Jawaban Pertanyaan Akuntansi Pemerintah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Perubahan kebijakan akuntansi misalnya antara lain adalah perubahan metode

penyusutan dan metode penilaian persediaan. Penyusutan adalah penyesuaian nilai


sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset sehingga diperoleh nilai
wajar. Jadi penyusutan bukan merupakan metode alokasi biaya untuk memupuk dana dalam
rangka penggantian aset tetap. Dengan demikian, apabila dilakukan penyusutan terhadap aset
tetap, maka tidak berhubungan dengan beban belanja, dan oleh karena itu perubahan
kebijakan terhadap penyusutan tersebut tidak mempengaruhi laporan ralisasi anggaran.

Contoh:
Pemkot Madiun membeli Komputer dan pheriperalnya pada bulan Desember 2003 senilai Rp
200 juta. Pada tahun 2003 Pemkot Madiun menetapkan kebijakan akuntansi dengan
menerapkan penyusutan untuk peralatan dan mesin menggunakan metode garis lurus.
Estimasi masa manfaat komputer tersebut 5 tahun. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2006
Pemkot Madiun memutuskan untuk mengubah Kebijakan Akuntansi Penyusutan Peralan dan
Mesin (termasuk komputer) dari metode garis lurus (straight line method) menjadi metode
penyusutan saldo menurun (double declining method)

Terhadap perubahan kebijakan akuntansi tersebut, disusun perhitungan penyusutan sebagai


berikut:
Perhitungan menurut metode garis lurus
Tahun Perhitungan Nilai Disusutkan Nilai Buku
2003 - 0 200.000.000
2004 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 160.000.000
2005 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 120.000.000
2006 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 80.000.000
2007 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 40.000.000
2008 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 0

Perhitungan menurut metode saldo menurun :


Tahun Perhitungan Nilai Disusutkan Nilai Buku
2003 - 0 200.000.000
2004 40 % X Rp 200.000.000 80.000.000 120.000.000
2005 40 % X Rp 120.000.000 48.000.000 72.000.000
2006 40 % X Rp 72.000.000 28.800.000 43.200.000
2007 40 % X Rp 43.200.000 17.280.000 25.920.000
2008 40 % X Rp 24.720.000 10.368.000 15.552.000

Pada akhir tahun 2006, akumulasi penyusutan komputer berdasarkan metode garis lurus
sebesar Rp 120.000.000, (penjumlahan penyusutan tahun 2004,2005,2006) berdasarkan
metode saldo menurun sebesar Rp 156.800.000 (penjumlahan penyusutan tahun 2004, 2005,
2006), terdapat selisih sebesar Rp 36.800.000,.

Dengan perhitungan tersebut di atas, pada akhir tahun 2006 terdapat perbedaan jumlah
akumulasi penyusutan sebesar Rp 36.800.000, sehingga nilai wajar aset tetap dengan metode
saldo menurun terlalu tinggi sebesar nilai tersebut, sehingga harus dibuat jurnal penyesuaian
sebagai berikut:

Diinvestasikan dalam Aset tetap Rp 36.800.000


Akumulasi Penyusutan-Peralatan dan Rp 36.800.000.
Mesin

B. Pengungkapan

Paragraf 29 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya


harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Contoh pengungkapan berdasarkan ilustrasi perubahan kebijakan akuntansi


penyusutan seperti tersebut diatas, dari metode garis lurus, menjadi metode saldo menurun,
adalah sebagai berikut :

”Pada tahun anggaran 2006, pemerintah Kota Madiun, telah menetapkan perubahan
kebijakan akuntansi khusus mengenai metode penyusutan Aset Tetap- Peralatan dan Mesin,
dari metode garis lurus menajdi metode saldo menurun, dengan alasan agar diperoleh nilai
wajar yang mendekati sebenarnya, karena komputer dan pheriperalnya lebih cepat obsolet.
Adapun pengaruh perubahan kebijakan akuntansi metode penyusutan tersebut, terdapat
perbedaan nilai wajar sebagai berikut :
URAIAN METODE GARIS METODE SALDO
LURUS MENURUN
Nilai perolehan awal 200.000.000,00 200.000.000,00
Akumulasi penyusutan sd Desember
2006 120.000.000,00 156.800.000,00
Nilai wajar pada 31 Des. 2006 80.000.000,00 43.200.000,00

Jadi nilai wajar Aset Tetap berupa komputer dan pheriperalnya pada 31 Desember 2006
adalah sebesar Rp 43.200.000,00. Perbedaan tersebut telah dikoreksikan pada akun yang
bersangkutan.”

STRATEGI PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

 Pastikan manfaat perubahan kebijakan akuntansi bagi Pemkab Sidoarjo sendiri.


 Kebijakan akuntansi yang baru dipilih karena alasan LK dipastikan disajikan lebih
wajar dari LK sebelumnya, dalam menggambarkan kondisi ekonomi Neraca, kondisi
kinerja dalam LO.
 Opsi pilihan perubahan kebijakan akuntansi tersedia pada SPAP tentang pos tersebut.
Tidak boleh memilih kebijakan akuntansi di luar menu tersedia dalam PSAP.
 Hati hati pilihan kebijakan baru tidak melanggar hukum permen yang telah
memilihkan sebuah opsi saja bagi entitas pelaporan dibawah kementerian tersebut.
Misalnya, pilihan penyusutan AT hanya Metode Garis Lurus.
 Banyak UU baru atau PP baru yang secara tak sengaja membatasi atau mengatur
akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan, harus diwaspadai.
 Banyak kebijakan pemerintah pusat yang berpengaruh kepada akuntansi dan LK
pemerintahan, misalnya Kebijakan Revaluasi AT Tertentu untuk memperbaiki
struktur ekuitas dalam neraca PP.
 Kebijakan akuntansi baru akan mengubah sistem akuntansi, proses perbendaharaan
dan logistik pemerintahan, dan program akuntansi terkomputerisasi.
 Hindari kebijakan akuntansi baru yang memberatkan administrasi keuangan dan
administrasi logistik pemerintah Sidoardjo.
 Proses perbendaharaan dan proses logistik baru mengandung risiko KKN baru, harus
dimitigasi dengan penguatan sistem kendali internal.
 BPK menanyakan alasan perubahan kebijakan akuntansi, sehingga sedia payung
sebelum hujan; alasan diungkapkan pada CALK tahun perubahan kebijakan
akuntansi.
 Perlu pelatihan Pedoman Akuntansi baru, proses akuntansi baru akibat perubahan
kebijakan akuntansi tertentu, mungkin pula perlu susunan SDM dan kualitas SDM
Akuntansi yang baru.
 APBD renovasi kebijakan akuntansi pemkab harus amat memadai, target waktu
proyek perubahan harus ditetapkan dimuka, jangan dilanggar.
 Pemkab Sidoarjo perlu menetapkan kebijakan aplikasi akuntansi pararel ( lama dan
baru) atau clear cut off ( langsung menerapkan kebijakan baru) dengan pertimbangan
risiko gagal.
 Clear cut off per 1 Januari disarankan, dengan persiapan satu tahun dimuka.
 Terapkan konsep manajemen perubahan, risiko gagal adalah penurunan kelas opini
audit atas LK Pemkab Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai