meter) (Yohanes Surya, 2004). Pada dasarnya,
Tumbuhan obat yang berbentuk herba antara nanoteknologi ialah peluasan sains yang sedia
199
ada ke skala nano. Pada dasarnya, nanoteknologi material berukuran nanometer, atau
adalah perluasan ilmu-ilmu yang ada ke skala pengabungan material berukuran sangat kecil,
nano. Salah satu aspek skala nano yang seperti kluster, menjadi partikel berukuran
terpenting adalah bahawa semakin objek-objek nanometer tanpa mengubah sifat bahan (Jumini,
menjadi kecil, semakin besar nisbahnya antara 2017). Tipe Teknologi nano dalam farmaseutikal
luas permukaan dengan isi padu (Jumini, 2017). adalah sebagai berikut :
Pada saat ini, pengembangan
nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti Polimer Nanopartikel
dari dunia akademik maupun dari dunia Polimer nanopartikel merupakan suatu
industri (Abdullah, dkk, 2008). Fenomena ini koloid berbentuk bola yang memiliki ukuran
telah memungkinkan penciptaan bahan-bahan sangat kecil (10-9m). Polimer ini memiliki
yang menarik serta penggunaan-penggunaan kemampuan untuk menjerap obat dalam
yang baru. Fenomena ini telah memungkinkan matriks atau mengkonjugasi pada
penciptaan bahan-bahan yang menarik serta permukaannya. Pelepasan obat pada
petunjuk-petunjuk yang baru (Jumini, 2017). nanopartikel terjadi melalui difusi dan erosi dari
Saat ini, standar rentang ukur untuk material matriks. Istilah polimer nanopartikel
yang dikatakan berukuran nano idealnya pada merupakan istilah yang diberikan khusus untuk
1–100 nm, dengan menggunakan perangkat nanosphere dan nanokapsul. Nanosphere
ukur yang mampu mengarakterisasi material merupakan suatu partikel matriks yang dimana
dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. seluruh massa padat dan molekul dapat
Perangkat ukur yang umum digunakan saat ini, teradsorpsi pada permukaan bola atau
di antaranya adalah X-ray diffraction (XRD), dienkapsulasi dalam partikel. Nanokapsul
scanning electron microscopy (SEM), merupakan sistem vesikular dan bertindak
transmission electron microscopy (TEM), seperti reservoir dimana zat yang terjerap
Atomic force microscopy (AFM), dan particle terbatas dan terdapat rongga yang terdiri dari
size analyzer (Febrian, Nugraha, Pusaka, 2015). inti yang bersifat cairan (Hanutami, Budiman).
Salah satu bidang yang menarik minat
banyak peneliti adalah pengembangan metode Solid Lipid Nanopartikel (SLN)
sintesis nanopartikel. Nanopartikel dapat terjadi Solid lipid nanopartikel memiliki ukuran
secara alamiah ataupun melalui proses sintesis partikel 50-1000nm. SLN merupakan sistem
oleh manusia. Sintesis nanopartikel bermakna partikulat yang meliputi biodegradasi fisik lipid
pembuatan partikel dengan ukuran yang kurang dan stabilisator. SLN terbuat dari lipid alami
dari 100 nm dan sekaligus mengubah sifat atau atau lipid sintetis seperti lesitin dan trigliserida
fungsinya. Sintesis nanopartikel dapat yang padat pada suhu kamar. Teknologi SLN
dilakukan dalam fasa padat, cair, maupun gas. muncul karena adanya keterbatasan dalam
Proses sintesis pun dapat berlangsung secara teknologi polimer nanopartikel. SLN
fisika atau kimia. Proses sintesis secara fisika menggunakan lipid sebagai pembawa alternatif
tidak melibatkan reaksi kimia. Yang terjadi terutama untuk obat yang bersifat lipofilik
hanya pemecahan material besar menjadi (Hanutami, Budiman).
200
Magnetik Nanopartikel (MN) diterapkan pada berbagai masalah. Penelitian
Magnetik nanopartikel merupakan suatu ini lebih menekankan kepada obyektivitas dan
teknologi yang direkayasa dibawah pengaruh kejujuran yang diwujudkan dengan
magnet eksternal. MN biasanya terdiri dari besi, menjelaskan tujuan penelitian pada informan.
nikel, kobalt dan oksida seperti magnetit Data dan informasi yang digunakan dalam
(Fe3O4), Kobalt ferit (Fe2CoO4) dan kromium penelitian ini didapat dari kajian pustaka dari
dioksida (CrO2). MN berdasarkan kerentanan, bebrapa sumber terpercaya.
yaitu rasio induksi magnetik (M) terhadap luas
magnet (H). Kelebihan MN adalah dapat Teknik Pengumpulan Data
meningkatkan stabilitas kimia serta Adapun teknik pengumpulan data yang
biokompatibilitas dan mengurangi risiko digunakan adalah teknik library research,
agregasi partikel. yakni penelitian kepustakaan dengan
menelaah dan menganalisis buku-buku yang
Logam dan Inorganik Nanopartikel berkaitan langsung maupun tidak langsung
Logam nanopartikel dapat disintesis dan dengan judul penelitian ini. Pada penelitian ini
dimodifikasi dengan variasi gugus fungsi agar berusaha dikumpulkan dan dikaji berbagai
dapat dikonjugasikan dengan antibodi dan pustaka yakni, buku-buku yang relevan dan
ligan. Beberapa contoh logam nanopartikel yang tulisan ilmiah lainnya yang berhubungan
telah dikembangkan adalah gold nanopartikel dengan tujuan penelitian.
dan silver nanopartikel. Gold nanopartikel
memiliki ukuran 2 100 nm. Ukuran nanopartikel Teknik Analisis Data
yang terkonjugasi bergantung pada jumlah thiol Dari hasil pengumpulan data tersebut,
atau gold. Bila jumlah thiol tinggi maka ukuran kemudian dilakukan analisis. Adapun teknik
partikel kecil. Silver nanopartikel merupakan analisis data yang digunakan dalam penelitian
teknologi yang unik karena dapat digunakan ke ini antara lain teknik berpikir deduktif, teknik
dalam aplikasi antimikroba, biosensor, produk berpikir induktif, berikut:
kosmetik dan komponen elektronik. a. Teknik Berfikir Deduktif Dalam teknik
berpikir deduktif ini, penulis dituntutt
METODE PENELITIAN untuk berpikir analitik yang berangkat dari
Penelitian ini menggunakan metode dasar-dasar pengetahuan yang bersifat
penelitian deskriptif kualitatif. Menurut umum menjadi hal-hal yang lebih konkret
maman (2002, 3) penelitian deskriptif berusaha atau bersifat khusus
menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan b. Teknik Berfikir Induktif Teknik ini berupa
kata lain penelitian ini bertujuan untuk cara berfikir yang berlandaskan pada
menggambarkan sifat suatu yang tengah pengetahuan atau fakta yang khusus dan
berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif konkret, kemudian ditarik generalisasi
ini memberikan informasi yang mutakhir yang bersifat umum.
sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan serta lebih banyak dapat
201
HASIL DAN PEMBAHASAN ketidakpatuhan pasien karena pada formulasi
Obat herbal telah dipraktekkan sejak yang tersedia menggunakan dosis besar dan
ribuan tahun dan merupakan bagian dari kurang efektif.
budaya masyarakat Indonesia termasuk Pada tanaman obat di kalimantan tengah
negara-negara asia lain seperti Cina, India dan yang memiliki banyak manfaat untuk
bahkan Nepal. Dalam beberapa dekade mengobati berbagai macam penyakit, dari
terakhir penggunaan obat herbal telah penyakit ringan sampai penyakit yang berat
meningkat secara signifikan yang terlihat dari seperti kanker. Pada kajian nanoteknologi
meningkatnya pasar global obat-obatan herbal dapat dilihat beberapa manfaat dari
Karena obat-obatan herbal memiliki lebih nanoteknologi sendiri yaitu :
sedikit efek samping dibandingkan dengan 1. Memperbaiki sifat farmakokinetik dan
yang sintetis, penggunaannya telah meningkat. farmakodinamik obat tanpa merubah
Selain itu, pengembangan suplemen diet herbal struktur obat.
dan nutraceuticals telah menyebabkan 2. Meningkatkan efektivitas terhadap
peningkatan pangsa pasar herbal (masitoh dan jaringan, penargetan jaringan, dan
sofyan, 2019). Meskipun beberapa formulasi penargetan molekul.
untuk obat herbal ada yang telah 3. Memiliki kemampuan untuk menghindari
dikembangkan dan mereka telah menunjukkan obat dari hambatan biologis.
kemanjuran yang mirip dengan yang disintesis 4. Meningkatkan indeks terapetik obat
secara kimia atau obat-obatan modern, namun 5. Dapat pengirimkan beberap aobat yang sifat
penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Di fisika kimianya berbeda.
antara sistem pengiriman obat baru, Nanopartikel mengacu pada sistem
nanopartikel dianggap penting. Nanopartikel koloid dengan ukuran partikel mulai dari 10
dapat digunakan untuk menargetkan obat hingga 1000 nm. Nanopartikel memiliki
herbal ke organ individu dengan selektivitas, beberapa keunggulan termasuk peningkatan
pemberian obat, efektivitas dan keamanan kelarutan, bioavailabilitas peningkatan,
yang lebih baik dan dengan demikian peningkatan khasiat, pengurangan dosis
mengurangi dosis dan meningkatkan meningkatkan penyerapan herbal obat-obatan.
kepatuhan pasien. Liu et al. mengembangkan nanopartikel poly
Kendala yang sering dialami adalah zat (DL-lactic acid) yang mengandung triptolide.
aktif pada obat herbal sulit untuk menembus Untuk mengatasi masalah kelarutan yang
membran lipid dari sel tubuh karena mereka buruk dan toksisitas triptolide, nanopartikel
memiliki ukuran molekul yang besar dan dikembangkan dengan polimer biokompatibel
kelarutan dalam air yang rendah sehingga dan biodegradable, poli (asam laktat-DL).
menyebabkan absorbsi dan bioavailabilitas Ukurannya seragam, berbentuk bulat dengan
buruk. Teknologi nano direkomendasikan permukaan halus. Sahu et al. merancang
untuk obat herbal karena berbagai alasan polimer metoksi poly biodegradable dan
seperti adanya efek samping pada formula selfassembling baru (ethylene glycol) -
yang dipasarkan saat ini, terdapat faktor palmitate, untuk pengiriman curcumin ke sel
202
kanker. Sistem terdiri dari metoksi poli (etilen target organ sehingga bisa menjadi harapan
glikol) sebagai bagian hidrofilik, asam palmitat baru dalam mengobati penyakit berbahaya
sebagai bagian hidrofobik dan curcumin hadir lainnya. Karena itu, partikel nano dapat
dalam inti misel polimer. Nanocarrier misel dimanfaatkan untuk meningkatkan kelarutan
yang disiapkan berbentuk bulat. obat herbal dan membantu melokalisasi obat di
Jadi pada optimalisasi khasiat obat herbal tempat tertentu sehingga menghasilkan
kalimantan tengah akan sangat baik jika kemanjuran yang lebih baik dan meningkatkan
menggunakan teknologi nanoteknologi ini kepatuhan pasien.
dikarenakan potensi dari tanaman obat
kalimantan itu sendiri yang memiliki banyak DAFTAR PUSTAKA
manfaat untuk menyembuhkan berbagai jenis Jumini, Sri. 2017. Nanoteknologi Manivstasi
penyakit dan teknologi nano yang memiliki Nanosciences. 28 april 2017 Purba, Jan
efektivitas terhadap jaringan, dan Sudir. 2019. Peran Nanoteknologi Terhadap
kemampuannya untuk meningkatkan Efektivitas Obat Herbal. Hanutami, Berlian.
kelarutan obat herbal dan membantu dan Arif Budiman. Penggunaan Teknologi
melokalisasi obat di tempat tertentu sehingga Nano Pada
menghasilkan kemanjuran yang lebih baik dan Formulasi Obat Herbal. Suplemen Vol 15 No 2.
meningkatkan kepatuhan pasien. Butarbutar, Maria Elvina Tresia. 2019. Sistem
penghantar Obat baru nanopratikel hibrid
KESIMPULAN lipid-polimer.
Terdapat banyak tanaman yang Krismawati, Amik. Dan Sabran, M. 2004.
berkhasiat di Kalimantan Tengah sebagai obat Pengelolaan sumber daya genetik tanaman
herbal yang dapat mengobati berbagai macam obat spesifikasi Kalimantang tengah. Buletin
penyakit ringan maupun penyakit berat seperti Plasma Nutfah Vol.12 No.1
kanker dan lain-lainnya. Namun masih Ramadon, Delly. Abdul Mun’im. 2016.
bermasalah dari segi formulasi karena Pemanfaatan Nanoteknologi Dalam Sistem
bioavailabilitas dan kelarutan dalam airnya Pengantaran Obat Baru Untuk Produk Bahan
kurang baik. Disamping itu juga masih banyak Alam. 27 Oktober 2015
obat-obat herbal khas Kalimantan Tengah yang Febrian, Rizki. Asep Ridwan Nugraha. dan
masih mempunyai efek samping yang serius Jimmy Pusaka. 2015. Ketersediaan Dan
dari penggunaan obat herbal tersebut, dosis Kebutuhan Perangkat Ukur Nano Di Institusi
yang besar, kelarutan yang kecil dan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Dan
rendahnya bioavailabilitas zat aktif. Teknologi (Puspiptek)
Pembuatan Nanoteknologi terbukti Masitoh, Al. Iyan Sopyan. 2019. Formulasi
bermanfaat dalam mengatasi masalah-masalah Nanopartikel Tanaman Herbal untuk Terapi
tersebut karena nanoteknologi herbal dapat Kanker. 21/8/20
mencapai target yang lebih spesifik dalam
203
Pengaruh Tekanan Impregnasi terhadap Karakterisasi Batang
Kelapa Sawit Termodifikasi Melamin Formaldehida
Shaliha1)*, Ninis Hadi Haryanti1), Suryajaya1), Mashuri2), Muhammad Zainuri2), Darminto2) dan
Tetti Novalina Manik1.2)
1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714
2) Departemen Fisika, Fakultas Sains
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),Surabaya 60111, Sukolilo, Indonesia
ABSTRAK- Batang kelapa sawit (BKS) jarang digunakan karena diklasifikasikan sebagai kayu berkualitas
rendah dengan kepadatan rendah, higroskopis tinggi dan stabilitas dimensi rendah. Pada penelitian ini, telah
dilakukan serangkaian metode kimia untuk meningkatkan sifat fisik dan mekanik BKS. Ada dua langkah
prosedur modifikasi yang kami gunakan dalam penelitian ini. Yang pertama, perendaman sampel dalam
larutan formaldehida, dan langkah berikutnya, impregnasi sampel dengan resin melamin formaldehida pada
variasi tekanan 0,1 MPa, 0,3 MPa dan 0,5 MPa, kemudian dicuring pada suhu 100oC dan 120oC. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa BKS yang telah termodifikasi dengan formaldehida dan melamin
formaldehida dapat meningkatkan massa jenis sekitar 28%-260% dan menurunkan kadar air sekitar 24,32%
- 62,50%. MOE meningkat sekitar 54 % - 160 % dan MOR meningkat sekitar 450 % - 950 %.
ABSTRACT- The Oil Palm Trunk (OPT) is rarely used because it is classified as low-quality wood with low
density, high hygroscopic and low dimensional stability. In this study, a series of chemical methods have been
carried out to improve the physical and mechanical properties of OPT. There has two-step modification
procedure that we used in this study. The first, The soaking of samples in formaldehyde solution, and next
step, impregnation of samples with melamine-formaldehyde resin under pressure variations of 0,1 MPa, 0,3
MPa and 0,5 MPa, and then cured at a temperature of 100oC and 120oC. The results showed that OPT had been
modified could improving density by around 28%-260% and reduce water content by around 24,32% - 62,50%.
MOE increased by around 54 % - 160 % and MOR increased by around 450 % - 950 %.
204
higroskopis tinggi dan stabilitas dimensi bagian pangkal dengan ketinggian 1 m dari
rendah (Mamiński dkk, 2016). permukaan tanah dan bagian tepi/luar
Dimensi kayu akan berubah sejalan dengan (vascular bundles) dari batang kelapa sawit
perubahan kadar air yang terkandung dalam yaitu dengan kedalaman 10 cm. Kemudian
dinding sel. Untuk meningkatkan stabilitas batang kelapa sawit dipotongdengan ukuran
dimensi kayu maka perlu adanya 5 cm x 5 cm x 15 cm mengacu pada ASTM D
pembentukan ikatan silang dengan gugus 143 (2005). Kemudian dilakukan pengovenan
OH- di dalam dinding sel kayu yaitu dengan awal dengan suhu 60oC dan dilanjutkan
menggunakan larutan formaldehida (Hill, pengeringan lagi pada suhu 103±2°C hingga
2006). Kayu akan bereaksi dengan baik mencapai berat tetap untuk dicari kadar air
terhadap larutan formaldehida jika dalam kurang dari 20% (Dungani dkk, 2016).
kondisi basa, sehingga diperlukan adanya Selanjutnya sampel dipotong kembali dengan
katalis yang dapat digunakan untuk ukuran 1 cm x 5 cm x 15 cm.
mengatur pH formaldehida pada suasana
basa yaitu dengan menggunakan NaOH Prosedur Modifikasi
(Malutan dkk, 2008). NaOH merupakan Ada dua langkah prosedur modifikasi yang
senyawa yang bersifat lembab cair yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Yang
bereaksi dengan mudah terhadap air dalam pertama tahapan formalisasi yaitu
keadaan lembab, sehingga diperlukan resin perendaman sampel dalam larutan
yang tahan terhadap air satu diantaranya formaldehida 37% pada suasana basa dengan
yaitu resin Melamin-Formaldehida (MF) (Hill, menambahkan NaOH konsentrasi 3% hingga
2006). Agar resin terpenetrasi dengan baik mencapai pH 10 (Malutan dkk, 2008), dengan
maka perlu pemberian tekanan vakum baik waktu perendaman selama 5 hari
dengan atau tanpa kempa panas pada saat (Widiyawati, 2017). Kemudian dikeringkan
proses impregnasi (Hartono dkk, 2016). pada udara terbuka hingga sampel kering dan
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini tidak lagi berbau formaldehida lebih kurang
akan membahas tentang karakterisasi sifat selama 10 hari (Hidayat dkk, 2013).Yang
fisik dan mekanik batang kelapa sawit kedua adalah tahapan impregnasi, sampel
termodifikasi larutan formaldehida dengan yang sudah melalui tahap formalisasi
cara fomalisasi dan kemudian dilanjutkan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi resin
dengan cara impregnasi menggunakan melamin formaldehida konsentrasi 100%
Melamine Formaldehida (MF) konsentrasi (Hidayat dkk, 2013) kemudian dimasukkan
100%. Untuk mendapatkan hasil impregnasi kedalam Autoclave dan diberi tekanan
yang lebih maksimal maka perlu dilakukan berdasarkan variasi tekanan 0,1 MPa, 0,3 MPa
variasi tekanan 0,1 MPa, 0,3 MPa dan 0,5 MPa dan 0,5 MPa masing-masing selama 60 menit.
dengan waktu pemberian tekanan 60 menit. Kemudian sampel dikeluarkan dari Autoclave
dan dibiarkan tetap terendam selama 24 jam
METODE PENELITIAN (Khairunnisa dkk, 2017). Setelah proses
Persiapan Benda Uji impregnasi selesai, sampel dikeluarkan dan
Kayu kelapa sawit yang digunakan berasal dicuring dengan variasi suhu 100oC (Gindl et
dari Kalimantan Selatan yang berusia lebih dri al., 2004) dan 120oC (Sint dkk, 2013) selama 10
30 tahun. Bagian kayu yang digunakan adalah menit (Deka dkk, 2007). Sampel-sampel hasil
205
curing dibersihkan dari sisa-sisa MF yg cara menimbang massa sampel, kemudian
tertinggal pada permukaan. Dan dilanjukan untuk pengukuran volume sampel dengan
dengan proses pengeringan pada suhu mengukur panjang, lebar dan tinggi sampel
103±2°C dalam oven selama 24 jam untuk dengan menggunakan jangka sorong.
mencapai kadar air kurang dari 10%. Kemudian untuk menghitung besarnya kadar
air sampel dilakukan perhitungan dengan
Karakterisasi Sampel menggunakan Pers. (1).
Pengujian sifat fisik (Kadar air dan BKU BKT
KA x100% (1)
massa jenis) BKT
Pengujian kadar air dan massa jenis dilakukan Dimana :
sebelum dan setelah perlakuan yaitu dengan KA = kadar air (%)
BKU = Berat kering udara (gram) sampai batas proporsi (sebelum patah)
BKT = Berat kering tanur (gram) menghasilkan nilai modulus elastisitas (MOE)
Untuk menghitung besarnya massa jenis dan beban maksimum yang diterima benda
sampel dengan menggunakan Pers. (2). uji hingga patah menghasilkan nilai modulus
m patah (MOR). Kemudian data yang didapat
(2)
V dihitung dengän menggunakan Pers. (4) dan
Dimana : Pers. (5).
𝜌 = Kerapatan (g/cm ) 3
P.L3
m = Massa sampel (g)
MOE x100% (4)
4.y.b.h3
V = Volume sampel (cm3)
3P.L
MOR x100% (5)
2b.h 2
Penentuan Persen Penambahan Berat Dimana:
Sampel yang digunakan untuk pengukuran MOE = Modulus of Elasticity (kg/cm2)
penambahan berat kayu berukuran 1 x 5 x 15 MOR = Modulus of Rupture (kg/cm2)
cm. Berat kayu yang diperoleh dari sebelum ΔP = Beban maksimum (kg)
dan sesudah proses impregnasi dihitung L = Jarak sangah (cm)
penambahan berat kayunya (weight percent Δy = Perubahan defleksi (cm)
gain/ WPG) dengan rumus (Hakim dkk, 2012) b = Lebar contoh uji (cm)
: h = Tebal contoh uji (cm)
B1 - B0
WPG (%) = B0
x 100% (3)
Dimana : Identifikasi Gugus Fungsi dengan FTIR
WPG = persen penambahan berat (%) Analisis ini dilakukan untuk melihat secara
B0 = berat kayu sebelum impregnasi (gr) detail pengaruh formaldehida dan melamin
B1 = berat kayu sesudah impregnasi (gr) formaldehida pada sampel kayu batang
Pengujian sifat Mekanik (Modulus of kelapa sawit sebelum dan sesudah
Elasticity dan Modulus of Rupture) modifikasi.
Sampel diletakkan pada alat uji yaitu
Universal Testing Machine setelah itu barulah HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan Sifat Fisik (Kadar Air dan Massa Jenis)
dengan pembebanan (P) ditengah benda uji Penentuan kadar air berguna untuk
secara horizontal, pembebanan dilakukan mengetahui bahwa kayu yang akan dianalisis
206
telah kering konstan. Adapun kadar air dan diberi perlakuan apapun adalah 107,3 % dan
massa jenis batang kelapa sawit awal sebelum 0,35 g/cm3.
Tabel 1. Massa jenis dan kadar air sebelum formalisasi dan setelah impregnasi (drying)
Sebelum Setelah
Formalisasi Impregnasi % Perubahan % Perubahan
Kode
Kenaikan ρ Penurunan K.A
Sampel ρ ρ
K.A (%) K.A (%) (g/cm3) (%)
(g/cm3) (g/cm3)
Keterangan: Angka pertama = tekanan impregnasi (1 = 0,1 MPa, 3 = 0,3 MPa dan 5 = 0,5 MPa) ,
kedua: suhu curing (A = 100oC dan B = 120oC).
Keterangan: Angka pertama = tekanan impregnasi (1 = 0,1 MPa, 3 = 0,3 MPa dan 5 = 0,5 MPa) ,
kedua: suhu curing (A = 100oC dan B = 120oC).
Dari tabel 1. Menunjukkan bahwa kadar yaitu kurang dari 10 % (Kusno & Asriany,
air mengalami penurunan nilai setelah 2017). Dan massa jenis yang dihasilkan
dilakukan modifikasi yaitu turun sekitar mengalami kenaikan yaitu sekitar 28% - 133%
24,32% - 62,50% dari sampel sebelum dari sampel BKS sebelum diberi perlakuan.
formalisasi. Adapun nilai kadar air yang Adapun nilai massa jenis yang diperoleh
diperoleh termasuk ke dalam kriteria SNI 01- termasuk ke dalam kriteria SNI 01-4449-2006
4449-2006 papan serat berkerapatan tinggi papan serat berkerapatan sedang dengan
dengan kadar air yaitu maximal 13% dan massa jenis yaitu berkisar antara 0,4 g/cm3 –
memenuhi syarat kadar air material akustik 0,84 g/cm3.
207
Hal ini menujukkan bahwa terjadi peningkatan sifat mekanik pada sampel
penambahan massa pada sampel akibat setelah termodifikasi lebih kurang sekitar 450
terjadinya polimerisasi antara kayu dan resin % - 950 % atau sekitar 7 – 14 kali lipat
MF seperti terlihat pada tabel 2. dibandingkan dengan nilai MOR batang
menunjukkan bahwa setelah dilakukan kelapa sawit sebelum modifikasi. Hidayat
impregnasi saat diberi tekanan 0,1 MPa, 0,3 (2013) menyatakan bahwa besarnya nilai
MPa dan 0,5 MPa pada formalisasi 5 hari pada MOR disebabkan oleh adanya MF yang
suhu curing 100oC dan 120oC seiring dengan berfungsi memejalkan kayu pada dinding dan
peningkatan tekanan terjadi penambahan rongga sel sehingga dianggap penyebab
massa yang semakin besar. Hal ini meningkatnya kekuatan kayu.
diidentifikasikan bahwa semakin besar Berdasarkan data hasil uji MOE dan
tekanan yang dilakukan, impregnan yang MOR pada tabel 3. Menunjukkan bahwa
masuk akan lebih dalam dengan cara difusi semakin tinggi suhu curing maka nilai MOE
(Hidayat dkk, 2013). dan MOR juga akan semakin meningkat. Hal
ini juga dibuktikan pada saat sampel
Sifat Mekanik (Modulus Of Elasticity dan formalisasi 5 hari pada tekanan 0,5 MPa
Modulus Of Rupture) dengan suhu curing 130OC menunjukkan nilai
Tabel 3. Hasil Uji MOR dan MOE Batang Kelapa MOE juah meningkat menjadi 3.765,31 MPa.
Sawit Sesudah dan Sebelum Modifikasi Dengan meningkatnya suhu curing maka
Sampel MOR (MPa) MOE (MPa) nilai MOE dan MOR pada setiap kenaikan
Kontrol 2,61 916,55 tekanan impregnasi juga semakin besar.
(5.5A) 14,40 1.412,57 semakin meningkatnya suhu curing maka
(5.3B) 27,50 2.107,39 resin akan semakin baik dalam hal mengikat
(5.5B) 26,96 2.461,27 serat pada kayu (Roberto, 2017) sehingga
dapat meningkatkan sifat mekanik kayu.
Keterangan: Angka pertama = tekanan
impregnasi (1 = 0,1 MPa, 3 = 0,3 MPa dan 5 =
Identifikasi Gugus Fungsi dengan FTIR
0,5 MPa) , kedua: suhu curing (A = 100oC dan
B = 120oC). 1,05
0,90
0,75
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
sifat mekanik pada sampel setelah Wavenumber(cm-1)
termodifikasi lebih kurang sekitar 54 % - 160 Gambar 1. Grafik Interpretasi FTIR Batang
% atau sekitar 2 – 3 kali lipat dibandingkan Kelapa Sawit sebelum dan setelah modifikasi
dengan nilai MOE batang kelapa sawit pada formalisasi 5 hari dan curing100oC.
sebelum modifikasi.
Berdasarkan data hasil uji MOR pada
tabel 3. Menunjukkan bahwa adanya
208
dari MF yang terdapat pada bilangan
gelombang 2954 cm-1 sedangkan pada sampel
lain puncak serapannya sangat kecil sehingga
sulit untuk diditeksi. Hal ini menujukkan
Transmitansi
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 sangat sedikit. Pada bilangan gelombang 3462
Panjang Gelombang (cm-1)
– 3084 cm-1 terdapat gugus fungsi O-H yang
Gambar 2. Grafik Interpretasi FTIR Batang merupakan gugus hidroksil selulosa, pada
Kelapa Sawit sebelum dan setelah modifikasi
bilangan gelombang ini juga terdapat gugus
pada formalisasi 5 hari dan curing 120oC
fungsi N-H yang merupakan gugus amina
primer dari melamine yang dapat bereaksi
FTIR merupakan suatu teknik
dengan formaldehida membentuk gugus
pengukuran spektrum yang berdasarkan
methylol melamine (Dyana, 2013).
pada respons bahan terhadap radiasi
elektromagnetik (Herlina, 2018). Analisis ini
KESIMPULAN
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Berdasarkan penelitian yang telah
melamin formaldehida pada sampel batang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kelapa sawit sebelum dan sesudah
modifikasi pada sifat fisis batang kelapa sawit
termodifikasi. Berdasarkan hasil pengujian
dengan formaldehida dan melamine
FTIR menunjukkan bahwa adanya perubahan
formaldehida dapat meningkatkan nilai
gugus fungsi antara sampel tanpa perlakuan
massa jenis sekitar 28% - 260% dan
dan sesudah diberi perlakuan.
menurunkan nilai kadar air sekitar 24,32% -
Pada sampel MF menunjukkan adanya
62,50% dari sampel batang kelapa sawit tanpa
pita serapan pada bilangan gelombang 772 -
perlakuan. Modifikasi pada sifat mekanik
835 cm-1 yaitu vibrasi cincin triazine yang
batang kelapa sawit dengan formaldehida
merupakan ciri khas dari resin MF. Pada
dan melamin formaldehida dapat
semua sampel yang telah diberi perlakuan
meningkatkan nilai MOE sekitar 54 % - 160 %
memiliki bilangan gelombang yang
atau sekitar 2 – 3 kali lipat dan nilai MOR
mendekati yaitu pada bilangan gelombang
sekitar 450 % - 950 % atau sekitar 7 – 14 kali
809,48 – 813,56 cm-1 yang artinya MF telah
lipat dari sampel batang kelapa sawit tanpa
terpenetrasi dan mengisi pori-pori terhadap
perlakuan.
kayu (Dyana, 2013). Pada sampel MF dan
sampel tanpa perlakuan memiliki bilangan
DAFTAR PUSTAKA
gelombang 1239,718 dan 1235,64 cm-1, yang
[ASTM] American Society for Testing and
dikonfirmasi terdapat pada bilangan
Material. 2005. ASTM D-143Volume 0410
gelombang yang mendekati 1234 cm-1 yaitu
2000. Standard Test Method for Small
vibrasi C-O pada lignin (Herlina, 2018).
Clear Specimens of Timber, USA.
Pada bilangan gelombang 2960 cm-1
Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 01-
yang merupakan vibrasi regangan C-H dari
4449:2006. Papan Serat. BSN, Jakarta.
kelompok methylol gugus fungsi ini berasal
Dirjen Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan
209
Indonesia 2015 -2017 Kelapa Sawit, Sawit. Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Kayu
Sekretariat Direktorat Jenderal Kelapa Sawit Hasil Kompregnasi
Perkebunan, Jakarta. Melamine Formaldehyde. Jurnal Online
Dyana, M. J., S. Vukusic, & A. A. Abdala. 2013. Mahasiswa. 1:1–10.
Melamine formaldehyde : curing Hill, C. 2006. Wood Modification : Chemical ,
studies and reaction mechanism. Thermal and Other Processes. Wiley,
Polymer Journal. 45(4):413–419. England.
Dungani, R., H.P.S.A. Khalil, M.N. Islam, I. Khairunnisha, I.P.N., E.S. Bakar, J.L. Rachel &
Sumardi, P. Aditiawati & A.Hadiyane. R. Halis. 2017. Effects of Soaking Periods
2016. Soil Burial Degradation of Oil and Adhesive Concentrations on the
Palm Shell ( OPS ) Nanofiller and Properties of Phenol Formaldehyde
Phenol Formaldehyde ( PF ) Resin- Resin Treated Oil Palm Wood.
Impregnated Oil Palm Trunk Lumber ( 40(2):247–256.
OPTL ): Dimensional Stability and Kusno, A. & Asriany, S. 2017. Pelepah Sagu
Mechanical Properties. J. Biobased Mater. sebagai Material Akustik Alternatif
Bioenergy 10: 1–7. Pelepah Sagu sebagai Material Akustik
Gindl, W., C. Hansmann, N. Gierlinger, M. Alternatif. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI.
Schwanninger, B. Hinterstoisser & G. 6:055–060.
Jeronimidis. 2004. Using a Water- Malutan, T., R. Nicu & V. I. Popa. 2008. Lignin
Soluble Melamine-Formaldehyde Resin Modification by Epoxidation.
to Improve The Hardness of Norway BioResources. 3(1): 13-20.
Spruce Wood, Journal of Applied Polymer Mamiński, M., P. Kozakiewicz, W.
Science. 93: 1900–1907. Jaskolowski, K.L. Chin, P.S. H'ng & R.
Hakim, L., R. Hartono & J. Zalukhu. 2012. Toczylowska-Mamińska. 2016.
Asetilasi Kayu Rambutan (Nephelium Enhancement of Technical Value of Oil
Lappaceum L), Cempedak (Artocarpus Palm (Elaeis Guineensis Jacq.) Waste
IntegerMerr), dan Rambai (Baccaurea Trunk Through Modification with 1,3-
MontleyanaMuell. ARG). Jurnal Teknik Dimethylol-4,5-Dihydroxyethyleneurea
Industri. 1 : 174–185. DMDHEU). European Journal of Wood
Hartono, R., W. Hidayat, I. Wahyudi & F. and Wood Products. 74:837-844.
Febrianto. 2016. Effect of Phenol Roberto, E. 2017. Pengaruh Temperatur
Formaldehyde Impregnation on The Curing Pada Sifat Komposit Berpenguat
Physical and Mechanical Properties of Serat Buah Pinang dengan Orientasi
Soft-Inner Part of Oil Palm Trunk. Serat Acak. Skripsi, Universitas Sanata
Journal of the Korean Wood Science and Dharma, Yogyakarta.
Technology. 44(6): 842-851. Sint, K.M., S. Adamopoulos, G. Koch, F. Hapla
Herlina, W.T. Istikowati & Fatriani. 2018. & H. Militz. 2013. Impregnation of
Analisis Kimia dari Serat Kayu Bangkal Bombax Ceiba and Bombax Insigne
( Nauclea officinalis ) sebagai Alternatif Wood with a N-Methylol Melamine
Bahan Baku Pulp Kertas. Jurnal Riset Compound. Wood Science and
Industri asil Hutan. 10(1):21–32. Technology. 47: 43-58.
Hidayat, B., A. Kamaldi & Fakhri. 2013. Wang, W. & Wang, A. 2010. Preparation ,
210
Swelling and Water-retention
Properties of Crosslinked
Superabsorbent Hydrogels Based on
Guar Gum. Advanced Materials Research.
96: 177–182.
Widiyawati. 2017. Analisis Kekuatan dan Sifat
Akustik Batang Kelapa Sawit Termodifikasi
Formaldehida dan Melamin Formaldehida.
Skripsi. Universitas Lambung
Mangkurat.
Zamzami, H. R. 2014. Kualitas Papan Komposit
Plastik Dari Limbah Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq) dan Polipropilena Daur
Ulang. Skripsi Departemen Hasil Hutan.
Institut Pertanian Bogor.
211
Karakterisasi Sifat Fisik dan Mekanik Batang Kelapa Sawit
Termodifikasi Melamin Formaldehida terhadap Variasi pH
Formalisasi
Sulung Apria Nuki1)*, Suryajaya1), Ninis Hadi Haryanti1), Mashuri2), Muhammad Zainuri2),
Darminto2), Tetti Novalina Manik1,2)
1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung
Mangkurat, Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru
2) Departemen Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111,
Sukolilo, Indonesia
ABSTRAK- Telah dilakukan peningkatan sifat fisik dan mekanik batang kelapa sawit dengan modifikasi
kimia. Ada dua langkah modifikasi yang dilakukan, pertama, sampel di formalisasi dalam kondisi asam dan
kondisi basa dan kedua modifikasi dengan impregnasi menggunakan resin melamin formaldehida di bawah
tekanan 0,5 MPa selama 1 jam. Setelah proses impregnasi, sampel dicuring dengan suhu curing 100°C dan
120°C dan dilanjutkan dengan proses pengeringan untuk melengkapi proses modifikasi. Hasil menunjukkan
bahwa modifikasi dengan variasi kondisi formalisasi dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik batang
kelapa sawit. Modifikasi kimia dapat menurunkan kadar air dan meningkatkan nilai densitas, MOR, dan
MOE.
ABSTRACK- Improving the physical and mechanical properties of oil palm trunks by chemical modification
has been studied. There has two-step modification was done, first, the formalization of samples in acid and
alkaline conditions and the second the impregnation modification using melamine formaldehyde resin under
pressure of 0,5 MPa held 1 hour. After Impregnation process, that samples cured with 100°C and 120°C curing
temperature and continue with the drying process for completes process modification. The results showed
that modification with the variations of formalization conditions could improve the physical and mechanical
properties of oil palm trunks. The chemical modification can reduce the water content and increase of the
density, MOR and MOE values.
213
Tahapan Modifikasi Kemudian sampel direndam kembali dalam
Sampel di formalisasi pada dua kondisi, larutan melamin formaldehida konsentrasi
yaitu kondisi asam (pH 4 dan pH 6) dan 100% (Hidayat dkk, 2013) selama 24 jam
kondisi basa (pH 10). Kondisi pH formalisasi (Khairunnisa dkk, 2017). Setelah proses
diatur dengan cara mereaksikan lautan impregnasi, sampel dicuring pada suhu 100°C
formaldehida dengan NaOH 3%. Waktu dan 120°C. Proses curing dilakukan selama 10
formalisasi 3 hari (Widyawati, 2017). Setelah menit (Deka dkk, 2007) dan dilanjutkan
formalisasi sampel dikeringkan di udara dengan pengeringan menggunakan oven
terbuka selama kurang lebih 10 hari hingga pada suhu 103±2°C selama 24 jam hingga
bau formaldehida hilang dari sampel. Setelah mencapai kadar air kurang dari 20%.
itu sampel diimpregnasi dengan resin
melamin formaldehida di bawah tekanan 0,5 HASIL DAN PEMBAHASAN
MPa selama 60 menit (Khalil dkk, 2012). Kadar Air dan Densitas
Kadar air dan densitas merupakan struktur kayu sehingga jumlah air yang
bagian dari sifat fisik pada kayu. Kadar air diserap oleh kayu lebih kecil (Hidayat dkk,
merupakan persentase jumlah air yang 2013).
terkandung dalam kayu (Bowyer dkk, 2003). Tabel 2. Nilai rata-rata densitas batang kelapa
Pada tabel 1 dan tabel 2 dapat dilihat nilai sawit termodifikasi
rata-rata kadar air dan densitas batang kelapa Kondisi Curing Sebelum Setelah
sawit sebelum dan sesudah modifikasi. pH (°C) perlakuan impregnasi
Tabel 1. Nilai rata-rata kadar air batang kelapa ρ (g/cm3) ρ (g/cm3)
sawit termodifikasi 4 100 0,28 0,74
Kondisi Curing Sebelum Setelah 120 0,25 0,73
Ph (°C) perlakuan impregnasi 6 100 0,25 0,77
KA (%) KA (%) 120 0,27 0,74
4 100 6,94 1,53 10 100 0,27 0,72
120 10,76 0,16 120 0,36 0,76
6 100 5,72 0,17 Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa terjadi
120 1,47 0,32 kenaikan densitas setelah perlakuan
10 100 0,90 0,53 impregnasi. Kenaikan densitas batang kelapa
120 5,76 0,41 sawit antara 111% - 208%. Hal tersebut
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa batang menunjukkan bahwa impregnasi dapat
kelapa sawit sebelum perlakuan yang telah membantu resin melamin formaldehida
mengalami proses pengeringan kadar airnya untuk masuk/penetrasi ke dalam struktur
sekitar ≤10%. Proses pengeringan bertujuan batang, yang ditandai dengan kenaikan berat
untuk mengeluarkan air yang ada dalam (Hidayat dkk, 2013).
kayu hingga diperoleh kadar air seimbang Batang kelapa sawit memiliki porositas
(Basri, 2012). Kemudian dari tabel 1 dapat tinggi yang dapat membuat resin mudah
dilihat bahwa setelah impregnasi kadar air masuk diserap oleh batang kelapa sawit pada
mengalami penurunan, hal tersebut saat proses impregnasi, sehingga
dikarenakan melamin formaldehida dapat menyebabkan nilai densitas meningkat (Bhat
menggantikan posisi air yang ada di dalam dkk, 2010). Pada sampel pH 10 (kondisi basa)
214
densitas meningkat seiring kenaikan suhu 20% – 180% dan meningkat hingga 2 kali lipat
curing, dimana semakin tinggi suhu curing dibandingkan nilai sebelum modifikasi.
resin akan semakin baik dalam hal mengikat Persen kenaikan MOR tertinggi yaitu
serat pada kayu (Roberto, 2017) sehingga sebesar 955% pada sampel pH 10 suhu curing
kerapatan kayu meningkat. 120°C dan persen kenaikan MOE tertinggi
Pada pengujian sifat fisik berupa kadar yaitu sebesar 180,18% pada sampel pH 6 suhu
air dan densitas pada batang kelapa sawit curing 120°C. Kenaikan nilai MOR dan MOE
menunjukkan bahwa variasi kondisi pH setelah modifikasi terjadi karena melamin
formalisasi tidak menunjukkan hasil yang formaldehida dapat mengisi dinding dan
berpengaruh signifikan. Hal tersebut rongga sel pada batang kelapa sawit
kemungkinan dikarenakan faktor dari dalam khususnya pada daerah parenkim dasar
kayu seperti ketebalan dinding sel kayu, serta sehingga meningkatkan kekuatan fisik
proporsi dari masing-masing sel penyusun (Hidayat dkk, 2013).
kayu (Wahyudi, 2013). Pada pH 6 (kondisi asam) dan pH 10
(kondisi basa) terjadi peningkatan nilai MOR
MOR (modulus of rupture) dan MOE dan MOE seiring kenaikan suhu curing
(modulus of elasticity) dimana semakin tinggi suhu curing resin akan
Sifat mekanik berhubungan dengan semakin baik dalam hal mengikat serat pada
kekuatan kayu. Pada tabel 3 menunjukkan kayu (Roberto, 2017) sehingga kekuatan kayu
terjadi peningkatan nilai MOR dan MOE pada meningkat. Dari hasil pengujian, variasi
batang kelapa sawit setelah modifikasi. kondisi pH formalisasi tidak memberikan
Persen kenaikan MOR pada batang kelapa nilai yang signifikan pada hasil uji mekanik,
sawit setelah modifikasi sekitar 500% – 900% hal tersebut diindikasikan karena terjadi
dan meningkat hingga 6 – 10 kali lipat ketidakteraturan orientasi serat dan panjang
dibandingkan nilai sebelum modifikasi. serat setelah proses modifikasi sehingga
Sedangkan persen kenaikan MOE pada mempengaruhi nilai MOR dan MOE yang
batang kelapa sawit setelah modifikasi sekitar dihasilkan (Widyawati, 2017).
Tabel 3. Nilai MOR dan MOE batang kelapa sawit termodifikasi
Persen Persen
kenaikan kenaikan
Kondisi pH Suhu curing (°C) MOR (MPa) MOE (MPa)
MOR (%) MOE (%)
Tanpa - 2,61 916,25 - -
perlakuan
4 100 21,32 1.863,13 717,33 103,34
120 17,08 1.603,32 554,89 74,99
6 100 17,61 1.475,83 574,92 61,07
120 24,58 2.567,14 842,41 180,18
10 100 18,62 1.156,68 613,95 26,24
120 27,52 2.210,38 955,00 141,24
KESIMPULAN
215
Berdasarkan hasil penelitian yang telah and Spectral Characteristics of Annual
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan Plant LigninsModified by
antara lain: Hydroxymethylation Reaction. Cellul.
1. Modifikasi dengan variasi kondisi pH Cellulose Chemistry and Technology, 46 (9-
formalisasi dapat meningkatkan sifat fisik 10), 589–597.
batang kelapa sawit, yaitu mampu Deka, M., W. Gindl, R. Wimmer & H.
menurunkan kadar air dan meningkatkan Christian. 2007. Chemical Modification
densitas hingga 111% - 208%. of Norway spruce (Picea abies (L) Karst
2. Modifikasi dengan variasi kondisi pH ) Wood With Melamine Formaldehyde
formalisasi dapat meningkatkan sifat Resin. Indian Journal of Chemical
mekanik batang kelapa sawit, yaitu Technology, 14, 134–138.
mampu meningkatkan MOR hingga 500% Departemen Pertanian. 2006. Pedoman
- 900% atau sekitar 6 – 10 kali lipat. Serta Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit.
mampu meningkatkan MOE hingga 20% - Subdit Pengelolaan Lingkungan
180% atau sekitar 2 kali lipat dari sebelum Direktorat Pengelolaan Hasil Pertanian
modifikasi. Ditjen PPHP, Jakarta.
Dungani, R., H.P.S.A. Khalil, M.N. islam,
DAFTAR PUSTAKA I.Sumardi, P.Aditiawati & A.Hadiyane.
Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan 2016. Soil Burial Degradation of Oil
Kayu Olahan Indonesia. 2018. Optimasi Palm Shell ( OPS ) Nanofiller and
Pemanfaatan Batang Sawit : Aplikasi Iptek Phenol Formaldehyde ( PF ) Resin-
dan Sinergi Industri. ISWA, Jakarta. Impregnated Oil Palm Trunk Lumber (
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa OPTL ): Dimensional Stability and
Sawit. 2018. Kayu Lapis: Olahan Limbah Mechanical Properties. Journal of
Replanting Kelapa Sawit, Hasilkan Biobased Materials and Bioenergy, 10, 1–7.
Keuntungan Ekonomi. BPDPKS, Jakarta. Hernawan, A., F. Diba, Y. Mariani, D.
Basri, E. 2012. Modul Bimbingan Teknis Setyawati & Nurhaida. 2013. Sifat Kimia
pengeringan Kayu. UPT Pusat Perkayuan Batang Kelapa Sawit ( Elaeis guinensis
Dinas Kelautan dan Pertanian, Jakarta. Jacq ) Berdasarkan Letak Ketinggian
Bhat, I.U., C.K. Abdullah, H.P.S.A. Khalil, M. dan Kedalaman Batang. Jurnal Hutan
Hakimi, Ibrahim & M.R.N. Fazita. 2010. Lestari, 2, 472–481.
Properties Enhancement of Resin Hidayat, B., Kamaldi, A. & Fakhri. 2013.
Impregnated Agro Waste : Oil Palm Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Kayu
Trunk Lumber. Journal of Reinforced Kelapa Sawit Hasil Kompregnasi
Plastics & Composites, 29 (22), 3301–3308. Melamine Formaldehyde. Jurnal Online
Bowyer, J., R. Shmulsky & J.G. Haygreen. Mahasiswa, 1, 1–10.
2003. Forest Product and Wood Science: An Hill, C. 2006. Wood Modification : Chemical ,
Introduction. Fourth Edition. Lowa State Thermal and Other Processes. Wiley :
Press a Blackwell Publishing Company : England.
USA. Iswanto, A.H., T. Sucipto, I. Azhar, Z. Coto, &
Capraru, A., E. Ungureanu, L.C. Trinca, T. F.F. 2010. Sifat Fisis dan Mekanis Batang
Malutan & V.I. Popa. 2012. Chemical Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq )
216
Asal Kebun Aek-Pancur- Sumatera Pekanbaru-Riau.
Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Roberto, E. 2017. Pengaruh Temperatur
Hutan, 3 (1), 1–7. Curing Pada Sifat Komposit Berpenguat
Khairunnisa, I.P., E.S. Bakar, J.L. Rachel, R. Serat Buah Pinang dengan Orientasi
Halis & A.C.Y. Choo. 2017. Effects of Serat Acak. Skripsi, Universitas Sanata
Soaking Periods and Adhesive Dharma Yogyakarta.
Concentrations on the Properties of Wahyudi, I. 2013. Hubungan Struktur Anatomi
Phenol Formaldehyde Resin Treated Oil Kayu dengan Sifat Kayu, Kegunaan dan
Palm Wood. Pertanika J.Trop.Agric.Sci, Pengolahannya. Diskusi LitBang
40 (2), 247–256. Anatomi Kayu Indonesia, Bogor.
Khalil, H.P.S., P. Amouzgar, M. Jawaid, A. Widyawati. 2017. Analisis Kekuatan dan Sifat
Hassan, F. Ahmad, A. Hadiyana, et al. Akustik Batang Kelapa Sawit
2012. New Approach to Oil Palm Trunk Termodifikasi Formaldehida dan
Core Lumber Material Properties Melamin Formaldehida. Skripsi,
Enhancement via Resin Impregnation. Universitas Lambung Mangkurat
Journal of Biobased Materials and Banjarbaru.
Bioenergy, 6, 1–10.
PT Perkebunan Nusantara V. 2015.
Ganoderma : “Momok Menakutkan”
Planter Kelapa Sawit. PTPN V,
217
Pembelajaran Fisika Matematika I Dengan Model Self
Regulated Learning (Srl) Berbantukan Lembar Kerja
Mahasiswa : Dampak Motivasi Belajar Mahasisiswa
Email: [email protected]
ABSTRACT: The objectives of the study is to measure the improvement of the learning
motivation of the students through the use of self-regulated learning model with students'
worksheet in Physics-math I subject. The type of the research is descriptive.The instruments used
in this data collection techniques is questionnaires for learning independency. The result ofthe
Study showsthat there was moderate improvement of the students' learning motivation through
the use of self- regulated learning model with students’ worksheet (0,374).
214
mahasiswa dapat menguasai materi Schunk dan Zimmerman (2008)
pembelajaran. Salah satu model mendefinisikan SRL sebagai suatu
pembelajaran yang diharapkan mampu proses belajar yang terjadi akibat
meningkatkan motivasi mahasiswa agar pengaruh dari pemikiran, perasaan,
memiliki kesadaran bahwa belajar itu strategi, dan perilaku sendiri yang
penting adalah model self regulated berorientasi pada pencapaian tujuan.
learning (SRL). terdapat 3 fase utama pada siklus SRL
Berbagai penelitian telah yakni merancang belajar, memantau
dilakukan dengan menggunakan model kemajuan belajar selama menerapkan
SRL diantaranya penerapan SRL rancangan, dan mengevaluasi hasil
berbasis internet mampu meningkatkan belajar secara lengkap. Kegiatan
kemandirian belajar mahasiswa (Ana pembelajaran yang berlangsung pada
dan Achdiani, 2015), Penerapan model tiap fase SRL dirinci sebagai berikut:
SRL berhasil meningkatkan hasil belajar • Fase 1 yaitu fase merancang belajar.
siswa (Surawan et al, 2018), dan Fase merancang belajar berlangsung
Pemberian modul SRL dan pelaksanaan kegiatan yaitu: menganalisis tugas
model pembelajaran SRL ini cukup belajar, menetapkan tujuan belajar,
efektif untuk meningkatkan motivasi dan merancang strategi belajar.
belajar mandiri pada mahasiswa • Fase 2 yatu fase memantau. Fase
(Ellianawati dan Wahyuni, 2010) memantau berlangsung kegiatan
SRL adalah suatu model yaitu: mengajukan pertanyaan pada
pembelajaran agar mahasiswa mampu diri sendiri antara lain: Apakah
mengarahkan diri sendiri dalam belajar. strategi yang dilaksanakan sesuai
SRL disebut juga proses pengaturan diri dengan rencana? Apakah saya
yang terjadi disaat belajar. Dalam proses kembali kepada kebiasaan lama?
ini, mahasiswa dengan sengaja mampu: Apakah saya tetap memusatkan diri?
mengarahkan diri untuk mencapai Dan apakah strategi telah berjalan
tujuan belajar, mengetahui bagaimana dengan baik?
cara diri sendiri dalam mengatur • Fase 3 yaitu mengevaluasi. Fase
pelajaran yang akan dipelajarinya dan mengevaluasi memuat kegiatan
mengembangkan diri sendiri. Dosen yaitu: memeriksa bagaimana
mempunyai tanggung jawab tidak jalannya strategi: Apakah strategi
hanya memberikan pembelajaran. Akan telah dilaksanakan dengan baik?
tetapi, hal yang lebih penting lagi yaitu (evaluasi proses); Hasil belajar apa
mengajari mahasiswanya bagaimana yang telah dicapai? (evaluasi
mereka harus belajar (Pintrich dalam produk); dan Sesuaikah strategi
Montolvo, 2004).
215
dengan jenis tugas belajar yang SRL berbantukan LKM pada mata
dihadapi? kuliah fisika matematika I.
• fase merefleksi: Pada dasarnya phase Penelitian ini diharapkan sebagai
ini tidak hanya berlangsung pada bahan refleksi dan evaluasi bagi
phase keempat dalam siklus self pengajar fisika agar dapat mengetahui
regulated learning, namun refleksi sejauh mana motivasi belajar
berlangsung pada tiap phase selama mahasiswa setelah menerapkan model
silkus berjalan SRL berbantukan LKM pada mata
Selain itu, Butler (2011) kuliah fisika matematika I dan dapat
mengemukakan SRL merupakan siklus memberikan alternative gambaran
kegiatan kognitif yang berulang-ulang kepada dosen dalam penerapan model
yang terdiri dari kegiatan yaitu: SRL berbantukan LKM pada mata
menganalisis tugas; memilih, kuliah fisika matematika I.
mengadopsi, atau menemukan
pendekatan strategi untuk mencapai METODE PENELITIAN
tujuan tugas; dan memantau hasil dari Penelitian ini menggunakan
strategi yang telah dilaksanakan. pendekatan Kuantitatif. Pendekatan
Penerapan model SRL diharapkan Kuantitatif. Jenis penelitian yang
lebih terbantukan lagi dengan dilakukan yaitu penelitian deskriptif.
menggunakan Lembar Kerja Mahasiswa Metode penelitian yang digunakan
(LKM) agar mahasiswa dapat terbantu adalah pre-experimental design dengan
lagi memahami materi fisika desain pretest-postest satu kelompok
matematika I. Penerapan model SRL atau one-group pretest-postest design.
berbantukan lembar kerja mahasiswa Penelitian ini dilaksanakan di
diharapkan mampu meningkatkan Laboratorium Fisika Program Studi
motivasi belajar. Tadris Fisika Jurusan PMIPA FTIK IAIN
Berdasarkan permasalahan di atas, Palangka Raya tahun Ajaran 2017/2018.
perlunya diterapkan model SRL Pelaksanaan penelitian dilaksanakan
berbantukan lembar kerja mahasiswa bulan Juli-Desember 2017.
yang diharapkan mampu Peneliti mengambil mahasiswa
meningkatkan motivasi belajar semester III yang memprogram mata
mahasiswa. kuliah Fisika Matematika I tahun ajaran
Tujuan Penelitian ini adalah 2017/2018 di Tadris Fisika Fisika Jurusan
Untuk mengetahui peningkatan PMIPA FTIK IAIN Palangka Raya
motivasi belajar mahasiswa setelah sebagai populasi penelitian. Peneliti
diterapkan dengan menerapkan model mengambil seluruh populasi menjadi
sampel penelitian.
216
Teknik pengumpulan data yang skor posttest skor pretest
( n) g
digunakan dalam penelitian ini antara skor ideal skor pretest
lain: metode angket untuk mengetahui
motivasi belajar.
(
Analisis angket motivasi siswa
2)
menggunakan analisis statistik
Kategori n-gain menurut Hake (1999)
deskriptif rata-rata berdasarkan nilai
dalam Sundayana (2014:151) yang
yang diberikan berdasarkan hasil
kemudian dimodifikasi yaitu sebagai
angket siswa yang telah dijawab.
berikut:
Kriteria yang digunakan untuk
0,70 ≤ g ≤ 100 : Tinggi
mendeskripsikan rata-rata penelitian
0,30 ≤ g < 0,70 : Sedang
dari hasil pengamatan yaitu:
0,00 < g < 0,30 : Rendah
1 = Kurang baik
g = 0,00 :Tidak terjadi
2 = Cukup baik
peningkatan
3 = Baik
-1,00 ≤ g < 0,00 : Terjadi Penurunan
4 = Sangat baik
Rentang tiap kategori ditetapkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan persamaan statistik yang
Hakikat motivasi belajar adalah
disesuaikan dengan data.
dorongan internal dan eksternal pada
Jumlah aspek yang diamati ada 18,
siswa-siswa yang sedang belajar untuk
maka:
mengadakan perubahan tingkah laku.
Skor maksimal = 18 x 4
Pada umumnya dengan beberapa
Skor minimal = 18 x 1
indikator atau unsur yang mendukung.
Interval =
Hal itu mempunyai peranan besar
(1) dalam keberhasilan seseorang dalam
Tabel 1. Klasifikasi Skor Motivasi belajar. Indikator motivasi belajar dapat
Skor Kategori diklasifikasikan sebagai berikut: (1)
18 – 36 Rendah adanya hasrat dan keinginan berhasil;
37 – 54 Sedang (2) adanya dorongan dan kebutuhan
55 – 72 Tinggi dalam belajar; (3) adanya harapan dan
(Sudaryono, cita-cita masa depan; (4) adanya
2013) penghargaan dalam belajar; (5) adanya
Peningkatan hasil motivasi kegiatan yang menarik dalam belajar;
belajar dianalisis menggunakan n-gain (6) adanya lingkungan belajar yang
yaitu (Sundayana, 2014: 151): kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan
baik (Hamzah, 2006).
217
Rekapitulasi angket Motivasi dapat terlihat dari hasil N-Gain rata-rata
belajar mahasiswa pre-test sebelum adalah 0,374 dengan kategori sedang.
diterapkan model pembelajaran SRL Penerapan model pembelajaran
dengan bantuan LKM dan post-test SRL dengan bantuan LKM masih
setelah model pembelajaran SRL kurang dapat meningkatkan Motivasi
dengan bantuan LKM dapat dilihat belajar mahasiswa. Hal ini sejalan
seperti pada tabel 2 berikut. Hasil rata- dengan penelitian yang dikemukakan
rata motivasi belajar mahasiswa dengan Susatyo, et al (2009) yang
menerapkan Model pembelajaran SRL mengemukakan guru harus dapat
dengan bantuan LKM dapat dilihat mengarahkan siswa untuk belajar
pada tabel 2 berikut: mandiri serta membangkitkan siswa
Tabel 2. Rata-rata Motivasi Belajar untuk dapat menjelaskan hasil
Mahasiswa belajarnya kepada pihak lain pada
Pretest Postest Gain N pembelajaran dengan model SRL. Selain
gain itu, Dukungan sosial menjadi hal yang
61,432 75,855 14,423 0.374 diduga dapat mempengaruhi self
Motivasi belajar diukur melalui regulated learning. Apabila dukungan
melalui angket sebelum dan setelah emosional tinggi individu akan merasa
diterapkan model pembelajaran SRL mendapatkan dorongan yang tinggi
dengan bantuan LKM. Analisis Motivasi dari anggota keluarga. Apabila
belajar mahasiswa terdiri dari Motivasi penghargaan untuk individu tersebut
belajar secara individu. Hasil rata-rata besar, maka akan meningkatkan
pretest motivasi belajar adalah 61,432 kepercayaan diri (Azmi, 2016)
dan rata-rata postest Motivasi belajar Walaupun demikian, masih
adalah 75,855 dengan nilai rata-rata terdapat peningkatan motivasi belajar
yang tidak mengalami kenaikan dengan model pembelajaran SRL
signifikan antara pretest dan posttest dengan bantuan LKM. Hal ini
Tabel 2 menunjukan bahwa didukung, penelitian oleh Hidayat dan
motivasi belajar mahasiswa sebelum Budiman (2009) menyatakan penerapan
diterapkan model pembelajaran SRL pendekatan model SRL memberikan
dengan bantuan LKM tidak ada pengaruh terhadap terhadap motivasi
perubahan motivasi belajar yang berarti belajar siswa. Selain itu, SRL memiliki
setelah diterapkan model pembelajaran pengaruh terhadap motivasi diri belajar
SRL dengan bantuan LKM maka siswa untuk menjadi a good selfregulated
Motivasi belajar mahasiswa mengalami learner. Motivasi diri yang dimiliki
peningkatan yang tidak berarti, yaitu mahasiswa dalam belajar lebih banyak
ditentukan oleh rasa kepercayaan diri
218
serta keyakinan diri terhadap Berdasarkan kesimpulan
kemampuan mereka dalam penelitian, dapat disarankan beberapa
menentukan keberhasilan mereka hal yaitu Pembelajaran dengan Model
dalam belajar. Selain itu, melalui SRL pembelajaran SRL dengan bantuan
mahasiswa memiliki tingkat LKM pada mata kuliah Fisika
kenyamanan yang lebih dalam belajar Matematika I ini dapat dijadikan pilihan
khusunya terkait dengan strategi belajar alternatif model pembelajaran. Selai itu,
yang mereka terapkan dimana mereka bagi tenaga pengajar dan Peneliti yang
cenderung lebih nyaman untuk dapat menggunakan Model pembelajaran SRL
belajar bersama-sama dengan teman dengan bantuan LKM pada mata kuliah
dalam melakukan diskusi. Tingkat Fisika Matematika I ini perlu adanya
kenyamanan serta keyakinan dan dukungan dari dosen yang mengajar
kepercayaan diri tersebut yang terus dan mahasiswa untuk terdorong
menstimulasi mereka untuk dapat kesadaran belajar secara mandiri.
melakukan kegiatan belajar mereka
secara aktif dan mandiri (Aimah dan UCAPAN TERIMA KASIH
Ifadah,2014). Pemberian kebebasan Peneliti mengucapkan terima
memilih teman dalam kelompok dan kasih kepada IAIN Palangka Raya dan
memilih pola belajar sesuai dengan Bapak Suhartono, M.Si yang telah
minatnya ternyata memberi memberikan masukan mengenai
kenyamanan belajar dan motivasi penelitian ini dan semua pihak yang
berkompetisi yang positif sehingga telah memberikan masukan dan
capaian belajarnya lebih baik bantuan dalam penelitian.
(Ellianawati dan Wahyuni, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Aimah dan Ifadah. 2014. Pengaruh Self-
Berdasarkan hasil analisis data
Regulated Learning Terhadap
dan pembahasan dapat diambil suatu
Motivasi Belajar Siswa. Prosiding
kesimpulan sebagai berikut : Nilai
Seminar Nasional & Internasional
pretest motivasi belajar mahasiswa
Universitas Muhammadiyah
sebelum dilaksanakan pembelajaran
Semarang.
oleh peneliti sebesar (60,568) tidak jauh
Ana dan Achdiani, Yani. 2015.
berbeda dengan nilai pada post test
Penerapan Self Regulated Learning
(70,227), nilai gain yang diperoleh
Berbasis Internet Untuk
sebesar (9,659), nilai N-gain yang
Meningkatkan Kemandirian
diperoleh (0,374) dengan kategori
Belajar Mahasiswa. INVOTEC,
sedang.
Volume XI, No.1, Februari 2015 : 15-
219
22 Future Directions). Universitas De
Azmi, Shofiyatul. 2016. Self Regulated Navarra.
Learning Salah Satu Modal Roswati Mudjiarto dan Frans J. Krips.
Kesuksesan Belajar dan Mengajar. 2010. Matematika Fisika I . Bandung:
Seminar ASEAN 2 Psychology &
nd ITB.
Humanity @ Psychology forum Schunk, Dale H dan Zimmerman, Barry
UMM 19-20 Februari 2016. J . 2008.Motivation and Self-
Butler, Deborah L. 2011. Investigating regulated Learning: Theory,
Self-Regulated Learning Using In- Research, and Applications. New
Depth Case Studies (in Handbook York : Lawrence Erlbaum
of Self-Regulation of Learning and Associates (Taylor and Francis
Performance). New York : Group).
Lawrence Erlbaum Associates Sudaryono. 2013. Pengembangan
(Taylor and Francis Group). Instrumen Penelitian Pendidikan,
Ellianawati dan Wahyuni, S. 2010. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pemanfaatan Model Self Regulated Surawan, K., Nurhayata, I G., Sutaya, I
Learning Sebagai Upaya W. 2018. Penerapan Model Self
Peningkatan Kemampuan Belajar Regulated Learning Untuk
Mandiri Pada Mata Kuliah Optik. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar
(januari 2010) 35-39. Elektromekanik Pada Siswa Kelas
Hamzah.. 2006. Teori Motivasi dan X TIPTL 3 Smk Negeri 3 Singaraja.
Pengukurannya, Jakarta: Bumi Jurnal Pendidikan Teknik Elektro
Aksara. Undiksha Vol. 7 No.3, Desember 2018
Hidayat, Y., Budiman, D., & Mitarsih, T. Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian
(2009). Pengaruh penerapan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
pendekatan model self-regulated Susatyo,Eko Budi. Rahayu S., Sri
learning terhadap motivasi belajar Mantini. Yuliawati, Restu. 2009.
siswa dalam pembelajaran penjas Penggunaan Model Learning Start
di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian With A Question Dan Self
Pendidikan, 1(2). Regulated Learning Pada
Montolvo, Fermin Torano dan Carmen, Pembelajaran Kimia. Jurnal Inovasi
Maria. 2004. Jurnal Penelitian. Self Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.1, 2009,
Regulated Learning (Current And hlm 406-412.
220