Asas Asas Berkontrak
Asas Asas Berkontrak
Asas Asas Berkontrak
Asas Konsensuil
Konsensuil secara sederhana diartikan sebagai kesepakatan. Dengan tercapainya
kesepakatan antara para pihak lahirlah kontrak, meskipun kontrak pada saat itu
belum dilaksanakan. Hal ini berarti juga bahwa dengan tercapinya kesepakatan
oleh para pihak melahirkan hak dan kewajiban bagi mereka yang membuatnya
(atau dengan kata lain perjanjian itu bersifat obligatoir). Asas konsensuil dapat
dilihat pada Pasal 1320 ayat 1 BW bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian
adalah adanya kesepakatan kedua belah pihak.
1. Bebas menentukan apakah ia akan melakukan perjanjian atau tidak (yes or no)
2. Bebas menentukan dengan siapa ia akan melakukan perjanjian (who).
3. Bebas menentukan isi atau klausul perjanjian (substance).
4. Bebas menentukan bentuk perjanjian (form)
5. Kebebasan-kebebasan lainnya yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan (other freedom).
Asas Iktikad Baik (geode trouw)
Asas iktikad baik diakomodasi melalui Pasal 1338 ayat 3 BW yang menegaskan
“perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik.” Asas iktikad baik merupakan
asas bahwa para pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik dari para
pihak.
Kesepakatan atau consensus sebagai syarat utama lahirnya kontrak, masih ada hal
lain yang harus diperhatikan yaitu syarat sahnya kontrak sebagaimana ditegaskan
dalam pasal 1320 BW yaitu:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Sutu hal tertentu;
4. dan sebab yang halal