Makalah Ephestia Elutella JADI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HAMA DAN PENYAKIT PASCA PANEN

Ephestia elutella

Disusun oleh:

Aisyah H0715006
Anisya Mar’atus H0715017
Dwi Meindasari H0715042
Eka Dyah Aisah H0715043
Emma Gynta Ramadhani H0715045

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produk pascapanen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan
berbagai tujuan terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan
bagi petani maupun konsumen. Hama pascapanen adalah organisme yang
merusak hasil pertanian baik yang sudah di tempat penyimpanan maupun
yang masih dalam masa panen. Serangan hama pascapanen akan
mengakibatkan penurunan mutu/kualitas. Kerusakan yang disebabkan hama
pascapanen dapat berupa kerusakan dari segi fisik atau penampilan dan
kandungan nutrisi di dalamnya. Kerusakan tersebut dapat menurunkan harga
jual dari hasil pertanian sehingga petani juga akan dirugikan.
Ephestia elutella merupakan hama pascapanen berupa ngengat yang
menyerang gudang penyimpanan kakao, tembakau, juga gabah. Kakao
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Biji kakao yang sudah dipanen disimpan dengan baik yang kemudian
akan diolah menjadi berbagai jenis makanan mulai dari cokelat, wafer, bubuk
es krim coklat, agar-agar, dan lainnya. Akan tetapi biji kakao di pentimpanan
tidak lepas dari serangan ngengat gudang tersebut.
Pengendalian hama pascapanen sangat perlu dilakukan agar tidak
menimbulkan kerugian yang semakin besar. Sebelum mengendalikan, perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai seluk beluk Ephestia elutella,
karakteristik, dan siklus hidupnya. Makalah ini dibuat untuk mengkaji
karakteristik Ephestia elutella dan cara pengendaliannya.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui ciri-ciri hama pascapanen Ephestia elutella
2. Mengetahui mekanisme penyerangan Ephestia elutella
3. Mengetahui dampak serangan Ephestia elutella
4. Mengetahui upaya pengendalian hama Ephestia elutella
BAB II
ISI

A. Morfologi dan Biologi Ephestia elutella


Di Indonesia, hama ini dikenal dengan nama ngengat gudang daerah
tropis atau dalam bahasa asing yaitu cocoa moth, tropical warehouse moth
dan tobacco moth. Hama kemungkinan berasal dari Eropa kemudian telah
bertransportasi secara luas sampai ke Australia. Menurut Mokrzhetskii dan
Bragina (1915), Ephestia eutella pertama kali tercatat sebagai hama tembakau
yang diawetkan di Rusia pada tahun 1915. Ngengat Ephestia eutella termasuk
ke dalam famili Pyralidae (pyralididae) atau ngengat bermoncong. Kata
pyralidae berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu pitralidos yang artinya
serangga bersayap yang hidupnya diduga dalam api. Ngengat ini sedikit lebih
besar dari ngengat yang termasuk microlepidoptera. Hama ini merupakan
ngengat di malam hari dan tertarik pada cahaya sehingga mudah masuk dalam
peragkap lampu.
Di daerah tropis, terdapat 3 spesies yang termasuk Genus Ephestia
yaitu Ephestia elutella, Ephestia cautella dan Ephestia kuehniella. Ketiga
spesies merupakan ngengat kecil, panjang tubuh 7-9 mm, sayap depan abu-
abu tua bergaris, rentangan sayap 16-19 mm, sayap belakang berwarna putih,
dan kepala relatif besar. Ciri khasnya larva memiliki rambut-rambut “setae”
yang dikelilingi oleh lingkaran kecil berwarna gelap. Ngengat aktif terbang
pada senja hari tetapi tidak tertarik dengan cahaya lampu.

Gambar 1.1 Sayap ngengat Ephestia elutella


Gambar 1.2 Perbedaan bentuk dewasa ketiga genus Ephestia
Telur Ephestia eutella diletakkan sendiri-sendiri atau dalam kelompok
di dekat sumber makanan. Setiap telur beratnya 0,003 mg dengan 0,5 mm
panjang dan 0,35 mm lebarnya. Cangkangnya sangat keras dan tersusun
halus. Waktu yang dibutuhkan telur untuk menetas bervariasi sesuai suhu,
tetapi pada suhu 25 0C larva kecil muncul dalam 6-7 hari. Di daerah tropis,
perkembangan telur hingga imago berlangsung 25-30 hari pada suhu 30 0C
dengan kelembapan udara 70% sedangkan untuk daerah dingin dengan suhu
20-25 0C perkembangan telurnya dapat berlangsung 6-12 minggu.

Gambar 1.3 Telur Ephestia eutella


(sumber:http://bru.gmprc.ksu.edu//db/insect/search_results.asp?family_id=&g
enus_id=19&genus_name=)
Larva Ephestia eutella yang ada pada tembakau memiliki warna yang
bervariasi, beberapa berwarna kuning, kecoklatan, merah muda dan ada juga
yang putih pucat. Kepala berwarna kemerahan dan tubuhnya berwarna coklat
dengan bintik-bintik kecil di sepanjang punggung. Larva berkembang melalui
enam instar dan pada tahap ini mencapai panjang sekitar 1,3 cm. Setelah
menetas larva memasuki produk yang terinfestasi, mulai makan dan tetap
tidak terlihat selama 2-3 bulan. Larva Ephestia elutella mengalami proses
diapause, yaitu proses dormansi yang terkait erat dengan lingkungan alam
yang bertindak sebagai sebuah mekanisme sinkronisasi untuk memastikan
bahwa pembiakan terjadi pada waktu optimal dari siklus optimal. Larva yang
ditempatkan pada suhu 45 0C selama 4 jam setiap hari selama seminggu akan
menunjukkan sedikit kematian. Pintalan seperti sutra yang dihasilkan oleh
larva dapat menyumbat dan merusakan mesin-mesin.

Gambar 1.4 Larva Ephestia elutella


Mayoritas larva instar ke-enam mengalami fase pupa (kepompong)
setelah diapause pada awal musim panas. Warna pupa berkisar dari coklat
muda ke coklat gelap tergantung pada usia. Warna kepompong semakin gelap
ketika umur mereka semakin tua. Durasi tahap kepompong diatur oleh variasi
suhu dri 45 hari pada suhu 15 0C hingga 1 hari pada 30 0C. kepompong selalu
ditemukan pada permukaan luar karena sejak kemunculan ngengat dewasa
menjadi rapuh dan tidak dapat mendorong keluar dari kurungan. Siklus
Maksimum pertumbuhan populasi perbulan yaitu senbanyak 60 kali.
Fase dewasa ngengat ini berukuran kecil dan berwarna abu-abu atau
coklat abu-abu. Ngengat betina memiliki berat antara 9-11 mg dan ngengat
jantan yaitu 7-9 mg tergantung pada tipe makanan. Namun ketika dipelihara
pada substrat yang sama, ngengat jantan selalu lebih ringan berat badannya
dibandingkan dengan ngengat betina. Pada siang hari, ngengat beristirahat di
langit-langit atau dinding dan menjadi aktif saat senja. Pada antena ngengat
terdapat thermo-reseptor dan daya tarik terhadap panas menolak respons
untuk menjauh dari cahaya. Di gudang ngengat dewasa dapat tinggal hingga 3
minggu, tergantung pada suhu dan ukuran, pada ngengat jantan memiliki
umur yang lebih pendek dari ngengat betina. Dalam kondisi optimal,
fekunditas normal tiap ngengat betina yaitu 150-200 butir, meskipun
beberapa individu memiliki lebih dari 300 telur. Sebagian besar telur
diletakkan saat senja atau pada malam hari dalam 4 atau 5 hari pertama
kehidupan (Ashworth 1993).

Gambar 1.5 Fase Dewasa Ngengat Ephestia elutella


Berikut taksonomi Ephestia elutella :
Kerajaan : Animalia

Filum : Arhtropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Lepidoptera

Family : Pyralidae

Genus : Ephestia

Species : Ephestia elutella

B. Mekanisme Penyerangan Ephestia elutella


Ephestia elutella merupakan hama perusak dari jenis tembakau dan
biji kakao serta memakan berbagai macam produk yang disimpan seperti
beras, kopi, produk biji-bijian dan buah kering. Menurut Ashworth (1993),
larva Ephestia elutella memakan berbagai macam produk yang disimpan
seperti tembakau Turki, produk biji-bijian, biji kakao, buah kering, kopi, dan
cabai rawit. Ngengat ini lebih menyukai daun tembakau dengan gula tinggi
dan kandungan nikotin yang rendah. Kemudian saat memakan gandum,
hanya embrio yang dikonsumsi meskipun larva muda merasa sulit untuk
menyerang biji yang tidak rusak.
Ephestia elutella merupakan salah satu hama penting pada beras
giling. Kerusakan akibat dimakan larva hanya sedikit, aktivitas bersarang
dengan cara mengikat beberapa butir beras yang mengakibatkan banyak butir
yang rusak dan terkontaminasi kotoran. Larva tinggal di dalam gumpalan
tersebut hingga menjadi pupa. Fekunditas seekor betina kurang lebih 300
telur yang diletakkan pada permukaan beras secara berderet. Setelah
menetas, larva bergerak bebas pada butir-butir beras dan melalui enam tahap
instar. Pada instar terakhir larva membuat gumpalan-gumpalan dari butir
beras yang saling dilekatkan sebagai tempat untuk melalui fase pupa, hingga
kemudian muncul sebagai imago yang baru. Siklus hidupnya sekitar 31-42
hari.
Larva E. elutella membuat “silk webbing” yaitu dengan kelenjar
suteranya, tepung atau bij-bijian diikat menjadi suatu rumah baginya sehingga
tepung tersebut menggumpal. Larva tidak menembus produk yang tertutup
rapat, tetapi jika ada sedikit celah maka ngengat betina akan tertarik oleh
aroma dan akan bertelur di dekatnya dan larva yang baru menetas akan
merangkak masuk dan mulai makan. Begitu juga dari tiap-tiap tahap
perkembangan hidupnya, mereka dapat menyebabkan kontaminan pada
produk oleh bagian-bagian badannya maupun oleh cairannya dan ekreta-nya
sehingga menyebabkan banyak butir yang rusak karena terkontaminasi.
C. Dampak Serangan Ephestia elutella Pada Hasil Pertanian
Di Indonesia terutama di daerah beriklim hangat, hama ini dikenal
dengan nama ngengat gudang, terutama pada komoditas tembakau dan kakao.
Selain tembakau dan kakao, hama juga ditemukan dalam berbagai jenis
sereal, hop, bunga matahari, buah-buahan kering dan sayuran, kacang,
almond, kacang,hazelnut, biji kopi, permen, merah merica, tepung dan beri
produk yang dibuat biskuit, pasta, dan produk susu. Makanan untuk jenis
ngengat ini terkadang kurang umum yaitu daging, bangkai, koleksi serangga
dan kayu kering. Berikut gejala- gejala yang ditimbulkan akibat serangan
Ephestia elutella sebagai hama gudang utama pada tembakau dan kakao:
1. E. elutella sebagai hama gudang tembakau
Ngengat tembakau ini tersebar di banyak wilayah di Indonesia,
terutama di gudang di mana tembakau daun kecil (oriental) disimpan.
Seringkali hama ini dapat membuat kerusakan bahkan sebelum tembakau
diolah. Larva E. elutella bersifat fitopag dan mereka bisa menyebabkan
kerusakan ekonomi yang signifikan pada produksi tembakau. Segera
setelah menetas ulat memakan daun tembakau kering. Ulat menggigit
jaringan di antara daun vena, dan kemudian mereka makan seluruh bagian
daun dan hanya menyisakan tulang daun. Jika tembakau dikemas dalam
bentuk bal, maka ulat akan menerobos dan membuat terowongan di
permukaan bal tembakau (tidak sampai dalam bal) untuk memakan daun
tembakau. Tidak seperti kumbang rokok, ngengat tembakau ini tidak
sampai merambah produk tembakau siap pakai.
Ulat E. elutella juga bisa menyebabkan kerusakan tidak langsung
pada daun tembakau yaitu akibat dari kotoran dan sisa-sisa makanan kasar
dari ulat yang berwarna hitam, jika kondisi gudang lembab tentu akan
mendukung pertumbuhan jamur seperti Aspergillus flavus yang
menghasilkan aflatoksin bersifat racun dan karsinogenik bagi manusia dan
Fusarium sp yang menghasilkan seralinon berbahaya. Hingga pada
akhirnya menyebar ke seluruh permukaan gulungan tembakau. Tahap
larva berlangsung dari 30 hingga 35 hari itu cukup menyebabkan
kerusakan serius.
Sebelum ulat berubah menjadi pupa, ulat tersebut memutar-mutar
untuk menjadi kepompong sutra halus. Kepompong ini dapat ditemukan di
tembakau sampel, dikarung goni, atau di sudut-sudut gudang. Infeksi parah
pada bal tembakau ketika sepenuhnya terbungkus dalam jaring yang
digerakkan oleh ulat sebelum berubah menjadi kepompong, dimana
kepompong tertutup (pupa obtecta) dan pelengkap mereka terikat erat pada
tubuh. Pada fase dewasa menjadi kupu-kupu perlahan tapi pasti kupu-kupu
menjadi lebih gelap dan hampir hitam. Di musim panas hama ini
berkembang lebih cepat namun ketika musim penghujan dan suhu cukup
rendah mereka akan menyembunyikan diri atau mencari sumber
kehangatan di dalam bal tembakau, di bingkai jendela atau diberbagai
retakan di dinding, lantai dan lainnya. Sehingga tidak hanya merusak
produk namun juga sarana yang ada di gudang penyimpanan.

Gambar 1.6 Imago dan Larva pada daun tembakau

Gambar 1.7 Sisa pembuluh daun akibat larva dan Dampak serangan larva
di permukaan daun tembakau kering

Gambar 1.8 Dampak gulungan benang sutra oleh larva dan Fase pupa di
tembakau kering
2. E. elutella sebagai hama gudang kakao.
Ephestia elutella diidentifikasi sebagai hama kakao, terutama yang
paling berbahaya hama ini sering ditemukan di gudang tepung coklat dan
biji coklat. Ngengat ini mampu memakan kakao bahkan saat kondisi bahan
masih mentah, menginfeksi biji-biji kakao, dan masuk kedalam mesin
pengolah coklat yang mungkin terdapat sisa bahan coklat. Ketika hama ini
mencapai gudang/ pabrik, maka mereka akan bertelur dan kemudian telur
berkembang menjadi larva mirip cacing/ ulat yang sangat kecil, bentuknya
kurang bisa diamati pada fase ini namun gejala yang ditimbulkan dapat
diidentifikasi, dimana biji coklat yang telah dimakan meninggalkan garis
luar pada cokelat.
Ngengat ini tidak hanya bisa mencapai gudang yang menyimpan
bahan mentah, namun juga bisa mencapai ruangan yang menyimpan coklat
jadi/ toko coklat. Larva tidak dapat menembus paket yang tertutup rapat,
tetapi jika ada sedikit celah dan ngengat betina tertarik oleh aromanya
maka akan bertelur di dekatnya dan larva yang baru menetas akan
merangkak masuk kedalam box coklat dan mulai mencari makan. Ketika
ngengat ini menyerang tepung/serbuk coklat, maka sisa kotoran dan
makanan larva akan bercampur dengan tepung coklat sehingga berbau
apek dan tidak layak konsumsi. Sisa aktivitas makan berupa serbuk
berserakan dapat memicu tumbuhnya jamur sehingga kerusakan produk
bisa semakin parah.

Gambar 1.9 Serangan di coklat padat dan pada biji coklat


D. Upaya pengendalian serangan hama gudang Ephestia Elutella
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan dan
meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh Ephestia elutella baik secara
langsung maupun tidak langsung. Berikut upaya pengendalian hama gudang
Ephestia elutella di gudang tembakau:
1. Terkait dengan tumbuhnya jamur akibat sisa makanan dan kotoran
Ephestia Elutella dapat dilakukan dengan membuat sirkulasi udara dalam
gudang penyimpanan berlangsung lancar sehingga suhu dan kelembaban
udara tidak sesuai untuk pertumbuhan jamur, dan menjaga sanitasi gudang
serta membuatnya tetap kering meskipun musim hujan.
2. Metode perangkap kertas (card trap) yang berupa lembaran kertas karton
dengan permukaan bergelombang, berukuran 5x15 cm, dan diletakkan di
antara tumpukan karung penyimpanan/ gulungan. Metode ini sesuai untuk
menangkap ngengat yang bersayap.
3. Perangkap berperekat (sticky trap) yang berupa lembaran kertas karton
atau plastik yang dilapisi lem perekat serangga. Sesuai untuk menangkap
berbagai serangga terbang seperti ngengat.
4. Perangkap lampu (light trap), berupa unit yang dilengkapi dengan alat
pembunuh serangga. Mampu menarik berbagai jenis serangga yang
tertarik pada cahaya lampu.
5. Umpan (food trap), berupa kantung kecil berbahan kain kasa atau nilon
yang diisi umpan berupa biji-bijian untuk menarik kedatangan serangga
dan diletakkan di dalam dan luar gedung.
6. Penyedot (suction trap), berupa mesin penghisap untuk menyedot berbagai
jenis serangga di lantai, celah-celah kecil, di bawah pallet dan karung
kemasan.
7. Feromon (pheromone trap), Merupakan senyawa kimia yang dihasilkan
oleh serangga untuk berkomunikasi dengan individu lain dalam satu
spesies. Biasanya bersifat spesifik spesies dan pada serangga dikenal 2
macam yaitu : agregat feromon dan seks feromon. Seks feromon lebih
populer dan digunakan secara luas untuk pengendalian. Misalnya eugenol
yang dihasilkan oleh betina (siap kawin) untuk memanggil jantan.
Selain menyerang tembakau, hama ini juga menyerang komoditas
kakao, terutama biji kakao, tepung kakao, dan produk olahan coklat yang
masih dalam bentuk adonan kering. Berikut upaya pengendalian hama
gudang Ephestia elutella di gudang coklat (cacao) :
1. Menjaga kebersihan di seluruh bagian pabrik (pemusnahan semua bahan
limbah, penyapuan konstan, pencucian dan penyedotan sering, dll) untuk
menghindari peluang pembibitan dan pembiakan hama penyakit.
2. Perlakuan pemanasan biji ke suhu 60 ° C-65 ° C pada saat bahan masuk
pabrik untuk mengantisipasi adanya kontaminasi hama introduksi yang
terbawa bahan
3. Penggunaan perangkap di pabrik untuk mengurangi jumlah ngengat liar.
Perlindungan semua barang jadi dengan menggunakan bahan jala halus
sejauh mungkin
4. Fumigasi gudang
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan, kesimpulan yang dapat
diambil dari makalah ini antara lain:
1. Ephestia elutella merupakan ngengat kecil, panjang tubuh 7-9 mm, sayap
depan abu-abu tua bergaris, rentangan sayap 16-19 mm, sayap
belakang berwarna putih, dan kepala relatif besar. Terdapat rambut-
rambut “setae” yang dikelilingi oleh lingkaran kecil berwarna gelap.
2. Larva E. elutella membuat “silk webbing” yaitu dengan kelenjar
suteranya, tepung atau bij-bijian diikat menjadi suatu rumah baginya
sehingga tepung tersebut menggumpal yang mengakibatkan banyak butir
yang rusak dan terkontaminasi kotoran. Larva betina akan tertarik oleh
aroma dan akan bertelur di dekatnya dan larva yang baru menetas akan
merangkak masuk dan mulai makan.
3. Ulat E. elutella juga bisa menyebabkan kerusakan tidak langsung
pada daun tembakau akibat dari kotoran dan sisa-sisa makanan kasar dari
ulat yang berwarna hitam. Begitu juga pada serbuk coklat yang menjadi
berbau apek dan tidak layak konsumsi. Sisa aktivitas makan berupa
serbuk berserakan dapat memicu tumbuhnya jamur sehingga kerusakan
produk bisa semakin parah.
4. Upaya yang sering dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah
dengan sanitasi dan penggunaan berbagai perangkap.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan yaitu sebaiknya dalam pengendalian
hama ngengat gudang tropis ini dilakukan dengan intensif baik pengendalian
secara preventif maupun secara kuratif. Hal ini dikarenakan hama ini
merupakan hama utama pada biji coklat dan tembakau serta beras giling yang
merupakan bahan makanan utama.
DAFTAR PUSTAKA

Ashworth JR.. 1993. The biology of ephestia elutella. J stored Prod. Res. 29:199-
205.
http://bru.gmprc.ksu.edu//db/insect/search_results.asp?family_id=&genus_id=19
&genus_name=
http://www.pestium.uk/pests-in-house-and-home/animals-in-foods/warehouse-or-
cocoa-moth/
https://en.wikipedia.org/wiki/Ephestia_elutella
https://www.cambridge.org/core/journals/bulletin-of-entomological
Mokrzhetskii SA and Bragina AT. 1915. Report of the entomological laboratory
of the experimental station of Salgir for 1913-14, Simferopol. Crimea.
Rer. Appl. Ent. (A) 3, 613. (In Russian.)
Vesna Krsteska. 2014. Ephestia elutella hüb. On tobacco. Bulletin In Tobacoo
Science And Profession. 64: 1-6. ISSN 0494-3244.

Anda mungkin juga menyukai