PPH - Orang Pribadi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 52

PPh Orang Pribadi PPh Orang Pribadi

Anang Mury Kurniawan Anang Mury Kurniawan


e-mail : [email protected]
Orang Pribadi Orang Pribadi
Menjalankan usaha
Melakukan pekerjaan bebas
Tidak menjalankan usaha / melakukan Tidak menjalankan usaha / melakukan
pekerjaan bebas
Pendaftaran NPWP Pendaftaran NPWP
WP OP tidak
menjalankan
usaha/pekerjaan bebas
WP OP menjalankan
usaha/pekerjaan bebas
Bila penghasilan Bila penghasilan
jumlahnya melebihi
PTKP
Wajib mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP
paling lambat akhir bulan
berikutnya
Wajib mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP
paling lama 1 bulan
setelah saat usaha mulai
dijalankan
Umumnya ciri dari seorang yang Umumnya ciri dari seorang yang
menjalankan usaha (pekerjaan) bebas menjalankan usaha (pekerjaan) bebas
adalah ia menerima langsung penghasilan
dari klien/nasabah/pelanggannya secara
langsung langsung
orang pribadi yang bersangkutan memiliki
wewenang untuk menetapkan harga kepada
para pelanggannya.
PTKP PTKP
Rp15.840.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang
pribadi;
Rp1.320.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak
yang kawin; yang kawin;
Rp15.840.000,00 tambahan untuk seorang isteri
yang penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami
Rp1.320.000,00 keluarga sedarah, semenda dalam
garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
(tiga) orang untuk setiap keluarga.
HUBUNGAN KELUARGA
1
0
1
0
1
0
KE ATAS
1
0
KE ATAS
AYAH
+
IBU
MERTUA
WP
SEMENDA SEDARAH
1
0
KE
SAM
PING
IPAR WP
1
0
KE
SAM
PING
SAUDARA
KANDUNG
1
0
KE BAWAH
1
0
KE BAWAH
ANAK
KANDUNG
ANAK
TIRI WP
SEDARAH SEMENDA
WP + ISTRI
Status PTKP Status PTKP
TK/... tidak kawin, ditambah dengan banyaknya
tanggungan anggota keluarga;
K/... Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan
anggota keluarga; anggota keluarga;
K/I/...Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang)
yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan
anggota keluarga;
PH Wajib Pajak kawin yang secara tertulis melakukan
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan;
HB/...Wajib Pajak kawin yang telah hidup berpisah
ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga.
Tanggungan sepenuhnya Tanggungan sepenuhnya
Pengertian menjadi tanggungan sepenuhnya
menurut Undang-undang Pajak Penghasilan
berdasarkan keadaan yang dapat terlihat dari
keadaan yang nyata yaitu:
tinggal bersama-sama dengan Wajib Pajak; tinggal bersama-sama dengan Wajib Pajak;
nampak secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri;
tidak pula turut dibantu oleh lain-lain anggota keluarga atau
oleh orang tuanya sendiri.
Sedangkan kalau Wajib Pajak sekedar
menyumbang, membantu, bertanggung jawab dan
sebagainya, tidak termasuk dalam menjadi
tanggungan sepenuhnya
Skema Pemajakan WP OP Skema Pemajakan WP OP
WP Orang Pribadi
Omset 1 th < 4,8 Milyar
Omset 1 th 4,8 Milyar
Boleh melakukan
pencatatan
Wajib melakukan pembukuan
Pengh netto =
Pengh brutto x Norma pengh netto %
Pengh netto =
Pengh brutto pengurang pengh brutto`
Pengh Kena Pajak =
(Pengh brutto x Norma pengh netto %)
- PTKP
Pengh Kena Pajak =
(Pengh brutto Biaya deductible
Kompensasi Kerugian PTKP)
PPh terutang = Tarif psl 17 x Pengh Kena Pajak
Pencatatan Pencatatan
Pencatatan harus dapat menggambarkan
jumlah peredaran atau penerimaan bruto
dan atau jumlah penghasilan bruto, serta dan atau jumlah penghasilan bruto, serta
penghasilan yang bukan obyek pajak atau
penghasilan yang dikenakan PPh Final,
sehingga dapat dihitung besarnya pajak
yang terutang
Bentuk Pencatatan Bentuk Pencatatan
Melakukan Usaha / Pekerjaan Bebas Melakukan Usaha / Pekerjaan Bebas
KEP KEP--520/PJ/2000 520/PJ/2000
Bentuk Pencatatan Bentuk Pencatatan
Tidak Melakukan Usaha / Pekerjaan Bebas Tidak Melakukan Usaha / Pekerjaan Bebas
KEP KEP--520/PJ/2000 520/PJ/2000
pembukuan pembukuan
Suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur
Untuk mengumpulkan data dan informasi
keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga
perolehan dan penyerahan barang atau jasa,
Yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan
berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap
tahun pajak berakhir.
pembukuan pembukuan
Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan
di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,
angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan
disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri
Keuangan.
Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat
asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
pembukuan pembukuan
Pembukuan kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan
dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yg
terutang.
Catatan tersebut di atas terdiri data yang dikumpulkan Catatan tersebut di atas terdiri data yang dikumpulkan
secara teratur tentang ; peredaran atau penerimaan bruto,
dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk
penghasilan yang bukan obyek pajak dan penghasilan yang
dikenakan pajak yang bersifat final.
Buku, catatan, dokumen lain wajib disimpan selama 10
tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di tempat
tinggal bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Norma Penghitungan Norma Penghitungan
Penghasilan Netto Penghasilan Netto
Pedoman untuk menentukan penghasilan netto WP, karena
wajib pajak tersebut tidak wajib melakukan pembukuan.
Wajib Pajak yang boleh menggunakan norma
penghitungan adalah wajib pajak orang pribadi yang
memenuhi syarat-syarat berikut : memenuhi syarat-syarat berikut :
Peredaran bruto dalam 1 tahun tidak mencapai Rp
4.800.000.000.
Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka
waktu 3 bulan pertama dari tahun buku.
Menyelenggarakan Pencatatan .
Dalam hal wajib pajak tersebut tidak menyampaikan
pemberitahuan kepada Dirjen Pajak seperti tersebut di atas,
dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan.
Norma Penghasilan Netto Norma Penghasilan Netto
Kep 536/PJ./2000 Kep 536/PJ./2000
Pengelompokan menurut jenis usaha & wilayah
10 ibu kota propinsi
Medan - Surabaya
Palembang - Denpasar Palembang - Denpasar
Jakarta - Manado
Bandung - Makasar
Semarang - Pontianak
Ibu kota propinsi lainnya
Daerah lainnya
Ex. Lampiran Ex. Lampiran Kep 536/PJ./2000 Kep 536/PJ./2000
Kode
Jenis Usaha
10 ibu
kota
propinsi
kota
propinsi
lainnya
Daerah
lainnya
32200 Industri pakaian jadi kecuali untuk kaki 13,5 13 12,5
32300 Industri kulit & barang dari kulit kecuali utk kaki 17,5 16,5 16
32400 Industri barang keperluan kaki 17 16 15
62200 Perdagangan eceran brg kelontong, supermarket 30 25 20 62200 Perdagangan eceran brg kelontong, supermarket 30 25 20
62420 Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi, hasil
pengolahan kulit termasuk brg keperluan kaki
30 25 20
62422 Perdagangan eceran brg elektronik 30 25 20
62100 Rumah makan dan minum 25 20 20
62920 Jasa akuntansi dan pembukuan 36 35 35
93213 Dokter 45 42,5 40
97110 Reparasi kendaraan bermotor 20 18,5 17,5
97400 Pangkas rambut dan salon kecantikan 30 28 27
Contoh Contoh
Tn Sahrul, status menikah mempunyai 2
orang anak, mempunyai usaha perdagangan
eceran sepatu berlokasi di Pasar Anyar eceran sepatu berlokasi di Pasar Anyar
Bogor
Dari pencatatan diketahui jumlah peredaran
usaha selama satu tahun Rp 1.000.000.000
contoh contoh
Tn Paijo status menikah mempunyai 4
orang anak. Ia seorang dokter bertempat
tinggal di Semarang. Selain itu ia juga tinggal di Semarang. Selain itu ia juga
memiliki Warung Tegal yang berlokasi di
Yogyakarta
Penerimaan bruto dari praktek dokter Rp 720.000.000
Peredaran usaha Warung Tegal Rp 400.000.000
contoh contoh
Tn Bajuri, status menikah belum mempunyai
anak, berdomisili di Kebon Sirih Jakarta Pusat
mempunyai usaha bengkel sepeda motor dengan
peredaran usaha setahun Rp 800.000.000 peredaran usaha setahun Rp 800.000.000
Untuk menambah penghasilan Ny Oneng, istri Tn
Bajuri membuka usaha salon dengan penerimaan
bruto setahun Rp 600.000.000
Penghasilan
(Income / Revenue)
Objek PPh
Psl. 4 (1)
Objek PPh
Final
Psl. 4 (2)
Bukan Objek
PPh
Psl. 4 (3)
Sesuai
UU
over under
Koreksi
negatif
Koreksi
positif
Tidak
Sesuai UU
Koreksi
negatif
Koreksi
negatif
Beban
(Cost / Expense)
Dapat
Dikurangkan
Psl.6 (1)
Tidak dapat dikurangkan
Ps.9 (1)
Sesuai
UU
over under
Koreksi
negatif
Koreksi
positif
Tidak
Sesuai UU
Koreksi
positif
Berikut ini laporan laba rugi komersial usaha Tn Yusuf Abadi
Penghasilan dari usaha
Penjualan 130,000,000 Rp
Harga pokok penjualan 60,000,000 Rp
Laba Kotor 70,000,000 Rp
Biaya operasi
Gaji pegawai 9,000,000 Rp
Alat tulis kantor 8,000,000 Rp
Biaya pemeliharaan bangunan yang disewakan 7,000,000 Rp
PPh Pasal 25 6,000,000 Rp
Sanksi keterlambatan penyampaian SPT 5,000,000 Rp Sanksi keterlambatan penyampaian SPT 5,000,000 Rp
PBB 4,000,000 Rp
Biaya listrik, air, telpon kantor 3,000,000 Rp
Biaya listrik, air, telpon rumah 2,000,000 Rp
Sumbangan HUT RI 1,000,000 Rp
Jumlah biaya usaha 45,000,000 Rp
Penghasilan luar usaha
Penghasilan dari persewaan bangunan 50,000,000 Rp
Bunga pinjaman 10,000,000 Rp
Bagian Laba Firma Abadi & Rekan 2,000,000 Rp
Jumlah penghasilan luar usaha 62,000,000 Rp
Laba Bersih 87,000,000 Rp
Tarif PPh Pasal 17 OP Tarif PPh Pasal 17 OP
No. Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%
2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%
3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25% 3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25%
4. Di atas Rp500.000.000,- 30%
Pembulatan Pembulatan
Ps. 17 ayat (4) Ps. 17 ayat (4)
Untuk keperluan penerapan tarif pajak,
jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan
ke bawah dalam ribuan rupiah penuh. ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
Penghitungan Penghitungan
PPh Kurang/Nihil/(Lebih Bayar) PPh Kurang/Nihil/(Lebih Bayar)
Penghasilan Netto Fiskal xxxxx
PTKP (xxxx)
Kompensasi Kerugian (xxxx)
Penghasilan Kena Pajak xxxxx Penghasilan Kena Pajak xxxxx
PPh Terutang (Tarif x PKP) xxxxx
Kredit Pajak Dalam Negeri (xxxx)
Kredit Pajak Luar Negeri (xxxx)
PPh yg Dibayar Sendiri (Ps 25) (xxxx)
PPh Kurang/Nihil/(Lebih Bayar) xxxxx
PPh Pasal 29
Kredit Pajak Kredit Pajak
Kredit Pajak Dalam Negeri
PPh Ps. 21
PPh Ps. 22
PPh Ps. 23 PPh Ps. 23
Kredit Pajak Luar Negeri
PPh Ps. 24
PPh yang Dibayar Sendiri
PPh Ps. 25 Bulanan
STP PPh Ps. 25 (Hanya Pokok Pajak)
PPh Ps. 25 AYAT (8) / Fiskal luar negeri
PPh Pasal 21 PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 PPh Pasal 21
PPh Pasal 22 PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
Rumus Umum PPh 25 Orang Pribadi Rumus Umum PPh 25 Orang Pribadi
a Penghasilan neto fiskal tahun lalu . XXX
b Penghasilan tidak teratur tahun lalu (XXX)
c Penghasilan yg menjadi dasar penghitungan
angsuran (a b) XXX
d Kompensasi kerugian yg dapat digunakan pada
tahun ini . (XXX) tahun ini . (XXX)
e Penghasilan Tidak Kena Pajak .. (XXX)
f Penghasilan kena pajak (c d e) XXX
g Kredit pajak tahun lalu atas penghasilan yg
termasuk dalam huruf c yg dipotong / dipungut
fihak lain (PPh psl 21/22/23/24) (XXX)
h PPh yang harus dibayar sendiri (f g ) .. XXX
i PPh psl 25 ( 1/12 x huruf h) ..
Rp
PPh Pasal 25 Secara Umum PPh Pasal 25 Secara Umum
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun
berjalan =
sama dengan PPh yang terutang menurut SPT Tahunan
PPh tahun pajak yang lalu
dikurangi dengan PPh yang telah dipotong/dipungut dikurangi dengan PPh yang telah dipotong/dipungut
pihak lain (PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal
23) dan PPh yang terutang di Luar Negeri yang boleh
dikreditkan (PPh Pasal 24)
dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun
pajak
Penghasilan tidak teratur tidak diperhitungkan
dalam menentukan PPh psl 25
Contoh Umum Contoh Umum
Tn Amir (TK/0) melakukan usaha penjualan barang hasil impor
Laporan Laba Rugi Th 2010 sbb :
Penjualan 500.000.000
HPP 300.000.000
Laba Kotor 200.000.000
Biaya usaha 130.000.000
Laba usaha 70.000.000
Pendapatan luar usaha Pendapatan luar usaha
Komisi penjualan 15.000.000
Bunga pinjaman 10.000.000
Laba bersih 95.000.000
PPh yang dipotong/dipungut pihak lain
PPh 21 150.000
PPh 22 impor 2.500.000
PPh 23 1.500.000
Jumlah 4.150.000
SOAL : Hitung
PPh 25 untuk tahun
2011
Bagi Wajib Pajak yang Bagi Wajib Pajak yang
Memperoleh Penghasilan Memperoleh Penghasilan
Tidak Teratur Tidak Teratur
Penghasilan tidak teratur tidak Penghasilan tidak teratur tidak
diperhitungkan dalam menentukan PPh psl
25
Contoh Penghasilan Tidak Teratur Contoh Penghasilan Tidak Teratur
Tn Joko (TK/0) melakukan usaha penjualan barang hasil impor
Laporan Laba Rugi Th 2010 sbb :
Penjualan 400.000.000
HPP 300.000.000
Laba Kotor 100.000.000
Biaya usaha 70.000.000
Laba usaha 30.000.000
Pendapatan luar usaha Pendapatan luar usaha
Komisi penjualan 15.000.000
Bunga pinjaman 10.000.000
Keuntungan penjualan mobil 5.000.000
Laba bersih 60.000.000
PPh yang dipotong/dipungut pihak lain
PPh 21 150.000
PPh 22 impor 500.000
PPh 23 100.000
Jumlah 750.000
SOAL : Hitung
PPh 25 untuk tahun
2011
Orang Pribadi Pengusaha Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu (OPPT) Tertentu (OPPT)
8agl Wa[lb a[ak orang prlbadl pengusaha
LerLenLu, yalLu Wa[lb a[ak orang prlbadl
yang mempunyal 1 (saLu) aLau leblh LempaL yang mempunyal 1 (saLu) aLau leblh LempaL
usaha, besarnya angsuran pa[ak pallng
Llnggl sebesar 0,73 (nol koma Lu[uh llma
persen) darl peredaran bruLo.
OPPT OPPT
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu adalah Wajib Pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha sebagai
Pedagang Pengecer yang mempunyai 1
(satu) atau lebih tempat usaha. (satu) atau lebih tempat usaha.
Pedagang Pengecer adalah orang pribadi
yang melakukan:
penjualan barang baik secara grosir maupun
eceran; dan/atau
penyerahan jasa, melalui suatu tempat usaha.
Penggabungan penghasilan Penggabungan penghasilan
istri psl 8 istri psl 8
Seluruh penghasilan / kerugian wanita
kawin dianggap penghasilan / kerugian
suaminya suaminya
Kecuali penghasilan tersebut semata-mata
dari satu pemberi kerja yg telah dipotong
PPh 21 dan pekerjaan tsb tdk ada hubungan
dg usaha/pek bebas suami/anggota keluarga
lainnya
Penghasilan istri Penghasilan istri
Bekerja pada
satu pemberi kerja
Bekerja pada lebih dari satu
pemberi kerja
Melakukan usaha
Melakukan pekerjaan bebas
Penghasilan istri tidak
digabung
Status K/...
PPh 21 atas
penghasilan istri
bersifat final (tidak
dapat dikreditkan)
Penghasilan istri digabung
Status K/I/...
PPh 21/22/23 atas
penghasilan istri dapat
dikreditkan
Contoh : Istri bekerja pada Contoh : Istri bekerja pada
satu pemberi kerja satu pemberi kerja
Tn Yusuf seorang pengusaha bahan bangunan,
mempunyai seorang Istri bernama Ny Dewi yang
bekerja sebagai kasir di Swalayan Mikro. Mereka
telah mempunyai seorang anak bernama Abdul. telah mempunyai seorang anak bernama Abdul.
Penghasilan netto dari usaha Tn Yusuf Rp 300
Juta
Penghasilan Ny Dewi selaku karyawan tetap
Swalayan Mikro Rp 100 juta dan dipotong PPh 21
sebesar Rp 9.255.600
Hitung PPh terutang ?
Hitung PPh yang Kurang (lebih) bayar ?
Contoh : Istri melakukan Contoh : Istri melakukan
pekerjaan bebas pekerjaan bebas
Tn Permana seorang pengusaha bahan bangunan,
mempunyai seorang Istri bernama Ny Linda yang
mempunyai usaha catering. Keluarga ini telah
mempunyai seorang anak mempunyai seorang anak
Penghasilan netto dari usaha Tn Permana Rp 300 Juta
Penghasilan netto dari usaha catering Ny Linda Rp
100 juta dan dipotong PPh 23 sebesar Rp 1.500.000
Pertanyaan :
Hitung PPh terutang
Hitung PPh yang Kurang (lebih) bayar
Contoh : Istri bekerja pada Contoh : Istri bekerja pada
lebih dari satu pemberi kerja lebih dari satu pemberi kerja
Tn Tommy seorang pengusaha bahan bangunan,
mempunyai seorang Istri bernama Ny Tata yang bekerja
sebagai dosen tetap di Universitas Jayakarta dan dosen luar
biasa di universitas Batavia. Keluarga ini telah mempunyai
seorang anak bernama Ratna
Penghasilan netto dari usaha Tn Tommy Rp 300 Juta
Penghasilan Ny Tata selaku Dosen tetap di Universitas
Jayakarta Rp 100 juta dan dipotong PPh 21 sebesar Rp
9.255.600
Sedangkan Penghasilan Ny Tata selaku Dosen luar biasa di
Universitas Batavia Rp 90 juta dan dipotong PPh 21
sebesar Rp 7.755.600
Hitung PPh terutang
Hitung PPh yang Kurang (lebih) bayar
Penghasilan suami Penghasilan suami--istri istri
dikenakan pajak secara terpisah dikenakan pajak secara terpisah
dikehendaki secara tertulis oleh
suami-isteri berdasarkan
perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan (PH)
dikehendaki oleh isteri yang
Suami istri telah hidup
berpisah (HB)
dikehendaki oleh isteri yang
memilih untuk menjalankan hak
dan kewajiban perpajakannya
sendiri.
Penghasilan suami-istri
digabung
PPh dikenakan pada masing-
masing suami-istri sebesar
perbandingan penghasilan
neto mereka
Penghitungan
Penghasilan Kena Pajak
dan pengenaan pajaknya
dilakukan sendiri-sendiri
Contoh : perjanjian pisah harta Contoh : perjanjian pisah harta
Pak Hartawan mengadakan perjanjian
pisah harta dengan istrinya,
Ny.Hartawati.
Penghasilan netto dari usaha Pak Penghasilan netto dari usaha Pak
Hartawan Rp 30 juta, sedangkan
penghasilan netto dari usaha Ny
Hartawati Rp 20 juta
Pak Hartawan & Ny Hartawati memiliki
1 orang anak yang menjadi tanggungan
Contoh : perjanjian pisah harta Contoh : perjanjian pisah harta
Pak Hartawan mengadakan perjanjian
pisah harta dengan istrinya,
Ny.Hartawati.
Penghasilan netto dari usaha Pak Penghasilan netto dari usaha Pak
Hartawan Rp 30 juta, sedangkan
penghasilan netto dari usaha Ny
Hartawati Rp 20 juta
Pak Hartawan & Ny Hartawati memiliki
1 orang anak yang menjadi tanggungan
!steri yang memilih untuk menjalankan !steri yang memilih untuk menjalankan
hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. hak dan kewajiban perpajakannya sendiri.
Ny Melinda memilih menghitung kewajiban
perpajakannya sendiri terpisah dari
suaminya yaitu Tn Andika
Penghasilan netto dari usaha Ny Melinda Rp Penghasilan netto dari usaha Ny Melinda Rp
50 juta, sedangkan penghasilan netto dari
usaha Tn Andika Rp 150 juta
Ny Melinda dan Tn Andika mempunyai 2
orang anak yang menjadi tanggungan
Contoh : hidup berpisah Contoh : hidup berpisah
Ny Tamara telah berpisah hubungan
dengan suaminya, Tn Rafi. Penghasilan
Neto dari usaha Ny Tamara sebesar Rp.
100 juta sedangkan penghasilan neto 100 juta sedangkan penghasilan neto
dari usaha Tn Rafi sebesar Rp
30.000.000.
Keluarga ini telah mempunyai seorang
anak, yang menjadi tanggungan Tn Rafi

Anda mungkin juga menyukai