01 - Abdita Olivia Soleha - Metlit - 5B
01 - Abdita Olivia Soleha - Metlit - 5B
01 - Abdita Olivia Soleha - Metlit - 5B
Oleh :
NIM : P07131119044
JURUSAN GIZI
1. FAKTOR RISIKO GIZI BURUK PADA BALITA PESISIR PANTAI
Gizi buruk atau malnutisi akut adalah suatu bentuk terparah akibat kurang
gizi menahun , ada atau tidaknya oedemeatau berat badan per umur <-3 SD sesuai
dengan standar pertumbuhan WHO.
Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan prevalensi
gizi buruk di Indonesia 5,7 % sedang di Sulawesi Tengah sebesar 6,6 % (Kemenkes,
2013). Selama 3 tahun terakhir dari tahun 2010-2012 prevalensi gizi buruk
Kabupaten Donggala semakin meningkat. Hal ini di perkirakan jumlah asupan energy
dan protein yang belum sesuai dengan kebutuhan serta adanyanya penyakit infeksi
yang menyertai. Data dari Dinas Kesehatan Donggala Tahun 2015 sekitar 8,3 % balita
masih berada pada status BGM (bawah garis merah) sedangkan untuk Kecamatan
Balaesang Tanjung sekitar 11,6%. Balita yang masih berada pada status BGM bila
tidak ditangani akan berisiko untuk menderita gizi buruk sehingga perlu di lakukan
pencegahan sebelumnya.
Bagai mana Factor resiko gizi buruk pada balita pesisir pantai
Factor resiko:
1. Pengetahuan ibu
tentang gizi
Karatristik :
1. Pengetahuan ibu
2. Pendidikan ibu
5. Jurnal inetrnasional : Pengaruh penyuluhan gizi tentang jajanan tradisional
terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku jajan anak sekolah
Pangan tradisional juga terbukti sebagai pangan fungsional yang mencegah
penyakit degeneratif. Fakta menunjukkan di sekolah anak makanan tradisional
kurang populer dibandingkan makanan modern (nontradisional). Namun jajanan
modern berdampak negatif pada status kesehatan. Kebiasaan ini tidak akan terjadi
jika anak mendapatkan pengetahuan tentang gizi yang baik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi makanan tradisional terhadap
pengetahuan dan sikap anak di SD Negeri 11 Banda Aceh. Penelitian kuasi
eksperimen dilakukan terhadap 33 siswa yang diambil secara acak, diukur sebelum
dan sesudah penyuluhan pengetahuan responden menggunakan formulir angket,
dan analisis data menggunakan uji statistik T-test dependen CI: 95%. Hasilnya, rata-
rata tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah penyuluhan adalah 10, 45, dan
11, 88. Rata-rata perilaku sebelum dan sesudah penyuluhan adalah 6, 73 dan 7, 09.