Roti PDF
Roti PDF
Roti PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Roti
Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan
tambah garam, gula, susu, atau susu bubuk, lemak dan bahan – bahan pelezat
roti dan kelompok biskuit. Produk roti mempunyai struktur berongga-ronga dan
dikembangkan dengan ragi roti dan produk akhirnya bersifat plastis, elastis karena
kadar airnya relatif tinggi. Produk biskuit terdiri dari berbagai bentuk dan
mempunyai struktur lebih padat dengan tektur mulai dari rapuh atau renyah
sampai relatif keras, serta kadar airnya rendah sehingga lebih awet dari pada roti.
Diantara kedua kelompok bakeri tersebut ada jenis lain yaitu cake, yang
kimia. Berdasarkan formulasi adonan roti dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
adonan roti manis, roti tawar dan adonan soft rolls. Adonan roti manis adalah
adonan yang dibuat dari formulasi yang banyak menggunakan gula, lemak dan
telur. Adonan roti tawar adalah adonan roti yang mengunakan sedikit / tanpa gula,
susu skim dan lemak. Sedangkan adonan soft roll adalah adonan roti yang dibuat
dari formula yang menggunakan gula dan lemak relatif lebih banyak dari adonan
roti tawar. Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam
digunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka
roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu
produk bakeri sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang
roti adalah tepung terigu, air, ragi roti dan garam. Bahan pembantu adalah bahan-
bahan yang menyertai bagian utama dalam pembuatan roti untuk mendapatkan
aroma, rasa dan tekstur yang diinginkan. Bahan pembantu ini terdiri dari
shortening, bread improver, susu skim, telur, gula, bahan pengisi serta flavoring.
Pemberian antioksidan (asam askorbat, bromat), dan anti kapang seperti kalium
(Wahyudi, 2003).
1) Tepung Terigu
Protein terigu glutenin dan gliadin pada kondisi tertentu misalnya dalam
pengadonan bila di campur dengan air akan dapat membentuk massa yang elastis
dan ekstensibel, yang populer dalam dunia bakeri dikenal dengan gluten. Glutenin
menentukan struktur produk roti dan memberikan kekuatan pada adonan untuk
menahan gas dari aktivitas ragi. Gliadin memberikan elastisitas dan kekuatan
untuk perenggangan terhadap gluten. Sifat–sifat fisik gluten yang ekstensibel dan
tekstur yang lembut serta elastis. Oleh karena itu sifat tersebut sangat penting
2) Air
Air merupakan bahan yang paling murah dalam pembuatan produk bakeri,
tetapi sangat vital dan besar peranannya pada produk yang mengembang seperti
roti dan donat. Fungsi air dalam pembuatan roti sebagai berikut:
− Berfungsi sebagai pelarut bahan – bahan seperti garam, gula, susu dan mineral
− Mempertahankan rasa lezat roti lebih lama bila dalam roti terkandung cukup
air
adonan
3) Ragi Roti
Ragi roti atau yeast adalah mikroorganisme hidup jenis khamir yang sering
terkendali dengan baik, maka akan menghasilkan produk bakeri seperti roti dan
donat yang baik, dalam arti mempunyai volume dan tekstur yang baik serta cita
rasa yang enak. Selama proses fermentasi akan terbentuk CO2 dan ethyl alkohol.
penghasil CO2. Gas CO2 yang terbentuk menyebabkan adonan roti mengembang
dan alkohol berkontribusi dalam membentuk aroma roti. Kondisi fermentasi yang
ideal pada temperatur 30-38°C dan kelembaban 75-80%. Kondisi untuk ragi yang
(glukosa), suhu 26 - 28°C dan tersedianya oksigen. Suhu ideal absolut fermentasi
adalah 38°C pada kelembaban relatif 80%. Proses fermentasi oleh ragi juga
berhubungan dengan aktivitas enzim yang terdapat pada ragi. Enzim yang terdapat
pada ragi adalah invertase, maltase dan zymase. Gula pasir atau sukrosa tidak
− Invertase mengubah sukrosa menjadi invert sugar (glukosa dan fruktosa) yang
difermentasi secara langsung oleh ragi. Sukrosa dalam adonan akan diubah
− Maltase mengubah malt sugar atau maltosa yang ada pada malt syrup menjadi
membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi. Ragi yang telah lama
atau telah rusak sebaiknya tidak digunakan karena akan menghasilkan enzim
proteolitik yang dapat merusak gluten dari tepung dan menurunkan kualitas roti.
Ragi basah maupun ragi kering mempunyai aktivitas yang baik jika disimpan
pada suhu sekitar 6°C. Suhu dibawah 25°C menurunkan aktivitasnya. Pada
4) Garam
Setiap produk bakeri tidak bisa dikatakan baik jika tidak memiliki rasa dan
aroma yang enak. Garam dan flavor (penambah rasa dan aroma) biasanya
− Memperkuat cita rasa bahan lain, rasa manis gula akan lebih terasa jika ada
garam
dengan ragi
basah
misalnya jika ragi dilarutkan dalam air yang telah ditambah garam, maka
pertumbuhannya ragi akan terhambat hal ini bisa mengakibatkan fermentasi yang
lambat dan cita rasa produk yang kurang baik. Selisih pemakaian garam lebih dari
merupakan racun bagi yeast. Penambahan jumlah garam yang terlalu banyak akan
sedikit garam yang digunakan akan menyebabkan adonan menjadi hambar dan
akan mengurangi volume adonan, karena gluten tidak mempunyai daya regang
yang cukup. Jika tidak ada garam yang ditambahkan kedalam adonan maka
hasilnya adalah kulit akan terlihat sangat pucat dan terjadi pengerutan pada roti
5) Shortening
Istilah shortening digunakan oleh pekerja dibidang bakeri untuk semua lemak
ability).
Gula yang biasa digunakan dalam pembuatan produk bakeri adalah gula
sukrosa (gula putih dari tebu atau dari beet) baik berbentuk kristal maupun
berbentuk tepung, tetapi ada juga roti yang menggunakan gula merah yaitu roti
Dalam adonan gula dapat menyerap air dan membuat adonan lebih encer atau
lengket sehingga perlu diperhatikan dalam penambahan atau pengurangan air agar
jumlahnya yaitu 5-20% dari berat tepung. Gula dapat memperlambat aktivitas ragi
karena gula meningkatkan tekanan osmotik dari adonan sehigga perlu dilakukan
7) Telur
− Meningkatkan pengembangan
mengkilap.
Telur juga akan meningkatkan krim dan jumlah sel udara yang terbentuk.
Selama pemanggangan, sel udara mengembang dan uap air yang terbentuk akan
yang lebih baik pada crumb roti. Protein putih telur mempunyai sifat yang mirip
dengan gluten karena dapat membentuk lapisan yang cukup kuat untuk menahan
gas yang dihasilkan selama proses fermentasi. Pada proses baking, lapisan protein
ini mengeras dan memberikan struktur yang baik pada remah (crumb).
8) Susu
− Memperbaiki gizi karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosa dan
kalsium.
gula),
− Menghasilkan kulit yang enak dan crispy serta bau aromatik (aromatic smell)
produk tersebut adalah gas yang dihasilkan oleh ragi (yeast). Bahan pengembang
mengembang tanpa perlu bantuan ragi. Bahan tambahan yang sering digunakan
untuk membantu pengembangan roti maupun donat atau biasa disebut improver
antara lain Dimodan, Serrol-500, Supermix, Baker’s Bonus, Puratos dan CA-50.
tumbuh sempurna
perkembangan ragi
− Penguat gluten.
− Meningkatkan volume
Bahan pengisi digunakan sebagai bahan pembantu dalam produk roti manis
dan donat untuk meningkatkan cita rasa dan variasi produk yang dihasilkan.
Bahan pengisi yang sering digunakan dalam pembuatan roti manis dan donat
antara lain keju, cokelat, kismis, selai nenas, strawbery, pisang, mentega kacang,
Syarat mutu untuk roti yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia
2.3 Fungi
untuk nutrisinya (sumber karbon dan energi). Bila sumber nutrisi tersebut
diperoleh dari bahan organik mati, maka fungi tersebut bersifat saprofit. Fungi
menguraikannya menjadi zat yang lebih sederhana. Dalam hal ini, fungi bersifat
menguntungkan sebagai elemen daur ulang yang vital. Beberapa fungi juga
(mushroo), dan beberapa fungi yang bersimbiosis dengan akar tanaman tertentu
nama mikoriza. Beberapa fungi juga bersifat parasit dengan memperoleh senyawa
organik dari organisme hidup. Dialam hal ini, fungi bersifat merugikan karena
terdapat dua istilah yaitu kapang (mold) yang merupakan fungi berfilamen dan
multiseluler, dan khamir (yeast) yaitu bentuk fungi berupa sel tunggal dengan
tunas atau spora, maupun secara seksual dengan peleburan inti dari kedua
induknya. Pada pembelahan, sel akan membagi diri membentuk dua sel yang
sama besar, sedangkan pertunasan (budding), sel akan tumbuh dari penonjolan
kecil dari sel induk. Spora fungi dibentuk dari hifa udara atau aerial hyphae, dan
dapat berupa spora seksual ataupun spora aseksual. Spora aseksual dibentuk oleh
hifa dari satu individu fungi. Bila spora aseksual bermigrasi, spora tersebut akan
menjadi fungi yang secara genetik identik dengan induknya (Pratiwi, 2008).
Spora seksual dihasilkan dari fusi dua inti dengan tipe seks yang berlawanan
dari satu spesies fungi yang sama. Fungi yang tumbuh dari spora seksual akan
seksual terdiri dari tiga tahap, yaitu plasmogami, saat inti sel haploid dari sel
donor (+) mempenetrasi sitoplasma sel resipien; karyogami, saat inti (+) dan inti
(-) berfusi menghasilkan inti zigot diploid; serta miosis saat inti diploid membelah
organik, dan oksigen untuk prtumbuhannya. Lingkungan yang hangat dan lembap
lingkungan yang banyak mengandung banyak gula dengan tekanan osmotik tinggi
dan kondisi asam yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri. Fungi
berbeda dengan bakteri dilihat dari kondisi lingkungan tempat hidupnya dan
karakteristik nutrisinya. Fungi tumbuh baik pada pH ± 5 yang terlalu asam bagi
bakteri, lebih tahan terhadap tekanan osmotik sehingga dapat tumbuh dengan baik
pada kadar garam atau kadar gula yang tinggi, dapat hidup pada substansi dengan
lignin sehingga dapat tumbuh pada substrat–substrat seperti dinding kamar mandi,
1. Kandungan air
khamir atu bakteri. Namun, batasan (pendekatan) kandungan air total pada
makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dpat diestimasikan, dan dikatakan
bahwa kandungan air dibawah 14–15% pada biji–bijian atau makanan kering
pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar 25–30°C,
namun beberapa tumbuh baik pada suhu 35–37°C atau lebih, misalnya pada
dapat tumbuh baik pada suhu dingin, dan beberapa masih dapata tumbuh pada
suhu dibawah pembekuan (-5 s/d 10°C). Hanya beberapa yang mampu tumbuh
8,5), walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada kondisi asam.
5. Senyawa penghambat
Tubuh kapang dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan spora.
Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa. Bagian hifa
yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif. Sedangkan hifa
yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut dengan hifa reproduksi atau hifa
Beberapa kapang psikotrofik dapat tumbuh pada suhu 0°C, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada daging atau sayur pada kulkas (Rachmawan, 2001).
dan menelan bahan organik dan bakteri seperti halnya protozoa. Sedangkan
terbungkus dinding yang nyata. Kapang lendir dibagi menjadi tiga kelompok
2. Kapang air: organisme serupa kapang yang tersusun atas sel-sel dengan
parasit yang tumbuh diperairan tawar atau pada hewan dan tumbuhan yang
sudah membusuk. Jamur karat (rust) dan midlew tergolong ke dalam kapang air
(Pratiwi, 2008).
2.5 Khamir
miselium semu. Ukurannya juga bervariasi. Struktur yang dapat diamati meliputi
2. Reproduksi
menghasilkan askospora melalui konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora
yang menghasilkan sel anakan kecil. Jumlah spora dalam askus bevariasi
Sulit membedakan antara khamir dengan bakteri pada medium agar, kecuali
dengan mikroskop. Koloni khamir yang masih muda biasanya lembab dan sering
berlendir dengan warna putih. Beberapa berwarna merah muda. Khamir ada yang
dapat tumbuh dengan membentuk lapisan film pada permukaan medium cair
sedang yang fermentatif tumbuh dala medium cair. Khamir yang memiliki fungsi
merupakan khamir yang digunakan dalam industri wine dan bir, dalam bidang
pangan digunakan dalam pengembangan adonan roti yang dikenal dengan ragi
roti. Selain itu Saccharomyces roxii yang digunakan dalam pembuatan kecap dan
2.6 Sterilisasi
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
virus, mycoplasma) yang terdapat pada/di dalam benda. Proses ini melibatkan
aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu
121°C kecuali dinyatakan lain). Prinsip kerja alat adalah udara di dalam bejana
sterilisasi diganti dengan alat pembuka atau penutup khusus (Ditjen POM, 1995).
menggunakan panas kering biasanya dilakukan dengan suatu proses bets di dalam
suatu oven yang di disain khusus untuk tujuan itu. Oven moderen dilengkapi
Validasi sterilitas sterilisasi panas kering dilakukan dengan cara yang sama seperti
pada sterilisasi panas uap. Unit yang digunakan untuk sterilisasi komponen seperti
wadah larutan untuk intravena, harus dijaga agar dapat dihindari akumulasi
partikel di dalam bejana sterilisasi. Rentang suhu khas yang dapat di terima di
dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15 menit, jika alat sterilisasi
beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250°C (Ditjen POM, 1995).
termal sering dilakukan jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap
suhu tinggi pada proses sterilisasi uap atau panas kering. Bahan aktif yang
umumnya digunakan pada sterilisasi gas adalah etilen oksida dengan kualitas
mensterilkan yang dapat diterima. Keburukan dari bahan aktif ini antara lain
sesuai, bersifat mutagenik, dan kemungkinan adanya residu toksik didalam bahan
yang disterilkan, terutama yang mengandung ion klorida. Proses sterilisasi pada
autoklaf. Tetapi dengan tambahan bagian khusus yang hanya terdapat pada alat
sterilisasi yang menggunakan gas. Fasilitas yang menggunakan bahan gas sesudah
proses sterilisasi, mampu untuk memantau mikroba yang masih hidup, dan
mengurangi paparan gas yang sangat berbahaya terdapat petugas yang menangani
peningkatan pengunaan sterilisasi radiasi. Tetapi cara ini juga dapat digunakan
pada sediaan obat dan sediaan akhir. Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi
reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur, dan kenyataan yang
pengendalian yang penting adalah dosis radiasi yang diserap, dan dapat diukur
secara tepat. Oleh karena sifat khas tersebut, banyak prosedur baru yang
dikembangkan untuk menetapkan dosis sterilisasi. Walapun begitu hal ini masih
terdiri dari,suatu matriks berpori bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah
yang tidak permeabel. Efektivitas suatu penyaring media atau penyaring substrat
tergantung pada ukuran pori bahan dan dapat tergantung pada daya adsorpsi
bakteri pada atau didalam matriks penyaring atau tergantung pada mekanisme
ada cara penyaringan alternatif lain yang mungkin digunakan. Jika penyaring
penyaringan meliputi adanya penyaring yang tidak melepas serat diletakkan pada
arah hilir atau sesudah langkah penyaringan awal (Ditjen POM, 1995).