Skripsi Full Text.1 PDF
Skripsi Full Text.1 PDF
Skripsi Full Text.1 PDF
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Gizi
Diajukan Oleh :
AMALIA PASANDA
G2B012013
http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
ii
http://lib.unimus.ac.id
iii
http://lib.unimus.ac.id
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Perbedaan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penjamah Makanan
Sesudah Diberikan Penyuluhan Personal Hygiene di Hotel Patra Jasa Semarang"
tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Hotel Patra Jasa Semarang yang sudah diijinkan mengambil data
diwilayah kerja.
2. Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes selaku Ketua Prodi Gizi yang telah
memberikan kesempatan untuk menimba ilmu.
3. Hapsari Sulistya Kusuma, S.Gz, M.Si selaku dosen pembimbing I dan
Kartika Nugraheni, S.Gz, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing penulis dari awal pembuatan hingga terselesainya Skripsi
ini.
4. Seluruh Dosen Gizi yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan.
5. Bapak, Ibu, serta keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan baik
materiil maupun spiritual selama pembuatan Skripsi ini.
6. Teman-teman S-1 Gizi Non-Reguler dan S-1 Gizi Reguler yang
sama-sama berjuang, berdoa, mendukung, membantu, dan saling
memberikan semangat selama pembuatan skripsi.
7. Para Admin Gizi Unimus yang telah banyak membantu selama penulis
menimba ilmu dan berada di lingkungan kampus.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun agar nantinya penulis bisa lebih baik.
Penulis hanya bisa berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Semarang, 20 Agustus 2016
Penulis
http://lib.unimus.ac.id
vi
RINGKASAN
http://lib.unimus.ac.id
vi
ABSTRACT
Key words : personal hygiene, food handlers, knowledge, attitude and behavior
http://lib.unimus.ac.id
vii
DAFTAR ISI
http://lib.unimus.ac.id
viii
2.6 Penyuluhan ........................................................................................ 24
2.6.1 Pengertian Penyuluhan ........................................................ 24
2.6.2 Metode Penyuluhan ............................................................. 25
2.6.3 Faktor yang Mempengaruhi dalam Penyuluhan .................. 27
2.7 Kerangka Teori ................................................................................... 28
2.8 Kerangka Konsep ............................................................................... 28
2.9 Hipotesis ............................................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan .......................................................................... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 30
3.3.1 Populasi ............................................................................... 30
3.3.2 Sampel .................................................................................. 30
3.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 31
3.4.1 Variabel Bebas ...................................................................... 31
3.4.2 Variabel Terikat .................................................................... 31
3.5 Definisi Operasional ........................................................................... 31
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31
3.6.1 Data Primer ........................................................................... 31
3.6.2 Data Sekunder ....................................................................... 31
3.6.3 Cara Pengumpulan Data ....................................................... 31
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................... 32
3.8 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 32
3.8.1 Pengolahan Data .................................................................... 32
3.8.2 Analisis Data ......................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 35
4.2 Hasil Penelitian ................................................................................... 36
4.2.1 Karakteristik Responden ....................................................... 36
a. Umur ....................................................................................... 36
b. Jenis Kelamin ......................................................................... 37
c. Tingkat Pendidikan ................................................................. 38
d. Lama Kerja ............................................................................. 39
4.2.2 Analisis Univariat ...................................................................... 40
a. Pengetahuan Penjamah Makanan ........................................... 40
b. Sikap Penjamah Makanan ...................................................... 41
c. Perilaku Penjamah Makanan .................................................. 42
4.3 Pembahasan ........................................................................................ 44
4.3.1 Analisis Bivariat ........................................................................ 44
a. Uji Beda Skor Pengetahuan Personal Hygiene
Penjamah Makanan ..................................................................... 44
b. Uji Beda Skor Sikap Personal Hygiene Penjamah
Makanan ...................................................................................... 45
c. Uji Beda Skor Perilaku Personal Hygiene Penjamah
Makanan ...................................................................................... 46
http://lib.unimus.ac.id
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 51
5.2 Saran .................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
http://lib.unimus.ac.id
x
DAFTAR TABEL
http://lib.unimus.ac.id
xi
DAFTAR GAMBAR
http://lib.unimus.ac.id
xii
DAFTAR LAMPIRAN
http://lib.unimus.ac.id
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
http://lib.unimus.ac.id
1
2
http://lib.unimus.ac.id
3
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Institusi Terkait
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Manajer
Food and Beverage untuk mengontrol pekerjaan penjamah
makanan secara kontinyu dalam mengolah makanan
2. Meningkatkan nilai jual dan pelayanan hotel dengan
menghidangkan makanan yang bersih, aman dan sehat.
3. Melakukan kewajiban penjamah makanan sesuai standar yang
telah ditentukan
http://lib.unimus.ac.id
4
http://lib.unimus.ac.id
5
http://lib.unimus.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
http://lib.unimus.ac.id
6
7
http://lib.unimus.ac.id
8
http://lib.unimus.ac.id
9
2.2 Hygiene
2.2.1 Pengertian Hygiene
Pada hakikatnya “Hygiene” dan “Sanitasi” mempunyai pengertian
dan tujuan yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima.
Sudira (dalam Rachman, 2010) mengemukakan bahwa : “Hygiene
adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene
lebih banyak membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab
timbulnya penyakit”. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan,
http://lib.unimus.ac.id
10
http://lib.unimus.ac.id
11
http://lib.unimus.ac.id
12
http://lib.unimus.ac.id
13
http://lib.unimus.ac.id
14
http://lib.unimus.ac.id
15
kimia
9. Sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan kerja.
b) Kebersihan dan kesehatan diri
Syarat utama pengolah makanan adalah memiliki kesehatan yang
baik. Untuk itu penjamah disarankan melakukan tes kesehatan diulang
setiap 6 bulan sekali. Kesehatan pengolah makanan yang terlibat dalam
pengolahan makanan sangat perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
menjamin keamanan makanan, disamping untuk mencegah terjadinya
penyebaran penyakit melalui makanan. Dinas pertanian hortikultura
(2009) menjelaskan tiga kelompok penderita yang tidak boleh terlibat
dalam penanganan makanan, yaitu : penderita penyakit infeksi saluran
pernafasan, penderita infeksi saluran pencernaan dan penderita penyakit
infeksi kulit. Ketiga penyakit tersebut dapat dipindahkan kepada orang
lain melalui makanan yang diolah atau disajikan oleh penderita. Di
dalam orang sehat pun sebenarnya masih terdapat milyaran
mikroorganisme didalam mulut, hidung, kulit dan saluran pencernaannya.
Meskipun ada beberapa bakteri yang tidak berbahaya tetapi ada juga
beberapa jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia.dengan demikian, pengolah makanan harus tetap menjaga
kebersihan dan kesehatan dirinya. Ada beberapa kebiasaan yang perlu
dikembangkan oleh para pengolah makanan untuk menjamin keamanan
makanan yang diolahnya. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Berpakaian
Pakaian pengolah dan penyaji makanan harus selalu bersih,
mengganti dan mencuci pakaian secara periodik untuk mengurangi risiko
kontaminasi. Apabila tidak ada ketentuan khusus untuk penggunaan
pakaian seragam sebaiknya tidak bermotif dan berwarna terang. Kuku
harus selalu bersih, dipotong pendek, dan tidak menggunakan aksesoris
atau perhiasan. Celemek yang digunakan pekerja harus bersih dan tidak
boleh digunakan sebagai lap tangan, celemek harus ditanggalkan bila
meninggalkan tempat pengolahan (Purnawijayanti, 2001).
http://lib.unimus.ac.id
16
2. Rambut
Rambut harus selalu dicuci secara periodik. Rambut yang kotor akan
menimbulkan rasa gatal pada kulit kepala yang dapat mendorong
pengolah makanan untuk menggaruknya dan dapat mengakibatkan
rambut atau kotoran jatuh ke makanan. Selama pengolahan dan
penyajian makanan harus dijaga agar rambut tidak terjatuh ke dalam
makanan. Oleh karena itu pekerja yang berambut panjang harus
mengikat rambutnya dan disarankan menggunakan topi atau jala rambut
(hairnet). Setiap kali tangan menyentuh, menggaruk, menyisir, atau
mengikat rambut, tangan harus segera dicuci sebelum digunakan lagi
untuk menangani makanan (Siti Fathonah, 2005).
3. Kondisi Tubuh Sakit
Penjamah yang sedang sakit flu, demam atau diare sebaiknya tidak
dilibatkan terlebih dahulu dalam proses pengolahan makanan sampai
gejala-gejala penyakit tersebut hilang. Penjamah yang memiliki luka
pada tubuhnya harus menutup luka tersebut dengan pelindung yang
kedap air, misalnya plester, sarung tangan plastik atau karet untuk
menjamin tidak berpindahnya mikroba yang terdapat pada luka ke dalam
makanan.
2.3 Pengetahuan
2.3.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan
pandai (Salam, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan (knowledge) adalah
hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan,
penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
http://lib.unimus.ac.id
17
behavior).
Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan
seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam
bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut
merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik
lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).
http://lib.unimus.ac.id
18
http://lib.unimus.ac.id
19
2.4 Sikap
2.4.1 Pengertian Sikap
Howard Kendle mengemukakan, bahwa sikap merupakan
kecenderungan (tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi
(avoid), atau melakukan sesuatu, baik secara positif maupun secara
negative terhadap suatu lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep.
Paul Massen dan David Krech, berpendapat sikap merupakan suatu
system dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi
(pengenalan), feeling (perasaan), dan action tendency (kecendrungan
untuk bertindak) (Yusuf, 2006).
http://lib.unimus.ac.id
20
http://lib.unimus.ac.id
21
2.5 Perilaku
2.5.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup : berjalan, berbicara,
bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal
http://lib.unimus.ac.id
22
http://lib.unimus.ac.id
23
http://lib.unimus.ac.id
24
2.6 Penyuluhan
2.6.1 Pengertian Penyuluhan
Dalam Marzuki (2008), pengertian penyuluhan adalah proses
pendidikan dengan sistem pendidikan non formal untuk mengubah
perilaku orang dewasa agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang lebih baik, sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil
keputusan dari berbagai alternatif pengetahuan yang ada dan untuk
menyelesaikan permasalahan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraannya. Dari pengertian ini konsep-konsep penting yang
terkait dengan penyuluhan adalah:
1. Proses pendidikan (pendidikan non formal dan pendidikan orang
dewasa)
2. Proses perubahan (menuju perilaku yang baik, sesuai yang
diiinginkan)
3. Proses pemberdayaan (memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
baru).
Menurut Mardikanto (2010), keberhasilan penyuluhan tidak diukur
dari seberapa banyak ajaran yang disampaikan, tetapi seberapa jauh
terjadinya proses belajar bersama yang dialogis, yang mampu
menumbuhkan kesadaran (sikap), pengetahuan dan perilaku “baru” yang
mampu mengubah perilaku kelompok sasarannya ke arah kegiatan dan
kehidupan yang lebih menyejahterakan setiap individu, keluarga dan
masyarakat. Jadi pendidikan dalam penyuluhan adalah proses belajar
bersama. Proses belajar ini bukanlah proses menggurui, melainkan
menumbukan semangat belajar bersama yang mandiri dan partisipatif.
Sehingga keberhasilan penyuluhan bukan diukur dari seberapa jauh
http://lib.unimus.ac.id
25
http://lib.unimus.ac.id
26
http://lib.unimus.ac.id
27
http://lib.unimus.ac.id
28
Faktor predisposisi :
-pengetahuan Penyuluhan
-sikap Personal Hygiene
-kepercayaan
-sistem nilai
-tingkat pendidikan
-sosial ekonomi
Faktor penguat :
-contoh perilaku yang
baik dari ; pimpinan,
teman kerja, keluarga,
dll
http://lib.unimus.ac.id
29
2.9 Hipotesis
1. Ada perbedaan pengetahuan penjamah makanan sebelum dan sesudah
penyuluhan
2. Ada perbedaan sikap penjamah makanan sebelum dan sesudah
penyuluhan
3. Ada perbedaan perilaku penjamah makanan sebelum dan sesudah
penyuluhan
http://lib.unimus.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
O1(a,b,c) X O2(a,b,c)
Keterangan :
O1a : Pengetahuan penjamah makanan sebelum diberikan penyuluhan
O1b : Sikap penjamah makanan sebelum diberikan penyuluhan
O1c : Perilaku penjamah makanan sebelum diberikan penyuluhan
O2a : Pengetahuan penjamah makanan sesudah diberikan penyuluhan
O2b : Sikap penjamah makanan sesudah diberikan penyuluhan
O2c : Perilaku penjamah makanan sesudah diberikan penyuluhan
X : Penyuluhan dengan metode penyuluhan kelompok kecil
http://lib.unimus.ac.id
30
31
http://lib.unimus.ac.id
32
http://lib.unimus.ac.id
33
2. Entry data
Entry data yang telah diperoleh dimasukkan dengan
menggunakan program SPSS dari komputer.
3. Cleaning
Cleaning dilakukan untuk menghilangkan data-data dari proses
entry data yang tidak diperlukan dan merapihkan semua proses
pengolahan data.
4. Data pengetahuan
Tingkat pengetahuan (Notoatmodjo, 2012) dapat dilihat dari
hasil skor kuesioner yang diberikan pada sampel, pada kuesioner
ada 10 pertanyaan, kemudian diklasifikasikan menjadi :
a. Jika skor 76 - 100 % sama dengan tingkat pengetahuan baik
b. Jika skor 56 - 75 % sama dengan tingkat pengetahuan cukup
c. Jika skor 40 - 55 % sama dengan ttingkat pengetahuan
kurang
5. Data sikap
Sikap (Azwar, 2011) penjamah makanan dapat dilihat dari hasil
skor kuesioner yang dilakukan peneliti pada penjamah makanan
yang diberi penyuluhan. Variabel sikap diukur dengan menggunakan
skala likert, sedangkan pengolahannya menggunakan skoring 3
tingkat, kemudian diklasifikasikan menjadi :
a) Jika total skor ≥ 66,7% sama dengan sikap baik
b) Jika total skor < 66,7% sama dengan kurang baik
6. Data perilaku
Perilaku (Azwar, 2011) penjamah makanan dapat dilihat dari
total skor form checklist perilaku penjamah yang dilakukan dengan
pengamatan secara langsung oleh peneliti, kemudian
diklasifikasikan menjadi :
a. Jika total skor > 50% sama dengan perilaku positif
b. Jika total skor ≤ 50% sama dengan perilaku negatif
http://lib.unimus.ac.id
34
http://lib.unimus.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
http://lib.unimus.ac.id
35
36
http://lib.unimus.ac.id
37
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan
Jenis Kelamin
http://lib.unimus.ac.id
38
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
http://lib.unimus.ac.id
39
d. Lama Kerja
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Lama Kerja
http://lib.unimus.ac.id
40
http://lib.unimus.ac.id
41
http://lib.unimus.ac.id
42
http://lib.unimus.ac.id
43
http://lib.unimus.ac.id
44
Dari tabel 4.7.4 dapat diketahui bahwa perilaku yang tidak mengalami
perubahan sama sekali yaitu pada kebiasaan seluruh penjamah makanan yang
tidak pernah mengenakan masker dan sarung tangan, tetapi seluruh penjamah
makanan selalu mengenakan seragam kerja dan celemek. Sedangkan perilaku
penjamah makanan yang mengalami fluktuasi selama pengamatan dilakukan
yaitu diantaranya kebiasaan memakai sepatu kerja, mencuci tangan setelah
dari kamar mandi, menutup luka, dan tidak menggaruk kepala atau menyeka
anggota badan.
Adanya perubahan perilaku maupun perilaku yang sama sekali tidak
berubah ini berkaitan dengan stimulus yang diberikan, dalam hal ini berupa
penyuluhan personal hygiene. Hal ini sesuai dengan teori Azwar (2011),
faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap dapat mengakibatkan
perubahan perilaku yang berbeda pada setiap individu. Stimulus yang
diberikan sama, tetapi belum tentu menimbulkan sikap yang sama, sehingga
perilaku yang ditampilkan pun tidak selalu sama.
4.3 Pembahasan
4.3.1. Analisis Bivariat
a. Uji Beda Skor Pengetahuan Personal Hygiene Penjamah
Makanan
Uji yang dilakukan menggunakan Wilcoxon Signed ranks test hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan terdapat perbedaan yang signifikan dengan p value 0,001 (p
value < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pada
pengetahuan penjamah makanan tentang personal hygiene di hotel Patra
Jasa Semarang.
Tingkat pendidikan penjamah makanan di hotel Patra Jasa Semarang
yang sebagian besar SMA memudahkan penjamah makanan menerima
informasi yang disampaikan melalui penyuluhan yang diberikan. Selain
http://lib.unimus.ac.id
45
http://lib.unimus.ac.id
46
http://lib.unimus.ac.id
47
dengan p value 0,019 (p value < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan pada perilaku penjamah makanan tentang personal hygiene di
hotel Patra Jasa Semarang.
Perilaku positif pada penjamah makanan disebabkan karena
mayoritas penjamah makanan memiliki pengetahuan yang baik.
Pengetahuan yang baik ini berpengaruh pada tingkat pendidikan
penjamah makanan yang sebagian besar SMA (78%) dan tingkat
pendidikan Diploma dan Sarjana sebesar 22%. Sesuai teori Erfandi
(2009), semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak informasi
yang diperoleh, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
didapat.
Selain itu penyebab perubahan perilaku positif lainnya yaitu
karena penjamah makanan mendapat tambahan pengetahuan melalui
penyuluhan tentang personal hygiene yang diberikan. Penyuluhan
merupakan proses pendidikan dengan sistem pendidikan non formal
untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang lebih baik (Marzuki, 2008).
Menurut Depkes RI (2006) penjamah makanan adalah orang yang
secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari
tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai
penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah
makanan sangatlah besar. Penjamah makanan yang menangani bahan
makanan sering menyebabkan kontaminasi mikrobiologis.
Mikroorganisme yang hidup pada tubuh manusia dapat menyebabkan
penyakit yang ditularkan melalui makanan, yang terdapat pada kulit,
hidung, mulut, saluran pencernaan, rambut, kuku, dan tangan (Siti
Fathonah, 2005). Oleh karena itu pentingnya personal hygiene bagi
penjamah makanan, salah satunya yaitu untuk mencegah terjadinya
kontaminasi dari penjamah makanan ke makanan yang diolah.
Dari hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari setelah
diberikan penyuluhan, dapat diketahui bahwa ada beberapa perilaku
personal hygiene penjamah makanan yang tidak mengalami perubahan
http://lib.unimus.ac.id
48
sama sekali seperti penggunaan masker dan sarung tangan yang penting
dalam peran mencegah kontaminasi silang antara penjamah makanan
dengan makanan yang diolah. Hal ini dikarenakan, penggunaan masker
dan sarung tangan bagi penjamah makanan merupakan hal yang tidak
praktis dan menyulitkan penjamah makanan dalam mengolah makanan.
Misalnya, penggunaan masker menyulitkan penjamah makanan untuk
mencicipi makanan yang diolahnya, selain itu mereka kesulitan untuk
berbicara pada saat mengolah makanan, sedangkan dalam kegiatan
pengolahan makanan dianjurkan untuk tidak berbicara selama proses
pengolahan makanan. Sedangkan untuk penggunaan sarung tangan
menyulitkan penjamah makanan dalam hal menguleni atau pencampuran
adonan. Jika menggunakan sarung tangan, adonan yang diuleni dapat
menempel pada sarung tangan yang digunakan sehingga mempersulit
dan memperlama pekerjaan penjamah makanan. Pihak manajemen hotel
sudah menyediakan semua alat perlindungan diri (APD) termasuk
sarung tangan dan masker untuk penjamah makanan walaupun seluruh
penjamah makanan yang ada di hotel Patra Jasa Semarang tidak
mengenakannya selama bekerja dengan alasan kepraktisan. Hal ini perlu
lebih ditekankan oleh manajemen dan kepala chef (sous chef) kepada
seluruh penjamah makanan di hotel Patra Jasa Semarang mengenai
pentingnya penggunaan APD (Kepmenkes No. 942 tahun 2003) pada
saat bekerja guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kontaminasi silang pada makanan yang diolah.
Beberapa perilaku penjamah makanan lainnya yang masih tidak
mengikuti prosedur personal hygiene yaitu mencuci tangan, menutup
luka, menanggalkan benda-benda pribadi yang tidak berhubungan
dengan proses pengolahan makanan. Mencuci tangan, meskipun
tampaknya merupakan kegiatan ringan dan sering disepelekan, terbukti
cukup efektif dalam upaya mencegah kontaminasi pada makanan.
Mencuci tangan dengan sabun diikuti dengan pembilasan akan
menghilangkan banyak mikroba yang terdapat pada tangan. Kombinasi
antara aktivitas sabun sebagai pembersih, penggosokan dan aliran air
http://lib.unimus.ac.id
49
http://lib.unimus.ac.id
50
walaupun dicuci dengan air mengalir dan sabun, tetap tidak akan
menghilangkan partikel kecil yang tidak terlihat yang menempel pada
cincin, dan dikhawatirkan berpindah ke makanan pada saat penjamah
mengolah makanan.
Dari beberapa perilaku tersebut, perlu diperhatikan untuk pihak
manajemen hotel, khususnya sous chef dalam mengamati, mengingatkan
dan memberi peringatan berupa hukuman bagi penjamah makanan yang
tidak mengikuti standar prosedur personal hygiene penjamah makanan,
agar menghindarkan makanan yang diolah dari mikroorganisme
merugikan, dan dapat meningkatkan kualitas makanan yang diol
http://lib.unimus.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di hotel Patra Jasa
Semarang tahun 2016, dengan 18 responden dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Sebagian besar responden berusia 26 – 45 tahun, dengan jenis kelamin
sebagian besar laki-laki. Mayoritas pendidikan akhir responden yaitu
SMA/SMK, dengan lama kerja lebih dari 10 tahun.
2. Proporsi pengetahuan responden mengenai personal hygiene sebelum
penyuluhan sebagian besar sudah baik, dan persentase pengetahuan
responden sesudah penyuluhan meningkat
3. Sikap responden terhadap penyuluhan personal hygiene baik sebelum
maupun sesudah penyuluhan semuanya baik
4. Perilaku responden terhadap personal hygiene sebelum penyuluhan
memperlihatkan hasil yang mayoritas negatif, sedangkan sesudah
penyuluhan pada hari kedua dan ketiga memperlihatkan adanya
peningkatan persentase perilaku positif
5. Ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan responden sesudah
penyuluhan mengenai personal hygiene dengan peningkatan persentase
pengetahuan kategori baik sebesar 22%
6. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada sikap responden sesudah
penyuluhan mengenai personal hygiene dan tidak ada peningkatan atau
penurunan persentase sikap kategori baik
7. Ada perbedaan yang signifikan pada perilaku responden sesudah
penyuluhan mengenai personal hygiene dengan peningkatan persentase
perilaku positif pada hari ketiga sebesar 34%
http://lib.unimus.ac.id
51
52
B. Saran
1. Sasaran
Diharapkan para penjamah makanan di hotel Patra Jasa Semarang dapat
menerapkan personal hygiene dalam proses produksi makanan, khususnya
kelengkapan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan sarung tangan
yang hampir tidak pernah dipakai.
Diharapkan agar Sous Chef atau kepala koki di dapur hotel Patra Jasa
Semarang dapat memantau dan mengoreksi kegiatan yang tidak sesuai pada
saat proses pengolahan makanan. Pihak manajemen hotel dapat menyediakan
masker, sabun cuci tangan, dan tisu atau alat pengering tangan (hand dryer)
serta memberi peringatan atau teguran kepada penjamah makanan yang tidak
menerapkan personal hygiene sesuai standar.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan dari institusi pendidikan dapat menyediakan referensi buku
tentang personal hygiene yang terbaru dan diharapkan institusi pendidikan
dapat membentuk acara seperti penyuluhan atau konseling yang berbasis
pada gizi institusi.
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Yiyin dan Handajani, Sri. 2015. Pengaruh Faktor Predisposisi dan Faktor
Pendukung terhadap Perilaku Cuci Tangan Penjamah Makanan di
Cafe Pisang Rumah Sakit PHC Surabaya. e-journal Boga, Volume IV
(2) : 47-55.
Anuradha, M. dan Dandekar RH. 2013. Knowledge, Attitude and Practice among
Food Handlers on Food Borne Diseases: A Hospital Based Study in
Tertiary Care Hospital. International Journal of Biomedical And
Advance Research V (4) : 196 - 198.
Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya
(Edisi 2). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Budiman dan Riyanto, Agus. 2014. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. 2005. Profil kesehatan nasional 2003. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2009. Klasifikasi Umur Menurut Kategori. Jakarta: Dirjen Yankes.
http://lib.unimus.ac.id
Kusumawardani. 2010. Hubungan Praktik Higiene Sanitasi Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI) Tradisional dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 6-24
bulan di Kota Semarang [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro.
Meikawati, W., Astuti, R. & Susilowati. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Petugas Penjamah Makanan dengan Praktek Higiene Sanitasi
Makanan di Unit Gizi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Jurnal Kesehatan Mayarakat Indonesia 2010; 6(2).
Sharif, Labib. 2013. Food Hygiene Knowledge, Attitudes and Practices of the
Food Handlers in the Military Hospitals. Food and Nutrition Sciences,
2013, IV : 245-251.
http://lib.unimus.ac.id
Susilowati, et al. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Petugas Penjamah
Makanan dengan Praktek Higiene dan Sanitasi Makanan di Unit Gizi
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia VI (1).
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://lib.unimus.ac.id
Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
(_______________________)
http://lib.unimus.ac.id
IDENTITAS RESPONDEN
http://lib.unimus.ac.id
KUESIONER PENGETAHUAN PENJAMAH MAKANAN
No. Responden : . . . . . . . . . . . . . . . .
Nama :................
Umur :................
Jenis kelamin :................
http://lib.unimus.ac.id
6. Seorang penjamah makanan yang sakit seharusnya
a. Diperbolehkan masuk dan bekerja seperti biasa
b. Diperbolehkan masuk tetapi tidak ikut bekerja dan segera berobat
c. Tidak diperbolehkan masuk kerja dan tidak mengolah makanan
7. Kebiasaan hidup bersih (higiene) itu sangat perlu dan bermanfaat, kecuali
a. Mengembangkan kebiasaan pola hidup sehat
b. Mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang menular melalui
makanan
c. Meningkatnya angka kesakitan
8. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi personal hygiene yaitu
a. Pengetahuan, budaya, status sosio ekonomi
b. Jenis kelamin, kondisi fisik, kebiasaan seseorang
c. Praktek sosial, kebiasaan seseorang, kepercayaan
http://lib.unimus.ac.id
Karakteristik Responden
http://lib.unimus.ac.id
Input Data Penelitian
http://lib.unimus.ac.id
Output Data Penelitian
Cases
Descriptives
Median 7.0000
Variance .722
Minimum 5.00
Maximum 8.00
Range 3.00
http://lib.unimus.ac.id
Median 7.0000
Variance .575
Minimum 5.00
Maximum 8.00
Range 3.00
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Total 18
c. post_peng = pre_peng
http://lib.unimus.ac.id
b
Test Statistics
post_peng -
pre_peng
a
Z -2.810
Cases
Descriptives
Median 42.0000
Variance 6.379
http://lib.unimus.ac.id
Std. Deviation 2.52569
Minimum 40.00
Maximum 48.00
Range 8.00
Median 43.0000
Variance 2.497
Minimum 40.00
Maximum 47.00
Range 7.00
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
http://lib.unimus.ac.id
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Total 18
c. post_sikap = pre_sikap
b
Test Statistics
post_sikap -
pre_sikap
a
Z -1.641
Cases
http://lib.unimus.ac.id
Descriptives
Median 7.0000
Variance 1.859
Minimum 6.00
Maximum 10.00
Range 4.00
Median 8.0000
Variance 1.206
Minimum 6.00
Maximum 10.00
Range 4.00
http://lib.unimus.ac.id
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Total 18
c. post_perilaku = pre_perilaku
b
Test Statistics
post_perilaku -
pre_perilaku
a
Z -2.352
http://lib.unimus.ac.id
Output Uji Validasi
N %
Total 7 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.626 25
Item-Total Statistics
http://lib.unimus.ac.id
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id