Acara 3 Eka Uji Vigor Benih
Acara 3 Eka Uji Vigor Benih
Acara 3 Eka Uji Vigor Benih
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kemampuan benih untuk tumbuh normal pada kondisi yang sub
optimal disebut vigor benih. Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan
vigor fisiologis. Vigor benih yang tinggi dicirikan oleh : tahan disimpan
lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, cepat dan merata
tumbuhnya dan mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan
berproduksi tinggi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub
optimal. Benih bermutu tinggi mencakup mutu genetis, mutu fisis dan
mutu fisiologis memerlukan penanganan yang terencana dengan baik
sejak tanaman dilapang, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Untuk
mengatasi permasalahan kemunduran mutu benih, baik yang disebabkan
oleh faktor penyimpanan maupun faktor kesalahan dalam penanganan
benih, dapat digunakan teknik invigorasi.
Uji vigor dapat dilakukan pada media tumbuh yang optimum
dengan menilai kecepatan tumbuh benih dan keserempakan tumbuhnya.
Uji vigor dapat dilakukan dengan menanam benih pada media
suboptimum. Tolak ukur kecepatan tumbuh (KCT) mengindikasikan
Vigor Kekuatan Tumbuh (Vkt) karena benih yang cepat tumbuh lebih
mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum.KCT diukur
dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal pada
kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum.
Vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari
benih bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang
tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan dengan benih dapat tahan
disimpan lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, cepat dan
pertumbuhannya merata dan mampu menghasilkan tanaman dewasa yang
normal dan berproduksi baik dalam lingkungan tumbuh yang sub
optimal. Untuk mengetahui perlakuan yang dapat meningkatkan vigor
22
B. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Produksi dan Penyimpanan Benih acara Uji Vigor
Benih ini dilaksanakan pada hari Selasa, 06 Februari 2018 pukul 18.30
s.d selesai di Laboratorium Ekologi Manajemen Produksi Tanaman,
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Polybag
2) Bak kecambah
3) Gelas aqua
4) Penggaris
b. Bahan
1) Benih Jagung (Zea mays)
2) Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
3) Pecahan batu bata merah
4) Tanah
23
3. Cara Kerja
a. Mengambil sampel benih yang akan dikecambahkan, kemudian
memilih benih yang baik untuk dikecambahkan.
b. Menanam 3 butir benih dengan kedalaman 2,5 cm, 5 cm dan 7,5 cm
kemudian tutup dengan tanah dan pecahan batu bata merah lalu
tempatkan ke dalam laboratorium.
c. Mengamati kecambah yang muncul dipermukaan tanah pada 3 dan 5
hari setelah tanam.
d. Menghitung presentase kecambah normal yang muncul sebagai nilai
ketahanan benih terhadap kondisi sub optimum.
e. Melakukan pengamatan pada benih yang berkecambah dengan
kriteria: kecambah kuat, kurang kuat, tidak kuat atau mati.
4. Pengamatan yang Dilakukan
Pengamatan yang dilakukan pada acara IV Uji Vigor Benih yaitu
mengamati kecambah yang muncul dipermukaan tanah pada 7 hari
setelah tanam.
24
Tabel 3.4 Rekap Vigor pada Perlakuan Red Brick Test pada Benih
jagung (Zea mays)
DK
Kedalaman (cm) Tinggi Tanaman (cm) Panjang Akar (cm)
(%)
2,5 66,7% 11 9,5
5 33,3% 5 4
7,5 0 0 0
Sumber Hasil Pengamatan
25
Gambar 3.1 Red Brick Test Benih Gambar 3.2 Red Brick Test Benih Jagung
Jagung (Kedalaman 2,5 cm) (Kedalaman 5 cm)
Gambar 3.3 Red Brick Test Benih Gambar 3.4 Red Brick Test Benih
Jagung (Kedalaman 7,5 cm) Kacang Tanah (Kedalaman 2,5 cm)
Gambar 3.5 Red Brick Test Benih Gambar 3.6 Red Brick Test Benih
Kacang Tanah (Kedalaman 5 cm) Kacang Tanah (Kedalaman 7,5 cm)
Gambar 3.7 Deep Soil Test Benih Gambar 3.8 Deep Soil Test Benih Jagung
Jagung (Kedalaman 2,5 cm) (Kedalaman 5 cm)
26
Gambar 3.9 Deep Soil Test Benih Gambar 3.10 Deep Soil Test Benih
Jagung (Kedalaman 7,5 cm) Kacang Tanah (Kedalaman 2,5 cm)
Gambar 3.11 Deep Soil Test Benih Gambar 3.12 Deep Soil Test Benih
Kacang Tanah (Kedalaman 5 cm) Kacang Tanah (Kedalaman 7,5 cm)
2. Pembahasan
Vigor benih menurut Subantoro dan Prabowo (2013) merupakan
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang
sub optimal. Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi.
Vigor fisiologi dapat dilihat antara lain indikasi tumbuh akar dari plumula
aatau koleoptilnya, ketahanan terhadap serangan penyakit dan warna
kotiledon dalam efeknya terhadap tetrazolium test.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi vigor benih
menurut Leisolo (2013). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor
benih antara lain yaitu: Genetik, Tingkat kemasakan, Kondisi lingkungan
selama perkembangan benih, temperatur dan kesediaan air, kesuburan
tanah, ukuran dan densitas benih, kerusakan mekanik, umur dan tingkat
kemunduran, serangan mikroorganisme selama penyimpana, suhu rendah
selama imbibisi. Sedangkan menurut Widajati et al. (2013). Vigor benih
27
dengan baik agar mempunyai daya tumbuh yang tinggi saat ditanam
kembali. Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara
berangsur-anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible)
akibat perubahan fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Proses
penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan
penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal,
penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emergence),
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya
kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat
menurunkan produksi tanaman (Setyastuti 2014).
Menurut Lesilolo (2013) Kecepatan tumbuh mengindikasikan
vigor kekuatan tumbuh benih karena benih yang cepat tumbuh lebih
mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimal. Berdasarkan hasil
yang didapat, maka benih-benih ini memiliki kecepatan tumbuh yang
kuat. Benih mempunyai kecepatan tumbuh lebih besar dari 30 persen
memiliki vigor kecepatan tumbuh yang kuat.
Menurut Subantoro (2013) perlakuan Pengujian vigor dengan
Deep Soil Test menggunakan perlakuan benih lama dan baru, benih
dikecambahkan pada media pasir dengan jumlah benih masing masing
sama. Cara perlakuan ini yaitu menyiapkan bak perkecambahan plastik
dengan media pasir lembab. Kemudian menyiram dengan air sehingga
lembab. Benih lama dan baru dikecambahkan diatas media pasir.
Kemudian benih ditutup dengan selapis pasir setinggi 2-2,5 cm, kemudian
disiram dengan air dan dipertahankan agar media tetap lembab selama 7-
10 hari. Media pasir test pada parameter panjang akar, bobot basah
dan bobot kering kecambah benih lama nilai lebih tinggi dibanding
benih baru, kecuali parameter persentase perkecambahan.
tinggi Praktikum acara Uji Vigor Benih ini dilakukan dengan
menggunakan kacang tanah (Arachis hypogaea) dan jagung (Zea mays)
sebagai bahan tanam. Media tanam yang digunakan yaitu tanah untuk
perlakuan Deep Soil Test dan pecahan batu bata untuk perlakuan Red
29
Brick Test. Parameter yang diamati yaitu daya kecambah pada hari ke
tujuh, tinggi tanaman dan panjang akar. Tanaman ditanam pada
kedalaman 2,5 cm; 5 cm; dan 7,5 cm. Alat yang digunakan antara lain
aqua gelas, penggaris dan bak kecambah.
Praktikum acara Uji Vigor Benih ini dilakukan dengan 2 pelakuan
yaitu Deep Soil Test dan Red Brick Test. Deep Soil Test dilakukan dengan
menaruh benih pada berbagai tingkat kedalaman tanah. Sedangkan pada
Red Brick Test, prinsipnya hampir sama namun media yang digunakan
adalah pecahan batu bata merah. Kemudian wadah yang digunakan adalah
gelas air mineral plastic yang dilubangi bawahnya. Berdasarkan hasil
praktikum, pada perlakuan Deep Soil Test pada benih Jagung (Zea mays
L.), pada kedalaman 2.5 cm DK tanaman adalah 33.30%, pada kedalaman
5 cm DK tanaman adalah 33.30%, dan pada kedalaman 7.5 cm DK
tanaman adalah 0. Kemudian pada vigor perlakuan Deep Soil Test benih
kacang tanah didapatkan DK 100% dengan tinggi tanaman tertinggi yaitu
7 pada kedalaman 2,5 cm. Vigor pada perlakuan Red Brick Test pada
benih kacang tanah juga menghasilkan DK 100% dengan tinggi tanaman
7,5 pada kedalaman 5 cm. Kemudian pada perlakuan Red Brick test pada
benih jadung dihasilkan DK tertinggi yaitu 66,7% pada kedalaman 2,5 cm
dan dengan panjang akar 9,5 cm. Pada perlakuan ini terdapat benih yang
tidak tumbuh yaitu pada kedalaman 7,5 sehingga hasilnya 0.
30
DAFTAR PUSTAKA
Leisolo MK, Riry J dan Matatula EA. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih
Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal
Agrologia, 2(1): 1-9.
Widajati E, Muniarti E, Palupi ER., Kartika T, Suhartanto MR., Qadir A. 2013.
Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press, Bogor.
Setyastuti P. 2014. Kajian Suhu Ruang Simpan terhadap Kualitas Benih Kedelai
Hitam dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian 11 (1) : 22-31.
Liu H, LO Copeland, O Schabenberger ,D Jamieson. 2015 . Variability of
germination tests of corn and soybeans. Journal Seed Technology 1
(21): 25.
Naning Y, Yetti H, dan Tati R 2012. Pemilihan Metoda dan Media Uji
Perkecambahan Benih Tisuk (Hibiscus sp.). Jurnal Agronomi 9 (1) : 43-
47.
Subantoro. 2013. Pengaruh berbagai metode pengujian vigor terhadap
pertumbuhan benih kedelai. J Mediagro 9(1):49-54.