Lapkas Internsip Fraktur Klavikula
Lapkas Internsip Fraktur Klavikula
Lapkas Internsip Fraktur Klavikula
FRAKTUR KLAVIKULA
Disusun oleh:
dr. Gladys Chintya Darma
Pembimbing:
Dr. I Wayan, Sp OT
PEKANBARU
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB 1 PANDAHULUAN..................................................................................... 1
3.2 Etiologi............................................................................................................. 15
3.3 Klasifikasi........................................................................................................ 15
3.4 Anatomi............................................................................................................ 19
3.5 Patomekanisme............................................................................................... 20
3.6 Diagnosis.......................................................................................................... 20
3.7 Penatalaksanaan............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 27
ii
KATA PENGANTAR
kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka atas rahmat-Nya akhirnya penulis dapat
menyusun Laporan Kasus ini dengan lancar. Laporan Kasus adalah salah satu tugas
yang harus dipenuhi peserta Program Internship Dokter Indonesia. Pada kesempatan
kali ini, Laporan Kasus yang penulis susun berjudul “FARKTUR KLAVIKULA”.
rintangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan beberapa pihak rintangan dan
hambatan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
dr. I Wayan, Sp OT selaku pembimbing dan kepada semua pihak yang telah
Tentunya penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari kata
sempurna, baik itu dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran-
saran yang membangun dari pembaca tentunya sangat penulis harapkan untuk
Penulis berharap semoga Laporan Kasus ini dapat menjadi manfaat bagi
lainnya.
Wassalamua’laikum Wr.Wb
Pekanbaru,
Penulis
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan
tindakan bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau
nonoperative treatment. Tujuan dari penanganan ini adalah untuk
menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain saling
berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana
mestinya sehingga tidak terjadi deformitas dan proses penyembuhan tulang
yang mengalami fraktur lebih cepat. Proses penyembuhan pada fraktur
clavicula memerlukan waktu yang cukup lama. Penanganan nonoperative
dilakukan dengan pemasangan sling selama 6 minggu. Selama masa ini pasien
harus membatasi pergerakan bahu, siku dan tangan. Setelah sembuh, tulang
yang mengalami fraktur biasanya kuat dan kembali berfungsi. Pada beberapa
patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi pergerakan. atau
mobilisasi pada tulang untuk mempercepat penyembuhan. Imobilisasi bisa
dilakukan melalui, pembidaian, pemasangan gips, penarikan (traksi), fiksasi
internal, fiksasi eksternal.7
2
BAB 2
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : An. A Jenis kelamin : Pria
2. KELUHAN UTAMA :
tuanya dengan keluhan nyeri pada bahu kiri yang dirasakan sejak 7 jam SMRS
sebelumnya pasien jatuh dari motor akibat balap motor. yang mengakibatkan
pasien terjatuh dari motornya ke arah kiri, dengan posisi bahu dan lengan atas
benturan pada kepala disangkal, muntah tanpa diawali mual (proyektil) disangkal,
3
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, sesak
napas.
Riwayat darah tinggi (-), kencing manis (-), sakit jantung (-), sesak napas (-).
Vital Sign :
S : compos mentis
TD : 120/80
Pols : 77 x / menit
RR : 18 x / menit
T : 36,3 celcius
- Kepala :
Normocephal
- Mata :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil
isokor 3mm/3mm.
- Toraks :
4
Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua lapangan
Kesan : normal
murmur(-)
5
Abdomen : inspeksi : simetris tidak membesar
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah Lengkap
- Foto Thorax AP supine
Darah Lengkap
Hb 10,5 g/dL
Trombosit 243.000
Hematokrit 33,2 %
Eritrosit 4,23
6
MCV 78,7 mg%
RDW 14,7 %
PDW 15,5 %
MPV 7,4 fl
PCT 0,179 %
7
Foto Rontgen
8
Shoulder dextra sinistra dalam batas
normal
Kor normal CTR 50%
Pulmo apex tenang, corakan dan hilus
10. DIAGNOSIS :
11. TERAPI :
fraktur tertutup
Penanganan sudah
1/3 medial
benar , dan sebaiknya
klavikula
pasien di berikan
displaced :
Dapat dilakukan informasi mengenai
9
seperti : arm terapi operatif dan non
figure of 8,
maupun terapi
operatif. Dan
kedua terapi
memiliki hasil
fungsional yang
identik. Meski
masih banyak
perdebatan
Anjuran Selanjutnya :
Follow up :
Tanggal S O A P
10
Nafas: 18 x/menit closed mg / 8 jam
Pantau ttv
Fracture Puasa Bising usus
Suhu: 36,5oC
clavicula +
Thorax: Bising Usus ( + )
1/3 medial
jam 20 : 15
I: statis simetris,dinamis sinistra ,
simetris H0
paru
melemah pada
Abdomen:
11
2018 keluahn TD: 120 / 80 + K wire gtt/menit
Inj Ceftriaxone 1
atas
Nadi: 82x/menit gr / 12 jam
indikasi Inj Ketorolac 10
Nafas: 20x/menit
closed mg / 8 jam
Pantau ttv
Suhu: 36oC Fracture Rencana Rontgen
clavicula thoraks
Thorax: Rencana GV besok
1/3 medial Aff infus besok
P: vocal fremitus simetris sinistra,
paru
Abdomen:
12
Nadi: 80x/menit atas Kolkatrol 1 x 0,25
indikasi mg
Nafas: 20x/menit Meloxicam 1 x
closed
Suhu: 36,8 C o 7,5 mg
Fracture BLPL
Thorax: clavicula
1/3 medial
I: statis simetris,dinamis
sinistra,
simetris
H2
P: vocal fremitus simetris
paru
A: vesikuler (+/+),
wheezing (-/-)
Abdomen:
tekan (-),
13
Foto rontgen thorax tanggal 10 – 4 - 2018
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 INSIDENS & EPIDEMIOLOGI
Terdapat 510% fraktur clavicula dari semua jenis fraktur. Fraktur
ini kebanyakan terjadi pada pria yang berusia kurang dari 25 tahun, namun
juga lebih sering terjadi pada pria yang lebih tua, yaitu >55 tahun dan pada
wanita >75 tahun.2
3.2 ETIOLOGI
Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang
14
sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah
akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras.3
3.3 KLASIFIKASI
Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara
patahan tulang dengan dunia luar, yaitu:4
1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih
utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit.
2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena
potensial terjadi infeksi.
Allman tahun 1967 dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang
membagi patah tulang klavikula menjadi 3 kelompok :5
(insidensi kejadian 7580%).
Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.
Umumnya terjadi pada pasien yang muda.
2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (1525%)
Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular
yakni (yakni, conoid dan trapezoid).
a. Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya
perpindahan tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.
b. Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan
ligament coracoclavicular masih melekat pada fragmen.
c. Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak
ataupun keduaduanya.
d. Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang
melibatkan AC joint.
15
e. Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan
fragmen proksimal berpindah keatas.
f. Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.
3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%).
Pada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.
Gambar 1. Klasifikasi fraktur klavikula Allman.
Gambar 2. Fraktur 1/3 lateral atau distal klavikula
16
Terdapat pula klasifikasi menurut dr edinburg yang membagi fraktur
klavikula berdasarkan berdasarkan letak anatomi, pergeseran fragmen tulang dan
kominusi frahmen. Klasifikasi ini dibuat berdasarkan analisis dari 1000 fraktur
klavikula dan terbukti dapat diterima, dan bermanfaat sebagai parameter untuk
memprediksi terjadinya non union setelah perawatan non operatif.
Gambar 3. Klasifikasi Fraktur Klavikula menurut Edinburg
17
3.4 ANATOMI
Os clavicula (tulang selangka) berhubungan dengan os sternum di
sebelah medial dan di lateral tulang ini berhubungan dengan os scapula
pada acromion yang dapat diraba sebagai tonjolan di bahu bagian lateral.
Tulang ini termasuk jenis tulang pipa yang pendek, walaupun bagian
lateral tulang ini tampak pipih. Bentuknya seperti huruf S terbalik, dengan
18
melengkung ke belakang. Permukaan atasnya relatif lebih halus dibanding
dengan permukaan inferior. Ujung medial atau ujung sternal mempunyai
sendi atau articulatio sternoclavicularis.6
Gambar 4. Anatomi Clavicula
3.5 PATOMEKANISME
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme
melebihi kekuatan tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah
bermotor.1
clavicula. Clavicula bagian tengah juga merupakan transition point antara
bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada
daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun
proksimal.1
Gambar 5. Fraktur Clavicula1
19
3.6 DIAGNOSIS
datang dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit
bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik
pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadangkadang
terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang
menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal
akan terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat
trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur. Untuk memperjelas
dan menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang.7
Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas untuk bisa menilai juga kedua
AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan posisi oblique dengan arah dan
mengganggu pembacaan. Karena bentuk dari clavicula yang berbentuk S,
20
maka fraktur menunjukkan deformitas multiplanar, yang menyebabkan
khususnya dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi pembacaan.7
3.7 PENATALAKSANAAN
dengan tindakan bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah
atau konsevatif.5
Tatatalaksana fraktur sepertiga tengah (Edinburgh Tipe 2). Ada kesepakatan
umum bahwa patah tulang (Edinburgh Type 2A) undisplaced sebaiknya diperlakukan
bahwa fraktur ini jarang membutuhkan tindakan stabilisasi operatif. terdapat 3 dasar
pemikiran untuk ini. Pertama, dalam kebanyakan studi, Angka nonunion pada kasus
ini <1%. Kedua, dua penelitian retrospektif besar yang dilakukan pada tahun 1960
oleh Neer dan Rowe menunjukkan bahwa angka nonunion setelah ORIF lebih tinggi
tulang pada anak-anak, yang hampir pasti bersatu. Alasan terakhir adalah bahwa
sejumlah penelitian di masa lalu telah menunjukkan tingkat kepuasan pasien yang
tinggi setelah penanganan nonoperatif pada fraktur ini. Namun, penelitian yang lebih
baru, selama sepuluh tahun terakhir, telah menunjukkan angka nonunion dan
perbaikan dari reduksi dan fiksasi operatif telah meningkat secara signifikan. Saat ini,
21
masih ada perdebatan besar tentang apakah fraktur displaced akut harus ditangani
Banyak metode pengobatan konservatif yang telah dijelaskan, tetapi arm
sling sederhana dan apa yang disebut bidai angka delapan telah
digunakan secara luas. Sebuah studi komparatif menunjukkan kepuasan
pasien yang lebih baik dengan arm sling sederhana, namun hasil
fungsional dan kosmetik dari dua metode penanganan ini adalah identik.,
dan nonunion lebih tinggi pada pasien yang diobati dengan bidai angka 8.
Penggunaan sling biasanya dapat dihentikan begitu rasa sakit telah mereda,
biasanya cepat jika fragmen telah bersatu, dan fisioterapi yang disupervisi
jarang diperlukan. Sebagian besar pasien merespon dengan baik terhadap
program pengaturan ROM sederhana dan latihan penguatan otot mandiri.
Gambar 6. Arm Sling
22
Gambar 7. Bidai angka 8
Penanganan Operatif.8
Sampai saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa penanganan
operatif. Namun, dalam studi klinis retrospektif serial dari lima puluh dua
tulang lebih dari 20 mm yang dikaitkan dengan risiko yang lebih besar dari
23
berbasis pasien mengungkapkan defisit dalam kekuatan dan ketahanan
bahu.
operatif dengan plate fixation primer pada fraktur displaced pada 138
penyatuan fragmen tulang. Namun, kelompok operatif memiliki tingkat
sebagian besar operasi ulang adalah untuk pengankatan perangkat keras
pada tulang.
displaced harus ditangani secara operatif. Banyak pasien muda sekarang
penanganan tersebut.
Terdapat berbagai variasi metode fiksasi operatif untuk penanganan fraktur
sepertiga medial klavikula, seperti plate fixation, intramedullary fixation,
external fixation, dll.
Fiksasi pelat.8
24
Teknik ini memberikan stabilisasi langsung yang cepat dan
mengurangi rasa sakit serta memfasilitasi mobilisasi dini. Paling sering
pelat ditanamkan pada bagian superior dari klavikula, dan penelitian
biomekanik telah menunjukkan ini menguntungkan, terutama pada fraktur
diakibatkan manipulasi selama penanganan fraktur dan pengeboran, dan
pelat yang nantinya harus dikeluarkan kembali. Kemanjuran dari implan
yang terkait dengan penggunaan fiksasi pelat adalah infeksi, kegagalan
cedera vaskular intraoperatif.
Gambar 7. Fiksasi pelat pada fraktur sepertiga medial klavikula
Fiksasi intramedular.8
25
Bentuk sigmoid klavikula menimbulkan masalah khusus dalam desain dan
penyisipan perangkat intramedullar, dan penguncian statis tidak mungkin
dengan implan yang saat ini tersedia. Ada bukti biomekanik yang
menunjukkan bahwa fiksasi pelat memberikan konstruksi yang lebih kuat
daripada fiksasi intramedullar. Berbagai perangkat, termasuk Knowles pin,
pin Hagie pin, Rockwood pin, dan paku titanium minimal invasif, telah
digunakan. Dua metode penyisipan implan: antegrade, melalui titik masuk
palsi pleksus brakialis sementara, dan kerusakan kulit di atas titik masuk
implan juga telah dilaporkan dengan menggunakan teknik ini. Oleh karena
itu fiksasi intramedulla lebih jarang digunakan daripada fiksasi pelat,
meskipun para ahli menyarankan tekknik pendekatan yang lebih minimal
invasif menawarkan keuntungan bagi pasien dengan banyak cedera.
Gambar 8. Fiksasi intramedular
26
Teknik Lainnya.8
meskipun teknik ini paling sering direkomendasikan hanya untuk fraktur
mempertahankan reduksi, tetapi banyak laporan komplikasi yang timbul
sangat tidak disarankan.8
Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi halhal berikut :5
1. Fraktur terbuka.
2. Terdapat cedera neurovaskuler.
3. Fraktur comminuted.
4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya
(malunion).
27
4 KOMPLIKASI
Komplikasi akut :7
Cedera pembuluh darah
Pneumouthorax
Haemothorax
Komplikasi lambat :7
dalam waktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau
abnormal.
Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6
bulan
5 PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung
pada berat ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang
tepat dan usia penderita. Pada anak prognosis sangat baik karena proses
tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat
diminimalisir.7
DAFTAR PUSTAKA
28
1. Rasjad C. Trauma. In: Pengantar ilmu bedah ortopedi. 6 th ed. Jakarta: Yarsif
Watampone, 2009, p. 355356.
2. Pecci M, Kreher JB. Clavicle fracture. [Cited] January, 1st 2008. Available
15th 2018.
3. Rubino LJ. Clavicle Fracture. [Cited] March, 7 th 2012. Available from:
URL: http://emedicine.medscape.com/article/1260953overview#a0199.
Accessed: April 15th 2018.
4. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu
bedah. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, p. 841.
5. Abbasi D. Clavicle Fractures. [Cited] November, 9th 2012. Available from:
URL: http://www.orthobullets.com/trauma/1011/claviclefractures
Accessed: April 15th 2018.
6. Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. In: Anatomi Tubuh Manusia.
Bandung: Graha Ilmu Publishing, 2009, p.34.
7. Wright M. Clavicle Fracture. [Cited] April, 18th 2018. Available from: URL:
15th 2018.
8. Kashif khan, LA. Fracture of clavicle. Journal of Bone and Joint Surgery,
2010, 447-57 ,
29