Penggolongan Obat
Penggolongan Obat
Penggolongan Obat
R
172210101085
Pengantar Kefarmasian - B
Penggolongan Obat
Obat bebas atau dapat disebut juga obat OTC (Over The Counter) merupakan obat
yang dapat dijual secara bebas baik di toko-toko obat atau apotek dan didapatkan tanpa harus
menggunakan resep dokter.
Zat aktif yang terkandung didalamnya cenderung relative aman dan memiliki efek
samping yang rendah. Selama dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dan dosis yang tertera pada
kemasan, tidak memerlukan pengawasan dokter untuk mengonsumsinya. Obat bebas
umumnya berupa Parasetamol, Vitamin-C, Asetosal (aspirin), Antasida Daftar Obat
Esensial (DOEN), dan Obat Batuk Hitam (OBH). Tanda khusus pada kemasan dan etiket
obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
2. Obat Bebas Terbatas
Logo Obat Bebas Terbatas :
Obat Keras pada masa penjajahan Belanda disebut golongan G (gevaarlijk) yang
artinya berbahaya. Disebut obat keras karena jika pemakai tidak memperhatikan dosis, aturan
pakai, dan peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan efek berbahaya.
Obat Keras merupakan obat yang pada kemasannya ditandai dengan lingkaran yang
didalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran yang berwarna
hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Obat-
obat yang umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat jantung, obat darah
tinggi/hipertensi, obat darah rendah/antihipotensi, obat diabetes, hormon, antibiotika, dan
beberapa obat ulkus lambung. Obat golongan ini hanya dapat diperoleh di Apotek dengan
resep dokter.
Contoh Obat Keras antara lain : Amoksilin, semua obat dalam bentuk injeksi, dan
semua obat baru.
4. Obat Wajib Apotek ( OWA )
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek
tanpa resep dokter. Obat Wajib Apotek ada untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
obat. Namun perlu diingat karena OWA pada dasarnya obat keras jadi yang menyerahkan
harus apoteker, hanya item obat tertentu, dan ada ketentuan tertentu yang harus diikuti
apoteker. Ketentuan ini tentunya untuk menjamin dari sisi keamanan (safety) bagi pasien dan
agar pasien mendapatkan manfaat (benefit, efficacy). Peraturan tentang OWA meliputi:
Pada penyerahan obat wajib apotek ini terhadap apoteker terdapat kewajiban sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan dan batas setiap jenis obat ke pasien yang disebutkan dalam
obat wajib apotek yang bersangkutan
2. Membuat catatan pasien serta obat yang diserahkan
3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai, kontra indikasi, efek
samping, dan lain-lin yang perlu diperhatikan.
Contoh Obat Wajib Apoteker : Asam Mefenamat, Kloramfenikol
5. Obat Psikotoprika
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Obat Psikotropika adalah obat keras
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku. Psikotropika dibagi menjadi
- Golongan I, kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan, dilarang diproduksi, dan
digunakan untuk pengobatan.
Contohnya : Metilen Dioksi Metamfetamin, Lisergid Acid Diathylamine (LSD),
danMetamfetamin.
- Golongan II, III, dan IV dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan.
Namun, kenyataannya saat ini hanya sebagian dari golongan IV saja yang terdaftar dan
digunakan, seperti Diazepam, Fenobarbital, Lorasepam, dan Klordiazepoksid.
6. Obat Narkotika
Obat Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabka penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Berdasarkan UU RI No. 35 tahun 2009, Obat Narkotika dibagi atas 3 golongan yaitu:
a. Golongan I : Adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya yaitu Tanaman Papaver Somniferum L,
Opium Mentah, Tanaman Ganja, Heroina.
b. Golongan II : Adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya
yaitu Morfina, Opium, Petidina, Tebaina, Tebakon.
c. Golongan III : Adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya yaitu Kodeina, Nikodikodina, Nikokodina.
7. Obat Obat Tertentu
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 7 tahun 2016
tentang pedoman pengelolaan obat-obat tertentu yang sering disalahgunaka di pasal 1 Obat-
Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan, yang selanjutnya disebut dengan Obat-Obat
Tertentu, adalah obat-obat yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika dan
Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan
dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku, terdiri atas obat-obat yang
mengandung Tramadol, Triheksifenidil, Klorpromazin, Amitriptilin dan/atau
Haloperidol.
8. Prekursor
Menurut Permenkes No.3 Tahun 2015, Prekursor adalah zat atau bahan pemula yang
dapat digunakan untuk pembuatan narkotika dan psikotropika, prekursor tersebut berguna
untuk Industri farmasi, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan
kesehatan. Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri farmasi
atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang
mengandung Ephedrine,Pseudoephedrine, Norephedrine/Pheny lpropanolamine,
Ergotamin, Ergometrine, atau Potasium Permanganat.
DAFTAR PUSTAKA