Acara 3 Eka Uji Vigor Benih

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

21

III. UJI VIGOR BENIH

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kemampuan benih untuk tumbuh normal pada kondisi yang sub
optimal disebut vigor benih. Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan
vigor fisiologis. Vigor benih yang tinggi dicirikan oleh : tahan disimpan
lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, cepat dan merata
tumbuhnya dan mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan
berproduksi tinggi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub
optimal. Benih bermutu tinggi mencakup mutu genetis, mutu fisis dan
mutu fisiologis memerlukan penanganan yang terencana dengan baik
sejak tanaman dilapang, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Untuk
mengatasi permasalahan kemunduran mutu benih, baik yang disebabkan
oleh faktor penyimpanan maupun faktor kesalahan dalam penanganan
benih, dapat digunakan teknik invigorasi.
Uji vigor dapat dilakukan pada media tumbuh yang optimum
dengan menilai kecepatan tumbuh benih dan keserempakan tumbuhnya.
Uji vigor dapat dilakukan dengan menanam benih pada media
suboptimum. Tolak ukur kecepatan tumbuh (KCT) mengindikasikan
Vigor Kekuatan Tumbuh (Vkt) karena benih yang cepat tumbuh lebih
mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum.KCT diukur
dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal pada
kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum.
Vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari
benih bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang
tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan dengan benih dapat tahan
disimpan lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, cepat dan
pertumbuhannya merata dan mampu menghasilkan tanaman dewasa yang
normal dan berproduksi baik dalam lingkungan tumbuh yang sub
optimal. Untuk mengetahui perlakuan yang dapat meningkatkan vigor
22

dilakukan pengamatan terhadap kecambah yang mampu muncul di atas


permukaan tanah dari sejumlah benih yang dikecambahkan. Analisis
vigor benih ternyata dapat kita kembangkan terus. Betapa besarnya
variasi kondisi lapang, dan betapa besarnya jumlah spesies yang
benihnya harus dianalisis, vigor benih itu dibagaikan gatra yang tidak
bakal habis untuk dikaji. Analisis vigor benih memerlukan banyak
inovasi orang-orang benih karena viabilitas absolut diperlukan untuk
selalu diinformasikan kepada konsumen benih.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada Acara Uji Vigor Benih adalah untuk
menguji vigor benih.

B. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Produksi dan Penyimpanan Benih acara Uji Vigor
Benih ini dilaksanakan pada hari Selasa, 06 Februari 2018 pukul 18.30
s.d selesai di Laboratorium Ekologi Manajemen Produksi Tanaman,
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Polybag
2) Bak kecambah
3) Gelas aqua
4) Penggaris
b. Bahan
1) Benih Jagung (Zea mays)
2) Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
3) Pecahan batu bata merah
4) Tanah
23

3. Cara Kerja
a. Mengambil sampel benih yang akan dikecambahkan, kemudian
memilih benih yang baik untuk dikecambahkan.
b. Menanam 3 butir benih dengan kedalaman 2,5 cm, 5 cm dan 7,5 cm
kemudian tutup dengan tanah dan pecahan batu bata merah lalu
tempatkan ke dalam laboratorium.
c. Mengamati kecambah yang muncul dipermukaan tanah pada 3 dan 5
hari setelah tanam.
d. Menghitung presentase kecambah normal yang muncul sebagai nilai
ketahanan benih terhadap kondisi sub optimum.
e. Melakukan pengamatan pada benih yang berkecambah dengan
kriteria: kecambah kuat, kurang kuat, tidak kuat atau mati.
4. Pengamatan yang Dilakukan
Pengamatan yang dilakukan pada acara IV Uji Vigor Benih yaitu
mengamati kecambah yang muncul dipermukaan tanah pada 7 hari
setelah tanam.
24

C. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Rekap Vigor pada Perlakuan Deep Soil Test pada Benih
Jagung (Zea mays)
Kedalaman (cm) DK (%) Tinggi Tanaman (cm) Panjang Akar (cm)
2,5 33,30% 3cm 1cm
5 33,30% 0 0
7,5 0 0 0
Sumber Hasil Pengamatan
Tabel 3.2 Rekap Vigor pada Perlakuan Deep Soil Test pada Benih Kacang
Tanah (Arachis hypogaea)
DK
Kedalaman (cm) Tinggi Tanaman (cm) Panjang Akar (cm)
(%)
2,5 100 7 9,8
5 100 6 5
7,5 100 5,5 6
Sumber Hasil Pengamatan
Tabel 3.3 Rekap Vigor pada Perlakuan Red Brick Test pada Benih
Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
DK
Kedalaman (cm) Tinggi Tanaman (cm) Panjang Akar (cm)
(%)
2,5 100 7 5,8
5 100 7,5 3,5
7,5 100 5,5 8
Sumber Hasil Pengamatan

Tabel 3.4 Rekap Vigor pada Perlakuan Red Brick Test pada Benih
jagung (Zea mays)
DK
Kedalaman (cm) Tinggi Tanaman (cm) Panjang Akar (cm)
(%)
2,5 66,7% 11 9,5
5 33,3% 5 4
7,5 0 0 0
Sumber Hasil Pengamatan
25

Gambar 3.1 Red Brick Test Benih Gambar 3.2 Red Brick Test Benih Jagung
Jagung (Kedalaman 2,5 cm) (Kedalaman 5 cm)

Gambar 3.3 Red Brick Test Benih Gambar 3.4 Red Brick Test Benih
Jagung (Kedalaman 7,5 cm) Kacang Tanah (Kedalaman 2,5 cm)

Gambar 3.5 Red Brick Test Benih Gambar 3.6 Red Brick Test Benih
Kacang Tanah (Kedalaman 5 cm) Kacang Tanah (Kedalaman 7,5 cm)

Gambar 3.7 Deep Soil Test Benih Gambar 3.8 Deep Soil Test Benih Jagung
Jagung (Kedalaman 2,5 cm) (Kedalaman 5 cm)
26

Gambar 3.9 Deep Soil Test Benih Gambar 3.10 Deep Soil Test Benih
Jagung (Kedalaman 7,5 cm) Kacang Tanah (Kedalaman 2,5 cm)

Gambar 3.11 Deep Soil Test Benih Gambar 3.12 Deep Soil Test Benih
Kacang Tanah (Kedalaman 5 cm) Kacang Tanah (Kedalaman 7,5 cm)

2. Pembahasan
Vigor benih menurut Subantoro dan Prabowo (2013) merupakan
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang
sub optimal. Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi.
Vigor fisiologi dapat dilihat antara lain indikasi tumbuh akar dari plumula
aatau koleoptilnya, ketahanan terhadap serangan penyakit dan warna
kotiledon dalam efeknya terhadap tetrazolium test.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi vigor benih
menurut Leisolo (2013). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor
benih antara lain yaitu: Genetik, Tingkat kemasakan, Kondisi lingkungan
selama perkembangan benih, temperatur dan kesediaan air, kesuburan
tanah, ukuran dan densitas benih, kerusakan mekanik, umur dan tingkat
kemunduran, serangan mikroorganisme selama penyimpana, suhu rendah
selama imbibisi. Sedangkan menurut Widajati et al. (2013). Vigor benih
27

dibagi menjadi dua yaitu: Vigor Kekuatan Tumbuh benih yang


mencerminkan vigor benih bila ditanam di lapang, dan Vigor Daya
Simpan yang mencerminkan kemampuan benih untuk berapa lama benih
dapat disimpan. Tolok ukur vigor kekuatan tumbuh ialah kecepatan
tumbuh benih yang mencerminkan vigor individual benih dikaitkan
dengan waktu, dan keserempakan tumbuh benih yang menunjukkan vigor
suatu lot benih.
Vigor benih terbukti mempengaruhi pertumbuhan tanaman di
lapangan. Permunculan kecepatan yang cepat dan seragam, dapat dijamin
dengan pemakaian benih bermutu prima. Hal tersebut merupakan salah
satu factor penting dalam upaya keberhasilan budidaya tanaman.
Pemunculan kecambah di atas permukaan tanah merupakan faktor yang
mencerminkan vigor suatu bibit. Untuk mengetahui perlakuan yang dapat
meningkatkan vigor dilakukan pengamatan terhadap kecambah yang
mampu muncul di atas permukaan tanah dari sejumlah benih yang
dikecambahkan (Imran et al. 2002).
Vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari
benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang
tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama,
tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat dan merata tumbuhnya
serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi
baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal. Pada
umumnya uji vigor benih hanya sampai pada tahapan bibit. Karena terlalu
sulit dan mahal untuk mengamati seluruh lingkaran hidup tanaman. Oleh
karena itu digunakanlah kaidah korelasi misal dengan mengukur
kecepatan berkecambah sebagai parameter vigor, karena diketahui ada
korelasi antara kecepatan berkecambah dengan tinggi rendahnya produksi
tanaman (Timothy et al. 2011).
Pengadaan benih bermutu tinggi merupakan unsur penting dalam
upaya peningkatan produksi tanaman. Pengadaan benih sering dilakukan
beberapa waktu sebelum musim tanam sehingga benih harus disimpan
28

dengan baik agar mempunyai daya tumbuh yang tinggi saat ditanam
kembali. Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara
berangsur-anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible)
akibat perubahan fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Proses
penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan
penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal,
penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emergence),
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya
kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat
menurunkan produksi tanaman (Setyastuti 2014).
Menurut Lesilolo (2013) Kecepatan tumbuh mengindikasikan
vigor kekuatan tumbuh benih karena benih yang cepat tumbuh lebih
mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimal. Berdasarkan hasil
yang didapat, maka benih-benih ini memiliki kecepatan tumbuh yang
kuat. Benih mempunyai kecepatan tumbuh lebih besar dari 30 persen
memiliki vigor kecepatan tumbuh yang kuat.
Menurut Subantoro (2013) perlakuan Pengujian vigor dengan
Deep Soil Test menggunakan perlakuan benih lama dan baru, benih
dikecambahkan pada media pasir dengan jumlah benih masing masing
sama. Cara perlakuan ini yaitu menyiapkan bak perkecambahan plastik
dengan media pasir lembab. Kemudian menyiram dengan air sehingga
lembab. Benih lama dan baru dikecambahkan diatas media pasir.
Kemudian benih ditutup dengan selapis pasir setinggi 2-2,5 cm, kemudian
disiram dengan air dan dipertahankan agar media tetap lembab selama 7-
10 hari. Media pasir test pada parameter panjang akar, bobot basah
dan bobot kering kecambah benih lama nilai lebih tinggi dibanding
benih baru, kecuali parameter persentase perkecambahan.
tinggi Praktikum acara Uji Vigor Benih ini dilakukan dengan
menggunakan kacang tanah (Arachis hypogaea) dan jagung (Zea mays)
sebagai bahan tanam. Media tanam yang digunakan yaitu tanah untuk
perlakuan Deep Soil Test dan pecahan batu bata untuk perlakuan Red
29

Brick Test. Parameter yang diamati yaitu daya kecambah pada hari ke
tujuh, tinggi tanaman dan panjang akar. Tanaman ditanam pada
kedalaman 2,5 cm; 5 cm; dan 7,5 cm. Alat yang digunakan antara lain
aqua gelas, penggaris dan bak kecambah.
Praktikum acara Uji Vigor Benih ini dilakukan dengan 2 pelakuan
yaitu Deep Soil Test dan Red Brick Test. Deep Soil Test dilakukan dengan
menaruh benih pada berbagai tingkat kedalaman tanah. Sedangkan pada
Red Brick Test, prinsipnya hampir sama namun media yang digunakan
adalah pecahan batu bata merah. Kemudian wadah yang digunakan adalah
gelas air mineral plastic yang dilubangi bawahnya. Berdasarkan hasil
praktikum, pada perlakuan Deep Soil Test pada benih Jagung (Zea mays
L.), pada kedalaman 2.5 cm DK tanaman adalah 33.30%, pada kedalaman
5 cm DK tanaman adalah 33.30%, dan pada kedalaman 7.5 cm DK
tanaman adalah 0. Kemudian pada vigor perlakuan Deep Soil Test benih
kacang tanah didapatkan DK 100% dengan tinggi tanaman tertinggi yaitu
7 pada kedalaman 2,5 cm. Vigor pada perlakuan Red Brick Test pada
benih kacang tanah juga menghasilkan DK 100% dengan tinggi tanaman
7,5 pada kedalaman 5 cm. Kemudian pada perlakuan Red Brick test pada
benih jadung dihasilkan DK tertinggi yaitu 66,7% pada kedalaman 2,5 cm
dan dengan panjang akar 9,5 cm. Pada perlakuan ini terdapat benih yang
tidak tumbuh yaitu pada kedalaman 7,5 sehingga hasilnya 0.
30

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Uji Vigor Benih yang telah dilakukan
didapatkan bahwa Vigor adalah kemampuan benih menumbuhkan
tanaman normal yang berproduksi normal pada kondisi lapangan yang
optimum maupun suboptimum. Berdasarkan hasil pengamatan kedua
perlakuan, maka benih Jagung memiliki vigor yang relative lebih rendah
daripada benih Kacang Tanah. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor genetis
benih dan factor eksternal meliputi iklim mikro tempat pertumbuhan
benih. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa pertumbuhan terbaik
dilihat dari DK yaitu pada kacang tanah baik pada perlakuan Deep Soil
Test dan Red Brick Test.
2. Saran
Sebaiknya dalam praktikum diberikan peralatan serta bahan-
bahan yang lengkap dan sudah disediakan oleh coass supaya praktikum
yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.
31

DAFTAR PUSTAKA

Leisolo MK, Riry J dan Matatula EA. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih
Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal
Agrologia, 2(1): 1-9.
Widajati E, Muniarti E, Palupi ER., Kartika T, Suhartanto MR., Qadir A. 2013.
Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press, Bogor.
Setyastuti P. 2014. Kajian Suhu Ruang Simpan terhadap Kualitas Benih Kedelai
Hitam dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian 11 (1) : 22-31.
Liu H, LO Copeland, O Schabenberger ,D Jamieson. 2015 . Variability of
germination tests of corn and soybeans. Journal Seed Technology 1
(21): 25.
Naning Y, Yetti H, dan Tati R 2012. Pemilihan Metoda dan Media Uji
Perkecambahan Benih Tisuk (Hibiscus sp.). Jurnal Agronomi 9 (1) : 43-
47.
Subantoro. 2013. Pengaruh berbagai metode pengujian vigor terhadap
pertumbuhan benih kedelai. J Mediagro 9(1):49-54.

Anda mungkin juga menyukai