Case Corpus Alienum Cornea
Case Corpus Alienum Cornea
Case Corpus Alienum Cornea
Oleh:
Ahmad Fahrozi
1711901002
Pembimbing:
dr. Kaherma Sari, Sp.M
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD TENGKU RAFI’AN SIAK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
kasus yang berjudul “Corpus Alienum pada Kornea”. Lapran kasus ini diajukan
Kaherma Sari, Sp.M yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing
Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis menyadari sekali bahwa penulisan
laporan ini jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis memohon maaf atas segala
kesalahan dan penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
2
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................4
2.1 Kornea......................................................................................................5
2.1.2 Fisiologi...........................................................................................8
2.2.1 Definisi.............................................................................................9
2.2.2 Patofisiologi..................................................................................10
2.2.3 Etiologi..........................................................................................10
2.2.5 Diagnosis.......................................................................................12
2.2.6 Penatalaksanaan..........................................................................13
2.2.7 Pencegahan...................................................................................23
2.2.8 Komplikasi....................................................................................24
3
BAB III. ILUSTRASI KASUS.................................................................................25
BAB V. KESIMPULAN............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KORNEA
2.1.1. Anatomi dan Histologi Kornea
5
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,
bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang
menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis : 1,2
1. Epitel
Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50
µm dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.Lapisan epitel
mempunyai lima atau enam lapis sel. Bagian terbesar ujung saraf kornea
berakhir pada epitel ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan
gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Daya
regenerasi epitel cukup besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan
diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.
2. Membran Bowman
Lapisan Bowman merupakan lapisan jernih aselular, yang
merupakan bagian dari stroma yang berubah. Membran bowman yang
terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane tipis yang homogen
terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk
kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan
berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.
3. Stroma
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas
jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar
dengan permukaan kornea. Stroma kornea menyusun sekitar 90%
ketebalan kornea. Di antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks.
Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan.
Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar air dalam stroma
relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan
oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi
kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea (edema kornea).
Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran
kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan
6
serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan
mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat
keruh.
7
2.1.2 Fisiologi kornea
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang
dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh
strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau
keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa”
bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.Dalam
mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada epitel, dan
kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah
daripada kerusakan pada epitel.Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan
edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada
epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan
meghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air
mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut,
yang mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea
superfisial dan membantu mempertahankan keadaan dehidrasi.1
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui
cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih,
sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah.Biasan
cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea.Perubahan dalam
bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan
yang baik di retina.Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat
menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di
daerah pupil.2
8
alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera
mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.Meskipun kebanyakan
bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus
alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang
hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat
mengenali benda tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata
untuk kemudian mengeluarkannya. 1,2
Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa
kelompok, yaitu :3
1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga
2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian
3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya
ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina,
batu, kaca, dan porselin
4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan
reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh :
timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga
2.2.2 Patofisiologi
Benda asing kornea umumnya termasuk kategori trauma mata minor.
Partikel kecil dapat tersangkut di epitel kornea atau stroma, terutama bila
diproyeksikan ke mata dengan kekuatan yang cukup besar.3
Benda asing dapat memicu inflamasi, sehingga terjadi pelebaran
pembuluh darah di sekitarnya dan edema selanjutnya dari kelopak mata,
konjungtiva, dan kornea. Sel darah putih juga dapat terbebaskan,
9
menghasilkan reaksi ruang anterior dan / atau infiltrasi kornea. Jika tidak
dikeluarkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan / atau nekrosis
jaringan.3
2.2.3 Etiologi
Cedera akibat benda asing pada kornea bisa terjadi dimana saja dan
biasanya dapat terjadi baik di rumah maupun di tempat kerja. Umumnya
penyebabnya adalah trauma tak disengaja. Jenis trauma membantu
menentukan kemungkinan benda asing superfisial atau dalam atau bahkan
intraokular. Benda asing tersebut meliputi potongan kecil kayu, logam,
plastik, atau pasir. Cedera biasanya terjadi pada cuaca berangin atau saat
bekerja dengan perkakas listrik. Kotoran, pasir, atau sebagian kecil daun
sering ditiup ke mata dan menempel pada kornea superfisial.3
Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah :3
a. Percikan kaca, besi, keramik
b. Partikel yang terbawa angin
c. Ranting pohon
d. Dan sebagainya
10
okultisme, sedangkan pasien yang bekerja di bawah mobil saat karat jatuh
dengan lembut di mata kemungkinan memiliki Hanya cedera luar.3
Pasien mungkin mengeluh sebagai berikut:3
Rasa sakit (biasanya berkurang secara signifikan dengan anestesi
topikal)
Sensasi tubuh asing (biasanya berkurang secara signifikan dengan
anestesi topikal)
Photophobia
Mata merah.
Mata berair
Pemerikasaan Fisik
Pada pasien mungkin dapat munjul tampakan klinis sebagai berikut:3
Ketajaman penglihatan yang normal atau menurun
Injeksi konjungtiva
Injeksi Siliar, terutama jika bagian anterior chamber bereaksi
Benda asing yang terlihat
Rush ring, terutama jika benda asing metalik telah menempel
selama berjam-jam sampai hari
Cacat epitel yang aka tampak dengan fluorescein
Edema kornea
Sel anterior chamber/flare
Pasien mungkin asimtomatik jika benda asing berada di bawah
permukaan epitel atau konjungtiva. Selama beberapa hari, epitel sering
tumbuh di atas benda asing kornea yang kecil, disertai pengurangan rasa
sakit.3
Jika ada infiltrasi kornea, penyebab infeksi perlu dipertimbangkan.
Benda asing dapat menyebabkan reaksi inflamasi steril kecil di sekitar benda
asing. Namun, jika infiltrasi besar, ulserasi kornea, reaksi ruang anterior yang
signifikan, atau rasa sakit yang signifikan, hal itu harus ditangani sebagai
infeksi.3
2.2.5 Diagnosis
Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan :3
1) Anamnesis kejadian trauma
2) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata
11
3) Pemeriksaan dengan oftalmoskop
4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma
5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita
Setiap mata setelah trauma, terutama dengan benda asing, perlu
dievaluasi untuk ruptur globe dan benda asing intraokular. Pertimbangkan
kemungkinan masalah sensasi kornea yang mendasarinya. Dalam kondisi
ini, lecet kornea dapat sembuh dengan buruk dan mudah kambuh jika ada
masalah dengan sensasi kornea.3
2.2.6 Penatalaksanaan
Tujuan pengelolaan meliputi menghilangkan rasa sakit, menghindari
infeksi, dan mencegah hilangnya fungsi secara permanen. Obat antibiotik
topikal (misalnya, polymyxin B sulfate-trimethoprim [polytrim], ofloxacin
[Ocuflox], tobramycin [Tobrex] qid) atau salep (misalnya, bacitracin [AK-
Tracin], ciprofloxacin [Ciloxan] qid) harus diresepkan sampai defek epitel
sembuh untuk mencegah infeksi. Topikal cycloplegic (cyclopentolate 1% qd /
bid) dapat dipertimbangkan untuk rasa sakit dan fotofobia, walaupun tinjauan
literatur menunjukkan bahwa hasilnya tidak efektif.3
Pemeriksaan slit-lamp secara hati-hati merupakan hal yang sangat
penting untuk menentukan letak persis dari benda asing. Benda asing tersebut
diekstraksi dengan menggunakan slit-lamp dan jarum steril berukuran 26.
Ekstraksi magnetik juga dapat dilakukan pada benda asing yang tertanam
cukup dalam. Salep antibiotik serta cycloplegic dan/atau ketorolac diberikan
secara berasamaan untuk memberikan kenyamanan pada mata pasien.4
Lensa kontak atau lensa kontak perban sebaiknya dihindari (kecuali jika
defek epitel> 10 mm2 dan lensa kontak perban mungkin merupakan pilihan
yang lebih baik).4 Jangan menambal jika ada hal berikut ini:3
Kemungkinan adanya perforasi pada globe.
Ada infiltrate kornea.
Kemungkinan adanya benda asing intraokular yang tertahan
Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut
dari bola mata.Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva,
12
kornea maka dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi
lokal.Untuk mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul
atau tajam.Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat
magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian diberi
antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan
diperban.3
Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat
insisi di limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk
menarik benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris
yang mengandung benda asing tersebut.3
Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat
dikeluarkan dengan magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga
dapat ditarik dengan magnit, sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak
berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa dengan ekstraksi linier untuk usia
muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler untuk usia yang tua2,3.
Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat
dikeluarkan dengan giant magnit setelah insisi dari sklera.Bila tidak berhasil,
dapat dilakukan dengan operasi vitrektomi.3
Ekstraksi Benda Asing pada Kornea
Pengangkatan benda asing kornea adalah prosedur yang biasa
dilakukan di klinik atau tempat darurat. Jika benda asing kornea tidak
dilepaskan pada waktu yang tepat, dapat menyebabkan rasa sakit yang
berkepanjangan dan menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan nekrosis
mata.5
Benda asing intraokular menembus ke dalam ruang anterior mata atau
ke dalam bola itu sendiri. Hal ini cenderung menyebabkan morbiditas yang
signifikan dan, oleh karena itu, memerlukan pemeriksaan melalui
pemeriksaan, termasuk, dalam banyak hal, merupakan evaluasi oftalmologi
rinci dengan pencitraan seperti radiografi polos atau CT scan orbitalnya. 5
Meskipun MRI kadang-kadang digunakan, kontraindikasi jika benda asing
13
logam dicurigai. Gambaran pasien tentang keadaan luka adalah elemen paling
penting dalam menentukan kemungkinan penetrasi bola dunia, yang akan
memerlukan rujukan ke dokter mata.5
Indikasi
Pengambilan benda asing pada kornea ditunjukkan saat benda asing berada di
kornea.5
Kontraindikasi
Pasien yang datang ke instalasi gawat darurat dengan kondisi emergent harus
dirujuk ke dokter mata pada. Kondisi darurat meliputi:
Hyphema (darah di ruang anterior)
Difusi defek kornea atau kekeruhan
Lacerasi kornea atau sklera
Ruang anterior dangkal atau dalam (bila dibandingkan dengan mata
yang lain)
Benda asing yang multiple
Pasien yang sangat tidak kooperatif (misalnya anak-anak, individu
mabuk, penderita cacat mental).5
Anestesi
Anestesi diperlukan sebelum pemindahan benda asing dan biasanya
memudahkan pemeriksaan mata awal. Teteskan solusi oftalmik anestetik
topikal (misalnya proparakain 0,5% [Alcaine, Ophthetic]).5
14
Gambar 3. Eye Spud.5
o Jarum ukuran 25 steril, diletakkan di atas syringe (1-3 mm),
bisa digunakan. Beberapa dokter ingin menekuk jarum dengan
sedikit miring.
Loupes atau slit-lamp.
Gambar 4. Slit-lamp.5
Salep antibiotik optalmik topikal (seperti erytromycin) atau tetes
optalmik
Penutup mata
15
Gambar 5. Alat yang diperlukan untuk ekstraksi benda asing
pada kornea.5
Posisi
Minta pasien untuk menekan muka dahi dan dagu agar tidak terlihat
seperti yang ditunjukkan di bawah sehingga pasien tidak dapat
menggerakkan kepalanya ke arah eye spud atau jarum selama
pengangkatan benda asing. Posisi ini sangat penting.5
Teknik
16
Jelaskan prosedur, manfaat, risiko, dan komplikasi pada pasien
atau perwakilan pasien dan dapatkan informed consent.
Tempatkan 2 tetes solusi oftalmik anestesi di dalam kelopak
mata bagian bawah. Lihat gambar di bawah ini
17
positif menunjukkan penetrasi kornea dengan humor aqueous
yang mengalir; tampak di bawah sinar ultraviolet sebagai "air
terjun gelap,") Lihat gambar di bawah ini.
18
Gambar 10. Irigasi mata
19
kornea dapat dilepas dengan aplikator berujung kapas. Lihat
gambar di bawah ini.
20
[Percocet]) dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan telah ditemukan
untuk memungkinkan pasien tidur lebih nyaman di malam hari.5
Larutan alergi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) (misalnya
ketorolac) dapat memberikan pereda nyeri yang signifikan dan belum
ditemukan untuk memperlambat penyembuhan.5
Penutup Mata
Penggunaan penutup mata telah kontroversial. Baru-baru ini,
penelitian telah menunjukkan bahwa lecet kornea karena benda asing paling
baik dirawat tanpa perawatan mata. Pasien mencatat penyembuhan lebih
cepat, penglihatannya kurang kabur, dan bahkan lebih sedikit rasa sakit tanpa
bercak mata. Tambahkan kekurangan ini terbukti bermanfaat untuk
ketidaknyamanan pasien, dan satu-satunya alasan untuk menggunakan
penopang mata adalah melindungi lecet yang menutupi lebih dari 50%
kornea.5
Vaksinasi tetanus
Ini harus diberikan kepada pasien dengan benda asing intraokular atau luka
yang menembus kornea atau sklera.5
2.2.7 Pencegahan
Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik
dalam bekerja atau berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata
pelindung4.
2.2.8 Komplikasi
Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman,
dan efek dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian
sentral dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat
mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum
yang mengenai kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun
perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam.2,3
Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi
sekunder seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan
sikatrik pada media refraksi yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik.2,3
21
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Koto Gasib
Agama : Islam
Suku : Wiraswasta
Anamnesis (autoanamnesis)
Keluhan utama:
Mata kanan merah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
22
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien mengalami keluhan yang sama
Riwayat Pengobatan
Belum ada diobati
Riwayat Trauma
Pasien mengaku tidak ada mengalami trauma sebelumnya. Tetapi 3 hari sebelum
masuk rumah sakit pasien mengaku bekerja menggerinda besi
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Nadi : tidak dilakukan
Pernafasan : tidak dilakukan
Suhu : tidak dilakukan
Keadaan gizi : tidak dilakukan
Pemeriksaan thorax : tidak dilakukan
Pemeriksaan abdomen : tidak dilakukan
STATUS OFTALMOLOGIS
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 6/60, PH TAK 6/6, PH 6/6
Bulbus Okuli Gerakan bola mata normal Gerakan bola mata normal
Enoftalmus (-) Enoftalmus (-)
Eksotalmus (-) Eksotalmus (-)
Strabismus (-) Strabismus (-)
Pemeriksaan Slit-lamp (Loop)
Palpebra Palpebra Superior Palpebra Superior
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ekstropion (-) Ekstropion (-)
23
Pseudoptosis (-) Pseudoptosis (-)
Palpebra Inferior Palpebra Inferior
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ekstropion (-) Ekstropion (-)
Pseudoptosis (-) Pseudoptosis (-)
Konjungtiva tarsalis Hiperemis (+) Hiperemis (-)
superior Talangiektasis (-) Talangiektasis (-)
Hipertropi papiler (-) Hipertropi papiler (-)
Hipertropi foliker (-) Hipertropi foliker (-)
Hordeolum (-) Hordeolum (-)
Calazion(-) Calazion(-)
Pseudomembran (-) Pseudomembran (-)
24
COA Ukuran cukup Ukuran cukup dalam
Darah (-)
dalam
Flare (-)
Darah (-)
Flare (-)
Iris Reguler (+) Reguler (+)
Warna coklat Warna coklat
25
26
Diagnosis Kerja : Corpus alienum kornea okuli dextra
Penatalaksanaan
Non medikamentosa :
Ekstraksi corpus alienum
27
Sebelum ekstraksi
Sesudah sekstraksi
28
Medikamentosa :
o Antibiotik tetes topikal 6x1
o Antibiotik salep topikal 2x1
Prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad sanam : bonam
- Quo ad fungtionam : bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang ke poli mata RSUD Tengku Rafi’an Siak dengan keluhan mata
kanan merah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan
pandangan mata kabur sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Gatal (+/-), kotoran
mata Gatal (-/-), silau (+/-), mata berair (+/-), rasa mengganjal (+/-), perih (+/-), panas
(+/-), demam (-). Pasien mengaku tidak ada trauma sebelumnya dan tidak ada kerabat
disekitar pasien yang mengalami keluhan yang sama. Sebelumnya pasien mengaku 3
29
hari sebelum masuk rumah sakit bekerja menggerinda besi dan malamnya keluhan
pun muncul. Riwayat alergi (-)
Dari gejala klinis pasien yang didapat dair anamnesis dan hasil pemeriksaan
oftalmologi yang ditemukan pada mata kanan pasien sesuai dengan kriteria diagnosis
corpus alienum. Terdapat juga riwayat menggerinda besi yang menunjukkan
kemungkinan benda asing berupa serpihan besi. Mata merah dan terasa mengganjal
merupakan akibat reson inflamasi yang ditimbulkan oleh benda asing tersebut. Visus
pasien menurun dikarenakan letak dari benda asing yang berada disentral sehingga
menghalangi pandangan pasien.
Terapi yang diberikan berupa ekstraksi benda asing dan pemberian antibiotik
topikal yang sudah sesuai dengan teori
BAB V
KESIMPULAN
30
pekerjaan pasien. Pada pemeriksaan oftalmologi dapat ditemukan visus yang normal
atau menurun, tergantung letak benda asing, adanya injeksi konjungtiva ataupun
injeksi siliar, adanya benda asing pada kornea, dan dapat juga dilakukan tes
fluoroscein untuk menentukan letak pasti benda asing dan lesi pada kornea.
Penatalaksaan yang tepat berupa ekstraksi dengan menggunakan alat dan
teknik yang tepat serta penggunaan antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi
sekunder. Edukasi kepada pasien juga penting untuk mencegah terjadinya trauma
pada mata berupa penggunaan safety wear sperti kacamata pelindung saat bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Riordan-eva, P. Witcher, J. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum 17th ed. EGC
2014
2. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI Jakarta. 2014
3. Bashour M. et al. Corneal Foreign Body. Medscape. 2016
4. Kanski, J. et al. Clinical Ophthamology 5 ed. Butterworth Heinemann. 2006
5. Cao, C. et al. Corneal Foreign Body Removal. Medscape. 2015
31