KERANGKA ACUAN Pertemuan SPM DI DAERAH
KERANGKA ACUAN Pertemuan SPM DI DAERAH
KERANGKA ACUAN Pertemuan SPM DI DAERAH
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang selalu dihadapkan pada aturan, norma,
standar, ukuran yang harus dipenuhi. Aturan, norma, standar, maupun ukuran tersebut
dapat ditetapkan secara individual, kelompok, masyarakat, ataupun pemerintah yang
mengatur sikap hidup dan tindakan dalam memenuhi kebutuhan individu dan kehidupan
bermasyarakat. Demikian juga dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut
masyarakat umum sebagai pelayanan publik tidak luput dari norma, aturan, standar, dan
ukuran yang harus dipenuhi agar dapat menjalankan pelayanan secara akuntabel, bisa
dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
Pencapaian kinerja pelayanan publik sering kali terkendala akibat adanya variasi
dalam penyelenggaraan atau proses pelayanan. Salah satu upaya untuk mengurangi
variasi proses tersebut adalah dengan melakukan standarisasi.
Peraturan Pemerintah No.102/2000 tentang standarisasi nasional dijelaskan
bahwa standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara
dan metoda yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa
kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Adanya standar dalam pelayanan publik akan memberikan manfaat antara lain:
mengurangi variasi proses, memenuhi persyaratan profesi, dan dasar untuk mengukur
mutu (Schroeder, 1994), adanya standar akan menjamin keselamatan pasien dan petugas
penyedia pelayanan kesehatan (Moss & Barrach, 2002, Reason, 2002). Dengan
dikuranginya variasi dalam pelayanan, akan meningkatkan konsistensi pelayanan publik,
mengurangi terjadinya kesalahan, meningkatkan efisiensi dalam pelayanan, dan
memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan.
Rumah sakit sebagai salah satu lembaga pelayanan publik dituntut pula untuk
membuat standar pelayanan minimal dalam memberikan pelayanan. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 128 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
merupakan pedoman bagi rumah sakit dalam menyusun standar pelayanan minimal di
rumah sakit. Standar ini digunakan sebagai pedoman bagi daerah dalam melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal rumah sakit. Secara
garis besar adanya standar pelayanan minimal pelayanan publik dapat ditinjau dari tiga
sudut pandang, yaitu: peraturan perundangan, pelayanan publik yang harus dapat
memuaskan pelanggan (kepentingan pelanggan), dan perubahan kelembagaan organisasi
layanan masyarakat (misalnya rumahsakit) menjadi badan layanan umum (kepentingan
organisasi). Dari sudut peraturan perundangan, mengamanatkan rumah sakit sebagai
layanan publik untuk menjamin akuntabilitas kinerjanya. Dari sudut pelanggan, standar
pelayanan minimal menjadi ukuran kepuasan pelanggan, apakah ukuran tersebut sudah
memenuhi keinginan pelanggan (kepuasan pelanggan) atau belum. Bila ditinjau dari sudut
kelembagaan organisasi bahwa rumah sakit pemerintah harus dikelola secara Badan
Layanan Umum (BLU) dan persyaratan dalam standar pelayanan minimal bahwa rumah
sakit harus memiliki SPM RS.
Dalam upaya mewujudkan kepuasan pelanggan (kualitas pelayanan)
terutamanya mempercepat perwujudan rumah sakit daerah menjadi rumah sakit yang
dikelola secara Badan Layanan Umum (BLU) maka Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara melakukan pendampingan ke beberapa rumah sakit daerah di Kabupaten/ Kota
untuk penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
V. PENYELENGGARAAN
A. Jadwal dan Materi
Adapun yang menjadi materi Pendampingan Standar Pelayanan Minimal Di
Rumah Sakit Kabupaten/ Kota antara lain :
1. Standar Dalam Pelayanan Publik
2. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit : Instalasi Gawat Darurat, Rawat
Jalan, Rawat Inap, Bedah Sentral, Persalinan dan Perinatologi, Pelayanan
Intensif, Radiologi, Laboratorium Patologi Klinik, Rekam Medik, Farmasi,
Gizi, Transfusi Darah, Pelayanan Keluarga Miskin, Rehab Medik,
Pengolahan Limbah, Manajemen dan Administrasi, Ambulans dan Mobil
Jenajah, Pelayanan Laundry, Pelayanan Pemeliharaan Sarana RS,
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, dan Keamanan.
3. Tools Assessment SPM RS
Metode
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama, dilakukan
bimbingan terhadap RS tentang cara assessmeent SPM RS untuk menentukan
data dasar (base line) guna menyusun SPM. Tahap kedua, setelah RS melakukan
pengumpulan data dasar, maka dilakukan bimbingan berikutnya guna penyusunan
rencana pencapaian dan dokumen peraturan kepala daerah tentang SPM RS.
Metode dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara :
1. Ceramah (penyajian)
2. Diskusi (panel)
3. Praktek
VI. RUMAH SAKIT SASARAN
Adapun yang menjadi sasaran (lokasi) kegiatan Pendampingan Standar
Pelayanan Minimal Di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota adalah :
1.RSUD Batubara – Kab. Batubara
2.RSUD Porsea – Kab. Toba Samosir
3.RSUD Parapat – Kab. Simalungun
4.RSUD Gunung Tua – Kab. Padang Lawas Utara
5.RSUD Dolok Sanggul – Kab. Humbang Hasundutan
6.RSUD Husni Thamrin – Kab. Mandailing Natal
7.RSUD tapanuli Selatan – Kab. Tapanuli Selatan
VIII. BIAYA
Biaya yang di pergunakan untuk pertemuan ini dibebankan pada anggaran APBD
Provinsi Sumatera Utara DPA-SKPD Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Tahun Anggara 2018.
IX. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan Pendampingan Standar Pelayanan Minimal Di Rumah Sakit
Kabupaten/ Kota ini disusun.