Siti Zulaikha

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 104

IDENTIFIKASI MIKROALGAE YANG TERDAPAT DI

KAWASAN HUTAN BAKAU KECAMATAN SYIAH


KUALA KOTA BANDA ACEH SEBAGAI
PENUNJANG PRAKTIKUM
BOTANI TUMBUHAN
RENDAH

SKRIPSI

Diajukan Oleh

SITI ZULAIKHA
NIM. 281121568
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2016 M/ 1437 H
ABSTRAK

Mikroalgae merupakan salah satu komponen penting dalam suatu ekosistem


karena memiliki kemampuan untuk berfotosintesis dan produsen primer pada
ekosistem perairan. Jenis-jenis mikroalgae merupakan salah satu sub materi yang
dipelajari pada praktikum Botani Tumbuhan Rendah, namun proses praktikumnya
belum maksimal. Penelitian identifikasi mikroalgae yang terdapat di Kawasan
Hutan Bakau Syiah Kuala Kota Banda Aceh dilakukan di Kawasan Hutan Bakau
pada bulan November sampai Desember 2015. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui jenis-jenis mikroalgae dan pemanfaatan pada praktikum Botani
Tumbuhan Rendah dalam bentuk buku saku dan modul praktikum. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode Purpossive sampling. Parameter
lingkungan yang diamati adalah jumlah spesies mikroalgae dan faktor fisik kimia
lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan mikroalgae berjumlah 133 individu
dari 24 spesies mikroalgae. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan pada praktikum
Botani Tumbuhan Rendah dalam bentuk modul praktikum dan buku saku.

Kata kunci: Mikroalgae, Kawasan Hutan Bakau, dan Botani Tumbuhan Rendah.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah swt yang

telah mengajarkan manusia melalui kalam-Nya dan yang telah melimpahkan

rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Alhamdulillah atas rahmat dan

pertolongan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Identifikasi Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan Hutan Bakau Kecamatan

Syiah Kuala Kota Banda Aceh Sebagai Penunjang Praktikum Botani Tumbuhan

Rendah”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi sebagian syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-

Raniry Darussalam Banda Aceh.

Proses penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari dorongan dan uluran

tangan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan

segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak

terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Mujiburrahman, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry yang telah menyetujui penyusunan skripsi

ini.

2. Ibu Dra. Hj. Nursalmi Mahdi, M.Ed, St, selaku ketua Program Studi

Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry.

3. Ibu Lina Rahmawati, M.Si, selaku penasehat akademik yang telah

membimbing, mengarahkan, dan menasehati penulis dalam segala persoalan

akademik dari awal hingga semester akhir.

vi
4. Lina Rahmawati, M.Si, selaku pembimbing I dan kepada Bapak Mulyadi,

S.Pd.I, M.Pd, selaku pembimbing II, yang tidak pernah lelah memberikan

bimbingan, bantuan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Dosen dan asisten yang telah mengajar dan membekali ilmu sejak semester

pertama hingga akhir, sehingga penulis dapat menyelesaikan SI di Program

Studi Pendidikan Biologi.

6. Geuchik dan warga Gampong Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota

Banda Aceh yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan

pengumpulan data di Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.

7. Teristimewa kepada Ayahanda Ismail Daud, Ibunda tercinta Nurmala

Samidan, yang tidak kenal lelah dalam bekerja demi memenuhi kebutuhan,

memotivasi, dan mendidik dengan penuh kasih sayang, pengorbanan yang

tidak terhingga serta doa yang tiada hentinya.

8. Abang Chusaini, Jeky, dan kakak Maulidar Yanti, Safrina (Almh) serta

keponakan tersayang dek Nafsul yang telah memberikan dukungan dan

semangat, sehingga penulis sangat termotifasi menyelesaikan skripsi ini.

9. Terimakasih untuk sahabat terbaik yang selalu memberikan semangat kepada

penulis dikala senang dan susah, Wulan Sary, Intan Hakiki, Qathrun Nida, dan

Rauzatul Jannah semoga tetap menjadi sahabat terbaik.

10. Terimakasih kepada Rahmatun Nisa, Rosnita, Mailin Farhati dan Gustianda

yang telah ikut membantu penulis pada saat pengumpulan data, dan kepada

vii
seluruh teman-teman Biologi leting 2011 yang telah memberi dukungan, dan

semangat hingga skripsi ini terselesaikan

Atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga segala kebaikan dibalas oleh

Allah swt dengan kebaikan yang berlipat ganda. Penulis menyadari dengan

sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Penulis juga mengharapkan

semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Banda Aceh, 27 Januari 2016

Penulis,

viii
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL ................................................................................. i


PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN SIDANG .......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 9
E. Defenisi Operasional ............................................................. 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12


A. Deskripsi Algae ..................................................................... 12
B. Pengelompokan Algae .......................................................... 13
1. Pengertian Mikroalgae ...................................................... 14
2. Morfologi Mikroalgae ...................................................... 15
3. Klasifikasi Mikroalgae ..................................................... 15
4. Habitat dan Peranan Mikroalgae ...................................... 34
5. Kondisi Lingkungan Perairan ........................................... 35
C. Pemanfaatan Hasil Penelitian Identifikasi Mikroalgae yang
Terdapat di Kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala
Kota Banda Aceh sebagai Penunjang Praktikum Botani
Tumbuhan Rendah ............................................................... 36

BAB III : METODE PENELITIAN .......................................................... 38


A. Metode Penelitian ................................................................. 38
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 38
C. Populasi dan sampel Penelitian ............................................. 38
D. Lokasi Penelitian ................................................................... 39
E. Alat dan Bahan ...................................................................... 39

ix
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 40
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 43

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 44


A. Hasil Penelitian.................................................................... 44
1. Jenis Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan Hutan Bakau
Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda ................................ 44
2. Deskripsi dan Klasifikasi Spesies Mikroalgae yang
Terdapat di Kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah
Kuala Kota Banda Aceh ................................................... 45
3. Pemanfaatan Hasil Penelitian Identifikasi Mikroalgae
yang Terdapat di Kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah
Kuala Kota Banda Aceh sebagai Penunjang Praktikum
Botani Tumbuhan Rendah ............................................... 78

B. Pembahasan ......................................................................... 78
1. Jenis Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan Hutan Bakau
Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda................................ 78
2. Pemanfaatan Hasil Penelitian Identifikasi Mikroalgae
yang Terdapat di Kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah
Kuala Kota Banda Aceh sebagai Penunjang Praktikum
Botani Tumbuhan Rendah ................................................ 82

BAB V : PENUTUP ................................................................................... 83


A. Kesimpulan ........................................................................... 83
B. Saran ..................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 85


LAMPIRAN ................................................................................................. 95
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 107

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cryptogamae merupakan cabang dari ilmu Biologi yang mempelajari

tentang tumbuhan yang memiliki gamet tersembunyi (Cryptos).1 Salah satu

tumbuhan yang termasuk Cryptogamae adalah tumbuhan talus (Thallophyta).

Tumbuhan talus (Thallophyta) adalah salah satu sub materi yang dikaji pada mata

kuliah Botani Tumbuhan Rendah.

Mata Kuliah Botani Tumbuhan Rendah merupakan salah satu mata kuliah

jurusan yang wajib diprogramkan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan

Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN-Ar-raniry pada semester IV

(genap), dengan beban kredit 3 SKS, yang terdiri dari 2 SKS teori dan 1 SKS

praktikum. Praktikum merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa di

laboratorium maupun di lapangan untuk membuktikan atau memahami lebih

lanjut teori yang dipelajari sebagai pengembangan pada mata kuliah Botani

Tumbuhan Rendah.

Kegiatan praktikum Botani Tumbuhan Rendah yang telah berlangsung

selama ini pada materi tumbuhan talus (Thallophyta), terutama pada jenis-jenis

mikroalgae belum maksimal. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil wawancara

dengan mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi semester IV, VI dan VII diketahui

bahwa selama praktikum pada materi Thallophyta khususnya pada sub materi

____________
1
Adi, N., Pengantar Cryptogamae, Januari 2013. Diakses pada Tanggal 12 Agustus 2015
dari situs http://www.artikatacryptogamae.com/2013/1/Library

1
2

mikroalgae, mahasiswa sulit membedakan bentuk-bentuk, ciri-ciri dan bahkan

tidak mengetahui jenis-jenis mikroalgae karena pada saat praktikum tidak pernah

teramati mikroalgae dikarenakan keterbatasan pengambilan sampel perairan dan

juga ruang lingkup praktikum yang terbatas. Mahasiswa juga sulit dalam

mengamati karena ukuran mikroalgae yang kecil, selain itu pendapat dari

mahasiswa yang lain hanya didapatkan 2 jenis mikroalgae, akan tetapi sulit dalam

mengidentifikasi dikarenakan kurangnya referensi yang menjelaskan jenis-jenis

dan ciri-ciri mikroalgae.2

Hasil penelitian Yudhi (2008), menyatakan bahwa mikroalgae merupakan

organisme tumbuhan mikroskopik yang sulit diamati dikarenakan ukurannya yang

sangat kecil. Jenis-jenis mikroalgae dapat berukuran lebih kecil dari 10 μm.3

Hasil wawancara dengan dosen pengasuh matakuliah Botani Tumbuhan

Rendah mengatakan bahwa pengamatan mikroalgae memang sulit dan mahasiswa

susah dalam mengetahui ciri-ciri dan jenis-jenis mikroalgae dikarenakan

kurangnya referensi terhadap mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah.4

Materi tumbuhan talus (Thallophyta) tidak hanya dipelajari di Perguruan

Tinggi, namun juga dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Mikroalgae/protista

menyerupai tumbuhan yang lazim juga disebut dengan fitoplankton merupakan

salah satu sub pokok bahasan yang dipelajari pada mata pelajaran biologi SMA

____________
2
Wawancara dengan mahasiswa angkatan 2011, 2012 dan 2013 Prodi Pendidikan Biologi
FTK UIN Ar-Raniry pada tanggal 26 Mei 2015 di Banda Aceh.
3
Yudhi, S.G., “Kualitas Air dan Dinamika Fitoplankton di Perairan Pulau Harapan”, Jurnal
Hidrosfir Indonesia, Vol. 3, No. 2, 2008, h. 87.
4
Wawancara dengan Mulyadi, Dosen Prodi Pendidikan Biologi FTK UIN Ar-Raniry pada
tanggal 01 Juni 2015di Banda Aceh.
3

dikelas X dengan KD (Kompetensi dasar): 3.6 Menyajikan data hasil identifikasi

kingdom protista berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati. Beranekaragam jenis

dan peranan mikroalgae yang ada, baik yang menguntungkan bahkankan yang

merugikan. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber belajar bagi

dunia pendidikan khususnya sebagai penunjang proses kegiatan belajar mengajar

di sekolah terutama di SMA.5

Hasil wawancara dengan siswa/i kelas X, kegiatan praktikum Biologi jarang

dilaksanakan di sekolah khususnya praktikum tentang protista menyerupai

tumbuhan/mikroalgae karena pembahasan tentang mikroalgae terlalu banyak jika

dijelaskan perdivisi sehingga waktu untuk praktikum jarang dilakukan.6 Namun,

beberapa siswa yang lainnya sulit mengamati karena ukurannya yang kecil

sehingga tidak mengetahui jenis-jenis mikroalgae dikarenakan kurangnya

referensi tumbuhan tingkat rendah di perpustakaan sekolah.7

Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik di

air tawar maupun di air laut, habitat yang lembab atau basah. Jenis-jenis yang

hidup bebas di air, terutama yang tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak

aktif merupakan penyusun plankton, tepatnya adalah fitoplankton. 8

____________
5
Kasrina, et, al., “Ragam Jenis Mikroalgae di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota
Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA”, Jurnal Exacta, Vol. X, No. 1, 1 Juni
2012, h. 37.
6
Wawancara Siswa/i kelas X SMAN 8 Banda Aceh 04 September 2015 di Banda Aceh,
MAS Darul Aman pada tanggal 05 September 2015 di Aceh Besar.
7
Wawancara Siswa/i kelas X-Mia 1dan 2, Siswa/i MAN Darussalam Tungkob pada tanggal
25 Mei 2015 di Aceh Besar.
8
Gembong, Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan. (Yogyajarta: UGM Press, 1998), h. 30.
4

Fitoplankton merupakan salah satu komponen penting dalam suatu

ekosistem karena memiliki kemampuan untuk menyerap langsung energi matahari

melalui proses fotosintesa guna membentuk bahan organik dari bahan-bahan

anorganik yang lazim dikenal sebagai produktivitas primer.9 Mikroalgae

mempunyai bentuk yang beranekaragam, ada yang berupa bola, bentuk benang,

lempengan, pita dan ada yang bergabung membentuk koloni.10 Susunan dari

beberapa sel dengan jumlah tertentu dan ukurannya yang tetap.11 Salah satu ayat

Al-Qur’an yang berkenaan dengan mikrolaga yang berbunyi adalah sebagai

berikut:

             

     

Artinya: Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia
Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya.( Q.S. Al-Furqaan: 2)

Penafsiran ayat di atas menjelaskan bahwa segala sesuatu yang dijadikan

Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai

dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Allah yang

menurunkan Al-Furqaan itu adalah Dia yang milik-Nya itu sendiri kerajaan langit

dan bumi sehingga sangat wajar jika Dia mengutus Rasul, memberi tuntunan dan
____________
9
Niniek Widyorini, “ Pola Struktur Komunitas Fitoplankton Berdasarkan Kandungan
Pigmennya Di Pantai Jepara”. Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 4, No. 2, 2009, h. 69.
10
Safriana, “Kepadatan Dan Keragaman Fitoplankton Di Krueng Daroy Kota Banda
Aceh”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, 2008, h. 8.
11
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah, (Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala, 2015), h. 16.
5

disamping dia sendiri pemilik alam raya dan pengelolanya. Allah menciptakan

salah sesuatu serta menetapkan ukuran-ukuran yang sesuai dengan masing-masing

ciptaan-Nya penetapan melaksanakan fungsi-fungsi yang harus diembannya

dengan teratur dan sistematis.12 Salah satunya adalah penciptaan mikroalgae yang

berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Hal ini

dibuktikan dengan hasil penelitian Kasrina (2012), yaitu dari Divisi Chrysophyta

dengan spesies yang ditemukan yaitu Navicula sp dengan ciri khas bagian

pinggirnya bergerigi.13

Fitoplankton juga memegang peranan yang sangat penting dalam suatu

perairan, fungsi ekologinya sebagai produsen primer dan awal mata rantai dalam

jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran

kesuburan suatu perairan. Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan

ekosistem perairan budidaya, juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha

budidaya. Fitoplankton juga merupakan produsen atau sumber daya pakan bagi

ikan.14 Ayat Al-Quran yang berhubungan dengan keseimbangan lingkungan yang

berbunyi sebagai berikut:

____________
12
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume
9, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 419.
13
Kasrina, et, al., “Ragam Jenis Mikroalgae di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota
Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA”, Jurnal Exacta, Vol. X, No. 1, 1 Juni
2012, h. 40.
ss
14
Samsidar, et, al, “ Struktur Komunitas dan Distribusi Fitoplankton di Rawa Aopa
Kecamatan Angata kabupaten Konawe Selatan”. Jurnal Mina laut Indonesia, Vol. 02, No. 06, Juni
2013, h. 110.
6

            

   


Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.(Q.S.Al-‘Araaf: 56)

Penafsiran ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia-

manusia untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah menciptakan

alam ini dengan sempurna, penuh harmoni, serasi dan sangat seimbang untuk

mencukupi kebutuhan makhluk-Nya.15 Salah satunya adalah mikroalgae yang

berfungsi sebagai keseimbangan ekosistem perairan, makanan bagi plankton-

plankton sehingga jenis dan keanekaragamannya perlu untuk dijaga demi

keseimbangan suatu ekosistem perairan.

Kawasan Hutan Bakau yang bertempat di Gampong Deyah Raya

Kecamatan Syiah Kuala awalnya merupakan kawasan mangrove yang telah

mengalami konservasi tambak dan saat ini telah dilakukan rehabilitasi tambak

pasca tsunami. Memiliki sisa tegakan mangrove yang tumbuh baik merupakan

indikator bahwa mangrove dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, terdapat

tumbuhan bakau yang terlihat tumbuh dengan baik.16

Kawasan Hutan Bakau Syiah Kuala sangat cocok untuk dijadikan kawasan

praktikum Botani Tumbuhan Rendah. Berdasarkan survey awal perairan dihutan

____________
15
M. Quraish, Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an)
Volume 5, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 123.
16
Conservation International Indonesia, Program Rehalibitasi Pesisir Deyah Raya
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Penanaman Mangrove, Jakarta, h. 6-9.
7

bakau ini banyak ditumbuhi dari genus Rhizopora yang banyak terdapat di

kawasan perumahan warga, tambak, dan tepi laut.17 Hutan bakau mempunyai

kandungan bahan organik, nutrient dan produktivitas serasah daun tumbuhan

bakau yang dapat dijadikan nutrisi yang penting untuk mikroalgae sehingga

mikroalgae akan mendominansi hutan bakau tersebut untuk mencari nutrisi.18

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Hikmah (2007), menyatakan bahwa

kawasan tambak dan pesisir laut mampu menciptakan kondisi lingkungan yang

cocok bagi berlangsungnya proses biologi dari berbagai macam jenis

mikroalgae.19 Faktor lingkungan tersebut juga dapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan mikroalgae. Oleh karena itu keberadaan mikroalgae dalam

suatu perairan perlu mendapat perhatian dan kajian yang lebih mendalam.

Diatom merupakan fitoplankton yang termasuk dalam kelas

Bacillariophyceae. Kelompok ini merupakan komponen fitoplankton yang paling

umum dijumpai di perairan. Kelompok ini menghuni perairan dari perairan tawar,

tepi pantai hingga ke tengah samudera. Salah satu ekosistem pesisir yang

produktif dan mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan diatom adalah

ekosistem mangrove/hutan bakau.20

____________
17
Survey Awal Penelitian pada tanggal 03 Agustus 2015.
18
Ria, Azizah, dkk, Kajian Karakteristik Sedimen Terhadap Pola Distribusi dan Struktur
Komunitas Diatom Bentik Di Ekosistem Laguna Segara Anakan Cilacap, (Semarang: Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universita Diponegoro, 2005), h. 1.
19
Hikmah, Thoha, “Kelimpahan Plankton di Ekosistem Perairan Teluk Gilimanuk, Taman
Nasioanal, Bali Barat”. Jurnal Makara Sains, Vol. 11, No. 1, April 2007, h. 44.
20
La, O.D, et, al, “Studi Biodeversitas Diatom Bentik pada Areal Mangrove di Perairan
Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan”. Jurnal Mina Laut Indonesia, Vol. 02, No. 06,
Juni 2013, h. 35-36.
8

Pengamatan mikroalgae pada habitat Hutan Bakau belum pernah dikaji oleh

mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi terutama mengenai identifikasi jenis

mikroalgae. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik melakukan

penelitian mengenai “Identifikasi Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan

Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh Sebagai Penunjang

Praktikum Botani Tumbuhan Rendah”.

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi jenis-jenis mikroalgae apa saja yang terdapat di kawasan

Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh?

2. Apakah hasil identifikasi mikroalgae yang terdapat di kawasan Hutan

Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh dapat dimanfaatkan

sebagai penunjang praktikum Botani Tumbuhan Rendah?

C. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis mikroalgae apa saja yang terdapat di

kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.

2. Untuk mengetahui hasil identifikasi mikroalgae yang terdapat di kawasan

Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh dapat

dimanfaatkan sebagai penunjang praktikum Botani Tumbuhan Rendah.


9

D. Manfaat

Adapun manfaat penelitian mengenai identifikasi mikroalgae yaitu sebagai

berikut:

1. Mahasiswa

Manfaat secara teoritis yaitu untuk memberikan referensi tambahan bagi

mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi pada praktikum Botani

Tumbuhan Rendah yang disusun dalam bentuk tabel, data gambar, data

deskriptif, buku saku serta modul praktikum. Sedangkan manfaat secara

praktis yaitu untuk informasi kepada mahasiswa tentang identifikasi

mikroalgae, khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

2. Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Bagi sekolah dapat memberikan informasi tambahan dan bermanfaat bagi

siswa Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah pada kelas XI dalam

bentuk buku saku pada materi protista khususnya sub bab protista

menyerupai tumbuhan agar siswa lebih memahami dan mengetahui jenis-

jenis mikroalgae di kawasan hutan bakau secara jelas.

3. Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pentingnya mikroalgae

di lingkungan yang berperan sebagai pakan alamiah bagi ikan-ikan

dikawasan tambak masyarakat.


10

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam menentukan suatu

definisi atau istilah, maka penulis mencantumkan beberapa definisi dari kata-kata

berikut, sebagai sumber dan rujukan yang dapat digunakan pembaca adalah

sebagai berikut:

1. Identifikasi berasal dari kata (identification): Proses penentuan identitas

individu atau spesimen suatu takson dengan membanding-bandingkannya

dengan contoh spesimen yang identitasnya sudah jelas.21 Identifikasi

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis

mikroalgae yang didapatkan di kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah

Kuala Kota Banda Aceh.

2. Mikroalgae merupakan kelompok organisme berukuran renik

berdiameter antara 3-30 nanometer, hidup di seluruh wilayah perairan air

tawar maupun air laut yang sering disebut fitoplankton. Mikroalgae

mampu untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen.

Mikroalgae juga dapat digunakan untuk menduga kualitas air pada semua

jenis ekosistem perairan.22 Mikroalgae yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah mikroalgae yang teridentifikasi di Kawasan Hutan Bakau

Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.

3. Hutan bakau adalah hutan tipe yang khas yang terdapat disepanjang

pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut
____________
21
http://glosarium.org/arti/identifikasi yang diakses tanggal pada tanggal 23 Maret 2015.
22
Nurhasanah,. “Keanekaragaman Mikroalgae Di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT)
Kecamatan Sungai Gelam Jambi”, Artikel Ilmiah, Jambi: Universitas Jambi, 2014, h. 2.
11

yang ditumbuhi jenis-jenis tumbuhan dari genus Rhizopora (bakau).23

Hutan bakau yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah kawasan

hutan bakau yang terdapat di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh

dari pesisir laut sebelah kiri makam Syiah Kuala, meliputi tambak warga

hingga kelingkungan masyarakat gampong Deyah Raya hingga ke

gampong Lambaro Skep.

4. Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa

mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan

nyata apa yang didapat dalam teori.24 Penunjang praktikum yang

dimaksud adalah Botani Tumbuhan Rendah yang hasil penelitiannya

berupa tabel, data gambar, data deskriptif, buku saku serta modul

praktikum pada jenis-jenis mikroalgae yang dapat digunakan dalam

proses praktikum Botani Tumbuhan Rendah dan di pendidikan.

____________
23
Edi, Azwar, “Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman
Zooplankton”, Jurnal Keguruan, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2013, h. 57.
24
Em Fajri Zul, dkk, Kamus Lengkap Biologi, (Surabaya: Fajar Mulya), h. 116.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Algae

Ganggang/algae adalah golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan

tubuh yang secara relatif tidak berdiferensiansi, tidak membentuk akar, batang,

dan daun. Ganggang dianggap sebagai bentuk “rendah” karena tidak memiliki

struktur kompleks, bukannya tidak mampu menyesuaikan diri terhadap

lingkungan.25 Algae mempunyai hubungan yang erat dengan organisme yang

paling primitive dan mulai muncul pertama di bumi.26

Algae adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan talus (uniseluler

maupun multiseluler), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal,

meskipun ada algae yang alat reproduksinya tersusun dari banyak sel.27

Reproduksinya dapat dilakukan secara seksual (konjugasi, anisogami, isogami)

atau aseksual.28 Tumbuhan talus hidup di air, baik air tawar maupun air laut,

selalu menempati habitat yang lembab atau basah. Yang hidup di air ada yang

bergerak aktif ada yang tidak. Jenis-jenis yang hidup bebas di air, terutama yang

tubuhnya bersel tunggal dapat bergerak aktif merupakan penyusun plankton,

tepatnya fitoplankton.29

____________
25
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah, (Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala, 2015), h. 16.
26
Siti, S.T., Botani Umum 3, (Bandung: Angkasa, 1983), h. 28.
27
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah..., h. 16.
28
Najmi, Indah,. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, (Jember: Institut Keguruan Ilmu
Pendidikan PGRI Jember, 2009), h. 28.

12
13

Tubuh algae menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi semua

selnya selalu jelas mempunyai inti dan plastida, dan dalam plastidanya terdapat

zat-zat warna derivat klorofil, yaitu, klorofil a atau kedua-duanya. Selain derivat-

derivat kolrofil terdapat pla zat-zat warna lain, dan warna lain inilah yang justru

kadang-kadang lebih menonjol dan menyebabkan kelompok-kelompok ganggang

tertentu diberi nama menurut warna tadi.30 Zat-zat warna tersebut berupa klorofil

(warna hijau), fikosantin (warna pirang/coklat), fikoeritrin (warna merah), karoten

(warna keemasan), dan xantofil (warna kuning).31 Ilmu yang mempelajari tentang

algae adalah Fikologi. Diperkirakan terdapat sekitar 30.000 jenis ganggang yang

tumbuh di bumi.32

B. Pengelompokan Algae

Pengelompokan algae berdasarkan ukurannnya dibagi atas 2, yaitu:

makroalgae dan mikroalgae.

Makroalgae adalah tumbuhan yang terrnasuk ke dalam tumbuhan tingkat

rendah yang tumbuh menahun di air, baik air tawar maupun air laut, selalu

menempati habitat yang lembab atau basah. Nama makroalgae digunakan untuk

menyebut tumbuhan laut yang hidup di dasar perairan (fitobentos), berukuran

besar (makroalgae), dan tergolong dalam Thallophyta. Istilah makroalgae sudah

____________
29
Gembong, Tjitrosoepomo,. Taksonomi Tumbuhan, (Yogyakarta: UGM Press, 1989), h.
30.
30
Gembong, Tjitrosoepomo,. Taksonomi Tumbuhan..., h. 31.
31
Najmi, Indah,. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, (Jember: Institut Keguruan Ilmu
Pendidikan PGRI Jember, 2009), h. 29.
32
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah..., h. 16.
14

begitu populer, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia

perdagangan. Makroalgae hidup dengan menancap dirinya pada substrat

berlumpur, berpasir, karang mati, kulit kerang, batu dan kayu.33

Mikroalgae adalah organisme tumbuhan mikroskopik (ukuran kecil yang

kasat mata) yang hidup melayang, mengapung di dalam air dan memiliki

kemampuan gerak yang terbatas. Mikroalgae terdiri dari divisi chrysophyta

(diatom), chlrorophyta dan cyanophyta. Biasanya chlorophyta dan cyanophyta

mudah ditemukan pada komunitas plankton perairan tawar sedangkan

chrysophyta dapat ditemukan diperairan tawar dan asin.34

1. Pengertian Mikroalgae

Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau “tumbuhan”.35

Fitoplankton/Mikroalgae adalah organisme tumbuhan mikroskopik (ukuran kecil

yang kasat mata) yang hidup mengapung di dalam air dan memiliki kemampuan

gerak yang terbatas. Jenis-jenis mikroalgae dapat berukuran lebih kecil dari 10

μm.36

Mikroalgae merupakan salah satu komponen penting dalam suatu ekosistem

karena memiliki kemampuan untuk menyerap langsung energi matahari melalui

proses fotosintesa guna membentuk bahan organik dari bahan-bahan anorganik


____________
33
Yumima, S, Nurita, S, “ Studi Keanekaragaman Jenis Makroalga di Perairan Pantai Pulau
Dofamuel Sidongoli Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat”, Jurnal Bioedukasi,
Vol. 1, No. 2, Maret 2013, h. 121.
34
Yudhi, S.G., “Kualitas Air dan Dinamika Fitoplankton di Perairan Pulau Harapan”,
Jurnal Hidrosfir Indonesia, Vol. 3, No. 2, 2008, h. 87.
35
Nybakken, Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 37.
36
Yudhi, S.G., “Kualitas Air dan ..., h. 87.
15

yang lazim dikenal sebagai produktivitas primer. Salah satu pigmen fotosintesa

yang paling penting bagi tumbuhan khususnya mikroalgae adalah klorofil a.37

2. Morfologi Mikroalgae

Mikroalgae mempunyai bentuk yang beranekaragam, ada yang berupa

bentuk bola, lempengan, pita dan ada yang bergabung membentuk koloni. Selain

bentuk tubuh mikroalgae juga memiliki warna yang bervariasi, berkisar warna

hijau, hijau biru, merah, kuning, jingga, bahkan ada yang berwarna coklat, sesuai

dengan warna yang terkandung di dalam selnya.38

Gambar.2.1. Bentuk-bentuk Mikroalgae39

3. Klasifikasi Mikroalgae

Hewan dan tumbuh-tumbuhan, baik di darat, di air tawar maupun di laut

dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menurut klasifikasi ilmiah.40 Dasar

____________
37
Niniek Widyorini, “ Pola Struktur Komunitas Fitoplankton Berdasarkan Kandungan
Pigmennya Di Pantai Jepara”. Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 4, No. 2, 2009, h. 69.
38
Safriana, “Kepadatan Dan Keragaman Fitoplankton Di Krueng Daroy Kota Banda
Aceh”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, 2008, h. 8.
39
https://sumber_belajar.belajar.kemdikbud.go.id. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2015.
16

klasifikasi adalah adanya keanekaragaman. Keanekaragaman dapat berupa bentuk,

ukuran, struktur, fungsi, perawakan, dan tanggapan terhadap faktor lingkungan.41

Beberapa divisi dari Thallophyta adalah sebagai berikut:


1. Chlorophyta (ganggang hijau)
2. Cyanophyta (ganggang biru hijau)
3. Euglenophyta (ganggang sepatu)
4. Chrysophyta (ganggang pirang dan diatomeae)
5. Pyrrophyta/Dinoflagellata (ganggang karangan)
6. Phaeophyta (ganggang coklat)
7. Rhodophyta (ganggang merah)42

Deskripsinya sebagai berikut:

3.1 Chlorophyta (ganggang hijau)

Chlorophyta berasal dari kata Yunani, chloros “hijau” merupakan

kelompok terbesar dari vegetasi algae. Chlorophyta atau algae hijau adalah

kelompok algae berdasarkan zat warna hijau.43 Sel-sel ganggang hijau mempunyai

kloroplas yang berwarna hijau yang mengandung klorofil a dan b serta karotenoid.

Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak.44

Chlorophyta bersel satu tidak bergerak (contoh : Chlorella, Chlorococcum),

chlorophyta bersel satu dapat bergerak (contoh : Chlamydomonas, Euglena),

chlorophyta berkoloni tidak bergerak (contoh : Hidrodictyon), chlorophyta

berkoloni dapat bergerak (contoh : Volvox), chlorophyta berbentuk benang

____________
40
Safriana, “Kepadatan Dan Keragaman..., h. 8.
41
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah, (Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala, 2015), h. 10.
42
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah..., h. 14.
43
. Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah..., h. 26.
44
Gembong, Tjitrosoepomo,. Taksonomi Tumbuhan, (Yogyakarta: UGM Press, 1989), h.
55.
17

(contoh : Spirogyra, Oedogonium), dan chlorophyta berbentuk lembaran (contoh :

Ulva, Chara).45

Tingkatan taksonomi divisi chlorophyta sebagai berikut:

Kingdom: Protista
Divisio : Chlorophyta
Kelas-1: Chlorophyceae
Ordo-1: Chlorococcales (Protococcales)
Famili-1: Hydrodictyceae
Famili-2: Chlorococcaceae
Ordo-2: Ulotrichales
Famili-1: Ulothrichaceae
Famili-2: Ulvaceae
Ordo-3: Cladophorales
Famili: Cladophoraceae
Ordo-4: Chaetophorales
Famili-1: Chaetophoraceae
Famili-2: Coleochaetaceae
Famili-3: Trentepohliaceae
Famili-4: Uronemaceae
Ordo-5: Oedogoniales
Famili: Oedogoniaceae
Ordo-6: Siphonales (Chlorosiphonales)
Famili-1: Protosiphonaceae
Famili-2: Uhalicystidaeceae
Famili-3: Caulerpaceae
Famili-4: Vauheriaceae
Famili-5: Dasylandaceae
Kelas-2: Prasinophyceae (Micromonadophyceae)
Ordo: Chlorodendrales

Divisi Chlorophyta dapat dibedakan atas 6 ordo, yaitu:

a. Ordo Chlorococcales (Protococcales)

Ordo Chlorococcales (Protococcales), ciri-cirinya sebagai berikut:

 Chlorophyta mempunyai satu inti (Uniseluler) dan satu kloroplas


 Pigmen yang dominan adalah pigmen berwarna hijau (klorofil)
 Tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak dapat bergerak

____________
45
Najmi, Indah,. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, (Jember: Institut Keguruan Ilmu
Pendidikan PGRI Jember, 2009), h. 29.
18

 Satu koloni yang bentuknya bermacam-macam


 Chlorococcales hidup sebagai plankton
 Reproduksi aseksual
 Contohnya Chorella vulgaris46

Gambar.2.2. Chorella vulgaris47

b. Ordo Ulotrichales

Ordo Ulotrichales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Chlorophyta berbentuk benang (filamen) ada yang bercabang atau


tidak
 Sel-selnya pendek, kloroplas bentuk pita
 Ada pula talusnya berbentuk pipa atau pita
 Reproduksi seksual dan aseksual
 Contohnya Ulothrix zonata

Gambar.2.3. Ulothrix zonata48

c. Ordo Cladophorales

Ordo Cladophorales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Sel-selnya berinti banyak

____________
46
Gembong, Tjitrosoepomo,. Taksonomi Tumbuhan, (Yogyakarta: UGM Press, 1989), h.
55-56.
47
www.chorella.joyad.verth.bio.html . diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.
48
http://landcareresearch.Ulothrix-zonata. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.
19

 Kloroplas berbentuk jala dengan pirenoid-pirenoid membentuk


koloni berupa benang-benang yang bercabang
 Hidup dalam air tawar yang mengalir atau air laut
 Reproduksi seksual dan aseksual
 Contohnya Cladophora glomerata

Gambar.2.4. Cladophora glomerata49

d. Ordo Chaetophorales

Ordo Chaetophorales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Sel-selnya mempunyai satu inti dan kebanyakan satu kloroplas


 Talusnya heterotrik, mempunyai pangkal dan ujung yang berbeda
 Hidup dalam air tawar
 Reproduksi seksual dan aseksual
 Contohnya Stigeoclonium lubricum

Gambar.2.5. Stigeoclonium lubricum50

e. Ordo Oedogoniales

Ordo Oedogoniales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Chlorophyta mempunyai sel satu inti


 Kloroplas berbentuk jala
____________
49
www.cladopora-glomerata.go.id. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.
50
http://protist.hosei.stigeoclonium.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.
20

 Ujungnya tidak ada klorofil yang mempunyai bulu cambuk yang


tersusun dalam suatu karangan
 Reproduksi seksual dan aseksual
 Contohnya Oedonogium armatum

Gambar.2.6. Oedonogium sp.51

f. Ordo Siphonales (Chlorosiphonales)

Ordo Siphonales (Chlorosiphonales), ciri-cirinya sebagai berikut:

 Dinding selnya menyelubungi massa plasma yang mengandung


banyak inti dan kloroplas
 Alat-alat reproduksi saja yang terpisah oleh suatu dinding (sekat)
 Hidup di tanah yang basah dan di laut
 Contohnya Vaucheria sessilis

Gambar.2.7. Vaucheria sessilis52

3.2 Cyanophyta (ganggang biru hijau)

Divisi Cyanophyta merupakan sel eukariotik, memiliki membran inti dan

nukleus, memiliki dinding sel yang tebal (peptidoglikan), lentur, dan sel-selnya tidak

____________
51
https://chlorophyta.Oedonogium.ac.jp. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.

52
http://algae.vaucheria-sessilis. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.
21

memiliki flagel.53 Spesies pada divisi Cyanophyta bercirikan warna hijau kebiru-

biruan, yang disebabkan suatu pigmen tambahan selain klorofil dan karotenoid.

Tubuh algae hijau biru tidak menunjukkan diferensiasi dalam struktur secara

nyata. Di antaranya ada yang uniseluler, tetapi kebanyakan membentuk koloni

tanpa filamen atau dapat juga membentuk filamen tanpa cabang-cabang.

Ganggang hijau biru tersebar luas dan tumbuh di berbagai habitat, banyak di

antaranya hidup dalam air. Ganggang hijau kebiru-biruan dapat tumbuh subur

pada suhu sampai 85°.54

Tingkatan taksonomi divisi Cyanophyta sebagai berikut:

Kindom: Protista
Divisio: Cyanophyta
Kelas: Cyanophyceae
Ordo-1: Chroococcales
Ordo-2: Chamaesiphonales
Ordo-3: Hormogenales

Divisi Cyanophyta daoat dibedakan atas 3 ordo, yaitu:

a. Ordo Chroococcales

Ordo Chroococcales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Cyanophyta berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora


 Warna kehijau-hijauan
 Pembelahan sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir
 Terbentuk kelompok-kelompok atau koloni
 Contohnya Chroococus

____________
53
Kasrina, et, al., “Ragam Jenis Mikroalgae di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota
Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA”, Jurnal Exacta, Vol. X, No. 1, 1 Juni
2012, h. 41.

54
Siti, S.T., Botani Umum 3, (Bandung: Angkasa, 1983), h. 52-54.
22

Gambar.2.8. Chroococus55

b. Ordo Chamaesiphonales

Ordo Chamaesiphonales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Bersel tunggal
 Ada pula yang berkoloni berbentuk benang yang mempunyai
spora
 Benang-benang yang dapat terputus dinamakan hormogonium
yang dapat merayap dan merupakan koloni baru prosesnya yang
disebut fragmentasi

c. Ordo hormogenales

Ordo hormogenales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Selnya merupakan koloni berbentuk benang


 Benang-benangnya tidak bercabang
 Tubuh berbentuk filamen, terdiri dari sel seperti manik-manik
berwarna hijau biru
 Ada pula diantara sel-sel tubuh terdapat sel kosong yang disebut
heterocyst
 Hidup di air tawar
 Contohnya Nostoc, Anabaena, Spirulina

____________
55
https:// Chroococus.turgidus.bio203. Diakses pada Tanggal 24 Oktober 2015.
23

(a) (b)
Gambar.2.9. (a) Nostoc, (b) Spirulina56

3.3 Euglenophyta (ganggang sepatu)

Divisi Euglenophyta merupakan organisme bersel tunggal dengan susunan

sel eukariota.57 Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan

karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga

dapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil dan mampu

berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat lembab.58

Euglenophyta merupakan divisi yang masih diragukan kedudukannya. Ahli

geologi memasukkannya dalam golongan hewan, sedangkan ahli botani

memasukkannya dalam golongan tumbuhan. Contohnya Euglena sp. (berwarna

hijau).

Klasifikasi Euglenophyta, kelas Euglenoceae dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:

1. Ordo: Euglenales
Famili: Euglenaceae
Genus-1: Euglena

____________
56
https:// Nostoc.ayobelajar.go.id dan www.spirulina.seine.uwlax.edubio2002. Diakses
pada tanggal 26 Oktober 2015.
57
Kasrina, et, al., “Ragam Jenis Mikroalgae di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota
Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA”, Jurnal Exacta, Vol. X, No. 1, 1 Juni
2012, h. 40.
58
Michael. J.P dan E.S.C, Dasar-Dasar Mikrobiologi, (Jakarta: UI Press, 1986), h. 253.
24

Genus-2: Phacus
Genus-3: Trachelomonas
2. Ordo: Peranemales/Eutreptiales
Famili: Eutreptiaceae
Genus-1: Astacia
Genus-2: Peranema
Genus-3: Hyalophacus
3. Ordo: Rhabdomonadales
Famili: Rhabdomonadaceae
Genus-1: Colacium
Genus-2: Petalomonas

Gambar.2.10. Euglena sp.59

3.4 Chrysophyta (ganggang pirang dan diatomeae)

Divisi Chrysophyta merupakan algae hijau kuning mempunyai plastid hijau

ke kuning-kuningan, warna itu disebabkan kelebihan xantofil. Bermacam-macam

spesies dari divisi Chrysophyta dapat hidup dalam air atau di darat.60

Tingkatan taksonomi divisi chrysophyta sebagai berikut:

Kingdom: Protista
Divisio: Chrysophyta
Kelas-1: Xantophyceae
Kelas-2: Chrysophyceae
Kelas-3: Bacillariophyceae

____________
59
https://en.wikipedia.org/wiki/Euglena. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.
60
Siti, S.T., Botani Umum 3, (Bandung: Angkasa, 1983), h. 54.
25

Divisi Chrysophyta dapat dibedakan atas 3 kelas, yaitu:

a. Kelas Xantophyceae (Algae Hijau Kuning)

Kelas Xantophyceae (Algae Hijau Kuning), ciri-cirinya sebagai berikut:

 Susunan tubuhnya mempunyai 3 bentuk, yaitu: berbentuk sel


tunggal, berbentuk filamen, dan berbentuk tubular
 Algae hijau kuning ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air
laut dan tanah
 Umumnya tidak mempunyai dinding sel
 Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari pectin dan
silica
 Mempunyai klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen
kuning)
 Alat gerak berupa 2 flagella yang tidak sama panjang
 Contohnya Botridiopsis, Tribonema, Vaucheria

Gambar.2.11. Vaucheria61

b. Kelas Chrysophyceae (Algae Coklat Keemasan)

Kelas Chrysophyceae (Algae Coklat Keemasan), ciri-cirinya sebagai

berikut:

 Susunan tubuh ada yang berbentuk sel tunggal, ada yang


berbentuk koloni
 Habitat di air tawar dan air laut
 Umumnya tidak mempunyai dinding sel
 Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika yang
tersusun dari lelmpengan silicon atau cakram kalsium karbonat
 Contohnya Ochromonas, Synura

____________
61
https://bioref.lastdragon.vaucheria.org. Diakses pada Tanggal 26 Oktober 2015.
26

Gambar.2.12. Ochromonas62

c. Kelas Bacillariophyceae (Algae Diatom)

Kelas Bacillariophyceae (Algae Diatom), ciri-cirinya sebagai berikut:

 Susunan tubuh berbentuk sel tunggal dan koloni


 Berbentuk koloni dengan bentuk simetri bilateral (pennales) dan
simetri radial (centrales)
 Dinding tersusun dari zat pektin yang dilapisi oleh silikon
 Alat gerak berupa flagella
 Isi sel berinti tunggal dan berinti diploid
 Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan
 Reproduksi seksual dan aseksual
 Contohnya Navicula sp.

Gambar.2.13. Navicula sp.63

3.5 Pyrrophyta/Dinoflagellata (ganggang karangan)

Anggota Pyrrophyta hampir seluruhnya bersifat uniseluler. Ciri yang

dimilikinya kebanyakan intermediet antara sifat prokariota dengan eukariota yang

lebih maju. Nama dinoflagellata berasal dari gerakan berputar dari sel swimming.

____________
62
http://www.Ochromonas.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.
63
www.commons.wikimedia.org. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015.
27

Pyrrophyta (dinoflagellata) tubuhnya tersusun atas satu sel, memiliki dinding sel

dan dapat bergerak aktif.64

Tingkatan taksonomi divisi pyrrophyta sebagai berikut:

Kingdom: Protista
Divisio: Pyrrophyta
Kelas-1: Dinophyceae (Dinoiflagellates)
Ordo-1: Gymnodiniales
Famili-1: Gymnodiniaceae
Genus: Gymnodinium
Ordo-2: Peridiniales
Famili-2: Glenodiniaceae
Genus-1: Glenodinium
Genus-2: Hemidium
Famili-3: Pernidiceae
Genus: Perinidium
Famili-4: Ceraticeae
Genus: Ceartium
Ordo-3: Dinococcales
Famili-5: Dinococcaceae
Genus: Cystodinium

Divisi Pyrrophyta dapat dibedakan atas 3 ordo, yaitu:

a. Ordo Gymnodiniaceae

Ordo Gymnodiniaceae, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Bersifat autotrof
 Menghasilkan racun brevetoksin atau gymnocin A yang
menyebabkan keracunan dengan gejala pusing, muai, muntah,
dan ataksia (gangguan koordinasi gerakan otot).
 Contohnya Gymnodinium breve

____________
64
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah, (Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala, 2015), h. 40.
28

Gambar.2.14. Gymnodinium breve65

b. Ordo Peridiniales

Ordo Peridiniales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Bentuk sel tunggal


 Memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng-lempeng
 Contohnya Ceartium carolinianum

Gambar.2.15. Ceartium carolinianum66

c. Ordo Dinococcales

Ordo Dinococcales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Berbentuk filamen yang bercabang


 Banyak yang ditemukan tanpa adanya dinding sel
 Contohnya Cystodinium cornifax

____________
65
http://cfb.unh.edu. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015.
66
www.nordicmikroalgae.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.
29

Gambar.2.16. Cystodinium cornifax67

3.6 Phaeophyta (ganggang coklat)

Ganggang coklat dibedakan dari algae lain karena warna coklat. Hampir

semuanya hidup di laut, secara luas tersebar di pantai-pantai laut, terutama di

daerah yang lebih dingin. Sekitar 1.000 spesies telah diketahui secaraa

terperinci.68 Phaeophyta hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen

fikosantin (coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil. Dinding sel terdiri dari

selulosa, pektin dan asam algin. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran

yang dapat mencapai puluhan meter. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,

sedangkan generatif dengan isogami dan oogami. Contohnya Fucus, Sargassum,

Turbinaria, Macrocystis.69

Tingkatan taksonomi divisi Phaeophyta sebagai berikut:

Kingdom: Protista
Divisio: Phaeophyta
Kelas-1: Isogenerates
Kelas-2: Heterogenratae
Kelas-3: Cyclosporae70

____________
67
http://cfb.unh.edu. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.
68
Siti, S.T., Botani Umum 3, (Bandung: Angkasa, 1983), h. 52.
69
Najmi, Indah,. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah, (Jember: Institut Keguruan Ilmu
Pendidikan PGRI Jember, 2009), h. 32.
70
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah..., h. 53.
30

Ordo-1: Dictyotales
Famili-1: Dictyotaceae
Genus-1: Padina
Ordo-2: Fucales
Famili-2: Sargassaceae
Genus-3: Turbinaria71

Divisi Phaeophyta dapat dibedakan atas 3 kelas, yaitu:

a. Kelas Isogenerates

Kelas Isogenerates, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Pergiliran generasi isomorf dimana sporofit dan gametofit sama


bentuknya
 Contohnya Ectocarpus

Gambar.2.17. Ectocarpus72

b. Kelas Heterogenratae

Kelas Heterogenratae, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Pergiliran generasi heteromorf, dimana sporofit besar,


mempunyai bentuk tertentu
 Gametofit mikroskopis dan berupa filamen
 Contohnya Laminaria

____________
71
Agrilin. T, et. at, “Biodiversitas Alga Makro di Lagun Pulau Pasige, Kecamatan
Tagulandang, Kabupaten Sitaro”, Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, Vol. 2, No. 1, 2013, h. 37.
72
http://cfb.unh.edu. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015.
31

Gambar.2.17. Laminaria73

c. Kelas Cyclosporae

Kelas Cyclosporae, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Reproduksi lebih dominan aseksual


 Contohnya Fucus74

Gambar.2.18. Fucus75

3.7 Rhodophyta (ganggang merah)

Rhodophyta adalah salah satu divisi dari algae berdasarkan zat warna atau

pigmentasinya. Warna merah pada ganggang ini disebabkan oleh pigmen

fikoeritrin dalam jumlah yang banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan

xantofil.76

____________
73
http://seaweedsofalasaka.com Diakses pada tanggal 23 Januari 2016.
74
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah..., h. 53.
75
http://aphotomarine.org://file_fucus.edu. Diakses pada tanggal 23 Januari 2016.
32

Tingkatan taksonomi divisi rhodophyta sebagai berikut:

Kingdom: Protista
Divisio: Rhodophta
Kelas: Rhodophyceae
Kelas-1: Bangidae
Kelas-2: Florideae
Ordo-1: Rhodymiales
Ordo-2: Gelidiales
Ordo-3: Cryptonemiales
Ordo-4: Ceramiales77

Divisi Rhodophyta dapat dibedakan atas 3 ordo, yaitu

a. Ordo Rhodymiales

Ordo Rhodymiales ciri-cirinya sebagai berikut:

 Talusnya memipih
 Percabangan menyirip ke salah satu sisi
 Warna kehijauan
 Banyak mengandung agar-agar
 Contohnya Rhodymenia

Gambar.2.19. Rhodymenia78

b. Ordo Gelidiales

Ordo Gelidiales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Daur hidup berfase tiga

____________
76
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah..., h. 55.
77
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah..., h. 57.
78
http//:seanet.stanford.edu Diakses pada tanggal 23 Januari 2016.
33

 Banyak mengandung bahan agar (tepung floridean)


 Warna kehijauan
 Contohnya Gelidium

Gambar.2.20. Gelidium79

c. Ordo Cryptonemiales

Ordo Cryptonemiales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Talus berbuku-buku
 Bercabang dikhotom rapat
 Bentuk silindris, mudah patah
 Banyak mengandung zat kapur (koral)
 Warna merah keunguan dan berubah jika kering atau terkena
sinar matahari
 Contohnya Coralina (coral=batu kapur)

Gambar.2.21. Coralina80

____________
79
http://atolls-polynesie.ird.fr diakses pada tanggal 23 Januari 2016.
80
http://seaweed.ie Diakses pada tanggal 23 Januari 2016
34

d. Ordo Ceramiales

Ordo Ceramiales, ciri-cirinya sebagai berikut:

 Daur hidupnya berfase tiga, yaitu mengalami fase tetrasporifit


yang menghasilkan tetraspora, dan dapat menbentuk tubuh buah
(cystocarp), fase gametofit, serta fase karposporofit
 Warna kecoklatan
 Contohnya Ceranium

Gambar.2.22. Ceranium81

4. Habitat dan Peranan Mikroalgae

Habitat mikroalgae adalah di air tawar, di air laut, di tanah dan selalu

menempati habitat yang lembab atau basah.82 Sedangkan peranan mikroalgae di

bagi atas 2, yaitu: menguntungkan dan merugikan.

a. Peranan yang menguntungkan

1. Bidang industri

 Sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam

rantai makanan air tawar.

 Navicula sp. yang mati membentuk tanah diatome dipakai

sebagai bahan penyekat dinamit, penggosok dan saringan.


____________
81
http://acuariofilimarine.com Diakses pada tanggal 23 Januari 2016.
82
Erwin, et,al, “ Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pantai Kelurahan
Tekolabbua, Kecamatan Pangkajane, Kabupaten pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan”, Jurnal
Alam dan Linngkungan, Vol. 4, No. 7, Agustus 2013, h. 12.
35

 Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.

 Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk

pembuatan plastik, kosmetik dan tekstil.83

2. Bidang perikanan

 Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem

perairan budidaya, juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam

usaha budidaya. Fitoplankton juga merupakan produsen atau

sumber daya pakan bagi ikan.84

3. Dalam ekosistem

 Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen

produsen yang paling utama.85

b. Peranan yang merugikan

1. Ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur,

sehingga air akan berubah warna dan berbau.86

5. Kondisi Lingkungan Perairan

Perairan dekat pantai (estuaria) merupakan perairan yang subur, karena

kontribusi zat-zat hara yang berasal dari daratan. Menurut Odum (1971)

____________
83
Najmi, Indah,. Taksonomi Tumbuhan Tingkat..., h. 32.
84
Samsidar, et, al, “ Struktur Komunitas dan Distribusi Fitoplankton di Rawa Aopa
Kecamatan Angata kabupaten Konawe Selatan”. Jurnal Mina laut Indonesia, Vol. 02, No. 06, Juni
2013, h. 110
85
Samsidar, et, al, “ Struktur Komunitas dan...., h. 110.
86
Najmi, Indah,. Taksonomi Tumbuhan Tingkat..., h. 31.
36

ekosistem estuaria memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

ekosistem perairan tawar maupun asin.87

Produktivitas yang tinggi ini sangat mendukung kesuburan laut yang

berbatasan dengan perairan muara.88 Namun demikian, ekosistem estuaria

dihadapkan pada kondisi yang berbahaya disebabkan oleh faktor-faktor permanen

yang secara fluktuatif mempengaruhinya seperti suhu, salinitas, dan siklus nutrien.

Selain itu, tingginya tingkat pemanfaatan dan dampak dari penggunaan estuaria

sebagai daerah pembuangan limbah secara terus-menerus telah menyebabkan

degradasi ekosistem estuaria dan menurunnya daya dukung ekosistem secara

keseluruhan.89

Faktor-faktor fisik dan kimia yang dapat mempertahankan pertumbuhan

mikroalgae diantaranya adalah curah hujan, suhu, intensitas cahaya, pH, dan unsur

hara perairan.90

C. Pemanfaatan Hasil Penelitian Identifikasi Mikroalgae yang Terdapat di


Kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh
Sebagai Penunjang Praktikum Botani Tumbuhan Rendah

Botani Tumbuhan Rendah salah satu cabang ilmu biologi yang

mempelajari tentang tumbuhan yang memiliki gamet tersembunyi (Cryptos).

Kajian dalam Botani Tumbuhan Rendah antara lain meliputi ciri-ciri, habitat,

____________
87
Odum, E.P. Fundamentals of Ecology. W.B. Saunders Company. Philadelphia. 1971.
88
Stewart, W. D. P. Estuarine and Brackish Waters, An Introduction. in R. S. K. Barnej and
J. Green (Eds). The Estuary Environment. Applied Science Publishers Ltd. London. 72 pp. 1972..
89
Niniek Widyorini, “ Pola Struktur Komunitas Fitoplankton Berdasarkan Kandungan
Pigmennya Di Pantai Jepara”. Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 4, No. 2, 2009, h. 69.
90
Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: Rineka Cipta), 1991, h. 21.
37

perkembangbiakan, klasifikasi, jenis-jenis, dan peranan dalam kehidupan. Hasil

penelitian identifikasi mikroalgae yang terdapat di kawasan hutan bakau ini dapat

dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi dan sebagai

penunjang praktikum Botani Tumbuhan Rendah yang berupa data gambar, data

deskriptif, tabel, buku saku serta modul praktikum.

Buku saku dan modul praktikum memuat materi tentang mikroalgae yang

akan digunakan oleh mahasiswa selama berlangsungnya praktikum Botani

Tumbuhan Rendah. Dengan adanya buku saku dan modul praktikum diharapkan

praktikum yang dilaksanakan oleh mahasiswa/i dapat terarah secara sistematis

sehingga mendapatkan hasil yang optimal.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Purpossive Sampling, yaitu dengan

menetapkan stasiun pengambilan sampel dengan sengaja sesuai dengan dominansi

tumbuhan bakau dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kawasan hutan bakau

tersebut

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 November sampai 15 Desember

2015 di kawasan hutan bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Hasil

yang diperoleh di lapangan di identifikasi di Laboratorium Pendidikan Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mikroalgae yang terdapat di

kawasan hutan bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh dan sampelnya

adalah mikroalgae yang teridentifikasi di kawasan hutan bakau di beberapa tempat

stasiun. Stasiun terbagi atas 3, yaitu: perumahan warga, tambak, dan pesisir laut.

38
39

D. Lokasi Penelitian

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian Kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala
Kota Banda Aceh
Sumber : Google Earth
Keterangan:
Stasiun 1 : Perumahan warga
Sasiun 2 : Tambak
Stasiun 3 : Pesisir laut

E. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam bentuk

tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Alat yang digunakan yaitu:

No Nama Alat Kegunaan Spesifikasi


(1) (2) (3) (4)
1 pH meter Untuk mengukur pH air Milwaukee Rocky
Mount-NC-USA
in Europe
(Romania)
2 Secci disk Untuk mengukur tingkat Elamotte Sechidis
kecerahan air 0171
3 Refractometer Untuk mengukur salinitas air TI-RSAT100A
4 Plot Untuk diletakkan diperairan 1x1 m
40

(1) (2) (3) (4)


6 Plankton net Untuk penyaringan sampel No. 25
7 Botol sampel Untuk tempat penyimpanan 30 ml
sampel
8 Kertas label Untuk menandakan sampel 8 x 20 mm
9 Mikroskop cahaya Untuk melihat jasad MBL 2000, 230
renik/jenis mikroalgae V, 20 W, 50 Hz,
SN 1120026846
12 Alat tulis Untuk mencatat data -
13 Tissue/Kain Lap Untuk membersihkan kaca -
benda dan kaca penutup
14 Kaca benda Untuk meletakkan sampel 7.5 x 2.5 cm
yang diamati
15 Kaca penutup Untuk menutup sampel yang 2.5 x 2.5 cm
diamati
16 Kamera digital Untuk proses dokumentasi Sony Corp 3.6V
Model No.DSC-
W570

Tabel 3.2 Bahan yang digunakan yaitu:

No Nama Bahan Kegunaan


1 Mikroalgae Sebagai sampel
2 Formalin 4 % Sebagai pengawet sampel

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Penentuan Stasiun dan Titik Pengamatan

Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode Purpossive

Sampling berdasarkan dominansi tumbuhan bakau (Rhizopora sp.) dan

faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

mikroalgae di kawasan hutan bakau yang terbagi atas 3 stasiun yaitu sebagai
41

berikut:91 stasiun I terletak di perumahan warga dengan 3 jumlah titik

pengamatan (kiri, tengah, dan kanan), stasiun II terletak tambak dengan 3

jumlah titik pengamatan (kiri, tengah, dan kanan), dan stasiun III terletak di

tepi laut dengan 3 jumlah titik pengamatan (kiri, tengah, dan kanan).

2. Pengukuran Kualitas Air

Data untuk faktor fisika dan kimia langsung diukur di lapangan, yaitu

berupa pH, kecerahan, salinitas, dan suhu.

3. Pengambilan Sampel Mikroalgae

Pengambilan sampel dilakukan di kawasan hutan bakau. Terdiri dari 3

stasiun yang masing-masing stasiun diambil 3 titik pada pagi hari pukul

10.00 sampai pukul 14.00 WIB dengan meletakkan pengamatan plot 1x1 m

diperairan ± 5 cm92 dari permukaan air dan mengambil air menggunakan

timba ukuran 5 liter sebanyak 100 liter. Menyaring air menggunakan

plankton net pada setiap titik pengamatan. Air disaring sebanyak 100

liter/titik pengamatan. Air yang tersaring didalam plankton net kemudian

ditampung ke dalam botol sampel 30 ml, diberi label yaitu: nomor stasiun,

titik pengamatan, tanggal pengambilan sampel, hari, dan jam.93 Hasil sampel

yang sudah tersaring di dalam botol sampel 30 ml diberikan formalin 4 %

____________
91
La, O.D, et, al, “Studi Biodeversitas Diatom Bentik pada Areal Mangrove di Perairan
Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan”. Jurnal Mina Laut Indonesia, Vol. 02, No. 06,
Juni 2013, h. 36.
92
La, O.D, et, al, “Studi Biodeversitas Diatom..., h. 37.
93
Kasrina, et, al., “Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota
Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA”, Jurnal Exacta, Vol. X, No. 1, 1 Juni
2012, h. 38.
42

untuk proses pengawetan sampel. Begitu pula dilakukan untuk pengambilan

sampel pada 2 stasiun berikutnya.

4. Identifikasi Mikroalgae

Sampel yang didapatkan di lapangan di identifikasi di Laboratorium

Prodi Pendidikan Biologi FTK UIN Ar-Raniry. Identifikasi dilakukan dengan

menggunakan mikroskop cahaya sebanyak 0,03 ml sampel yang telah

dihomogenkan, diteteskan pada permukaan kaca benda, kemudian ditutup

dengan menggunakan kaca penutup, dan diamati dengan menggeser kaca

benda secara horizontal dan vertikal, sehingga semua permukaan kaca

benda teramati.94 Tiap mikroalgae yang teramati difoto, kemudian dilakukan

identifikasi morfologi hingga pada tingkat spesies menggunakan buku

identifikasi plankton “Fresh Water Biology” (W.T. Edmondson: 1959) dan

buku acuan yang relevan serta sumber internet.

____________
94
Rina, P.A, et, al,. “Kelimpahan Beberapa Jenis Mikroalga Diatom Di Perairan Pulau
Gumilamo-Magaliho, Halmahera Utara”, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No.
1, Juni 2012, h. 99.
43

Penentuan stasiun dan titik Pengukuran kondisi lingkungan (Suhu,


pengamatan pH, Salinitas serta tingkat kecerahan)

Diletakkan plot 1x1 m, kemudian


Air yang diambil dengan disaring air dengan menggunakan timba
jarak 2-3 meter per titik 5 liter sebanyak 100 liter dengan
pengamatan plankton net

Air yang disaring akan ditampung


Dicatat stasiun, titik pengamatan
dengan botol 30 ml dan diberikan
dengan menggunakan kertas label
formalin 4% sebagai pengawet

Sampel yang didapatkan dilapangan diidentifikasi di Laboratorium Biologi


UIN Ar-Raniry hingga tingkat spesies dengan menggunakan buku Fresh Water
Biology” (W.T. Edmondson: 1959) dan buku acuan yang relevan serta sumber
internet

Gambar 3.2. Ringkasan tahapan penelitian

G. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dalam bentuk gambar dan

tabel. Mikroalgae yang didapatkan dikelompokkan berdasarkan hirarki taksonomi

dan deskriptif ciri-ciri setiap jenis mikroalgae yang ditemukan serta data

ditampilkan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang

jelas untuk kegiatan praktikum Botani Tumbuhan Rendah.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jenis Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan Hutan Bakau Kecamatan


Syiah Kuala Kota Banda Aceh

Hasil penelitian yang telah dilakukan di kawasan hutan bakau Kecamatan

Syiah Kuala Kota Banda Aceh ditemukan 24 spesies yang terdiri dari 16 ordo.

Data spesies mikroalgae yang terdapat di kawasan hutan bakau dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jenis Mikroalgae yang terdapat di Kawasan Hutan Bakau Kecamatan
Syiah Kuala Kota Banda Aceh.
Jumlah
No Divisi Ordo Spesies
Spesies
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Chlorophyta Chlorococcales Palmellococcus protothecoides 19
Closteriopsis longissima 3
Ulotrichales Binuclearia tatrana 7
Chaetophorales Uronema sp. 5
Sphaerophopleales Coelastrum sphaericum 2
Coenocystis planktonica 3
Hydrodictyon reticulatum 5
Zygnematales Spirogyra prolifica 5
Chorellales Geminella interrupta 22
Desmiales Gymnozyga moniliformis 6
Micrasteries foliceae 1
2 Cyanophyta Noctocales Tolypothrix distorta 8
Spirulinales Spirulina fusiformis 4
3 Chrysophyta Cocconeidales Cocconeis placentula 3
Pennales Navicula lanceolata 2
Fragilaria capunica 9
Tabellaria frocculosa 1
Tabellaria fenestrata 5
Bacillaria paxillifera 3
Centrales Melosira varians 8
Tribonematales Tribonema pyrenigerum 3
4 Pyrrhophyta Gymnodiniales Gymnodinium catenatum 2
Peridinales Peridinium umbonatum 6

44
45

(1) (2) (3) (4) (5)


5 Rhodophyta Nemalionales Lemanea annulata 1
Jumlah 133
24 Spesies
Total Individu
Sumber: Hasil penelitian, 2015

2. Deskripsi dan Taksonomi Spesies Mikroalgae yang Terdapat di


Kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh

Deskripsi dan klasifikasi spesies-spesies mikroalgae yang terdapat di

kawasan hutan bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh adalah sebagai

berikut:

a. Ordo Chlorococcales

1) Palmellococcus protothecoides

Hasil pengamatan Palmellococcus protothecoides berbentuk bulat, berwarna

hijau, adanya gumpalan-gumpalan kecil di dalamnya dan hidupnya berkoloni. Hal

ini didukung dari hasil penelitian (Gerald: 2007), menyatakan bahwa

Palmellococcus protothecoides dikenal juga dengan sebutan Chorella

protothecoides. Selnya terdiri 2 sampai 4 kelompok kloroplas hingga berbentuk

bulatan. Biasanya populasi Palmellococcus protothecoides sangat padat hingga

bercampur dengan spesies lainnya.95 Palmellococcus protothecoides dapat

berukuran 540 μm, sumber hara seperti nitrogen, besi akan digunakan untuk

pertumbuhan Palmellococcus protothecoides hingga akhir pertumbuhan oleh

____________
95
Gerald, G dan Marten,. “ Larvidical Algae”, AMCA Bulletin, Vol. 23, No. 2, June 2007,
h. 180.
46

karena itu nitrogen salah satu makronutrien untuk pertumbuhan Palmellococcus

protothecoides.96 Lihat gambar 4.1.

a b
Gambar 4.1. Palmellococcus protothecoides
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi97

Klasifikasi Palmellococcus protothecoides menurut (Kruger) Kalina &

Puncocharova, sebagai berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Palmellococcus
Spesies : Palmellococcus protothecoides98

2) Closteriopsis longissima

Hasil pengamatan Closteriopsis longissima berbentuk seperti jarum, pada

bagian kedua ujungnya runcing, dan berwarna hijau. Hal ini didukung dari hasil

penelitian (Anonim), menyatakan bahwa Closteriopsis longissima sebagai

plankton, sel soliter, panjang berbentuk jarum dan sedikit melengkung, dengan

panjang dan secara bertahap meruncing ke titik akhir yang baik. Kloroplas
____________
96
Filipe, J.C.S,. “ Production of Single Cell Oil For Biodiesel From Micoalgae Chorella
protothecoides in Autrotrophic and Heterptrophic Culvation: A Symbiotic Gas Exchange Between
Bioreactors in a closed loop”, Tecnoco Lisboa. June 2013. h. 1-4.

97
fmp.conncoll.edu. Palmellococcus protothecoides. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016
dari situs:https:// fmp.conncoll.edu.org. Palmellococcus-protothecoides _jpg#3

98
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=40707 Diakses pada tanggal
26 Desember 2015.
47

tunggal, seperti pelat, dengan beberapa pirenoid diatur dalam serangkaian linier.

Diameter sel di bagian tengah 3,5-8 μm dengan, dan panjang 190-530 μm.99 Hasil

penelitian Ozbay (2011), menyatakan bahwa spesies Closteriopsis longissima

hanya sedikit yang ditemukan karena berpengaruh pada ketersediaan nutrisi di

lingkungan.100 Lihat gambar 4.2.

a b
Gambar 4.2. Closteriopsis longissima
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi101

Klasifikasi Closteriopsis longissima menurut Lemmermann, sebagai

berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Oocytaceae
Genus : Closteriopsis
Spesies : Closteriopsis longissima102

____________
99
Anonim, Closteriopsis longissima var....h.1.
100
Ozbay. H., “ Composition and Abundance of Phytoplankton in Relation to Physial and
Chemical Variabels in The Kars River, Turkey”, International Journal of Experimental Botany,
Vol. 80, 2011, h. 85-87.
101
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Closteriopsis.longissima_casent01036673_prof
ile_1.jpg Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

102
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=27679. Diakses pada
Tanggal 26 Desember 2015.
48

b. Ordo Ulotrichales

1) Binuclearia tatrana

Hasil pengamatan Binuclearia tatrana berbentuk filamen yang bersekat dan

berwarna hijau. Hal ini didukung dari hasil penelitian (Minh et.al: 2011),

menyatakan bahwa Binuclearia tatrana berwarna hijau mempunyai sekat.

Filamen tak bercabang. Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap.

Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu kloroplas a dan klorofil b, β-karoten

serta berbagai macam xantofil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin). Kloroplas di

dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel (parietal), kloroplas berbentuk

sabuk.103 Hasil penelitian Rolf, et.al (2003), menyatakan bahwa filamen

Binuclearia tatrana berbentuk koloni, sebagian besar hidup di air tawar, beberapa

di antaranya di air laut dan payau. Hidup di permukaan sebagai plankton.104 Lihat

gambar 4.3.

a b
Gambar 4.3. Binuclearia tatrana
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi105

____________
103
Minh, et.al., A Checklist of the Algae of Singapore 2 ND Edition”, (Singapore: Faculty of
Science, 2011), h. 1-2.
104
Rolf.D. et,al,. “Resilience of Epilithic Algal Assemblages in Atmospherically and
Experimentally Acidified Boreal Lakes”, Ambio, Vol.32, No, 3, May 2003, h. 202.

105
www.glerl. noaa. Binuclearia_tatrana.gov. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
49

Klasifikasi Binuclearia tatrana menurut Wittrock, sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Ulvophyceae
Ordo : Ulotrichales
Famili : Gloeotilaceae
Genus : Binuclearia
Spesies : Binuclearia tatrana106

c. Ordo Chaetophorales

1) Uronema sp.

Hasil pengamatan Uronema sp. berbentuk filamen yang memiliki sekat

yang sangat jelas, bagian ujungnya mengecil hingga melengkung, berwarna hijau.

Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Taft: 1968 dan William: 1918),

menyatakan bahwa filamen pada spesies Uronema sp. berbentuk sessil, sel

silinder dengan kromatofor laminasi lebih dari setengah lingkar sel dan dari

setengah sampai dua pertiga panjang sel, sel terminal asimetris acuminate, bagian

ujung kadang-kadang sedikit melengkung. Sebuah acuminate apex biasa

sempurna adalah sangat jarang, bentuk yang paling biasa menjadi sedikit asimetris

dan puncak bengkak. Sel dapat berukuran 6-9 μm.107 Filamen bercabang

mencapai panjang ke atas hingga 5 mm dan biasanya cukup lurus, dan saling

terkait antara filamen algae lainnya. Sel-sel yang berbentuk silinder, dengan

pengecualian dari sel basal berbeda bentuk dengan sel apikal, ujung yang

acuminate, dan biasanya sedikit melengkung, sebuah mukosa disekresikan dari

____________
106
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=36439.Diakses pada
tanggal 28 Desember 2015.
107
Taft, C.E, et. al,. “Algae from Western Lake Erie”, The Ohio Journal of Science, Vol.
68, No. 2, March, 1968, h. 82.
50

ujung ekstrim dari sel basal. Jarang ada variasi dalam bentuk silinder yang normal

kecuali dari basal dan sel meskipun apikal sedikit pembengkakan di bagian tengah

sel akan membagi. Berperan sebagai fitoplankton yang berfungsi sebagai

tumbuhan yang melayang atau mengapung di permukaan air. Kloroplas yang di

miliki oleh Uronema sp. sangat berfungsi dalam proses fotosintesis di ekosistem

perairan. Biasanya hidup diperairan seperti laut, payau, kolam-kolam ikan dan

lain-lainnya.108Lihat gambar 4.4.

a b
Gambar 4.4. Uronema sp.
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi109

Klasifikasi Uronema sp. menurut L.M.Mercado dan M.A.Vigna, sebagai

berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chaetophorales
Famili : Uronemataceae
Genus : Uronema
Spesies : Uronema sp.110

____________
108
William J. Hodgetts,. “Uronema Elongatum, A New Freshwater Member of the
Ulotrichaceae”, Journal New Phytologist, Vol. 17, No. 7, Jul,1918, h. 159-166.
109
https://s10.lite.msu.edu/res/msu/botonl/b_online/e44/uronema_sp..htm. Diakses pada
tanggal 7 Januari 2016.
110
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=p6d718a9372083edb
Diakses pada tanggal 23 Desember 2015.
51

d. Ordo Sphaeropleales

1) Coelastrum sphaericum

Hasil pengamatan Coelastrum sphaericum berbentuk seperti gabungan

kepingan-kepingan dan berwarna kuning kecoklatan. Hal ini didukung dari hasil

penelitian (Komoe: 2010), menyatakan bahwa Coelastrum sphaericum terdiri dari

2 sampai 64 sel yang bergabung secara lateral untuk membentuk bola berongga.

Sel berbentuk bulat dengan ukuran 18-25μm.111 Dinding sel Coelastrum

sphaericum terdiri 2 lapis yaitu terdiri dari selulosa yang terikat antara eter

glukosa C-6 dalam β-1, 4-glukan dan algaenan. Lapisan dinding ini banyak

proyeksi pendek disebut papila yang bersama-sama dengan bahan tertentu muncul

untuk mengikat sel-sel coenobium bersama inti membelah sebuah sel vegetatif

menunjukkan disposisi perifer dan berisi satu berlokasi nukleolus. Ribosom yang

umumnya terkait dengan membran luar selubung nukleus.112 Lihat gambar 4.5.

a b
Gambar 4.5. Coelastrum sphaericum
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Penelitian113

____________
111
Komoe.K, et. al,. “Planktonic Chlorophyceae from the Grand-Lahou lagoon in Côte
d’Ivoire, West Africa”, Journal of Applied Biosciences, Vol. 22, No. 35, 2010, h. 2281.

112
Maria, C. et.al., “The Fibrillar Polysaccharides and Their Linkage to Algaenan in The
Trilaminar Layer of The Cell Wall Of Coelastrum Sphaericum (Chlorophyceae)”, Journal of
Phycology, Vol. 35, No. 5, October 1999. h. 1025-1031.
113
www.naturamediterraneo.com. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
52

Klasifikasi Coelastrum sphaericum menurut Nageli, sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Sphaeropleales
Famili : Scenedesmaceae
Genus : Coelastrum
Spesies : Coelastrum sphaericum114

2) Coenocystis planktonica

Hasil pengamatan Coenocystis planktonica berbentuk seperti sel bulat yang

saling menyatu dan berwarna hijau. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian

(Tulay: 2012), menyatakan bahwa Coenocystis planctonica dapat terbentuk

koloni yang terdiri dari 4 atau 8 sel terletak menuju pusat dari bola atau ellipsoidal

mucilaginous. Selnya berbentuk bulat atau bulat telur, dan simetri dengan ukuran

tubuh, panjang 10-15 μm dan lebar 8-10 μm dengan dinding halus dan tipis.115

Panjang koloni berkisar 80 μm. Berwarna hijau karena tersusun berupa kloroplas

parietal dengan pirenoid a. Dinding sel tersusun dari selulosa dan pektin.

Coenocystis planctonica didapatkan pada suhu 28.2-28.7°C, pH 7.3-7.6.

Coenocystis planctonica juga mempunyai habitat di danau seperti di danau

Liman, Ukrainian Eropa dan danau Canada, Amerika.116Lihat gambar 4.6.

____________
114
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=27836. Diakses pada
tanggal 28 Desember 2015.
115
Tulay, B.O, et.al., “New Records for the Freshwater Algae of Turkey (Tigris Basin)”,
Turkey Journal Botany, Vol. 36. No. 16, Juni 2012. h. 753-754.
116
Yong.J.K., “ Flora and Newly Recorded Species of Three Colonial Genera
(Euteramorus, Coenocystis, and Gloeocystis) in Freshwater Chlorococcal Green Algae from
Korea”, Journal of Ecology and Environmet, Vol. 37, No. 4, 2014, h. 371.
53

a b
Gambar 4.6. Coenocystis planktonica
keterangan: a. Foto hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi117

Klasifikasi Coenocystis planktonica menurut Korshikov, sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Sphaeropleales
Famili : Radiococcaceae
Genus : Coenocystis
Spesies : Coenocystis planktonica118

3) Hydrodictyon reticulatum

Hasil pengamatan Hydrodictyon reticulatum berbentuk segi yang saling

terikat seperti jala, berwarna hijau dan berfilamen panjang yang sudah terputus.

Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Rohan:2001), menyatakan bahwa

Hydrodictyon reticulatum berbentuk yang terikat seperti jala. Biasanya terdapat

diair bersih seperti di air tawar. Termasuk chlorophyta yang berfilamen,

berukuran 1 mm tebal dengan penutupnya. Berbentuk koloni yang tidak dapat

____________
117
http://www.planktonnet_ Coenocystis-planktonica.awi.de. Diakses pada tanggal 7
Januari 2016.

118
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=59836. Diakses pada
Tanggal 26 Desember 2015.
54

bergerak.119 Kehadiran Hydrodictyon reticulatum juga dipengaruhi oleh

ketersediaan makanan di lingkungan, pertumbuhan Hydrodictyon reticulatum

umumnya pada suhu air dari 18°C hingga 24°C.120 Lihat gambar 4.7.

a b
Gambar 4.7. Hydrodictyon reticulatum
Keterangan: a. Foto hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi121

Klasifikasi Hydrodictyon reticulatum menurut Linnaeus, sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Sphaeropleales
Famili : Hydrodictyaceae
Genus : Hydrodictyon
Spesies : Hydrodictyon reticulatum122

e. Ordo Zygnematales

1) Spirogyra prolifica

Hasil pengamatan Spirogyra prolifica berbentuk seperti batang sedikit

melengkung dan bagian pinggir dinding sel berwarna hijau pekat. Hal ini
____________
119
Rohan.D.S et.al,. “Ecological Impacts of Water Net (Hydrodictyon reticulatum) in Lake
Aniwhenua, New Zealand”, New Zealand Journal of Ecology, Vol. 25, No. 2, 2001, h. 55-56.
120
Rohan.D.S, et.al,. “ The Rise and Fall of Water Net (Hydrodictyon reticulatum) in New
Zealand”, J.Aquat.Plant Manage, Vol. 37, 1999, h. 51.
121
fmp.connoll Hydrodictyon reticulatum 2007. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016 dari
situs: https://fmp.connoll.orgFile: Hydrodictyon-reticulatum_ casent70036613_profile_6.jpg

122
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=27496/// Diakses pada
tanggal 29 Desember 2015.
55

dibuktikan dari hasil penelitian (Tri: 2014 dan S.Mann: 1988), menyatakan bahwa

susunan tubuhnya berbentuk filamen yang tak becabang, reproduksi aseksual

dengan penambahan panjang dan seksual secara konjugasi. Ukuran tubuh 60μm-

80μm.123Kloroplas berbentuk pita yang membentuk spiral dan mengandung

banyak pirenoid dan terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Mengandung

pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil.

Hidup mengapung atau melayang bebas sebagai plankton di perairan. Habitatnya

berada di air tawar dan payau. Peranannya sebagai produsen primer, yaitu sebagai

penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air, seperti ikan, udang,

dan serangga air. Spirogyra prolifica dapat bereproduksi secara aseksual dan

seksual. Selain itu reproduksi secara aseksual disebut sebagai konjugasi. 124 Lihat

gambar 4.8.

a b
Gambar 4.8. Spirogyra prolifica
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi125

____________
123
Tri, A, et.al., “ Fitoremediasi Limbah Budidaya Sidat Menggunakan Filamentous Algae
(Spirogyra sp.)”, Depik, Vol. 3, No. 1, April 2014, h. 46-47.
124
S.Mann., “Intracellular Aragonite Crystals in the Fresh Water Alga, Spirogyra sp”,
Mineralogical Magazine, Vol. 52, April 1988, h. 241.
125
http//: Spirogyra.prolifica.org.jpg_spesiesdetail-#286. diakses pada tanggal 7 Januari
2016.
56

Klasifikasi Spirogyra prolifica (O.F.Muller) Dumortier, sebagai berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Famili : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra prolifica126

f. Ordo Chorellales

1) Geminella interrupta

Hasil pengamatan Geminella interrupta berbentuk batang yang mempunyai

seperti ruang kosong yang berwarna hijau dipinggir ruang tersebut. Hal ini

dibuktikan dari hasil penelitian (Tulay: 2012 dan Andrade: 2014), menyatakan

bahwa Geminella interrupta salah satu kelompok Chlorophyceae berbentuk

filamen, lebar sel 5-6 μm, panjang 8-10 μm, terdapat lebih dari 3 kloroplas, dan 1

pirenoid.127 Berwarna hijau, biasanya didapatkan pada suhu 10°C-20°C. Besar

kecilnya sel dapat menentukan banyak sedikitnya karbohidrat yang dihasilkan.

Faktor lingkungan seperti temperatur air, pH, dan salinitas sangat mempengaruhi

pertumbuhan sel-sel dan produksi O2 oleh spesies Geminella interrupta.128 Lihat

gambar 4.9.

____________
126
http://www.algaebase.org/search/spesies/detail/?spesies_id=43564. Diakses pada
Tanggal 26 Desember 2015.
127
Tulay, B.O, et.al., “New Records for the Freshwater Algae of Turkey (Tigris Basin)”,
Turkey Journal Botany, Vol. 36. No. 16, Juni 2012. h. 755.
128
Andrade, L, et.al,. “Application of Response Surface Methodology (RSM) for Culture
Conditions and Biomass Production of Psychrophilic Microalgae Isolated from High Mountains
Lake During the ice-free Season, Jurnal Enviro Reseacrh, Vol. 8, No. 3, 2014.
57

a b
Gambar 4.9. Geminella interrupta
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi129

Klasifikasi Geminella interrupta menurut Turpin, sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Trebuoxiophyceae
Ordo : Chlorellales
Famili : Chlorellaceae
Genus : Geminella
Spesies : Geminella interrupta130

g. Ordo Desmiales

1) Gymnozyga moniliformis

Hasil pengamatan Gymnozyga moniliformis berbentuk batang yang

berlikuk-likuk, ada pelebaran pada bagian tengahnya dan berwarna kuning

kecoklatan. Hal ini dibuktikan dari penelitian (Flint: 1979), menyatakan bahwa

Gymnozyga moniliformis terdiri dari sel-sel yang mengecut membentuk dua sel

separuh dengan cerutan di tengah sel dan mempunyai dua atau tiga lapisan

dinding sel serta mempunyai beberapa liang. Nukleus terletak di genting di antara

dua semi sel. Setiap semi sel mengandung kloroplas yang besar bersama

____________
129
http://.galerie.sinicearasy.cz. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

130
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=28034 Diakses pada tanggal
08 Januari 2016.
58

pepirenoid.131 Ornamentasi dinding sel pada memiliki penampakan yang

kompleks, yaitu merupakan tonjolan (knob). Masing-masing sel mengandung satu

atau beberapa kloroplas dan memiliki beberapa pirenoid. Sel berbentuk isopolar,

yaitu simetri pada bidang tengah (isthmus) dengan morfologi semi sel yang

sama.132Lihat Gambar 4.10.

a b
Gambar 4.10. Gymnozyga moniliformis
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi133

Klasifikasi Gymnozyga moniliformis menurut Ehrenberg ex Kutzing,

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Conjugatophyceae (Zygnematophyceae)
Ordo : Desmidiales
Famili : Desmidiaceae
Genus : Gymnozyga
Spesies : Gymnozyga moniliformis134

____________
131
E.A. Flint,. “Comments On the Phytoplankton and Chemistry of Three Monomictic
Lakes in Westland National Park, New Zealand”,New Zealand Journal of Biology, Vol. 17, No. 2,
1979. h. 127-134.
132
Sulisia,R,. Identifikasi Jenis-Jenis Mikroalgae, (Depok: FMIPA UI, 2008), h.10.

133
http://.cyclot.sakura.ne.jp. Diakses pada tanggal 7 januari 2016.

134
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=59187. Diakses pada
tanggal 26 Desember 2015.
59

2) Micrasteries foliceae

Hasil pengamatan Micrasteries foliceae berbentuk seperti filamen,

didalamnya keriting saling bergabung dan berwarna hijau pekat. Hal ini

dibuktikan dari hasil penelitian (Dhanya: 2015), menyatakan bahwa Micrasteries

foliceae berbentuk pipih yang berwarna hijau yang hidup di air dan dapat

mengapung bebas, dapat berukuran 0.35 mm eukariotik. Micrasteries foliceae

bentuknya simetri bilateral. Struktur sel semi ganda adalah struktur yang unik

yang dimiliki oleh Micrasteries foliceae. Setiap sel semi mengandung kloroplas

yang besar untuk berfotosintesis. Kloroplas mengandung klorofil a dan b serta

enzim yang diperlukan untuk fotosintesis. Gula yang dibentuk untuk menyediakan

energi bagi organisme atau jika tidak digunakan maka diambil oleh pirenoid yang

tertanam dalam kloroplas kemudian mengubah gula ke pati untuk penyimpanan

cadangan makanan. Sel-selnya memiliki satu inti, dinding sel berasal dari selulosa

Habitatnya banyak terdapat di kolam-kolam atau danau-danau.135 Lihat Gambar

4.11.

a b
Gambar 4.11. Micrasteries foliceae
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi136
____________
135
Dhanya. V and Joseph., “Green Algae of A Unique Tropical Wetland, Kuttanadu,
Kerala, India, in Relation to Soil Regions, Seasons, and Paddy Growth Stages”, International
Journal of Science, Environment and Technology, Vol. 4, No 3, 2015, h. 776-777.

136
http://.cfb.unh.edu. Diakses pada tanggal 7 Januari 2015.
60

Klasifikasi Micrasteries foliceae menurut J.W.Bailey ex Ralfs, sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Conjugatophyceae (Zygnematophyceae)
Ordo : Desmidiales
Famili : Desmidiaceae
Genus : Micrasteries
Spesies : Micrasteries foliceae137

h. Ordo Nostocales

1) Tolypothrix distorta

Hasil pengamatan Tolypothrix distorta berbentuk filamen yang memiliki

warna biru kehijauan pekat. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Thomas:

2010 dan Bjom: 1978), menyatakan bahwa Tolypothrix distorta memiliki talus

biru-hijau atau hijau gelap yang menyebar. Filamen biasanya sangat panjang,

silinder, percabangan tunggal. Selubung tipis, Sel biasanya isodiametrik lebih

pendek dan lebar dibagian ujung. Heterosit berbentuk oval atau (hampir) bulat,

terminal (longgar atau pada awal yang baru membentuk cabang) atau kabisat

berpasangan. Sel barel berbentuk deretan pro-akinetes dan akinetes merupakan

khas dari anggota keluarga Nostocaceae. Sel akhir trikoma berkembang dengan

baik yang berbentuk kerucut.138 Sebuah pigmen reversibel Photochromic baru,

____________
137
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=29007. Diakses pada
Tanggal 25 Desember 2015.
138
Thomas. H,. et. al,. “Reassessment of the Cyanobacterial Family Microchaetaceae and
Establishment of New Families Tolypothrichaceae and Godleyacea”, Jurnal Phycol, Vol. 50, No.
1089-1100, 2014. h. 1090-1091.
61

phycochrome d, telah ditemukan dalam ekstrak dari alga biru-hijau Tolypothrix

distorta.139 Lihat Gambar 4.12.

a b
Gambar 4.12. Tolypothrix distorta
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi140

Klasifikasi Tolypothrix distorta menurut Kützing ex Bornet & Flahault,


sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Tolypothrichaceae
Genus : Tolypothrix
Spesies : Tolypothrix distorta141

i. Ordo Spirulinales

1) Spirulina fusiformis

Hasil pengamatan Spirulina fusiformis berbentuk spiral, spiralnya tebal dan

berwarna hijau. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Orchidae et al: 2010),

menyatakan bahwa Spirulina fusiformis berukuran mikroskopis berbentuk spiral


____________
139
G. S. Bjorn,. “ Phycochrome d, a New Photochromic Pigment From The Blue Green
Alga Tolypothrix distorta”, An Internasional Journal for Plant Biology, Vol. 42. No. 3, March
1978, h. 321-323.
140
www.cyanodb.cz. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

141
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=30161. Diakses pada
tanggal 26 Desember 2015.
62

yang tebal, berwarna hijau biru yaitu pigmen klorofil, karotenoid dan xantofil.

Suhu lingkungan, intensitas cahaya, salinitas dan keterbatasan nutrien merupakan

salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Spirulina

fusiformis. Selain itu karakteristik kondisi lingkungan untuk tempat hidup

Spirulina fusiformis sesuai dengan kondisi cuaca di Indonesia, yaitu pH

cenderung basa dan suhu 20-40oC. Spirulina fusiformis adalah makhluk hidup

mikroskopis multi sel yang memiliki membran semipermiabel yang rentan

terhadap perubahan tekanan osmotik.142 Lihat Gambar 4.13.

a b
Gambar 4.13. Spirulina fusiformis
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi143

Klasifikasi Spirulina fusiformis menurut Voronikhin, sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Spirulinales
Famili : Spirulinaceae
Genus : Spirulina
Spesies : Spirulina fusiformis144

____________
142
Orchidae, R, et. al., “Algae Spirulina sp. Oil Extraction Method Using the Osmotic and
Percolation and the Effect on Extractable Components, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 4 , N0. 2, April
2010, h. 288.

143
www.herbslist.net. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

144
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=47838. Diakses pada
Tanggal 24 Desember 2015.
63

j. Ordo Cocconeidales

1) Cocconeis placentula

Hasil pengamatan Cocconeis placentula berbentuk bulat, garis-garis kecil

yang memusat ke bagian tengah. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Gari:

2007), menyatakan bahwa Cocconeis placentula adalah salah satu spesies yang

mempunyai habitat melekat pada substrat, dalam menggabungkan nutrisi sehingga

membentuk gumpalan-gumpalan nutrisi dipinggir dan ditengah-tengah spesies

sehingga berbentuk bulatan. Memiliki gerakan lambat yang dipengaruhi oleh arus

dan kekuatan melekat pada substrat. Cocconeis placentula yang menempel kuat

ke substrat pada ketahanan yang lebih besar untuk kekuatan tarik dari aliran.

Cocconeis placentula dapat hidup pada suhu 22 °C di musim panas dan 13 °C di

musim dingin. Cadangan makanan berupa minyak dan chrysolaminarin atau

protein yang disebut volutin. Memiliki klorofil a dan c bersama dengan diatomin

sebagai pigmen fotosintesis.145 Lihat Gambar 4.14.

a b
Gambar 4.14. Cocconeis placentula
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi146

____________
145
Gari, EN, et. al,. “ Spatial and Temporal Variations of Cocconeis placentula var.
euglypta (Ehrenb.) 1854 Grunow, 1884 in Drift and Periphyton”, Braz, Jurnal, Biol, Vol. 67(4),
No. 587-595, 2007, h. 588.

146
http://. Cocconeis_placentula.craticula.ncl.ac.uk. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
64

Klasifikasi Cocconeis placentula menurut Ehrenberg, sebagai berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Cocconeidales
Famili : Cocconeidaceae
Genus : Cocconeis
Spesies : Cocconeis placentula147

k. Ordo Pennales

1) Navicula lanceolata

Hasil pengamatan Navicula lanceolata berbentuk lonjong, menguncup

kedua bagian ujungnya dan berwarna kecoklatan. Hal ini dibuktikandari hasil

buku (Tya: 2011), menyatakan bahwa ukuran Navicula lanceolata mikroskopis

berbentuk lonjong, berwarna kecoklatan atau keemasan disebabkan klorofil

ditutupi pigmen fukosantin, hidup sendiri maupun berkoloni. Talus bersel satu.

Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah disebut hipoteka dan tutupnya

disebut epiteka. Epiteka (bagian atas/penutup) berukuran lebih besar dari pada

hipoteka (bagian dasar). Diantara dua kotak dan tutup terdapat celah, dindingnya

mengandung zat kersik (silica). Mikroalgae jenis ini dapat ditemui mengapung

pada permukaan air laut yang terkena cahaya matahari pada pagi hari karena

melakukan fotosintesis, hidup pada salinitas 32-35 ‰ dan suhu antara 27ºC-25ºC

hingga 29ºC-75ºC. Memiliki iklim yang sedang sampai dingin. Navicula

lanceolata merupakan fitoplankton laut yang dikenal dengan grass of the sea.

Ganggang yang mengandung zat kersik ini bila mati, dinding selnya akan

____________
147
http://algaebase.org/search/species/detail/?species_id=31165..... Diakses pada tanggal
22 Desember 2015.
65

mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan

bahan dinamit, isolator, dan bahan gosok penghalus. 148 Lihat Gambar 4.15.

a b
Gambar 4.15. Navicula lanceolata
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto sumber Referensi149

Klasifikasi Navicula lanceolata menurut (O.F.Müller) Bory, sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Naviculaceae
Genus : Navicula
Spesies : Navicula lanceolata150
2) Fragilaria capunica

Hasil pengamatan Fragilaria capunica berbentuk seperti tabung, terdapat

klorofil dipinggir. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Roland: 2004).

Fragilaria capunica panjang (> 100 μm), bentuk seperti batang yang tegak lurus,

berbentuk tunggal, dinding tersusun dari zat pektin dan sillikon, berwarna hijau
____________
148
Tya, Muthia,. Laporan Taksonomi Tumbuhan Rendah (Kelas Chrysophyceae),(Palu:
Universitas Tadulako Palu, 2011), h. 1-5.
149
http://fmp.Navicula.lanceolata.org.jp.belajar.fmpcnl/selected/2006/NT%20top%20end
%/TERF.php23#hmtl

150
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=63468...Diakses pada
tanggal 30 Desember 2015.
66

kekuning-kuningan karena mempunyai zat xantofil (warna kuning).151 Lihat

Gambar 4.16.

a b
Gambar 4.16. Fragilaria capunica
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi152

Klasifikasi menurut Fragilaria capunica (W.Smith) Lange-Bertalot,

sebagai berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Bacillariales
Famili : Fragilariaceae
Genus : Flagilaria
Spesies : Flagilaria capunica153

3) Tabellaria frocculosa

Hasil pengamatan Tabellaria frocculosa berbentuk seperti kotak-kotak yang

berdekatan, berwarna kuning kecoklatan. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian

(Beta: 2009), menyatakan bahwa, Tabellaria frocculosa berwarna emas

____________
151
Roland, S. et.al,. “Fragilaria and Staurosira (Bacillariophyceae) from Sediment
Surfaces of 40 Lakes in the Austrian Alps in Relation to Environmental Variables, and Their
Potential for Palaeoclimatology”, Journal Limnology, Vol. 63, No. 2, 2004, h. 177.
152
www.pinterest.com. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

153
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=63968...Diakses pada
tanggal 30 desember 2015.
67

kecoklatan, mikroskopis, uniseluler, bergerak meluncur pada substrat. Berbentuk

koloni, bentuk dasarnya bilateral simitris (pennales). Tersebar di dalam air tawar

dan air asin, menempel pada pada tumbuhan atau benda-benda lain. Dinding sel

terdiri dari dua belahan, atau katup yang saling menutupi. Dinding sel terdiri dari

lapisan pektin di bagian dalam dan lapisan silika (SiO2) di bagian luar. Terdapat

lubang-lubang kecil di seluruh bagian. Di dalam sitoplasma terdapat satu sampai

beberapa plastid, berisi pigmen coklat emas yang menutupi klorofil. zat makanan

disimpan dalam bentuk minyak seperti tetesan bulat yang besar. memperbanyak

diri dengan proses seksual, tetapi cara yang utama melalui pembelahan sel,

nukleus, protoplasma, dan plastid berbelah untuk membentuk 2 protoplas, masing-

masing di dalam satu katup. Dinding baru yang merupakan katup sebelah dalam,

kemudian tumbuh di seluruh protoplas masing-masing. Sel anak dapat berpisah

atau tetap bersama dalam suatu koloni, sel-selnya itu bersatu oleh kelebung

(sarung) bergelatin.154 Lihat Gambar 4.17.

a b
T frocculosa
Gambar 4.17. Tabellaria
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi155

____________
154
Beta, I.TS, et.al,. “Identifikasi Dominasi Genus Alga Pada Air Boezem
Morokembrangan Sebagai Sistem High Rate Algae Pond (Hrap), Jurnal Teknik Lingkungan,
Vol.1, No. 23, 2009, h. 12.
155
www.planktonnet.awi.de. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
68

Klasifikasi Tabellaria frocculosa menurut (Roth) Kutzing, sebagai berikut:

Kingdom : Chormista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Tabellariaceae
Genus : Tabellaria
Spesies : Tabellaria frocculosa156

4) Tabellaria fenestrata

Hasil pengamatan Tabellaria fenestrata berbentuk seperti batang, berwarna

kuning kecoklatan, pada bagian terdapat garis-garis terputus berwarna coklat

pekat. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Nenad J: 2005), menyatakan bahwa

Tabellaria fenestrata sebagai plankton diperairan, berasal dari kelas diatom yang

memiliki ciri-ciri kuning kecoklatan, pigmen warna coklat pada bagian

tengahnya.157 Lihat Gambar 4.18.

a b
T T fenestrata
Gambar 4.18. Tabellaria
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi158

____________
156
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=38231 Diakses pada
tanggal 30 Desember 2015

157
Nenad, J dan Dubravka, H., “ Taxonomy Composition and Seasonality of Diatoms in
Three Dinarc Karstic Lakes in Croatia”, Limnologica, Vol. 35, 2005, h. 317.
158
www.nostoca.com. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
69

Klasifikasi Tabellaria fenestrata menurut (Lyngbye) Kutzing, sebagai

berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Tabellariaceae
Genus : Tabellaria
Spesies : Tabellaria fenestrata159

5) Bacillaria paxillifera

Hasil pengamatan Bacillaria paxillifera berbentuk garis-garis berwarna

kuning kecoklatan yang saling terkait, dan adanya gumpalan-gumpalan kecil di

dalam garis-garis tersebut. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Douglas:

2010), menyatakan bahwa spesies Bacillaria paxillifera melekat pada tanaman

kecil di dalam perairan.160

Hasil penelitian (Regine: 2007), menyatakan bahwa bentuknya hampir

seperti otot polos, memiliki panjang lembaran 58-86μm, fibulae terdiri dari 6-8

baris dengan ukuran 10μm dan 21 stria dengan ukuran 10μm. Warnanya

kekuningan, mempunyai katup yang berwarna kecoklatan dan biasanya terdapat

____________

159
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=32231 Diakses pada
Tanggal 08 Januari 2016.

160
Douglas. H. C, et.al,. “Characterization of phytoplankton biodiversity in tropical
shipwrecks off the coast of Pernambuco, Brazil”, Journal Acta bot, bras, vol. 24, No. 4, 2010,
h.931.
70

pada salinitas 33‰ karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan Bacillaria paxillifera.161 Lihat Gambar 4.19.

a b
Gambar 4.19. Bacillaria paxillifera
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi162

Klasifikasi Bacillaria paxillifera menurut (O.F.Muller) T.Marsson,

sebagai berikut:

Kingdom : Protista
Divisi : Chysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Bacillariales
Famili : Bacillariaceae
Genus : Bacillaria
Spesies : Bacillaria paxillifera163

l. Ordo Centrales

1) Melosira varians

Hasil pengamatan Melosira varians berbentuk batang yang tegak lurus dan

didalamnya terdapat bintik-bintik warna kecoklatan. Hal ini dibuktikan dari hasil
____________
161
Regine, J, et.al,. “Revision of the Brackish-Freshwater Diatom Genus Bacillaria Gmelin
(Bacillariophyta) With the Description of A New Variety and Two New Species”, Journal
Phycol, Vol. 42. No. 3, 2007, h. 301-3012.
162
www.eos.ubc.ca. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
163
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=33212. Diakses pada
Tanggal 23 Desember 2015.
71

penelitian (Bigg: 1987), menyatakan bahwa Melosira varians berasal dari kelas

diatom, sel berbentuk silindris, filamen-filamennya dapat berbentuk tunggal dan

menempel pada tumbuhan air lainnya. Mempunyai lebih dari satu kloroplas dan

banyak terdapat pada perairan. Berperan sebagai plankton, menjadi pakan alamiah

bagi ikan-ikan. 164 Lihat Gambar 4.20.

a b
Gambar 4.20. Melosira varians
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi165

Klasifikasi Melosira varians menurut (Ehrenberg) Kutzing, sebagai

berikut:

Kingdom : Protista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Famili : Melosiraceae
Genus : Melosira
Spesies : Melosira varians166

____________
164
Bigg, B.P.P dan Smith, R.A., “A Survey of Filamentous Algae Proliferations in New
Zealand Rivers”, New Zealand Journal of Marine and Freshwater Research, Vol.23, No. 47,
1987, h. 24.
165
www. flickr.com. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
166
http://www.algaebase.org/search/spesies/detail/?spesies_id=43675. Diakses pada
Tanggal 29 Desember 2015.
72

m. Ordo Tribonematales

1) Tribonema pyrenigerum

Hasil pengamatan Tribonema pyrenigerum berbentuk seperti tabung,

berwarna hijau kekuningan. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Ivan: 2011),

menyatakan Tribonema pyrenigerum bahwa merupakan mikroalgae yang

berukuran mikroskopik dan memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen

kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Berbentuk tabung, tidak

mempunyai dinding melintang, protoplasmanya mengandung banyak inti.

Kloroplas berbentuk bintang dengan sel-selnya dengan 1 perinoid. Filamen tak

bercabang dengan lebar filamen 6.0- 6,5 μm dan panjang sel 9,0-18,7 μm.

Golongan mikroalgae ini membentuk sejumlah biomassa di laut dan ada juga

yang tinggal di perairan payau atau disebut juga daerah estruasi. Keberadaan

Tribonema pyrenigerum sangat berperan penting dalam produsen primer di

perairan.167 Lihat Gambar 4.21.

a b
Gambar 4.21. Tribonema pyrenigerum
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi168

____________
167
Ivan. K.K, et, al,. “Spesies Composition and distribution of Genus Tribonema
(Xanthophyceae) in Bulbaria”, Phytologia Balcanica, 17 (3): 273-277, Sofia, 2011. h. 275.
168
https://www.botany.natur.cuni.cz.com/imgres?imgurl=x-raw-image. Diakses pada
tanggal 7 Januari 2016.
73

Klasifikasi Tribonema pyrenigerum menurut Paseher, sebagai berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Chrysophyta
Kelas : Xanthophyceae
Ordo : Tribonematales
Famili : Tribonemataceae
Genus : Tribonema
Spesies : Tribonema pyrenigerum169

n. Ordo Gymnodiniales

1) Gymnodinium catenatum

Hasil pengamatan Gymnodinium catenatum berbentuk sel tunggal, seperti

adanya belahan yang bisa membuka dan menutup. Hal ini dibuktikan dari hasil

penelitian (Christine: 2010), menyatakan bahwa Gymnodinium catenatum

termasuk Dinoflagellata. Sel Gymnodinium catenatum terbagi secara transversal

oleh lekukan menjadi epiteka dan hipoteka. Biasanya banyak hadir pada suhu air

antara 18 ºC dan 25 ºC dan peningkatan nutrisi.170 Lihat Gambar 4.22.

a b
Gambar 4.22. Gymnodinium catenatum
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi171

____________
169
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=D54ebde06f7a94eae .
Diakses pada tanggal 26 Desember 2015.
170
Christine, J.B.S, et.al., “Ecological and Physiological Studies of Gymnodinium
catenatum in the Mexican Pacific: A Review”, Marine Drugs, Vol. 8, 2010, h. 1936.
171
www.nordicmikroalgae.cz. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
74

Klasifikasi Gymnodinium catenatum menurut H.W.Graham, sebagai

berikut:

Kingdom : Protista
Divisi : Pyrrhophyta
Kelas : Dinophyceae (Dinoflagellates)
Ordo : Gymnodiniales
Famili : Gymnodiniaceaa
Genus : Gymnodinium
Spesies : Gymnodinium catenatum172

o. Ordo Peridinales

1) Peridinium umbonatum

Hasil Pengamatan Peridinium umbonatum berbentuk belah ketupat yang

sedikit membulat, berwarna kuning kecoklatan, terdapat beberapa rambut

dibagian pinggirnya. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Jang Seu: 2008),

menyatakan bahwa Peridinium umbonatum bersel satu, berukuran mikroskopis,

oval simetris sedikit pipih, sebuah cingulum (lekukan) dengan ukuran tubuh

panjang 33 μm, lebar 26 μm, berwarna kuning kecoklatan dan mempunyai

beberapa flagel dibagian tubuhnya. Berkembangbiak dengan membelah diri.

Mengandung pigmen klorofil a, C2 dan piridinin untuk berfotosintesis.

Kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.173 Lihat Gambar

4.23.

____________
172
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=52337 Diakses pada tanggal
28 Desember 2015.
173
Jang Seu. k dan Myung., “ New Record of the Freshwater Dinoflagellate Peridinium
umbonatum Stein (Dinophyceae) from Togyo Reservoir, Korea”, Journal Algae, Vol. 23, No. 2,
2008, h. 117.
75

a b
/

Gambar 4.23. Peridinium umbonatum


Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi174
b

Klasifikasi Peridinium umbonatum menurut Ehrenberg, sebagai berikut:

Kingdom : Chromista
Divisi : Pyrrhophyta
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Peridiniales
Famili : Peridiniaceae
Genus : Peridinium
Spesies : Peridinium umbonatum175

p. Ordo Nemalionales

1) Lemanea annulata

Hasil pengamatan Lemanea annulata berbentuk seperti sapu yang beruas-

ruas, bergabung pada satu tumpuan sehingga terlihat bersatu pada bagian

dasarnya. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian (Javier: 2002), menyatakan

bahwa Mikroalgae jenis ini berbentuk bambu atau tulang rawan yang beruas-ruas,

bercabang dari urutan pertama tingginya mencapai 0,5-4,0 cm. Sel aksial

dikelilingi oleh filamen-filamen berukuran kecil. Diameter ruas 175-588 μm,

antar ruas diameter 136-544 μm, rasio ruas atau antar ruas diameter 0,9-1,6μm.

____________

174
www. nordicmicroalgae.org. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

175
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=J2364df9067be640f...
Diakses pada tanggal 29 Desember 2015.
76

diameter spermatangial di cincin ruas 105-175 μm, rasio spermatangial/diameter

ruas 0,2-0,5 μm. Sel berbentuk bulat telur berlimpah bercabang di bagian basal,

pada ruas dan menembus korteks hingga menuju permukaan talus.176 Lemanea

annulata banyak terdapat pada pH 6.8-8.1, suhu 8-24 °C dan tingkat kecerahan 2-

45 cm.177 Lihat Gambar 4.24.

a b
Gambar 4.24. Lemanea annulata
Keterangan: a. Foto Hasil Penelitian b. Foto Sumber Referensi178

Klasifikasi Lemanea annulata menurut Bory, sebagai berikut:

Kingdom : Protista
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Nemalionales
Famili : Lemaneaceae
Genus : Lemanea
Spesies : Lemanea annulata179

____________
176
Javier, C.J. et. al., “Taxonomy and Distribution of Paralemanea (Lemaneceae,
Rhodophyta) in Central mexico”, Crytogamie, Algol, Vol. 23, No. 1, 2002, h. 46-47.
177
Pavel.K dan Petr M., “Taxonomy and Distribution of Paralemanea (Lemaneceae,
Rhodophyta) in the Czech Republic”, Preslia, Praha, Vol. 76, 2004, h. 172.
178
http://.bildkulturen.online.uni-marbuge. Diakses pada tanggal 7 Januari 2015.
179
http://www.algaebase.org/search/spesies/detail/?spesies_id=42775. Diakses pada
Tanggal 27 Desember 2015.
77

Berdasarkan hasil pengukuran faktor fisik kimia lingkungan perairan rata-

rata pada masing-masing stasiun pengamatan di Kawasan Hutan Bakau

Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh dapat dilihat dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Parameter Fisik Kimia Lingkungan yang terdapat di Kawasan Hutan
Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.
Lokasi
Parameter Fisik Lingkungan
Pengamatan
No Tingkat
Stasiun Titik Suhu Salinitas
pH kecerahan
Pengamatan Pengamatan (°C) (‰)
(cm)
Titik 1 6.88 25.0 24 30
1 Stasiun 1 Titik 2 6.88 25.0 25 28
Titik 3 6.88 25.0 25 25
Titik 1 6.88 25.0 32 35
2 Stasiun 2 Titik 2 6.90 25.0 32 45
Titik 3 6.57 25.6 35 63
Titik 1 6.95 25.0 33 33
3 Stasiun 3 Titik 2 6.95 25.0 35 30
Titik 3 6.95 25.6 37 39
Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Keterangan: Stasiun 1 : Perumahan Warga


Stasiun 2 : Tambak
Stasiun 3 : Pesisir Laut

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa waktu pengamatan memiliki

pH 6.57-6.95, tingkat suhu antara 25-25.6°C, salinitas 24-37‰, dan tingkat

kecerahan 25-63 cm.


78

3. Pemanfaatan Hasil Identifikasi Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan


Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Sebagai Penunjang Praktikum
Botani Tumbuhan Rendah

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk

belajar dalam menunjang teori/praktikum.180 Pemanfaatan hasil penelitian ini akan

disajikan dalam bentuk buku saku dan modul praktikum yang dapat dimanfaatkan

sebagai penunjang praktikum Botani Tumbuhan Rendah bagi mahasiswa

Pendidikan Biologi.

Buku saku yang ditulis memuat tentang: a). Kata pengantar; b). Daftar isi;

c). Bab I yang terdiri dari latar belakang yang sudah memuat tentang tinjauan; d).

Bab II, tinjauan umum tentang objek dan lokasi penelitian; e). Bab III hasil

Penelitian; Bab IV, penutup dan daftar pustaka.181 Ukuran buku saku yang dibuat

adalah 14 cm x 10 cm. Contoh cover buku saku dapat dilihat pada lampiran 7.

Modul Praktikum yang ditulis memuat tentang judul praktikum, landasan

teori, tujuan praktikum, alat dan bahan, prosedur kerja, tabel hasil pengamatan,

pembahasan dan kesimpulan, daftar pustaka. Contoh modul praktikum dapat

dilihat pada lampiran 8.

B. Pembahasan

1. Jenis Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan Hutan Bakau Kecamatan


Syiah Kuala Kota Banda Aceh

Hasil pengamatan spesies mikroalgae yang terdapat di kawasan hutan bakau

sebanyak 24 spesies yang berasal dari 16 ordo. Spesies yang paling banyak
____________
180
Yusufhadi Miarso., Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana), h. 45.
181
Andipublishe,Prosedur Penulisan, diakses pada tanggal: 14 Januari 2016 dari situs
http://andipublisher.com/sub-05-prosedur-penulisan.html.
79

ditemukan dari ordo pennales sebanyak 5 jenis, spesies kedua terbanyak dari ordo

sphaerophopleales sebanyak 3 spesies. Ordo chloroccolles dan ordo desmiales

terdapat 2 spesies. sedangkan ordo yang selebihnya hanya 1 spesies saja (lihat

tabel 4.1).

Hasil penelitian Yuhdi (2008), menyatakan bahwa mikroalgae banyak

terdiri dari divisi Chrysophyta (diatom), Chlrorophyta dan Cyanophyta. Biasanya

Chlorophyta dan Cyanophyta mudah ditemukan pada komunitas plankton perairan

tawar sedangkan Chrysophyta dapat ditemukan diperairan tawar dan asin.182 Ordo

pennales, ordo chloroccolles dan ordo desmiales berasal dari divisi Chlorophyta,

Chlorophyta, dan Chrysophyta.

Spesies dari divisi Phaeophyta dan Euglenophyta tidak terdapat pada

perairan Hutan Bakau ini karena divisi Phaeophyta habitatnya di laut yang

melekat pada batu-batuan yang berukuran 1,5 sampai 5 meter, biasanya

dikelompokkan ke dalam makroalgae. Sedangkan divisi Euglenophyta dapat

ditemukan sebagian besar di air tawar.183

Spesies Tribonema pyrenigerum, Hydrodictyon reticulatum dan Peridinium

umbonatum merupakan spesies yang ditemukan stasiun 1 (perumahan warga)

yang merupakan tempat pembuangan limbah rumah tangga yang dibelakang

rumah-rumah warga langsung berhubungan dengan perairan tumbuhan bakau.

Berdasarkan pendapat La.O.D (2013), menyatakan bahwa adanya masukan

____________
182
Yudhi, S.G., “Kualitas Air dan Dinamika Fitoplankton di Perairan Pulau Harapan”,
Jurnal Hidrosfir Indonesia, Vol. 3, No. 2, 2008, h. 87.
183
Hasanuddin dan Mulyadi,. Botani Tumbuhan Rendah, (Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala, 2015), h. 37-54.
80

limbah dari aktifitas manusia di daratan dapat menyebabkan peningkatan

biomassa mikroalgae yang memicu adanya buming (bunga air) yang beracun yang

mengakibatkan kekurangan O2 dan cahaya bagi biota perairan setempat.

Hasil penelitian Samsidar, et.al (2013), mengatakan bahwa kecerahan

perairan cenderung menurun disebabkan karena intensitas curah hujan semakin

meningkat sehingga menyebabkan perairan kekeruhannya semakin tinggi.184

Seperti pada stasiun 1 (perumahan warga) dengan pH rata-rata 6.88, suhu 25.0,

salinitas 24-25‰ dan tingkat kecerahan 25-30 cm.

Hasil pengamatan divisi Chlorophyta banyak terdapat pada stasiun 2

(tambak), pada perairan tambak banyak terdapat tumbuhan air dan serasah daun

bakau yang banyahk terdapat spesies seperti Geminella interrupta lihat lampiran

6. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Syaikhul et.al (2012), menyatakan bahwa

kelas chlorophyceae adalah kelas yang memiliki kepadatan paling besar pada

tambak. Mikroalgae pada suatu perairan budidaya tambak dapat mempengaruhi

kestabilan rantai makanan hingga tingkat trofik yang lebih tinggi termasuk hewan

budidaya yang ada didalamnya seperti ikan-ikan dan lainnya.185 Pertumbuhan dan

produksi mikroalgae sangat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrien. Tanpa nutrien

sel tidak dapat melakukan pembelahan dan ketika nutrien tersedia dalam jumlah

yang cukup maka populasi sel akan meningkat.186

____________
184
Samsidar, et, al, “ Struktur Komunitas dan.., h. 116.

185
Syaikhul. M, et.al., “Struktur Komunitas Fitoplankton pada Tambak dengan Pupuk dan
Tambak Tanpa Pupuk di Kelurahan Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur”, Jurnal Sains dan Seni ITS,
September 2012, h. 10-13.
186
La, O.D, et, al, “Studi Biodeversitas Diatom..., h. 41.
81

Hasil pengukuran suhu selama penelitian, tidak ada perbedaan suhu yang

besar pada masing-masing stasiun. Secara umum kondisi suhu perairan di

Kawasan Hutan Bakau yaitu 25-25.6°C. Sesuai dengan pendapat para ahli

mengatakan bahwa kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan mikroalgae di

perairan adalah 20-30°C.187

Hasil pengukuran yang telah dilakukan suhu tertinggi berada pada stasiun 2

(tambak) titik 3 dan stasiun 3 (pesisir laut) titik 3, walaupun tidak berbeda terlalu

besar dengan stasiun I yang memiliki suhu rendah (lihat tabel 4.2). Jumlah yang

paling banyak hadir adalah Geminella interrupta dan Melosira varians.

Tingginya suhu pada stasiun II titik 3 dan stasiun III titik 3 disebabkan karena

pada saat dilakukan pengukuran pada pukul 10.00-13.00 WIB dimana intensitas

cahaya matahari yang masuk sangat tinggi dengan tingkat kecerahan 39-63 cm.

Rendahnya suhu pada stasiun I berkisar 25.0°C disebabkan intensitas cahaya

matahari yang masuk tidak terlalu tinggi dengan tingkat kecerahan 25 cm hingga

30 cm dan pada stasiun I baru saja selesai terjadinya hujan.

Spesies dari ordo pennales banyak ditemukan pada titik 1 dari 3 stasiun

seperti Navicula lanceolata, Fragilaria capunica, Tabellaria frocculosa,

Tabellaria fenestrata, dan Bacillaria paxillifera lihat lampiran 6. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian La.O.D, et.al (2013) bahwa umumnya diatom bentik

tergolong dalam ordo pennales banyak ditemukan pada akar mangrove atau akar

tunjang sangat penting pada estruasi sebagai produsen primer dan dapat

membantu proses penstabilan dan pencegahan kekeringan sedimen. Serasah

____________
187
Samsidar, et, al, “ Struktur Komunitas dan.., h. 114.
82

mangrove yang terdekomposisi dan menghasilkan bahan organik dapat memberi

sumbangan nitrat dalam kolam air yang dibutuhkan oleh diatom bentik.188

Hal ini berdasarkan hasil pengukuran faktor fisik kimia lingkungan (Tabel

4.2) dapat dilihat bahwa pH berkisar 6.57-6.95, suhu antara 25-25.6°C, salinitas

24-37‰ dan tingkat kekeruhan 25-82 cm. Nilai keseluruhan pH perairan di

kawasan hutan bakau pada semua stasiun yaitu berkisar 6.57-6.95 menunjukkan

bahwa kondisi perairan masih mendukung kehidupan mikroalgae. Pendapat para

ahli mengatakan bahwa pH yang cukup bagi pertumbuhan mikroalgae dalam

suatu perairan adalah 6-9.189

Pengukuran salinitas pada perairan di kawasan hutan bakau berkisar 24-

37‰. Hasil penelitian Sartika, et.al (2014) mengatakan bahwa kisaran salinitas

optimal untuk pertumbuhan mikroalgae yaitu 20-24‰.190

2. Pemanfaatan Identifikasi Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan


Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Sebagai Penunjang Praktikum
Botani Tumbuhan Rendah

Identifikasi tentang mikroalgae belum sepenuhnya diketahui oleh

mahasiswa. Oleh karena itu, pemanfaatan yang dihasilkan berupa buku saku dan

modul praktikum mengenai Identifikasi Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan

____________
188
La, O.D, et, al, “Studi Biodeversitas Diatom Bentik pada Areal Mangrove di Perairan
Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan”. Jurnal Mina Laut Indonesia, Vol. 02, No. 06,
Juni 2013, h. 41.
189
Samsidar, et, al, “ Struktur Komunitas dan Distribusi Fitoplankton di Rawa Aopa
Kecamatan Angata kabupaten Konawe Selatan”. Jurnal Mina laut Indonesia, Vol. 02, No. 06, Juni
2013, h. 114.
190
Sartika,. et.al., “Kandungan Klorofil dan Lipid Nannochloropsis oculata yang Dikultur
dalam Media Limbah Cair Karet”. Jurnal Protobiont, Vol. 3, No. 3, 2014, h. 27.
83

Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Sebagai Penunjang Praktikum Botani

Tumbuhan Rendah.

Buku saku dan modul praktikum dapat memberikan tambahan referensi

pada praktikum Botani Tumbuhan Rendah dan dapat menambah pengetahuan

mahasiswa Biologi UIN Ar-Raniry. Pemilihan modul praktikum dan buku saku

sebagai aplikasi dari hasil penelitian dikarenakan prosedur kerja pada modul

praktikum sub judul mikroalgae belum terlalu jelas selama proses praktikum mata

kuliah Botani Tumbuhan Rendah. Penyediaan buku saku agar dapat memudahkan

dalam proses identifikasi jenis-jenis mikroalgae yang terdapat di Kawasan Hutan

Bakau.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian tentang “Identifikasi Mikroalgae yang Terdapat di Kawasan

Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh sebagai Penunjang

Praktikum Botani Tumbuhan Rendah”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Spesies-spesies yang terdapat di kawasan Hutan Bakau terdiri 24 spesies

dari 16 ordo, yaitu: Palmellococcus protothecoides, Closteriopsis

longissima, Binuclearia tatrana, Uronema elongatum, Coelastrum

sphaericum, Coenocystis planktonica, Hydrodictyon reticulatum, Spirogyra

prolifica, Geminella interrupta, Gymnozyga moniliformis, Micrasteries

foliceae, Tolypothrix distorta, Spirulina fusiformis, Cocconeis placentula,

Navicula lanceolata, Fragilaria capunica, Tabellaria frocculosa, Tabellaria

fenestrata, Bacillaria paxillifera, Melosira varians, Tribonema

pyrenigerum, Gymnodinium catenatum, Peridinium umbonatum dan

Lemanea annulata.

2. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan dalam bentuk modul praktikum, agar

prosedur kerja pada saat praktikum lebih jelas, sedangkan manfaat dalam

bentuk buku saku, agar hasil yang diperoleh dapat di identifikasi hingga

tingkat spesies dan meliputi juga deskripsi dan klasifikasinya.

B. Saran

Hasil penelitian tentang “Identifikasi Mikroalgae yang Terdapat di

Kawasan Hutan Bakau Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh sebagai

84
85

Penunjang Praktikum Botani Tumbuhan Rendah”, maka saran dari penelitian ini

adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang yang baik bagi

praktikum maupun dalam penelitian-penelitian lainnya yang berkaitan

dengan mikroalgae.

2. Mikroalgae merupakan salah satu komponen penting dalam suatu

ekosistem karena memiliki kemampuan untuk menyerap langsung energi

matahari melalui proses fotosintesis dan merupakan produsen primer

dalam ekosistem perairan.

3. Penelitian ini hanya mengkaji tentang jenis-jenis mikroalgae hanya 1 x

ulangan pengambilan sampel saja sehingga perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut mengenai beberapa ulangan lagi untuk selanjutnya agar dapat

memperoleh hasil yang maksimal dan mengetahui jenis mikroalgae dan

keanekaragamannya yang lebih banyak di kawasan hutan bakau

Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.

4. Proses pengambilan sampel di lapangan diharapkan harus hati-hati karena

kondisi tanah yang berlumpur dan tumbuhan bakau berakar tunjang jangan

sampai kaki peneliti terluka. Sedangkan pada proses identifikasi perlu

ketelitian saat mengidentifikasi karena jangan sampai salah dalam

pemberian nama spesies mikroalgae.


DAFTAR PUSTAKA

Adi, N., Pengantar Cryptogamae, Januari 2013. Diakses pada Tanggal 12


Agustus 2015 dari situs
http://www.artikatacryptogamae.com/2013/1/Library

Agrilin. T, et. at, 2013 “Biodiversitas Alga Makro di Lagun Pulau Pasige,
Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro”, Jurnal Pesisir dan Laut
Tropis, Vol. 2, No. 1.

Andipublishe,Prosedur Penulisan, diakses pada tanggal: 14 Januari 2016 dari


situs http://andipublisher.com/sub-05-prosedur-penulisan.html.

Andrade, L, et.al,. 2014 “Application of Response Surface Methodology (RSM)


for Culture Conditions and Biomass Production of Psychrophilic
Microalgae Isolated from High Mountains Lake During the Ice-Free Season,
Jurnal Enviro Reseacrh, Vol. 8, No. 3.

Anonim, Closteriopsis longissima var....

Beta, I.TS, et.al,. 2009 “Identifikasi Dominasi Genus Alga Pada Air Boezem
Morokembrangan Sebagai Sistem High Rate Algae Pond (Hrap), Jurnal
Teknik Lingkungan, Vol.1, No. 23.

Bigg, B.P.P dan Smith, R.A., 1987 “A Survey of Filamentous Algae Proliferations
in New Zealand Rivers”, New Zealand Journal of Marine and Freshwater
Research, Vol.23, No. 47.

Christine, J.B.S, et.al., 2010 “Ecological and Physiological Studies of


Gymnodinium catenatum in the Mexican Pacific: A Review”, Marine
Drugs, Vol. 8.

Conservation International Indonesia, Program Rehalibitasi Pesisir Deyah Raya


Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Penanaman Mangrove, Jakarta.

Dhanya. V and Joseph., 2015 “Green Algae of A Unique Tropical Wetland,


Kuttanadu, Kerala, India, in Relation to Soil Regions, Seasons, and Paddy
Growth Stages”, International Journal of Science, Environment and
Technology, Vol. 4, No 3.

Douglas. H. C, et.al,. 2010 “Characterization of phytoplankton biodiversity in


tropical shipwrecks off the coast of Pernambuco, Brazil”, Journal Acta bot,
bras, vol. 24, No. 4.

86
87

E.A. Flint,. 1979 “Comments On the Phytoplankton and Chemistry of Three


Monomictic Lakes in Westland National Park, New Zealand”,New Zealand
Journal of Biology, Vol. 17, No. 2.

Edi, Azwar, 2013 “Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap


Keanekaragaman Zooplankton”, Jurnal Keguruan, Vol. 1, No. 1, Januari-
Juni 2013.

Em Fajri Zul, dkk, Kamus Lengkap Biologi, Surabaya: Fajar Mulya.

Erwin, et,al, 2013 “ Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pantai


Kelurahan Tekolabbua, Kecamatan Pangkajane, Kabupaten pangkep,
Provinsi Sulawesi Selatan”, Jurnal Alam dan Linngkungan, Vol. 4, No. 7.

Filipe, J.C.S,. 2013 “ Production of Single Cell Oil For Biodiesel From Micoalgae
Chorella protothecoides in Autrotrophic and Heterptrophic Culvation: A
Symbiotic Gas Exchange Between Bioreactors in a closed loop”, Tecnoco
Lisboa. June.

fmp.conncoll.edu. Palmellococcus protothecoides. Diakses pada tanggal 7 Januari


2016 dari situs:https:// fmp.conncoll.edu.org. Palmellococcus-
protothecoides _jpg#3

fmp.connoll Hydrodictyon reticulatum 2007. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016


dari situs:

G. S. Bjorn,. 1978 “ Phycochrome d, a New Photochromic Pigment From The


Blue Green Alga Tolypothrix distorta”, An Internasional Journal for Plant
Biology, Vol. 42. No. 3, March.

Gari, EN, et. al,. 2007 “Spatial and Temporal Variations of Cocconeis placentula
var. euglypta (Ehrenb.) 1854 Grunow, 1884 in Drift and Periphyton”, Braz,
Jurnal, Biol, Vol. 67(4), No. 587-595.

Gembong, Tjitrosoepomo, 1998, Taksonomi Tumbuhan, Yogyajarta: UGM Press.

Gerald, G dan Marten,. 2007 “ Larvidical Algae”, AMCA Bulletin, Vol. 23,No. 2,
June.

Hasanuddin dan Mulyadi,. 2015, Botani Tumbuhan Rendah, Banda Aceh:


Universitas Syiah Kuala.

Hikmah, Thoha, 2007, “Kelimpahan Plankton di Ekosistem Perairan Teluk


Gilimanuk, Taman Nasioanal, Bali Barat”. Jurnal Makara Sains, Vol. 11,
No. 1.
88

http//: Spirogyra.prolifica.org.jpg_spesiesdetail-#286. diakses pada tanggal 7


Januari 2016.

http//:aphotomarine.org://file_fucus.edu. Diakses pada tanggal 23 Januari 2016.

http//cfb.unh.edu. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015.

http://. Cocconeis_placentula.craticula.ncl.ac.uk. Diakses pada tanggal 7 Januari


2016.

http://.bildkulturen.online.uni-marbuge. Diakses pada tanggal 7 Januari 2015.

http://.cfb.unh.edu. Diakses pada tanggal 7 Januari 2015.

http://.cyclot.sakura.ne.jp. Diakses pada tanggal 7 januari 2016.

http://.galerie.sinicearasy.cz. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

http://acuariofilimarine.com Diakses pada tanggal 23 Januari 2016.

http://algae.vaucheria-sessilis. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.

http://algaebase.org/search/species/detail/?species_id=31165..... Diakses pada


tanggal 22 Desember 2015.

http://aphotomarine.org://file_fucus.edu. Diakses pada tanggal 23 Januari 2016.

http://atolls-polynesie.ird.fr diakses pada tanggal 23 Januari 2016.

http://cfb.unh.edu. Diakses pada Tanggal 26 Oktober 2015.

http://fmp.Navicula.lanceolata.org.jp.belajar.fmpcnl/selected/2006/NT%20top%2
0end%/TERF.php23#hmtl

http://glosarium.org/arti/identifikasi yang diakses tanggal pada tanggal 23 Maret


2015.

http://landcareresearch.Ulothrix-zonata. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.

http://protist.hosei.stigeoclonium.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015

http://seanet.stanford.edu Diakses pada tanggal 23 Januari 2016.

http://seaweed.ie Diakses pada tanggal 23 Januari 2016

http://seaweedsofalasaka.com Diakses pada tanggal 23 Januari 2016


89

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=27496/// Diakses
pada tanggal 29 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=27679. Diakses pada


Tanggal 26 Desember 2015.
http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=27836. Diakses pada
tanggal 28 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=28034 Diakses pada


tanggal 08 Januari 2016.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=29007. Diakses pada


Tanggal 25 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=30161. Diakses pada


tanggal 26 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=32231 Diakses pada


Tanggal 08 Januari 2016.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=33212. Diakses pada


Tanggal 23 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=36439.Diakses pada
tanggal 28 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=38231 Diakses pada


tanggal 30 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=40707 Diakses pada


tanggal 26 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=47838. Diakses pada


Tanggal 24 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=52337 Diakses pada


tanggal 28 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=59187. Diakses pada


tanggal 26 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=59836. Diakses pada


Tanggal 26 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=63468...Diakses pada
tanggal 30 Desember 2015.
90

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=63968...Diakses pada
tanggal 30 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=D54ebde06f7a94eae .
Diakses pada tanggal 26 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=J2364df9067be640f...
Diakses pada tanggal 29 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=p6d718a9372083edb
Diakses pada tanggal 23 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/spesies/detail/?spesies_id=42775. Diakses pada


Tanggal 27 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/spesies/detail/?spesies_id=43564. Diakses pada


Tanggal 26 Desember 2015.

http://www.algaebase.org/search/spesies/detail/?spesies_id=43675. Diakses pada


tanggal 29 Desember 2015.

http://www.Ochromonas.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.

http://www.planktonnet_ Coenocystis-planktonica.awi.de. Diakses pada tanggal 7


Januari 2016.

https:// Chroococus.turgidus.bio203. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2015.

https:// Nostoc.ayobelajar.go.id dan www.spirulina.seine.uwlax.edubio2002.


Diakses pada Tanggal 26 Oktober 2015.

https://bioref.lastdragon.vaucheria.org. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.

https://chlorophyta.Oedonogium.ac.jp. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Closteriopsis.longissima_casent010366
73_profile_1.jpg Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

https://en.wikipedia.org/wiki/Euglena. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.

https://fmp.connoll.orgFile:Hydrodictyon.reticulatum_casent70036613_profile_6.
jpg

https://s10.lite.msu.edu/res/msu/botonl/b_online/e44/uronema_elongatum..htm.
Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

https://sumber_belajar.belajar.kemdikbud.go.id. Diakses pada tanggal 24 Oktober


2015.
91

https://www.botany.natur.cuni.cz.com/imgres?imgurl=x-raw-image. Diakses pada


tanggal 7 Januari 2016.

Ivan. K.K, et.al,. 2011 “Spesies Composition and distribution of Genus


Tribonema (Xanthophyceae) in Bulbaria”, Phytologia Balcanica, 17 (3):
273-277, Sofia.

Jang Seu. k dan Myung., 2008 “ New Record of the Freshwater Dinoflagellate
Peridinium umbonatum Stein (Dinophyceae) from Togyo Reservoir,
Korea”, Journal Algae, Vol. 23, No. 2.

Javier, C.J. et. al., 2002 “Taxonomy and Distribution of Paralemanea


(Lemaneceae, Rhodophyta) in Central mexico”, Crytogamie, Algol, Vol. 23,
No. 1.

Kasrina, et, al., 2012, “Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa Kelurahan Bentiring
Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA”,
Jurnal Exacta, Vol. X, No. 1.

Komoe.K, et. al,. 2010 “Planktonic Chlorophyceae from the Grand-Lahou lagoon
in Côte d’Ivoire, West Africa”, Journal of Applied Biosciences, Vol. 22, No.
35.

La, O.D, et, al, 2013, “Studi Biodeversitas Diatom Bentik pada Areal Mangrove
di Perairan Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan”. Jurnal Mina
Laut Indonesia, Vol. 02, No. 06.

M. Quraish, Shihab, 2002, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an) Volume 5, Jakarta: Lentera Hati.

M. Quraish, Shihab, 2002, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an) Volume 9, Jakarta: Lentera Hati.

Maria, C. et.al., 1999 “The Fibrillar Polysaccharides and Their Linkage to


Algaenan in The Trilaminar Layer of The Cell Wall Of Coelastrum
Sphaericum (Chlorophyceae)”, Journal of Phycology, Vol. 35, No. 5,
October.

Michael. J.P dan E.S.C, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jakarta: UI Press.

Minh, et.al., 2011. A Checklist of the Algae of Singapore 2ND Edition, Singapore:
Faculty of Science.

Nenad, J dan Dubravka, H., 2005 “ Taxonomy Composition and Seasonality of


Diatoms in Three Dinarc Karstic Lakes in Croatia”, Limnologica, Vol. 35.
92

Niniek Widyorini, 2009, “Pola Struktur Komunitas Fitoplankton Berdasarkan


Kandungan Pigmennya Di Pantai Jepara”. Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 4,
No. 2.

Nurhasanah,. 2014, Keanekaragaman Mikroalga Di Balai Budidaya Air Tawar


(BBAT) Kecamatan Sungai Gelam Jambi, Artikel Ilmiah, Jambi:
Universitas Jambi.

Nybakken, 1992, Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis, Jakarta: Gramedia.

Odum, E.P. 1971, Fundamentals of Ecology. W.B. Saunders Company.


Philadelphia.

Orchidae, R, et. al., 2010 “Algae Spirulina sp. Oil Extraction Method Using the
Osmotic and Percolation and the Effect on Extractable Components, Jurnal
Teknik Kimia, Vol. 4 , N0. 2, April.

Ozbay. H., 2011 “ Composition and Abundance of Phytoplankton in Relation to


Physial and Chemical Variabels in The Kars River, Turkey”, International
Journal of Experimental Botany, Vol. 80.

Pavel.K dan Petr M., 2004 “Taxonomy and Distribution of Paralemanea


(Lemaneceae, Rhodophyta) in the Czech Republic”, Preslia, Praha, Vol.
76.

Regine, J, et.al,. 2007 “Revision of the Brackish-Freshwater Diatom Genus


Bacillaria Gmelin (Bacillariophyta) With the Description of A New Variety
and Two New Species”, Journal Phycol, Vol. 42. No. 3.

Ria, Azizah, dkk, 2005, Kajian Karakteristik Sedimen Terhadap Pola Distribusi
dan Struktur Komunitas Diatom Bentik Di Ekosistem Laguna Segara
Anakan Cilacap, Semarang: Fakultas Perikanan dan Kelautan Universita
Diponegoro.

Rina, P.A, et, al,. 2012, “Kelimpahan Beberapa Jenis Mikroalga Diatom Di
Perairan Pulau Gumilamo-Magaliho, Halmahera Utara”, Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 1.

Rohan.D.S et.al,. 2001 “Ecological Impacts of Water Net (Hydrodictyon


reticulatum) in Lake Aniwhenua, New Zealand”, New Zealand Journal of
Ecology, Vol. 25, No. 2.

Rohan.D.S, et.al,. 1999 “ The Rise and Fall of Water Net (Hydrodictyon
reticulatum) in New Zealand”, J.Aquat.Plant Manage, Vol. 37.

Roland, S. et.al,. 2004 “Fragilaria and Staurosira (Bacillariophyceae) from


Sediment Surfaces of 40 Lakes in the Austrian Alps in Relation to
93

Environmental Variables, and Their Potential for Palaeoclimatology”,


Journal Limnology, Vol. 63, No. 2.

Rolf.D. et,al,. 2003 “Resilience of Epilithic Algal Assemblages in


Atmospherically and Experimentally Acidified Boreal Lakes”, Ambio,
Vol.32, No, 3, May.

S.Mann., 1988 “Intracellular Aragonite Crystals in the Fresh Water Alga,


Spirogyra sp”, Mineralogical Magazine, Vol. 52, April.

Safriana, 2008 “Kepadatan Dan Keragaman Fitoplankton Di Krueng Daroy Kota


Banda Aceh”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry.

Samsidar, et, al, 2013, “ Struktur Komunitas dan Distribusi Fitoplankton di Rawa
Aopa Kecamatan Angata kabupaten Konawe Selatan”. Jurnal Mina laut
Indonesia, Vol. 02, No. 06.

Sartika,. et.al., 2014 “Kandungan Klorofil dan Lipid Nannochloropsis oculata


yang Dikultur dalam Media Limbah Cair Karet”. Jurnal Protobiont, Vol. 3,
No. 3.

Sastrawijaya, 1991, Pencemaran Lingkungan, Jakarta: Rineka Cipta.

Siti, S.T. 1983, Botani Umum 3, Bandung: Angkasa.

Stewart, W. D. P. 1972. Estuarine and Brackish Waters, An Introduction. in R. S.


K. Barnej and J. Green (Eds). The Estuary Environment. Applied Science
Publishers Ltd. London. 72 pp.

Sulisia,R,. 2008, Identifikasi Jenis-Jenis Mikroalgae, Depok: FMIPA UI.

Syaikhul. M, et.al., 2012 “Struktur Komunitas Fitoplankton pada Tambak dengan


Pupuk dan Tambak Tanpa Pupuk di Kelurahan Wonorejo, Surabaya, Jawa
Timur”, Jurnal Sains dan Seni ITS, September.

Taft, C.E, et. al,. 1968 “Algae from Western Lake Erie”, The Ohio Journal of
Science, Vol. 68, No. 2, March.

Thomas. H,. et. al,. 2014 “Reassessment of the Cyanobacterial Family


Microchaetaceae and Establishment of New Families Tolypothrichaceae and
Godleyacea”, Jurnal Phycol, Vol. 50, No. 1089-1100.

Tri, A, et.al., 2014 “ Fitoremediasi Limbah Budidaya Sidat Menggunakan


Filamentous Algae (Spirogyra sp.)”, Depik, Vol. 3, No. 1, April.

Tulay, B.O, et.al., 2012 “New Records for the Freshwater Algae of Turkey (Tigris
Basin)”, Turkey Journal Botany, Vol. 36. No. 16, Juni.
94

Tya, Muthia,. 2011, Laporan Taksonomi Tumbuhan Rendah (Kelas


Chrysophyceae),(Palu: Universitas Tadulako Palu.

William J. Hodgetts,. 1918 “Uronema Elongatum, A New Freshwater Member of


the Ulotrichaceae”, Journal New Phytologist, Vol. 17, No. 7, Juli.

www. flickr.com. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www. nordicmicroalgae.org. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.chorella.joyad.verth.bio.html . Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.

www.cladopora-glomerata.go.id. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015.

www.commons.wikimedia.org. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015.

www.cyanodb.cz. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.eos.ubc.ca. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.glerl. noaa. Binuclearia_tatrana.gov. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.herbslist.net. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.naturamediterraneo.com. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.nordicmikroalgae.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015

www.nordicmikroalgae.cz. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.nostoca.com. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.pinterest.com. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

www.planktonnet.awi.de. Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.

Yong.J.K., 2014 “Flora and Newly Recorded Species of Three Colonial Genera
(Euteramorus, Coenocystis, and Gloeocystis) in Freshwater Chlorococcal
Green Algae from Korea”, Journal of Ecology and Environmet, Vol. 37,
No. 4.

Yudhi, S.G., 2008 “Kualitas Air dan Dinamika Fitoplankton di Perairan Pulau
Harapan”, Jurnal Hidrosfir Indonesia, Vol. 3, No. 2.

Yumima, S, Nurita, S, 2013, “ Studi Keanekaragaman Jenis Makroalga di


Perairan Pantai Pulau Dofamuel Sidongoli Kecamatan Jailolo Selatan
Kabupaten Halmahera Barat”, Jurnal Bioedukasi, Vol. 1, No. 2.
95

Yusufhadi Miarso., Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai