Pelatihan Kalkulator Gizi
Pelatihan Kalkulator Gizi
Pelatihan Kalkulator Gizi
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Masalah kurang gizi bukanlah hal yang baru namun masalah ini tetap aktual
Indonesia lebih banyak terjadi pada anak di bawah lima tahun, meskipun selama
Indonesia. Status gizi masyarakat dapat dinilai dari keadaan gizi balita. Masalah
kekuarangan gizi berupa Kurang Energi Protein (KEP).1 Anak yang mengalami
waktu ini sehingga membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang
sendiri bisa diperoleh dengan cara menjaga menjaga gIzi yang seimbang, masih
banyak orang yang tidak mengetahui cara untuk menghitung status gizi Balita
sehingga orang tua tidak mengatur porsi makanan yang dikonsumsi sehari-hari
dilakukan dengan melihat naik atau tidaknya berat badan anak, yang dilakukan
sebulan sekali dengan jalan penimbangan anak balita dan penggunaan KMS.
1
Sistem ini kemudian kemudian dikenal dengan SKDN dimana Indikator
seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu, K : Jumlah balita yang
terdaftar dan memiliki KMS, D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang, N :
posyandu adalah N/S. Tingkat Pencapaian Program (N/S) Indikator ini diartikan
berhasil bila N/S lebih dari atau sama dengan 70% dan Posyandu kurang berhasil
bilai nilai N/S kurang dari 70%, tingkat capaian indikator N/S di wilayah kerja
Masalah gizi kurang pada balita disebabkan oleh berbagai hal, baik faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu pola makan yang tidak memenuhi
sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi dan adanya penyakit
infeksi yang dapat menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan sehingga
2
status gizi yang efektif, mudah dan efisien dengan menggunakan aplikasi
hari dan kapan saja. Sehingga untuk memantau status gizi anak dengan cepat
masih diperlukan tatap muka dengan petugas posyandu pada waktu tertentu.
Selain itu, data data perkembangan yang diperlukan dalam pemantauan status gizi
anak oleh petugas posyandu masih tergolong dalam bentuk data tertulis.
B. PERMASALAHAN
berupa indikator N/S yang masih belum tercapai yaitu Indikator N/S dalam
Hanyar, setiap bulan selalu diadakan kegiatan posyandu. Namun, sebagian besar
dari ibu balita tersebut banyak yang tidak mengetahui status gizi anaknya dan
disusun masalah dalam bentuk problem tree sebagai berikut (gambar 1.1)
3
Gambar 1.1Problem Tree
pemeriksaan berat badan balita tidak terjadi peningkatan dalam 2 bulan di wilayah
1. Faktor Internal
4
2. Faktor Eksternal
balita,yaitu:
5
D. PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
Kesadaran ibu status gizi tentang anak dan Asupan makanan dengan skor
indikator (43,75%).
penentuan prioritas masalah dibedakan atas 2, yaitu: secara scoring dan non-
scoring jenis metode Bryant. Cara ini menggunakan 4 macam kriteria, yaitu: (1)
tersebut penting. (2) Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena
penyakit tersebut. (3) Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan
6
S = tingkat keseriusan atau kegawatan masalah,
Untuk mendapatkan skor dari kriteia P, S, C, dan M yaitu dengan cara berikut ini :
P =5- A/O
Keterangan :
A = jumlah aset,
O = jumlah pengguna.
Skor:
B. Pada kriteria S skor didapatkan dari tingkat keseriusan atau kegawatan suatu
masalah.
Skor:
7
C. Pada kriteria C merupakan dampak masalah terhadap perusahan atau instansi
terkait. Skor:
perangkat.
Skor:
Setelah nilai dari tiap kriteria didapatkan, kemudian nilai dari tiap kriteria
tersebut ditotal dengan cara dikalikan, nilai tertinggi yang akan menjadi prioritas
masalah.
8
Tabel 1.2 Prioritas pemecahan permasalahan
9
BAB II
A. TARGET LUARAN
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun maka target luaran yang
untuk menilai status gizi bayi/balita secara rutin dan kapan saja di wilayah kerja
puskesmas Gadang Hanyar dapat ditunjukkan pada tabel 2.1. Hasil dari kegiatan
ini, juga akan digunakan untuk menilai sikap dan pengetahuan sebelum dan
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
balita serta untuk pemantauan status gizi melalui penggunaan aplikasi kalkulator
10
2. TujuanKhusus
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Model Pendekatan
sasaran pada waktu dan tempat yang sama dengan metode penyuluhan dan
pelatihan.
menerangkan atau menjelaskan sesuatu dengan lisan disertai dengan tanya jawab,
diskusi kepada sekelompok pendengar serta dibantu dengan beberapa alat peraga
yang dianggap perlu dan melatih peserta agar dapat menggunakan aplikasi yang
tepat.
B. Sasaran
sasaran sekunder dan sasaran tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang
dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan tersebut. Sasaran primer
12
pada kegiatan ini adalah ibu yang memiliki bayi/balita yang tidak mengalami
peningkatan berat badan dalam 2 bulan terakhir. Sasaran sekunder adalah individu
pada kegiatan ini yaitu keluarga yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas
Gadang Hanyar Banjarmasin dan sasaran tersier adalah instansi terkait, kader dan
ketua RT setempat.
C. Lokasi Kegiatan
dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan kondisi masyarakat. Waktu dan
pelatihan ini yang menjadi sasaran adalah ibu yang memiliki bayi/balita, di
indikator N/S 57,14% dan pada hari yang sama terdapat program penyuluhan
efektifitas dan angka indikator N/S yang belum tercapai sehingga dipilihlah
13
dikarenakan belum tercapainya indikator N/S di wilayah Puskesmas Gadang
kegiatan yang dilakukan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kegiatan
ibu-ibu yang memiliki bayi/balita sehingga isi materi dapat tersampaikan pada
target sasaran.
proyektor, slide power point, video mengenai bahaya dari kurang gizi pada
balita, pembagian soal pretest dan postest serta pembagian aplikasi kalkulator
gizi agar ibu mengetahui status gizi bayi/balitanya dan mengetahui bagaimana
kekurangan gizi dan ibu dapat menghitung status gizi bayi/balitanya secara
mandiri.
B2SA (beragam, Bergizi, seimbang dan aman) pada balita dengan terutama
kalkulator gizi.
adalah:
14
1. Perencanaan (Planning)
peningkatan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan dan
pelatihan, serta ibu yang memiliki bayi/balita mau dan bisa menggunakan
Banjarmasin.
peningkatan pengetahuan dan sikap dapat dilihat melalui kuesioner pre dan
posttest serta 70% serta ibu bisa mengoperasikan aplikasi dilihat dari kuesioner
saat posttest tentang penguasaan aplikasi dengan nilai tiap pertanyaan 20 dan
sebanyak 70% ibu benar menjawab soal yang diberikan dengan nilai minimal 60.
Perencanaan waktu yaitu pada hari Jum’at tanggal 23 maret 2018 jam 09.00 wita
tersebut, maka dapat diambil satu masalah yang kemudian diangkat menjadi
yang tidak tercapai yang tercatat pada laporan SKDN Puskesmas Gadang
15
Hanyar Banjarmasin setelah dilakukan survei maka dipersiapkan rencana
pelatihan.
16
2. Pengorganisasian (Organizing)
Drg. Juvita
(Kepala Puskesmas)
Rangsang Bagus
Prabowo
(Ketua Pelaksana)
proposal kepada Kepala Puskesmas, dan kader. Tugas dari seksi acara adalah
memastikan jadwal dari kegiatan ini dapat dijalankan sesuai rencana dan tepat
waktu, seksi acara juga bertanggung jawab dalam pemberian materi mulai dari
17
penanyangan video penyuluhan dan pelatihan. Seksi perlengkapan memiliki
kegiatan ini, baik itu LCD proyektor, stand proyektor, dan aplikasi kalkulator
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini terdiri atas 4 sesi. Sesi
Sesi kedua, yaitu pemutaran video tentang bahaya kekurangan gizi lalu
aplikasi kalkulator gizi, dan dilanjutkan sesi diskusi & tanya jawab. Sesi
terakhir setelah sesi diskusi dan tanya jawab yaitu pengisian kuesioner
18
4. Cara penggunaan aplikasi kalkulator gizi
5. 10.00-10.15 Sesi diskusi dan tanya jawab
6. 10.15-10.30 Posttest
7. 10.30-10.45 Pembagian konsumsi
8. 10.45-10.50 Penutup
4. Evaluasi (Controlling)
a. Jangka Pendek
b. Jangka Menengah
Terjadi peningkatan cakupan indikator N/S sesuai target 70% di wilayah kerja
c. Jangka Panjang
untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap mengenai gizi pada balita dan
pertanyaan tentang penggunaan aplikasi pada ibu setelah diberikan materi dan
pelatihan. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan
19
statistik dan persen.
20
BAB IV
1. Perencanaan
fokus materi dan pemilihan media penyuluhan dan pelatihan yang efektif. Hal ini
Banjarmasin.
Disamping itu, kendala juga didapatkan dalam penentuan siapa saja sasaran
kelompok ini selain ibu yang memiliki balita dalam hal ini tidak menemui
menjadi ibu yang memiliki balita yang tidak meningkat berat badannya. Di awal
perencanaan tim ingin melibatkan ibu yang memiliki balita yang tidak meningkat
berat badannya saja sebagai target penyuluhan dan pelatihan namun, dikarenakan
keterbatasan untuk menjaukau ibu yang memiliki balita yang tidak naik
21
2. Pengorganisasian
Kerjasama dengan pemegang upaya pokok gizi, dan kader posyandu sangat
yang baik juga terjalin antara kepala puskesmas dan pemegang upaya kesehatan
3. Pelaksanaan
Kelurahan Sungai Baru Banjarmasin pada tanggal 23 Maret 2018 jam 09.00
WITA s/d 11.00 WITA dan dihadiri 22 responden yang terdiri dari ibu yang
pretest untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap responden. yang dilanjutkan
dengan pemutaran video tentang bahaya kekurangan gizi, lalu pemaparan dengan
power point tentang Tidak tercapainya indikator N/S di wilayah kerja Puskesmas
22
diikuti diskusi sesi tanya jawab. Kemudian di sesi terakhir kembali dibagikan
kendala dalam sesi ini, yaitu ibu ada 4 orang ibu yang sulit untuk memahami
aplikasi kalkulator gizi, juga terdapat beberapa anak anak yang mulai rewel
4. Evaluasi
bayi/balita di wilayah posyandu Tunas Bangsa I. Pada kegiatan ini, pada tahap
awal dilakukan pretest melalui kuisioner tentang pengetahuan mengenai gizi bayi
dan balita. Dari 22 responden didapat 2 responden dengan nilai 100, 4 responden
dengan nilai 90, 9 responden dengan nilai 80, 3 responden dengan nilai 70, 2
80 9 41 5 22,72
70 3 13,63 - 0
23
60 2 9 - 0
50 2 9 - 0
jawaban yang benar pada pretest, dan meningkat menjadi 200 pada posttest.
Distribusi jawaban pretest dan posttest kuesioner dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Responden yang Menjawab dengan Benar Setiap
Soal Pretest dan Posttest
Pertanyaan No Pretest Posttest
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Responden Responden Responden Responden
Menjawab (%) Menjawab (%)
Benar Benar
1 19 22 100
86,36
2 22 100 22 100
3 10 45,45 11 50
4 21 95,45 22 100
5 21 95,45 21 95,45
6 18 81,81 20 91
7 16 72,72 19 86,36
8 20 91 22 100
9 21 95,45 22 100
10 8 36,36 12 54,54
2. Dampak berat bayi tidak meningkat adalah dapat menjadi Gizi Buruk
3. Penyakit infeksi adalah satu satunya penyebab berat badan anak tidak naik
24
4. Pemeriksaan gizi anak dilakukan tiap 2 bulan
10. Makanan yang mengandung karbohidrat dan protein sudah mencukupi untuk
Dengan skor 1 untuk tiap jawaban Sangat Tidak Setuju, 2 untuk jawaban
Tidak Setuju, 3 untuk jawaban Setuju dan 4 untuk jawaban Sangat Setuju.
Dari hasil pretest didapatkan tidak ada responden dengan nilai 20, 2
responden dengan nilai 19, 2 responden dengan nilai 18, dan 6 responden
dengan nilai 17, 4 responden dengan nilai 16, 7 responden dengan nilai 15, 1
responden dengan nilai 13. Berikut distribusi nilai pertanyaan sikap responden
Tabel 4.3 Distribusi Nilai Pertanyaan Sikap Pada Kuesioner Pretest dan Posttest
25
19 2 9 4 18,18
18 2 9 1 4,54
17 6 27,27 3 13,63
16 4 18,18 2 9
15 7 31,81 4 18,18
14 0 0 - 0
13 1 4,54 - 0
Pada kuesioner postest selain berisi materi tentang pengetahuan dan sikap
kalkulator gizi sebanyak 5 soal dengan skor 20 tiap jawaban yang benar dan 0 tiap
jawaban yang salah dari hasil posttest terdapat 4 responden terdapat 4 responden
Nilai Posttest
Jumlah Persentase
Responden Responden
Menjawab (%)
Benar
0-20 0 0%
20-40 2 9%
20-60 2 9%
60-80 15 68%
26
80-100 3 14%
B. Pembahasan
1. Perencanaan
tentang aplikasi kalkulator gizi dapat terlaksana dengan baik karena adanya
Kendala yang ditemui dalam menentukan fokus materi dapat teratasi dengan
mengacu pada hasil survei yang dilakukan sebelum penyuluhan dan pelatihan
adalah faktor penyebab langsung yaitu asupan makanan sehingga fokus materi
dipilih dari indikator N/S, faktor-faktor yang menyebabkan kurang gizi dan materi
Penetapan sasaran yang jelas juga merupakan faktor yang penting dalam
kegiatan ini. Sasaran yang benar akan diharapkan dapat efektif meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita terhadap rendahnya indikator N/S
dapat diatasi dengan memperluas sasaran namun, masih fokus kepada ibu yang
hanya terbatas pada ibu yang memiliki balita yang tidak meningkat berat
27
2. Pengorganisasian
kesulitan dalam pembagian tugas. Namun, panitia bekerja secara overlapping dan
terutama kader sehingga dapat terbentuk koordinasi yang baik dan membantu
3. Aktualisasi
Perencanaan yang matang dan dukungan dari pihak terkait membuat proses
tidak tepat waktu pada pukul 09:00 WITA. Acara dimulai dengan kata pembukaan
dari kepala bagian Gizi, kemudian dilanjutkan dengan pembagian soal pretest.
Ibu mengerjakan soal pretest selama 10 menit dengan suasana yang kondusif
video tentang dampak yang terjadi pada anak kekurangan gizi , lalu dilanjutkan
Media pendukung yang tersedia sangat membantu berupa proyektor, video yang
dapat diputar secara jelas dan baik, serta aplikasi kalkulator yang mudah
digunakan. Acara dilanjutkan dengan diskusi dan sesi tanya jawab. Pertanyaan ibu
terkait bagaimana dengan status gizi balita mereka dan bagaimana mengatasi anak
yang tidak mau makan Pertanyaan langsung dibahas oleh narasumber. Responden
28
bersikap kritis dan menunjukkan ketertarikan tinggi. Kemudian dilanjutkan
bahan evaluasi. Sesi terakhir acara yakni penyampaian kesan dan pesan dari 2
responden responden. Terdapat kendala yaitu ada beberapa ibu yang sulit
memahami cara penggunaan aplikasi hal ini diatasi dengan cara membimbing
secara langsung ibu yang kurang memahami penggunaan aplikasi sehingga ibu
mudah mengerti.
4. Evaluasi
Berdasarkan tabel dan grafik 4.1 diatas, didapatkan pada pretest hanya
pada pretest dan 5 responden pada postest. Responden yang mendapat nilai 70
pada pretest ada 3 responden. Terdapat 2 responden yang mendapat nilai 60 pada
pretest. Responden yang mendapat nilai terendah 50 pada pretest ada 2 responden.
mendapatkan nilai 100 pada posttest, dan nilai terendah menjadi 70 pada postest.
Kemudian data diatas dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk dan
nilai p<0,05 yang artinya data ini tidak terdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan
uji statistik data berpasangan dengan uji noparametrik Wilcoxon. Hasil uji
pengetahuan ibu sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Pada
29
uji normalitas data sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan dan pelatihan
menunjukkan p<0,005 yang artinya data tidak terdistribusi normal. Uji dilanjutkan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PengetahuanSebelum .247 22 .001 .916 22 .062
PengetahuanSesudah .230 22 .004 .813 22 .001
PengetahuanSe
sudah –
PengetahuanSe
belum
Z -3.457a
Asymp. Sig. (2-
.001
tailed)
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
SikapSblm .168 22 .109 .932 22 .133
SikapSsdh .230 22 .004 .824 22 .001
SikapSsdh –
SikapSblm
Z -3.213a
30
Asymp. Sig. (2-
.001
tailed)
Berdasarkan grafik 4.2 diatas dari 10 soal yang dijawab, soal nomor 3 yang
berisikan tentang faktor penyebab berat badan tidak naik dan soal nomor 10 yang
berisikan jenis makanan yang bergizi hanya sedikit responden yang menjawab
benar dan soal yang paling mudah di jawab adalah soal nomor 2 dan 4.
Berdasarkan tabel dan grafik 4.3, didapatkan nilai prestest dan posttest
kalkulator gizi untuk menilai status gizi bayi/balita di wilayah posyandu Tunas
Bangsa I. Dengan skor 1 untuk tiap jawaban Sangat Tidak Setuju, 2 untuk
jawaban Tidak Setuju, 3 untuk jawaban Setuju dan 4 untuk jawaban Sangat
Setuju. Dari hasil pretest didapatkan tidak ada responden dengan nilai 20, 2
responden dengan nilai 19, 2 responden dengan nilai 18, dan 6 responden
dengan nilai 17, 4 responden dengan nilai 16, 7 responden dengan nilai 15, 1
responden dengan nilai 13. Dengan hasil posttest menjadi 8 responden dengan
nilai 20, 4 responden dengan nilai 19, 1 responden dengan nilai 18, 3
Nilai Jawaban
4 Sangat Setuju
31
3 Setuju
2 Tidak Setuju
pelatihan. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan terdapat peningkatan nilai
gizi untuk menilai status gizi bayi/balita di wilayah Puskesmas Gadang Hanyar
dan Asupan makanan sesuai 3J dan B2SA sangat penting dalam meningkatkan
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa lebih dari 70% ibu sudah
memperoleh nilai 0-20 sebanyak (0%), ibu yang memperoleh skor 20-40 (9%),
ibu yang memperoleh skor 40-60(9%), ibu yang memperoleh skor 60-80 (68%),
ibu yang memperoleh skor 80-100 (14%) total ibu yang mendapat nilai minimal
60 adalah 82%.
32
BAB V
PENUTUP
B. KESIMPULAN
pelatihan penggunaan aplikasi kalkulator gizi untuk menilai status gizi bayi/balita
jumlah peserta 22 ibu yang memiliki balita. Didapatkan hasil yaitu terdapat
peningkatkan nilai pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita terhadap
penggunaan aplikasi kalkulator gizi untuk menilai status gizi bayi/balita diwilayah
pretest dan posttest sebelum dan setelah kegiatan berlangsung serta dengan
p<0,05
C. SARAN
Bagi Puskesmas
kesehatan agar dalam setiap kegiatan seluruh peserta yang terlibat mengalami
33
Bagi Dinas Kesehatan
4. Metode penyuluhan dan pelatihan pada PBL ini dapat diterapkan untuk
puskesmas lainnya.
34