Dokumen tersebut membahas tentang pengertian PPh untuk orang pribadi, termasuk ketentuan pendaftaran NPWP, kriteria penghasilan kena pajak, besaran PTKP, skema pemajakan, dan contoh perhitungan pajak penghasilan.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
281 tayangan52 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian PPh untuk orang pribadi, termasuk ketentuan pendaftaran NPWP, kriteria penghasilan kena pajak, besaran PTKP, skema pemajakan, dan contoh perhitungan pajak penghasilan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian PPh untuk orang pribadi, termasuk ketentuan pendaftaran NPWP, kriteria penghasilan kena pajak, besaran PTKP, skema pemajakan, dan contoh perhitungan pajak penghasilan.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian PPh untuk orang pribadi, termasuk ketentuan pendaftaran NPWP, kriteria penghasilan kena pajak, besaran PTKP, skema pemajakan, dan contoh perhitungan pajak penghasilan.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 52
PPh Orang Pribadi PPh Orang Pribadi
Anang Mury Kurniawan Anang Mury Kurniawan
e-mail : [email protected] Orang Pribadi Orang Pribadi Menjalankan usaha Melakukan pekerjaan bebas Tidak menjalankan usaha / melakukan Tidak menjalankan usaha / melakukan pekerjaan bebas Pendaftaran NPWP Pendaftaran NPWP WP OP tidak menjalankan usaha/pekerjaan bebas WP OP menjalankan usaha/pekerjaan bebas Bila penghasilan Bila penghasilan jumlahnya melebihi PTKP Wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat akhir bulan berikutnya Wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan Umumnya ciri dari seorang yang Umumnya ciri dari seorang yang menjalankan usaha (pekerjaan) bebas menjalankan usaha (pekerjaan) bebas adalah ia menerima langsung penghasilan dari klien/nasabah/pelanggannya secara langsung langsung orang pribadi yang bersangkutan memiliki wewenang untuk menetapkan harga kepada para pelanggannya. PTKP PTKP Rp15.840.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi; Rp1.320.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; yang kawin; Rp15.840.000,00 tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Rp1.320.000,00 keluarga sedarah, semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. HUBUNGAN KELUARGA 1 0 1 0 1 0 KE ATAS 1 0 KE ATAS AYAH + IBU MERTUA WP SEMENDA SEDARAH 1 0 KE SAM PING IPAR WP 1 0 KE SAM PING SAUDARA KANDUNG 1 0 KE BAWAH 1 0 KE BAWAH ANAK KANDUNG ANAK TIRI WP SEDARAH SEMENDA WP + ISTRI Status PTKP Status PTKP TK/... tidak kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; K/... Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; anggota keluarga; K/I/...Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga; PH Wajib Pajak kawin yang secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; HB/...Wajib Pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga. Tanggungan sepenuhnya Tanggungan sepenuhnya Pengertian menjadi tanggungan sepenuhnya menurut Undang-undang Pajak Penghasilan berdasarkan keadaan yang dapat terlihat dari keadaan yang nyata yaitu: tinggal bersama-sama dengan Wajib Pajak; tinggal bersama-sama dengan Wajib Pajak; nampak secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri; tidak pula turut dibantu oleh lain-lain anggota keluarga atau oleh orang tuanya sendiri. Sedangkan kalau Wajib Pajak sekedar menyumbang, membantu, bertanggung jawab dan sebagainya, tidak termasuk dalam menjadi tanggungan sepenuhnya Skema Pemajakan WP OP Skema Pemajakan WP OP WP Orang Pribadi Omset 1 th < 4,8 Milyar Omset 1 th 4,8 Milyar Boleh melakukan pencatatan Wajib melakukan pembukuan Pengh netto = Pengh brutto x Norma pengh netto % Pengh netto = Pengh brutto pengurang pengh brutto` Pengh Kena Pajak = (Pengh brutto x Norma pengh netto %) - PTKP Pengh Kena Pajak = (Pengh brutto Biaya deductible Kompensasi Kerugian PTKP) PPh terutang = Tarif psl 17 x Pengh Kena Pajak Pencatatan Pencatatan Pencatatan harus dapat menggambarkan jumlah peredaran atau penerimaan bruto dan atau jumlah penghasilan bruto, serta dan atau jumlah penghasilan bruto, serta penghasilan yang bukan obyek pajak atau penghasilan yang dikenakan PPh Final, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang Bentuk Pencatatan Bentuk Pencatatan Melakukan Usaha / Pekerjaan Bebas Melakukan Usaha / Pekerjaan Bebas KEP KEP--520/PJ/2000 520/PJ/2000 Bentuk Pencatatan Bentuk Pencatatan Tidak Melakukan Usaha / Pekerjaan Bebas Tidak Melakukan Usaha / Pekerjaan Bebas KEP KEP--520/PJ/2000 520/PJ/2000 pembukuan pembukuan Suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur Untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, Yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir. pembukuan pembukuan Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas. pembukuan pembukuan Pembukuan kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yg terutang. Catatan tersebut di atas terdiri data yang dikumpulkan Catatan tersebut di atas terdiri data yang dikumpulkan secara teratur tentang ; peredaran atau penerimaan bruto, dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan obyek pajak dan penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat final. Buku, catatan, dokumen lain wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di tempat tinggal bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Norma Penghitungan Norma Penghitungan Penghasilan Netto Penghasilan Netto Pedoman untuk menentukan penghasilan netto WP, karena wajib pajak tersebut tidak wajib melakukan pembukuan. Wajib Pajak yang boleh menggunakan norma penghitungan adalah wajib pajak orang pribadi yang memenuhi syarat-syarat berikut : memenuhi syarat-syarat berikut : Peredaran bruto dalam 1 tahun tidak mencapai Rp 4.800.000.000. Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun buku. Menyelenggarakan Pencatatan . Dalam hal wajib pajak tersebut tidak menyampaikan pemberitahuan kepada Dirjen Pajak seperti tersebut di atas, dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan. Norma Penghasilan Netto Norma Penghasilan Netto Kep 536/PJ./2000 Kep 536/PJ./2000 Pengelompokan menurut jenis usaha & wilayah 10 ibu kota propinsi Medan - Surabaya Palembang - Denpasar Palembang - Denpasar Jakarta - Manado Bandung - Makasar Semarang - Pontianak Ibu kota propinsi lainnya Daerah lainnya Ex. Lampiran Ex. Lampiran Kep 536/PJ./2000 Kep 536/PJ./2000 Kode Jenis Usaha 10 ibu kota propinsi kota propinsi lainnya Daerah lainnya 32200 Industri pakaian jadi kecuali untuk kaki 13,5 13 12,5 32300 Industri kulit & barang dari kulit kecuali utk kaki 17,5 16,5 16 32400 Industri barang keperluan kaki 17 16 15 62200 Perdagangan eceran brg kelontong, supermarket 30 25 20 62200 Perdagangan eceran brg kelontong, supermarket 30 25 20 62420 Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi, hasil pengolahan kulit termasuk brg keperluan kaki 30 25 20 62422 Perdagangan eceran brg elektronik 30 25 20 62100 Rumah makan dan minum 25 20 20 62920 Jasa akuntansi dan pembukuan 36 35 35 93213 Dokter 45 42,5 40 97110 Reparasi kendaraan bermotor 20 18,5 17,5 97400 Pangkas rambut dan salon kecantikan 30 28 27 Contoh Contoh Tn Sahrul, status menikah mempunyai 2 orang anak, mempunyai usaha perdagangan eceran sepatu berlokasi di Pasar Anyar eceran sepatu berlokasi di Pasar Anyar Bogor Dari pencatatan diketahui jumlah peredaran usaha selama satu tahun Rp 1.000.000.000 contoh contoh Tn Paijo status menikah mempunyai 4 orang anak. Ia seorang dokter bertempat tinggal di Semarang. Selain itu ia juga tinggal di Semarang. Selain itu ia juga memiliki Warung Tegal yang berlokasi di Yogyakarta Penerimaan bruto dari praktek dokter Rp 720.000.000 Peredaran usaha Warung Tegal Rp 400.000.000 contoh contoh Tn Bajuri, status menikah belum mempunyai anak, berdomisili di Kebon Sirih Jakarta Pusat mempunyai usaha bengkel sepeda motor dengan peredaran usaha setahun Rp 800.000.000 peredaran usaha setahun Rp 800.000.000 Untuk menambah penghasilan Ny Oneng, istri Tn Bajuri membuka usaha salon dengan penerimaan bruto setahun Rp 600.000.000 Penghasilan (Income / Revenue) Objek PPh Psl. 4 (1) Objek PPh Final Psl. 4 (2) Bukan Objek PPh Psl. 4 (3) Sesuai UU over under Koreksi negatif Koreksi positif Tidak Sesuai UU Koreksi negatif Koreksi negatif Beban (Cost / Expense) Dapat Dikurangkan Psl.6 (1) Tidak dapat dikurangkan Ps.9 (1) Sesuai UU over under Koreksi negatif Koreksi positif Tidak Sesuai UU Koreksi positif Berikut ini laporan laba rugi komersial usaha Tn Yusuf Abadi Penghasilan dari usaha Penjualan 130,000,000 Rp Harga pokok penjualan 60,000,000 Rp Laba Kotor 70,000,000 Rp Biaya operasi Gaji pegawai 9,000,000 Rp Alat tulis kantor 8,000,000 Rp Biaya pemeliharaan bangunan yang disewakan 7,000,000 Rp PPh Pasal 25 6,000,000 Rp Sanksi keterlambatan penyampaian SPT 5,000,000 Rp Sanksi keterlambatan penyampaian SPT 5,000,000 Rp PBB 4,000,000 Rp Biaya listrik, air, telpon kantor 3,000,000 Rp Biaya listrik, air, telpon rumah 2,000,000 Rp Sumbangan HUT RI 1,000,000 Rp Jumlah biaya usaha 45,000,000 Rp Penghasilan luar usaha Penghasilan dari persewaan bangunan 50,000,000 Rp Bunga pinjaman 10,000,000 Rp Bagian Laba Firma Abadi & Rekan 2,000,000 Rp Jumlah penghasilan luar usaha 62,000,000 Rp Laba Bersih 87,000,000 Rp Tarif PPh Pasal 17 OP Tarif PPh Pasal 17 OP No. Lapisan Penghasilan Tarif 1. S.d. Rp 50.000.000,- 5% 2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15% 3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25% 3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25% 4. Di atas Rp500.000.000,- 30% Pembulatan Pembulatan Ps. 17 ayat (4) Ps. 17 ayat (4) Untuk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh. ke bawah dalam ribuan rupiah penuh. Penghitungan Penghitungan PPh Kurang/Nihil/(Lebih Bayar) PPh Kurang/Nihil/(Lebih Bayar) Penghasilan Netto Fiskal xxxxx PTKP (xxxx) Kompensasi Kerugian (xxxx) Penghasilan Kena Pajak xxxxx Penghasilan Kena Pajak xxxxx PPh Terutang (Tarif x PKP) xxxxx Kredit Pajak Dalam Negeri (xxxx) Kredit Pajak Luar Negeri (xxxx) PPh yg Dibayar Sendiri (Ps 25) (xxxx) PPh Kurang/Nihil/(Lebih Bayar) xxxxx PPh Pasal 29 Kredit Pajak Kredit Pajak Kredit Pajak Dalam Negeri PPh Ps. 21 PPh Ps. 22 PPh Ps. 23 PPh Ps. 23 Kredit Pajak Luar Negeri PPh Ps. 24 PPh yang Dibayar Sendiri PPh Ps. 25 Bulanan STP PPh Ps. 25 (Hanya Pokok Pajak) PPh Ps. 25 AYAT (8) / Fiskal luar negeri PPh Pasal 21 PPh Pasal 21 PPh Pasal 21 PPh Pasal 21 PPh Pasal 22 PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 Rumus Umum PPh 25 Orang Pribadi Rumus Umum PPh 25 Orang Pribadi a Penghasilan neto fiskal tahun lalu . XXX b Penghasilan tidak teratur tahun lalu (XXX) c Penghasilan yg menjadi dasar penghitungan angsuran (a b) XXX d Kompensasi kerugian yg dapat digunakan pada tahun ini . (XXX) tahun ini . (XXX) e Penghasilan Tidak Kena Pajak .. (XXX) f Penghasilan kena pajak (c d e) XXX g Kredit pajak tahun lalu atas penghasilan yg termasuk dalam huruf c yg dipotong / dipungut fihak lain (PPh psl 21/22/23/24) (XXX) h PPh yang harus dibayar sendiri (f g ) .. XXX i PPh psl 25 ( 1/12 x huruf h) .. Rp PPh Pasal 25 Secara Umum PPh Pasal 25 Secara Umum Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun berjalan = sama dengan PPh yang terutang menurut SPT Tahunan PPh tahun pajak yang lalu dikurangi dengan PPh yang telah dipotong/dipungut dikurangi dengan PPh yang telah dipotong/dipungut pihak lain (PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 23) dan PPh yang terutang di Luar Negeri yang boleh dikreditkan (PPh Pasal 24) dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak Penghasilan tidak teratur tidak diperhitungkan dalam menentukan PPh psl 25 Contoh Umum Contoh Umum Tn Amir (TK/0) melakukan usaha penjualan barang hasil impor Laporan Laba Rugi Th 2010 sbb : Penjualan 500.000.000 HPP 300.000.000 Laba Kotor 200.000.000 Biaya usaha 130.000.000 Laba usaha 70.000.000 Pendapatan luar usaha Pendapatan luar usaha Komisi penjualan 15.000.000 Bunga pinjaman 10.000.000 Laba bersih 95.000.000 PPh yang dipotong/dipungut pihak lain PPh 21 150.000 PPh 22 impor 2.500.000 PPh 23 1.500.000 Jumlah 4.150.000 SOAL : Hitung PPh 25 untuk tahun 2011 Bagi Wajib Pajak yang Bagi Wajib Pajak yang Memperoleh Penghasilan Memperoleh Penghasilan Tidak Teratur Tidak Teratur Penghasilan tidak teratur tidak Penghasilan tidak teratur tidak diperhitungkan dalam menentukan PPh psl 25 Contoh Penghasilan Tidak Teratur Contoh Penghasilan Tidak Teratur Tn Joko (TK/0) melakukan usaha penjualan barang hasil impor Laporan Laba Rugi Th 2010 sbb : Penjualan 400.000.000 HPP 300.000.000 Laba Kotor 100.000.000 Biaya usaha 70.000.000 Laba usaha 30.000.000 Pendapatan luar usaha Pendapatan luar usaha Komisi penjualan 15.000.000 Bunga pinjaman 10.000.000 Keuntungan penjualan mobil 5.000.000 Laba bersih 60.000.000 PPh yang dipotong/dipungut pihak lain PPh 21 150.000 PPh 22 impor 500.000 PPh 23 100.000 Jumlah 750.000 SOAL : Hitung PPh 25 untuk tahun 2011 Orang Pribadi Pengusaha Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (OPPT) Tertentu (OPPT) 8agl Wa[lb a[ak orang prlbadl pengusaha LerLenLu, yalLu Wa[lb a[ak orang prlbadl yang mempunyal 1 (saLu) aLau leblh LempaL yang mempunyal 1 (saLu) aLau leblh LempaL usaha, besarnya angsuran pa[ak pallng Llnggl sebesar 0,73 (nol koma Lu[uh llma persen) darl peredaran bruLo. OPPT OPPT Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai Pedagang Pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha. (satu) atau lebih tempat usaha. Pedagang Pengecer adalah orang pribadi yang melakukan: penjualan barang baik secara grosir maupun eceran; dan/atau penyerahan jasa, melalui suatu tempat usaha. Penggabungan penghasilan Penggabungan penghasilan istri psl 8 istri psl 8 Seluruh penghasilan / kerugian wanita kawin dianggap penghasilan / kerugian suaminya suaminya Kecuali penghasilan tersebut semata-mata dari satu pemberi kerja yg telah dipotong PPh 21 dan pekerjaan tsb tdk ada hubungan dg usaha/pek bebas suami/anggota keluarga lainnya Penghasilan istri Penghasilan istri Bekerja pada satu pemberi kerja Bekerja pada lebih dari satu pemberi kerja Melakukan usaha Melakukan pekerjaan bebas Penghasilan istri tidak digabung Status K/... PPh 21 atas penghasilan istri bersifat final (tidak dapat dikreditkan) Penghasilan istri digabung Status K/I/... PPh 21/22/23 atas penghasilan istri dapat dikreditkan Contoh : Istri bekerja pada Contoh : Istri bekerja pada satu pemberi kerja satu pemberi kerja Tn Yusuf seorang pengusaha bahan bangunan, mempunyai seorang Istri bernama Ny Dewi yang bekerja sebagai kasir di Swalayan Mikro. Mereka telah mempunyai seorang anak bernama Abdul. telah mempunyai seorang anak bernama Abdul. Penghasilan netto dari usaha Tn Yusuf Rp 300 Juta Penghasilan Ny Dewi selaku karyawan tetap Swalayan Mikro Rp 100 juta dan dipotong PPh 21 sebesar Rp 9.255.600 Hitung PPh terutang ? Hitung PPh yang Kurang (lebih) bayar ? Contoh : Istri melakukan Contoh : Istri melakukan pekerjaan bebas pekerjaan bebas Tn Permana seorang pengusaha bahan bangunan, mempunyai seorang Istri bernama Ny Linda yang mempunyai usaha catering. Keluarga ini telah mempunyai seorang anak mempunyai seorang anak Penghasilan netto dari usaha Tn Permana Rp 300 Juta Penghasilan netto dari usaha catering Ny Linda Rp 100 juta dan dipotong PPh 23 sebesar Rp 1.500.000 Pertanyaan : Hitung PPh terutang Hitung PPh yang Kurang (lebih) bayar Contoh : Istri bekerja pada Contoh : Istri bekerja pada lebih dari satu pemberi kerja lebih dari satu pemberi kerja Tn Tommy seorang pengusaha bahan bangunan, mempunyai seorang Istri bernama Ny Tata yang bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Jayakarta dan dosen luar biasa di universitas Batavia. Keluarga ini telah mempunyai seorang anak bernama Ratna Penghasilan netto dari usaha Tn Tommy Rp 300 Juta Penghasilan Ny Tata selaku Dosen tetap di Universitas Jayakarta Rp 100 juta dan dipotong PPh 21 sebesar Rp 9.255.600 Sedangkan Penghasilan Ny Tata selaku Dosen luar biasa di Universitas Batavia Rp 90 juta dan dipotong PPh 21 sebesar Rp 7.755.600 Hitung PPh terutang Hitung PPh yang Kurang (lebih) bayar Penghasilan suami Penghasilan suami--istri istri dikenakan pajak secara terpisah dikenakan pajak secara terpisah dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan (PH) dikehendaki oleh isteri yang Suami istri telah hidup berpisah (HB) dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. Penghasilan suami-istri digabung PPh dikenakan pada masing- masing suami-istri sebesar perbandingan penghasilan neto mereka Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan pengenaan pajaknya dilakukan sendiri-sendiri Contoh : perjanjian pisah harta Contoh : perjanjian pisah harta Pak Hartawan mengadakan perjanjian pisah harta dengan istrinya, Ny.Hartawati. Penghasilan netto dari usaha Pak Penghasilan netto dari usaha Pak Hartawan Rp 30 juta, sedangkan penghasilan netto dari usaha Ny Hartawati Rp 20 juta Pak Hartawan & Ny Hartawati memiliki 1 orang anak yang menjadi tanggungan Contoh : perjanjian pisah harta Contoh : perjanjian pisah harta Pak Hartawan mengadakan perjanjian pisah harta dengan istrinya, Ny.Hartawati. Penghasilan netto dari usaha Pak Penghasilan netto dari usaha Pak Hartawan Rp 30 juta, sedangkan penghasilan netto dari usaha Ny Hartawati Rp 20 juta Pak Hartawan & Ny Hartawati memiliki 1 orang anak yang menjadi tanggungan !steri yang memilih untuk menjalankan !steri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. Ny Melinda memilih menghitung kewajiban perpajakannya sendiri terpisah dari suaminya yaitu Tn Andika Penghasilan netto dari usaha Ny Melinda Rp Penghasilan netto dari usaha Ny Melinda Rp 50 juta, sedangkan penghasilan netto dari usaha Tn Andika Rp 150 juta Ny Melinda dan Tn Andika mempunyai 2 orang anak yang menjadi tanggungan Contoh : hidup berpisah Contoh : hidup berpisah Ny Tamara telah berpisah hubungan dengan suaminya, Tn Rafi. Penghasilan Neto dari usaha Ny Tamara sebesar Rp. 100 juta sedangkan penghasilan neto 100 juta sedangkan penghasilan neto dari usaha Tn Rafi sebesar Rp 30.000.000. Keluarga ini telah mempunyai seorang anak, yang menjadi tanggungan Tn Rafi